Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi Remaja


Sub pokok bahasan : Bahaya Pornografi di Kalangan Remaja
Sasaran : Remaja
Waktu :
Hari/tanggal :
Tempat : SMAN 14 MAROS
Penyuluh : Dewi Pratiwi Said

A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan remaja di dapat memahami tentang
bahaya pornografi bagi remaja.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, Anak Remaja dapat memahami
tentang bahaya pornografi.
1. Menjelaskan kembali pengertian Pornografi pada remaja
2. Mengetahui presentase pertumbuhan kasus pornografi di dunia dan di
indonesia.
3. Menyebutkan dampak yang timbul dari aksi pornografi pada remaja.
4. Menyebutkan cara penanggulangan kasus pornografi pada remaja
5. Menyebutkan Faktor-Faktor yang mempengaruhi aksi Pornografi.

B. METODE
Presentasi/Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab
C. MEDIA
In Fokus, Demonstrasi Video
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pembukaan 1. Memberi salam. 1. Menjawab salam dan
2. Kontrak waktu Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 2. Menjawab pertanyaaan
tentang bahaya Pornografi tentang bahaya Pornografi .
4. Mengajukan pertanyaan
untuk menggali
pengalaman sasaran
tentang bahaya Pornografi

20 Menit Kegiatan 1. Menjelaskan pengertian 1. Sasaran menyimak


Inti dari Bahaya Pornografi penjelasan tentang
pada Remaja. pengertian dari bahaya
2. Menyebutkan dampak dari Pornografi
aksi pornografi. 2. Sasaran menyebutkan
3. Menyebutkan Cara Dampak dari Aksi
Penanggulangan Bahaya Pornografi.
Pornografi. 3. Sasaran mampu
4. Menyebutkan Faktor- menyebutkan Cara
Faktor yang Penanggulangan Bahaya
mempengaruhi aksi Pornografi.
Pornografi. 4. Sasaran mampu
menyebutkan Faktor-Faktor
yang mempengaruhi aksi
pornografi.

5 Menit Penutup Bersama-sama dengan peserta Bersama-sama dengan penyuluh


menyimpulkan : menyimpulkan :

1. Pengertian dari Bahaya 1. Pengertian dari Bahaya


Pornografi Pornografi
2. Dampak dari aksi 2. Dampak dari aksi
pornografi. pornografi.
3. Cara Penanggulangan 3. Cara Penanggulangan
Bahaya Pornografi. Bahaya Pornografi.
4. Faktor-Faktor yang 4. Faktor-Faktor yang
mempengaruhi aksi mempengaruhi aksi
Pornografi. Pornografi.
E. EVALUASI DAN PROSEDUR
1. Selama dilakukan penyuluhan
2. Setelah dilakukan penyuluhan

Cara  : Evaluasi lisan

Butir-butir pertanyaaan :

