Anda di halaman 1dari 17

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PERBEDAAN PENGARUH KONTEN PORNO INTERNET TERHADAP INTENSITAS PERILAKU SEKSUAL PADA SISWA DAN SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTAMADYA SURAKARTA

Bidang Kegiatan PKM PENELITIAN

DIUSULKAN OLEH : IMAM KHOIRUL FAJRI NIA SAHRA LABETUBUN J 500 090 090 J 500 100 116 MIRZANIA MAHYA FATHIA J 500 100 096

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010
A. JUDUL PENELITIAN Perbedaan Pengaruh Konten Porno Internet terhadap Intensitas Perilaku Seksual pada Siswa dan Siswi Sekolah Menengah Atas Kotamadya Surakarta B. LATAR BELAKANG MASALAH Internet sebagai information superhighway dimana laju informasi mengalir tak terbendung merambah segala penjuru dunia, informasi yang bersifat pornografi turut serta pula dalam laju arus informasi lainnya yang tentunya tidak terlepas dari berbagai akibat yang ditimbulkan oleh maraknya arus informasi tanpa kontrol tersebut (Oetomo, 2007). Internet secara positif memiliki muatan ilmu pengetahuan dan kegunaan lainnya, tetapi secara negatif juga banyak bermuatan materi pornografi yang semakin hari semakin marak (Jufri, 2007). Berdasarkan hasil penelitian eMarketer seperti yang dikutip oleh Kurniawati, H (2008), bahwa terdapat peningkatan jumlah situs porno dari tahun 2000 hingga 2007. Data tahun 2000 menyebutkan terdapat sekitar 28.000 situs porno, dan tahun 2006 sebanyak 100.000 situs porno. Sedangkan tahun 2007 meningkat 1,3 milliar. Sedangkan di Indonesia jumlah situs porno dari 22.100 situs pada tahun 1997 menjadi 280.000 situs pada tahun 2000 atau 10 kali banyak dalam tiga tahun. Tiap detik 28.258 orang di dunia melihat tayangan pornografi di internet (berupa gambar dan film). Sampai saat ini jumlah situs porno telah mencapai 4,2 juta (Muslim, 2008). Berdasarkan hasil survey toptenreview.com seperti yang dikutip oleh Soebagijo (2008), Indonesia masuk kedalam peringkat 7 dari 10 peringkat dunia negara pengakses pornografi. Dari hasil survey tersebut juga ditemukan pada tahun 2006 berkembang 100.000 situs yang bermaterikan pornografi anak yakni usia 18 tahun ke bawah. Data tersebut menyebutkan 89% chatting remaja bermaterikan seksual. Rata-rata pengaksesnya berusia 11 tahun. Sedangkan 80% nya berusia 15-75 tahun.

