Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Perubahan waktu, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi
manusia yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan
rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak
berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa
bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini, menunjukkan bahwa
manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang
dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya.
Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan,
ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam melakukan kerjanya. Faktor ini sangat
berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti
pengangkatan  dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan
menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu
aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak
dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya ataupun kemudahan. Pekerjaan ini
membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu,
misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik ini
banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang menjadi isu
besar di negara-negara industri belakangan ini.
1.2 Tujuan
1.2.1. Agar mahasiswa mengetahui proses biomekanika
1.2.2. Agar mahasiswa mengetahui berapa besar biomekanika yang
dibutuhkan dalam gerak
1.2.3. Agar mahasiswa bagaimana pengaplikasian dari biomekanika
1.2.4. Agar mahasiswa dapat menegtahui contoh kasus dari biomekanika
dan langkah penyelesaiannya

1
BAB II

ISI

.1 Definisi Biomekanika
Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 biomekanika merupakan
ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia. (Chaffin,
1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu: Biomekanika
menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada
bermacam-macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja padabagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari. Kajian biomekanik dapat dilihat dalam duaperspektif, yaitu
kinematika yang lebih menjurus pada karakteristik gerakan yaitu menelitigerakan
dari segi ruangan yang digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa
melihat gaya yang menyebabkan gerakan. Studi kinematika menjelaskan gerakan yang
menyebabkan berapa cepat obyek bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh
obyek menjangkau jarak. Posisi, kecepatan dan percepatan tersebut merupakan
studi kinematika.Kajian kinetika menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu
sistem, misalnya tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang
menyebabkan gerakan.Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih
sulit untuk diamati, pada kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.

Menurut agus wibisono Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

1. General Biomechanic

Adalah bagian dari biomekanika yang berbicara mengenai hukum hukum


dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi organ tubuh manusia baik dalam
posisi diam maupun bergerak. Dibagi menjadi 2, yaitu

1) Biostatic adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis


tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam
(uniform).

2) Biodinamic adalah bagian dari biomekanika umum yang berkaitan dengan


gambaran gerakan-gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi

2
(kinematika) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh
(kinetik).

2. Occupational Biomechanic

Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanika terapan yang mempelajari


interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material, dan peralatan dengan tujuan
untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja
dapat meningkat.

Sistem Kerangka Dan Otot Manusia (Musculoskeletal System)

Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa sistem koordinasi, dan salah


satunya adalah sistem otot dan kerangka (Musculoskeletal system). Sistem ini
sebenarnya tersusun oleh dua buah sistem, yaitu otot dan tulang. Keduanya saling
berkaitan dalam menjalankan pergerakan tubuh manusia. Otot menempel pada
bagian tulang untuk menggerakkan tulang rangka. Organ-organ tubuh manusia
yang menyusun sistem ini meliputi :tulang,sambungan tulang rawan,ligamen dan
otot.

.2 Hukum Newton Tentang Gerak

Hukum gerak newton menghubungkan konsep gaya dan konsep gerak.


Gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan pada suatu benda sehingga
menyebabkan benda mengalami perubahan gerak atau perubahan bentuk. Gaya
adalah besaran yang memiliki arah, misalnya gaya berat yang arahnya ke bawah.
Gaya untuk menggeserkan meja arahnya mendatar. Jadi gaya termasuk besaran
vektor (mempunyai nilai dan arah). Untuk menjumlahkan dan mengurangkan
suatu gaya dengan gaya lain, berlaku aturan-aturan berhitung vektor. Demikian
pula halnya dengan penguraian gaya menjadi komponen-komponenya. Jumlah
gaya disebut resultan gaya-gaya yang dijumlahkan.

.2.1 Hukum I Newton

Hukum 1 Newton menyatakan:

3
“sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan, akan tetap diam atau akan terus bergerak dengan kecepatan konstan,
kecuali ada gaya-gaya eksternal yang bekerja pada benda itu.”

Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda


mempunyai kelembaman. Sehubungan dengan itu, hukum I Newton disebut juga
hukum kelembaman. Secara matematis hukum I Newton dapat dirumuskan
sebagai berikut :

∑ F=0
Berdasarkan hukum I Newton tersebut, berarti untuk benda yang semula
diam maka benda tersebut selamanya akan tetap diam. Sedangkan untuk benda
yang bergerak, akan bergerak terus, kecuali ada gaya yang menghentikannya.
Contohnya pada waktu berada di atas kendaraan yang bergerak, kemudian tiba-
tiba kendaraannya direm, maka penumpang akan terdorong ke depan. Hal ini
menunjukan bahwa penumpang yang sedang bergerak bersama kendaraan
cenderung ingin bergerak.

.2.2 Hukum II Newton

Hukum II Newton menyatakan:

“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang


bekerja padanya, dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan
sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”

a=
∑F atau
m

∑ F=m. a
F = gaya (dalam satuan Newton, disingkat N)

m=massabenda (kg)

4
a= percepatan(m/s 2)

Hukum II Newton menghubungkan antara deskripsi gerak dengan


penyebabnya, yaitu gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada
fisika.

.2.3 Hukum III Newton

Hukum III Newton menyatakan:

“Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua
akan memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda
yang pertama”.

F aksi =−Freaksi

Hukum ini terkadang dinyatakan dengan kalimat : “untuk setiap aksi ada
reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Maka hukum III Newton sering
dinamakan hukum interaksi atau hukum aksi reaksi. Hukum ini menggambarkan
sifat penting dari gaya yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Untuk
menghindari kesalahpahaman perlu diketahui bahwa gaya aksi reaksi yang
berpasangan bekerja pda benda yang berbeda. Sebagai contoh, seseorang yang
mendorong mobil yang terpasang rem tangannya, selama itu pula ia merasakan
adanya dorongan dari belakang. Hal ini terjadi karena orang tersebut mendapat
gaya reaksi dari mobil yang menurut hukum III Newton, sama besar namun
berlawanan arah dengan gaya yang diberikan pada mobil tersebut.

a) gaya gravitasi

Menurut galileo bahwa benda benda yang dijatuhkan di dekat permukaan


bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama, jika hambatan udara dapat
diabaikan. Gaya yang dapat menyebabkan percepatan g disebut gaya gravitasi.
Jika diterapkan hukum II Newton untuk gya gravitasi, maka untuk percepatan a
digunakan percepatan ke bawah atau g yang disebabkan oleh gravitasi. Berat
badan kita merupakan gaya gravitasi bumi terhadap tubuh kita; terjadinya varises

5
pada vena merupakan gaya tarik gravitasi bumi terhadap aliran darah yang
mengalir secara berlawanan. Dengan demikian, gaya gravitasi Fg pada sebuah
benda yang biasa disebut berat benda (diberi lambang W dari kata weight) dapat
ditulis sebagai :

F G=m . g , atau W =m. g

Dengan F G=W =¿ berat benda (N)

m=massabenda (kg)

g= percepatan gravitasi bumi=9,8 m/s2

Berat adalah gaya gravitasi bumi (sering disebut gaya tarik bumi), karena
itu vektor berat selalu berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju ke pusat
bumi. Dengan demikian vektor berat suatu benda di bumi selalu digambarkan
berarah tegak lurus ke bawah di manapun posisi benda diletakkan, apakah pada
bidang horizontal, pada bidang miring maupun bidang tegak.

Istilah massa dan berat sering dikacaukan antara satu dengan yang lainnya.
Massa tidak sama dengan berat. Massa adalah sifat dari benda itu sendiri (yaitu
ukuran ineria bend tersebut, atau jumlah zat nya). Massa juga dapat didefinisikan
sebagai sifat intrinsik sebuah bend yang mengukur resistansinya terhadap
percepatan. Sedang berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada sebuah benda.
Jadi berat badan kita adalah gaya gravitasi yang bekerja pada badan kita.

Gaya gravitasi pada sebuah benda didekat permukaan bumi adalah berat
benda di dekat permukaan bumi adalah berat benda. Gaya gravitasi yang
dikerjakan oleh matahari pada bumi dan planet-planet lain bertanggung jawab
untuk mempertahankan planet-planet dalam orbitnya mengelilingi matahari.
Demikian pula, gaya gravtasi yang dikerjakan oleh bumi pada bulan enjaga bulan
dalam orbitnya yang mendekati lingkaran mengelilingi bumi. Gaya gravitasi yang
dikerjakan oleh bulan dan matahari pada lautan di bumi bertanggung jawab pada
peistiwa pasang surut.

6
b) gaya normal (N)

gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda tersebut jatuh.
Ketika benda dalam keadaan diam di bumi, gaya gravitasi pada benda tersebut
tidak hilang, sebagaimana dapat diketahui jika ditimbang dengan neraca pegas.

Dari hukum I newton, gaya total pada benda yang tetap diam adalah nol.
Pasti ada gaya lain dalam benda tersebut untuk mengimbangi gaya gravitasi. Apa
bila kita berdiri di atas lantai, lantai tersebut memberikan gaya ke atas. Lantai
sedikit tertekan ke bawah oleh tubuh kita dan lantai akan memberikan gaya
dorong ke atas. Gaya yang diberikan lantai ini disebut gaya kontak, yang hanya
terjadi jika dua benda bersentuhan. Ketika gaya kontak tegak lurus terhadap
permukaan kontak, gaya ini disebut gaya normal. Dalam hal ini gaya gravitasi
(berat) dengan gaya normal bukan termasuk pasangan gaya aksi reaksi, karena
bekerja pada benda yang sama.

.3 Gaya Pada Tubuh dan Di Dalam Tubuh

Gaya didefinisikan sebagai tarikan atau dorongan pada suatu benda


sehingga menyebabkan benda mengalami perubahan gerak atau perubahan
bentuk. Demikian juga pada tubuh manusia, setiap gerak pada tubuh pasti ada
suatu gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada tubuh dan ada gaya yang
bekerja di dalam tubuh kita. Gaya pada tubuh dapat diketahui apa bila kita
menabrak suatu objek. Sedangkan gaya di dalam tubuh, sering kali tidak kita
sadari, misal gaya otot jantung yang menyebabkan mengalirnya darah dan gaya
otot paru-paru saat inspirasi dan ekspirasi.

Sistem otot dan tulang pada manusia bekerja sebagai sistem pengumpil.
Ada tiga macam sistem pengumpil yang bekerja pada tubuh manusia, yaitu :

1. Kelas pertama sistem pengumpil

Titik tumpuan terletak di antara gaya berat dan gaya otot

7
Titik tumpuan O terletak diantara gaya berat W dan gaya otot M.

2. Kelas kedua sistem pengumpil

Gaya berat di antara titik tumpuan dan gaya otot

Dimana O adalah titik tumpuan, W gaya berat dan M gaya otot

3. Kelas ketiga sistem pengumpil


Gaya otot terletak di antara titik tumpuan dan gaya berat.

Gaya otot M terletak diantara titik tumpuan O dan gaya berat W.

8
.4 Analisis Gaya Dan Kegunaan Klinik

Gaya adalah konsep pokok dalam ilmu fisika. Bila kita mendorong atau
menaarik suatu benda, dikatakan kita memberi gaya (force) pada benda tersebut.
Gaya merupakan besaran vektor (mempunyai nilai dan arah). Untuk membahas
suatu gaya, kita perlu membahas arah beraksinya, maupun besarnya, yang
merupakan pernyataan kuantitatif berapa banyak atau berapa kuat gaya tersebut
mendorong atau menarik, dalam standar satuan gaya.

Gaya yang bekerja pada suatu benda atau juga tubuh manusia bisa gaya
vertical, gaya horizontal dan gaya yang membentuk sudut dengan bidang vertical
atau horinzontal.

1) Gaya vertikal
Apabila seseorang berdiri di atas suatu benda, maka orang tersebut
memberi gaya terhadap benda tersebut, sedangkan benda akan memberi gaya
reaksi yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan orang tersebut tetapi
arahnya berlawanan (hukum III Newton: aksi = -reaksi).

2) Gaya horizontal
Gaya-gaya dapat digabungkan dengan menggunakan operasional vektor.
a. Benda di Atas Lantai kasar Ditarik dengan Gaya Horisontal
Benda bermassa terletak pada lantai kasar, kemudian ditarik dengan gaya
horizontal sebesar F

9
b. Balok di Atas Lantai Kasar Ditarik Melalui Katrol oleh Benda dengan
Gaya Membentuk Sudut dengan Bidang Horisontal
Benda bermassa m terletak pada lantai kasar, kemudian ditarik dengan
gaya F yang membentuk sudut dengan bidang horisontal.

c. Benda di Atas Papan Ditarik Melalui Katrol oleh Benda Lain dalam Arah
Vertikal ke Bawah.

