Anda di halaman 1dari 10

PROBLEM

MULTIKULTURAL
Nama: Azzahra Sa’adia (20200810200034)
Hilda Dwi Cahyani (20200810200133)
1. Problema Budaya di Indonesia

2. Membahas Kasus-kasus Multikultural di Dunia

3. Pendekatan Multikultural Sebagai Resolusi Konflik


Problema Budaya di Indonesia (Penyakit-
penyakit budaya di masyarakat)
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan pemahaman antar
budaya dan masyarakat adalah sedapat mungkin dihilangkannya penyakit-penyakit budaya.
Penyakit-penyakit inilah yang ditengarai bisa memicu konflik antar kelompok masyarakat di
Indonesia. Adapun beberapa hal yang menyebabkan konflik dan disintegrasi adalah Prasangka,
ethnosentrisme, stereotip, rasisme, diskriminasi, dan scape goating (kambing hitam)
1. Prasangka
Prasangka mengandung sikap, pengertian, keyakinan dan bukan tindakan. Jadi prasangka
tetap ada di pikiran, sedangkan diskriminasi mengarah ke tindakan sistematis. Kalau prasangka
berubah menjadi Tindakan nyata, maka prasangka sudah berubah menjadi diskriminasi yaitu
tindakan menyingkirkan status dan peranan seseorang dari hubungan, pergaulan, dan
komunikasi antar manusia. Prasangka didasarkan atas sebab-sebab seperti generalisasi yang
keliru pada perasaan,- stereotipe antaretnik,- kesadaran “in group” dan “out group” yaitu
kesadaran akan ras “mereka” sebagai kelompok lain yang berbeda latar belakang kebudayaan
dengan “kami”.
2. Stereotipe
merupakan salah satu bentuk prasangka antar etnik/ras. Orang cenderung membuat kategori atas
tampilan karakteristik perilaku orang lain berdasarkan kategori ras, jeniskelamin, kebangsaan,
dan tampilan kounikasi verbal maupun nonverbal. Stereotipe merupakan salah satu bentuk utama
prasangka yang menunjukkan perbedaan “kami” (in group) yang selalu di kaitkan dengan
superioritas kelompok in group dan yang cenderung mengevaluasi orang lain yang dipandang
inferior yaitu ”mereka” (out group). Contohnya: mengatakan bahwa orang Ambon itu keras,
wanita Priangan itu suka bersolek.
3. Etnosentrisme
merupakan paham paham yang pertama kalidiperkenalkan oleh William Graham Sumner (1906),
seorang antropolog yang beraliran interaksionisme. Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk
menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan standar budayanya sendiri.
4. Teori kambing hitam (scape goating)
Adalah jika individu tidak bisa menerima perlakuan tertentu yang tidak adil,maka perlakuan itu
dapat ditanggungkan kepada orang lain. Contoh: Ketika terjadi krisis ekonomi di Jerman, Hitler
mengkambing hitamkan orang Yahudi sebagai penyebab rusaknya sistem politik dan ekonomi di
negara itu.
5. Rasisme
Pertama kali istilah ras diperkenalkan Franqois Bernier, antropolog Perancis, untuk
mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik
warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang lalu menetapkan hierarkhi manusia berdasarkan
karakteristik fisik atas orang Eropa berkulit putih yang diasumsikan sebagai warga masyarakat
kelas atas berlawanan dengan orang Afrika yang berkulit hitam sebagaiwarga kelas dua. Atau ada
ideologi rasial yang berpandangan ahwa orang kulit putih mempunyai misi suci untuk
menyelamatkan orang kulit hitam yang dianggap sangat primitif.Hal tersebut berpengaruh
terhadap stratifikasi dalam berbagai bidang seperti bidang sosial, ekonomi, politik, dimana orang
kulit hitam merupakan subordinasi orang kulit putih.
6. Diskriminasi
Jika prasangka mencakup sikap dan keyakinan, makadiskriminasi mengarah pada tindakan.
Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki prasangka kuat akibat
tekanan tertentu, misalnya tekanan budaya, adat istiadat,kebiasaan, atau hukum. Antara prasangka
dan diskriminasi ada hubungan yang saling menguatkan, selama ada prasangka, di sana ada
diskriminasi. Jika prasangka dipandang sebagai keyakinan atau ideologi, maka diskriminasi
adalah terapan keyakinan atau ideologi.Jadi diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-
bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya.
KASUS KASUS MULTIKULTURAL DI

DUNIA
Islamophobia di Perancis
Tahun 2015 merupakan tantangan bagi Multikulturalisme di Prancis. Dalam 10 bulan,
Prancis mengalami dua serangan teroris yang menewaskan 146 korban tragedi itu
dilatarbelakangi oleh islamofobia. Berdasarkan data yang tercatat tiga minggu sejak
penyerangan Charlie Hebdo bulan Januari, terdapat 120 tindak kriminal berdasarkan
islamofobia. Begitu pula tragedi 13 November, peristiwa ini membangkitkan reaksi negatif
publik terhadap kaum muslim di Prancis. Dalam laporan tahunan tindak islamofobia meningkat
pesat sebesar 18,5%, dari 764 kasus di tahun 2014 menjadi 905 di tahun 2015. Dan kasus yang
terjadi di akhir tahun 2020 Charlie Hebdo majalah satir mingguan Perancis mencetak ulang
kartun Nabi Muhammad SAW dan memicu berbagai kecaman dari muslim Perancis maupun
muslim dari berbagai penjuru Dunia.
• Kasus George Floyd di Amerika
George Floyd (warga berkulit hitam) mungkin menjadi kisah paling kelam di tahun 2020
karena  Seorang polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin, terekam kamera sebagai polisi
yang menaruh lututnya ke leher George selama beberapa menit hingga George meninggal.
Amerika Serikat juga mencatat kasus kekerasan berdasarkan warna kulit terkait hukum
terbanyak. Berdasarkan publikasi penelitian American Journal Health, orang berkulit hitam
mendapat kekerasan tiga kali lebih banyak dari pada kulit putih. Dari 100 ribu kasus hukum
yang ditangani polisi sebagai sampel, ada 273 warga kulit hitam yang jadi korban kekerasan
baik berujung cacat fisik maupun meninggal dunia. Sedangkan hanya 76 orang berkulit putih
yang mendapat perlakuan keras aparat.
• Kasus Muslim Rohingnya
Rohingya adalah sekelompok penganut Muslim yang jumlahnya sekitar satu juta orang dan
tinggal di negara bagian Rakhine Myanmar. Wilayah Rakhine juga ditempati oleh masyarakat
yang mayoritas memeluk agama Budha. Dari permasalahan politik, warga Rakhine merasa jika
kaum Rohingya telah mengkhianati mereka lantaran tidak memberikan suara bagi partai politik
mayoritas penduduk setempat. Hal ini diperburuk oleh sikap pemerintah Myanmar yang
bukannya mendorong rekonsiliasi, tetapi malah mendukung kelompok fundamentalis Budha.
Umat Budha di dunia sendiri mengutuk kekerasan yang dilakukan kelompok garis keras di
Myanmar.
Pendekatan Multikultural Sebagai Resolusi Konflik
Pendidikan multikultural merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam status sosial, ras, suku,
agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman
budaya. Untuk menciptakan masyarakat yang damai memang perlu dukungan dari semua pihak
termasuk pemerintah. Masyarakat harus sadar akan masalah yang ada disekitarnya, masyarakat
harus tahu apa yang harus dilakukan menghadapi masalah seperti konflik yang terjadi
disekitarnya. Adapun Pendidikan multicultural ada dua yaitu:
1. Pendidikan multikultural di sekolah
Disini siswa diberikan pelajaran mengenai tatakrama, toleransi atau menghargai antar
sesama, berlaku adil, dan sebagainya sehingga siswa mampu memahami bahwa setiap
perbedaan tidak perlu dipertentangkan. Siswa mampu memahami dan melaksanakan sikap
toleransi didalam masyarakat sehingga diharapkan dapat mencegah timbulnya konflik.
2. Pendidikan Multikultural diluar sekolah
Ajaran Islam dan ajaran agama lain menolak segala bentuk konflik apalagi konflik yang
berhubungan dengan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar kelompok). Peran publik figur di
masyarakat sangat berpengaruh dalam memberikan pendidikan multikultural ini. Para public
figurmusti memberikan pencerahan lewat media seperti televisi, radio, dan lain-lain, sehingga
masyarakat mengerti bahwa saling menghargai sangat penting untuk ditegakkan. Saling
menghargai yang akhirnya membawa masyarakat tersebut menjadi rukun, tenteram, jauh dari
segala macam konflik.

Dengan tujuan mempersatukan masyarakat dan untuk menanamkan rasa toleransi dan saling
menghargai di masyarakat, maka pendidikan multikultural harus selalu diajarkan oleh guru
disekolah dan diamalkan oleh segenap siswa Indonesia agar tercipta masyarakat Indonesia yang
bermoral, penuh toleransi, menjaga budaya saling menyayangi dan menghargai antar sesama,
penuh cinta, tanpa perasaan negatif didalamnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai