Anda di halaman 1dari 46

Lari adalah salah satu cabang olahraga tertua di dunia.

Sebelum menjadi
sebuah cabang olahraga, lari sudah dikenal oleh peradaban-peradaban
manusia kuno.
Lari sprint atau lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50
m sampai dengan jarak 400 m. Oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari
jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah
hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang diubah menjadi
gerakan halus lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk
mendapatkan kecepatan yang tinggi. Seoarang pelari jarak pendek (sprinter)
yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot
persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan
kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding dengan serabut
otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali perdetik dalam
vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan /bakat bukan
dibuat. Suatu analisis structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan
latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu
kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan
energetic. Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari
beberapa tahap yaitu :

tahap reaksi dan dorongan (reaction dan drive)

tahap percepatan (acceleration)

tahap transisi/perubahan (transition)

tahap kecepatan maksimum (speed maximum)

tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)

finish Tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan


horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan.

Kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah


(jumlah langkah persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak
pendek harus dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap
topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap
melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan
atau recovery. Tahap Topang (support phase), pada tahap ini bertuuan untuk

memperkecil

penghambatan

saat

sentuh

tanah

dan

memaksimalkan

dorongan ke depan. Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat


pada telapak kaki (ballfoot). Tahap melayang (flying phase), pada tahap ini
bertujuan

untuk

memaksimalkan

dorongan

ke

depan

dan

untuk

mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila
dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke
depan dan ke atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang
langkah)
SPRINT (LARI JARAK PENDEK)
Pengertian
Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai
dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak
pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil
kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan
halus

lancer

dan

efisien

dan

sangat

dibutuhkan

bagi

pelari

untuk

mendapatkan kecepatan yang tinggi.


Seoarang pelari jarak pendek (sprinter) yang potensial bila dilihat dari
komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (fast
twitch) lebih besar atau tinggi dengan kemampuan sampai 40 kali perdetik
dalam vitro disbanding dengan serabut otot lambat (slow twitch) dengan
kemampuan sampai 10kali perdetik dalam vitro. Oleh karena itu seorang
pelari

jarak

pendek

itu

dilahirkan

/bakat

bukan

dibuat.

Suatu analisa structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan
pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi
yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic.
Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa
tahap yaitu :

tahap
tahap
tahap
tahap
tahap
finish

reaksi dan dorongan (reaction dan drive)


percepatan (acceleration)
tansisi/perobahan (transition)
kecepatan maksimum (speed maximum)
pemeliharaan kecepatan (maintenance speed)

tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan


horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan ke depan. Kecepatan lari
ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah
persatuan waktu). Oleh karena itu, seorang pelari jarak pendek harus
dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
Urutan Gerak Keseluhan
Urutan gerak dalam berlari bila dilihat dari tahap-tahapnya adalah tahap
topang yang terdiri dari topang depan dan satu tahap dorong, serta tahap
melayang yang terdiri dari tahap ayun ke depan dan satu tahap pemulihan
atau recovery.
Tahap Topang (support phase), pada tahap ini bertuuan untuk memperkecil
penghambatan saat sentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan.
Bila dilihat dari sifat-sifat teknisnya adalah mendarat pada telapak kaki
(ballfoot).
Tahap

melayang

(flaying

phase),

pada

tahap

ini

bertujuan

untuk

memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu


penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila dilihat dari sifat-sifat
teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke depan dan ke atas
(untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang langkah)
Tahap Tahap Pembelajaran
Pembelajaran lari jarak pendek (sprint) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
Tahap Bermain (games)
Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap Bermain
Pada tahap ini bertujuan untuk mengenalkan masalah gerak (movement
problem) lari jarak pendek langsung, dan cara lari jarak pendek yang benar
ditinjau secara anatomis, memperbaiki sikap berlari jarak pendek serta
meningkatkan

motivasi

siswa

terhadap

pembelajaran,

sehingga

pada

akhirnya dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Tujuan khusus


dalam bermain lari jarak pendek adalah meningkatkan reaksi bergerak,

kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam
berlari. Dalam bermain aa beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu
bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.
Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang
sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :
b.1. Latihan Dasar ABC
Tahap

ini

bertujuan

mengembangkan

keterampilan

dasar

lari

dan

mengembangkan koordinasi gerak lari jarak pendek. Adapun latihannya


adalah : Tumit menendang pantat (A) ; Gerak ankling (B); lutut diangkat
tinggi

(C)

Lutut

diangkat

tinggi

dan

kaki

diluruskan

(D).

b.2. Latihan Dasar Koordinasi ABC


Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan keteramilan dan koordinasi lari
cepat.
b.3. Lari Cepat Dengan Tahanan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan tahap dorong atau support phase
dan kekuatan khusus. Pada tahap ini dapat menggunakan tahanan dari
teman atau suatu alat penangan misalnya ban mobil atau beberapa ban
motor,

lakukan

dngan

tidak

melebihi

berat

tahanan,

serta

guru

memperhatikan kaki topang betul-betul lurus dan kontak dengan tanah


sesingkat mungkin.
b.4. Lari Mengejar
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan percepatan
lari. Latihan ni dapat menggunakan tomgkat atau tali sepanjang 1,5 m;
mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah teman pasangan di depan
melepaskan tongkat atau tali siswa yang dibelakang mengejar sampai batas
yang telah ditentukan.
b.5. Lari Percepatan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan keceatan
maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6 m, satu teman
menunggu di ujung batas yang telah ditentukan, dan pelari yang dibelakang

berlari optimum dan percepatlah berlari bila pelari yang dating mencapai
daerah 6 m dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila
pelari belakang telah menginjak garis 6 m dibelakangnya.
b.6. Start Melayang Lari Sprint 20 m
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Untuk
melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30
m tetapi bias disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m,
selanjutnya siswa berusahamelewati batas yang telah ditentukan dengan
kecepatan maksimum.
Lari jarak menengah
1. Pengertian Lari Jarak Menengah
Lari jarak menengah menempuh jarak 800 m dan 1500 m. start yang
digunakan untuk lari jarak menengah nomor 800 m adalah start
jongkok, sedangkan untuk jarak 1500 m menggunakan start berdiri.
Pada lari 800 m masing masing pelari berlari di laintasannya sendiri,
setelah melewati satu tikungan pertama barulah pelaripelari itu boleh
masuk ke dalam lintasan pertama Hal yang perlu diperhatikan pada lari
jarak menengah adalah penyesuaian antara kecepatan dan kekuatan /
stamina dari masing masing pelari
2. Teknik Start Berdiri untuk Lari Jarak Menengah ( 1.500 m )
Teknik start berdiri untuk lari jarak menengah adalah :
a. Aba aba bersedia
Dengan sikap tenang tetapi menyakinkan melangkah maju ke depan,
berdiri tegak di belakang garis start.
b. Aba aba siap
Mengambil sikap kaki kiridi depan dan kaki kanan di belakang, tidak
menginjak garis start, badan condong ke depan.
c. Aba aba ya
Mulai berlari dengan kecepatan yang tidak maksimal melainkan cukup
setengah atau tiga perempat dari kecepatan maksimal.
3. Teknik Gerakan lari Jarak Menengah

Teknik gerakan lari jarak menengah meliputi :


a. Posisi kepala dan badan tidak terlalu condong, sikap badan seperti
b.
c.
d.
e.
f.

