Anda di halaman 1dari 17

Hujan dan parameter iklim

Oleh :
Nama : Husnul Eros Tegu La Ode
NIM : R1B121002
Sasaran
Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses kejadian hujan

2. Mahasiswa mampu menjelaskan metode pengukuran hujan dan alat ukurnya


3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis karakeristik hujan

4. Mahasiswa mampu menghitung rata-rata hujan wlayah


5. Mahasiswa mampu menjelaskan parameter iklim lain
Presipitasi atau Hujan adalah peristiwa jatuhnya air/es dari
atmosfer ke permukaan bumi dan atau laut dalam bentuk yang
Pengertian berbeda. Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada
suatu areal tertentu besarnya curah hujan dapat dimaksudkan
Hujan untuk satu kali hujan atau untuk masa tertentu seperti perhari,
perbulan, permusim atau pertahun (Sitanala, 1989).
Variabel utama yang digunakan untuk menggambarkan kondisi
dinamik atmosfir adalah are kerapatan udara, tekanan udara, dan
suhu. Persamaan lama menghubungkan variabel atmosfir dengan
Dinamika laju atmosfir melalui sistem 6 persamaan (konservasi massa,
konservasi energi, hukum gas ideal, dan 3 persamaan konservasi
Atmosfer momentum, komponen masing-masing persamaan memiliki
parameter laju) pada enam parameter (tekanan, temperature,
kerapatan, dan 3 komponen laju).
Penakar hujan pertama berada di Korea tahun 1400an, dan 200
tahun kemudia, Air Christopher Eren Menginvensi alat Penakar
Hujan otomatis

Standar Alat
penakar Hujan
Data rekaman meteorologi dan hidrologi dimaksudkan untuk
penilaian sumber daya air , evaluasi kejadian banjir puncak di
wilayah pertanian dan perkotaan/permukiman. Kebutuhan data dapat
bervariasi dari menit ke menit sampai bulanan dan tahunan.
1. Terbentuknya awan
Awan terbentuk ketika udara menjadi sangat jenuh (supersaturated), dimana ketika teknan uap aktual
mencapai atau melebihi tekanan uap jenuh: Supersaturation terjadi melalui pengembangan dan pendinginan
kolom udara yang menyebabkan uap air terkondensasi pada partikel atmosfir.Dua tipe awan dapat dibedaka
atas awa dingin (cold clouds), suhu diatas 0°C.Awan panas (warm clouds).

Proses Kejadian 2. Struktur awan

Hujan
Di awal abad 20, Wegener menyatakan bahwa campuran awan yang terbentuk dari condensasi uap
merupakan mekanisme umum terjadinya hujan yang terkadang juga membentuk salju dan es. Droplet atau
butiran hujan bertumbuh pada awan yang suhunya lebih tinggi (warm clouds) melalui proses kondensasi,
kollisi (collision), dan koalesens(coalescence).

3. Proses Jatuhnya hujan


Mekanisme jatuhnya air hujan secara umum terjadi karena proses konveksi dan pembentukan awan berlapis
(stratiform).
Pada mekanisme stratiform, gerakan vertikal udara lemah, partikel hujan diinisiasi dekat
permukaan atas awan hingga proses terjadinya pengembangan hujan cukup lama (berjam-jam).

Mekanisme konvektif, gerakan udara vertikal sangat cepat sehingga pembesaran partikel butiran

Proses Jatuhnya hujan diinisiasi dengan cepat saat terbentuknya awan. Hal ini menyebabkan proses jatuhnya
butiran hujan sangat cepat (sekitar 45 menit).

Hujan Mekanisme lain dalam proses hujan adalah kombinasi konvektif dan stratiform yang merupakan
proses pengangkatan massa udara dan uap air secara orografis melalui pegungungan dan
perbukitan.
1. Siklon extratropis
2. Midlatitude thunderstorms
3. Kluster awan tropis (Tropical Cloud Clusters)

6 Kelas Sistem 4. Hujan Monsoon (Monsoon Rainfall)

Kejadian Hujan 5. Hujan Badai (Hurricanes)


6. Hujan Orografis
Midlatitude thunderstorms merupakan contoh
hujan konveksi.
Gambar 3.6 menunjukkan bahawa Secara global hujan rata-
rata tahunan di wilayah tropis merupakan yang terbesar. Curah
hujan yang maksimum tersebut berasosiasi dengan kluster
awan yang terjadi pada zona putaran angin yang
memusat.Kluster awan,konveksi merupakan pemicu awan
kejadian hujan
Hujan Masom, Hujan Badai,Hujan Orografis

Istilah monsoon diadopt dari bahasa arab yang berarti musim. Karakteristik umum iklim monsoon ditandai
oleh arah angin yang berlawanan pada dua musim. Misalnya di Indonesia dikenal dengan Musim Angin Timur
(banyak hujan) dan Musim Angin Barat (kurang hujan).
Kejadian hujan badai merupakan proses ekstrim dari konveksi dan stratiform.
Pengaruh Orografis dapat merubah type kejadian hujan di atas . Hujan orografis pada prinsipnya memiliki
mekanisme: (1) inisiasi konveksi, (2) pengangkatan dalam skala besar, dan (3) pertumbuhan yang lambat.
Distribusi butiran hujan umumnya dinyatakan
dengan distribusi Marshall-Palmer:
N(D) = No exp(-ΛD)
Dimana N(D) dan No adalah jumlah butiran per meter kubik per mm masing masing diameter butiran hujan dan
Λ dalam mm. Nilai No adalah 8000 m-3mm-1.
Marshall dan Palmer menghubungkan parameter Λ dengan laju hujan dengan rumus:
Λ= 4,1 R-0,21
Dengan R: laju hujan(mm/jam)
Perhitungan Hujan Wilayah

1. Metode poligon thiessen


Metode poligon Thiessen adalah cara penentuan hujan wilayah dengan rata-rata tertimbang.
2. Metode isohyet
Metode Isohyet adalah metode penentuan curah hujan wilayah berdasarkan kontur curah hujan berdasarkan data
curah hujan yang ada di dalam DAS dan di sekitar wilayah
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai