Anda di halaman 1dari 15

Mengidentifikasi Bentuk Kerja Sama Antara

Beberapa Indra

Disusun Oleh: Kelompok


Nama Anggota:
Adi Kurniawan
Ananta Vieto Karawai
Irham
Kesyn Trioctavia Popang
Muhammad Rhesal C.M
Pembina:
Sri Sudarni M. Pd
NIP: 19710505 200502 2 0003
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul ‘’Mengidentifikasi zat penyusun tulang‘’ Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi dan manfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Akhirnya kami mengharapkan semoga dari
makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Berau, 6 Oktober 2019

Kelompok 8
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
            1.1. LATAR BELAKANG ...........................................................................1
1.2. TUJUAN ...........................................................................................2
1.3  MANFAAT ........................................................................................2
1.4 HIPOTESA ………………………………………………………….2
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................3
BAB III PROSEDUR KEGIATAN ..............................................................................3
            2.1 ALAT DAN BAHAN .............................................................................4
            2.2 CARA KERJA .......................................................................................5
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA .....................................................6
            3.1 TABEL DATA PENGAMATAN ..........................................................6
            3.2 ANALISIS DATA ...............................................................................6
            3.3 PEMBAHASAN ............................................................................... 6
BAB V PENUTUP ..................................................................................................7
            4.1 KESIMPULAN ...................................................................................7
            4.2 SARAN .............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................9
Bab I
PENDAHULUAN

1.2 LATAR BELAKANG


Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan steob tertentu. Rangka yang ada di dalam
tubuh disebut rangka dalam atau endoskeleton. Komponen utama rangka adalah tulang. Rangka-
rangka yang ada di dalam manusia terdiri dari beraneka ragam bentuk dan ukuran.tulang-tulang
tersebut secara umum berfungsi untuk membantu tegaknya tubuh, sebagai alat gerak pasif,
tempat melekatnya otot rangka, memberi bentuk tubuh dan wajah, melindungi organ-organ
dalam, tempat pembetukan sel-sel darah, dan sebagai penimbunan mineral.
Tulang penyusun rangka terdiri atas tulang rawan dan tulang sejati.pada bayi, yang
usianya baru 2-3 bulan, berupatulang rawan (kartilago), yang banyak mengandung osteoblast
pada bagian sentralnya. Osteoblast adalah pembentuk sel-sel tulang atau osteosit. Tulang rawan
tersebut akan terus mengalami pertumbuhan. Adanya osteoblast, menyebabkan tulang rawan
mengalami pengerasan dan tumbuh menjadi tulang. Dan pertumbuhan akan berakhir pada usia
tertentu (umumnya pada usia 25 tahun).
Tulang rawan tersusun atas jaringan tulang rawan. Jaringan tulang rawan tersusun atas
sel-sel tulang rawan atau kondrosit, yang dibentuk oleh kpndroblast. Setiap kondrosit tersimpan
dalam ruang-ruang yang di sebut lacuna.
Pembentukan tulang atau osifikasi tulang itu bersifat konsenstirs. Sel-sel tulang atau
osteosit di bentuk oleh osteoblast, mulai dari dalam mengelilingi saluran havers, membentuk
steob havers. Setiap osteosit akan menyekresikan protein. Osteosit tersimpan dalam ruang-
ruang yang disebut lacuna.

1.3 PERUMUSAN MASALAH


- Bagaimanakah pengaruh asam cuka terhadap kekerasan, kelenturan dan warna pada
tulang?

1.4 TUJUAN  
- Mengetahui zat yang terkandung pada tulang
- Mengetahui perubahan pada tulang ayam sebelum dan sesudah direndam ke dalam
larutan air cuka.

1.4.HIPOTESA
:
Larutan asam dapat merusak komponen penyusun tulang
Bab II
Landasan Teori

 Tulang menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan
(kartilago) dan tulang keras (osteon). Tulang rawan bersifat lentur, tersusun atas sel-sel
tulang rawan (kondrosit) yang mensekresikan matriks (kondrin) berupa hialin atau
kolagen. Rawan pada anak berasal dari mesenkim dengan kandungan kondrosit lebih
banyak dari kondrin. Sebaliknya, pada orang dewasa kondrin lebih banyak dan rawan ini
berasal dari selaput tulang rawan (perikondrium) yang banyak mengandung kondroblas
(pembentuk kondrosit). Rawan pada dewasa antara lain terdapat pada cincin batang
tenggorokan dan daun telinga.

Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago (berasal dari mesenkim). Kartilago
memiliki rongga yang akan terisi oleh steoblast (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas
membentuk osteosit (sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari
pembuluh darah dan serabut saraf membentuk steob havers. Matriks akan mengeluarkan
kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras. Proses pengerasan tulang
disebut penulangan atau osifikasi.