sikap orang berlari


Sudut lengan antara 100 110 derajat
Pendaratan pada tumit dan menolak dengan ujung kaki
Ayunkan kedua lengan untuk mengimbangi gerak kaki
Mengayunkan lutut kedepan tidak setinggi pinggul
Pada waktu menggerakkan tungkai bawah dari belakang ke depan

tidak terlalu tinggi


4. Teknik Lari Jarak Menengah Saat Melewati Tikungan
Teknik lari jarak menengah saat melewati tikungan adalah :
a. Usahakan berlari sedekat mungkin dengan garis lintasan sebelah
kiri
b. Putarkan keduan bahu ke kiri, kepala juga miring ke kiri
c. Sudut lengan kanan usahakan lebih besar daripada lengan kiri
5. Teknik Gerakan Memasuki Garis Finish
Teknik gerakan memasuki garis finish dalam lari jarak menengah
yaitu :
a. Cara memasuki garis finish yaitu:
1) Lari terus tanpa mengubah sikap lari
2) Dada maju, kedua tangan lurus ke belakang
3) Salah satu bahu maju ke depan ( dada diputar ke salah satu sisi )
4) Kepala ditundukkan, kedua tangan di ayun ke belakang
b. Hal hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Frekuensi kaki dipercepat, langkah diperlebar
2) Jangan melakukan gerakan melompat pada saat memasuki garis
finish
3) Perhatian di pusatkan pada garis finish
4) Apabila ada pita jangan berusaha meraih dengan tangan
5) Jangan berhenti mendadak setelah melewati garis finish
Peraturan Perlombaan
Peraturan

perlombaan

yang

ditetapkan

oleh

induk

organisasi

Federation)

atau

tingkat

atletik

internasional IAAF
(International

Amateur

Atloetik

nasional

PASI(Persatuan Atletik Seluruh Indonesia ) tentang perlombaan lari jarak


pendek yaitu :
1. Peraturan Perlombaan
Peraturan perlombaan dalam lari jarak pendek adalah
a. Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukan dengan sebuah
garis selebar 5 cm sikusiku dengan batas tepi dalam lintasan. Jarak

perlombaan harus diukur dari tepi garis start ke tepi garis fnish
terdekat dengan garis start
b. Aba aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah :
bersedia, siapdan ya atau bunyi pistol.
c. Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat abaaba ya atau
bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
d. Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus diperingatkan
( maksimal 3 kali kesalahan )
e. Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan 4 tahap,
yaitu babak pertama, babak kedua, babak semi final, dan babak final.
f. Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta banyak,
pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak berikutnya
2. Diskualifikasi atau Hal hal yang Dianggap Tidak Sah
Halhal yang dianggap tidak sah dalam lari jarak pendek yaitu :
a. Melakukan kesalahan start lebih dari 3 kali
b. Memasuki lintasan pelari lain
c. Mengganggu pelari lain
d. Keluar dari lintasan
e. Terbuktui memakai obat perangsang
3. Petugas atau Juri dalam Lomba Lari
Petugas atau juri dalam lomba lari jarak pendek terdiri atas :
a. Starter, yaitu petugas yang memberangkatkan perlari
b. Recall Starter yaitu petugas yang mengecek atau mengabsen para
pelari
c. Timer yaitu petugas pencatat waktu
d. Pengawas lintasan yaitu petugas yang berdiri pada tempat tertentu
dan bertugas mengawasi pelari apabila melakukan kesalahan dan
pelanggaran
e. Juri kedatangan yaitu petugas pencatat kedatangan pelari yang
pertama sampai dengan terakhir dan menentukan ranking / urutan
kejuaraan
f. Juri pencatat hasil yaitu petugas pencatat hasil setelah pelari
memasuki garis finish
Lari sambung atau lari estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan
atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu
lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua,

ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak
akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil
berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet
yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400
meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan
tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian
serta

penyesuaian

jarak

dan

kecepatan

dari

setiap

pelari.

1. TEKNIK
a. Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat 1
Dengan

cara

melihat

(visual)

Pelari

yang

menerima

tongkat

melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat


tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. 2 Dengan cara tidak
melihat (non visual) Pelari yang menerima tongkat berlari sambil
mengulurkan

tangan

kebelakang.

Selanjutnya

pelari

sebelumnya

menaruh tongkat ke tangan si pelari setelahnya.


No Latihan Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat 1 Dari Bawah Jika
pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka penerima
menggun`kan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat
dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara tangan penerima
telah siap di belakang dengan telapak tangan menghadap bawah. Ibu
jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang lainnya dirapatkan. Tangan
penerima berada di bawah pinggang. 2 Dari atas Jika pemberi
memberikan

tongkat

dengan

tangan

kiri maka penerima

juga

menggunakan tangan kiri.


b. Daerah Pergantian Tongkat No Cara Menempatkan Antara Pelari-Pelari 1
Pelari ke 1 Di daerah start pertama dengan lintasan di tikungan 2 Pelari
ke 2 Di daerah start kedua dengan lintasan lurus 3 Pelari ke 3 Di daerah
start ketiga dengan lintasan tikungan 4 Pelari ke 4 Di daerah start
keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finish
c. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet
1. Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3
memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4
menerima/memegang tongkat pada tangan kiri.
2. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan
dari masing- masing pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang

benar-benar baik dalam lingkungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari


yang mempunyai daya tahan yang baik.
3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan
tepat seperti pada waktu latihan.
4. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari
lintasan masing-masing.
d. Peraturan Perlombaan
1. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar
1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter
pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan
berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi
penggantian tongkat.
2. Lari Estafet(Lari Beranting)
Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah
satu
dari cabang atletik.Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang
pemain untuk melakukan olahraga tersebut.
Jarak Tempuh Lari estafet : 4400 M (Putra/Putri) Dan 4100 M Start yang
sering di gunakan dalam Lari Estafet:
Start Jongkok sering di gunakan pada pelari pertama / (1), Sedangkan
Start Berlari sering di gunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat /
(2,3,4)
Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet:
a. Visual
Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya di
gunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4400 meter.
b. Non Visual : Cara ini di gunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat
ke
belakang,karena jarak yang di gunakan terlalu pendek yaitu 4100
meter
Ada ketentuan atau peraturan yang da di olahraga Lari Estafet ini:
1. Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut
jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak
4400

meter dengan resiko team tersebut bisa kalah dalam lomba


tersebut.
2. Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut
jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak
4100
meter dengan resiko team tersebut dapat langsung di diskualifikasi
dalam
pertandingan olahraga tersebut.
Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar tidak
terjatuh yaitu :
1.Sebagai

pemain

yang

ingin

memberi

tongkat

tersebut

harus

menggunakan
tangan kiri,sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus
menggunakan tangan kanan,Itulah beberapa cara yang di gunakan
untuk
memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.
GAMBARAN
-Panjang
-Diameter

TONGKAT
Tongkat

Estafet
tongkat

Untuk

:
-

ESTAFET
:

29,21

Cm

estafet

:
Dewasa

3,81
Untuk

Cm
Anak-anak

: 2,54 cm
Gambaran Lapangan Atletik untuk Lari
Estafet:
Zona pergantian pada Lari Estafet hanya berada 10 meter di depan garis
start atau berada 10 meter di belakang garis start.
Pengertian Lari Sambung (Estafet)
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada
perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai.
Dalam satu regu

lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga,
dan keempat.
Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada
nomor lari yang
lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu
kepada pelari
berikutnya.
Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4100 meter
dan
nomor 4400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saja
yang perlu
diperhatikan, tetapi pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah)
pergantian seperti
penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk
meneruskan berita yang elah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor
diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk
meneruskan api
keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api Olimpiade berasal dari tradisi
Yunani
tersebutLari estafet 4100 meter dan 4400 meter bagi pria dalam bentuk
sekarang ini,
pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm.
Estafet 4100
meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor Olimpiade dan 4400
meter
dilombakan sejak tahun 1972
Teknik Lari Sambung (Estafet)
Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran penggantian
tongkat.
Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat
estafet

berlangsung dengan baik pula. Suatu regu lari estafet yang terjadi dari
pelari-pelari yang
baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan, jika mampu melakukan
pergantian
tongkat estafet dengan sukses.
Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah
Panjang tongkat : 28-30 cm
Diameter tongkat : 38 mm
Berat tongkat : 50 gr
Pada lari sambunga ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat
estafet dari
pelari kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat
srtafet itu ada 2
macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (nonvisual).
Teknik Penerimaan Tongkat
Perlombaan lari sambung mengenal dua cara penerimaan tongkat, yaitu:
Keterampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat
Pelari

yang

menerima

tongkat

melakukannya

dengan

berlari

sambil

menolehkan
kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya.
Penerimaan
tongkat dengan cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4400 meter.
Keterampilan teknik penerimaan tongkat estafet dengan cara tidak melihat
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat
tongkat
yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya
digunakan
dalam lari estafet 4100 meter.
Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat
tanpa

melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya,
antara
penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui
pendekatan yang tepat Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat Estafet
Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya
yang
dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada
pelari
lainnya, agar dapat melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai
keterampilan
gerak lari dan keterampilan memberi serta menerima tongkat yang
dibawanya.
Dalam beberapa perlombaan lari sambung, seringkali suatu regu dikalahkan
oleh
regu lainnya hanya karena kurang menguasai keterampilan gerak menerima
dan
memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang lainnya. Bahkan,
seringkali
suatu regu didiskualifikasi hanya karena kurang tepatnya penerimaan dan
pemberian
tongkat.
Lari sambung mengenal dua keterampilan teknik pemberian dan penerimaan
tongkat, yaitu:
Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat
dengan
tangan kiri. Sambil berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan
tangan kiri.
Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan
melalui bawah.
Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak
tangan

