Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
Pornoaksi terhadap Moralitas Remaja" tepat waktu. Makalah ini tidak akan selesai
tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
Kesehatan Pontianak,
2. Ibu Rini Susilowati, S.Sos. M.Pd., selaku dosen dan pembimbing mata
4. Semua pihak rekan yang turut membantu pembuatan makalah ini yang
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang
sempurna. Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ................................................................................................... 35
B. Saran ............................................................................................................. 36
ii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 38
iii
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memprihatinkan. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya beredar gambar-gambar
porno. Apakah itu melalui media masa seperti majalah, koran, tabloid ataupun
melalui media elektronik yang dapat berupa video adegan mesum, seperti yang
terdapat di dalam internet bahkan handphone yang banyak dimiliki oleh semua
pornografi dan pornoaksi sangatlah mudah dan murah, tentu saja hal ini akan
maraknya pornografi dan pornoaksi tersebut dan dapat kita lihat sebagai
tersebut. Seperti perilaku seks bebas yang marak dikalangan remaja kita saat ini,
hal tersebut disebabkan salah satunya oleh faktor gencarnya pornografi dan
pornoaksi yang ada disekitar kehidupan mereka, dengan kemajuan zaman dan
teknologi informasi pada saat ini seorang remaja sangatlah mudah sekali untuk
1
mendapatkan gambar-gambar porno ataupun video-video mesum. Hal ini akan
akibatnya para remaja saat ini tidak merasa malu dan canggung untuk melakukan
hubungan seks dengan lawan jenisnya sebelum menikah. Hal ini menunjukan
pelecehan seksual, pencabulan serta pemerkosaan, hal ini bisa dibuktikan sekitar
90% tindak pidana pemerkosaan dan pelecehan sekual yang terjadi pada
ataupun pencabulan yang menjadi korban tidak hanya remaja atau wanita dewasa
tetapi juga anak-anak, sering kali kita jumpai kasus-kasus pemerkosaan ataupun
Dapat kita lihat sungguh efek dari pornografi dan pornoaksi menimbulkan
yang sering kita sebut dengan PSK ataupun dilingkungan kampus yang sering
disebut dengan sebutan ayam kampus yang semakin merebak sekarang ini tidak
terlepas dari akibat pornografi dan pornoaksi yang juga merebak. Sebagian dari
para pelacur tersebut adalah korban dari pemerkosaan ataupun seorang yang telah
2
Oleh karena maraknya pornografi dan pornoaksi di kalangan remaja saat ini,
maka penulis tertarik untuk membahas masalah ini dalam makalah yang berjudul
B. Pembatasan Masalah
C. Tujuan
moralitas remaja
remaja
3
2. Dapat memberikan dan menumbuhkan kesadaran remaja terhadap bahaya
4
BAB II
KAJIAN TEORI
seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto,
tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak
tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media
tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh,
atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau
penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk
membangkitkan nafsu berahi; bahan bacaan yang dengan sengaja dan semata-
5
Menurut Oxford English Dictionary (http://hasiltugasku.blogspot.com
pernyataan atau saran mengenai hal-hal yang mesum atau kurang sopan di dalam
berbagai bentuk atau sesuatu yang secara visual menghadirkan manusia atau
hewan yang melakukan tindakan sexual, baik secara normal ataupun abnormal.
atau gambar yang ditulis atau digambar dengan maksud sengaja untuk
apa saja yang dengan sengaja disajikan dengan maksud untuk merangsang nafsu
seks orang banyak. Ia bisa berupa penulisan atau peragaan bagian-bagian tertentu
tubuh manusia, bisa juga berupa penggambaran adegan yang bersifat intim dalam
6
Menurut Dr. Arif Budiman (http://merangkai-kata.blogspot.com
definisi pornografi adalah suatu tayangan atau tulisan yang bias menimbulkan
rangsangan seks.
pornografi dan pornoaksi adalah segala perbuatan yang nyaris mendekati zina.
Nasional Anti Mo-Limo (5M : Madat, Minum, Main, Maling dan Madon),
merangsang.
seksual.
7
B. Pengertian Remaja
bahwa Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia
menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai
kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi
jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa
/wiki/Remaja) menyatakan bahwa masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
8
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) (http://id.wikipedia.org
kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan
bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi
transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
(http://www.inforemaja.com/2012/10/pengertian-ciri-ciri-remaja.html) yang
2. Muda (tentang anak laki-laki dan perempuan); mulai muncul rasa cinta
oleh seorang dari mana anak-anak menjadi dewasa. Dengan arti lain sebuah
9
berlansung kira-kira 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Akhir masa remaja
antara usia 16 sampai 18 tahun yang oleh Drajat (1989: 75). Dikatakan masa usia
matang secara hukum pada masa ini remaja sangat ingin dihargai kehadirannya
olehorangsekitarnya.
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Suardi (1986)
(http://www.inforemaja.com/2012/10/pengertian-ciri-ciri-remaja.html) yang
menyatakan remaja adalah masa perantara dari masa anak-anak menuju dewasa
yang bersifat kompleks, menyita banyak perhatian dari remaja itu sendiri dengan
dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir.
A. Adolensi diri
B. Adolensi menengah
10
berbagai aliran, misalnya, mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki
C. Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang
sekitarnya.
(http://www.inforemaja.com/2012/10/pengertian-ciri-ciri-remaja.html)
menyatakan bahwa pada masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku
jasmani yang berwujud tanda-tanda kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau
suara berubah pada laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang
11
cepat sekali sehingga anak-anak menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan
logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu
dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami
Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas. Akibatnya anak
meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua. Dengan demikian terjadi
Abdul Wahid, Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa
persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut
masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita.Lain dari pada itu anak
mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama moral, anak mulai
kematangan jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap
serta berusaha mengabdikan diri dimasyarakat juga ciri remaja yang menonjol,
/wiki/Remaja) membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
12
C. Pengertian Moralitas
sebagainya. Pengertian moral juga memiliki kesetaraan atau kesamaan arti dengan
norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu dalam menjalani suatu
hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu
kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya hal sekedar penyesuaian dengan
beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum negara, hukum agama
atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari
13
Menurut Dian Ibung (http://tinykartini.blogspot.com/2013/02/ moralitas-
berkenaan dengan norma norma umum, mengenai apa yang baik atau benar
tendensi rohani untuk melakukan seperangkat standar dan norma yang mengatur
berlaku.
manusia, mungkin sebagai anggota masyarakat atau sebagai orang dengan jabatan
14
Menurut Russel Swanburg (http://tinykartini.blogspot.com /2013/02/
disesuaikan dengan ukuran ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi
dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau
manusia.
blogspot.com/2011/09/arti-definisi-moralitas-dan-moral.html) dijelaskan
bahwa moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan
moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya hal sekedar
penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum
15
kriteria mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya
sendiri.
D. Perkembangan Moral
perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup tentang baik-
(https://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pengaruh-video-porno-terhadap-
Model of Moral Think and Choice in the Years 10 to 16, seperti tertuang dalam
Pada tingkat ini anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan terhadap
ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Akan
tetapi hal ini semata ditafsirkan dari segi sebab akibat fisik atau kenikmatan
16
A. Tahap 1 : Orientasi hukuman dan kepatuhan
menghiraukan arti dan nilai manusiawi dari akibat tersebut. Anak hanya semata-
tindakannya sebagai hal yang bernilai dalam dirinya sendiri dan bukan karena rasa
hormat terhadap tatanan moral yang melandasi dan yang didukung oleh hukuman
dan otoritas
Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang merupakan cara atau alat
orang lain. Hubungan antar manusia dipandang seperti hubungan di pasar (jual-
balik) dan pembagian sama rata, tetapi ditafsirkan secara fisik dan
punggungku, nanti juga aku akan menggaruk punggungmu. Jadi perbuatan baik
2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau
bangsa. Anak memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa
hanya konformitas terhadap harapan pribadi dan tata tertib sosial, melainkan
17
juga loyal (setia) terhadapnya dan secara aktif mempertahankan, mendukung dan
manis
Perilaku yang baik adalah yang menyenangkan dan membantu orang lain
mayoritas atau alamiah. Perilaku sering dinilai menurut niatnya, ungkapan dia
Terdapat orientasi terhadap otoritas, aturan yang tetap dan penjagaan tata
kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan menjaga tata tertib sosial yang ada,
Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai
dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari
otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-prinsip itu dan terlepas
18
pula dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok tersebut. Ada dua tahap
yang baik cenderung dirumuskan dalam kerangka hak dan ukuran individual
umum yang telah diuji secara kritis dan telah disepakati oleh seluruh masyarakat.
Terdapat kesadaran yang jelas mengenai relativitas nilai dan pendapat pribadi
sesuai dengannya. Terlepas dari apa yang telah disepakati secara konstitusional
dan demokratis, hak adalah soal nilai dan pendapat pribadi. Hasilnya adalah
mengenai manfaat sosial (jadi bukan membekukan hukum itu sesuai dengan tata
tertib gaya seperti yang terjadi pada tahap 4). Di luar bidang hukum yang
disepakati, maka berlaku persetujuan bebas atau pun kontrak. Inilah moralitas
etis yang dipilih sendiri dan yang mengacu pada komprehensivitas logis,
universalitas, konsistensi logis. Prinsip-prinsip ini bersifat abstrak dan etis (kaidah
emas imperatif kategoris) dan mereka tidak merupakan peraturan moral konkret.
hak asasi manusia serta rasa hormat terhadap manusia sebagai pribadi individual.
19
Berdasarkan penelitian empirisnya tersebut, secara kreatif Kohlberg
yang ditambahkan pada tiga tahap awal yang telah dikembangkan oleh Piaget.
Dewey pernah membagi proses perkembangan moral atas tiga tahap : tahap
pada kekuasaan; (3) tahap otonom bersifat terikat pada aturan yang didasarkan
pada resiprositas (hubungan timbal balik). Berkat pandangan Dewey dan Piaget
orang muda seperti yang tertera di atas. Menurut Kohlberg penelitian empirisnya
melainkan hanya minoritas saja, yaitu hanya 5 sampai 10 persen dari seluruh
bahwa untuk sementara waktu orang dapat jatuh kembali pada tahap moral yang
20
penyebab utamanya adalah tingkat perkembangan remaja yang ingin menemukan
jati dirinya, yaitu (a) perkembangan biologis seperti kematangan alat reproduksi,
remaja, yaitu (a) keberadaan dan ketersediaan fasilitas yang mendukung, seperti
warnet yang memberikan sajian situs porno yang dapat dinikmati dengan biaya
murah dan aman; (b) kurangnya perhatian dan ketegasan hukum, seperti aparat
pemerintah setempat yang kurang tegas terhadap para pengusaha warnet yang
memberi layanan situs porno; dan (c) minimnya pengetahuan agama yang dimiliki
para remaja.
diakui, jelas bahwa sensualitas dan seks digunakan sebagai daya tarik yang efektif
film yang dianggap bagus atau secara faktual layak jual dan laris jika tidak
21
biologis pornografi dapat merusak lima bagian otak terutama lobus frontal yang
seksual yang tidak diinginkan. Para remaja dapat terprovokasi untuk bertemu
22
BAB III
PEMBAHASAN
Dengan pola pikir individu yang berbeda , pornografi memiliki sejumlah arti yang
(khususnya perempuan), dan segala bentuk aksi yang membuat individu yang
gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi,
kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui
porno kita juga mengenal istilah pornoaksi yang mungkin orientasinya sama
dengan definisi dari pornografi, namun terdapat kata aksi dalam pronoaksi
yang memberikan definisi sedikit berbeda namun masih berkaitan yaitu hal-hal
Dengan kata lain, pornografi dan pornoaksi merupakan salah satu dari
penyalahgunaan informasi yaitu persebaran informasi yang tidak layak yang dapat
23
dimuat dibeberapa media sehingga kita dapat dengan mudah mengaksesnya
2. Apa saja faktor penyebab maraknya pornografi dan pornoaksi di kalangan remaja
saat ini?
yaitu teknologi yang sangat pesat. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran teknologi
yang sangat pesat bisa memberikan dampak negatif bagi penggunanya terutama
remaja saat ini. Dan ini disebabkan kurangnya kemampuan mereka dal hal
kontrolisasi diri. Sehingga hal ini bisa memicu perilaku-perilaku yan tidak
Berbagai contoh yang penulis uraikan diatas, apabila tidak dikontrol dengan baik,
juga berperan aktif didalam proses penyebaran pornografi dan pornoaksi. Budaya
global yang mayoritas berorientasi kepada dunia barat berpaham liberal dan
sangat permisif terhadap budaya '' free sex'' (seks bebas), merasuk kepada
24
keagamaan dimasyarakat kita karena diterpa budaya hedonisme materealisme juga
juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pornoaksi dan pornografi.
