Anda di halaman 1dari 34

EVALUASI

PEMBELAJARAN
Team Presentation
Andre Syaifullah Fatah Wanda Rosdiana Putri
185050054 185050059

Setyo Ari Nugroho Sartika Ayyu Aprilliya


205050060 205050057

2
DAYA
PEMBEDA
1 BUTIR SOAL

1. Pengertian Daya Pembeda dan Jenis-jenisnya
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk dapat
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah (Sundayana,2016:76). 
Adapun untuk menguji daya pembeda soal perlu kita ketahui
mengenai langkah - langkahnya sebagai berikut :
 Menghitung jumlah skor total setiap siswa,
 Mengurutkan skor total mulai dari skor tertinggi ke skor yang
terendah,
 Menetapkan kelompok atas dan bawah, dan
 Menghitung rata - rata skor kelompok atas dan bawah.

4
Rumus-rumus Untuk Menentukan Daya
Pembeda
Rumus daya pembeda soal dapat diperoleh melalui perhitungan
dengan rumus : (Arikunto, 2013:228)

Keterangan :
D = daya pembeda soal
BA = banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyak siswa pada kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyak siswa pada kelompok atas
JB = banyak siswa kelompok bawah
PA = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar
Pb = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar

5
Pada soal tes esai/uraian, untuk mencari indeks diskriminasi menggunakan
rumus sebagai berikut:

6
Kriteria Daya Pembeda
Menurut Para Ahli
Menurut Arikunto (2013-232) menyatakan bahwa kriteria daya pembeda soal
adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Keterangan
Daya
Pembeda
0,71 – 1,00 Baik sekali
(excellent)
0,41 – 0,70 Baik (good)
0,21 – 0,40 Cukup
(satistifactory
)
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
Negative Jelek Sekali
7
Adapun kriteria interpretasi indeks diskriminasi soal tersebut
sebagaimana tertera dalam tabel berikut:

8
Contoh Analisis Daya Pembeda Butir
Soal Tes Uraian dan Pilihan Ganda
dengan Menggunakan Rumus Daya
Pembeda
a. Contoh Analisis Daya Pembeda Pilihan Ganda
Daya pembeda di tentukan dengan melihat kelompok atas dan
kelompok bawah berdasarkam skor total. perhatikan tabel berikut:
NO Peserta Nomor Soal Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 Aan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
2 Adi 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3
3 Ana 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
4 Andi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
5 Candra 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4

6 Dian 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
7 Risma 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3
8 Sasa 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6
9 Titi 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4
10 Uun 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 9
Untuk memudahkan perhitungan sekor yang terdapat pada tabel di urutkan
dari peserta tes yang memperoleh skor yang tinggi menuju peserta yang
memperoleh sekor yang rendah. Perhatikan tabel berikut:
NO Peserta Nomor Soal Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 Aan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
2 Adi 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3
Keterangan :
3 Ana 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
4 Andi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
Skor Siswa kelompok atas
5 Candra 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4
6 Dian 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
6 – 10
7 Risma 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3
8 Sasa 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6
9 Titi 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 4 Skor Siswakelompok
10 Uun 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4
Jumlah 10 5 6 6 8 5 5 5 5 0 bawah 5 – 1
Jawaban Benar  

Jumlah Peserta 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
 

Kesukaran 0.00 0.50 0.60 0.60 0.80 0.50 0.50 0.50 0.50 1.00  

10
Berikut ini cara menghitung daya beda:

Nilai DB akan merentang antara nilai -1,00 hingga +1.00. dengan mengambil soal
comtoh di atas beberapa kondisi  soal dapat di jelaskan sebagai berikut:

• contoh : soal nomor 2 semua siswa kelompok atas dapat menjawab benar dan semua siswa
kelompok bawah menjawab salah, maka DB akan + 1,00.  DB  dapat di tentukan besarnya
dengan rumus sebagi berikut : PT – PR

TB - RB
T   T
PT    =Proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai  kemampuan tinggi

PR    =Proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai  kemampuan rendah

TB    =Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi

T    =Jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.

RB   =Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah
11
Berikut adalah tabel kategori tingkat kesukaran dalam daya beda :

No soal Kelompok atas Kelompok bawah Daya Beda

1 1.00 1.00 0.00

2 1.00 0.00 1.00

3 1.00 0.10 0.90

4 1.00 0.10 0.90

5 0.30 0.60 -0.30

6 1.00 0.00 1.00

7 1.00 0.10 0.90

8 0.80 0.10 0.70

9 0.00 1.00 -1.00

10 0.00 0.00 0.00

12
b. Analisis Daya Pembeda Soal Uraian
Dari contoh tadi dapat disimpulkan bahwa cara menghitung daya pembeda adalah dengan menempuh
langkah sebagai berikut :
1.Memeriksa  jawaban soal semua siswa peserta tes.
2.Membuat daftar peringkat atau urutan hasil tes berdasarkan sekor yang di capainya.
3.Menentukan jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah.
4.Menghitung selisi tingkat kesukaran menjawab soal antara kelompok atas dan kelompok bawah.
5.Membandingkan nilai selisih yang di peroleh.
6.Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan kriteria “memiliki daya
pembeda”.

13
Membuat Soal
Tes Kognitif
Pemahaman
2 Matematis
Definisi dan Indikator Kemampuan
Pemahaman Matematis
Kemampuan berasal dari kata mampu yang mempunyai arti dapat atau
bisa. Donald dalam Sardiman mengemukakan bahwa kemampuan adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
pikiran dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Menurut Hamalik, kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
sebagai berikut:
⊹ Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam
situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid;
⊹ Kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri
siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.

15
• Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang
banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu
benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar, apabila mendapat imbuhan me-i menjadi
memahami, berarti; (1) mengetahui benar, (2) pembuatan, (3) cara memahami atau
memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74), sehingga
dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara
mempelajari baik-baik supaya paham dan mengetahui banyak. 
Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe
belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan
kedalam 3 kategori, yaitu : 
⊹ tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti
yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip,
⊹ tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian
terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian
grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan
⊹ tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi. 

16
• Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang
banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu
benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar, apabila mendapat imbuhan me-i menjadi
memahami, berarti; (1) mengetahui benar, (2) pembuatan, (3) cara memahami atau
memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74), sehingga
dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara
mempelajari baik-baik supaya paham dan mengetahui banyak. 
⊹ Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe
belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992) menyatakan bahwa pemahaman dapat
dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : 
⊹ tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti
yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip,
⊹ tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian
terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian
grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan
⊹ tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi. 

17
Pemahaman merupakan terjemahan dari Comprehension. Purwadinata (dalam Emiliani,
2000: 7) menyatakan bahwa, “Paham artinya “mengerti benar”, sehingga pemahaman
konsep artinya mengerti benar tentang konsep”. Driver (dalam Suzana, 2003: 22)
menyatakan bahwa, “Pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau
suatu tindakan”. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan
untuk mengetahui, menjelaskan dan menarik bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk
mengetahui, menjelaskan dan menarik kesimpulan dari apa yang dipelajari.
NCTM (dalam Munggaranti, 2007: 25) menyatakan bahwa, pemahaman siswa terhadap
konsep matematik dapat dilihat dari kemampuan siswa sebagai berikut.
1.    Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan;
2.    Membuat contoh dan non contoh penyangkal;
3.    Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan symbol;
4.    Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk yang lain;
5.    Mengenal berbagai makna dan interprestasi konsep;
6.    Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dsn mengenal syarat-syarat yang menentukan
suatu konsep;
7.    Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

18
Indikator kompetensi berpikir matematika (dalam Susilowati, 2009: 56) sebagai berikut.
1.    Pemahaman induktif terdiri dari pemahaman mekanikal, instrumental (melaksanakan
perhitungan rutin), komputasional (algoritmik). Knowing hoe to (menerapkan rumus pada
kasus serupa).
2.    Pemahaman deduktif terdiri dari pemahaman rasional (membuktikan kebenaran),
relasional (mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya), fungsional (mengerjakan
kegiatan matematika secara sadar), dan knowing (memperkirakan satu kebenaran tanpa
ragu).
3.    Pemahaman reasional (Kilpatrick dan Findel) yaitu:
a)    Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari;
b)   Kemampuan mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
persyaratan yang berbentuk konsep tersebut;
c)    Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma;
d)   Kemampuan memberikan contoh dan kontra contoh dari konsep yang telah dipelajari;
e)    Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representatif
matematika;
f)    Kemampuan mengaitkan berbagai konsep matematika;
g)   Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
19
Polya (dalam Sumarmo, 1987: 24) berpendapat bahwa kemampuan pemahaman terdiri dari
empat tahap, sebagai berikut.
1.    Pemahaman mekanikal, yang meliputi mengingat dan menerapkan rumus secara rutin
dan menghitung secara sederhana;
2.    Pemahaman induktif, yaitu menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana atau
kasus serupa;
3.    Pemahaman rasional, yaitu siswa dapat membuktikan kebenaran rumus dan teorema;
4.    Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran dengan pasti (tanpa ragu-
ragu) sebelum menganalisa lebih lanjut.
Pada petunjuk teknis peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 506/C/PP/2004 tanggal 11
Nopember 2004 (dalam Jannah, 2007: 18) tentang penilaian perkembangan anak didik SMP
dicantumkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar
matematika. Indikator tersebut sebagai berikut.
1.    Menyatakan ulang sebuah konsep;
2.    Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya;
3.    Memberi contoh dan non contoh dari konsep;
4.    Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis;
5.    Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep;
6.    Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu;
7.    Mengklasifikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah; 20
Kisi-kisi dan Soal Tes Kemampuan
Pemahaman Matematis

21
22
23
Contoh Soal Tes Kognitif Berdasarkan Indikator Kemampuan Pemahaman
Matematis
1. Contoh soal  penyelesaian masalah (problem solving) dalam program
linear.

Sebuah industri kecil memproduksi dua jenis barang (barang A dan barang B)
dengan menggunakan dua mesin (mesin  M1  dan mesin  M2 ). Satu unit
barang A dengan mengoperasikan mesin M1   selama 2  menit  dan
mesin  M2  4 menit, sedangkan satu unit barang B dibuat dengan
mengoperasikan mesin M1 selama 8 menit dan mesin M2 selama 4 menit.
Dalam satu hari mesin M1 dan mesin M2 beroperasi tidak lebih dari 8 jam.
Keuntungan bersih yang diperoleh dari satu unit barang A adalah Rp250,00
dan satu unit barang B adalah Rp500,00. Buatlah model matematika dari
masalah linear di atas jika keuntungan bersih diharapkan mencapai sebesar-
besarnya.

Jawab:

24
1. Menetapkan  besaran masalah sebagai variabel-variabel
Misalkan dalam satu hari:
barang  A diproduksi sebanyak   buah, dan
barang B diproduksi sebanyak    buah.
2. Merumuskan hubungan matematika sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang ada dalam soal.
• Waktu yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin    menit.
• Waktu yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin   menit.
Karena mesin  dan mesin  beroperasi tidak lebih dari 8 jam (480 menit) dalam
satu hari , maka  haruslah dipenuhi hubungan:
Atau
Dengan mengingat bahwa  dan  menyatakan banyak barang,
maka  dan  mustahil negatif dan harus merupakan bilangan cacah. Dengan
demikian,   dan  harus memenuhi hubungan:
dan , dengan  dan
 Keuntungan  bersih yang diperoleh jika barang A diproduksi  buah dan
barang B diproduksi  buah ditentukan oleh hubungan:
 Jadi, model matematika dari masalah diatas adalah:
 dan , dengan  dan
 Bagian ini merupakan system pertidaksamaan linear dua variabel
 yang akan ditentukan nilai maksimumnya.
Bagian ini merupakan fungsi linear dua variabel. 25
Contoh diatas merupakan contoh soal penyelesaian masalah dalam program
linear karena sesuai dengan indikator soal penyelesaian masalah yaitu:
 
1. Mengidentifikasi unsur-unsur  yang diketahui
2. Merumuskan masalah matematika  atau  membuat model matematika
3. Menerapkan strategi untuk menyelasaikan berbagai masalah (sejenis dan
masalah baru ) dalam atau diluar matematika.
4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal.
5. Menggunakan matematika secara bermakna.

26
Definisi dan
Indikator Ranah
3 Afektif Resiliensi
Matematis
1. Ranah Afektif
Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa.
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
1. Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi
yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
2. Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik.
3. Penilaian atau penentuan sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian
tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.
4. Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten
dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup
tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
5. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur
sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori
ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa.

28
Istilah ranah afektif dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “ranah” yang
berarti “bagian (satuan) perilaku manusia” dan “Afektif” berarti “berkenaan
dengan perasaan”. Jadi, ranah afektif merupakan bagian dari tingkah laku manusia
yang berhubungan dengan perasaan. Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah affective domain. Menurut Anita E. Woolfolk, “The affective
domain is emotional objectives”. Maksudnya ranah afektif merupakan tujuan-
tujuan yang berkenaan dengan kondisi emosi seseorang.

29
Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan beradaptasi
dalam menghadapi, mengatasi, mencegah, meminimalkan atau menghilangkan
dampak-dampak yang merugikan serta mampu untuk bangkit dan pulih kembali
dari tekanan, keterpurukan, kesengsaraan atau hal-hal yang tidak menyenangkan
dalam hidup.
Berikut definisi dan pengertian resiliensi dari beberapa sumber buku: 
⊹ Menurut Lestari dan Mariyati (2016), resiliensi sebuah kemampuan individu
untuk bangkit dari penderitaan, dengan keadaan tersebut mental akan
menjadi lebih kuat dan lebih memiliki sumber daya. 
⊹ Menurut Kalil (2003), resiliensi sebuah kesadaran akan hasil yang baik
dalam menghadapi keadaan sulit, kemampuan yang menyokong ketika
berada di bawah tekanan, atau penyembuhan dari trauma. 

30
Menurut Connor dan Davidson (2003), resiliensi terdiri dari tiga aspek
utama, yaitu sebagai berikut: 
⊹ Tenacity (Kegigihan). Menggambarkan ketenangan hati, ketetapan waktu,
ketekunan, dan kemampuan mengontrol diri individu dalam menghadapi
situasi yang sulit dan menantang.
⊹ Strength (Kekuatan). Menggambarkan kapasitas individu untuk
memperoleh kembali dan menjadi lebih kuat setelah mengalami kemunduran
dan pengalaman di masa lalu. 
⊹ Optimism (Optimisme). Merefleksikan kecenderungan individu untuk
melihat sisi positif dari setiap permasalahan dan percaya terhadap diri sendiri
dan lingkungan sosial. Aspek ini menekankan pada kepercayaan diri
individu dalam melawan situasi yang sulit.

31
Konsep yang diacu : Cassidy (2016) Definisi operasional Resiliensi
Akademik : ketahanan akademik berdasarkan tanggapan individu (dalam hal ini
mahasiswa) berupa reaksi kognitif, afektif dan perilakuan terhadap kesulitan
akademik yang dihadapinya selama masa perkuliahan. terdiri dari 3 faktor yang
membentuk konstruk resiliensi akademik Plot item :
Faktor 1 : increased perseverance (item no. 1,2,3,4,5,8,9,10,11,13,15,16,17,30)
Faktor 2 : increased reflecting and adaptive help-seeking (item no.
18,20,21,22,24,25,26,27,29)
Faktor 3 : increased avoidance of negative affect and emotional response (item no.
6, 7, 12, 14, 19, 23, 28)
Alternatif jawaban dari subjek :
Favorable : Sangat tidak sesuai (skor 1) Tidak sesuai (skor 2) Sesuai (skor 3) Sangat
sesuai (skor 4) Unfavorable (UF) : Sangat tidak sesuai (skor 4) Tidak sesuai (skor 3)
Sesuai (skor 2) Sangat sesuai (skor 1) Bayangkan seandainya sebagai mahasiswa
aktif yang berada pada posisi mahasiswa sebagaimana ada dalam sketsa berikut ini.

32
Lalu bagaimana kira-kira reaksi atau respon Anda sebagaimana ada pada pilihan
jawaban di item – item yang ada setelah sketsa berikut. Anda telah membaca tanda
'gagal' tidak lulus mata kuliah ini di lembar tugas terbaru Anda yang telah
dikembalikan dosen. Ini sangat jauh dari harapan. Sementara dua tugas terbaru
lainnya juga nilainya jauh dari yang Anda harapkan. Kondisi ini sangat disayangkan
mengingat Anda ingin mendapatkannya gelar yang bagus, ingin memiliki tujuan
karier yang jelas dan tidak ingin mengecewakan keluarga Anda. Umpan balik dari
dosen untuk tugas cukup kritis, termasuk dinilai kurang memahami referensi
dengan baik dan penulisan yang buruk. Tetapi juga menyinggung cara kerja yang
seharusnya dapat ditingkatkan.

33
THANK YOU

34

Anda mungkin juga menyukai