Anda di halaman 1dari 16

Fisika Awan &

Hujan
KELOMPOK 6
ALFINA DHEA PUTRI PRASTYA (10900121077)
REZA RAHMATULLAH (10900121078)

-ILMU FALAK 2021-


AWAN
Mengutip buku Fenomena Alam Unik (2019) oleh
Tethy Ezokanzo dkk, awan terbuat dari tetesan air atau
kristal es yang sangat kecil dan ringan, sehingga mampu
bertahan di udara. Awan terbentuk ketika air
mengembun di langit.
KLASIFIKASI AWAN
Menurut Metode Pembentukan

● Stratiform yang menyebabkan hujan kontinu, dikaitkan dengan kenaikan udara


skala luas akibat adanya front, kenaikan topografi, atau konvergensi horizontal
skala luas. Awan ini tumbuh dengan lambat, arus vetikal luas, dan terjadi pada
area yang nisbi kecil.
● Cumuliform yang menyebabkan hujan deras (showery ) dikaitkan dengan
konveksi skala cumulus yang terlokalisasi dalam udara labil
Menurut Ketinggian Dasar Awan

Awan rendah
mempunyai ketinggian dasar
awan kurang dari 2 km, Awan menengah Awan tinggi
biasanya dipakai kata ‘strato’
mempunyai ketinggian mempunyai ketinggian dasar
atau ‘stratus’. Contohnya
Nimbustratus (Ns), dasar awan antara 2 awan diatas 6 km,biasanya
Stratocumulus (Sc), dan dan 6 km, biasanya ditandai dengan awalan ‘cirro’
Stratus (St). diawali dengan kata atau ‘cirrus’. Contohnya
‘alto’. Contohnya Cirrostratus (Cs),
Altocumulus (Ac) dan Cirrocumulus (Cc), dan Cirrus
Altostratus (As). (Ci).
Penerapan Kajian Awan
Pengamatan dan fotografi awan merupakan alat yang berharga untuk meramal
cuaca jangka pendek. Beberapa contoh misalnya,

☁Suatu lapisan stratus atau stratocumulus di atas sebuah lembah, menandakan adanya inversi
suhu pada paras atas lapisan tersebut.

☁Perkembangan (evolusi) awan cumuliform memberi informasi ketidakstabilan udara.

☁Kemiringan awan cumuliform menanadakan adanya geser angin yang kuat, yaitu gradient
kecepatan angin dengan ketinggian . Factor ini menentukan pertumbuhan tetes hujan dalam
awan tersebut.
AEROSOL ATMOSFER
Partikel padat dan cair yang mengapung di atmosfer disebut aerosol atmosfer. Sumber aerosol ini
adalah :
1. Pembakaran : kebakaran hutan, pembakaran dalam industri (limbah industri), misalnya partikel
berbentuk garam, karbon atau jelaga.
2. Reaksi fasa gas, misalnya pembentukan sulfat dan nitrat.
3. Disperse partikel padat : reaksi kimia di dalam tanah yang diikuti erosi air dan erosi angin dapat
menyebabakan pemasukan partikel dari batu-batuan mineral ke dalam udara, misalnya garam
natrium (Na), kalsium, kalium, silikat, dan sebagainya.
4. Disperse larutan : pecahan (percikan) gelembung kecil di laut menyebabkan masukanya partikel ke
dalam udara.
5. Sumber lain aerosol atmosfer adalah gunung berapi.
Pembentukan Tetes Awan dan Hujan
Pertumbuhan tetes
Pertumbuhan tetes hujan
dengan kondensasi

