Oleh :
Nama : Husnul Eros Tegu La Ode
NIM : R1B121002
Sasaran
Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses kejadian hujan
Standar Alat
penakar Hujan
Data rekaman meteorologi dan hidrologi dimaksudkan untuk
penilaian sumber daya air , evaluasi kejadian banjir puncak di
wilayah pertanian dan perkotaan/permukiman. Kebutuhan data dapat
bervariasi dari menit ke menit sampai bulanan dan tahunan.
1. Terbentuknya awan
Awan terbentuk ketika udara menjadi sangat jenuh (supersaturated), dimana ketika teknan uap aktual
mencapai atau melebihi tekanan uap jenuh: Supersaturation terjadi melalui pengembangan dan pendinginan
kolom udara yang menyebabkan uap air terkondensasi pada partikel atmosfir.Dua tipe awan dapat dibedaka
atas awa dingin (cold clouds), suhu diatas 0°C.Awan panas (warm clouds).
Hujan
Di awal abad 20, Wegener menyatakan bahwa campuran awan yang terbentuk dari condensasi uap
merupakan mekanisme umum terjadinya hujan yang terkadang juga membentuk salju dan es. Droplet atau
butiran hujan bertumbuh pada awan yang suhunya lebih tinggi (warm clouds) melalui proses kondensasi,
kollisi (collision), dan koalesens(coalescence).
Mekanisme konvektif, gerakan udara vertikal sangat cepat sehingga pembesaran partikel butiran
Proses Jatuhnya hujan diinisiasi dengan cepat saat terbentuknya awan. Hal ini menyebabkan proses jatuhnya
butiran hujan sangat cepat (sekitar 45 menit).
Hujan Mekanisme lain dalam proses hujan adalah kombinasi konvektif dan stratiform yang merupakan
proses pengangkatan massa udara dan uap air secara orografis melalui pegungungan dan
perbukitan.
1. Siklon extratropis
2. Midlatitude thunderstorms
3. Kluster awan tropis (Tropical Cloud Clusters)
Istilah monsoon diadopt dari bahasa arab yang berarti musim. Karakteristik umum iklim monsoon ditandai
oleh arah angin yang berlawanan pada dua musim. Misalnya di Indonesia dikenal dengan Musim Angin Timur
(banyak hujan) dan Musim Angin Barat (kurang hujan).
Kejadian hujan badai merupakan proses ekstrim dari konveksi dan stratiform.
Pengaruh Orografis dapat merubah type kejadian hujan di atas . Hujan orografis pada prinsipnya memiliki
mekanisme: (1) inisiasi konveksi, (2) pengangkatan dalam skala besar, dan (3) pertumbuhan yang lambat.
Distribusi butiran hujan umumnya dinyatakan
dengan distribusi Marshall-Palmer:
N(D) = No exp(-ΛD)
Dimana N(D) dan No adalah jumlah butiran per meter kubik per mm masing masing diameter butiran hujan dan
Λ dalam mm. Nilai No adalah 8000 m-3mm-1.
Marshall dan Palmer menghubungkan parameter Λ dengan laju hujan dengan rumus:
Λ= 4,1 R-0,21
Dengan R: laju hujan(mm/jam)
Perhitungan Hujan Wilayah