Anda di halaman 1dari 32

PERTANIAN DAN INDUSTRI

SEKTOR PERTANIAN
Tanaman pangan Perkebunan Kehutanan Peternakan Perikanan

Sumber data didapat dari :


BPS Departemen Pertanian Departemen Kehutanan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Beberapa masalah dalam produksi palawija :


Rendahnya tingkat penggunaan lahan. Rendahnya produktivitas lahan. Benih atau bibit masih bersifat lokal. Pengelolaan yang masih tradisional. Tingginya tingkat susutan pasca panen.

Produksi tanaman ditingkatkan melalui :

pangan

dapat

Perluasan areal (ekstensifikasi). Peningkatan produktivitas (intensifikasi).

Rangsangan ini dapat berupa :


Harga sarana produksi yang terjangkau. Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Harga jual. Teknologi dan sarana penanganan pasca panen yang mampu menjaga keawetan produk.

Hasil positif perkembangan sektor ini :


Mencukupi kebutuhan pangan. Memperbaiki pola konsumsi masyarakat.

Tanaman padi khusus karena :

mendapat

perhatian

Beras merupakan bahan makanan utama. Diusahakan oleh mayoritas penduduk.

SUB SEKTOR PERKEBUNAN


Perkebunan rakyat. Perkebunan besar. Pengusahaan tanaman perkebunan tersebut berlangsung dualistis, yaitu :
 Diselenggarakan rakyat secara perorangan.  Diselenggarakan oleh perusahaan perkebunan (pemerintah atau swasta).

Pola pengembangan pembangunan perkebunan.


Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Pola Unit Pelayanan Pengembangan (UPP). Pola Swadaya Pola Perusahaan Perkebunan Besar

SEKTOR PERTANIAN
Pertanian pada negara sedang berkembang (DCs) menurut Kuznets memiliki empat kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional : 1. Ekspansi dari sector-sektor ekonomi lainnya sangat bergantung pada pertumbuhan output di sector pertanian, baik dari :
  Sisi permintaan Sisi penawaran

2. Pada negara agraris (seperti Indonesia), pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestic bagi produk-produk dari sector ekonomi lainnya. Kuznets menyebutnya sebagai kontribusi pasar. 3. Sebagai suatu sumber modal untuk investasi pada sector-sektor ekonomi lainnya. Selain itu menurut teori penawaran tenaga kerja (L) tak terbatas dari Arthur Lewis, dan dalam proses pembangunan ekonomi, terjadi transfer surplus tenaga kerja dari pertanian (pedesaan) ke industri dan sector-sektor perkotaan lainnya. Kuznets menyebutnya sebagai kontribusi factor-faktor produksi.

4. Sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (sumber devisa), melalui ekspor hasil-hasil pertanian atau pun dengan peningkatan produksi pertanian dalam negeri menggantikan impor (substitusi impor). Kuznets menyebutnya sebagai kontribusi devisa.

TAHAP-TAHAP PEMBANGUNAN PERTANIAN


Pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah. Penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sector komersial tetapi masih memakai modal dan teknologi yang rendah. Pertanian modern yang produktivitasnya tinggi karena memakai modal dan teknologi yang tinggi pula.

Pertanian Tradisional (Subsisten).

Pertanian Tradisonal Menuju Pertanian Modern.

Pertanian modern.

Masalah dalam industrialisasi di Indonesia. Dualisme dalam proses pembangunan.


Sector manufaktur yang modern berdampingan dengan sector pertanian yang tradisional dan kurang produktif. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga berdampingan dengan industri menengah dan besar.

Adanya kaitan antar sector.


Kaitan ini bersifat lemah karena relative terlalu banyaknya perhatian yang dicurahkan pada pembangunan industri subsistensi impor (ISI).

