Sebelum menjadi
sebuah cabang olahraga, lari sudah dikenal oleh peradaban-peradaban
manusia kuno.
Lari sprint atau lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50
m sampai dengan jarak 400 m. Oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari
jarak pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah
hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang diubah menjadi
gerakan halus lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk
mendapatkan kecepatan yang tinggi. Seoarang pelari jarak pendek (sprinter)
yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot
persentase serabut otot cepat (fast twitch) lebih besar atau tinggi dengan
kemampuan sampai 40 kali perdetik dalam vitro disbanding dengan serabut
otot lambat (slow twitch) dengan kemampuan sampai 10kali perdetik dalam
vitro. Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek itu dilahirkan /bakat bukan
dibuat. Suatu analisis structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan
latihan dan pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu
kombinasi yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan
energetic. Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari
beberapa tahap yaitu :
memperkecil
penghambatan
saat
sentuh
tanah
dan
memaksimalkan
untuk
memaksimalkan
dorongan
ke
depan
dan
untuk
mempersiapkan suatu penempatan kaki yang efektif saat sentuh tanah. Bila
dilihat dari sifat-sifat teknis pada tahap ini adalah lutut kaki ayun bergerak ke
depan dan ke atas (untuk meneruskan dorongan dan menambah panjang
langkah)
SPRINT (LARI JARAK PENDEK)
Pengertian
Lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 m sampai
dengan jarak 400 m. oleh karena itu kebutuhan utama untuk lari jarak
pendek adalah kecepatan. Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil
kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan
halus
lancer
dan
efisien
dan
sangat
dibutuhkan
bagi
pelari
untuk
jarak
pendek
itu
dilahirkan
/bakat
bukan
dibuat.
Suatu analisa structural prestasi lari jarak pendek dan kebutuhan latihan dan
pembelajaran untuk memperbaiki harus dilihat sebagai suatu kombinasi
yang kompleks dari proses-proses biomekanika, biomotor, dan energetic.
Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa
tahap yaitu :
tahap
tahap
tahap
tahap
tahap
finish
melayang
(flaying
phase),
pada
tahap
ini
bertujuan
untuk
motivasi
siswa
terhadap
pembelajaran,
sehingga
pada
kecepatan dan percepatan gerak siswa, serta koordinasi gerak siswa dalam
berlari. Dalam bermain aa beberapa bentuk yang dapat diberikan, yaitu
bentuk perorangan, kelompok kecil atau kelompok besar.
Tahap Teknik Dasar (Basic of Technic)
Tahap ini bertujuan untuk mempelajari dasar gerak lari jarak pendek yang
sistematis. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut :
b.1. Latihan Dasar ABC
Tahap
ini
bertujuan
mengembangkan
keterampilan
dasar
lari
dan
(C)
Lutut
diangkat
tinggi
dan
kaki
diluruskan
(D).
lakukan
dngan
tidak
melebihi
berat
tahanan,
serta
guru
berlari optimum dan percepatlah berlari bila pelari yang dating mencapai
daerah 6 m dan pelari yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila
pelari belakang telah menginjak garis 6 m dibelakangnya.
b.6. Start Melayang Lari Sprint 20 m
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan maksimum. Untuk
melakukannya buatlah tanda 20 m dan gunakan awalan antara 20 sampai 30
m tetapi bias disesuaikan dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m,
selanjutnya siswa berusahamelewati batas yang telah ditentukan dengan
kecepatan maksimum.
Lari jarak menengah
1. Pengertian Lari Jarak Menengah
Lari jarak menengah menempuh jarak 800 m dan 1500 m. start yang
digunakan untuk lari jarak menengah nomor 800 m adalah start
jongkok, sedangkan untuk jarak 1500 m menggunakan start berdiri.
Pada lari 800 m masing masing pelari berlari di laintasannya sendiri,
setelah melewati satu tikungan pertama barulah pelaripelari itu boleh
masuk ke dalam lintasan pertama Hal yang perlu diperhatikan pada lari
jarak menengah adalah penyesuaian antara kecepatan dan kekuatan /
stamina dari masing masing pelari
2. Teknik Start Berdiri untuk Lari Jarak Menengah ( 1.500 m )
Teknik start berdiri untuk lari jarak menengah adalah :
a. Aba aba bersedia
Dengan sikap tenang tetapi menyakinkan melangkah maju ke depan,
berdiri tegak di belakang garis start.
b. Aba aba siap
Mengambil sikap kaki kiridi depan dan kaki kanan di belakang, tidak
menginjak garis start, badan condong ke depan.
c. Aba aba ya
Mulai berlari dengan kecepatan yang tidak maksimal melainkan cukup
setengah atau tiga perempat dari kecepatan maksimal.