Penggunaan internet untuk mengakses situs-situs porno memang sangat sulit dihindarkan, mengingat bahwa situs semacam itu telah tersedia sangat banyak. Kemungkinan tersulit yang dihadapi oleh remaja adalah mengendalikan perilaku seksualnya ketika situs porno yang dulunya adalah konsumsi orang dewasa namun kini telah menjadi sebuah media dalam menyalurkan perilaku seksualnya. Hal ini jelas salah dan sangat berpengaruh dengan remaja itu sendiri dan tanpa sadar mereka akan terangsang dan kemungkinan terdorong untuk melakukan perilaku seks dari apa yang mereka saksikan. Sehingga kontrol dari dalam diri mereka menjadi kurang baik dan mengakibatkan mereka dengan mudah mengambil keputusan seperti dorongan melakukan masturbasi, sampai pada tingkat dorongan melakukan hubungan seksual (Eriandany, R. 2006). Dengan melihat besarnya pengaruh fatal dari hal-hal yang berbau pornografi ini, diperlukan adanya kesadaran terhadap bahaya pornografi dan pornoaksi terutama konten porno internet yang kini juga telah merambah ke siswa siswi Sekolah Menengah Atas, yang juga merupakan remaja penopang bangsa ini kelak. Sehingga diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui perbedaan besarnya siswa dan siswi yang telah terpengaruh perilaku seksualnya untuk dapat mengantisipasinya. C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka dapat perumusan masalahnya adalah : 1. Seberapa besar perbedaan pengaruh konten porno internet terhadap intensitas perilaku seksual pada siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas Kotamadya Surakarta? D. TUJUAN PENELITIAN Menentukan besarnya perbedaan pengaruh intensitas perilaku seksual pada siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas di Kotamadya Surakarta setelah mengakses konten porno internet.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menunjukkan besar perbedaan intensitas perilaku seksual siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas di Kotamadya Surakarta setelah mengakses konten porno di internet F. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu kajian bagi pemerintah, sekolah, dan orang tua secara khusus serta masyarakat secara umum dalam mengantisipasi intensitas penyimpangan perilaku seksual akibat konten porno. G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Internet a. Pengertian Internet (inter-network) dapat diartikan jaringan komputer luas yang menghubungkan pemakai komputer satu komputer dengan komputer lainnya di seluruh dunia. Internet memiliki bebagai macam fasilitas yaitu: Browsing, E-mail, Searching, Chatting, World Wide Web (WWW), Mailing list, Download, Upload, File transfer protocol (FTP). (Salim, 2009) b. Dampak Negatif Kecanduan pada dunia cyber terbagi dalam lima kategori. 1) Cybersexual addiction Obsesi untuk melihat, men-download dan memperdagangkan pornografi. 2) Cyber-relational addiction Keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet sampai kehilangan kontak dengan hubunganhubungan yang ada dalam dunia nyata. 3) Net gaming

Kecanduan judi, bermain game, berbelanja dan kegiatan jual beli saham melalui internet yang mengganggu pekerjaan dan/atau mengakibatkan terjadinya utang. 4) Information overload Sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi. 5) Computer addiction Riset menemukan bahwa beberapa organisasi mengalami dampak negatif sebagai akibat dari kecanduan akan games off-line. (Enformasi.com, 2009) 2. Pornografi Menurut definisi RUU Pornografi, "Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat. 3. Perilaku a. Perilaku Menurut Skinner dalam Notoadmojo (2003) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus Skinner membedakan perilaku menjadi dua: 1) Perilaku tertutup (Covert Behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2) Perilaku terbuka (Overt Behavior)

Respon seseorng terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain. Skinner dalam Notoatmodjo (2003) mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan atau respon. Menurut Green (2000), perilaku ditentukan oleh 3 faktor: 1) Faktor predisposisi (predidposing factors) yaitu faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu perilaku. 2) Faktor pendukung atau pemungkin (enabling factors) meliputi semua karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang mendukung atau memungkinkan terjadinya suatu perilaku. 3) Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors) yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku antara lain tokoh masyarakat, teman atau kelompok sebaya, peraturan, undangundang, surat keputusan dari para pejabat pemerintahan daerah atau pusat (Notoatmodjo, 2003). 4. Remaja a. Pengertian Remaja Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. (Ali dan Asrori, 2006 : 9). Hurlock dalam Ali dan Asrori (2006 :9) berpendapat bahwa istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Jadi, dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. b. Kurun Waktu Masa Remaja

