Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN JIWA MENGENAI KEGAWATDARURATAN

PSIKIATRIK
Tugas Keperawatan Jiwa

Diusulkan oleh:

Aqshal run for happy 211118126


Rosmaliana Safitri 211118109
Fithra Aulia Fahrani 211118096
Amana Komarudin 211118090

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI


CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam. Sholawat serta salam
tidak lupa kami ucapkan kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW. kami
bersyukur pada Allah SWT. yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan salah satu tugas rangkuman dengan
pokok bahasan keperawatan jiwa mengenai kegawatdaruratan Psikiatrik.
Penulisan rangkuman ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan jiwa.
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada dosen kami sebagai pembimbing dan penilai tugas makalah yang
kelompok kami susun dan semua pihak khususnya para anggota kelompok 10
yang telah membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini
sehingga selesai dengan tepat waktu. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Maka dari
itu kami dari kelompok 10 mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami susun
semoga dapat berguna untuk kita semua.

Cimahi, 05 November 2020

Kelompok 10

I
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

A.PENGERTIAN

Kegawatdaruratan psikiatri adalah setiap gangguan dalam pikiran,

perasaan, atau tindakan yang memerlukan intervensi segera. Kejadian gawat

darurat psikiatri semakin meningkat karena kekerasan, penggunaan narkoba, dan

gangguan jiwa. Sebagian gawat darurat psikiatri dapat ditemui diunit gawat

darurat. Jenis kegawatdaruratan psikiatri yang mungkin ditemukan adalah gaduh

gelisah atau kekerasan, percobaan bunuh diri, penelantaran diri, sindroma putus

zat, perkosaan dan bencana lain, dan sindroma neuroleptik maligna.

Gawat darurat psikiatri memerlukan penilaian yang cepat dan tepat melalui

pendekatan pragmatis. Pendekatan ini memerlukan skill yang cukup karena

keterbatasan ruang dan waktu pelayanan. Target dari penanganan awal adalah

initial diagnosis, identifikasi faktor pencetus, dan keputusan untuk merujuk ke

bagian yang sesuai.

B. MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

Gangguan cemas panic adalah salah satu gangguan jiwa yang paling sering

ditemukan pada masyarakat. Gangguan cemas panic merupakan salah satu

masalah kegawatdaruratan psikiatri yang memerlukan intervensi psikiatri.

Serangan panic adalah suatu episode yang ekstrim dimana episode kecemasan

yang cepat, intens, dan meningkat yang berlangsung 15 sampai 30 menit

(Videbeck, 2008; Varcarolis and Halter, 2010; Andri, 2012). Menurut DSM-IV,

kriteria diagnosis gangguan panik harus dibuktikan dengan adanya serangan panik

1
yang berkaitan dengan kecemasan persisten berdurasi lebih dari 1 bulan terhadap:

(1)serangan panik baru (2) konsekuensi serangan, atau (3) terjadi perubahan

perilaku yang signifikan berhubungan dengan serangan. Selain itu untuk

mendiagnosis serangan panik, kita harus menemukan minimal 4 gejala dari 13

gejala yaitu pusing, merasa kehilangan control, takut mati, terasa tercekik,

palpitasi, nyeri dada, sesak, mual, gemetar. Panas dikulit, menggigil, mati rasa,

depersonalisasi (Maslim, 2001; Videbeck, 2008, Stuart, 2009). Penatalaksanaan

kegawatdaruratan panic meliputi penatalaksanaan ketika terjadi serangan dan

ketika tidak terjadi serangan. Penatalaksanaan ketika serangan panic terjadi adalah

sebagai berikut ketika serangan panic yang datang dengan keluhan nyeri dada,

sesak napas, palpitasi atau nyaris pingsan maka perawat hendaknya melakukan

tindakan sebagai berikut:

1. Terapi oksigenasi

2. Membaringkan pasien dalam posisi Fowler

3. Memonitor tanda-tanda vital, saturasi oksigen dan EKG

4. Memeriksa ada tidaknya gangguan lain yang dialami oleh pasien seperti

kelainan kardiopulmoner dan memastikan kalau pasien memang sedang

mengalami serangan panic

5. Memberikan penjelasan terkait dengan kondisi pasien untuk dapat

menenangkan diri

6. Memberikan terapi famakologi jika diperlukan

C. PRINSIP PENANGANAN

2
Prinsip penanganan gawat darurat psikiatri pada pasien dengan agitasi dan

ancaman kekerasan adalah lindungi diri terlebih dahulu dan tetap waspada

terhadap tanda-tanda munculnya kekerasan. Diperlukan jumlah staf yang cukup

untuk melakukan fiksasi. Fiksasi dapat dilakukan secara fisik maupun

farmakologis. Pasien harus ditenangkan, senjata yang dibawa harus dilucuti, dan

dilakukan fiksasi segera. Keluarga pasien yang mengantar juga harus ditenangkan.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan secara simultan dalam waktu singkat

yang efisien. Fiksasi secara farmakologis dapat dilakukan dengan injeksi

Chlorpromazin 25 mg, Haloperidol 2-10 mg, atau Diazepam 10 mg intramuskular.

Pasien harus diawasi secara ketat dan perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan dengan

pelayanan kesehatan jiwa.

D. Faktor risiko bunuh diri lebih tinggi pada pasien dengan:

1. kelompok umur 15-35

2. laki-laki

3. penyalahgunaan alkohol dan obat

4. pernah mencoba bunuh diri sebelumnya

5. depresi

6. penyakit kronis yang berat

7. pengangguran

8. tidak menikah, janda atau duda, bercerai

9. masalah finansial

10. isolasi sosial

11. korban kekerasan

3
Kita ambil contoh dalam kasus bunuh diri. Hal pertama yang harus

dilakukan ketika menerima pasien percobaan bunuh diri adalah stabilisasi.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan mengarah dan tergantung gejala yang

muncul. Sebagian besar bunuh diri dapat dicegah, sebaiknya pasien dengan

kondisi yang mengarah pada percobaan bunuh diri dilakukan pendekatan. Orang

di sekitar pasien harus mulai waspada bila pasien mulai meberikan wasiat,

memberikan barang miliknya, melakukan perilaku merusak diri sendiri, dan

mengalami krisis suicidal. Krisis suicidal merupakan fase menjelang perbuatan

bunuh diri berupa perasaan sedih sekali yang tak tertahankan dan ditandai oleh

isyarat atau jeritan minta tolong, atau suicidal communication misalnya surat atau

catatan pribadi.

Pasien kadang memerlukan opname, tergantung pada diagnosis, keparahan

depresi, gagasan bunuh diri, kemampuan pasien dan keluarga mengatasi masalah,

adanya faktor risiko, dan tersedianya dukungan sosial. Medikamentosa dapat

diberikan sesuai dengan penyebab. Misalnya antipsikotik atau antidepresan.

Anda mungkin juga menyukai