C TUMOR
PARU + SOL EKSTRADURAL C2 DI RUANG FRESIA 1 RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
“Diajukan untuk memenuhi tugas program profesi ners stase keperawatan paliatif”
Disusun Oleh :
I. PENGKAJIAN AWAL
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 5 Februari 1974
Usia : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pelaku Rawat : Suami dan Anak
Alamat : Blok Sumbon RT 06/ RW 02, Kroya,
Kab. Indramayu
Pendidikan Terakhir : SLTP
Status : Menikah
No. RM : 0001710784
UPK/Dokter : Sp.pD Mely .M
Diagnosis : Efusi Pleura E.C Tumor Paru + SOL
Ekstradural C2
Tanggal Masuk RS : 7 November 2018
Tanggal Pengkajian : 8 Desember 2018
D. Genogram
Ny. S
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
E. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Klien merasakan nyeri di area leher.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Saat pengkajian, klien terlihat lemah dikasur, klien mengeluh nyeri.
P : nyeri di leher bertambah saat klien menengok ke arah kanan, nyeri
berkurang saat istirahat
Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri di area leher
S : nyeri dikaji dengan menggunakan numeric rating scale, dan pasien
menyatakan skala nyerinya 3 dari 10
T : nyeri dirasakan hilang timbul
Keadaan klien dengan benjolan dileher, posisi tidur selalu menengok ke kiri, tangan
kiri lemah tidak bisa digerakan hanya bisa menggerakan jari, kaki juga lemah saat
digerakan.
Klien terpasang infus NaCl 0,9%, dan terpasang CTT, klien menggunakan oksigen
2l/menit. Saat ini klien mendapatkan terai obat, ompeprazole po 1x1, KSR po 1 x 1,
MST po 2x1 , heparin sc 1x1, ceftriaxone po 1x1, ranitidine po 2x1, morfin 500u/jam
drip.
Klien masuk RSHS sejak bulan ke 9 tahun 2018. Klien sudah dilakukan radioterapi 3
kali. Kemudian di rencanakan untuk dilakukan tindakan radioterapi hingga 5 kali dan
kemudian akan dilakukan prosedur operasi.
F. Pengkajian Fisik
1) Kesadaran
Compos Mentis
GCS: E4 V5 M6
2) Penampilan umum
Pasien tampak lemas, pucat
3) TTV
Tekanan Darah = 100/90 mmHg dengan candesartan dan amlodipine
Nadi = 108x/menit
Pernapasan = 33 x/menit terpasang binasal 3 lpm
Suhu = 36,6oC
4) Antropometri
BB = 53,5 kg
TB = 153 cm
IMT = 22,8 kg/m2
5) Pemeriksaan Persistem
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi: warna kulit sawo matang, cyanosis (-), tidak ada bau,
tidak ada pigmentasi, kulit tampak lembab, terdapat decubitus
Sistem grade II di area bokong sebesar 5x6 cm dengan luka berwarna
Integumen merah, tidak ada puss.
Palpasi: kulit teraba lembab, tidak ada bengkak, akral teraba
hangat, turgor kulit <3 detik, edema (-),
Inspeksi: terdapat CTT pada area dada kiri, pernapasan
33x/menit, terpasang oksigen 2 lpm, saturasi oksigen 90-93 %,
ekspansi paru normal pada kedua lapang paru
Sistem
Palpasi: ekspansi paru normal, kiri dan kanan sama
Pernapasan
Auskultasi: terdapat suara ronchi pada area paru
Perkusi: Resonance/Sonor pada ICS 1-6 thoraks kanan, dan
ICS 1-2, & 6 thoraks kiri
Inspeksi: Konjunctiva anemis (-), cyanosis (-), perfusi perifer
baik
Sistem
Palpasi: turgor kulit baik, eudema (-). CRT < 2 detik, akral
Kardiovaskular
hangat, Nadi: 80x/menit
Auskultasi: Suara jantung normal, irama regular.
Inspeksi: Mukosa mulut lembab. Perdarahan gusi (-), lidah
pucat, refleks menelan (+) Gigi banyak yang berlubang.
Sistem Kebersihan mulut kotor. Abdomen cembung, bersih.
Gastrointestinal Palpasi: Abdomen teraba hangat, hepatomegali (-).
Auskultasi: Bising usus 14x/menit.
Perkusi: Area perut dullness.
Inspeksi: Urin berwarna kuning pekat, terpasang kateter,
Sistem tidak ada area luka pada genital.
Urogenital Palpasi: Tidak ada perbesaran ginjal, distensi kandung
kemih (-)
Inspeksi: Klien tidak dapat berjalan hanya berbaring di tempat
tidur, untuk miring kanan atau kiri pun dibantu.
Sistem
Palpasi: Anggota gerak teraba hangat. Nyeri tekan (-).
Muskuloskeletal
Kekuatan otot atas kanan 3/3 kiri 2/2, Kekuatan otot bawah
kanan 2/2 kiri 2/2.
Inspeksi: Klien tangan kiri tidak bisa digerakan hanya bisa
Sistem Saraf
menggerakan jari. Kaki lemas tidak dapat digerakan.
Pusat
Palpasi: Klien dapat merasakan sentuhan.
Inspeksi dan palpasi: Terdapat benjolan KGB pada leher.
Sistem
Endokrin
Inspeksi: Mata dan alis sejajar antara kiri dan kanan, yang
kanan lebih tinggi. Konjunctiva anemis (+), klien masih dapat
melihat dengan jelas, pergerakan bola mata normal, lapang
pandang masih normal. Hidung simetris. Udara dari lubang
Sistem Mata
hidung +/+. Pernafasan cuping hidung -/-. Fungsi penghidu
Sensori
normal. Telinga simetris.Klien bercakap cakap agak kurang
jelas namun masih terdengar apa maksudnya. Klien dapat
mendengar dengan normal. Nyeri tekan (+)
Palpasi: tidak ada pembengkakan di area mata dan hidung
N III, IV, : Reflek pupil (+) normal, pergerakan bola mata ke segala arah baik.
VI Pupil mengecil saat diberi cahaya, bentuk pupil isokor, klien dapat
membuka dan menutup mata secara spontan
N XI : Kekuatan otot pada extremitas atas kanan 3/3 kiri 2/2 dan pada
ekstremitas bawah 2/2. Klien tidak bisa menengok kanan karena
nyeri dapat terdapat masa
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan labolatorium
Pemeriksaan laboratorium: 05-12-2018 Jam 11:49
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
Hematologi 14 Parameter
Hemoglobin 11.8 12.3 – 15.3 g/dL Rendah
Hematokrit 36.4 36.0 – 45.0 % Normal
Eritrosit 4.14 4.2 – 5.5 juta/uL Rendah
Leukosit 10.83 4.50 – 11.0 10^3/uL Normal
Trombosit 537 150 - 450 ribu/uL Tinggi
Index Eritrosit
MCV 87.9 80 - 96 fL Normal
MCH 28.5 27.5 – 33.2 pg Normal
MCHC 32.4 33.4 – 35.5 % Rendah
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 0–1 % Normal
Eosinofil 1 0–4 % Normal
Neutrofil Batang 0 3–5 % Normal
Neutrofil Segmen 76 45– 73 % Tinggi
Limfosit 15 18 – 44 % Rendah
Monosit 18 3–8 % Normal
Kimia
Glukosa Sewaktu 95 < 140 mg/dL Normal
Protein Total 6.3 6.4 – 8.2 g/dL Rendah
Albumin 1.8 3.4 – 5.0 q/dL Rendah
Globulin 4.5 Normal
Ureum 11.6 15 - 39 mq/dL Rendah
Kreatinin 0.38 0.6 – 1.0 mq/dL Rendah
Natrium 135 135 – 145 mEq/L Normal
Kalium 4.2 3.5 – 5.1 mEq/L Normal
Kalsium Ion 4.45 4.5 – 5.6 mEq/L Rendah
Magnesium 1.8 1.8 – 2.4 mg/dL Normal
Rasio Albumin/ 0.40 1.1 – 1.5 Rendah
Globulin
1. Assesment Sistematik
Kriteria Ya Tidak Keterangan Kriteria Ya Tidak Keteranga
Lelah √ Klien merasakan Sesak napas √ Klien sering batuk-
Gangguan Tidur √ nyeri Batuk √ batuk berdahak dan
General /
√ √
respirasi
General
Mual Kesadaran
Muntah Kebingungan √
Konstipasi √ Hilang memori √
Diare √ Halusinasi √
Hematemesis √ Mimpi buruk √
Melena
√
√
Gangguan kemih √ Sedih √ Klien tidak
Psikologis
Saluran Gangguan √ Depresi √ mengungkapkan
kemih kandungan √ Cemas √ secara langsung,
Kateter namun terlihat dari
raut wajah
Gatal √
Lainnya
Kemerahan √
kulit
2. Perawatan terintegrasi
Relaxation Theraphy
1. Jelaskan alasan untuk
mengenal relaxasi,
manfaat, batas dan jenis
relaxasi yang tersedia.
2. Menciptakan lingkungan
yang tenang, cahaya redup
dan suhu senyaman
mungkin.
6. Kesiapan untuk NOC: NIC:
meningkatkan Koping Konseling 1. Agar klien merasa aman dan nyaman
koping efektif. Kriteria Hasil: Aktivitas: 2. Agar dapat mengetahui tingkat pengatahuan klien
Mengidentifikasi pola 1. Mendemonstrasikan rasa 3. Agar dapat memfasilitasi klien dan dapat
koping efektif empati dan kehangatan meningkatkan kesiapan klien
Meningkatkan penggunaan 2. Menjelaskan tentang 4. Agar dapat memahami kondisi yang dialami
strategi koping yang tujuan dari konseling 5. Dapat meningkatkan rasa aman,nyaman dan percaya
efektif 3. Menggunakan teknik diri pada klien
Meningkatkan penggunaan refleksi dan klarifikasi 6. Agar klien merasa berharga
dukungan social yang untuk memfasilitasi
tersedia ekspresi. Peningkatan Koping:
Penyesuaian Psikososial: 4. Menjelaskan bagaimana Aktivitas:
Perubahan Hidup perilaku keluarga terhadap 1. Agar mengetahui situasi kehidupan klien
Definisi: respon adaptif pasien. 2. Dapat mengetahui sejauh mana pasien membuat
psikososial terhadap perubahan 5. Mendampingi pasien dan keputusan
hidup individu. memberi pujian pada pada 3. Agar dapat menegtahui permasalahan yang terjadi
Setelah dilakukan intervensi pasien 4. Agar dapat menetahui kemungkinan resiko yang
klien dapat mengatasi masalah 6. Berikan pujian untuk terjadi
ini, dengan kriteria hasil: keterampilan yang baru. 5. Agar dapat menetahui perubahan peran yang terjadi
Mampu menentukan 6. Agar dapat meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi
tujuan yang realistis Peningkatan Koping: klien
Mengungkapkan Aktivitas: 7. Agar dapat mengeyahui perasaan klien.
optimisme terhadap masa 1. Kenali dampak situasi
sekarang dan yang akan kehidupan pasien terhadap
datang. peran dan hubungan
Mampu identifikasi 2. Evaluasi kemampuan
strategi koping yang pasien dalam membuat
efektif keputusan
Mampu menggunakan 3. Gali bersama pasien
dukungan sosial yang ada. metode yang digunakan
pada masa sebelumnya
dalam menghadapi
masalah hidup.
4. Tentukan risiko
kemungkinan tindakan
menyakiti diri.
5. Anjurkan pasien
mengidentifikasi gambaran
perubahan peran yang
realistis.
6. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan.
7. Dukung pengungkapan
secara verbal tentang
perasaan, persepsi dan
ketakutan.
VI. IMPLEMENTASI
Nama klien : Ny. S Ruangan : Fresia I
No. RM : 0001710784 Kamar/ Bed : 7/ 2
15.00 - Melakukan pemeriksaan TTV dan pengkajian lanjutan - TD : 120/80, HR : 124 x/menit, RR : 25
x/menit, SaO2 : 95%, skala nyeri 3 (0-10)
16.00 - Memberikan koping positif pada klien dan keluarga - Klien dan keluarga terlihat ikhlas dan
dalam menghadapi perjalanan penyakitnya akan tetap berjuang untuk melakukan
pengobatan
18.00 - Melakukan pemberian obat IV sesuai dengan catatan - Klien kooperatif
pengobatan
20.30 - Menghitung input output klien - Input : 200 cc, Output : urine 100 cc,
CTT : 1320 cc.
21.00 - Melakukan operan dengan shift malam - Operan dilakukan dengan baik.
21.30 - Mempersiapkan obat klien - Obat diberikan pukul 01.00
01.00 - Memberikan obat IV pada klien - Klien terbangun dan kooperatif saat
diberikan obat IV.
01.15 - Memposisikan klien dengan nyaman - Klien menjadi lebih nyaman dengan
posisinya saat ini.
05.00 - Klien diseka oleh suami.
06.00 - Mempersiapkan klien untuk personal hygiene - TD : 120/90 mmHg, HR : 103x/menit,
- Observasi TTV dan pengkajian kecemasan klien RR : 27 x/menit, skala nyeri 3 (0-10)
06.30 - Input : 200 cc, Output : urine : 350 cc,
- Menghitung input dan output klien CTT : 1450 cc
07.00 - Operan dilakukan dengan baik.
- Melakukan operan dengan shift pagi
Minggu, 9 08.00 - Observasi skala nyeri dan tanda-tanda vital - Skala nyeri 3. Nyeri dirasakan saat klien
Desember berubah posisi.
2018 - TD : 130/90 mmHg, HR : 98 x/menit, RR
: 30x/menit.
08.15 - Memposisikan klien dengan nyaman - Klien diposisikan semi fowler
09.00 - Kolaborasi pemberian terapi analgesik : paracetamol - Obat diberikan dan klien kooperatif
1gr (po), MST 1gr (po) - Luka dengan grade II
10.00 - Melakukan ganti verband pada luka decubitus - Klien kooperatif saat diberikan terapi
13.00 - Memberikan terapi sesuai catatan pengobatan pengobatan.
13.30 - Menghitung input dan output klien - Input : 700 cc, Output : urine : 500 cc,
CTT tidak dapat dihitung karena terlepas.
14.00 - Melakukan operan dengan shift siang - Operan dilakukan dengan baik.
14.30 - Melakukan pemeriksaan TTV dan skala nyeri - TD : 120/90 mmHg, HR : 96 x/menit, RR
: 33 x/menit, skala nyeri 3 (0-10)
16.00 - Melakukan pengkajian persistem pada klien - Klien dan keluarga kooperatif saat
diberikan pertanyaan.
17.00 - Mengobservasi dan asistensi hecting pada CTT klien - Hecting dilakukan dengan baik dan klien
yang terlepas kooperatif.
20.00 - Memberikan terapi sesuai dengan catatan pengobatan - Klien kooperatif
20.30 - Menghitung input dan output klien - Input : 250 cc, Output : Urine
- 300 cc, CTT tidak dapat dikaji.
21.00 - Melakukan operan dengan shift malam - Operan dilakukan dengan baik.
21.30 - Melakukan management nyeri pada klien (teknik - Klien mengatakan saat ini skala nyeri nya
relaksasi dan nafas dalam) 4 dari 10, ketika dilakukan management
nyeri klien dapat mengikuti instruksi yang
diberikan.
21.45 - Mengkaji kembali resiko jatuh dan penggunaan - Bedplang di tempat tidur klien selalu
bedplang terpasang
21.50 - Mendampingi klien untuk menenangkan fikiran - Klien mengatakan hatinya semakin tenang
dengan berdzikir sebelum tidur jika berdzikir
00.00 - Memberikan terapi obat sesuai dengan COP klien - Klien dapat kooperatif dan mengikuti
(Ciprofloxacin, Cepefime, Heparin) instruksi dengan meminum obat sesuai
dengan jadwalnya.
05.00 - Membantu personal hygiene klien - Klien mengatakan lebih nyaman jika
dibantu oleh keluarga saja
05.30 - Menghitung TTV dan Intake Output klien - TD: 130/80 mmHg, HR: 84x/mnt, RR:
22x/mnt, Suhu: 36,4oC, Intake: 250 cc,
Output: 150 cc
07.00 - Melakukan operan dengan dinas pagi - Operan berjalan dengan lancar
Selasa, 11 07.00 - Cek TTV klien - TD: 120/80 mmHg, HR: 84x/mnt, RR:
Desember 26x/mnt, Suhu: 36,7oC
2018 07.15 - Melakukan management nyeri pada klien (teknik - Klien mengatakan saat ini skala nyeri nya
relaksasi dan nafas dalam) 4 dari 10, ketika dilakukan management
nyeri klien dapat mengikuti instruksi yang
diberikan.
07.30 - Melakukan mika miki pada klien - Klien dan keluarga sudah dapat
memahami dan sudah mulai melakukan
08.00 - Memberikan terapi obat sesuai dengan COP klien hal tersebut.
(Ciprofloxacin, Cepefime, N. Asetyl Systein, - Klien dapat kooperatif dan mengikuti
Candesartan, Amlodipin, KSR, MST, dan instruksi dengan meminum obat sesuai
08.15 Paracetamol) dengan jadwalnya.
- Memotivasi klien untuk semangat dalam menjalani - Klien mengatakan sudah menerima
hidupnya ditengah penyakit yang diderita oleh klien keadaannya saat ini dan mencoba untuk
09.00 tetap semangat
- Mengganti balutan decubitus pada klien - Klien kooperatif. Keadaan luka bersih,
10.00 pus (-)
10.15 - Memberikan terapi heparin - Klien kooperatif
- Mengantar klien untuk melakukan radioterapi ke-5 - klien sedikit merasa cemas, tetapi klien
mencoba untuk tetap semangat demi
12.00 kesembuhannya
- Memfasilitasi/ menemani klien makan - Klien tidak menghabiskan makanannya
13.00 karena merasa sudah kenyang
- Memberikan terapi obat kepada klien (N. Asetyl - Klien kooperatif
13.30 Systein dan paracetamol)
14.00 - Mencatat intake dan output klien - Input: 200cc, output: 150 cc
- Melakukan kegiatan operan dengan shift siang - Operan dapat berjalan dengan lancar
14.30 - Melakukan pengkajian status oksigenasi - Klien mengeluh sesak, RR: 28x/menit,
Saturasi: 90%
14.35 - Memberikan terapi oksigen 3 lpm - Klien merasa lebih nyaman ketika sudah
diberikan oksigen
16.00 - Memberikan terapi obat pada klien (Ciprofloxacin, - Klien kooperatif dan meminum obat
Cepefime, dan Heparin) sesuai dengan anjuran
16.30 - Mengkaji status psikologis klien pasca dilakukan - Klien mengatakan cukup tegang sebelum
radioterapi tindakan radioterapi walaupun sudah
beberapa kali dilakukan radioterapi
18.00 - Memberikan terapi obat pada klien (Paracetamol) - Klien kooperatif saat dilakukan
pemberian obat
20.30 - Mengukur TTV dan menghitung intake output klien - TD: 120/80, HR: 87x/mnt, RR: 22x/mnt,
Input: 200 cc, Output: 200 cc
21.00 - Melakukan operan dengan shift malam - Operan dapat berjalan dengan lancar
21.30 - Melakukan management nyeri pada klien (teknik - Klien mengatakan saat ini skala nyeri nya
relaksasi dan nafas dalam) 3 dari 10, ketika dilakukan management
nyeri klien dapat mengikuti instruksi yang
diberikan.
21.45 - Mengkaji kembali resiko jatuh dan penggunaan - Bedplang di tempat tidur klien selalu
bedplang terpasang
21.50 - Mendampingi klien untuk menenangkan fikiran - Klien mengatakan hatinya semakin tenang
dengan berdzikir sebelum tidur jika berdzikir
00.00 - Memberikan terapi obat sesuai dengan COP klien - Klien dapat kooperatif dan mengikuti
(Ciprofloxacin, Cepefime, Heparin) instruksi dengan meminum obat sesuai
dengan jadwalnya.