3. Teknik Gerakan lari Jarak Menengah
perlombaan
yang
ditetapkan
oleh
induk
organisasi
Federation)
atau
tingkat
atletik
internasional IAAF
(International
Amateur
Atloetik
nasional
perlombaan harus diukur dari tepi garis start ke tepi garis fnish
terdekat dengan garis start
b. Aba aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek adalah :
bersedia, siapdan ya atau bunyi pistol.
c. Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat abaaba ya atau
bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
d. Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus diperingatkan
( maksimal 3 kali kesalahan )
e. Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar dilakukan 4 tahap,
yaitu babak pertama, babak kedua, babak semi final, dan babak final.
f. Babak pertama akan diadakan apabila jumlah peserta banyak,
pemenang I dan II tiap heat berhak maju ke babak berikutnya
2. Diskualifikasi atau Hal hal yang Dianggap Tidak Sah
Halhal yang dianggap tidak sah dalam lari jarak pendek yaitu :
a. Melakukan kesalahan start lebih dari 3 kali
b. Memasuki lintasan pelari lain
c. Mengganggu pelari lain
d. Keluar dari lintasan
e. Terbuktui memakai obat perangsang
3. Petugas atau Juri dalam Lomba Lari
Petugas atau juri dalam lomba lari jarak pendek terdiri atas :
a. Starter, yaitu petugas yang memberangkatkan perlari
b. Recall Starter yaitu petugas yang mengecek atau mengabsen para
pelari
c. Timer yaitu petugas pencatat waktu
d. Pengawas lintasan yaitu petugas yang berdiri pada tempat tertentu
dan bertugas mengawasi pelari apabila melakukan kesalahan dan
pelanggaran
e. Juri kedatangan yaitu petugas pencatat kedatangan pelari yang
pertama sampai dengan terakhir dan menentukan ranking / urutan
kejuaraan
f. Juri pencatat hasil yaitu petugas pencatat hasil setelah pelari
memasuki garis finish
Lari sambung atau lari estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan
atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu
lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua,
ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak
akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil
berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya. Nomor lari estafet
yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400
meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan
tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian
serta
penyesuaian
jarak
dan
kecepatan
dari
setiap
pelari.
1. TEKNIK
a. Latihan Teknik Lari Sambung No Latihan Teknik Penerimaan Tongkat 1
Dengan
cara
melihat
(visual)
Pelari
yang
menerima
tongkat
tangan
kebelakang.
Selanjutnya
pelari
sebelumnya
tongkat
dengan
tangan
juga
pemain
yang
ingin
memberi
tongkat
tersebut
harus
menggunakan
tangan kiri,sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus
menggunakan tangan kanan,Itulah beberapa cara yang di gunakan
untuk
memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.
GAMBARAN
-Panjang
-Diameter
TONGKAT
Tongkat
Estafet
tongkat
Untuk
:
-
ESTAFET
:
29,21
Cm
estafet
:
Dewasa
3,81
Untuk
Cm
Anak-anak
: 2,54 cm
Gambaran Lapangan Atletik untuk Lari
Estafet:
Zona pergantian pada Lari Estafet hanya berada 10 meter di depan garis
start atau berada 10 meter di belakang garis start.
Pengertian Lari Sambung (Estafet)
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada
perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai.
Dalam satu regu
lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga,
dan keempat.
Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada
nomor lari yang
lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari kesatu
kepada pelari
berikutnya.
Nomor lari sambung yang sering diperlombakan adalah nomor 4100 meter
dan
nomor 4400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik lari saja
yang perlu
diperhatikan, tetapi pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah)
pergantian seperti
penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk
meneruskan berita yang elah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor
diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk
meneruskan api
keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api Olimpiade berasal dari tradisi
Yunani
tersebutLari estafet 4100 meter dan 4400 meter bagi pria dalam bentuk
sekarang ini,
pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm.
Estafet 4100
meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor Olimpiade dan 4400
meter
dilombakan sejak tahun 1972
Teknik Lari Sambung (Estafet)
Suksesnya lari estafet sangat bergantung dari kelancaran penggantian
tongkat.
Waktu yang dicapai akan lebih baik (lebih cepat) jika pergantian tongkat
estafet
berlangsung dengan baik pula. Suatu regu lari estafet yang terjadi dari
pelari-pelari yang
baik hanya akan dapat memenangkan perlombaan, jika mampu melakukan
pergantian
tongkat estafet dengan sukses.
Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah
Panjang tongkat : 28-30 cm
Diameter tongkat : 38 mm
Berat tongkat : 50 gr
Pada lari sambunga ada beberapa macam cara dalam pemberian tongkat
estafet dari
pelari kepada pelari berikutnya. Secara garis besar, pergantian tongkat
srtafet itu ada 2
macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa melihat (nonvisual).
Teknik Penerimaan Tongkat
Perlombaan lari sambung mengenal dua cara penerimaan tongkat, yaitu:
Keterampilan teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat
Pelari
yang
menerima
tongkat
melakukannya
dengan
berlari
sambil
menolehkan
kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya.
Penerimaan
tongkat dengan cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4400 meter.
Keterampilan teknik penerimaan tongkat estafet dengan cara tidak melihat
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat
tongkat
yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya
digunakan
dalam lari estafet 4100 meter.
Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat
tanpa
melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya,
antara
penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui
pendekatan yang tepat Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat Estafet
Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya
yang
dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada
pelari
lainnya, agar dapat melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai
keterampilan
gerak lari dan keterampilan memberi serta menerima tongkat yang
dibawanya.
Dalam beberapa perlombaan lari sambung, seringkali suatu regu dikalahkan
oleh
regu lainnya hanya karena kurang menguasai keterampilan gerak menerima
dan
memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang lainnya. Bahkan,
seringkali
suatu regu didiskualifikasi hanya karena kurang tepatnya penerimaan dan
pemberian
tongkat.
Lari sambung mengenal dua keterampilan teknik pemberian dan penerimaan
tongkat, yaitu:
Keterampilan teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah
Keterampilan teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat
dengan
tangan kiri. Sambil berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan
tangan kiri.
Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan
melalui bawah.
Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak
tangan
keempat
pelari
menyelesaikan
tugasnya
dan
pelari
terakhir
(keempat) masuk
ke garisf i n i s h tanpa membuat kesalahan maka regu yang tiba di garisf i n
ish
pertama keluar sebagai pemenang
Hal-Hal yang Perlu Diperhaikan dan Peraturan Perlombaan Lari Estafet
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet
Pemberian
tingkat
sebaiknyasecara
bersilang,
yaitu
pelari
dan
memegang tongkat
pada angan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima aau memegang
tongkat
dengan tangan kiri
Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari
masing-masing
pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan.
Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik.
Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat
Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan
masingmasing.
Peraturan Perlombaan
Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, 1,20 meter dan
bagi pelari
estafet 4100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu
daerah di
mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini
tidak
X 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang
diperlukan tetapi
pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta
penyesuaian
jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
1. Teknik Lari Bersambung (Lari Estafet).
Satu regu pelari estafet biasanya terdiri dari 4 orang pelari. Keberhasilan
yang akan
dicapai oleh tim s`ngat ditentukan pada saat melakukan pergantian estafet.
Suatu tim
pelari harus memiliki pelari-pelari yang tercepat dan mampu melakukan
pergantian
tongkat dengan sempurna.
2. Teknik Pergantian tongkat Estafet.
Pergantian Tongkat estafet dalam lari bersambung atau lari estafet terbagi
menjadi 2,
yaitu :
Pergantian Tongkat Estafet tanpa melihat (Non Visual) Yaitu cara pelari
menerima
tongkat estafet tanpa melihat kepada yang memberi tongkat estafet.
Pergantian Tongkat estafet dengan melihat (Visual) yaitu cara pelari
menerima tongkat
estafet dengan melihat ke belakang
(pemberi tongkat estafet).
Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat :
Dari Bawah Jika pemberi memberikan tongkat dengan tangan kanan maka
penerima
menggunakan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari
belakang ke
depan melalui bawah. Sementara tangan penerima telah siap di belakang
dengan telapak
tangan menghadap bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari yang
lainnya
adalah
aktifitas
jasmani
yang
kompetitif
atau
dapat
diadu
adanya perbedaan jarak tempuh, maka sekalipun sangat kecil terdapat pula
beberapa
perbedaan dalam pelaksanaannya. Sedangkan yang dimaksud dengan
perbedaan atau
pembagian jarak dalam nomor lari adalah lari jarak pendek (100 400
meter), lari
menengah (800 1500 meter), lari jauh (5000 meter atau lebih). Lari jarak
pendek atau
sprint adalah semua jenis lari yang sejak start ampai finish dilakukan dengan
kecepatan
maksimal. Beberapa faktor yang mutlak menentukan baik buruknya dalam
sprint ada tiga
hal yaitu start, gerakan sprint, dan finish.
Penguasaan
teknik
merupakan
kemampuan
untuk
memahami
atau
mengetahui suatu
rangkaian
spesifik
gerakan
atau
bagian
pergerakan
olahraga
dalam
memecahkan tugas
olahraga dan dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki tersebut.
Penguasaan teknik
sprint
diartikan
sebagai
kemampuan
atlet
dalam
mengetahui
atau
hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah
semua milik
atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari
usaha manusia
untuk tahu.
b. Aplikasi atau penerapan
Aplikasi teknik merupakan penerapan penggunaan teknik lari sprint yang
dilakukan oleh
atlet didalam perlombaan. Didalam suatu perlombaan atlet akan berusaha
untuk
mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki untuk mencapai penampilan
terbaik dan
prestasi maksimal. Setiap atlet memiliki kemampuan yang berbeda dan cara
yang berbeda
pula
dalam
menerapkan
atau
mengaplikasikan
teknik
sprint
dalam
perlombaan. Seperti
yang dikatakan IAAF (1993; 115) kemampuan untuk melakukan suatu teknik
yang
sempurna
adalah
tidak
sama
sebagai
seorang
pelaku
yang
penuh
dan
dibenarkan
dalam
lingkup
peraturan
(lomba)
olahraga
Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang
dan
pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan
lari
ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah
dalam per satuan
waktu). Untuk bisa berlari lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu
atau keduaduanya. Hubungan optimal antara panjang langkah dan frekuensi langkah
bervariasi bagi
tahap-tahap lomba yang berbeda-beda. Dalam lari sprint terdapat beberapa
tahapan yaitu:
1. Start
Menurut IAAF (2001;6) suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat
berikut;
a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam
posisi aba-aba
bersediaaaaa
b. Meng-adopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba siaaap
c. Suatu dorongan explosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut
start yang
maksimal
Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan
power yang
terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudut-start
optimum 450.
setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak
(lari)
percepatan yang kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah
pertama harus
menjurus kemungkinan maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan startblok relatif
terhadap
garis
start:
a.
Start-pendek
(bunch-start),
b.
Start-medium
(medium-start), c.
Start-panjang (elongated-start). Start medium adalah umumnya yang
disarankan, ejak ini
memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu
yang lebih lama
daripada start-panjang (menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak
menuntut
banyak kekuatan seperti pada start-pendek (bunch-start). Suatu pengkajian
terhadap
teknik start-jongkok karenanya dapat dimulai dengan start medium. Ada tiga
bagian
dalam gerakan start, yaitu:
a. Posisi bersediaaa
Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi bersediaaa, kaki
yang paling
cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan sisi miring blok yang paling
depan. Tangan
diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki
belakang
ditempatkan
pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher
rileks, kepala
segaris dengan tubuh (lihat gambar).
Menurut IAAF (2001;8) posisi siaaap ini adalah kepentingan dasar bahwa
seorang atlet
menerima suatu posstur dalam posisi start siaaap yang menjamin suatu
sudut optimum
dari tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat
gravitasi ketika
kaki diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi
explosif dari
otot-otot kaki.
Persiapan efektif dengan kontak tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira
150 dibawah
horizontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai sutau gerakan
mencakar aktif
dari kaki diatas dari dasar persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari
kaki.
Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu
indikator
penanaman aktif dari hasil dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen
daya
vertikal.
Tujuan dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab
terhadap
panjang langkah yang efektif , dalam kaitan dengan ayunan lengan yang
intensif.
Teruskan dan jamin jalur perjalanan pinggang yang horizontal. Persiapan
untuk mendarat
engan suatu gerakan mencakar dan sedikit mungkin hambatan dalam tahap
angga depan.
Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda-tanda, yaitu:
1. Angkatan paha/lutut horizontal hampir horizontal, melangkahkan kaki
sebaliknya
sebagai prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan
optimal.
2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanan
diametris yang
intenssif.
3. Siku diangkat keatas dan kebelakang.
4. Dlam lanjutan dengan ayunan kedepan yang rilex dari tungkai bawah
karena pelurusan
paha secara aktif, dengan niat memulai gerak mencakar dari kaki aktif.
c. Tahap sangga/topang depan
penguasaan
teknik
sprint
terdapat
faktor-faktor
yang
sangat
mendukung demi
tecapainya penguasaan teknik yang baik. Menurut Thomson Peter J.L (1993;
68) ada 5
(lima) kemampuan biomotor dasar yang merupakan unsur-unsur kesegaran
atau
komponen-komponen
fitnes
yaitu
kekuatan,
dayatahan,
kecepatan,
kelentukan, dan
koordinasi.
a. Kekuatan.
Adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Kekuatan dapat
dirinci menjadi
tiga tipe atau bentuk, yaitu:
1. kekuatan maksimum, yaitu daya atau tenaga terbesar yang dihasilkan
oleh otot yang
berkontraksi. Kekuatan maksimum tidak memerlukan betapa cepat suatu
gerakan
dilakukan atau berapa lama gerakan itu dapat diteruskan
2. Kekuatan elastis, yaitu kekuatan yang diperlukan sehingga sebuah otot
dapat bergerak
cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontraksi dan
kecepatan gerak
kadang-kadang disebut sebagai power = daya. Kekuatan ini sangat
penting bagi even
eksplosip dalam lari, lompat, dan lempar.
3. Daya tahan kekuatan, yaitu kemampuan otot-otot untuk terus-menerus
menggunakan
daya dalam menghadapi meningkatnya kelelahan. Daya tahan kekuatan
adalah kombinasi
antara kekuatan dan lamanya gerakan.
b. Dayatahan.
Dayatahan mengacu pada kemampuan melakukan kerja yang ditentukan
intensitasnya
dalam waktu tertentu. Faktor utama yang membatasi dan pada waktu yang
sama
mengakhiri prestasi adalah kelelahan. Seorang atlet dikatakan memiliki
dayatahan apabila
tidak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaan kelelahan. Daya
tahan, dari
otot.
Dayatahan
aerobik
harus
dikembangkan
sebelum
dayatahan anaerobik.
Sedangkan dayatahan anaerobik yaitu kerja otot dan gerakan otot dengan
menggunakan
energi yang telah tersimpan didalam otot. Dayatahan anaerobik terbagi
menjadi dua yaitu
anaerobik laktik dan anaerobik alaktik.
c. kecepatan. Adalah kemampuan untuk barjalan atau bergerak dengan
sangat cepat.
Kecepatan berlari sprint yang asli berkenaan dengan kemamapuan alami
untuk mencapai
percepatan lari yang sangat tinggi dan untuk menempuh jarak pendek dalam
waktu yang
sangat pendek.
d. Kelentukan. Yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan persendian
melalui
jangkauan gerak yang luas. Kelentukan terbatas atau tertahan adalah suatu
sebab umum
terjadinya teknik yang kurang baik dan prestasi rendah. Kelentukan jelek
juga
menghalangi kecepatan dan dayatahan karena otot-otot harus bekerja lebih
keras untuk
mengatasi tahanan menuju kelangkah yang panjang.
seorang
pelatih
guna
membantu
individu-individu
(atlet)
mengembangkan
bagaimana mereka memikirkan kecakapan mental mereka, tetapi juga
penting untuk
mengembangkan ketangkasan fisik mereka. Ini jelas adalah aspek psikologis
dalam
melatih namun juga benar bahwa tak ada bagian dari pelatihan/coaching
yang tanpa
aspek psikologis. Adapun faktor-faktor psikologis tersebut diantaranya yaitu;
a. Ketangkasan mental.
Ketangkasan mental ini sangat berguna/penting bagi para pelatih dan atlet.
Ketangkasan
mental ini bukan hanya suatu sarana untuk menghindari bencana ataupun
pemulihan
kembali dari cedera tetapi ketangkasan mental juga memainkan peranan
penting dalam
mengatur/mengorganisir praktek dan latihan secara efektif sehingga segala
sesuatu
berjalan dengan benar. Kebanyakan atlet dan pelatih mengakui bahwa
perkembangan
fisik ssaja tidak menjamin dapat sukses dalam atletik. Seorang atlet harus
memiliki
kerangka pemikiran yang benar. Persiapan psikologis sama pentingnya
dengan latihan
kondisioning fissik. Menyiapkan keduanya bersama-sama akan menciptakan
prestari
terbaik. Ketangkasan mental ini memerlukan latihan praktek dengan cara
yang sama
seperti pada skill fisik/jasmaniah. Dengan skill/ketangkasan fisik, beberapa
individu akan
mengambil/memperoleh ketangkasan mental lebih gampang dibanding
dengan orang
lain. Dengan praktek, setiap orang dapat meningkatkan ketangkasan mental
mereka.
b. Motivasi.