1. Jelaskan pengertian dari Bahaya Pornografi.


2. Sebutkan Dampak yang ditimbulkan Dari Aksi Pornografi
3. Sebutkan cara Penanggulangan Dari Bahaya Pornografi.
MATERI

PORNOGRAFI DI KALANGAN REMAJA

A. Pengertian Pornografi
Pornografi adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia
secara terbuka (eksplisit) dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual).
Pornografi dapat menggunakan berbagai media teks tertulis maupun lisan, foto-foto,
ukiran, gambar, gambar bergerak (termasuk animasi), dan suara seperti misalnya
suara orang yang bernapas tersengal-sengal. Film porno menggabungkan gambar
yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan/atau suara-suara erotik lainnya,
sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis.
Internet berawal dari institusi pendidikan dan penelitian di Amerika Serikat,
DARPA(Department of Defense Advanced Research Projects Agency). Misi awalnya
sederhana, yaitumencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan
para peneliti dengan berbagaisumber daya jauh seperti sistem komputer dan
pangkalan data yang besar. Keberhasilan tersebutmembantu membudidayakan
sejumlah jaringan lainnya, yang kemudian menjadi saling berhubungan;25 tahun
kemudian, sistem ini erevolusi menjadi suatu "organisme" yang semakin
luasperkembangannya yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan.
Dewasa ini, internet telah berkembang sangat pesat merambah ke pelosok-
pelosok daerah.Internet dijadikan salah satu alat informasi dan komunikasi yang
sangat diminati masyarakat. sebabnya internet telah berkembang menjadi ajang
komunikasi yang sangat cepat dan efektif serta biayanya juga relatif murah
dibandingkan dengan komunikasi lewat telepon. Penggunaannya kini mencakup
berbagai kalangan, surat kabar, penerbit, stasiun TV, artis, para pendidik, pengelola
perpustakaan, penggemar komputer, dan pengusaha.
Alasan pemanfantannya pun beraneka ragam, mulai dari sekadar untuk
berkomunikasi hingga mengakses informasi dan data yang penting. Teknologi-
teknologi yang ditawarkan pun sangat inovatifdan menjadi solusi atas tuntutan zaman
yang serba cepat.
B. Persentase Pertumbuhan Kasus Porno di Dunia & di Indonesia
Persentase di Dunia :
Dari  Statistik Situs Porno.htm, 12% situs di dunia ini mengandung
pornografi, 25% yang dicari melalui search engine adalah pornografi, 35% dari data
yang diunduh dari internet adalah pornografi, setiap detiknya 28.258 pengguna
internet melihat pornogafi, setiap detiknya $89.00 dihabiskan untuk pornografi di
internet, setiap harinya 266 situs porno baru. Pornografi internet terjadi pada hari
kerja jam 9.00 – 17.00, diperkirakan kini ada 372 juta halaman website pornografi,
Website pornografi diproduksi 3% oleh Inggris, 4% oleh Jerman, dan 89% oleh US,
Website pornografi yang traffic-nya paling tinggi
Data lainnya menyebutkan, rata-rata usia anak berkenalan dengan internet
pornografi antara usia 11 tahun, sedangkan konsumen terbesar pornografi internet
adalah kelompok berumur 12-17 tahun yang dapat dikatakan sebagai remaja.
Berikut ini adalah data Top Rank Negara yang tercatat paling sering
mengakses cyberporn melalui internet berdasarkan pengamatan Googletrends dari
tahun 2005-2010 :
1. India
2. Indonesia
3. Filipina
4. Australia
5. Selandia Baru
6. Irlandia
7. Inggris
8. Kanada
9. Amerika Serikat
10. Jerman
Di atas menunjukkan posisi Indonesia sebagai pengakses cyberporn diantara
deretan negara-negara lain di dunia. Dan dalam posisinya di dunia untuk pengakses
cyberporn, Indonesia berada di nomer urut dua. Hal ini berarti Indonesia tercatat
sebagai negara dengan tingkat konsumsi pornografi yang jauh lebih tinggi dibanding