KONSEKUENSI PEMBANGUNAN PERTANIAN


Pembangunan Pertanian Modernisasi & Efisiensi
Perubahan Stuktur Sosial Masyarakat (Terutama Perubahan Struktur Pemilikan Lahan) Petani Lap Atas Petani Lap Bawah
Mampu mengakses SD Lahan, Kapital, merespon teknologi & pasar dengan baik Relatif miskin dari segi lahan & kapital, tetapi hanya memiliki faktor produksi tenaker

Pertumbuhan Populasi (angkatan Kerja & migrasi) & perkembangan teknologi turut memacu hub kerja yang tidak seimbang

PEMBANGUNAN PERTANIAN & KESEMPATAN KERJA


Beberapa faktor yang mempengaruhi peluang untuk mengisi kesempatan kerja pada usahatani antara lain: a)Perubahan teknologi yang mempengaruhi perubahan intensitas tanam, perubahan pranata sosial dan kelembagaan yang ada di pedesaan b)Kondisi agroekosistem yang dapat memberikan perbedaan penyerapan tenagakerja dan produktivitas tenaga kerja maupun pengalihan tenaga ke sektor lain di luar pertanian; c)Peranan ekonomi wilayah, yang terkait dengan aksesbilitas wilayah, yang pada gilirannya mendorong penduduk untuk melakukan migrasi ke luar desa untuk mengisi kesempatan kerja yang ada; d)Pemilikan modal, terutama aset lahan yang mampu menyerap tenaga kerja sampai batas maksimal antara besarnya luas lahan dan tekanan jumlah penduduk; e)Tingkat keterampilan dan kemampuan yang berkaitan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk

DUALISME PEMBANGUNAN
Berdasarkan Teori yang dikeluarkan oleh H.J. Boeke: Dualisme ekonomi. Teori ini kurang lebih mengatakan bahwa pada masyarakat Timur yang sudah mulai dimasuki sistem perokonomian kapitalis Barat akan terjadi dua sistem ekonomi yang sangat bertolak belakang yang berkerja pada waktu dan tempat yang sama. Dua sistem ekonomi itu adalah ekonomi kapitalistik Barat yang mengklaim bertumpu pada rasionalitas dan sistem ekonomi tradisional ala masyarakat Timur yang dianggap irasional dan tidak mengedepankan perolehan keuntungan. Teori dualisme yang dipakai untuk menganalisis keadaan ekonomi masyarakat Jawa masa kolonial berpangkal pada deskripsi mengenai perbandingan kehidupan petani di Jawa dengan kehidupan perekonomian modern yang kapitalistik baik di Jawa sendiri dan perekonomian modern di negara-negara maju.

DUALISME PEMBANGUNAN
Masy Kapitalistik menomorsatukan kepentingan pribadi dalam perdagangan dan industri modal sebagai basis keuntungan sebagai tujuan utama Masy Tradisional
menonjolnya sifat komunalisme originalitas produksi dalam dan untuk keluarga sendiri produksi serta konsumsi merupakan unit dasar dari keluarga bersama

><

DUALISME EKONOMI
Perkebunan Besar Bisnis Komersial Efisien Skala Ekonomi Besar Komoditi Ekspor Pertanian Rakyat Way of Life (Tradisional) Subsisten In Efisien Skala Ekonomi Sempit Komoditi Pangan

><

World Market Urban Modern Urban Modern


Wilayah Urban Hub yang timpang

Rural Enclave
Mayoritas Masy Pedesaan Yang Miskin
Wilayah Rural

Migrasi

LINGKARAN KEMISKINAN

MEMBANGUN SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN


PETANI ~ KELOMPOK TANI ~ PETANI ~ PELAKU AGRIBIS

Kelembagaan/ Organisasi Petani

PENYULUH LAPANGAN (Sub(Sub-professional)

Kelembagaan Sistem Agribis

PENYULUH AHLI (Professional)

SUMBER INFORMASI

PENDIDIKAN (Sub(Subprof. & Prof.)

PENELITIAN (Teknologi, Sosek, Pasar)

PELATIHAN
23

P E T A N I ~ KELOMPOK TANI ~ PELAKU AGRIBIS

ORGANISASI PETANI

PENYULUHAN

SISTEM AGRIBISNIS

PENDIDIKAN

PENELITIAN

PELATIHAN

DEPARTEMEN PERTANIAN Fungsi :  Pengaturan/Perencanaan (Makro)  Pelayanan & Pengawasan  Penyuluhan & Pendidikan
24

Sistem itu ditetapkan/diputuskan oleh Menteri Pertanian/Pemerintah /DPR dengan UUPP. Penyuluh Lapangan berstatus sebagai Tenaga Subprofessional yang bersertifikat., bertanggung jawab atas pelaksanaan penyuluhan, bertugas melayani kebutuhan petani dan pelaku agribisnis. Penyuluh Ahli adalah otak penyuluhan yang berstatus professional dan bersertifikat dan bertanggung jawab atas penyusunan program atas dasar analisa pasar, pertimbangan teknologi dan analisa usahatani (farm planning analisis). Penyuluh Ahli dan Penyuluh Lapang didukung oleh Sumber/Pusat Informasi yang tangguh dan up-to-date. Pusat Informasi dipasok informasi dari berbagai sumber, antara lain dari hasil-hasil penelitian domestik dan lokal yang meliputi teknologi, sosial-ekonomi, dan informasi pasar.
25

Penyuluh Lapangan dan Penyuluh Ahli direkrut dari program pendidikan formal, pendidikan yang terakreditasi dan wajib menpunyai sertifikat dari Asosiasi Profesi Penyuluh Pertanian. Penyuluhan yang professional perlu dilaksanakan oleh tenaga-tenaga professional juga. Penyuluh Pertanian dikembangkan keahliannya secara terus menerus melalui sistem pelatihan yang diselenggarakan secara professional. Kelembagaan/Organisasi Petani diikutkan dalam proses penyuluhan terutama dalam mempersiapkan petani dan menindak-lanjuti program penyuluhan. Penyuluhan Pertanian perlu berkoordinasi dengan pelaku-pelaku agrobisnis non-petani sebab mereka juga berkepentingan dengan adanya penyuluhan yang efektif dan relevan dengan usahanya.

26

Penyuluh Pertanian dapat berperan sebagai fasilitator dalam membangun hubungan/keterkaitan antara petani dan pelaku agrobisnis lainnya. Fungsi-fungsi dari semua komponen sistem penyuluh- an pertanian itu harus berjalan dan interaksi antar komponen itu juga harus terjadi agar penyuluhan per-tanian yang bermutu dapat terjadi secara berkelanjut-an. Penelitian pertanian harus lebih diutamakan untuk mengisi usaha pemberdayaan petani ke arah kemandirian. Pengumpulan, analisis dan penyebaran informasi pasar perlu dilembagakan. Informasi pasar akan digunakan sebagai dasar perencanaan usahatani. Perencanaan usahatani (maximizing profit) perlu dijadikan materi penting dalam penyuluhan pertanian.

27

PETANI DAN PENYULUHAN PERTANIAN

Masyarakat Petani adalah lembaga yang mantap dan tangguh sebagai produsen/pelaku agrobisnis utama komoditas pertanian. Ada atau tidak ada intervensi (bantuan) dari luar petani terus berproduksi bukti kemandirian. Faktor dominan yang berpengaruh pada pengambilan adalah kehidupan keluarganya. keputusan petani

Petani memang perlu bantuan, tetapi bantuannya harus efektif dan tidak membawa dampak negatif (ketergantungan, hilang tanggung jawab, dsb)

28

Perlu diingat bahwa :


 Petani sekarang sadar bahwa dirinya tak lebih hanya sebagai obyek dalam proyek-proyek pembangunan pertanian.  Petani ingin lebih berperan dan mengharapkan pemberdayaan penyuluhan akan menjadikan petani lebih mandiri dalam membangun pertanian dan membangun dirinya.  Kemampuan penyuluh melemah oleh kelembagaan yang mandul dan harus bekerja tanpa strategi yang jelas dan fasilitas yang memadai.  Petani merasa tidak berperan dalam menentukan RDKK dan RDK, sehingga pelaksanaan programa pertanian tidak menggambarkan aspirasi petani yang sebenarnya.

29

Kinerja pendidikan tinggi pertanian (Fakultas Pertanian UGM)


Rutinitas Rendahnya output riset inovatif yang spektakuler Mobilisasi sumberdaya yang belum optimal Rendahnya sinergi dengan lembaga penelitian Kurangnya jejaring dengan pemerintah daerah Kurangnya support terhadap alumni

TUGAS MAHASISWA

Tugas Mahasiswa
Buat pembahasan tentang : 1. Perubahan Kesempatan Kerja di Pedesaan, dan bahas bagaimana perubahannya. 2. Kemiskinan antara kota dan desa, cari apa penyebabnya dan bagaimana solusinya. 3. Solusi Involusi Pertanian melalui Konsolidasi Lahan (Jelaskan pengertiannya, beri contoh dengan data yang riil) 4. Solusi Involusi Pertanian melalui Diversifikasi (Jelaskan pengertiannya, beri contoh dengan data yang riil) Tugas dikumpulkan tanggal 16

desember 2011

Anda mungkin juga menyukai