B. METODE
Presentasi/Ceramah, Diskusi dan tanya jawab
C. MEDIA
In Fokus, Leaflet
D. Kegiatan Pembelajaran
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
4. Mengajukan pertanyaan
untuk menggali
pengalaman sasaran
tentang bahaya Pornografi
Butir-butir pertanyaaan :
A. Pengertian Pornografi
Pornografi adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia
secara terbuka (eksplisit) dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual).
Pornografi dapat menggunakan berbagai media teks tertulis maupun lisan, foto-foto,
ukiran, gambar, gambar bergerak (termasuk animasi), dan suara seperti misalnya
suara orang yang bernapas tersengal-sengal. Film porno menggabungkan gambar
yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan/atau suara-suara erotik lainnya,
sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis.
Internet berawal dari institusi pendidikan dan penelitian di Amerika Serikat,
DARPA(Department of Defense Advanced Research Projects Agency). Misi awalnya
sederhana, yaitumencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan
para peneliti dengan berbagaisumber daya jauh seperti sistem komputer dan
pangkalan data yang besar. Keberhasilan tersebutmembantu membudidayakan
sejumlah jaringan lainnya, yang kemudian menjadi saling berhubungan;25 tahun
kemudian, sistem ini erevolusi menjadi suatu "organisme" yang semakin
luasperkembangannya yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan.
Dewasa ini, internet telah berkembang sangat pesat merambah ke pelosok-
pelosok daerah.Internet dijadikan salah satu alat informasi dan komunikasi yang
sangat diminati masyarakat. sebabnya internet telah berkembang menjadi ajang
komunikasi yang sangat cepat dan efektif serta biayanya juga relatif murah
dibandingkan dengan komunikasi lewat telepon. Penggunaannya kini mencakup
berbagai kalangan, surat kabar, penerbit, stasiun TV, artis, para pendidik, pengelola
perpustakaan, penggemar komputer, dan pengusaha.
Alasan pemanfantannya pun beraneka ragam, mulai dari sekadar untuk
berkomunikasi hingga mengakses informasi dan data yang penting. Teknologi-
teknologi yang ditawarkan pun sangat inovatifdan menjadi solusi atas tuntutan zaman
yang serba cepat.
Penerimaan merupakan kunci yang paling awal. Orang tua harus membenahi persepsi
mereka tentang adiksi dan jangan serta-merta melihatnya hanya sebagai sebuah
kesalahan, sebuah dosa, sebuah hal yang menjijikkan. Persepsi dan sikap yang harus
menjadi landasan awal adalah bahwa anak perlu pertolongan dan mereka hampir putus
asa menolong dirinya sendiri. Mr. Hyde mengatakan bahwa tidak ada orang yang
membenci adiksi selain orang yang kecanduan itu sendiri. Anak yang kecanduan
pornografi benci akan kencanduannya dan sangat ingin keluar darinya. Ia tersiksa
diperbudak oleh adiksi dan merasakan kehampaan dalam hidup. Mereka depresi dan
tanpa pertolongan, mereka bisa mengambil keputusan yang salah.
Kasih sayang adalah obat yang paling manjur. Sejumlah sekolah sert-merta men-DO
siswanya yang tertangkap melakukan hal yang sifatnya pornografi, padahal itu tidak
menyelesaikan masalah. Itu akan mempermalukan sang anak dan ia akan semakin
menutup diri sehingga semakin sulit untuk menolongnya. Hukuman dan amarah hanya
akan menambah siksaan. Pertolongan dan kasih sayang lah yang menyelamatkan.
Kita tidak akan bisa melindungi anak dari media dan hal-hal yang beredar dalam media
tidak dapat kita kontrol. Kadang pornografi muncul secara tersirat kadang terang-
terangan. Oleh karena itu kita harus bisa membekali anak agar tidak digoyahkan atau
hanyut oleh apa yang disajikan media. Caranya adalah dengan kejujuran. Katakan pada
anak dengan jujur tentang seks, tentang kekhawatiran kita, tentang dampak yang bisa
mereka peroleh dari sebuah keputusan yang salah.
Mr. Hyde mengatakan bahwa ia berbicara pada anaknya tentang seks. Beliau mengatakan
bahwa seks memang sangat enak, tetapi hanya jika dilakukan di saat yang tepat. Beliau
menganalogikannya dengan mobil. Mana yang lebih baik, mendapat mobil rongsokan
hari ini yang bisa membahayakanmu, atau menunggu beberapa tahun untuk mendapat
sebuah Porche? Menerima mobil rongsokan hari ini hanya akan membuat kita lelah dan
terancam bahaya. Pada akhirnya kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya membawa
mobil. Tapi jika ingin menunggu, maka kenikmatan yang akan kita dapatkan pun akan
sangat luar biasa. Beliau juga menjelaskan tentang kaitan hubungan seksual dengan cinta
dan komitmen. Seks akan terasa sangat nikmat jika diiringi dengan cinta dan komitmen.
Kenikmatan yang disajikan oleh media pornografi manapun tidak akan bisa menandingi
rasa damai yang hadir dari kepuasan seks yang diiringi cinta dan komitmen. Seks juga
akan semakin luar biasa ketika berdampingan dengan nilai spiritual kita. Melakukan seks
tanpa takut dosa sehingga rasa yang hadir pun menjadi sangat mendamaikan jiwa.
Hal sederhana yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah adiksi pornografi adalah
dengan menunjukan ekspresi cinta dan kasih sayang antara satu sama lain di depan anak-
anak. Bukan melakukan kegiatan seksual di depan anak, tapi menunjukan cinta dalam
kata-kata, ketika berbicara dengan suami atau istri, saling tersenyum, mengecup dahi,
dan mengatakan betapa sebagai pasangan mereka saling mencintai. Ini akan membangun
sebuah nilai di benak anak mengenai hubungan yang benar antara 2 orang manusia.
Mereka akan menginginkan hal itu dan akan merasa jijik ketika melihat aksi pornografi
yang sifatnya seperti binatang.
Anak yang sudah terlanjur adiktif, harus dibantu dengan kasih sayang dan kesabaran.
Butuh waktu bagi mereka untuk kembali menormalkan dopamine mereka. Butuh latihan
untuk menjadi bisa dan sebagai orang tua, kita harus selalu siap mendampingi. Izinkan
anak berbicara dengan leluasa tentang penderitaannya dan hargai perasaannya. Jangan
menghakimi atau menghukum, tapi bantu. Jika orang tuanya tidak membantu, maka ia
pun bisa mencari bantuan dari tempat yang salah, yang bukannya menyelamatkan, tetapi
semakin membahayakan.
Daftar Pustaka
https://0penview.wordpress.com/2010/10/07/resume-mengenali-dan-mengatasi-adiksi-
pornografi-pada-anak-dan-remaja/
Hilman A .M. 2005. Mengana Anak Kita Perla Pendidikan Seksualitas. HDA Publishers.
Bandung.
Kristanto, A. 2014. Bentuk Dukungan Sosial Keluarga terhadap Remaja Pengguna Narkoba
(Studi Kasus di Yayasan Borneo Insan Mandiri Samarinda). E Journal Ilmu Sosiatri Vol. 2
No. 3 : 64-76.