menghadap ke bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari tangan


lainnya
dirapatkan. Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet
dari atas
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari
belakang ke depan, kemudian dengan segera meletakan tongkat dari atas
pada talapak
tangan penerima. Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan
dari
depan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di
buka lebar
dan raji-jari angan lainnya rapat. Pada keterampilan teknik pemberian
tongkat dari atas, pemberian dan penerimaan tongkat dilakukan pada bagian
tangan yang sama. Apabila pemberi melakukannya dengan angan kanan,
penerima akan melakukannya dengan tangan kanan pula. Daerah Pergantian
Tongkat Estafet Antarpelari
Suatu regu lari estafet yang terdiri dari pelari-pelari yang baik hanya akan
dapat
memenangkan perlombaan jika mampu melakukan pergantian tongkat
estafet dengan
cepat dan sempurna. Cara menempatkan pelari-pelari tersebut adalah
sebagai berikut.
Pelari ke-1 ditempatkan didaerah start pertama dengan lintasan di tikungan.
Pelari ke-2 ditempatkan didaerah start kedua dengan lintasan lurus.
Pelari ke-3 ditempatkan didaerah start ketiga dengan lintasan ditikungan
Pelari ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan linasan lurus dan
berakhir di
garis finish Latihan Memberi dan Menerima Tongkat Estafet dalam Bentuk
Perlombaan Tujuan: melatih kerjasama dalam ketepatan dan kecepatan
berlari sehingga hasil akhir dapat tercapai dengan baik. Cara Melakukannya:
Buatlah beberapa regu estafet (masing-masing terdiri dari 4 pelari atau
siswa) dan masing-masing pelari atau siswa ditempatkan dengan jarak 100
meter

Setalah ada aba-aba bersiap pelari pertama segera menempatkan


posisinya (sikap
startjo n g k o k )
Setelah ada aba-aba ya, pelari tersebut berlari secepat-cepatnya menuju
pelari atau
atlat kedua yang sudah siap untuk menerima tongkat
Setelah

keempat

pelari

menyelesaikan

tugasnya

dan

pelari

terakhir

(keempat) masuk
ke garisf i n i s h tanpa membuat kesalahan maka regu yang tiba di garisf i n
ish
pertama keluar sebagai pemenang
Hal-Hal yang Perlu Diperhaikan dan Peraturan Perlombaan Lari Estafet
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet
Pemberian

tingkat

sebaiknyasecara

bersilang,

yaitu

pelari

dan

memegang tongkat
pada angan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima aau memegang
tongkat
dengan tangan kiri
Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari
masing-masing
pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan.
Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.
Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat
Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan
masingmasing.
Peraturan Perlombaan
Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, 1,20 meter dan
bagi pelari
estafet 4100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu
daerah di
mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini
tidak

terjadi pergantian tongkat.


Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing meskipun
sudah
memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya. Apabila tongkat terjatuh,
pelari
yang menjatuhkannya harus mengambilnya.
Tongkat estafet harus berukuran panjang tongkat 28-30 cm, diameter
tongkat 38 mm,
berat tongkat 50 gr
Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing
sampai
tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga
dan
pelari keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai
kedatangan pelari seregunya.
Diposkan oleh info sahabat di2 0 . 5 2
LARI ESTAFET
Lari bersambung atau biasa disebut lari estafet adalah lari beregu yang
terdiri dari 4 orang
pelari. Lari ini dilakukan bersambung dan bergantian membawa tongkat dari
garis start
sampai ke garis finish. Sebagian besar keberhasilan regu estafet ditentukan
oleh
kelancaran pada saat melaksanakan pergantian tongkat estafetnya.
Start yang digunakan dalam lari bersambung adalah untuk pelari pertama (I)
menggunakan start jongkok. Sedangkan untuk pelari kedua (II), ketiga (III),
dan pelari
yang keempat (IV) menggunakan start melayang. Jarak lari bersambung
yang sering
diperlombakan dalam atletik baik untuk putra maupun putri adalah 4 X 100
meter atau 4

X 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang
diperlukan tetapi
pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta
penyesuaian
jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
1. Teknik Lari Bersambung (Lari Estafet).
Satu regu pelari estafet biasanya terdiri dari 4 orang pelari. Keberhasilan
yang akan
dicapai oleh tim s`ngat ditentukan pada saat melakukan pergantian estafet.
Suatu tim
pelari harus memiliki pelari-pelari yang tercepat dan mampu melakukan
pergantian
tongkat dengan sempurna.
2. Teknik Pergantian tongkat Estafet.
Pergantian Tongkat estafet dalam lari bersambung atau lari estafet terbagi
menjadi 2,
yaitu :
Pergantian Tongkat Estafet tanpa melihat (Non Visual) Yaitu cara pelari
menerima
tongkat estafet tanpa melihat kepada yang memberi tongkat estafet.
Pergantian Tongkat estafet dengan melihat (Visual) yaitu cara pelari
menerima tongkat
estafet dengan melihat ke belakang
(pemberi tongkat estafet).
Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat :
Dari Bawah Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka
penerima
menggunakan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari
belakang ke
depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang
dengan telapak
tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang
lainnya

dirapatkan. Tangan penerima berada di bawah pinggang.


Dari atas Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kiri maka
penerima juga
menggunakan tangan kiri.
Pergantian tongkat estafet harus berlangsung di dalam daerah pergantian
yang
panjangnya 20 meter. Pergantian tongkat estafet yang terjadi diluar daerah
pergantian
akan terkena Diskualifikasi.
3. Cara Memegang tongkat Estafet.
Cara memegang tongkat estafet harus dilakukan dengan benar. Memegang
tongkat dapat
dilakukan dengan dipegang oleh tangan kiri atau kanan. Setengah bagian
dari tongkat
dipegang oleh pemberi tongkat. Dan ujungnya lagi akan dipegang oleh
penerima tongkat
estafet berikutnya. Dan bagi pelari pertama, tongkat estafet harus dipegang
dibelakang
garis start dan tidak menyentuh garis start.
4. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet :
1. Pemberian tongkat sebaiknya bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang
tongkat pada
tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima/memegang tongkat pada
tangan kiri.
2. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari
masing-masing
pelari. Misalnya pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam
lingkungan. Pelari 2
dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.
3. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat
seperti pada
waktu latihan.

4. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan


masing-masing.
5. Peraturan Perlombaan
lari sprint 100m
TEKNIK LARI SPRINT 100m
Atletik

adalah

aktifitas

jasmani

yang

kompetitif

atau

dapat

diadu

berdasarkan gerak dasar


manusia, yaitu seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat. Atletik
seperti yang
kita ketahui sekarang, dimulai sejak diadakan olympiade modern yang
pertama kali
diselenggarakan di kota Athena pada tahun 1896 dan sampai terbentuknya
badan dunia
federasi athletik amatir internasional tahun 1912. Atletik pertama kali
diperkenalkan di
Indonesia dengan sebutan Netherlands Indische Athletick Unie (NIBU)
tanggal 12 Juli
1917 dan dalam perkembangannya terbentuk suatu organisasi yang
bergerak dibidang
atletik dengan nama Persatuan
Sprint atau lari cepat merupakan salah satu nomor lomba dalam cabang
olahraga atletik.
Sprint atau lari cepat merupakan semua perlombaan lari dimana peserta
berlari dengan
kecepatan maksimal sepanjang jarak yang ditempuh. Sampai dengan jarak
400 meter
masih digolongkan dalam lari cepat atau print. Menurut Arma abdoellah
(1981; 50) pada
dasarnya gerakan lari itu untuk semua jenis sama. Namun dengan demikian
dengan

adanya perbedaan jarak tempuh, maka sekalipun sangat kecil terdapat pula
beberapa
perbedaan dalam pelaksanaannya. Sedangkan yang dimaksud dengan
perbedaan atau
pembagian jarak dalam nomor lari adalah lari jarak pendek (100 400
meter), lari
menengah (800 1500 meter), lari jauh (5000 meter atau lebih). Lari jarak
pendek atau
sprint adalah semua jenis lari yang sejak start ampai finish dilakukan dengan
kecepatan
maksimal. Beberapa faktor yang mutlak menentukan baik buruknya dalam
sprint ada tiga
hal yaitu start, gerakan sprint, dan finish.
Penguasaan