05.00 - Membantu personal hygiene klien - Klien mengatakan lebih nyaman jika
dibantu oleh keluarga saja
05.30 - Menghitung TTV dan Intake Output klien - TD: 120/80 mmHg, HR: 82x/mnt, RR:
20x/mnt, Suhu: 36,4oC, Intake: 200 cc,
Output: 150 cc
07.00 - Melakukan operan dengan dinas pagi - Operan berjalan dengan lancar
14.30 - Membantu pasien melakukan teknik relaksasi nafas - Klien kooperatif mengikuti instruksi
dalam untuk mengurangi nyeri yang dirasakan
15.00 - Memposisikan pasien senyaman mungkin. - Pasien meminta posisi setengah duduk
20.00 - Kolaborasi pemberian terapi obat analgetik : MST 1gr - Pasien kooperatif
(po)
21.00 - Melakukan operan - Operan dilakuakn dengan baik
21.30 - Memberikan dorongan spiritual melalui sholat -Pasien terkadang malas untuk sholat jika
merasa sakit pada lehernya
22.00 - Menggali perasaan pasien tentang kematian - Pasien merasa takut menghadapi
kematian saat nanti dioperasi
23.00 - Membantu pasien melakukan teknik relaksasi nafas - Klien terlihat gelisah dan tidak bisa tidur
dalam untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. TD : 130/90 mmHg
Pasien tidak bisa tidur karena terus merasa nyeri HR : 100 x/menit
RR : 28 x/menit
05.00 - Membantu pasien melakukan mika-miki - Pasien tampak kesakitan saat posisinya
dirubah
05.15 - Melakukan personal hygiene - Suami pasien menyeka tubuh pasien
sendiri
07.00 - Melakukan operan - Operan dilakukan dengan baik.
14.30 - Membantu pasien mengungkapkan kecemasannya - Pasien menganggapi hal tersebut dnegan
karena gagal operasi pikiran positif. Karena pasien berpikir
positif, keluarga pun menjadi terus
termotivasi mendukung pasien agar
kondisi pasien bisa membaik. Ketika
pasien gagal operasi pun keluarga
menerima dan dapat mengerti
21.00 - Melakukan operan - Operan terlaksana dengan baik
22.00 - Mengantar pasien k ruang oerasi untuk dilakukan - Klien terlihat tenang
pemasangan CTT kembali
06.30 - Mengkaji skala nyeri klien - Klien mengeluh nyeri pada luka CTT.
Skala nyeri 4(0-10).
06.45 - Mengkaji intake dan output cairan - Intake 600 ml, output 800 ml
- Mengobservasi CTT - CTT: jumlah keluaran 15 ml dengan
warna kuning kemerahan dan pekat.
07.00 - Melakukan operan dengan shift pagi - Operan terlaksana dengan baik
Sabtu, 15 1,3,4,5,7 07.30 - Membantu personal hygiene (mengganti pampers) - Klen kooperatif saat digantikan pampers.
Desember
2018 09.00 - Melakukan gerakan ROM pasif - Klien kooperatif saat dilakukan ROM
pasif. Klien mengatakan kalau digerak-
gerakan oleh suaminya tidak enak.
10.00 - Melakukan pemeriksaan TTV - TD: 110/70 mmHg, RR 26x/mnt, HR 106
x/mnt, S 36.10C, SaO2 98%
10.15 - Melakukan mika miki - Klien sedikit mengerang saat dilakukan
mika miki
11.00 - Mengobservasi kateter - Warna urin kuning keruh, jumlah 200 cc
11.10 - Mengkaji nyeri - Klien mengeluh nyeri diarea CTT dengan
skala nyeri 5 (0-10) dan untuk nyeri di
leher sudah mendingan.
13.45 - Mengobservasi CTT - Jumlah keluaran 75 cc, dengan warna
kemerahan dan pekat.
14.00 - Melakukan operan dengan shift siang - Operan terlaksana dengan baik
14.30 - Menanyakan kabar dan keadaan klien - Klien mengeluh nyeri menggunakan
selang kateter. Klien juga mengatakan
perawat benci dengan klien, hal ini
disebabkan karena suami klien
mengatakan jika klien sering mengeluh
akan membuat perawat-perawat kesal
namun klien salah tangkap.
15.00 - Melakukan up DC dan pemasangan DC kembali - Klien kooperatif saat dilakukan up DC
dan pemasangan DC kembali. Klien
mengatakan sudah lebih nyaman setelah
diganti kateter.
16.00 - Memberikan motivasi kepada klien agar tetap - Klien menerima motivasi dengan senang
semangat dan menjawab iya tetap semangat.
16.15 - Klien mengatakan ingin sering mika-miki
- Edukasi untuk melakukan mika-miki setiap 2 jam karena takut menambah luka.
21.00 - Operan terlaksana dengan baik
- Operan dengan shift malam
05.30 - Mengkaji perasaan pasien dan keluarga saat ini - Klien dan keluarga mengatakan ingin
cepat sembuh.
05.30 - Melakukan personal hygiene ( washlap, ganti baju dan - Klien kooperatif saat dibantu personal
oral hygiene) hygiene.
06.00 - Melakukan pemeriksaan TTV - TD 130/90 mmHg, RR 20x/mnt, HR:
100x/mnt, S 36.50C
06.45 - Mengobservasi CTT - CTT dengan jumlah 70 ml dengan
keluaran cairan berwarna kuning
bercampur darah.
VII. EVALUASI
Nama klien : Ny. S Ruangan : Fresia I
No. RM : 0001710784 Kamar/ Bed : 7/ 2
P : lanjutkan intervensi
Senin, 17 Pola nafas tidak S :
Desember efektif Klien mengatakan sudah tidak
2018 berhubungan terlalu merasakan sesak.
dengan penurunan O :
ekspansi paru - TD : 130/90 mmHg, HR :
akibat akumulasi 105 x/menit, RR : 25 x/menit,
cairan di Suhu : 36,80C, SaO2 : 98%
kavum/efusi - Dapat mendemonstrasikan
pleura batuk efektif yang sudah
diajarkan
- Penggunaan masker
sebelumnya simple mask
dengan oksigen 5 plm diganti
menjadi nassal canul 3 lpm
- Keluaran cairan CTT : 70ml
dengan keluaran cairan
berwarna kuning pekat
P : Lanjutkan Intervensi
Senin, 17 Gangguan S:
Desember integritas kulit, Klien mengatakan merasa gatal
2018 luka tekan di bagian luka dekubitusnya.
(decubitus) O:
berhubungan - Luka dekubitus sudah
dengan tirah mengalami perbaikan, warna
baring lama luka merah segar, tidak ada
pus
- Kulit sekitar luka lembab
- Diameter luka 10cm
- Tidak ada iritasi di daerah
sekitar luka
P : Lanjutkan intervensi
Senin, 17 Hambatan S:
Desember mobilitas fisik Klien mengatakan masih lemas
2018 berhubungan dan tidak dapat menggerakkan
dengan penurunan tangan dan juga kakinya.
kekuatan otot –
O:
otot ekstremitas
- Klien terlihat lemas dan tidak
dapat menggerakkan
ekstremitasnya
- Klien hanya berbaring
ditempat tidur
- Kekuatan otot :
3 2
2 2
- Mobilisasi dilakukan dengan
bantuan ornag lain
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Senin, 17 Kecemasan S:
Desember berhubungan Klien mengatakan tetap sabar
2018 dengan stress dalam menunggu jadwal
ancaman kematian operasi. Klien mengatakan akan
selalu kuat dalam menghadapi
penyakit ini, karena jika kita
tidak kuat kita akan kalah
melawan penyakit. Klien juga
ingin cepat stabil kondisinya
agar secepatnya dioperasi.
O:
Postur tubuh dan mimik wajah
klien tidak menunjukkan
kecemasan
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dihentikan
Senin, 17 Kesiapan untuk S:
Desember meningkatkan Klien dan keluarga akan saling
2018 koping mendukung demi kesembuhan
klien.
O:
- Keluarga tampak
bersemangat untuk merawat
klien demi kesembuhan
klien.
- Klien tampak lebih
bersemangat.
A:
Masalah teratasi sebagian pada
komponen dukungan sosial
P: intervensi dapat dilanjutkan
dan ditambahkan dengan
intervensi lain untuk strategi
manajemen koping :
- Penyelesaian masalah
- Restrukturisasi kognitif
- Emosi ekspres
- Strategi penghindaran
DAFTAR PUSTAKA
Gale Danielle, Charette Jane. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta :
EGC.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification, 2015–2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Price Sylvia A, Wilson Lorraine Mc Cart (1995). Patofisiologi. Jakarta : EGC
Reeeves, Lockart. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Cetakan I. Jakarta, Salemba Raya.
Sutarni Nani.(2003). Prosedur Dan Cara Pemberian Obat Kemoterapi. Disampaikan Pada
Pelatihan Kemoterapi Di RS Kariadi Semarang, Tanggal 13-15 November 2003