Tulang keras atau osteon terbagi menjadi :


- tulang pipa
- tulang pipih
- tulang pendek

Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu :


- bagian ujung yang disebut epifise.
- bagian tengah yang disebut diafise.

Pada bagian diafise terdapat rongga yang berisi sumsum tulang. Rongga terbentuk karena
aktivitas osteoklas (perombak tulang). Di antara epifise dan diafise terdapat cakram
epifise (discus epiphysealis). Cakram ini kaya akan steoblast dan menentukan
pertumbuhan tinggi.
Bab III
Prosedur Kerja

3.1 ALAT DAN BAHAN


Alat :
1.    Cawan petri ( Gelas Aqua)
2.    Pinset
3.    Gelas ukur
4.    Penjepit
Bahan :
1.      Larutan Asam Cuka
2.      Tulang paha ayam
3.      Air

3.2 CARA KERJA


1.        Bersihkan sisa-sisa daging yang melekat pada tulang paha ayam.
2.        Patahkan/potonglah tulang paha ayam menjadi 2 bagian agar bagian dalam tulang mudah untuk
diamati.
3.        Amati keadaan tulang paha ayam sebelum perendaman dengan larutan Asam Cuka, misalnya
kekerasan, kelenturan, dan warnanya. Catatlah hasil pengamatan.
4.        Larutkan Asam Cuka dengan air.
5.        Rendamlah tulang tersebut ke dalam larutan Asam Cuka selama 1 jam.
6.        Setelah 1 jam, angkatlah tulang dari larutan Asam Cuka menggunakan penjepit. Letakkan pada
Gelas Aqua.
7.        Amati dan catat perubahan yang terjadi pada tulang paha ayam tersebut.
Bab IV
Hasil Percobaan dan Analisa

4.1 TABEL HASIL PENGAMATAN


Keadaan Sebelum direndam dengan larutan Air Cuka Setelah direndam dengan larutan Air
Tulang Cuka

warna Merah (masih segar) Coklat/kuning (pucat)

kekerasan keras Tidak keras/lunak (sebagian)

kelenturan Tidak elastis (tidak lentur) Elastis (bagian tertentu)

4.2. PEMBAHASAN
4.2.1 Warna
Setelah tulang paha ayam dikontraksikan atau dimasukkan ke dalam larutan asam cuka,
ternyata terdapat perubahan pada warnanya. Sebelum dimasukkan warnanya masih kuning dan
terlihat masih segar. Tetapi setelah dimasukkan ke dalam larutan tersebut warna tulang paha
ayam tersebut menjadi coklat keputihan dan pucat terlihat. Apa yang menyebabkannya?
Penyebabnya adalah larutan asam cuka. larutan asam cuka adalah larutan yang termasuk asam
dan sekaligus sebagai pelarut zat lain. Warna tersebut berubah karena molaritas asam cuka
termasuk kuat sehingga zat pewarna yang ada pada tulang yang sekaligus diikat oleh kalsium di
matriks tulang terlarut oleh larutan asam kuat asam cuka sehingga kesegaran warna di tulang
tersebut pudar dan berubah menjadi pucat.
4.2.2 Kekerasan
Kekerasan pada tulang sebelum dimasukkan ke dalam larutan air cuka sangatlah kuat.
Tetapi setelah dimasukkan dan diangkat ternyata menjadi lunak. Apa yang menyebabkannya? Ini
adalah ulah asam cuka..Hal ini disebabkan kecenderungan air cuka untuk menyerap kalsium
yang ada pada tulang. Otomatis kalsium pada tulang semakin sedikit karena terlarut oleh air
cuka, dalam kondisi tertentu tulang tersebut akan menjadi lunak sehingga fungsi kalsium sebagai
penguat dan yang membantu pertumbuhan tulang menjadi lemah atau rendah bahkan hilang
karena kadar atau prosentase atau komposisi kalsium pada tulang menurun drastis. Selain itu zat-
zat lain yang ada pada tulang keras seperti fosfor, bikarbonat, sirat, Mg, Na, K dan hidroksi apit
juga terlarut dan menurun drastis sehingga tulang benar-benar menjadi lentur atau lunak. Sama
seperti tulang keras , tulang rawan pun yang tadinya bersifat kuat dan lentur setelah dimasukkan
ke dalam larutan air cuka menjadi lunak karena kadar kalogen yang tadinya tinggi menjadi
menurun sehingga dapat lebih mudah untuk dibengkokkan atau dipatahkan.
4.2.3 Kelenturan
Sebelum dimasukkan ke dalam larutan asam cuka tulang paha ayam sama sekali tidak lentur
tetapi setelah dimasukkan tulang ini menjadi lentur dan dapat dibengkokkan dan dipatahkan. Jadi
asam cuka adalah salah satu zat pelarut dan mengandung kadar atau prosentase molaritas yang
kuat dan tinggi

Pertanyaan:
1. Bagaimana struktur tulang paha ayam, secara keseluruhan?
2. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, sebutkan jenis tulang paha ayam tersebut!
3. Apakah terjadi perubahan kelenturan pada tulang paha ayam tersebut sesudah direndam
larutan asam cuka? Mengapa?
4. Apa hubungan zat penyusun jaringan tulang dengan kasus osteoporosis?
5. Apa kesimpulan Anda mengenai percobaan ini?

Jawaban:

1. Secara keseluruhan, Tulang paha ayam berbentuk seperti Pipa dan keras layaknya tulang
pada umumnya
2. Berdasarkan bentuknya  tulang paha ayam termasuk tulang pipa. karena memiliki bentuk
seperti tabung dan berongga dibagian dalamnya. Kedua ujung tulang membulat dan
terjadi perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang lain. Berdasarkan
sifatnya Tulang paha ayam termasuk tulang keras. Tulang paha bersifat keras dan kaku.
Namun setelah direndam larutan asam cuka, tulang paha ayam menjadi lunak dan lentur.
3. Ya, terjadi perubahan kelenturan setelah direndam larutan asam cuka. Karena larutan
asam cuka cenderung menyerap kalsium yang ada pada tulang. Tulang menjadi lentur
karena garam kalsiumnya larut dalam larutan asam cuka. Hal ini karena asam cuka
berfungsi sebagai mineral yang menyebabkan zat kapur yang tersusun atas kalsium
karbonat  kalsium fosfat, zat perekat dan protein yang mengisi ruang antar sel keluar dari
antar tulang membentuk endapan dalam asam cuka  menjadi larutan dan membentuk
endapan teresebut.
4. Osteoporosis adalah penyakit tulang sistematik yang ditandai dengan rendahnya massa
tulang dan terjadinya perubahan struktur jaringan tulang sehingga tulang menjadi rapuh
dan mudah patah. Osteoporosis yang merupakan penyakit metabolik  tulang disebut juga
penyakit  tulang rapuh dan mudah patah atau keropos. Penyakit ini merupakan salah satu
masalah kesehatan yang sering dialami perempuan setelah menopouse. Tulang terdiri dari
mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika
tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang maka tulang menjadi
kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis. Gangguan ini dapat
terjadi secara fisiologis karena proses penuaan yang disertai menurunnya hormon serta
kurangnya asupan kalsium dan vitamin D pada tulang.
5. Tulang rangka manusia disusun atas berbagai/beragam jenis tulang yang menyusunnya.
Seperti tulang keras dan tulang rawan, yang membedakan adalah zat penyusunnya dan
kelenturan yang dimiliki. Walaupun berbeda-beda bentuk dan jenis tulang yang
menyusun. Namun, itu semua memiliki fungsi-fungsi tersendiri dan dengan tujuan-tujuan
tertentu.

Seperti halnya pada tulang rangka bayi yang masih berupa kartilago hialin. Jika kartilago
tersebut tidak mengalami pengerasan (Osifikasi), maka tentulah alat-alat tubuh yang vital
seperti jantung dan paru-paru tidak terlindungi dengan baik. Oleh karena itulah terjadi
Proses osifikasi.

Pengamatan ini dilaksanakan agar kita dapat mengetahui bahwa larutan asam cuka dapat
merusak tulang, maka dari itu mari kita lindungi tulang kita karena tulang merupakan
bagian tubuh yang sangat penting bagi kita.

Dokumentasi:
BAB V
Penutup
5.1 KESIMPULAN
Jika tulang direndam pada asam cuka akan mengalami perubahan warna, bentuk sedikit lentur,
sumsum tulang berwarna kecoklat-coklatan dll. Zat yang terkadung sebagai matriks didalam
tulang menjadi rusak. Larutan asam cuka dapat menyebabkan tulang kehilangan zat kapur yang
membuat tulang lebih lentur dan rapuh.
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan kesimpulan bahwa tulang yang direndam ke dalam
larutan HCL dalam jangka waktu tertentu akan lunak dan rapuh. Hal ini disebabkan karena
adanya kalsium fosfat dan kolagen yang tercampur oleh asam cuka.
5.2 SARAN
Sebaiknya dalam melakukan penelitian seperti ini, perlu diperhatikan peletakan larutan ini
karena menyebabkan bau yang sangat menyengat dan dapat mengganggu aktivitas yang lain.
Dan rutin mengamati semua peristiwa perubahan fisik selama proses itu dan jangan sembarangan
meninggalkannya.
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/9446332/hasil_pengamatan_pada_tulang

http://laporanbioku.blogspot.com/2016/10/normal-0-false-false-false-en-us-ja-x.html

http://lanafauziyah123.blogspot.com/2017/10/laporan-praktikum-identifikasi.html

Anda mungkin juga menyukai