teknik

merupakan

kemampuan

untuk

memahami

atau

mengetahui suatu
rangkaian

spesifik

gerakan

atau

bagian

pergerakan

olahraga

dalam

memecahkan tugas
olahraga dan dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki tersebut.
Penguasaan teknik
sprint

diartikan

sebagai

kemampuan

atlet

dalam

mengetahui

atau

memahami teknik lari


sprint dan dapat menggunakan teknik lari sprint dengan baik.
Penguasaan teknik dipengaruhi beberapa dua faktor, yaitu:
a. Pengetahuan
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993: 103) pengetahuan pada hakekatnya
adalah
merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek termasuk
kedalamnya
ilmu. Sedangkan menurut Sidi Gazalba dalam Amsal Bakhtiar (2006; 85)
pengetahuan
adalah apa yang kita ketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah

hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah
semua milik
atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari
usaha manusia
untuk tahu.
b. Aplikasi atau penerapan
Aplikasi teknik merupakan penerapan penggunaan teknik lari sprint yang
dilakukan oleh
atlet didalam perlombaan. Didalam suatu perlombaan atlet akan berusaha
untuk
mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki untuk mencapai penampilan
terbaik dan
prestasi maksimal. Setiap atlet memiliki kemampuan yang berbeda dan cara
yang berbeda
pula

dalam

menerapkan

atau

mengaplikasikan

teknik

sprint

dalam

perlombaan. Seperti
yang dikatakan IAAF (1993; 115) kemampuan untuk melakukan suatu teknik
yang
sempurna

adalah

tidak

sama

sebagai

seorang

pelaku

yang

penuh

ketangkasan. Atlet yang


tangkas memiliki teknik yang baik dan konsisten dan juga tahu kapan dan
bagaimana
menggunakan teknik guna menghasilkan prestasi yang baik.
2. Sprint
a. Pengertian sprint
Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari
dengan
kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan
jarak 400
meter masih dapat digolongkan dalam lari cepat. Menurut Muhajir (2004)
sprint atau lari
cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan
penuh yang

menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.


Nomor lomba atau event lari sprint menjangkau jarak dari 50 meter, yang
bagi atlet
senior hanya dilombakan indoor saja, sampai dengan dan termasuk jarak
400 meter.
Kepentingan relatif dari tuntutan yang diletakkan pada seorang sprinter
adalah beragam
sesuai dengan event-nya, namun kebutuhan dari semua lari-sprint yang
paling nyata
adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari sprint adalah hasil dari kontraksi
yang kuat dan
cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan yang halus, lancar-efisien
dibutuhkan
bagi berlari dengan kecepatan tinggi.
Kelangsungan gerak lari cepat atau sprint dapat dibagi menjadi tiga, yaitu;
(A) Start, (B)
gerakan lari cepat, (C) Gerakan finish.
b. Pengertian teknik
Teknik merupakan blok-blok bengunan dasar dari tingginya prestasi. Teknik
adalah cara
yang paling efesien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban fisik atau
masalah yang
dihadapi

dan

dibenarkan

dalam

lingkup

peraturan

(lomba)

olahraga

(Thomson Peter J.L,


1993; 115). Menurut suharno (1983) yang dikutip Djoko Pekik Irianto (2002;
80) teknik
adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik
mungkin
untuk menyelesaikan tugas yang perlu dalam cabang olahraga. Teknik
merupakan cara
paling efesien dan sederhana untuk memecahkan kewajiban fisik atau
masalah yang
dihadapi dalam pertandingan yang dibenarkan oleh peraturan.

c. Teknik lari sprint


Teknik adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint.
Melalui
tahapan lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya aktivitas otototot, pola
waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet dari tahap reaksi sampai
tahap transisi
tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kecepatan dari suatu sikap
diam di
tempat.
Tujuan utama lari sprint adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal,
yang
dihasilkan dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh
panjang-langkah
dan frekuensi-langkah. untuk bisa berlari cepat seorang atlet harus
meningkatkan satu
atau kedua-duanya. Tujuan teknik-sprint selama perlombaan adalah untuk
mengerahkan
jumlah optimum daya kepada tanah didalam waktu yang pendek. Teknik
yang baik
ditandai oleh mengecilnya daya pengereman, lengan lengan efektif, gerakan
kaki dan
badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi dari gerakan tubuh keseluruhan
(IAAF,
1993;22).
Teknik lari sprint lari 100m dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Tahap reaksi dan dorongan
2. Tahap lari akelerasi
3. Tahap transisi/perubahan
4. Tahap kecepatan maksimum
5. Tahap pemeliharaan kecepatan
6. Finish

Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang
dan
pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan
lari
ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah
dalam per satuan
waktu). Untuk bisa berlari lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu
atau keduaduanya. Hubungan optimal antara panjang langkah dan frekuensi langkah
bervariasi bagi
tahap-tahap lomba yang berbeda-beda. Dalam lari sprint terdapat beberapa
tahapan yaitu:
1. Start
Menurut IAAF (2001;6) suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat
berikut;
a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam
posisi aba-aba
bersediaaaaa
b. Meng-adopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba siaaap
c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut
start yang
maksimal
Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan
power yang
terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudut-start
optimum 450.
setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak
(lari)
percepatan yang kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah
pertama harus
menjurus kemungkinan maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan startblok relatif

terhadap

garis

start:

a.

Start-pendek

(bunch-start),

b.

Start-medium

(medium-start), c.
Start-panjang (elongated-start). Start medium adalah umumnya yang
disarankan, ejak ini
memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu
yang lebih lama
daripada start-panjang (menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak
menuntut
banyak kekuatan seperti pada start-pendek (bunch-start). Suatu pengkajian
terhadap
teknik start-jongkok karenanya dapat dimulai dengan start medium. Ada tiga
bagian
dalam gerakan start, yaitu:
a. Posisi bersediaaa
Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi bersediaaa, kaki
yang paling
cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan sisi miring blok yang paling
depan. Tangan
diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki
belakang
ditempatkan
pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher
rileks, kepala
segaris dengan tubuh (lihat gambar).
Menurut IAAF (2001;8) posisi siaaap ini adalah kepentingan dasar bahwa
seorang atlet
menerima suatu posstur dalam posisi start siaaap yang menjamin suatu
sudut optimum
dari tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat
gravitasi ketika
kaki diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi
explosif dari
otot-otot kaki.

Tanda-tanda utama suatu posisi siaaap yang optimum daya adalah;


1. Berat badan dibagikan seimbang
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu
3. Titik pusat gravitasi kedepan
4. Sudut lutut 900 pada kaki depa,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang
6. kaki diluruskan menekan start blok
c. Posisi (aba-aba) ya
Daya dorong tungkai dan kaki dalam start dapat dianalisa dengan
menggunakan papanpengalas daya dibangu pada start blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan
itu pada pada
saat start, impuls dapat disalurkan ke dan ditampilkan pada suatu dinamometer.
Kekuatan impuls arah dan lamanya, juga timing dari dorongan dari tiap kaki
dapat
dicatat.
Ciri kunci yang untuk diperhatikan adalah:
1. kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan
bahwa daya
kekuatan yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali gerak
akselerasi dari titikpusat gravitasi atlet dengan cepat menurun.
2. Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang
memungkinkan
gerak akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki
belakang
menghilang, dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Kenyataannya,
daya
kekuatan daya kekuatan digunakan oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat
dari daya
kaki-belakang.

Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit


kedepan pantat
dengan pembengkokan (flexio) kedepan serentak dari otot-otot paha.
Tungkai bawah
tetap ditekuk ketat terhadap paha mengurai momen inertia. Lutut yang
memimpin
dipersiapkan untuk suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah
dalam langkah
mencakar berikutnya. Lutut dorong yang aktif mennyangga pengungkit
pendek dari kaki
ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha berayun kedepan menolong
menjamin
frekuensi langkah lari yang tinggi.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah agar kaki dorong putus kontak
dengan tanah.
Kaki rilex, mengayun aktif menuju pembuatan langkah diatas lutut kaki
sangga dan
sebagai tahap lanjutan dan persiapan angkatan lutut. Adapun ciri-ciri atu
tangda-tanda
tahap ini adalah:
1. Ayunan rilex kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati
panta. Bandul
pendek ini sebagai hasil kecepatan sudut yang tinggi memungkinkan
membuat langkah
yang cepat.
2. Angkatan tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampilkan
relaksasi total dari
semua otot yang terlibat.
3. Perjalanan horizontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan
yang dijelaskan
b. Tahap ayunan depan.
Tahap angkat lutut. Tahap ini menyumbangkan panjang langkah dan
dorongan pinggang.

Persiapan efektif dengan kontak tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira
150 dibawah
horizontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai sutau gerakan
mencakar aktif
dari kaki diatas dari dasar persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari
kaki.
Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu
indikator
penanaman aktif dari hasil dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen
daya
vertikal.
Tujuan dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab
terhadap
panjang langkah yang efektif , dalam kaitan dengan ayunan lengan yang
intensif.
Teruskan dan jamin jalur perjalanan pinggang yang horizontal. Persiapan
untuk mendarat
engan suatu gerakan mencakar dan sedikit mungkin hambatan dalam tahap
angga depan.
Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda-tanda, yaitu:
1. Angkatan paha/lutut horizontal hampir horizontal, melangkahkan kaki
sebaliknya
sebagai prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan
optimal.
2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanan
diametris yang
intenssif.
3. Siku diangkat keatas dan kebelakang.
4. Dlam lanjutan dengan ayunan kedepan yang rilex dari tungkai bawah
karena pelurusan
paha secara aktif, dengan niat memulai gerak mencakar dari kaki aktif.
c. Tahap sangga/topang depan

Tahap amortisasi. Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada


alat pengaktifan awal otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap
sebelumnya. Idenya guna menghindari adanya efek pengereman/hambatan yang terlalu
besar dengan
membuat lama waktu tahap sangga/topang sependek mungkin.
Tahap ini mempunyai tujuan dan fungsi sebagai tahap amortisasi tahap kerja
utama.
Mengontrol tekanan kaki pendarat oleh otot-otot paha depan yang diaktifkan
sebelumnya
dan otot-otot kaki bertujuan untuk membuat ssuatu gerak explossif
memperpanjang
langkah sebelumnya. Tahapan ini memiliki sifa atau tanda sebagai berikut:
1. Gerakan mencakar aktif dari sisi luar telapak kaki dengan jari-jari keatas.
2. Jangkauan kedepan aktif harus tidak menambah panjang-langkah secara
tak wajar,
namun mengizinkan pinggang (pusat gravitassi tubuh) berjalan cepat diatas
titik sanggah
kaki.
3. Hindari suatu daya penghambat yang berlebih-lebihan.
4. Waktu kontakl dalam angga depan harus esingkat mungkin.
d. Tahap sangga/topang belakang
Besarnya impuls dan dorongan horizontal diberi tanda. Lama penyanggaan
itu adalah
singkat saja. Sudut dorongan sedekat mungkin dengan horizontal. Ada suatu
perluasan
elastik dari dari sendi kaki, lutut dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan
linier lengan
oleh suatu angkatan efektif dari siku dalam ayunan kebelakang, dan ayunan
kaki mengintensifkan dorongan dan menentukan betapa efektifnya titik pusat massa
tubuh dikenai

oleh gerakan garis melintang dari perluasan dorongan. Togok badan


menghadap kedepan.
Keriteria untuk tahap-tahap penyanggaan ini adalah:
1. waktu singkat dari periode sangga/topang keseluruhan
2. suatu impuls akselerasi yang signifikan pada tahap topang belakang
3. suatu waktu optimum dari impuls percepatan pada tahap topang/sangga
belakang
4. hampir tidak ada daya pengereman/hambatan pada tahap sanggahan.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah sebagai tahap akselerasi ulang,
penyangga untuk
waktu singkat, dan sebagai persiapan dan pengembangan suatu dorongan
horizontal yang
cepat. Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda, yaitu:
1. Menempatkan kaki dengan aktif, disusl dengan pelurusan sendi-sendi:
kaki, lutut,
pinggul.
2. Menggunakan otot-otot plantar-flexor dan emua otot-otot pelurus kaki
korset.
3. Badan lurus segaris dan condong kedepan kurang lebih 850 dengan
lintasan.
4. Penggunaan yang aktif lengan yang ditekuk kurang lebih 900 ke arah
berlawanan dari
arah lomba.
5. Siku memimpin gerakan lengan
6. Otot-otot kepala, leher, bahu dan badan dalam keadaan rilex.
7. Tahap permulaan gerak kaki ayun lutut diangkat.
3. Penguasaan teknik sprint
Dalam

penguasaan

teknik

sprint

terdapat

faktor-faktor

yang

sangat

mendukung demi
tecapainya penguasaan teknik yang baik. Menurut Thomson Peter J.L (1993;
68) ada 5
(lima) kemampuan biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran
atau

komponen-komponen

fitnes

yaitu

kekuatan,

dayatahan,

kecepatan,

kelentukan, dan
koordinasi.
a. Kekuatan.
Adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan dapat
dirinci menjadi
tiga tipe atau bentuk, yaitu:
1. kekuatan maksimum, yaitu daya atau tenaga terbesar yang dihasilkan
oleh otot yang
berkontraksi. Kekuatan maksimum tidak memerlukan betapa cepat suatu
gerakan
dilakukan atau berapa lama gerakan itu dapat diteruskan
2. Kekuatan elastis, yaitu kekuatan yang diperlukan sehingga sebuah otot
dapat bergerak
cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan
kecepatan gerak
kadang-kadang disebut sebagai power = daya. Kekuatan ini sangat
penting bagi even
eksplosip dalam lari, lompat, dan lempar.
3. Daya tahan kekuatan, yaitu kemampuan otot-otot untuk terus-menerus
menggunakan
daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan
adalah kombinasi
antara kekuatan dan lamanya gerakan.
b. Dayatahan.
Dayatahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan
intensitasnya
dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi dan pada waktu yang
sama
mengakhiri prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki
dayatahan apabila
tidak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan. Daya
tahan, dari

semua kemampuan biomotor harus dikembangkan lebih dahulu. Tanpa


dayatahan adalah
sulit untuk mengadakan pengulangan terhadap tipe atau macam latihan
yang lain yang
cukup untuk mengembangkan komponen biomotor lain. Ada dua tipe macam
daya tahan,
yaitu; dayatahan aerobik dan dayatahan anaerobik. Dayatahan aerobik yaitu
kerja otot
dan gerakan otot yang dilakukan menggunakan oksigen guna melepaskan
energi dari
bahan-bahan

otot.

Dayatahan

aerobik

harus

dikembangkan

sebelum

dayatahan anaerobik.
Sedangkan dayatahan anaerobik yaitu kerja otot dan gerakan otot dengan
menggunakan
energi yang telah tersimpan didalam otot. Dayatahan anaerobik terbagi
menjadi dua yaitu
anaerobik laktik dan anaerobik alaktik.
c. kecepatan. Adalah kemampuan untuk barjalan atau bergerak dengan
sangat cepat.
Kecepatan berlari sprint yang asli berkenaan dengan kemamapuan alami
untuk mencapai
percepatan lari yang sangat tinggi dan untuk menempuh jarak pendek dalam
waktu yang
sangat pendek.
d. Kelentukan. Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan persendian
melalui
jangkauan gerak yang luas. Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu
sebab umum
terjadinya teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Kelentukan jelek
juga
menghalangi kecepatan dan dayatahan karena otot-otot harus bekerja lebih
keras untuk
mengatasi tahanan menuju kelangkah yang panjang.

