Anda di halaman 1dari 11

Konsep Teori Dorothy E Johnson

Johnson pertama kali menyampaikan pandangan tentang model konseptualnya

di Universitas Vanderbilt pada tahun 1968. Modelnya merupakan yang pertama

menyediakan panduan baik sebagai petunjuk untuk memahami dan bertindak. Kedua

ide tersebut (pertama pemahaman dilihat sebagai sebuah proses, dimana sistem

holistik perilaku dimediasi oleh kerangka kerja yang kompleks dan kedua sebagai

proses yang aktif dari stimulus dan respon) memberikan dasar bagi pencetus teori lain

untuk menyusun dan mengembangkan model konseptual untuk praktek keperawatan.

Pada tahun 1980 ia memperkenalkan “Behavioral System Model for Nursing”.

Johnson mengatakan bahwa teorinya berkembang dari ide-ide filosofis, teori

dan penelitian, latar belakang klinis yang ia punya dan bertahun-tahun pemikiran,

diskusi, serta berbagai tulisannya selama bertahun-tahun (Johnson, 1968). Dia

mengutip sejumlah sumber untuk teorinya. Teori dari Florence Nightingale bahwa

perhatian keperawatan berfokus pada orang dan bukan penyakit. Menurut keyakinan

Nightingale tujuan keperawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah

atau mengobati penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada

pasien sebagai individu dan bukan pada entitas penyakit yang spesifik. Johnson

memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk

membangun teorinya, ia merujuk sepenuhnya pada teori sistem dan menggunakan

berbagai konsep dan definisi teori sistem oleh Buckley, 1968; Chin, 1961; Parsons &

Shils, 1951; Rapoport, 1968; dan Von Bertalanffy, 1968. Sistem dinyatakan terdiri

dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama guna membentuk

keseluruhan. Dalam tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem


perilaku dimana hasil fungsi adalah observasi perilaku. Johnson juga mencatat bahwa

sejumlah subsistem dalam teorinya mempunyai dasar-dasar biologi. Analogi teori

sistem perilaku adalah teori sistem biologi, yang menyatakan bahwa manusia

merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil

gangguan sistem biologi.

Dalam Conceptual Models of Nursing Practice, Johnson menjelaskan tujuh

subsistem yang memuat sistem perilaku karyanya. Guna mendukung subsistem

keterikatan (attachment-affiliative), ia menggunakan teori Ainsworth dan Robson.

Heathers, Gerwitz, dan Rosenthal telah menguraikan dan menjelaskan perilaku

ketergantungan (dependency), subsistem lain yang didefinisikan Johnson. Respon

subsistem Ingesti (ingestion) dan eleminasi (elimination) seperti yang dijelaskan oleh

Walike, Mead dan Sears juga merupakan bagian sistem perilaku Johnson. Hasil karya

Kagan dan Resnik digunakan untuk mendukung subsistem seksual (sexsual).

Subsistem agresif (aggressive) yang fungsinya melindungi dan memelihara didukung

oleh Lorenz dan Feshbach. Menurut Atkinson, Feather dan Crandell menyatakan

ketrampilan-ketrampilan fisik, kreatif, mekanis dan sosial ditunjukkan oleh prestasi

perilaku, diman hal- hak tersebut merupakan bagian dari subsistem pencapaian tujuan

(achievment) yang diidentifikasi oleh Johnson (Marriner, 2001).

Definisi dan Konsep Mayor

1. Perilaku (Behavior). Johnson mendefinisikan perilaku sama seperti yang

dinyatakan oleh para ahli perilaku dan biologi yaitu output dari struktur dan

berbagai proses intraorganismik yang keduanya dikoordinasi dan diartikulasi


serta bersifat responsif terhadap berbagai perubahan dalam stimulasi sensori.

Johnson fokus pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak

langsung mahluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi

adaptif utama.

2. Sistem (System). Dengan memakai definisi sistem oleh Rapoport tahun 1968,

Johnson menyatakan, "A system is a whole that functions as a whole by virtue

of the interdependence of its part." (Sistem merupakan keseluruhan yang

berfungsi berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson

menerima pernyataan Chin bahwa terdapat organisasi, interaksi,

interdependen dan integrasi bagian dan berbagai elemen dalam sistem.

Manusia berusaha menjaga keseimbanga dalam bagian-bagian ini melalui

pengaturan dan adaptasi terhadap kekuatan/tekanan yang mempengaruhi

mereka.

3. Sistem Perilaku (Behavior System). Sistem perilaku mencakup pola,

perulangan dan berbagai cara bersikap dengan maksud tertentu. Cara-cara

bersikap ini membentuk unit fungsional yang terorganisasi dan terintegrasi,

yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya serta menciptakan hubungan seseorang dengan obyek,

peristiwa dan situasi dengan lingkungannya. Biasanya sikap dapat

digambarkan dan dijelaskan. Manusia sebagai sistem perilaku berusaha untuk

mencapai stabilitas dan keseimbangan suatu fungsi dengan pengaturan dan

adaptasi yang efektif dan efisien.


4. Subsistem. Sistem perilaku memiliki banyak tugas untuk dikerjakan,

sehingga bagian-bagian dari sistem berubah menjadi subsistem-subsistem

dengan tugas tertentu. Suatu subsistem merupakan sistem kecil dengan tujuan

khusus dan berfungsi dengan baik sepanjang hubungannya dengan subsistem

lain atau lingkungan tidak diganggu. Tujuh subsistem yang diidentifikasi oleh

Johnson bersifat terbuka, terhubung dan saling berkaitan. Aktifitas subsistem-

subsistem ini berubah secara kontinyu dipengaruhi oleh motivasi,

pengalaman dan proses belajar. Tujuh elemen yang diidentifikasi oleh

Johnson :

a. Subsistem Keterikatan (Attachemen-affiliatve).

Subsistem Attachemen-affiliative mungkin merupakan yang paling kritis,

karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua organisasi sosial.

Pada tingkatan umum, hal ini memberikan kelangsungan (survival) dan

keamanan (security). Tujuan dari subsistem ini adalah untuk berhubungan

atau terikat dengan orang lain, mencapai intimasi dan inklusi. Fungsinya

untuk menciptakan kejasama dan hubungan interdependent dengan sistem

sosial, mngembangkan dan menggunakan kemampuan interpersonal untuk

mencapai kedekatan dan inklusi, tempat berbagi, agar terhubung dengan

orang lain, menggunakan rasa percaya diri dalam arti yang positif. Sebagai

konsekuensinya adalah adanya inklusi sosial, kedekatan (intimacy) dan

susunan serta pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.

b. Subsistem Ketergantungan (Dependency).


Dalam hal paling luas, subsistem dependency membantu mengembangkan

perilaku yang memerlukan respon pengasuhan atau perilaku untuk

mencari perawatan. Tujuan subsistem ini adalah untuk mempertahankan

fokus perhatian, persetujuan, asuhan, dan bantuan fisik, menjaga

keseimbangan sumber daya lingkungan yang dibutuhkan untuk proses

pengasuhan dan menumbuhkan rasa percaya. Fungsinya meningkatkan

keyakinan diri, meningkatkan kewaspadaan terhadap diri sendiri,

mengkondisikan diri untuk perduli pada kebutuhan fisik pribadi,

menurunkan derajat ketergantungan (dari ketergantungan pada orang lain

menjadi ketergantungan pada diri sendiri), menumbuhkan kesadaran diri

untuk menerima keadaan bahwa dalam situsi tertentu kita memerlukan

bantuan atau tergantung pada orang lain, memfokuskan keinginan dan

kebutuhan diri atau orang lain dalam hubungan sosial, psikologikal dan

kultural. Konsekuensinya adalah bantuan persetujuan, perhatian,

pengenalan serta bantuan fisik. Derajat interdependensi tertentu penting

untuk kelangsungan kelompok sosial.