Hurlock dalam Ali dan Asrori (2006) menggunakan istilah masa puber namun ia menjelaskan bahwa puber adalah periode tumpang tindih, karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahuntahun awal masa remaja (siswa SMA juga masuk dalam kategori dewasa). Pembagiannya sebagai berikut : 1) Tahap prapuber 2) Tahap puber 3) Tahap pasca puber c. Seks Remaja 1) Perilaku Seks Remaja Beberapa aktifitas seksual yang sering dijumpai pada remaja yaitu sentuhan seksual, membangkitkan gairah seksual, seks oral, seks anal, masturbasi dan hubungan heteroseksual (Pangkahila, 2010:136). 2) Onani atau Masturbasi Menurut Boyke (2010:85-86), onani atau masturbasi yaitu suatu bentuk pemuasan diri sendiri secara seksual dengan merangsang alat kelamin. Rangsangan ini diperoleh denngan khayalan (fantasi) yang disertai rangsang mekanik (menyentuh atau menggosok alat kelamin dengan tangan, vibrator, ataupun benda lainnya). Pada awalnya individu mulai dengan mencari kepuasan, dan akhirnya individu tersebut akan terikat dan dikuasai oleh perilaku masturbasi. Kebiasaan ini akan terulang terusmenerus, maka terjadilah suatu siklus kecanduan. 3) Ciuman Menurut Boyke (2010:13), ciuman dapat memendekkan umur. Saat berciuman, kelenjar kelenjar tiroid jadi aktif. Detak jantung jadi makin cepat, tekanan darah meningkat, dan denyut nadi pun kian sering. Selain itu, produksi glukosa meninggi dan : Wanita 11 13 tahun; pria 14 16 tahun : wanita 13 17 tahun; pria 14 17 tahun 6 bulan : wanita 17 21 tahun; pria 17 tahun 6 bulan 21 tahun

insulin jadi terhenti. Padahal hormon yang dihasilkan pankreas ini untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. Karena kondisi biologis yang mendadak kacau begitu, umur pasangan yang berciuman berkurang sekitar tiga menit. 4) Hubungan seksual, seks oral dan seks anal Penelitian yang dilakukan pada tahun 1995 terhadap remaja yang berumur antara 15 19 tahun di Amerika Serikat menunjukkan hasil sebagai berikut : a) 55% remaja telah berhubungan seks b) 49% remaja mengalami seks oral (mulut) c) 11% remaja mengalami seks anal (dubur) (Pangkahila, 2010:136) d. Penyimpangan Seks 1) Sodomi Sodomi merupakan aktivitas seks yang dilarang. Selain sodomi, istilah lain yang berarti sama adalah anal intercourse, anal coitus, anogenital intercourse, coitus analis, coitus per anum, dan intercourse per anum. Semua istilah tadi menunjukkan di mana anus dilibatkan sebagai alat hubungan seksual. (Dian, 2010:34-35) 2) Homoseksual Homoseksual adalah kelainan terhadap orientasi seksual yang ditandai dengan timbulnya rasa suka terhadap orang lain yang mempunyai kelamin atau sejenis atau identitas gender yang sama. Istilah yang sudah umum dikenal masyarakat untuk orang yang termasuk homoseksual adalah gay (untuk lelaki) dan lesbian (untuk wanita)(Adee, 2010). 3) Masokis dan Sadisme Masokisme seksual melibatkan dorongan kuat yang terus menerus dan fantasi yang terkait dengan tindakan seksual yang melibatkan perasaan dipermalukan, diikat, dicambuk, atau dibuat

menderita dalam bentuk lainnya. Orang tersebut tidak dapat mencapai kepuasan seksual jika tidak ada rasa sakit atau malu. Sadisme seksual ditandai dengan preferensi mendapatkan atau meningkatkan kepuasan seksual dengan cara menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun mental. H. METODE PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pendekatan deskriptif analitik. 2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada sepuluh Sekolah Menengah Atas di Kotamadya Surakarta yang dipilih secara random. 3. Populasi Penelitian Siswa dan siswi yang ada pada Sepuluh Sekolah Menengah Atas di Kotamadya Surakarta yang dipilih secara random. 4. Subjek Penelitian 1. Besar Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 500, dengan rincian 250 siswa dan 250 siswi yang ada pada sepuluh Sekolah Menengah Atas Kotamadya Surakarta. 2. Kriteria Pemilihan Subjek 1) Kriteria Inklusi a) Usia siswa dan siswi antara 15-19 tahun b) Bersedia menjadi responden 2) Kriteria Eksklusi a) Responden yang hanya mengisi kuesioner kurang dari setengah jumlah total pertanyaan

10

b) Tidak bersedia mengisi kuesioner 5. Teknik Sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. 6. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas : konten porno internet. 2. Variabel Terikat : intensitas perilaku seksual siswa dan siswi 7. Defenisi Operasional Variabel 1. Konten Porno Internet Konten porno internet adalah berbagai macam bentuk pornografi yang diperoleh melalui jarigan internet yaitu berupa cerita dewasa, gambar yang menunjukan bagian tubuh yang terlarang, video atau rekaman yang berisi orang-orang yang sedang melakukan hubungan intim/seksual, dan lain-lain. Indikator yang digunakan untuk mengetahui konten porno adalah : 1. Ketertarikan untuk melihat hal hal yang berbau porno 2. Jenis konten porno yang dilihat 3. Frekuensi melihat konten porno b. Intensitas Perilaku Seksual Intensitas perilaku seksual merupakan seberapa besar segala tingkah laku para remaja yang didorong oleh hasrat, akibat menyaksikan berbagai bentuk konten porno atau hal-hal yang menimbulkan nafsu (birahi). Bentuk tingkah laku ini bermacammacam mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku kencan, bercumbu, dan bersenggama.

11

8. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan adalah non tes, yakni berupa angket atau kuesioner karena menggunakan metode survei dengan lokasi penelitian yang relatif luas dan responden cukup banyak.
a. seksual siswa SMA Pengukuran intensitas perilaku seksual, adalah Pengukuran intensitas perilaku

dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada subjek . Untuk mengungkap intensitas tersebut dengan sistem penilaian skala Likert yang dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban. Penyusunan kuesioner ini juga dikelompokkan dalam item favorable dengan nilai positif dan item-item unfavorable dengan nilai negatifnya yang dibuat kategori berdasar teori yang dibahas di bab 2, dengan nilainya sebagai berikut: a. Sangat setuju = 4 b. Setuju = 3 c. Tidak setuju = 2 d. Sangat tidak setuju = 1 b. internet Pengukuran pengaruh kontens porno internet adalah dengan menggunakan kuesioner tentang pengaruh konten porno internet. Untuk mengungkap pengaruh kontens porno internet, digunakan sistem penilaian skala Likert yang telah dimodifikasi menjadi 4 alternatif jawaban. Pengukuran pengaruh kontens porno

12

Penyusunan kuesioner ini juga dikelompokkan dalam item favorabel dan unfavorabel.

9. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan adalah metode angket atau kuesioner dengan jenis data kuantitatif. Pengumpulan data dengan cara pengumpulan data primer dari subjek penelitian yaitu dengan kuesioner yang telah disesuaikan dengan etika penelitian. Pengumpulan data melibatkan anggota peneliti dan guru sekolah. Data meliputi inisial nama, jenis kelamin, usia, kelas dan data mengenai variabel yang akan diteliti. 10. Rancangan Penelitian Persiapan

Koordinasi

Konsultasi dan relevansi kuesioner (konsultasi kepada ahli dan pembuatan kuesioner yang relevan dengan variabel penelitian )

Sosialisasi (Sosialisasi penelitian yang akan dilakukan diikuti penyuluhan mengenai dampak konten porno)

Survei (pengisian kuesioner oleh responden) Pengolahan data (editing, skoring, coding, entry, dan tabulating dengan SPSS 16.0) Analisis data (uji analisis chikuadrat )

13

11. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data a. Pengolahan Data Pengolahan data menggunakan program komputerisasi SPSS versi 16.00 dan dimasukan dalam master tabel kemudian ditabulasi. b. Analisis Data Data dianalisis dengan Chi kuadrat dengan tingkat kepercayaan 95 % ( = 0,05) menggunakan program komputerisasi SPSS versi 16.00. I. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN Jadwal Penelitian Bulan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Kegiatan Pembuatan dan penyelesaian proposal Persiapan alat dan bahan Penelitian Pengumpulan data Konsultasi pembimbing Pengolahan data dan penyusunan laporan Evaluasi Penyusunan laporan akhir I II III IV 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

J. BIODATA ANGGOTA 1. Ketua pelaksana kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk Kegiatan 2. a. Anggota Pelaksana Nama Lengkap : Mirzania Mahya Fathia : Imam Khoirul Fajri : J 500 090 090 : Universitas Muhammadiyah Surakarta : 4 jam per minggu

c. Fakultas/ Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Dokter

14

b. c. d. e. 3. a. b. c. d. e.

NIM Perguruan Tinggi Surakarta

: J500 100 096 : Kedokteran / Pendidikan Dokter : Universitas Muhammadiyah

Fakultas/ Program Studi

Waktu untuk Kegiatan Anggota Pelaksana Nama Lengkap NIM Perguruan Tinggi Surakarta Waktu untuk Kegiatan Fakultas/ Program Studi

: 4 jam per minggu : Nia Sahra Labetubun

: J 500 100 116 : Kedokteran / Pendidikan Dokter : Universitas Muhammadiyah

: 4 jam per minggu

K. BIODATA DOSEN PEMBIMBING 1. 2. 3. 4. 5. Nama Lengkap Jenis Kelamin Jabatan Struktural Fakultas/Jurusan Waktu Penelitian : dr. Ganda Anang S A : Laki-laki : Kasub Lab Komdik FK UMS : Kedokteran / Pendidikan Dokter : 4 jam per minggu

L. RINCIAN BIAYA KEGIATAN 1. Biaya Habis Pakai No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Kebutuhan Tinta Printer CD Blank Kertas HVS Bolpoint Spidol Buku Tulis Satuan Pak Keping Rim Pak Buah Pak Harga Satuan 22.500 3.500 35.000 17.500 6.000 30.000 Penggunaan 5 10 2 1 4 1 Biaya 112.500 35.000 70.000 17.500 24.000 30.000

15

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Foto kopi pustaka Foto Kopi Quesioner Kuitansi Map Data Tipex Pensil Staples

Lembar Lembar Buah Buah Buah Buah Buah

200 200 5.000 25.000 5.000 1.000 14.000

100 1000 1 10 3 7 4

200.000 200.000 5.000 250.000 15.000 7.000 56.000 822.000

Sub Total 2. Biaya Penunjang Kegiatan PKM No. 1. 2. 3. 4. 5. Nama Kebutuhan Sewa 3 komputer Akses Internet Sewa printer Sewa kamera Sewa LCD Satuan Jam Jam Hari Bulan Pertemuan Harga Satuan @ 2.500 @ 3.500 5.000 75.000 25.000 Penggunaan 90 80 50 4 10

Biaya 225.000 280.000 250.000 300.000 250.000 1.305.000

Sub Total 3. Biaya Perjalanan dan Akomodasi No. 1. Nama Kebutuhan Sewa 3 motor Satuan Hari Harga Satuan @ 10.000 Penggunaan 30

Biaya 900.000

16

2.

Diskusi Terbatas 3 orang

750.000 Hari @ 5.000 50 1.650.000

Sub Total 4. Lain-lain No. 1. Nama Kebutuhan Cendera Mata a. Pulpen b. Stiker c. Jam dinding 2. 3. 4. 5 6. 7. 8. 9. Proposal Laporan Kemajuan Laporan Akhir Cuci Foto Satuan Lembar Buah Jilid Jilid Jilid Cetak Lembar Buah 3250 500 50.000 30.000 30.000 30.000 3.500 200.000 83.000 100.000 50.000 500 200 10 6 5 6 30 1 1 1 10 Satuan Harga Satuan Penggunaan

Biaya

1.625.000 100.000 500.000 180.000 150.000 180.000 105.000 200.000 83.000 100.000 500.000

Catride reffil

Flash disk 2 G Buah Biaya komunikasi Konsumsi survei lapangan Satuan Hari

Sub Total Rekapitulasi Rincian Biaya Penelitian: 1. 2. 3. Biaya Habis pakai Biaya Penunjang PKM Perjalanan Rp Rp Rp 822.000 1.305.000 1.650.000

3.723.000

17

4.

Lain-lain Total

Rp Rp

3.723.000 + 7.500.000

M. LAMPIRAN 1. Daftar Pustaka 2. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Anda mungkin juga menyukai