e. Koordinasi. Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dengan tingkat


kesukaran
dengan tepat dan dengan efesien dan penuh ketepatan. Seorang atlet
dengan koordinasi
yang baik tidak hanya mampu melakukan skill dengan baik, tetapi juga
dengan tepat dan
dapat menyelesaikan suatu tugas latihan.
Selain faktor-faktor fisik yang telah dijelaskan diatas, dalam penguasaan
teknik sprint
terdapat pula faktor lain yang tidak kalah penting pengaruhnya, yaitu faktor
psikologis.
Seperti dikatakan Thomson Peter J.L. (1993; 134) psikologi ini adalah sama
pentingnya
bagi

seorang

pelatih

guna

membantu

individu-individu

(atlet)

mengembangkan
bagaimana mereka memikirkan kecakapan mental mereka, tetapi juga
penting untuk
mengembangkan ketangkasan fisik mereka. Ini jelas adalah aspek psikologis
dalam
melatih namun juga benar bahwa tak ada bagian dari pelatihan/coaching
yang tanpa
aspek psikologis. Adapun faktor-faktor psikologis tersebut diantaranya yaitu;
a. Ketangkasan mental.
Ketangkasan mental ini sangat berguna/penting bagi para pelatih dan atlet.
Ketangkasan
mental ini bukan hanya suatu sarana untuk menghindari bencana ataupun
pemulihan
kembali dari cedera tetapi ketangkasan mental juga memainkan peranan
penting dalam
mengatur/mengorganisir praktek dan latihan secara efektif sehingga segala
sesuatu
berjalan dengan benar. Kebanyakan atlet dan pelatih mengakui bahwa
perkembangan

fisik ssaja tidak menjamin dapat sukses dalam atletik. Seorang atlet harus
memiliki
kerangka pemikiran yang benar. Persiapan psikologis sama pentingnya
dengan latihan
kondisioning fissik. Menyiapkan keduanya bersama-sama akan menciptakan
prestari
terbaik. Ketangkasan mental ini memerlukan latihan praktek dengan cara
yang sama
seperti pada skill fisik/jasmaniah. Dengan skill/ketangkasan fisik, beberapa
individu akan
mengambil/memperoleh ketangkasan mental lebih gampang dibanding
dengan orang
lain. Dengan praktek, setiap orang dapat meningkatkan ketangkasan mental
mereka.
b. Motivasi.
Motivasi merupakan suatu kecendrungan untuk berperilaku secara selektif
kesuatu arah
tertentu, dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran perilaku
tersebut dapat
dicapai. Pada dasarnya motivassi adalah betapa besarnya keinginan seorang
individu
untuk

meraih/mencapai

suatu

sasaran.

Setiap

individu

memiliki

tujuan/sasaran yang
berbeda-beda dalam keterlibatannya dalam dunia atletik. Tujuan/sasaran itu
misalnya;
mencari kegembiraan, memahirkan skill baru, berlomba dan menang,
menambah teman,
serta masih banyak lagi tujuan/sasaran lain yang selalu berbeda pada setiap
individunya.
Dikatakan Thomson Peter J.L. (1993: 135) tekanan dari luar dari pelatih dan
orang tua
adalah tidak mungkin meningkatkan motivasi pada atlet dalam jangka jauh
dan mungkin

kenyataannya berkurang. Motivasi sendiri dan pengisiannya adalah yang


membuat suatu
sukses yang sebenarnya bagi atlet, dan bukan ambisi yang dipaksakan oleh
orang lain.
Pelatih membantu atlet mengerti apa yang ingin atlet raih, tujuan, dan
bagaimana cara
meraihnya.
c. Kontrol emosi.
Kontrol

emosi

adalah

suatu

kemamapuan

seorang

atlet

dalam

mengendalikan perasaan
dalam menghadapi uatu ituasi tertentu. Menurut Thomson Peter J.L.
(1993;136)
kegelisaan berarti berapa banyak seorang individu tergetar atau siap dalam
menghadapi
suatu situasi tertentu. Rasa gelisa selalu timbul dalam setiap situasi,
meskipun bila
tingkatannya rendah kita tidak dapat memperhatikannya. Banyak rasa gelisa
ini
ddigunakan secara tidak benar yang berarti hanya sifat-sifat individu yang
menunjukkan
tingkat yang sangat tinggi akan kegelisaan. Gejala-gejala kegelisaan dapat
terlihat dalam
dua bentuk yaitu: Khawatir dan getaran fisiologis. Rasa khawatir mengacu
kepada pikiran
atau kesan tentang apa yang mungkin terjadi dalam suatu event yang akan
datang,
sedangkan getaran fisiologis adalah bagian dari persiapan (alami dalam)
badan untuk
suatu perlombaan. Contoh dari getaran fisiologis termasuk meningkatnya
denyut jantung,
keluar peluh/keringat dan rasa ingin buang hajat (besar/kecil) pergi kekamar
kecil.

Penguasaan teknik sprint adalah sangat penting untuk mencapai prestasi


maksimal.
Menurut Djoko P. Irianto (2002), dalam perlombaan teknik memiliki peran
antara lain:
(1) Sebagai cara efesien dalam mencapai prestasi, (2) Dapat mencegah atu
mengurangi
terjadinya

cedera,

(3)

sebagai

modal

untuk

melakukan

taktik,

(4)

meningkatkan
kepercayaan diri. Sukadiyanto (2005) mengatakan, teknik yang benar dari
awal selain
akan menghemat tenaga untuk gerak sehingga mampu bekerja lebih lama
dan berhasil
baik juga juga merupakan landasan dasar menuju prestasi yang lebih tinggi.
Dengan
teknik dasar yang tidak benar akan mempercepat proses stagnasi prestasi,
sehingga pada
waktu tertentu prestasi akan stagnasi (mentok), padahal semestinya dapat
meraih prestasi
yang lebih tinggi.
Menurut Djoko P. Irianto (2002; 80) penguasaan teknik dipengaruhi oleh
beberapa faktor
antara lain;
a. Kualitas fisik yang relevan
b. Kualitas psikologis atau kematangan bertanding
c. Metode latihan yang tepat
d. Kecerdasan atlet memilih teknik yang tepat dalam situasi tertentu.
Menurut Josef Nossek (1982), terdapat tiga tahapan dalam proses belajar
teknik:
a. Pengembangan koordinasi kasar. Bentuk-bentuk gerakan kasar dapat
dikarakteristikkan
sebagai penguasaan teknik-teknik kasar dan terbatas yang berkenaan
dengan kualitas
gerakan-gerakan yang diperlukan, seperti:

1. Pengaruh kekuatan yang tidak memadai, pemborosan energi, kram otot


(koordinasi
otot yang rendah) dengan konsekuensi kelelahan yang cepat.
2. Unsur-unsur gerakan tunggal yang tidak digabungkan dengan lancar,
karena kurangnya
koordinasi.
3. Gerakan-gerakan belum cukup tepat.
4. kekurangan keharmonisan dan ritme gerakan-gerakan yang diamati.
b. Pengembangan koordinasi halus. Bentuk gerakan-gerakan halus dicapai
melalui
pengulangn-pengulangan

lebih

lanjut

yang

mengambangkan

kualitas

gerakan-gerakan.
Tempo tersebut meningkat sampai pada kecepatan yang kompetitif. Bagianbagian
gerakan tungggal untuk teknik-teknik yang lebih kompleks dikembangkan
secara terpisah
dan dikombinasikan bersama. Aspek-aspek dalam tahap ini bercirikan:
1. Teknik-teknik dilakukan hampir tanpa kesalahan.
2. gerakan-gerakan distabilkan.
3. Gerakan-gerakan lebih berguna dan hemat, tidak ada pemborosan energi.
4. Beberapa gerakan-gerakan tidak benar yang terjadi dalam tahap pertama
tidak tampak
lagi.
5. Urutan gerakan-gerakan menjadi lancar dan harmonis.
6. Gerakan-gerakan tersebut tepat.
Namun demikian dalam tahap belajar ini, teknik-teknik tersebut tidak
dilakukan secara
otomatis. Atlet tersebut masih harus mengkonsentrasikan pada bagianbagian yang
berbeda dari gerakan-gerakan dan oleh karena itu penerapan taktis hanya
dimungkinkan
sebagian.
c. Tahap stabilisasi dan otomatisasi.

Tahap stabilisasi; pertama-tama hendaknya membawa atlet kedalam posisi


dimana ia
dapat menerapakan teknik-teknik dalam situasi kompetitif yang sulit. Atlet
tersebut
mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi-kondisi yang sulit dan berubahubah dari
suatu kompetisi. Penguasaan teknik yang sempurna dalam kondisi ini hanya
dicapai
melalui praktek dalam banyak kompetisi. Karena tingkat otomatisasi yang
tinggi, para
atlet dapat memberikan perhatian pada tugas-tugas taktis dalam kompetisi.
Pengaruh dari
kapasitas kondisioning adalah jelas tanpa rintangan dalam penampilan.
Prestasi

merupakan

akumulasi

dari

kualitas

fisik,

teknik,

taktik

dan

kematangan mental
atau psikis, sehingga aspek tersebut perlu dipersiapkan secara menyeluruh,
sebab satu
aspek dengan aspek lain akan menentukan aspek lain. Fisik merupakan
pondasi bagi
olahragawan, sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan
dengan baik jika
olahragawan

memiliki

kualitas

fisik

yang

dikembangkan dan
dikuasai jika atlet memiliki kualitas fisik yang baik

baik.

Jadi

teknik

dapat

Lompat jauh
Lompat jauh adalah atletik (lintasan dan lapangan) peristiwa di mana atlet
menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan dalam upaya untuk
melompat
Pesaing

berlari

jauh

dari

menuruni

landasan

take-off
pacu

point
(biasanya

mungkin.
dilapisi

dengan

permukaan karet yang sama seperti lintasan lari, crumb rubber juga
divulkanisir karet) dan melompat sejauh yang mereka dapat dari belakang
garis busuk (sering disebut sebagai papan, dan biasanya ditentukan oleh
tepi trailing papan lepas landas tertanam flush dengan permukaan landasan
pacu, atau tanda dicat di landasan) ke dalam lubang tanah yang penuh
dengan kerikil halus atau pasir. Jarak yang ditempuh oleh seorang pelompat
sering disebut sebagai tanda karena itu adalah jarak ke tempat menandai
yang dibuat di pasir dari garis busuk. Jika pesaing mulai lompatan dengan
setiap bagian dari kaki melewati garis busuk, melompat dinyatakan ilegal
dan tidak ada jarak dicatat. Pada tingkat elite, lapisan plastik ditempatkan
segera setelah dewan untuk mendeteksi kejadian ini. Jika tidak, seorang
pejabat (mirip dengan wasit) akan menonton melompat dan membuat
penetapan. Pesaing dapat melakukan lompatan dari setiap titik di belakang
garis busuk, namun jarak akan selalu diukur dari garis busuk. Oleh karena
itu, demi kepentingan terbaik dari pesaing untuk mendapatkan yang dekat
dengan

garis

busuk

mungkin.

Biasanya, setiap pesaing memiliki seperangkat upaya sejumlah (biasanya


tiga) untuk membuat terpanjang nya melompat, dan hanya terpanjang
melompat hukum terhadap hasil penghitungan. Kompetisi tingkat tinggi
dibagi menjadi dua putaran: cobaan dan final. Dalam kompetisi yang berisi
babak final, hanya sejumlah pesaing pilih diundang untuk kembali untuk
melanjutkan kompetisi. Jumlah pesaing yang dipilih untuk kembali ke babak
final ditentukan sebelum awal bertemu oleh sebuah komite yang terdiri dari

pelatih dan pejabat. Ini adalah praktik standar untuk mengizinkan satu lagi
pesaing dari jumlah posisi angka untuk kembali ke babak final. Sebagai
contoh, jika suatu memungkinkan memenuhi puncak delapan pesaing untuk
mencetak poin, maka atas sembilan pesaing akan dipilih untuk bersaing di
babak final. Mengambil pesaing tambahan ke babak final yang akan
membantu untuk mengizinkan atlet untuk pindah ke posisi skor jika pesaing
dapat memperbaiki nya tanda terbaik kompetisi. Putaran final dipandang
sebagai tambahan tiga melompat, karena mereka tidak punya prioritas
kepada mereka yang dicetak dalam sidang putaran. Pesaing dengan
melompat hukum terpanjang (baik dari pengadilan atau putaran final) pada
akhir

kompetisi

ini

dinyatakan

sebagai

pemenang.

Ada empat komponen utama lompat jauh: Lari Awalan, Tumpuan atau
tolakkan, Sikap di Udara dan Mendarat. Kecepatan di run-up, atau
pendekatan, dan yang tinggi melompat dari papan adalah dasar-dasar
keberhasilan. Karena kecepatan adalah faktor yang penting dari pendekatan,
tidaklah mengherankan bahwa banyak juga jumper lama bersaing dengan
sukses di sprint. Sebuah contoh klasik dari lompat jauh ini / sprint
penggandaan

adalah

pertunjukan

oleh

Carl

Lewis.

Lompat jauh dicatat untuk dua dari paling lama berdiri rekor dunia dalam
setiap lintasan dan lapangan acara. Pada 1935, Jesse Owens menetapkan
rekor dunia lompat jauh yang tidak rusak hingga tahun 1960 oleh Ralph
Boston. Kemudian, Bob Beamon melompat 8,90 meter (29 kaki, 2-1/2 inci) di
Olimpiade tahun 1968 pada ketinggian 7.349 kaki, tidak melompat melebihi
sampai tahun 1991. Pada 30 Agustus tahun itu, Mike Powell dari Amerika
Serikat, dalam sebuah acara terkenal menurunkan kepada Carl Lewis,
melompat 8,95 m (29,4 kaki) di Kejuaraan Dunia di Tokyo, menetapkan lakilaki saat ini rekor dunia. Beberapa melompat lebih dari 8,95 m (29,4 kaki)
telah resmi tercatat (8,99 m/29.5 kaki oleh Mike Powell sendiri, 8,96 ft
m/29.4 oleh Ivan Pedroso), tapi tidak disahkan karena ada juga tidak dapat
diandalkan pengukuran kecepatan angin yang tersedia, atau karena melebihi
kecepatan angin 2,0 m / s. Lewis sendiri melompat 8.91m tepat sebelum
Powell memecahkan rekor melompat dengan angin melebihi maksimum
yang diizinkan; melompat ini tetap terpanjang pernah untuk memenangkan

Kejuaraan Dunia Olimpiade atau emas. Saat ini rekor dunia untuk perempuan
dipegang oleh Galina Chistyakova dari bekas Uni Soviet yang melompat 7,53
m

(24,7

ft)

di

Leningrad

pada

tahun

1988.

Sejarah
Halteres digunakan dalam permainan atletik di Yunani kuno. Lompat jauh
adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli pancalomba Olimpiade di
Yunani Kuno. Long Jump adalah satu-satunya dikenal melompat peristiwa
dalam Olimpiade Kuno tersebut. Semua peristiwa yang terjadi di Olimpiade
pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk perang.
Lompat

jauh

muncul

mungkin

karena

mencerminkan

persimpangan

rintangan seperti sungai dan jurang. [2] Setelah menyelidiki penggambaran


yang selamat dari peristiwa itu kuno percaya bahwa tidak seperti hari acara
modern, atlet hanya diperbolehkan berlari pendek awal. [ 2] Para atlet
membawa beban di masing-masing tangan, yang disebut halteres (antara 1
dan 4,5 kg). Beban ini itu mengayunkan maju sebagai atlet melompat untuk
meningkatkan momentum. Hal ini umumnya percaya bahwa baju hangat
akan melemparkan berat di belakangnya di udara untuk meningkatkan
momentum ke depan, namun diadakan di seluruh halteres durasi melompat.
Berayun mereka dan kembali pada akhir melompat atlet akan mengubah
pusat gravitasi dan biarkan atlet untuk meregangkan kaki ke luar,
meningkatkan jarak. Melompat itu sendiri dibuat dari bater ( apa yang
menginjak pada). Kemungkinan besar papan sederhana ditempatkan di
stadion lagu yang telah dihapus setelah kejadian (Miller, 66). Para penerjun
akan mendarat dalam apa yang disebut skamma ( menggali-up area)
(Miller, 66). Gagasan bahwa ini adalah sebuah lubang yang penuh pasir
adalah salah. Pasir di lubang melompat adalah penemuan modern (Miller,
66). Yang skamma hanyalah daerah sementara untuk menggali kesempatan
itu dan bukan sesuatu yang tetap dari waktu ke waktu. Lompat jauh
dianggap salah satu yang paling sulit dalam acara yang digelar di Olimpiade
sejak banyak keahlian diperlukan. Musik ini sering dimainkan selama
Philostratus melompat dan mengatakan bahwa kadang-kadang pipa akan
menyertai melompat sehingga dapat memberikan ritme untuk gerakan
kompleks dari halteres oleh atlet. [2] Philostratos dikutip mengatakan,