dengan negara-negara Liberal seperti Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat. Hal ini
sangat kontradiksi dengan citra negara Indonesia sebagai negara yang agamis, dan
notabane masih sangat menjunjung budaya Timur.
C. Dampak yang di Timbulkan dari Aksi Pornogarafi
Dampak pornografi melebihi bahaya narkoba
1. Dampak Pornografi Melebihi Bahaya Narkoba Banyak orang belum
menyadari bahwa anak dan remaja kita telah terpapar pada pornografi.
Dampak pornografi berpotensi menimbulkan kerusakan otak melebihi bahaya
narkoba. Adiksi narkoba dapat merusak tiga bagian otak sementara adiksi
pornografi merusak lima bagian otak (bagian lobus Frontal, gyrus Insula,
Nucleus Accumbens Putamen, Cingulated dan Cerebellum) yang berperan di
dalam kontrol perilaku yang menimbulkan perbuatan berulang – ulang
terhadap pemuasan seksual (Dr Donald Hilton Jr, dokter ahli bedah syaraf
AS). Dampak pornografi yang melebihi bahaya narkoba ini terungkap dalam
seminar dan workshop internasional bertema “Membangun Kesadaran Betapa
Dahsyatnya Kerusakan Kesehatan Otak Akibat Perilaku Adiksi Pornografi” di
Hotel Grand Kemang Jakarta, Senin (27/9). Seminar satu hari ini merupakan
kerjasama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, Kementerian Kesehatan, dan Yayasan Kita dan Buah hati. Seminar ini
juga digagas Forum Bersama Anti Pornografi untuk menyelamatkan otak anak
bangsa dan moral serta etika yang menjadi fitrah kembali kembali ke karakter
bangsa Indonesia yang asli, santun, cerdas dan berkualitas. Hadir sebagai
pembicara dalam seminar yang dihadiri sekitar 300 orang dari berbagai
instansi pemerintah, LSM, tenaga professional rumah sakit dan Kowani
(Kongres Wanita Indonesia) ini adalah Mark B Kastleman, Randall F Hyde,
keduanya Pakar Adiksi Pornografi dari AS dan Prof Malik B Badri, Pakar
Psikologi Islami dari Malaysia. Menurut Elly Risman Psi, Ketua Yayasan Kita
dan Buah Hati, dalam pengantarnya mengatakan, maraknya kekerasan, adiksi
game online, penyimpangan seksual, kecanduan pornografi, kecanduan
narkoba dan obat terlarang pada anak dan remaja sebagai bukti adanya
kerusakan – kerusakan sel otak. Selain itu, kerusakan otak juga berimbas
dengan menurunnya potensi kecerdasan pada anak – anak sebagai agen
perubahan transformasi sosial. Adiksi Pornografi adalah perilaku berulang
untuk melihat hal – hal yang merangsang nafsu seksual sehingga dapat
merusak kesehatan otak seseorang karena tidak sanggup menghentikannya.
Adiksi pornografi merupakan tren baru masalah kesehatan masyarakat yang
berdampak luas dan dalam waktu singkat dapat merusakan tatanan psikososial
masyarakat. Gangguan pola pikir yang menyebabkan perubahan perilaku
untuk memberikan kepuasan seksual yang tidak dikontrol akan memberikan
masalah kriminalitas seksual yang berdampak luas bagi kelompok masyarakat
di mana saja dan kapan saja terutama pada kelompok-kelompok yang lemah
seperti anak-anak di bawah umur, anak-anak remaja, kelompok-kelompok di
lembaga pendidikan, pembantu rumah tangga, wanita pekerja malam dan
prostitusi baru.
2. Lebih lanjut Elly Risman mengatakan, kerusakan otak akibat pornografi sulit
untuk dideteksi dengan cara-cara konvensional. Oleh karena itu dibutuhkan
alat-alat yang canggih untuk dapat menegakkan kembali kerusakan struktural
otak di lima tempat vital. Bila tidak ditangani maka dapat mengakibatkan
perilaku yang menimbulkan perbuatan berulang-ulang terhadap pemuasan
seksual. “Kerusakan otak diawali dengan produksi berlebihan zat penghantar
syaraf (dopamine) yang menyebabkan ketagihan dan suatu ketika otak tempat
produksi zat tersebut akan mengecil,” jelasnya. Paparan pornografi yang
dialami anak-anak, sambung Elly, didapat dari game online, internet, tayangan
televise, alat-alat teknoligi canggih sehingga adiksi pornografi berdampak
sangat luas. Biasanya paparan pornografi dimulai di dalam keluarga sehingga
sulit terkontrol. Paparan pornografi tidak hanya dilakukan oleh tayangan-
tayangan dari luar justru tayangan-tayangan local yang diproduksi dari
Indonesia juga banyak berisi dan bersifat pornografi. “Karena itu peran
keluarga merupakan factor terpenting dalam penanggulangan dan mencegah
terjadinya paparan pornografi dan addict pornografi,” ujarnya. Keluarga,
lanjut Elly, harus sadar untuk melarang anak-anaknya menonton pornografi
yang makin marak di media internet, game online, komik serta handphone
berkamera. Larangan tersebut tentu akan mempersempit untuk melihat atau
membuat video yang asusila. Karena dapat merusak lima bagian otak terutama
Lobus Frontal yang tepat berada di belakang dahi. Kerusakan fungsi otak
tersebut mengakibatkan penurunan kemampuan belajar dan pengambilan
keputusan yang menjadi keunggulan manusia sebagai agen perubahan
transformasi social. Sementara itu menurut Mark Kastleman, pornografi
adalah narkoba lewat mata. Karena gambar-gambar porno akan membuat
anak-anak tidak bisa membuat perencanaan, mengambil keputusan dan
mengendalikan hawa nafsu serta emosi. Padahal otak adalah sebagai
pengendali impuls. “Kerusakan ini juga memungkinkan anak dan remaja
melakukan incest,” jelasnya. Sedangkan Randy Hyde, PhD dalam paparannya
mengatakan, orang tua, keluarga dan lingkungan adalah terapis terbaik untuk
belajar, tumbuh dan meraih potensi tertinggi seseorang. Karena karakter yang
baik akan menghasilkan perilaku yang baik dan sebaliknya karakter yang
buruk akan menghasilkan perilaku yang buruk. “Setiap orang bertanggung
jawab atas perilakunya. Perilaku seseorang mengungkapkan karakter atau
kekurangan seseorang,” paparnya. Kecanduan adalah kondisi yang mana
secara fisik dan kimia otak memaksa seseorang melakukan suatu perilaku
tertentu tanpa adanya keterlibatan pikiran atau hati nurani. Tapi karena
kekuatan dari sistem limbik otak (salah satu sistem pada struktur otak) dan
kapasitas untuk menaungi.
3. Bagian moral dan rasional dari otak, banyak orang yang mengklaim bahwa
pornografi adalah perilaku yang normal atau sebagai hiburan semata. Pada
dasarnya, satu-satunya perbedaan antara kecanduan narkoba, seperti heroin
atau kokain dengan pornografi adalah cara memasuki sistem. Otak merespons
informasi yang diterima melalui mata lebih cepat ketimbang dari sumber lain.
Informasi visual diproses di sistem limbik dalam waktu nanodetik (sepuluh
pangkat minus sembilan detik). Inilah sebabnya mengapa kecanduan
pornografi menjadi masalah besar. Informasi visual diproses lebih cepat
daripada informasi indera yang lain, bahkan respons heroin atau kokain
sekalipun jauh lebih lambat. Selain visual, hormon oksitosin juga berperan
pada kecanduan pornografi. Oksitosin dapat menciptakan rasa bersatu dan
kebersamaan selama berhubungan seksual. Dampak pornografi berpotensi
menimbulkan kerusakan otak melebihi bahaya narkoba. Adiksi narkoba dapat
merusak tiga bagian otak sementara adiksi pornografi merusak lima bagian
otak (bagian lobus Frontal, gyrus Insula, Nucleus Accumbens Putamen,
Cingulated dan Cerebellum) yang berperan di dalam kontrol perilaku yang
menimbulkan perbuatan berulang-ulang terhadap pemuasan seksual (Dr
Donald Hilton Jr, dokter ahli bedah syaraf AS). Pornografi Susutkan Jaringan
Otak dan Turunkan Kecerdasan Hasil penelitan ahli bedah syaraf Amerika
menyatakan kecanduan pornografi berefek riil pada jaringan otak. Tidak dapat
dipungkiri, pornografi menyebabkan kecanduan, contoh sederhana adalah
ketika kita menyaksikan sebuah film porno, suatu saat pasti ada keinginan
untuk menontonnya lagi dan lagi. Kecanduan pornografi ini bahkan dikatakan
lebih parah dari pada kecanduan kokain karena kokain bisa dihilangkan dari
tubuh pecandunya, tapi ingatan tentang adegan atau gambar porno akan tetap
tinggal di otak selamanya. Pornografi yang dijejalkan ke otak kita secara terus-
terusan pada akhirnya akan menyebabkan jaringan otak mengecil dan
fungsinya juga terganggu. Secara detailnya, Donald L. Hilton Jr. MD, ahli
bedah syaraf dari San Antonio Hospital, Amerika Serikat, mengatakan bahwa
kecanduan ini mengakibatkan otak bagian tengah depan (Ventral Tegmental
Area) secara fisik akan mengecil dan tentu saja dengan mengecilnya bagian ini
menyebabkan fungsinya akan terganggu pula. Penyusutan jaringan otak ini
nantinya akan memproduksi dopamine (bahan kimia pemicu rasa senang),
sementara dopamine sendiri akan menyebabkan kekacauan kerja
neurotransmiter yakni zat kimia otak yang berfungsi sebagai pengirim pesan.
Jadi si penderita kemungkinan akan lambat untuk menyampaikan atau
mengirimkan sebuah informasi.
4. Pornografi dapat merusak sel otak yang menyebabkan perilaku dan
kemampuan intelegensi mengalami gangguan. Jelas bahwa penurunan
intelegensia ini menurunkan produktivitas dan menurunkan kualitas Sumber
Daya Manusia. Selain itu, Pornografi juga menimbulkan gangguan memori,
dan menimbulkan perubahan konstan pada neurotransmitter dan melemahkan
fungsi kontrol pada manusia sehingga si penderita juga akan sulit
mengendalikan atau mengonrol perilakunya. Proses seperti itu tidak terjadi
secara cepat dalam waktu singkat, namun semua itu akan terjadi dalam
beberapa tahap, yakni kecanduan yang ditandai dengan tindakan impulsive,
ekskalasi kecanduan, desentisisasi dan penurunan perilaku. Pornografi Lebih
Berbahaya dari Narkoba Sebagaimana dirilis banyak situs internet dan dari
berbagai sumber yang beragam antara lain seperti Dr Mark B. Kastlemaan,
Kepala Edukasi & Training Officer for Candeo USA bahwa pada titik-titik
tertentu, kecanduan pornografi ternyata bisa lebih berbahaya daripada
narkoba.
1) Pengaruh kokain bisa dilenyapkan, sedangkan materi pornografi tidak
Berdasarkan pemotretan melalui positron emission tomography (PET),
terlihat jelas bahwa seseorang yang tengah menikmati gambar porno
mengalami proses kimia dalam otak sama dengan orang yang tengah
menghisap kokain. Tampak akut pornografi ternyata lebih jahat
ketimbang kokain. Karena pengaruh kokain dalam tubuh bisa
dilenyapkan (dengan detoksifikasi). Adapun materi pornografi, sekali
terekam dalam otak, image porno itu akan mendekam dalam otak
selamanya.
2) Pornografi dapat merusak syarat otak lebih banyak dibandingkan
narkoba Jika narkoba menyebabkan 3 syaraf otak rusak, maka
pornografi menyebabkan 5 syaraf otak yang rusak, terutama pada Pre
Frontal Corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi).
Kerusakan bagian otak ini akan membuat orang tidak bisa membuat
perencanaan, tidak bisa mengendalikan emosi, tidak bisa mengambil
keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali
impuls-impuls. Bagian inilah yang membedakan manusia dengan
binatang.
3) Pecandu pornografi lebih sulit dideteksi daripada pecandu narkoba
Pada dasarnya orang yang kecanduan pornografi merasakan hal yang
sama dengan pecandu narkoba, yaitu ingin terus memproduksi
dopamin dalam otak. Tapi pecandu pornografi bisa memenuhinya
dengan lebih mudah, kapanpun dan dimanapun, bahkan melalui
handphone. Kecanduan ini tidak tampak sehingga lebih lebih sulit
dideteksi, lambat laun menimbulkan kerusakan otak yang permanen
melebihi kecanduan narkoba, dan pengobatannya pun lebih sulit.
4) Pornografi berpotensi menurunkan kecerdasan Sebanyak 70 persen
informasi masuk melalui mata. Ketika seseorang melihat sesuatu yang
berbau porno, maka akan terjadi rangsangan yang langsung masuk ke
otak belakang tanpa tersaring, yang mengakibatkan otak mengeluarkan
cairan atau zat neurotransmiter yang disebut Delta-FosB. Zat itulah
yang membuat nafsu atau libido seseorang meningkat. Semakin
banyak materi pornografi yang masuk ke otak bagian belakang, maka
bagian otak lainnya menjadi kurang aktif, terutama otak bagian depan.
Padahal yang mempengaruhi kecerdasan seseorang adalah ketebalan
korteks yang ada di bagian otak depan. Singkatnya, semakin minim
kemampuan orang menyaring materi pornografi ini, semakin rentanlah
mengalami penurunan kemampuan kognitif dan kecerdasannya.
Pengaruh Pornografi Terhadap Perilaku Anak Kecanduan pornografi
mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventral
Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil. Penyusutan jaringan
otak yang memproduksi dopamine bahan kimia pemicu rasa senang itu
menyebabkan kekacauan kerja neurotransmiter yakni zat kimia otak
yang berfungsi sebagai pengirim pesan. Dalam hal ini, pornografi
menimbulkan perubahan konstan padaneorotransmiter dan
melemahkan fungsi kontrol. Sehingga secara berantai dapat
mengakibatkan antara lain: - Orang yang sudah kecanduan tidak bisa
lagi mengontrol perilakunya, berkurangnya rasa tanggung jawab
bahkan akan mengalami gangguan memori. Kondisi tersebut terjadi
melalui beberapa tahap yakni kecanduan yang ditandai dengan
tindakan impulsif, ekskalasi kecanduan, desensitifisasi dan akhirnya
penurunan perilaku. - Ketidakmampuan mengontrol batasan perilaku
tersebut menimbulkan kecenderungan lebih besar untuk depresi. - Saat
dewasa anak-anak yang biasa menyaksikan pornografi hanya
memandang wanita sebagai objek seksual saja - Bila kondisi sosialnya
kurang harmonis bisa melakukan kekerasan seksual dan phedophilia.
Hal ini dikemukakan oleh Donald L. Hilton Jr, MD, ahli bedah syaraf
dari Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat dan juga oleh Dr Adre
Mayza Sp.S(K) dan Ibu Elly Risman (Ketua Pelaksana Yayasan Kita
dan Buah Hati) dan beberapa ahli lainnya. Secara rinci, pornografi
dapat mengakibatkan perilaku negatif anak seperti berikut ini :
a. Mendorong anak untuk meniru melakukan tindakan seksual
Anak usia dini adalah peniru ulung, apa yang dilihat dan
didengarnya dari orang dewasa dan lingkungannya akan ditiru.
Kemampuan anak menyaring informasi sangatlah rendah,
belum mampu membedakan yang baik dan buruk. Bagi mereka
orang dewasa adalah model atau sumber yang paling baik dan
nyata untuk ditiru. Para ahli di bidang kejahatan seksual
terhadap anak juga menyatakan bahwa aktifitas seksual pada
anak yang belum dewasa selalu dipicu oleh 2 (dua)
kemungkinan yaitu pengalaman atau melihat. Bisa dibayangkan
kalau yang sering mereka lihat adalah materi pornografi atau
aktivitas porno baik dari internet, HP, VCD, komik atau media
lainnya. Maka mereka akan terdorong untuk meniru melakukan
tindakan seksual terhadap anak lain ataupun siapapun obyek
yang bisa mereka jangkau. Sesungguhnya dari proses inilah
bermula, sehingga terjadi banyak kasus kekerasan seksual yang
dilakukan anak terhadap anak lain.
b. Membentuk sikap, nilai dan perilaku yang negatif Anak-anak
yang terbiasa mengkonsumsi materi pornografi yang
menggambarkan beragam adegan seksual, dapat terganggu
proses pendidikan seksnya. Hal itu secara dramatis dapat
diketahui dari cara mereka memandang wanita, kejahatan
seksual, hubungan seksual, dan seks pada umumnya. Mereka
akan berkembang menjadi pribadi yang merendahkan wanita
secara seksual, memandang seks bebas sebagai perilaku normal
dan alami, permisif terhadap perkosaan, bahkan cenderung
mengidap berbagai penyimpangan seksual.
c. Menyebabkan sulit konsentrasi hingga terganggu jati dirinya
Pada anak-anak yang memiliki IQ tinggi, pornografi bisa
mengakibatkan mereka kesulitan membangkitkan
konsentrasinya untuk belajar dan beraktivitas, hari-harinya
didominasi oleh kegelisahan dan sedikit sekali
produktivitasnya. Sedangkan anak-anak yang ber-IQ rendah,
pengaruhnya bisa lebih ekstrim lagi, mereka tidak berdaya lagi
untuk berkonsentrasi, hari- harinya total dikuasai kegelisahan,
dan orang-orang di sekitarnya akan menghakimi dia sebagai
‘sang pemalas’. Pornografi yang dikonsumsi anak merupakan
sensasi seksual yang diterima sebelum waktunya. Kesulitan
mereka memahami aktivitas pornografi pada orang dewasa,
menimbulkan tanda tanya besar yang tidak mampu mereka
jawab dan aktualisasikan, sehingga yang terjadi adalah
mengendapnya kesan mendalam di bawah otak sadar yang bisa
membuat mereka sulit konsentrasi, tidak fokus, mogokbelajar,
tidak bergairah melakukan aktivitas yang semestinya, hingga
mengalamishock dan disorientasi (kehilangan pandangan)
terhadap jati diri mereka sendiri bahwa sebenarnya mereka
masih anak.
d. Tertutup, minder dan tidak percaya diri Anak pelanggan
pornografi yang mendapat dukungan teman-temannya sesama
penggemar pornografi, akan terdorong menjadi pribadi yang
permisif (memandang maklum) terhadap seks bebas dan
mereka melakukan praktek seks bebas di luar pantauan orang
tua. Sedangkan anak pelanggan pornografi yang dikelilingi oleh
teman-teman yang terbimbing dan bebas dari pornografi, akan
cenderung merasa minder dan tidak percaya diri. Karena
kebiasaannya ini, anak merasa sebagai pribadi yang aneh dan
berbeda dalam arti lebih rendah, dan seiring bertambahnya
pengetahuan keagamaannya ia akan merasa paling berdosa
dibanding teman-temannya. Dampak ini akan semakin serius
bila anak adalah pelaku atau korban kekerasan atau
penyimpangan seksual.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pornografi Pada Remaja
1. Media Internet
2. Media Televisi atau Media Massa
3. Lingkungan Pergaulan Yang Buruk
4. Pendidikan Agama Yang Rendah
5. Kondisi Keluarga Dan Pola Asuh Orang Tua
6. Konsep- konsep Dasar Emosi
E. Cara Penanggulangan Dari Bahaya Pornografi
Pemahaman dasar yang harus dipahami terlebih dahulu oleh semua oang tua
adalah bahwa ADIKSI TERHADAP PORNOGRAFI MENYIKSA MENTAL
ANAK. Anak yang mengalami adiksi akan sangat ingin berhenti namun terus saja
gagal tanpa bantuan. Pemahaman ini memang sangat sulit untuk diinternalisasikan
karena begitu banyak nilai-nilai susila dalam benak kita yang secara otomatis
menolak pornografi sehingga sangat wajar ketika orang tua mengetahui anaknya
bersentuhan dengan pornografi, reaksi yang pertama muncul adalah amarah luar
biasa. Faktanya, hukuman dan amarah TIDAK MENYELAMATKAN anak dari
adiksinya.
Penerimaan merupakan kunci yang paling awal. Orang tua harus membenahi
persepsi mereka tentang adiksi dan jangan serta-merta melihatnya hanya sebagai
sebuah kesalahan, sebuah dosa, sebuah hal yang menjijikkan. Persepsi dan sikap yang
harus menjadi landasan awal adalah bahwa anak perlu pertolongan dan mereka
hampir putus asa menolong dirinya sendiri. Mr. Hyde mengatakan bahwa tidak ada
orang yang membenci adiksi selain orang yang kecanduan itu sendiri. Anak yang
kecanduan pornografi benci akan kencanduannya dan sangat ingin keluar darinya. Ia
tersiksa diperbudak oleh adiksi dan merasakan kehampaan dalam hidup. Mereka
depresi dan tanpa pertolongan, mereka bisa mengambil keputusan yang salah.