c. Subsistem Eleminasi (Eleminative)

Subsistem biologis eliminasi berkaitan dengan kapan, bagaimana dan

dengan kondisi apa kita membuang sampah tubuh serta mengekspresikan

perasaan. Mengatur pembuangan sampah tubuh dengan cara yang dapat

diterima secara sosial dan kultural. Respon-respon ini dikaitkan dengan

sosial dan psikologis seperti halnya pertimbangan biologis. Tujuan dari

subsistem ini adalah untuk membuang sampah biologis,


mengeksternalisasi lingkungan biologi internal. Fungsinya untuk

mengenali dan menginterpretasikan input dari sistem biologis melalui

ekskresi sampah tubuh, untuk menjaga homeostasis fisik melalui ekskresi,

untuk mengatur pergantian kapasitas biologis yang berkaitan dengan

ekskresi sampah tubuh serta mengontrol ekskresi sampah tubuh,

mengurangi perasaan tegang pada diri sendiri, mengekspresikan perasaan-

ide-emosi baik secara verbal maupun non verbal.

d. Subsistem Ingesti (Ingestion)

Mengakomodasi diet dengan cara yang dapat diterima secara sosial dan

kultural. Tujuan subsistem ini adalah mengambil sumber daya yang

dibutuhkan dari lingkungan untuk menjaga integritas atau untuk mencapai

kesenangan, internalisasi lingkungan eksternal. Fungsinya untuk menjaga

kelangsungan hidup melalui intake nutrisi, merubah pola diet yang tidak

efektif, mengurangi nyeri atau mengurangi stres psikophysiological,

memperoleh pengetahuan dan informasi yang berguna bagi diri sendiri,

mendapat kepuasan fisik dan psikis baik dari substansi yang berkaitan

dengan nutrisi maupun nonnutrisi.

e. Subsistem Seksual (Sexsual).

Tujuan subsistem ini adalah untuk memberi dan mendapatkan kepuasan

sera perhatian, pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan seks,

memperhatikan dan diperhatikan orang lain. Fungsinya untuk membangun

konsep diri atau identitas diri berdasarkan jenis kelamin, memproyeksikan

image sebagai makhluk seksual, mengenali dan menginterpretasikan input


sistem biologis yang berkaitan dengan kepuasan seksual, menjaga kwalitas

hubungan yang melibatkan kepuasan seksual.

Subsistem seksual Memiliki fungsi garda yakni hasil (procreation) dan

kepuasan (gratification). Sistem respon ini dimulai dengan perkembangan

identitas jenis kelamin dan termasuk (dalam cakupan yang luas) perilaku-

perilaku berdasar prinsip jenis kelamin.

f. Subsistem Agresif dan Protektif (Aggressive and Protective).

Fungsi sistem agresif adalah perlindungan (protektif) terhadap ancaman

aktual ataupun potensial baik dalam bentuk obyek, orang atau ide serta

pencapaian terhadap perlindungan dan keunggulan diri sendiri. Fungsinya

mengenal ancaman (yang berasal dari sistem kesehatan, lingkungan,

maupun sistem biologi) baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,

memobilisasi sumber daya untuk merespon atau menanggapi ancaman,

menggunakan mekanisme feedback untuk menghadapi input (biologi,

lingkungan dan kesehatan) yang mengancam, melindungi tujuan yang

sudah tercapai, melindungi keyakinan, melindungi identitas atau konsep

diri.

g. Subsistem Pencapaian (Achievement).

Tujuan Subsistem achievement adalah berusaha memanipulasi

lingkungan. Fungsinya menyusun tujuan yang sesuai, mengarahkan

perilaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan, menerima penghargaan

dari orang lain, membedakan tujuan jangka menengah dan jangka panjang,

menginterpretasikan feedback untuk mengevaluasi pencapaian tujuan.


Konsekuensinya dengan adanya subsistm ini maka timbul perilaku

mengontrol atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan pada beberapa

standar kesempurnaan. Cakupan perilaku prestasi termasuk kemampuan

intelektual, fisikis, kreatif, mekanis, dan sosial (Basavanthappa, 2007;

Tomey & Alligood, 2006; Kozier, 2004; Parker 2001)

Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang

menggambarkan lebih jauh tentang teori manusia sebagai sistem perilaku.

Equilibrium didefinisikan sebagai kondisi akhir yang stabil tetapi kurang kekal,

dimana di dalamnya individu berada dalam keselarasan dengan dirinya dan dengan

lingkungannya. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas dalam sistem perilaku.

Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku tertentu yang dapat

diterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat sistem mengalami overcompensate

berkaitan dengan stress (tekanan). Ketika output energi tambahan digunakan untuk

merespon terhadap tekanan, sumber energi yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas

dikosongkan. Stressor adalah stimulan eksternal dan internal yang menghasilkan

tegangan (tension) dan menyebabkan ketidakstabilan. Tension adalah kondisi dalam

keadaan tegang atau rileks yang disebabkan karena disequilibrium dan merupakan

sumber potensial perubahan (Marriner, 2001).


(Tomey & Alligood, 2006)

Model konsep dan teori keperawatan Johnson melakukan pendekatan pada

sistem perilaku: individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin

mencapai keseimbangan dan stabilitas (baik di lingkungan internal maupun di

lingkungan eksternal), memiliki keinginan mengatur dan menyesuaikan diri terhadap

pengaruh dari lingkungan. Di dalam sistem ini terdapat berbagai komponen subsistem

yang membentuk keseluruhan sistem, subsistem yang membentuk sistem perilaku

menurut Johnson yaitu:

1. Gabungan (Attachemen-affiliatve), merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan

tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian

dalam kehidupan sosial, keamanan, dan kelangsungan hidup.

2. Ketergantungan (Dependency), merupakan bagian yang membentuk sistem

perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.

3. Ingestif (Ingestion), yaitu memanfaatkan setiap sumber daya dari lingkungan

untuk menjaga integritas kehidupan atau untuk mencapai tingkat kepuasan

tertentu; untuk internalisasi lingkungan eksternal, mengakomodasi diet dengan

cara yang diterima secara sosial dan kultural.

4. Eliminasi (Elemination), merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari

sampah atau barang yang tidak berguna secara biologis serta mengekspresikan

perasaan.

5. Seksual (Sexsual), digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan

dicintai.
6. Agresif (Aggressive), merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau

perlindungan dari berbagai ancaman yang ada di lingkungan.

7. Achievement (Achievement), merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui

keterampilan yang kreatif (Basavanthappa, 2007; Tomey & Alligood, 2006;

Kozier, 2004; Parker 2001)

Subsistem di atas akan membentuk sebuah sistem perilaku individu, sehingga

Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan

klien harus dapat berfungsi sebagai pengatur keseimbangan sistem perilaku tersebut.

Klien dalam hal ini adalah manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan

keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian

dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu

berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.

Teori sistem perilaku Johnson mengupas dua komponen utama: pasien dan

perawatan. Pasien merupakan sistem perilaku dengan tujuh subsistem yang saling

berkaitan. Setiap subsistem dapat digambarkan dan dianalisa dalam hal-hal

persyaratan-persyaratan struktur dan fungsi. Empat elemen struktural yang telah

diidentifikasi termasuk: (1) dorongan (drive) atau tujuan (goal); (2) set,

kecenderungan betindak (predisposition); (3) pilihan (choice), alternatif untuk

bertindak; (4) perilaku (action/behavior). Setiap subsistem agar dapat mencapai

keadaan optimal memerlukan adanya perlindungan (protection), pengasuhan

(nurturance), dan stimuli (stimulation). Ketiga hal ini disebut sebagai persyaratan

fungsionl (functional requirement). Sistem dan subsistem cenderung memelihara diri

sendiri (Self-Maintaining) dan mengekalkan diri sendiri (Self Perpetuating).

Anda mungkin juga menyukai