Bukan hanya perhatian dalam hal edukasi, tapi juga dalam hal etika. Barangkali
ini disebabkan oleh kesibukan yang orang tua yang terlalu banyak sehingga lalai
pornografi, yaitu :
25
5. Orientasi keuntungan finansial para pemilik warnet, sehingga siapa pun
atau video porno dengan cara mendownloadnya dari sebuah situs porno
siswa dibiarkan berada di luar celana dan rok para siswinya kelihatan mini. Selain
itu, tidak jarang kita saksikan siswa yang mengecat rambut, memakai perhiasan
ini yang kesulitan membedakan cara berbicara dengan orang yang lebih tua
26
usianya, termasuk dengan guru dan orang tuanya sendiri. Juga kelihatan sulit
membedakan cara berbicara di tempat resmi dan tempat bermain. Bahkan materi
pembicaraan yang menyerempet sarkasme dan porno gampang begitu saja keluar
juga sangat sulit melakukan seleksi teman bergaul. Akibatnya, tidak sedikit
remaja yang terlibat berbagai tindak kriminal seperti menjual narkoba, pratik seks
semata seperti pameran aksi goyang ngebor dan ngecor di acara dangdut hingga
untuk sejak dini menikmati hal-hal yang seharusnya belum saatnya mereka
konsumsi. Jika dulu ada klasifikasi film 17 tahun ke atas, maka saat ini tidak ada
lagi klasifikasi (batasan) usia dalam menonton sebuah film. Seolah atas nama
tentang sekolah. Jika dulu sekolah dianggap sebagai tempat menimba ilmu
pengetahuan dan pembentuk akhlak, sekarang persepsi itu telah diubah menjadi
tempat berpacaran semata. Cara pandang ini muncul karena yang mereka saksikan
27
walaupun setting filmnya adalah ruang kelas. Pada tataran inilah teriakan
nihilisme muatan moral dalam tayangan film remaja termasuk berbagai bentuk
Ditinjau dari sudut pandang teori moral berdasarkan kasus video porno
yang dilakukan Ariel dan Cut Tari mempunyai dampak tidak langsung bagi
mempertanyakan sebab akibat. Pada tahap ini remaja akan cenderung memaknai
Dengan kemajuan teknologi internet, video porno yang saat ini sedang
Mungkin bagi mereka yang sudah menikah, kasus video porno ini dianggap hal
yang biasa, tidak ada apa-apanya atau terlalu dibesar-besarkan. Tetapi, bagi para
remaja yang baru berusia belasan tahun yang masih dalam proses mencari jati diri,
hal ini bisa memberikan efek dan pengaruh yang sangat dalam dan berkesan,
apalagi kalau pemainnya benar-benar adalah public figure yang menjadi role
model bagi mereka. Apakah ada perbedaan? Sudah jelas sangat berbeda. Kalau
peduli. Paling dikatakan,ah, itu anak yang tidak benar. Dan tidak banyak orang
yang akan meniru ataupun mencontoh perbuatan itu. Sebaliknya, kalau tokoh
dalam video porno adalah artis ataupun pemain band yang menjadi idola
28
dan trend setter, tentu pengaruhnya akan sangat besar bagi remaja yang
mengidolakannya.