Tetes dianggap berada di atmosfer yang mempunyai Ada dua proses saat awan menghasilkan tetes hujan.
tekanan uap air lebih besar daripada tekanan uap air Pertama disebut proses Bowen-Ludlam atau proses
keseimbangan tetes. Akibatnya uap air akan berdifusi hujan panas yang hanya melibatkan fasa cair. Proses
menuju tetes dan mengkondensasi pada tetes, dan ini terjadi pada awan panas yang banyak terdapat
melepasakan panas terselubung kondensasi yang pada daerah tropis. Kedua disebut proses Bergeron-
menyebabkan naiknya suhu tetes, dengan demikian Findeisenatau proses Kristal es. Proses ini terjadi
mempengaruhi tekanan uap keseimbangan. Jika tetes aktif pada daerah beriklim sedang yang awannya
tumbuh menjadi cukup besar maka efek lengkungan mengandung campuran tetes air dan partikel es,
dan efek larutan dapat diabaikan sehingga ukuran disebut awan dingin.
tetes bertambah
MODIFIKASI
CUACA
SEJARAH MODIFIKASI CUACA
Sejarah modifikasi cuaca dimulai sejak percobaan pembenihan es kering yang dipimpin oleh
Vincent Schaefer dan Irving Langmuir pada tahun 1946. Satu tahun kemudian Vonnegut
menemukan perak jodida (Ag 1), suatu bahan yang dapat bertindak sebagai inti es dn
menebabkan air kelewat dingin membeku pda suhu −4 derajad C atau lebih rendah. Sejarah
modifikasi cuaca Indonesia baru dimulai sejak percobaan hujan rangsangan dilaksanakan di
wilayah Perum Otorita Jatiluhur pada tahun 1979 oleh Badan Pengkajian Penerapan Teknologi
(BPPT).
Tujuan Modifikasi Cuaca
Modifikasi cuaca diartikan sebagai modifikasi awan secara buatan atas usaha manusia. Tujuan
modifikasi cuaca adalah :

1
2
Meningkatkan curah hujan
melalui hujan rangsangan Melenyapkan awan

3 4
Menindas batu es hujan Melerai siklon tropis
Percobaan Hujan Buatan
Istilah hujan buatan (rain making) sebenarnya kurang tepat, karena
usaha membuat hujan hanya dimaksudkan untuk membantu proses
yang ada di atmosfer sehingga pembentukan tetes awan dan tetes hujan dipercepat. Istilah lain yang
lebih tepat adalah hujan rangsangan. Selain di daerah aliran sungai (DAS) Citarum, hujan rangsangan
pernah dilaksanakan di waduk Riamkanan Kalimantan Selatan, di Gunung Kidul Yogyakarta, dan di
Soroako, yaitu di PT. INCO Sulawesi Selatan.
Menara Dispenser
Percobaan hujan rangsangan dapat dilakukan secara aktif, yaitu memburu awan dengan pesawat
terbang atau secara pasif dengan memakai menara dispenser yang diburu awan. Dalam percobaan
hujan rangsangan yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan T eknologi (BPPT), menara
dispenser dipasang pada lereng gunung tangkuban perahu ang engharapkan datangnya awan orografi
dari bawah yang dibawa oleh angin lembah ke puncak gunung.Dispenser menyemprotkan bahan kimia
dari puncak menara ke dalam awan melalui dasar awan, tetes larutan ini diharapkan masuk ke dalam
awan melalui arus konveksi dan angin lembah.
Teknologi Modifikasi Cuaca
Peranan Aerosol Besar Kelembapan Kritis Garam

Data percobaan menunjukkan bahwa partikel aerosol Pembentukan awan memerlukan inti kondensasi dengan
besar yang memasuki awan bertindak sebagai pusat uap air mengkondensasi padanya dan membentuk tetes
pertumbuhan pertambahan (accreation). Pertikel awan. Partikel yang higrokopis hanya menangkap uap air
memperbesar tetes awan selama mengalami kenaikan pada kelembapan nisbi tertentu yang disebut kelembapan
sampai kecepatan ke atas tidak lagi lagi dapat nisbi kritis (RHc). Kelembapan nisbi kritis berbagai
menopangnya, sesudah itu tetes jatuh ke luar awan. garam yang memainkan peranan inti kondensasi di dalam
atmosfer telah banyak diketahui
Teknologi Hujan Rangsangan
Teknik modifikasi awan dan hujan rangsangan sebagai berikut :
1. Dengan membenih partikel higroskopis besar atau tetes air ke dalam awan panas
2. Dengan membenih inti es buatan ke dalam awan dingin yang kekurangan inti es alam dalam
konsentrasi sekitar satu per liter
3. Dengan menginjeksikan inti es buatan dengan konsentrasi yang tinggi ke dalam awan dingin agar
dapat mengurangi secara drastic konsentrasi tetes kelewat dingin
4. Evaluasi Modifikasi Awan
5. Pembenihan Awan Konvektif
6. Tekhnologi Modivikasi Awan Orografi
7. Alamiah Awan Dan Hujan Orografi
8. Pelenyapan Awan Dan Penindasan Batu Es Ujan
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai