DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
Anggota kelompok 5
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL …………………………………………………………………………….. I
LEMBARAN PERSETUJUAN ………………………………………...................... Ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………..................... Iii
DAFTAR ISI .……………………………………………………………………….. Iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………... V
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
B. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ……………………………………………. 3
C. Tujuan ……………………………………………………………………….. 3
D. Cara Pengumpulan Data ……………………………………………………. 4
E. Peserta Praktek ……………………………………………………………… 4
BAB II. Tinjauan Pustaka
A. Defenisi Menajemen Keperawatan …………………………………………. 5
B. Fungsi – Fungsi Manajemen ……………………………………................... 5
C. Lingkup Manajemen Keperawatan …………………………………………. 9
D. Bagian-bagian dalam Model Praktik Keperawatan Professiona …………… 14
BAB III. Analisis Situasional Ruang Perawatan Interna Wanita
A. Sejarah Rumah Sakit ……………………………………………................... 27
B. Visi, Misi, Motto, Ruangan Interna Wanita ……………………………….... 27
C. Struktur Organisasi ………………………………………………………….. 28
D. Denah Ruangan Interna Wanita ……………………………………….......... 29
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen selama 4 minggu diharapkan mahasiswa
mampu memahami manajemen keperawatan di Ruang Interna Wanita RSUD
Dr. M Haulussy Ambon.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan di Ruang Interna Wanita
mahasiswa mampu:
a. Melakukan analisa tentang gambaran umum Ruang Interna Wanita RSUD Dr. M
Haulussy Ambon.
b. Melakukan analisa dari aspek manajemen di Ruang Interna Wanita RSUD Dr. M
Haulussy Ambon.
c. Mengidentifikasi dan menyusun prioritas permasalahan yang ada di Ruang Interna
Wanita RSUD Dr. M Haulussy Ambon.
d. Menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada di Ruang Interna
Wanita RSUD Dr. M Haulussy Ambon.
e. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disusun
sesuai prioritas di Ruang Interna Wanita RSUD Dr. M Haulussy Ambon.
E. Peserta Praktek
Mahasiswa tahap profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Maluku Husada Angkatan X dengan anggota : Aisa Simintuat, S.Kep,
Fitriani Salampessy, S.Kep, La Sumitron, S. Kep, Pingkan Patresia Alfons, S.Kep, Sulasri
Sudin, S. Kep, Veny Chintya Pelamonia, S.Kep
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3) Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,
menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi
efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan
manajemen konflik. Pengarahan yaitu penerapan perencanaan
dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan
sebagai padanan pengarahan adalah pengkoordinasian,
pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya yang
c. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan
yang dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara
bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral
dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis
dalam pengambilan keputusan adalah :
1) Identifikasi masalah.
2) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah.
3) Pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan
melaksanakannya.
4) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.
Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-
langkah proses keperawatan yaitu :
1) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih
holistic.
2) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari
masalah masalah keperawatan.
3) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah.
4) Implementasi rencana, dan
5) Evaluasi hasil tindakan.
d. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam
sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian
yang baik, maka informasi mengenai keadaan Kesehatan pasien
dapat diketahui secara berkesinambungan.
Di samping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang
pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi
berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi Kesehatan,
sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data
untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan
pertanggung gugatan asuhan keperawatan.
Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien.
Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format pengkajian,
rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan catatan
perkembangan pasien.
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai
rumah sakit, Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP
tediri lima komponen yaitu nilai – nilai professional yang merupakan
inti MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian asuhan
keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan
pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.
D. Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah
pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu
rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara
mencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan, bagaimana
indikator/tolak ukur untuk mencapai tujuan serta kegiatan apa yang harus
dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan.
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan
keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat
pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan
profesional. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat
sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisienn
(Swansburg, 1993).
1. Pengertian Perencaan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).
Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang
apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana
kegiatan itu dilakukan.
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan keputusan yang
telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan
di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 2007). Perencanaan adalah
sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (Hasibuan, 2005 dalam Asmuji, 2012).
2. Jenis Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan
Dalam manajemen keperawatan kegiatan perencanaan adalah
membuat perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek. Perencanaan jangka pendek atau disebut juga “Perencanaan
operasional” adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu jam
sampai dengan satu tahun, perencanaan jangka menengah adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun (Marquis
& Huston, 1998), sedangkan perencanaan jangka panjang atau sering
disebut “perencanaan strategis” adalah perencanaan yang dibuat untuk
kegiatan tiga samapai dengan dua puluh tahun (Swansburg, 1993).
Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya hanya dibuat untuk
jangka pendek. Menurut Keliat, dkk (2009), rencana jangka yang dapat
diterapkan di ruang di ruang perawatan adalah rencana harian, rencana
bulanan dan rencana tahunan.
a. Rencana Harian
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing
perawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencan harian ini
dibuat oleh kepala ruang, ketua tim/perawat primer, dan
perawat pelaksana.
b. Rencana Bulanan
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam
satu bulan. Rencana bulanan ini harus disinkronkan dengan
rencana harian. Rencana bulanan dibuat oleh kepala ruang dan
ketua tim/perawat primer.
c. Rencana Tahunan
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun
sekali. Rencana tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi
kegiatan tahun sebelumnya. Rencana tahunan dibuat oleh
kepala ruang.
3. Rencana Harian Perawat Pelaksana
Rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan
untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana
harian dari perawat pelaksana ini harus terorganisir, terarah, benar-
benar dipahami dan dilaksanakan karena tindakan dari perawat
pelaksana langusng berhubungan dengan pelayanan keperawatan
kepada pasien.
Rencana harian perawat pelaksana meliputi kegiatan : operan,
pre conference dan post conference, melaksanakan tindakan asuhan
keperawatan, dan mendokumentasikan asuhan keperawatan.
Penilaian rencana harian perawat berguna untuk menilai
keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi
menggunakan instrumen dan mengisinya setiap hari oleh setiap
ketua tim.
BAB III
ANALISIS SITUASIONAL RUANG INTERNA WANITA
Misi
a. Meniingkatkan asuhan keperawatan yang optimal mulai dari tahap pre
interaki, interaksi, terminasi dan dokumentasi sesuai standar yang berlaku.
b. Meningkatkan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
c. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.
d. Melindungi pasien, pengunjung dan tenaga medis dari resiki infeksi
nasokomial (INOS)
e. Memperbaiki dan mempertahankann suasana lingkungan kerja yang nyaman
dan harmonis.
f. Meninngkatkan kebersihan dan kerapihan ruanngan.
Motto
STRUKTUR ORGANISASI
(RUANG INTERNA WANITA)
RUMAH SAKIT Dr. M. HAULUSSY AMBON
KEPALA RUANGAN
KETUA TIM II
Ns. JACQUELINE LATUNY, S.Kep
Ns ASMAWATI SAIMIMA, S.Kep
KETUA TIM I
PASIEN PASIEN
KAMAR 2, 3, 5 TT 13/21
TT 6 s/d 12
Administrasi Ruang
Dokter
Ruang Ruang
Perawat Kepru
K1
K4
T. Digunakan
T. Digunakan
K5
K2 T. Digunakan
T. Digunakan
Gudang/
K. 3 Tempat cuci
Dipakai tangan
Bet 1
B. 1 B. 5
B. 2 B. 6
B. 3 B. 7
B. 4 B. 8
Bet 2
B. 9 B. 13
B. 10 B. 14
B. 11 B. 15
B. 12 B. 16
Pintu
D. Sarana dan Fasilitas (M2-Material)
1. Fasilitas dan Peralatan Medis
Ketersediaan alat
NO. JENIS ALAT Ada Tidak ada Jumlah
Alat-Alat Kesehatan :
1 Stetoskop dewasa √ 1
2 Bak instrumen √ 2
3 Kom kecil √ 1
4 Sterilisasi set √ 1
5 Alat suction √ 1
6 Alat timbangan √ 2
7 Kursi roda √ 2
8 Urinal √ _
9 Torniquet √ 1
10 Nebulizer √ 1
11 Bengkok √ 2
12 Sampah medis √ 1
14 Tabung o2 transport √ 3
15 EKG √ 1
16 Pispot pr/lk √ -
17 Tensi √ 2
18 SPO2 √ 1
19 Ambubag besar √ 1
20 Flometer √ 4
21 Blood warmer √ 2
22 Infus pump √ 1
23 Syrem pump √ 2
24 Set perawatan luka √ 2
25 Handscoon √
26 Kasa √
27 Kapas √
28 Thermometer √ 1
29 Infus set √ 2
30 Transfuse set √ 2
31 Buli-buli air panas √ -
32 Brankar √ 4
33 APAR √ 2
Alat Non Medis:
1 Tempat tidur √ 17
2 Standar infus √ 17
3 AC/Kipas √ 10
4 Televisi √ -
5 Kulkas √ 1
6 Kursi penunggu √ 2
7 Meja dokter √ 2
8 Kursi dokter √ 2
9 Almari linen √ 1
10 Almari alkes √ 1
11 Baskom mandi √ -
12 Komputer √ -
13 Loker obat √ 1
14 Tempat linen kotor √ 1
15 Rak sepatu √ 1
16 Antiseptik handrub √ 4
17 Tirai pasien √ 2
18 Iphone √ -
Linen:
1 Sprei √ 34
2 Sarung bantal √
3 Stik laken √ -
4 Selimut √
5 Perlak √ -
6 Deken tebal - - -
7 Deken Strep √ -
8 Sampiran √ 2
9 Kasur Dekubiktus √ 2
2. Sarana Penunjang
a. Sumber listrik
Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik, diperlukan aliran listrik yang
cukup, sumber listrik dari PLN
b. Sumber air
Sumber air yang digunakan diruang interna wanita cukup baik untuk memenuhi
kebutuhan air
c. Penerangan
Penerangan diruang interna wanita cukup baik, setiap ruangan ada lampu
penerangan
d. Alat komunikasi
Ruangan belum dilengkapi bel dan juga tidak memiliki iphone
3. Ruang Perawatan
a. Fasilitas ruang perawatan
- 4 Ruang Kamar Kosong (Tidak Terpakai) dilengkapi dengan tempat tidur,
kamar mandi, kursi penunggu juga lemari dan AC
- Ruang Bangsal Wanita dilengkapi dengan tempat tidur, kursi penunggu,
lemari dan AC
- WC/kamar mandi
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan :
- Ruang Nurse Station
- Ruang Kepala Ruang
- Ruang Perawat
- R. Tindakan
- WC/Kamar mandi
- Gudang
E. Ketenagaan
1. Kualifikasi Tenaga Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1. S1 / Profesi (Ns) 8 PNS
1 Honor
2. D3 Keperawatan (Amd.Kep) 7 PNS
2 Honor
2. Tenaga Non Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Staf Administrasi 2 Orang Honor
2 Ahli Gizi 1 Orang PNS
3 Kesling 1 Orang PNS
4 Cleaning Service 1 Orang Kontrak
Nilai parameter BOR yang ideal 60-85% . Dari hasil penjumlahan didapatkan
nilai parameter BOR ruang perawatan Interna wanita belum termasuk nilai ideal
karena rendahnya nilai parameter BOR 43%.
3. Lentgth Op Stay ( LOS )
Rumus :
( Jumlah hari perawatan dirumah sakit )
( Jumlah penderita keluar ( hidup+ mati ) )
228
= 5 hari
( 44 )
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Secara
umum nilai ALOS ya ng ideal adalah antara 6-9 hari.
4. Bed Turn Over ( BTO )
Rumus :
( Jumlah penderita keluar (hidup +mati ) )
( Jumlah TT )
44
=2
17
BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat
tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
5. Turn Over Internal ( TOI )
Rumus :
ALUR MASUK
RUANG INTERNA WANITA
PASIEN
PEMERIKSAAN
RUANGAN PERAWATAN PENUNJANG
INTERNA WANITA LABORATORIUM
RADIOLOGI
CT. SCAN
FISIOTERAP
ENDOSKOPI
INSTALASI PEMULASARAN
JENAZAH
J. Model Asuhan Keperawatan (M3-Method)
1. Penerapan metode perawatan pasien
Metode yang digunakan diruang interna wanita yaitu metode tim dan dalam tim
tersebut di modifikasi dengan metode ketua Tim dan perawat pelaksana. Hal ini di
maksudkan untuk kenyamanan kerja perawat dan menerapkan fungsi ketua tim
sebagai perawat yang bertanggung jawab atas timnya dan bertanggung jawab atas
program terapi yang ada di timnya, serta perawat pelaksana yang menjalankan
program-program sesuai dengan program yang dibuat oleh ketua tim.
2. Timbang Terima (Operan)
a. Pra Timbang Terima
Pelaksanaan timbang terima akan dilakukan apabila kedua kelompok
pergantian shif sudah siap dan berkumpul di Nurse Station meskipun jumlah
personal belum lengkap. Timbang terima untuk shift pagi dilakukan pukul 08.00
WIT, dan malam pukul 20.00 WIT. Kelompok yang bertugas akan menyiapkan
catatan (worksheet), buku timbang terima, dan perawat yang shift saat itu akan
mengoperkan. Setelah timbang terima di Nurse Station selanjutnya perawat akan
berkeliling ke bed pasien untuk operan antar perawat shif.
Masalah yang ditemukan : Timbang terima (Operan) sudah Optimal dilakukan
b. Pelaksanaan Timbang Terima
Timbang terima di ruang interna wanita dilakukan setiap pergantian shift dan
tahap-tahap dari timbang terima dijalankan secara maksimal karena semua
perawat menimbang terimakan pasien sesuai SOP dengan komunikasi SBAR yang
benar, Sementara itu untuk dokumentasi timbang terima sendiri dengan
menggunakan buku. Untuk format penulisan dokumentasi timbang terima yaitu:
nama, diagnosa medis, kelas dan nomor ruangan, intervensi yang telah dilakukan
dan yang belum dilakukan. Penulisan data subjektif, objektif, dan intervensi yang
dilakukan.
3. Pre dan post conference
Pre conference dilakukan oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim, dan biasanya dilakukan pada
shif pagi, Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim, terkait aspek klinik
sebelum melaksanakan asuhan pada pasien. Sementara itu Post conference akan
dilakukan bersamaan dengan operan pada shif berikutnya yang dipimpin oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Berdasarkan observasi pre dan post
conference dilakukan setiap hari.
4. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan di Ruang interna wanita dilakukan dengan melibatkan
dokter, perawat juga keluarga. Namun ronde keperawatan jarang dilakukan
karena akan dilakukan bila ada pasien dengan masalah keperawatan kompleks
yang masalah keperawatannya belum dapat teratasi sehingga membutuhkan
perencanaan pelayanan keperawatan yang lebih baik dan efektif yang melibatkan
antar staff keperawatan, juga keluarga dan pasien, serta memberikan kesempatan
pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.
Masalah yang ditemukan : Ronde keperawatan sudah lama tidak dilakukan.
5. Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama pengkajian data,
didapatkan system pengelolaan obat yaitu desentralisasi obat. Pembelian obat
yang dibeli dari apotek oleh keluarga pasien diberikan kembali kepada perawat
untuk disimpan dilemari obat. Alur pengelolaan obat yang dilaksanakan di ruang
interna wanita RSUD Dr M Haulussy Ambon sebagai berikut :
a. Resep dari dokter didokumentasikan dalam resep obat, lalu perawat memberikan
kepada keluarga pasien.
b. Resep dibawa oleh keluarga pasien ke loket farmasi untuk ditukar dengan obat.
c. Obat yang diterima keluarga pasien diserahkan kepada perawat di Nurse Station,
lalu di cek macam obat, jumlah dan nama pasien.
d. Setelah obat diterima, obat dipilah menjadi obat injeksi dan obat oral serta cairan
infuse, dan disimpan di tempat penyimpanan obat
e. Bila obat tertentu yang dibutuhkan pasien habis, perawat mengambil obat dari
ruangan dan diberikan, setelah itu obat tersebut diganti.
Obat injeksi penyimpanannya dan oral disimpan di box obat masing-masing
pasien yang telah diberi nama pasien
Cairan infuse dan perangkat dan alat kesehatan lainnya diletakan diatas meja
instrument dan bedside cabinet dan tidak dimasukkan di dalam almari alkes
Masalah yang ditemukan : Kerapian alat tertata dengan baik karena ada almari
alkes untuk menyimpan obat-obat dan alat-alat kesehatan.
6. Supervisi
Supervisi keperawatan di ruang interna wanita dilakukan dan berdasarkan hasil
observasi sudah terlaksana dengan baik, kepala ruangan dan ketua tim selalu
melakukan evaluasi setiap hari terkait asuhan keperawatan yang dilakukan, begitu
juga dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan serta evaluasi
kinerja perawat pelaksana setiap harinya.