Peraturannya menganggap melompat sebagai yang paling sulit kompetisi,


dan mereka membiarkan jumper untuk diberikan keuntungan dalam irama
dengan menggunakan seruling, dan berat dengan menggunakan tali.
(Miller, 67). Paling menonjol dalam olahraga kuno adalah seorang pria
bernama Chionis, yang dalam mengadakan Olimpiade 656BC melompat dari
7,05 meter (23 kaki dan 1,7 inci) Ada beberapa argumen oleh para sarjana
modern di lompat jauh. Beberapa telah berusaha untuk menciptakan kembali
sebagai triple jump. Gambar menyediakan satu-satunya bukti untuk tindakan
sehingga lebih baik diterima bahwa itu sama seperti hari ini lompat jauh.
Alasan utama beberapa ingin menyebutnya triple melompat adalah adanya
sumber yang mengklaim sana sekali adalah lima puluh lima kaki melompat
kuno yang dilakukan oleh seorang pria bernama Phayllos (Miller, 68).
Lompat jauh telah menjadi bagian dari kompetisi Olimpiade modern sejak
lahirnya Olimpiade pada tahun 1896. Pada 1914, Dr Harry Eaton Stewart
merekomendasikan luas berlari melompat sebagai standar acara trek dan
lapangan bagi perempuan. Namun, hal itu tidak sampai 1928 bahwa
perempuan diperbolehkan untuk bersaing dalam event di tingkat Olimpiade
(Lihat Atletik trek dan lapangan).
Pendekatan/Awalan
Tujuan

dari

pendekatan

ini

adalah

untuk

secara

bertahap

dengan

mempercepat kecepatan maksimum lepas landas dikontrol. Faktor yang


paling penting untuk jarak yang ditempuh oleh sebuah objek adalah
kecepatan pada lepas landas baik kecepatan dan sudut. Elite jumper
biasanya meninggalkan tanah pada sudut dua puluh derajat atau kurang;
Oleh karena itu, lebih bermanfaat bagi seorang pelompat untuk berfokus
pada komponen kecepatan melompat. Semakin besar kecepatan lepas
landas, semakin lama lintasan pusat massa akan. Pentingnya suatu
kecepatan lepas landas merupakan faktor dalam keberhasilan pelari dalam
acara
Panjang

ini.
pendekatan

jarak

biasanya

konsisten

untuk

seorang

atlet.

Pendekatan dapat bervariasi antara 12 dan 19 langkah di tingkat pemula dan


menengah, sementara di tingkat elite mereka lebih dekat dengan antara 20
dan 22 langkah. Jarak yang tepat dan jumlah langkah-langkah dalam

pendekatan tergantung pada pengalaman jumper, teknik berlari cepat, dan


tingkat pengkondisian. Konsistensi dalam pendekatan sangat penting karena
merupakan pesaing tujuan untuk selalu dekat ke bagian depan papan takeoff
mungkin tanpa menyeberangi garis dengan setiap bagian dari kaki.
Pendekatan yang tidak konsisten adalah masalah umum dalam acara ini.
Akibatnya pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para atlet sekitar 6-8
kali per melompat sesi (lihat Pelatihan di bawah).
Dua yang terakhir langkah
Tujuan dari dua langkah terakhir adalah untuk mempersiapkan tubuh untuk
lepas landas sambil melestarikan kecepatan sebanyak mungkin.
Kedua dari belakang (kedua dari terakhir) langkahnya lebih panjang daripada
langkah

terakhir.

Pesaing

mulai

nya

rendah

pusat

gravitasi

untuk

mempersiapkan tubuh untuk dorongan vertikal. Langkah terakhir lebih


pendek karena tubuh mulai menaikkan pusat gravitasi dalam persiapan
untuk tinggal landas.
Dua langkah yang terakhir sangat penting karena menentukan kecepatan
dengan pesaing yang akan memasuki melompat semakin besar kecepatan,
semakin baik melompat.
Lepas landas/Tumpuan/Tolakkan
Tujuan dari lepas landas adalah untuk menciptakan dorongan vertikal melalui
atlet pusat gravitasi tetap menjaga keseimbangan dan kontrol.
Tahap ini adalah salah satu bagian paling teknis dari lompat jauh. Jumper
harus sadar untuk menempatkan kaki datar di tanah, karena baik melompat
dari tumit atau jari-jari kaki mempengaruhi negatif melompat. Lepas landas
dari tumit-papan pertama memiliki efek pengereman, yang menurunkan
kecepatan dan strain sendi. Melompat turun dari jari-jari kaki berkurang
stabilitas, menempatkan risiko kaki di tekuk atau runtuh dari bawah
pelompat. Sementara penempatan berkonsentrasi pada kaki, sang atlet juga
harus bekerja untuk mempertahankan posisi tubuh yang tepat, menjaga
badan tegak dan bergerak ke depan dan pinggul hingga mencapai jarak
maksimum

dari

papan

kontak

ke

rilis

kaki.

Melayang
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan

diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan bantuan ayunan kedua


tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak ini terdapat
beberapa teknik. Yang Pertama, Melayang dengan sikap jongkok dengan cara
waktu menumpu kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul
oleh kaki tumpu dan kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke
arah

depan.

Yang

Kedua,

Melayang

dengan

sikap

bergantung

cara

melakukanya yaitu waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus,


badan tegak kemudian disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk
sambil

pinggul

didorong

ke

depan

yang

kemudian

ke-dua

lengan

direntangkan ke atas. Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap


tepelihara

hingga

mendarat.

Ada 3 macam gaya melayang di udara pada saat melakukan lompat jauh
yaitu :
1. Gaya Jongkok

2. Gaya Menggantung
3. Gaya Berjalan Diudara
Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan
saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan
dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke
belakang

yang

berakibat

merugikan

si

pelompat

itu

sendiri.

Pelatihan
Lompat jauh biasanya memerlukan pelatihan dalam berbagai bidang.
Daerah-daerah ini termasuk, namun tidak terbatas pada, yang tercantum di
bawah ini.

Jumping

Long Pelompat cenderung melompat berlatih 1-2 kali seminggu. Pendekatan,


atau lari-through, kadang-kadang diulang sampai 6-8 kali per sesi.

Over-lari jarak jauh

Over-latihan lari jarak jauh membantu atlet lompat jarak yang lebih jauh
daripada tujuan ditetapkan. Sebagai contoh, memiliki pelari 100m praktek
dengan menjalankan 200m berulang di trek. Ini secara khusus terkonsentrasi
di musim ketika atlet bekerja pada ketahanan bangunan. Khusus over-latihan
lari jarak jauh yang dilakukan 1-2 kali seminggu. Ini bagus untuk
membangun ketahanan sprint, yang dibutuhkan dalam kompetisi di mana
atlet yang berlari di landasan 3-6 kali.
Berat pelatihan
Selama pelatihan pra-musim dan di awal musim kompetisi latihan beban
cenderung untuk memainkan peran utama. Ini adalah kebiasaan lama kereta
pelompat untuk berat hingga 4 kali seminggu, dengan fokus terutama pada
gerakan cepat yang melibatkan kaki dan bagasi. Beberapa atlet Olimpiade
tampil

lift

menekankan

dalam
rendah

pelatihan.
kecepatan

Atlet

menggunakan

untuk

pengulangan

memaksimalkan

kekuatan

dan
dan

meminimalkan kenaikan berat badan menambahkan bingkai mereka.


Plyometrics
Plyometrics, termasuk berlari naik turun tangga dan rintangan melompatlompat, dapat dimasukkan ke dalam latihan, umumnya dua kali seminggu.
Hal ini memungkinkan seorang atlet untuk bekerja pada kelincahan dan
meledak-ledak.
melompat-lompat
Melompat-lompat adalah setiap jenis berkesinambungan melompat atau
melompat. Latihan berlari biasanya membutuhkan satu kaki melompatlompat, double-kaki berlari, atau beberapa variasi dari keduanya. Fokus
latihan berlari biasanya untuk menghabiskan lebih sedikit waktu di tanah
mungkin dan bekerja pada akurasi teknis, kemudahan, dan melompat
ketahanan dan kekuatan. Secara teknis, melompat-lompat adalah bagian
dari plyometrics, sebagai bentuk latihan berjalan seperti lutut dan pantat
tinggi tendangan.

Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah alat yang sering dilupakan jumper lama. Fleksibilitas
yang efektif mencegah cedera, yang dapat berdampak tinggi penting bagi
peristiwa-peristiwa seperti lompat jauh. Hal ini juga membantu para atlet lari
di landasan.
Alat yang umum di banyak latihan lompat jauh adalah penggunaan rekaman
video. Ini memungkinkan para atlet untuk kembali dan melihat kemajuan
mereka sendiri serta membiarkan atlet membandingkan rekaman mereka
sendiri

dengan

beberapa

kelas

dunia

jumper.

Pelatihan gaya, durasi, dan intensitas sangat bervariasi dari atlet untuk atlet
dan didasarkan pada pengalaman dan kekuatan atlet serta gaya pembinaan
mereka

Anda mungkin juga menyukai