Kasih sayang adalah obat yang paling manjur. Sejumlah sekolah sert-merta
men-DO siswanya yang tertangkap melakukan hal yang sifatnya pornografi, padahal
itu tidak menyelesaikan masalah. Itu akan mempermalukan sang anak dan ia akan
semakin menutup diri sehingga semakin sulit untuk menolongnya. Hukuman dan
amarah hanya akan menambah siksaan. Pertolongan dan kasih sayang lah yang
menyelamatkan.
Kita tidak akan bisa melindungi anak dari media dan hal-hal yang beredar
dalam media tidak dapat kita kontrol. Kadang pornografi muncul secara tersirat
kadang terang-terangan. Oleh karena itu kita harus bisa membekali anak agar tidak
digoyahkan atau hanyut oleh apa yang disajikan media. Caranya adalah dengan
kejujuran. Katakan pada anak dengan jujur tentang seks, tentang kekhawatiran kita,
tentang dampak yang bisa mereka peroleh dari sebuah keputusan yang salah.
Mr. Hyde mengatakan bahwa ia berbicara pada anaknya tentang seks. Beliau
mengatakan bahwa seks memang sangat enak, tetapi hanya jika dilakukan di saat
yang tepat. Beliau menganalogikannya dengan mobil. Mana yang lebih baik,
mendapat mobil rongsokan hari ini yang bisa membahayakanmu, atau menunggu
beberapa tahun untuk mendapat sebuah Porche? Menerima mobil rongsokan hari ini
hanya akan membuat kita lelah dan terancam bahaya. Pada akhirnya kita tidak akan
pernah merasakan nikmatnya membawa mobil. Tapi jika ingin menunggu, maka
kenikmatan yang akan kita dapatkan pun akan sangat luar biasa. Beliau juga
menjelaskan tentang kaitan hubungan seksual dengan cinta dan komitmen. Seks akan
terasa sangat nikmat jika diiringi dengan cinta dan komitmen. Kenikmatan yang
disajikan oleh media pornografi manapun tidak akan bisa menandingi rasa damai
yang hadir dari kepuasan seks yang diiringi cinta dan komitmen. Seks juga akan
semakin luar biasa ketika berdampingan dengan nilai spiritual kita. Melakukan seks
tanpa takut dosa sehingga rasa yang hadir pun menjadi sangat mendamaikan jiwa.
Hal sederhana yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah adiksi
pornografi adalah dengan menunjukan ekspresi cinta dan kasih sayang antara satu
sama lain di depan anak-anak. Bukan melakukan kegiatan seksual di depan anak, tapi
menunjukan cinta dalam kata-kata, ketika berbicara dengan suami atau istri, saling
tersenyum, mengecup dahi, dan mengatakan betapa sebagai pasangan mereka saling
mencintai. Ini akan membangun sebuah nilai di benak anak mengenai hubungan yang
benar antara 2 orang manusia. Mereka akan menginginkan hal itu dan akan merasa
jijik ketika melihat aksi pornografi yang sifatnya seperti ‘binatang’.
Anak yang sudah terlanjur adiktif, harus dibantu dengan kasih sayang dan
kesabaran. Butuh waktu bagi mereka untuk kembali menormalkan dopamine mereka.
Butuh latihan untuk menjadi bisa dan sebagai orang tua, kita harus selalu siap
mendampingi. Izinkan anak berbicara dengan leluasa tentang penderitaannya dan
hargai perasaannya. Jangan menghakimi atau menghukum, tapi bantu. Jika orang
tuanya tidak membantu, maka ia pun bisa mencari bantuan dari tempat yang salah,
yang bukannya menyelamatkan, tetapi semakin membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA

Hilman A .M. 2005. Mengana Anak Kita Perla Pendidikan Seksualitas. HDA Publishers.
Bandung.

Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan Erlangga.. Jakarta.

Kristanto, A. 2014. Bentuk Dukungan Sosial Keluarga terhadap Remaja Pengguna Narkoba
(Studi Kasus di Yayasan Borneo Insan Mandiri Samarinda). E Journal Ilmu Sosiatri Vol. 2
No. 3 : 64-76.

Mulyadi, S. 1997 Anakku, sahabatku dan guruku Erlangga Jakarta.

Nugroho, B. 2000. Kekerasan di Jalanan dan Layar Kaca Kompas.

Anda mungkin juga menyukai