Masalah yang ditemukan Namun yang diharapkan disini terkait kedisiplinan
misalkan kepatuhan/kedisiplinan terhadap jam kerja mungkin lebih harus diperhatikan
lagi.
7. Discharge Planning
Berdasarkan hasil observasi Di Ruang Interna Wanita Disharge planning sudah
dilakukan dengan baik, dokter menjelaskan kondisi pasien dan memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien saat melakukan visite. Pasien biasanya diberi
surat kontrol. Surat kontrol yang berisi : Nama, diagnose medis, obat yang diberikan,
tanggal MRS, dan tanggal kontrol. Dan perawat memberikan informasi kepada pasien
maupun keluarga tentang perawatan selama di rumah, jadwal kontrol dan waktu
minum obat dengan jelas.
8. Dokumentasi Keperawatan
Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang interna wanita yang
diterapkan sudah memiliki sistem yang baik. Selain itu juga tersedianya sarana dan
prasarana untuk tenaga kesehatan seperti tenaga adminitrasi dan lembar dokumentasi.
Dalam dokumentasi keperawatan, pengkajian menggunakan model SOR dan diagnosa
keperawatan sampai evaluasi menggunakan S-O-A-P. Ruang interna wanita sistem
pendokumentasian masih dilakukan secara manual (tertulis) tidak menggunakan
sistem komputerisasi yang dilengkapi dengan SAK dengan sistem print out dan SOP
juga tersedia. Namun ruangan tidak memiliki SAK dan PAK sebagai patokan
penentan diagnosa pada pasien.
9. Pembiayaan (M4-Money)
Tidak dikaji
10. Mutu (M5-Machine)
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama satu minggu dengan jumlah
pasien yang di berikan kueisioner yaitu 10 orang di peroleh bahwa 90% pasien
mengatakan bahwa perawat memperkenalkan diri pada pasien. Dalam melayani
pasien, perawat selalu bersikap sopan dan ramah. Saat menerima pasien baru,
perawat selalu menjelaskan peraturan dan tata tertib Rumah Sakit, fasilitas yang
tersedia di Rumah Sakit, dan tempat-tempat mana yang paling penting untuk
kelancaran perawatan seperti kamar mandi, ruang perawat, administrasi.
Perawat juga selalu menjelaskan tujuan perawatan yang akan dilakukan pada
pasien, sehingga pasien/keluarga dapat mengerti mengenai tindakan yang akan
diberikan. Kepala ruang maupun perawat pelaksana lainnya wajib memberikan
informasi kepada pasien tentang perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien.
91% pasien mengatakan bahwa perawat memperhatikan keluhan pasien dan
selanjutnya menanggapi keluhan yang dirasakan oleh pasien. Di samping itu juga,
perawat memberikan keterangan tentang masalah yang dihadapi oleh pasien. Saat
melaksanakan tindakan keperawatan, pasien mengatakan bahwa perawat selalu
memberikan penjelasan sebelum tindakan keperawatan diberikan. Selanjutnya
perawat meminta persetujuan kepada pasien/keluarga sebelum melakukan tindakan.
Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan sebelum tindakan keperawatan diberikan berupa
prosedur tindakan, risiko atau bahaya dari suatu tindakan, dan lain-lain. Semua itu
menurut pernyataan pasien melalui observasi, telah dijelaskan oleh perawat dengan
lengkap dan jelas.
Perawat selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien secara rutin,
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. Menurut pernyataan pasien dalam
observasi, selain cleaning service perawat juga turut membantu dalam hal kebersihan
dan kerapihan Rumah Sakit. 91 % pasien mengatakan bahwa perawat melakukan
tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri, serta berhati-hati. Pasien juga
menyatakan bahwa setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai
keadaan dari pasien, misalnya perasaan pasien setelah diberikan tindakan, reaksi
pasien setelah tindakan, dan perubahan-perubahan lainnya. Setelah tindakan
diberikan, perawat wajib mencatat atau mendokumentasikan dalam buku laporan,
status pasien, atau list pasien.
Hasil kesimpulan dari pembagian kuesioner “Tingkat Kepuasan Pasien”
kepada 10 pasien yaitu didapati 100% pasien merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat di ruang interna wanita.