10
.5 Pusat Massa Untuk Tubuh Manusia

Jika kita memiliki sekelompok benda yang diperluas, yang masing-masing


PM nya diketahui, kita dapat menentukan Pm kelompok tersebut dengan
menggunakan persamaan 2.12a dan 2.12b sebagai contoh, perhatikan tubuh
manusia. Tabel 2.1 menunjukkan PM dan titik engsel (sendi) untuk komponen
yang berbeda dari seorang yang representive. (tinggi dan massa penuhu = 100
satuan)

Jarak titik Titik Engsel (*) Pusat Massa (X) Persen


engsel % (Sendi) (% Ketinggian di Atas Lantai) Massa
Dasar tengkorak
Kepala
91,2 pada tulang 93,5 6,9
belakang
Batang tubuh
71,1 46,1
dan leher
81,2 Sendi bahu 71,7 6,6
Lengan atas
55,3 4,2
Lengan bawah
Telapak tangan 43,1 1,7
52,1 Pinggul
Kaki atas (paha) 42,5 21,5
28,5 Lutut Kaki bawah 18,2 9,6
4,0 Pergelangan kaki Telapak kaki 1,8 3,4
58,0 100,0

Tentu saja, ada berbagai variasi di antara tubuh manusia satu dengan yang
lainnya, sehingg data ini hanya merupakan perkiraan.

Perhatikan bahwa angka-angka tersebut menyatakan presentase ketinggian


total, yang dianggap sebagai 100 satuan; dengan cara yang sama massa total
adalah 100 satuan. Dengan demikian, sebagai contohnya jika seseorang
mempunyai tinggi 1,70 m, sendi bahunya akan berada kira-kira (1,70m)
(81,2/100) = 1,38 m di atas lantai.

11
.6 Tujuan Mekanika Tubuh

Tujuan utama mekanika tubuh yaitu menfasilitasi penggunaan kelompok


otot yang tepat secara aman dan efisien guna menjaga keseimbangan, mengurangi
energi yang digunakan, menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cedera.
Mekanika tubuh yang baik sangat penting untuk pasien dan perawat. Cedera
punggung terjadi hingga 38% dari semua perawat (American Nurses Assosiasion,
2000. Dalam buku Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216).

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi


tubuh terhadap susunan muskuloskeletal, mengurangi energy yang di keluarkan,
dan mengurangi kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena
pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari
kecelakaan, seperti jatuh (Alimul A. Aziz.2006. p.96).

Menurut Alimul A. Aziz. (2006) Tujuan mekanika tubuh adalah sebagai


berikut :

1. Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat


pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengidentifikasi penyimpangan kesejajaran tubuh yang disebabkan postur
yang buruk.
3. Memberi kesempatan pasien untuk mengobservasi posturnya.
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar pasien untuk mempertahankan
kesejajaran tubuh yang benar.
5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot atau disfungsi saraf.
6. Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor lain yang memengaruhi
kesejajaran yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi dan masalah
psikologis.

Indikasi : pasien yang mengalami gangguan fungsi sistem


muskuloskeletal, saraf atau otot dan pasien yang mengalami kelemahan serta
kekakuan.

12
.7 PRINSIP MEKANIKA TUBUH

Berdasarkan Alimul A. Aziz. (2006. p.96) Prinsip yang digunakan dalam


mekanika tubuh adalah sebagai berikut :

1. Gravitasi. Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam


melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai
sumbu dalam pergerakan tubuh.

Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi :

a. Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada di pertengahan


tubuh.
b. Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis imajiner vertikal
melalui pusat gravitasi.
c. Dasar dari tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat
seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.
2. Keseimbangan. Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai
dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di antara pusat gravitasi dan
dasar tumpuan.
3. Berat. Dalam menggunakan mekanika tubuh, yang sangat diperhatikan
adalah berat atau bobot benda yang akan di angkat karena berat benda tersebut
akan memengaruhi mekanika tubuh.

.8 Komponen mekanika tubuh.


a. Tulang : jaringan dinamis yang berfungsi menunjang jaringan yang
membentuk otot-otot tubuh.
b. Oto : berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan.
c. Tendon :sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan
perpanjangan dari pembungkus otot dan membentuk ujung otot yang
mengikatnya pada tulang.

13
d. Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat
lentur dan kuat. Berfungsi menghubungkan ujung persediaan dan menjaga
kestabilan.
e. Kartilago terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi
elastis dan tidak mempunyai pembuluh darah.
f. Sendi memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya
kelenturan.

.9 Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas


manusia. Menurut Alimul A. Aziz. (2006 p.96) Sebelum melakukan mekanika
tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :

1. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu dalam mempertahankan
keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan
saat orang berjalan akan berbeda. Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil
dibandingkan dengan orang yang berjalan karena pada saat berjalan terjadi
perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu dan pusat gravitasi selalu berubah pada
posisi kaki. pada saat berjalan terdapat dua fase, yaitu fase menahan berat dan
fase mengayun, yang kan menghasilkan gerakan halus dan berirama.
2. Menahan (squatting)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai
contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok, dan
tentunya berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu
diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam
menahan, sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan
tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
3. Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan dalam memindahkan benda.
Terdapat beberapa hal yang diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya :

14
a. Ketinggian.
b. Letak benda (sebaiknya berada didepan orang yang akan menarik).
c. Posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong kedepan dari
panggul).
d. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi
pasien.
e. Lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, serta
pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk.
4. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan dengan menggunakan daya tarik
ke atas. Ketika melakukan pergerakan ini, gunakan otot-otot besar dari tumit, paha
bagian atas, kaki bagian bawah, perut, dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit
pada daerah tubuh bagian belakang (Alimul Hidayat, A. Aziz.2006. p.97).
5. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk berputarnya anggota tubuh dengan
bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik adalah dengan
memerhatikan ketiga unsure gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi
pengaruh buruk pada postur tubuh (Alimul Hidayat, A. Aziz.2006. p.97).

.10 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh

Adapun menurut Alimul A. Aziz. (2006 p.97) bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi mekanika tubuh adalah :

1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan
oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari,
dan lain-lain.
2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkann

15
kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh : tubuh
yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
3. Emosi
Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku indivisu
sehingga dapat menjadi penyebab menurunnya kemampuan mekanika tubuh dan
ambulasi yang baik. Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah mengalami perubahan
dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering
mengangkat benda-benda berat akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh
dan ambulasi.
5. Gaya hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dan beraktivitas, sehingga
dapat menganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan saraf. Hal tersebut
pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk menggunakannya secara benar, sehingga akan mengurangi energi
yang telah dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam
penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang berisiko mengalami
gangguan koordinasi system musculoskeletal dan saraf.

Sedangkan menurut Wartonah,Tarwoto (2006 p.92) bahwa faktor-faktor


yang mempengaruhi mekanika tubuh dan pergerakan adalah :

1. Tingkat perkembangan tubuh


Usia akan mempengaruhi tingkan perkembangan Neuron faskuler dan
tubuh secara proporsional, postur, pergerakan, dan refleks akan berfungsi secara
optimal.
2. Kesehatan fisik

16
Penyakit, cacat tubuh dan imobilitas akan mempengaruhi pergerakan
tubuh.
3. Keadaan Nutrisi
Kurangnya Nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas dapat
menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
4. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi ativitas tubuh seseorang.
Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat, yang kemudian sering
dimanivestasikan dengan kurangnya aktivitas.
5. Kelemahan Neuromuskuler dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis dapat
berpengaruh terhadap pergerakan tulang.
6. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas
dibandingkan dengan petani atau buruh.

.11 Dampak Mekanika Tubuh

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran


energi secara berlebihan. Menurut Alimul Hidayat, A. Aziz (2006. p.98)
kesalahan dalam penggunaan mekanika tubuh dapat menimbulkan dampak sebagi
berikut :

1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan


gangguan dalam system musculoskeletal.
2. Risiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Apabila
seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan
terjadinya gangguan dalam struktur muskuloskeletal. Misalnya kelainan pada
tulang vertebrae.

17
BAB III

PENUTUP

.1 Kesimpulan
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada
sistem mekanika. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu
mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut
tubuh manusia dan hampir semua tubuh makhluk hidup. Dalam biomekanika
prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.
Biomekanika juga memuat tentang studi secara sistematik terhadap
gerakan tubuh manusia. Banyak prinsip yang medeskripsikan aksi dan
karakteristik geometri dari otot. Akibatnya kita bisa membuktikan bbahwa
gerakan tubuh manusia merupakan konsekuensi dari interaksi antar otot dan gaya
yang diakibatkan oleh lingkunan sekitar tubuh manusia.
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi biomekanika sangat
penting untuk diterapkan dalam dunia kesehatan, diantarnya mekanika tubuh,
traksi, pengaturan posisi, dan kegarisan tubuh. Dimana seorang perawat harus
mengetahui penerapannya.

.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini
dapat lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, B., G. Erg, A. Berman, & S. Synder. 2004. Asuhan Keperawatan : Buku
Ajar Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta. EGC.

Hidayat, A., A. Aziz. 2006. Ketrampilan Dasar Kebidanan : Ketrampilan Dasar


Praktik Klinis Kebidanan Edisi 2. Jakarta. Salemba Medika.

Hegner, A., R. Barbara, & E. Caldwer. 2003. Asisten Keperawatan : Suatu


Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 6. Jakarta. EGC.

Wartona, T. 2006. Asuhan Keperawatan : Kebutuhan Dasar Manusia & Proses


Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.

19

Anda mungkin juga menyukai