mengobservasi dan meng-copyapa yang dilakukan oleh role model. Contoh yang
paling gampang adalah ketika rambut segi empat diperkenalkan oleh Demi
Moore, hampir seluruh wanita di dunia meniru model rambut tersebut. Jika yang
mengenalkan rambut seperti itu adalah seorang anak SMA yang tidak dikenal,
apakah dunia akan meng-copy model rambut tersebut? Bahkan mungkin akan jadi
bahan tertawaan satu kelas. Hal yang sama juga berlaku dalam kasus video porno
mirip Ariel-Luna-Tari. Ketiga tokoh ini adalah role model dan menjadi panutan
yang dilakukan oleh mereka, bisa menjadi satu trend dan ditiru oleh para
penggemarnya. kalau pemeran dalam video itu benar-benar adalah Ariel, Luna
dan Cut Tari, Bukan hal yang mustahil perbuatan itu akan menjadi trend di
Jadi masalah video porno yang dilakukan public figure tersebut kemudian
dijadikan sebagai model bagi generasi muda. keteladanan dari public figur itulah
yang kemudian ditiru oleh para remaja yang memang mempunyai sifat meniru
Berikut ada beberapa fakta mengenai menurunnya etika dan moral pelajar/
mahasiswa yang di dapat dari berbagai masyarakat 15-20 persen dari remaja di
29
perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya, Hingga Juni 2009 telah
tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di Indonesia, dengan 78,8
persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun.
Indonesia, di mana lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan
30 persen berusia 15 tahun atau kurang. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus
oleh remaja. Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu
naik. Korban paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang
atau 19% dari keseluruhan pengguna. Jumlah kasus kriminal yang dilakukan
anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara pada 2008 hanya 713 kasus. Ini
berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain pencurian,
akan terdorong untuk melakukan hubungan seks pada usia terlalu dini, dan di luar
Rasa ingin tahu ditambah besarnya gairah syahwat pada masa remaja membuat
banyak remaja (terutama laki-laki) terperosok ke maksiat satu ini. Banyak media
30
yang memuat pornografi. Mulai dari poster, majalah, buku, sampai VCD. Bahkan
majalah Playboy yang udah masyhur kepornoannya pun udah masuk ke Indonesia
pemerkosaan. Berapa banyak kasus perkosaan berawal dari nonton VCD porno.
kebutuhan untuk terus mencari dan memperoleh materi pornografi. Bahkan lebih
gambar wanita tanpa pakaian. Bila mula-mula ia sudah puas dengan adegan
hubungan seks antara satu pria dengan satu wanita, perlahan-lahan ia mencari
dilakukan remaja. Berita perkosaan dengan pelaku dan korban mulai usia dewasa
sampai anak-anak, kini menjadi santapan kita setiap hari lewat televisi dan koran-
koran. Tidak heran ribuan remaja yang seharusnya riang gembira meniti masa
muda dengan seabreg prestasi, kini mebelenggukan diri kepada pencuri masa
31
kepada Polres Jakarta Timur misalnya juga meningkat 300% dalam kurun waktu
Sepanjang Januari 2013, sudah terjadi 25 kasus perkosaan dan dua kasus
pencabulan. Dengan 29 jumlah korban dan 45 orang pelaku. Bukan hanya itu,
dalam bulan Januari 2013 itu pula telah terjadi 5 kasus perkosaan massal, dan
tiga diantaranya dilakukan sejumlah pelajar. Data dari Indonesia Police Wach
2013 menyebutkan Jabar, Jateng dan Jatim sebagai daerah terawan kasus
besar berusia 14-39 tahun. Pelaku bukan saja memperkosa kawan sebaya atau
anak tetangga, bahkan ada pula yang memperkosa saudara dan Ibu kandungnya
sendiri.
tinggi. Angka yang disebutkan mantan mentri urusan perempuan dan peranan
wanita Khofifah Indar parawangsa adalah 3,3 juta pertahun. Meski versi seorang
peneliti dari Universitas Indonesia menyebutkan angka 2,2 juta pertahun. Yang
jelas, setiap tahun selalu saja mencuat kasus terbongkarnya aborsi yang dilakukan
oleh para dokter lewat klinik gelap, setelah jatuh korban meninggal. Tragisnya,
Yang kedua adalah pergeseran nilai-nilai moral dan budaya yang ada di
masyarakat. Maraknya pornografi yang dari hari ke hari, kini tergambar jelas di
32
berbagai media, terutama media internet. Pornografi tidak hanya mudah diakses di
situs porno berbayar, namun juga merambahi situs-situs jejaring sosial. Begitu
mudah dan biasanya anak-anak muda yang berstatus pelajar dan mahasiswa
televisi tidak malu-malu ikut ambil bagian, termasuk mengekspos perilaku seks
nikah, seks di luar nikah, perilaku seks menyimpang, pelibatan remaja dalam
bahkan dijadikan obrolan penuh canda di ruang publik. Banyak yang tak
merusak tananan moral dan nilai-nilai budaya Indonesi apalagi jika melirik dasar
negara Pancasila.
perilaku yang tidak sesuai dengan budaya bangsa dan tuntutan agama pada
akhirnya akan dapat merusak kualitas sumber daya manusia. Bahaya pornografi
dan pornoaksi ini jika tidak kita bendung dampaknya sangat merusak moral
bebas merupakan riak-riak kecil akibat dari derasnya informasi yang didapat
generasi muda saat ini. Oleh karena itu pemerintah dapat bekerja sama dengan
33
kedepannya. Untuk itu, perlu kesadaran semua pihak untuk menyadarkan
masyarakat dalam skala kecil atau keluarga dan masyarakat pada umumnya untuk
diri dan keluarga. Kedua, penganganan Eksternal, yaitu: adanya regulasi yang
pendidikan dasar agama yang bukan hanya teori di dalam setiap sumah tangga,
namun lebih menitik beratkan kepada praktek. Selain itu, setiap individu
perbuatan yang tidak senonoh dan melanggar norma agama dan kesopanan.
tegas dan payung hukum dalam bentuk Undang Undang. Untuk mengantisipasi
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan segala bentuk aksi yang membuat individu yang menyaksikan terangsang
dua dimensi lain halnya dengan pornoaksi yang mempertontonkan aksinya dengan
remaja, terbukti dengan maraknya tindak kriminal yang dilakukan para remaja
remaja saat ini pun telah jauh menyimpang dari nilai-nilai moral yang berlaku
saat ini tentu ada sebabnya seperti masuknya nilai-nilai budaya asing dan internet
pendidikan moral yang baik pada diri remaja dimulai dari lingkungan keluarga,
kemudian dari pemerintah juga harus ikut andil dalam masalah ini yaitu dengan
memperkuat aturan hukum yang mengatur tentang pornografi dan pornoaksi agar
generasi muda Indonesia tidak diracuni dengan hal-hal yang bertentangan dengan
budaya kita.
35
B. Saran
semua pihak agar bersikap proaktif dalam memberantas segala bentuk pornografi
dan pornoaksi, sehingga masyarakat Indonesia benar-benar bersih dan aman dari
bahaya pornografi dan pornoaksi ini dapat dicapai melalui peran para pakar dan
situs porno di internet, begitu pula terhadap produk media cetak pornografi seperti
majalah yang kini kian marak dan harus ada keberanian pihak aparat hukum untuk
melakukan penindakan.
dan dampak pornografi. Jika setiap pihak telah sepakat bahwa pornografi perlu
pornografi dan pornoaksi ini diperlukan upaya tanggap, kemauan dan kesadaran
dari diri sendiri untuk memberantas pornografi dan pornoaksi tersebut yang
merupakan penyakit masyarakat kita pada saat ini terutama menyerang para
remaja yang notabene adalah para pelajar mahasiswa dan yang lebih penting lagi
36
kita sebagai makhluk Tuhan harus senantiasa mendekatkan diri pada-Nya agar
terhindar dari perbuatan maksiat tersebut. Hal ini dimaksudkan agar terbangun
menolak berbagai media pornografi pornoaksi dan menciptakan iklim sosial yang
bermoral.
37
DAFTAR PUSTAKA
2015.
referensimakalah.com/2012/09/pengertian-pornografi-dan-pornoaksi.html.
2015.
bintitokhari.blogspot.com/2012/12/pornografi-dan-pornoaksi-di-
2015.
38
Adri, Delzi Guindra. 2013. Pengertian Moralitas menurut para Ahli.
http://kumpulanfiledokument.blogspot.com/2013/02/pengertian-moralitas-
ke-1).http://chipachupz.blogspot.com/2013/10/etika-moral-dan-
dedicated.blogspot.com/2011/09/arti-definisi-moralitas-dan-moral.html.
agustinsibebek.wordpress.com/2012/11/08/pengaruh-pornografi-pada-
.blogspot.com/2012/09/selamatkan-sekolah-dari-aksi-porno.html. diakses
39
Widya, E. 2011. Pornografi dan Pornoaksi. http://edwinawidya.blog
6 Juni 2015
40