PRAKTIKUM 3, PERTEMUAN 12
i
ii
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia yang terletak pada derah katulistiwa yang beriklim tropi ini, serig
kita lihat enis awan yang beragam dengan bentuk dan ketinggian yang berbeda-
beda. Dan pada umumnya untuk menentukan prakiraan cuaca yang terjadi di
Indonesia kita perlu memperhatikan keadaan awan yang ada. Karena awan sendiri
meruoakan komponen penting dalam atmosfer. Dan awan ni juga lah yang
mnentukan turunnya hujan atau tidak, tergantung dengan jenis awan dan
banyaknya jumlah air yang terkandung dalam awan. Semakin banyaknya air yang
terkandung di dalam awan maka semakin banyak pula air hujan yang akan turun
ke bumi, dan pada saat itulah warna awan akan menjadi gelap dan keabu-abuan.
Awan sendiri memiliki banyak jenis, baik dari segi daerah cakupan hujannya
dan juga dari letak ketinggian awan tersebut. Seperti halnya awan stratiform yang
menghasilkan awan dengan arah horizontal sehingga menghasilkan hujan dengan
daerah cakupan yang luas. Namun hujan yang dihasilkan hanya terjadi pada waktu
yang singkat, dikarenakan intensitasnya yang rendah. Sebaliknya dengan
cumuluniform yang menghasilkan awan dengan arah vertical sehingga
menghasilkan hujan dengan daerah yang tidak seluas awan stratiform. Namun
hujan yang diihasilkan oleh awan cumuluniform ini menghasikan hujan dengan
waktu yang lebih lama jika dibandingkan awan stratiform karna intensitasnya
tinggi.
Tidak hanya dari daerah cakupan awannya saja, awan juga dibedakan
berdasarkan letak dari ketinggian awan tersebut. Yaitu jenis awan tinggi, awan
menengah, dan awan rendah. Dan untuk daerah atambua sendiri awan yang
terlihat biasanya jenis awan dengan ketinggian rendah hingga menengah.
Bagaimana cara mennentukan ketinggias awan yang kita lihat? Untuk itu pada
laporan praktikum ini akan dilampirkan bagaimana cara menentukan ketinggian
awan dengan mellihatnya.
1
B. TUJUAN
Definisi Awan,
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Awan merupakan salah satu benda langit yang terbentuk dari ribuan bahkan jutaan butiran air
atau kristal es yang mengembunnya uap air setelah mengalami titik jenuh. Karena terbentuk dari
butiran air, awan tersebut cukup ringan sehingga bisa melayang di udara dan bergerak bebas di
langit
Secara sederhana, awan di langit terbentuk karena penguapan air yang berasal dari berbagai
sumber. Contoh sumber mata air di permukaan Bumi seperti laut, sungai, maupun danau.
Dengan adanya suhu udara yang panas. Suhu panas ini akan membuat air menguap dan naik ke
atmosfer. Saat uap air tersebut mencapai ketinggian tertentu, maka suhunya akan berubah
menjadi lebih rendah. Ketika proses perubahan suhu pada uap air, akan terjadi pengembunan.
Akibat pengembunan, nantinya wujud uap air akan berubah menjadi tetesan air, dan berkumpul
sehingga menjadi padat dan membentuk awan. Proses ini dikenal dengan nama kondensasi.
Tetesan awan yang sudah terbentuk biasanya memiliki jari-jari 5-20 mm.
Ada ragam jenis awan yang terbentuk. Jenis tersebut berdasarkan bentuk permukaan atau
morfologi dan ketinggiannya. Berdasarkan Bentuk Permukaannya yaitu Cumulus, berbentuk
bulat putih, Stratus, memiliki banyak lapisan, Nimbus, tebal kehitaman dan dapat menimbulkan
hujan, dan Cirrus, berwarna putih seperti bulu. Selain itu awan juga dikelompokkan Berdasarkan
Ketinggiannya yakni awant inggi, dengan tinggi lebih dari 6.000 m, Awan Sedang, di antara
ketinggian 2.000-6.000 m, dan Awan Rendah, berada di ketinggian kurang dari 2.000 m.
Saat ini untuk menentukan tinggi puncak awan dapat dengan mudah dilakukan dengan
menggunakan data satelit, namun untuk memperoleh informasi ketinggian dasar awan cukup
sulit untuk dilakukan. Pengamatan tinggi dasar awan dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara, dari mulai cara yang paling sederhana hingga menggunakan peralatan canggih seperti
ceilometer, lidar, radar dan lainlain. Masing-masing instrumen mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan menentukan LCL (Lifting
Condensation Level) dari data temperatur permukaan dan dew point yang kemudian dimasukan
ke grafik skewT-log p (Stackpole, 1967).
3
III. ALAT DAN BAHAN
A. Bahan Praktikum
a. Toples kacanan
b. Alkohol 90%
c. Air 1 liter
d. Es batu
e. Pewarna maka
B. Alat Praktikum
a. Stopwatch
b. Laptop/hp
c. Korek api kayu
4
IV. Prosedur Kerja
a. Percobaan Pertama
● Pertama, air dipanaskan terlebih dahulu atau bisa menggunakan air panas dari dispenser.
Kemudian masukkan air ke dalam toples sebanyak 100-200 ml.
● Air ditambahkan dengan pewarna makanan sebanyak 3-5 tetes.
● Nyalakan korek api, lalu masukkan ke dalam toples. Toples ditutup rapat dengan tutup toples
terbalik lalu ditambakan es batu di atasnya.
● Amati proses pembentukan awan hingga terbentuk tetesan air.
b. Percobaan Kedua
● Ambil satu botol kosong yang bersih, kemudian tutup botol dilubangi menggunakan paku.
● Semprotkan alkohol ke dalam botol hingga merata
● Kemudian berikan tekanan udara dengan menggunakan pompa angin hingga 10 kali tekanan atau
dapat disesuaikan
● Setelah botol mendapatkan tekanan, buka botol tersebut dan perhatikan pembentukan awan
● Deskripsikan proses pembentukan awan melalui percobaan kedua
5
a. Sky Clear (SKC) adalah istilah yang digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk
menyatakan keadaan langit cerah/ tidak ada awan
b. Few (FEW) digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan bahwa
jumlah awan yang menutupi langit adalah 1 - 2 Oktas
c. Scattered (SCT) digunakan dalam laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan bahwa jumlah
awan yang menutupi langit 3-4 Oktas.
d. Broken (BKN) digunakan dalam laporan cuaca penerbangan untuk menyatakan bahwa jumlah
awan yang menutupi langit adalah 5-7 Oktas
e. Overcast (OVC) digunakan dalam laporan cuaca penerbangan bahwa langit benar-benar
tertutup awan 8 Oktas.
● Gambarkan tutupan awan hasil identifikasi Anda sesuai gambar skala awan di bawah ini:
● Buka aplikasi windy, kemudian pilih lima pulau di Provinsi NTT pada tabel di bawah.
● Pilih layer awan dasar (base clouds) dan awan tinggi (top clouds)
● Catatlah tinggi awan di wilayah yang telah ditentukan dengan melihat skala di layar sudut
kanan bawah. Buatlah diagram batang hasil pengukuran Anda.
6
No Pulau Ketinggian Awan (ft)
1 Alor
2 Timor
3 Flores
4 Sumba
5 Komodo
Buatlah laporan hasil praktikum proses pembentukan awan, jenis-jenis awan, jumlah dan tinggi awan
7
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Percobaan Pertama
Setelah dilakukan percobaan pertama ini, muncul asap putih di dalam toples yang telah
ditutup tersebut. Asap atau anggap saja awan ini terbentuk karena adanya api dan juga air panas
sehingga membuaty suhu didalam toples menjadi tinggi atau panas .Uap air yang basah akan
naik ke bagian atas toples dan bertemu dengan udara yang dingin dari es batu. Saat uap panas
dan dingin ini bertemu, maka mereka akan menciptakan titik-titik air yang berbentuk asap atau
awan di dalam toples tersebut.
2. Percobaan Kedua
Setelah melakukan pecobaan kedua pada praktikum ini, muncul asap berwarna putih yang
keluar dari dalam botol yang sebelumnya diberi tetesan alcohol dan diberikan tekanan angin
melalui pompa. Hal ini karena, saat cairan alcohol menguap karena pompaan udara, sehingga
akan membentuk uap air alcohol dan bergerak naik, karena tekanan udara yang ada di dalam
botol. Setelah semakin naik dan bertemu udara serta partikel debu di luar botol, uap air alcohol
itu mengembun.sehingga membentuk asap di ruangan.
8
B. Identifikasi jenis-jenis awan
Setelah melakukan pengamatan awan dibeberapa tempat, kami mendapatkan beberapa jenis
awan. Diantanya :
1. Awan Cirrocumulus
2. Awan Cirrus
Gambar awan di samping adalah gambar awan yang kami potret menjelang malam hari.
Terlihat dari gambar di samping gambar awan tersebut terkihat sangat tipis, dan
muncul menjelang matahari terbenam. Sehingga jenis awan pada gambar di sampig adalah
jenis awan Cirrus. Jenis awan ini, tidak menghasilkan hujan.
9
10
Dari
11
12
13