Motivasi merupakan suatu kecendrungan untuk berperilaku secara selektif
kesuatu arah
tertentu, dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran perilaku
tersebut dapat
dicapai. Pada dasarnya motivassi adalah betapa besarnya keinginan seorang
individu
untuk
meraih/mencapai
suatu
sasaran.
Setiap
individu
memiliki
tujuan/sasaran yang
berbeda-beda dalam keterlibatannya dalam dunia atletik. Tujuan/sasaran itu
misalnya;
mencari kegembiraan, memahirkan skill baru, berlomba dan menang,
menambah teman,
serta masih banyak lagi tujuan/sasaran lain yang selalu berbeda pada setiap
individunya.
Dikatakan Thomson Peter J.L. (1993: 135) tekanan dari luar dari pelatih dan
orang tua
adalah tidak mungkin meningkatkan motivasi pada atlet dalam jangka jauh
dan mungkin
emosi
adalah
suatu
kemamapuan
seorang
atlet
dalam
mengendalikan perasaan
dalam menghadapi uatu ituasi tertentu. Menurut Thomson Peter J.L.
(1993;136)
kegelisaan berarti berapa banyak seorang individu tergetar atau siap dalam
menghadapi
suatu situasi tertentu. Rasa gelisa selalu timbul dalam setiap situasi,
meskipun bila
tingkatannya rendah kita tidak dapat memperhatikannya. Banyak rasa gelisa
ini
ddigunakan secara tidak benar yang berarti hanya sifat-sifat individu yang
menunjukkan
tingkat yang sangat tinggi akan kegelisaan. Gejala-gejala kegelisaan dapat
terlihat dalam
dua bentuk yaitu: Khawatir dan getaran fisiologis. Rasa khawatir mengacu
kepada pikiran
atau kesan tentang apa yang mungkin terjadi dalam suatu event yang akan
datang,
sedangkan getaran fisiologis adalah bagian dari persiapan (alami dalam)
badan untuk
suatu perlombaan. Contoh dari getaran fisiologis termasuk meningkatnya
denyut jantung,
keluar peluh/keringat dan rasa ingin buang hajat (besar/kecil) pergi kekamar
kecil.
cedera,
(3)
sebagai
modal
untuk
melakukan
taktik,
(4)
meningkatkan
kepercayaan diri. Sukadiyanto (2005) mengatakan, teknik yang benar dari
awal selain
akan menghemat tenaga untuk gerak sehingga mampu bekerja lebih lama
dan berhasil
baik juga juga merupakan landasan dasar menuju prestasi yang lebih tinggi.
Dengan
teknik dasar yang tidak benar akan mempercepat proses stagnasi prestasi,
sehingga pada
waktu tertentu prestasi akan stagnasi (mentok), padahal semestinya dapat
meraih prestasi
yang lebih tinggi.
Menurut Djoko P. Irianto (2002; 80) penguasaan teknik dipengaruhi oleh
beberapa faktor
antara lain;
a. Kualitas fisik yang relevan
b. Kualitas psikologis atau kematangan bertanding
c. Metode latihan yang tepat
d. Kecerdasan atlet memilih teknik yang tepat dalam situasi tertentu.
Menurut Josef Nossek (1982), terdapat tiga tahapan dalam proses belajar
teknik:
a. Pengembangan koordinasi kasar. Bentuk-bentuk gerakan kasar dapat
dikarakteristikkan
sebagai penguasaan teknik-teknik kasar dan terbatas yang berkenaan
dengan kualitas
gerakan-gerakan yang diperlukan, seperti:
lebih
lanjut
yang
mengambangkan
kualitas
gerakan-gerakan.
Tempo tersebut meningkat sampai pada kecepatan yang kompetitif. Bagianbagian
gerakan tungggal untuk teknik-teknik yang lebih kompleks dikembangkan
secara terpisah
dan dikombinasikan bersama. Aspek-aspek dalam tahap ini bercirikan:
1. Teknik-teknik dilakukan hampir tanpa kesalahan.
2. gerakan-gerakan distabilkan.
3. Gerakan-gerakan lebih berguna dan hemat, tidak ada pemborosan energi.
4. Beberapa gerakan-gerakan tidak benar yang terjadi dalam tahap pertama
tidak tampak
lagi.
5. Urutan gerakan-gerakan menjadi lancar dan harmonis.
6. Gerakan-gerakan tersebut tepat.
Namun demikian dalam tahap belajar ini, teknik-teknik tersebut tidak
dilakukan secara
otomatis. Atlet tersebut masih harus mengkonsentrasikan pada bagianbagian yang
berbeda dari gerakan-gerakan dan oleh karena itu penerapan taktis hanya
dimungkinkan
sebagian.
c. Tahap stabilisasi dan otomatisasi.
merupakan
akumulasi
dari
kualitas
fisik,
teknik,
taktik
dan
kematangan mental
atau psikis, sehingga aspek tersebut perlu dipersiapkan secara menyeluruh,
sebab satu
aspek dengan aspek lain akan menentukan aspek lain. Fisik merupakan
pondasi bagi
olahragawan, sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan
dengan baik jika
olahragawan
memiliki
kualitas
fisik
yang
dikembangkan dan
dikuasai jika atlet memiliki kualitas fisik yang baik
baik.
Jadi
teknik
dapat
Lompat jauh
Lompat jauh adalah atletik (lintasan dan lapangan) peristiwa di mana atlet
menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan dalam upaya untuk
melompat
Pesaing
berlari
jauh
dari
menuruni
landasan
take-off
pacu
point
(biasanya
mungkin.
dilapisi
dengan
permukaan karet yang sama seperti lintasan lari, crumb rubber juga
divulkanisir karet) dan melompat sejauh yang mereka dapat dari belakang
garis busuk (sering disebut sebagai papan, dan biasanya ditentukan oleh
tepi trailing papan lepas landas tertanam flush dengan permukaan landasan
pacu, atau tanda dicat di landasan) ke dalam lubang tanah yang penuh
dengan kerikil halus atau pasir. Jarak yang ditempuh oleh seorang pelompat
sering disebut sebagai tanda karena itu adalah jarak ke tempat menandai
yang dibuat di pasir dari garis busuk. Jika pesaing mulai lompatan dengan
setiap bagian dari kaki melewati garis busuk, melompat dinyatakan ilegal
dan tidak ada jarak dicatat. Pada tingkat elite, lapisan plastik ditempatkan
segera setelah dewan untuk mendeteksi kejadian ini. Jika tidak, seorang
pejabat (mirip dengan wasit) akan menonton melompat dan membuat
penetapan. Pesaing dapat melakukan lompatan dari setiap titik di belakang
garis busuk, namun jarak akan selalu diukur dari garis busuk. Oleh karena
itu, demi kepentingan terbaik dari pesaing untuk mendapatkan yang dekat
dengan
garis
busuk
mungkin.
pelatih dan pejabat. Ini adalah praktik standar untuk mengizinkan satu lagi
pesaing dari jumlah posisi angka untuk kembali ke babak final. Sebagai
contoh, jika suatu memungkinkan memenuhi puncak delapan pesaing untuk
mencetak poin, maka atas sembilan pesaing akan dipilih untuk bersaing di
babak final. Mengambil pesaing tambahan ke babak final yang akan
membantu untuk mengizinkan atlet untuk pindah ke posisi skor jika pesaing
dapat memperbaiki nya tanda terbaik kompetisi. Putaran final dipandang
sebagai tambahan tiga melompat, karena mereka tidak punya prioritas
kepada mereka yang dicetak dalam sidang putaran. Pesaing dengan
melompat hukum terpanjang (baik dari pengadilan atau putaran final) pada
akhir
kompetisi
ini
dinyatakan
sebagai
pemenang.
Ada empat komponen utama lompat jauh: Lari Awalan, Tumpuan atau
tolakkan, Sikap di Udara dan Mendarat. Kecepatan di run-up, atau
pendekatan, dan yang tinggi melompat dari papan adalah dasar-dasar
keberhasilan. Karena kecepatan adalah faktor yang penting dari pendekatan,
tidaklah mengherankan bahwa banyak juga jumper lama bersaing dengan
sukses di sprint. Sebuah contoh klasik dari lompat jauh ini / sprint
penggandaan
adalah
pertunjukan
oleh
Carl
Lewis.
Lompat jauh dicatat untuk dua dari paling lama berdiri rekor dunia dalam
setiap lintasan dan lapangan acara. Pada 1935, Jesse Owens menetapkan
rekor dunia lompat jauh yang tidak rusak hingga tahun 1960 oleh Ralph
Boston. Kemudian, Bob Beamon melompat 8,90 meter (29 kaki, 2-1/2 inci) di
Olimpiade tahun 1968 pada ketinggian 7.349 kaki, tidak melompat melebihi
sampai tahun 1991. Pada 30 Agustus tahun itu, Mike Powell dari Amerika
Serikat, dalam sebuah acara terkenal menurunkan kepada Carl Lewis,
melompat 8,95 m (29,4 kaki) di Kejuaraan Dunia di Tokyo, menetapkan lakilaki saat ini rekor dunia. Beberapa melompat lebih dari 8,95 m (29,4 kaki)
telah resmi tercatat (8,99 m/29.5 kaki oleh Mike Powell sendiri, 8,96 ft
m/29.4 oleh Ivan Pedroso), tapi tidak disahkan karena ada juga tidak dapat
diandalkan pengukuran kecepatan angin yang tersedia, atau karena melebihi
kecepatan angin 2,0 m / s. Lewis sendiri melompat 8.91m tepat sebelum
Powell memecahkan rekor melompat dengan angin melebihi maksimum
yang diizinkan; melompat ini tetap terpanjang pernah untuk memenangkan
Kejuaraan Dunia Olimpiade atau emas. Saat ini rekor dunia untuk perempuan
dipegang oleh Galina Chistyakova dari bekas Uni Soviet yang melompat 7,53
m
(24,7
ft)
di
Leningrad
pada
tahun
1988.
Sejarah
Halteres digunakan dalam permainan atletik di Yunani kuno. Lompat jauh
adalah salah satu dari peristiwa-peristiwa asli pancalomba Olimpiade di
Yunani Kuno. Long Jump adalah satu-satunya dikenal melompat peristiwa
dalam Olimpiade Kuno tersebut. Semua peristiwa yang terjadi di Olimpiade
pada awalnya seharusnya bertindak sebagai bentuk pelatihan untuk perang.
Lompat
jauh
muncul
mungkin
karena
mencerminkan
persimpangan
dari
pendekatan
ini
adalah
untuk
secara
bertahap
dengan
ini.
pendekatan
jarak
biasanya
konsisten
untuk
seorang
atlet.
terakhir.
Pesaing
mulai
nya
rendah
pusat
gravitasi
untuk
dari
papan
kontak
ke
rilis
kaki.
Melayang
Gerakan melayang pada saat setelah meninggalkan balok tumpuan dan
depan.
Yang
Kedua,
Melayang
dengan
sikap
bergantung
cara
pinggul
didorong
ke
depan
yang
kemudian
ke-dua
lengan
hingga
mendarat.
Ada 3 macam gaya melayang di udara pada saat melakukan lompat jauh
yaitu :
1. Gaya Jongkok
2. Gaya Menggantung
3. Gaya Berjalan Diudara
Mendarat
Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan
saat mendarat adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan
dorongan pinggul ke depan sehingga badan tidak cenderung jatuh ke
belakang
yang
berakibat
merugikan
si
pelompat
itu
sendiri.
Pelatihan
Lompat jauh biasanya memerlukan pelatihan dalam berbagai bidang.
Daerah-daerah ini termasuk, namun tidak terbatas pada, yang tercantum di
bawah ini.
Jumping
Over-latihan lari jarak jauh membantu atlet lompat jarak yang lebih jauh
daripada tujuan ditetapkan. Sebagai contoh, memiliki pelari 100m praktek
dengan menjalankan 200m berulang di trek. Ini secara khusus terkonsentrasi
di musim ketika atlet bekerja pada ketahanan bangunan. Khusus over-latihan
lari jarak jauh yang dilakukan 1-2 kali seminggu. Ini bagus untuk
membangun ketahanan sprint, yang dibutuhkan dalam kompetisi di mana
atlet yang berlari di landasan 3-6 kali.
Berat pelatihan
Selama pelatihan pra-musim dan di awal musim kompetisi latihan beban
cenderung untuk memainkan peran utama. Ini adalah kebiasaan lama kereta
pelompat untuk berat hingga 4 kali seminggu, dengan fokus terutama pada
gerakan cepat yang melibatkan kaki dan bagasi. Beberapa atlet Olimpiade
tampil
lift
menekankan
dalam
rendah
pelatihan.
kecepatan
Atlet
menggunakan
untuk
pengulangan
memaksimalkan
kekuatan
dan
dan
Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah alat yang sering dilupakan jumper lama. Fleksibilitas
yang efektif mencegah cedera, yang dapat berdampak tinggi penting bagi
peristiwa-peristiwa seperti lompat jauh. Hal ini juga membantu para atlet lari
di landasan.
Alat yang umum di banyak latihan lompat jauh adalah penggunaan rekaman
video. Ini memungkinkan para atlet untuk kembali dan melihat kemajuan
mereka sendiri serta membiarkan atlet membandingkan rekaman mereka
sendiri
dengan
beberapa
kelas
dunia
jumper.
Pelatihan gaya, durasi, dan intensitas sangat bervariasi dari atlet untuk atlet
dan didasarkan pada pengalaman dan kekuatan atlet serta gaya pembinaan
mereka