Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR

“ASSESMEN DAN EVALUASI”

OLEH : KELOMPOK 4

1. AGNES YULIAN SITUMORANG (4163321001)


2. MARTA SARAGI NAPITU (4163321015)
3. MARTINA YOHANA TAMBUNAN (4163321016)
4. MASDA SRI DEFI SIREGAR (4163321017)
5. YULIANA L. KESIA SILITONGA (4163321031)

PENDIDIKAN FISIKA EKSTENSI 2016

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunianya-Nya dan melimpahkan pengetahuan serta memberikan
kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Evaluasi Proses dan Hasil Belajar ini dengan baik, meskipun melalui perjuangan yang tidak
mudah.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala bentuk
kritikan maupun saran yang bersifat konstruktif sangat di butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini

Makalah ini disusun dengan arahan dan masukan dari dosen pembimbing, serta
berbagai materi kepustakaan. Dalam kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada bapak Deo Demonta Panggabean, S.Pd., M.Pd selaku Dosen yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama penulisan makalah ini.

Akhirnya kami mengucapkan terimakasih atas semua dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini.. Semoga Tuhan memberkati dan membalas
kebaikan yang telah diberikan

Medan, 14 Februari 2018

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu melakukan pekerjaan
evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas mengadakan pengukuran dan
penilaian. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian kemudian
dihadapkan ke kaca apakah penampilannya sudah baik atau belum.
Dari kalimat tersebut kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu: evaluasi, pengukuran,
dan penilaian. Sementara orang cenderung lebih mengartikan ketiga kata tersebut sebagai
suatu pengertian yang sama sehingga dalam pemakaiannya tergantung dari kata mana yang
siap diucapkannya.Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil
dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik atau tidak baik,
bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai
hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan
demikian sebaliknya.Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
Tetapi pada makalah ini penyusun hanya membahas tentang assesmen dan evaluasi hasil
belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai
berikut.
1) Apa pengertian dari penilaian (Asesmen),, dan evaluasi?
2) Apa perbedaan antara penilaian (Asesmen),, dan evaluasi?
3) Bagaimana fungsi dan tujuan asesmen dalam pembelajaran di dalam kelas?
4) Apa saja fungsi dan tujuan evaluasi dalam pembelajaran di dalam kelas?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami, antara lain sebagai berikut.
1) Mengetahui pengertian dari penilaian (Asesmen), dan evaluasi.
2) Mengetahui perbedaan antara penilaian (Asesmen), dan evaluasi.
3) Mengetahui fungsi dan tujuan asesmen dalam pembelajaran di dalam kelas?
4) Mengetahui fungsi dan tujuan evaluasi dalam pembelajaran di dalam kelas?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi


2.1.1 Penilaian (Asesmen)
Penilaian (asesmen) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Depdikbud (1994) dalam Zainal Arifin (2009)
mengemukakan “penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi
secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai
siswa.” Kata “menyeluruh” mengandung arti bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada
penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
Gronlund mengartikan “penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauh mana
peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, Anthony J. Nitko (1996)
menjelaskan “assessment is a broad term defined as a process for obtaining information
that used for making decisions about students...” ketiga pengertian di atas jelas
menunjukkan bahwa penilaian lebih difokuskan pada peserta didik ebagai subjek belajar
dan tidak sedikitpun menyinggung komponen-komponen pembelajaran lainnya.
Duncan dan Dunn (1992) dalam M. Ainin (2006) mengemukakan pengertian
penilaian sebagai proses mengumpulkan informasi oleh guru tentang murid, oleh guru
tentang pengajarannya, atau oleh siswa tentang kegiatan belajarnya. Dalam kurikulum 2004,
istilah asesmen populer dalam frasa asesmen otentik yang mengecu pada berbagai bentuk
asesmen yang merefleksikan hasil belajar siswa, motivasi, dan sikap mereka terhadap
aktivitas kelas. Asesmen otentik bisa berbentuk (a) asesmen performansi yang menuntut
siswa memberikan respon secara lisan atau tertulis; (b) portofolio, yaitu kumpulan
sistematik tentang karya siswa, misalnya karya tulis/artikel siswa mulai dari berbentuk
konsep, revisi 1, revisi 2, sampai berbentuk artikel yang dapat dianalisis untuk
menunjukkan kemajuan belajar siswa dalam rentang waktu tertentu; (c) asesmen diri, yaitu
asesmen atau penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses atau
kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan
tentang peserta didik, seperti nilai yang akan diberikan atau juga keputusan tentang
kenaikan kelas dan kelulusan.
Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan proses dan hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi
kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnyadan membantu peserta didik
mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan penilaian
harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis.
Menurut Chittenden (Djemari, 2008:6) dalam S. Eko Putro Widoyoko (2009) kegiatan
penilaian dalam proses pembelajaran perlu diarahkan pada empat hal, yaitu :
1) Penelusuran, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menelusuri apakah proses
pembelajaran telah berlangsung sesuai yang direncanakan atau tidak. Untuk
kepentingan ini pendidik mengumpulkan berbagai informasi sepanjang semester
atau tahun pelajaran melalui berbagai bentuk pengukuran untuk memperoleh
gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar siswa.
2) Pengecekan, yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat kekurangan-
kekurangan pada peserta didik pada proses pembelajaran.
3) Pencarian, yaitu untuk mencari dan menemukan penyebab kekurangan yang
muncul selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Penyimpulan, yaitu untuk menyimpulkan tentang tingkat pencaapaian belajar
yang telah dimiliki peserta didik.

2.1.2 Evaluasi
a. Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan
informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan
(Mehrens & Lehmann, 1978:5).
b. Komite Studi Nasional tentang evaluasi (National Study Committee on
Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12). Evaluasi merupakan suatu
proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan
program selanjutnya.
c. Evaluasi adalah proses membuat judgment untuk memutuskan tentang manfaat
pendekatan tertentu atau hasil pekerjaan siswa (Richard I. Arends, 2008: 217).
d. Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi
tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan,
menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro
Widoyoko, 2012: 6).

Menurut Carl H. Witherington (1957) dalam Zainal Arifin (2009) “an evaluation is a
declaration that somethimes has or does not have value.” Hal senada dikemukakan pula
oleh Wand dan Brown (1957), bahwa evaluasi berarti “...refer to the act or process to
determining the value of something.” Kedua pendapat ini menegaskan pentingnya nilai
dalam evaluasi. Jadi, evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan
menimbangnya dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan
dengan nilai dan arti.
Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain,
implementasi, dan dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu
pertanggungjawaban, dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan
tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi
merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang sesuatu program
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun
menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh
informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Selain itu juga dipergunakan
untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang
terkait dengan program.

2.2 Persamaan dan Perbedaan Antara Penilaian dan Evaluasi


Antara asesmen dan evaluasi memiliki persamaan dan perbedaan. Disebutkan bahwa
keduanya mempunyai pengertian untuk membuat keputusan dan menilai suatu objek. Dan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi pada keduannya dapat berupa tes.
Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang lingkup pelaksanaannya. Ruang lingkup
asesmen lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek,
seperti prestasi belajar murid. Sedangkan ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencakup semua
komponen dalam suatu sistem, seperti sistem pendidikan, sistem kurikulum dan sistem
pembelajaran (Zainal Arifin, 2012: 7).
Selain perbedaan pada ruang lingkup antara asesmen dan evaluasi. Ada pula perbedaan
antara keduanya dalam pelaksanaan penilaiannya. Pada asesmen pelaksanaan penilaian
biasanya dilakukan dalam konteks internal, dan untuk evaluasi pelaksanaannya tidak hanya
pihak internal tetapi juga pihak eksternal (Zainal Arifin, 2012: 7, 8). Contoh pelaksanaan
asesmen seperti seorang guru menilai prestasi belajar pada pelajaran tertentu, guru tersebut
adalah orang atau pihak internal yang menjadi bagian dalam proses pembelajaran yang
bersangkutan. Dan contoh untuk pelaksanaan evaluasi, seperti konsultan mengevaluasi
program atau kurikulum.
Untuk lebih jelas mengenai perbedaan antara asesmen dan evaluasi adalag sebagai
berikut:
1) Asesmen
a. Asesmen berkaitan dengan sejauh mana anak memperoleh manfaat dari sebuah
proses pengajaran dari seorang guru.
b. Asesmen menurut Linn dan Gronlund asesmen lebih luas dalam hal
keragamanan prosedur perolehan informasi yang digunakan.
c. Asesmen membutuhkan waktu yang begitu panjang karena menyangkut proses
berkelanjutan.
d. Asesmen dilakukan untuk berfokus pada mencari data tentang anak didik.

2) Evaluasi :
a. Evaluasi adalah proses mengumpulkan data dasar dan menelaah, mengevaluasai
pembelajaran berarti mengamati, memeriksa, meneliti maksud atau tujuan dalam
merencanakan dan melaksanakan program tertentu.
b. Evaluasi berkaitan dengan efektifitas proses pembelajaran.
c. Evaluasai bersifat lebih abstrak dan luas.
d. Evaluasi dilaksanakan secara berkala (minguuan, semesteran, harian, dan lain-
lain).
e. Evaluasi lebih luas dari itu (tujuan belajar, tingkat penguasaan guru, metode,
pengajaran kelas dan lain-lain).
2.3 Fungsi dan Tujuan Evaluasi dalam Pembelajaran di Dalam Kelas
2.3.1 Fungsi Evaluasi
Secara umum evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses atau setidak-tidaknya
memiliki tiga macam fungsi pokok yaitu:
1) Mengukur kemajuan,
2) Menunjang penyusunan rencana,
3) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam pembelajaran dalam kelas dapat ditilik
dari tiga sisi antara lain:
1) Segi Psikologi
Evaluasi secara psikologis akan memberikan pedoman dan pegangan batin kepada
mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing di tengah-
tengah kelompok atau kelasnya.
2) Segi Diktatik
Evaluasi secara diktatik (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan
dorongan atau motivasi kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan
dan mempertahankan prestasinya.
3) Segi Administrative
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan memiliki tiga macam fungsi,
yaitu:
a. Memberikan Laporan; Dengan melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan
disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan
mengenai perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik pula umumnya
tertuang dalam bentuk buku laporan kemajuan belajar siswa yang lebih
dikenal dengan istilah buku rapor untuk jenjang sekolah hingga menengah
atau kartu hasil studi untuk mahasiswa yang kemudian diberikan kepada setiap
orang tua pada tiap akhir semester.
b. Memberikan bahan-bahan Keterangan (data); Setiap keputusan pendidikan
harus didasarka006E kepada data yang lengakap dan akurat . dalam hubungan
ini nilai nilai hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah
merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan
pendidikan dan lembaga pendidikan pakah seseorang peserta didik dapat
dinyatakan naik kelas, timggal kelas, lulus ataukah tidak lulus sebagainya.
c. Memberikan Gambaran; Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai
proses pembelajaran terceemin antara lain hasil-hasil belajar para peserta didik
setelah dilakukannya evaluasi belajar para peserta didik setelah dilakukannya
evaluasi hasil belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan
untuk berbagai jenis mata pelajaran misalnya, akan dapat tergambar dalam
mata pelajaran tertentu misalnya: bahasa arab, matematika dan ilmu
pengetahuan alam, pada umumnya kemampuan peserta didik masih sangat
memprihatinkan. Sebaliknya, untuk mata pelajaran pancasila dan ilmu
pengetahuan sosial misalnya, hasil belajar siswa pada umumnya sangat
menggembirakan. Gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik juga
dapat diperoleh berdasar data yang berupa nilai ebtanas murni Indeks prestasi
kumulatif dan lain-lain.

2.3.2 Tujuan Umum


Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua yaitu:
a. Untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk samoai dimana
tingkat kemampuan dan tingkat kemampuan serta tingkat keberhasilan peserta
didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh
proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Untuk mengukur dan menilai sampai mana efektivitas mengajar dan metode-
metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta
kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
2.3.3 Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan
pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-
masing.
b. Untuk mencari dan menemukan faktor- faktor penyebab keberhasilan peserta
didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan
jalan keluar atau cara-cara perbaikanya.
2.4 Fungsi dan Tujuan Asesmen Pembelajaran dalam Kelas
2.4.1 Fungsi Asesmen Berbasis Kelas
a. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
b. Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
pemilihan program, pengembangan kepribadian dan penjurusan.
c. Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa dikembangkan serta sebagai
alat diagnosis perlu tidak siswa mengikuti remedial atau program pengayaan.
d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan
ataupun yang sedang berlangsung.
2.4.2 Tujuan Asesmen Berbasis Kelas
a. Saat melaksanakan asesmen, pendidik bisa langsung memberikan umpan balik
kepada peserta didik.
b. Pendidik dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar setiap peserta didik,
sekaligus mendiagnosis kesulitan belajarnya sehingga secara tepat dapat
menentukan siswa mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran
remedial.
c. Hasil pemantauan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan
materi dan juga kebutuhan siswa, dan landasan memilih alternatif jenis dan model
penilaian mana yang tepat untuk digunakan pada materi tertentu.
d. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas
pendidikan, tidak perlu menunggu akhir semester atau akhir tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Asesmen merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut
kurikulum, proses pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan sekolah.

Sedangkan evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang (evaluator)
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program (yang telah dibuat melalui
asesmen) telah tercapai dan dilakukan secara berkesinambungan.

Jadi, asesmen dan evaluasi merupakan dua proses yang saling berkaitan dan
berkesinambungan untuk mengetahui dan menilai hasil pembelajaran yang sudah dilakukan,
sejauh mana pemahaman siswa dalam materi yang diberikan dan keefektifan program
pembelajaran yang diterapkan agar dapat dipertanggungjawabkan kepada instansi terkait,
siswa itu sendiri dan orang tua siswa.

Perbedaan antara asesmen dan evaluasi adalag sebagai berikut:


1) Asesmen
a. Asesmen berkaitan dengan sejauh mana anak memperoleh manfaat dari sebuah
proses pengajaran dari seorang guru.
b. Asesmen menurut Linn dan Gronlund asesmen lebih luas dalam hal
keragamanan prosedur perolehan informasi yang digunakan.
c. Asesmen membutuhkan waktu yang begitu panjang karena menyangkut proses
berkelanjutan.
d. Asesmen dilakukan untuk berfokus pada mencari data tentang anak didik.

2) Evaluasi :
a. Evaluasi adalah proses mengumpulkan data dasar dan menelaah, mengevaluasai
pembelajaran berarti mengamati, memeriksa, meneliti maksud atau tujuan dalam
merencanakan dan melaksanakan program tertentu.
b. Evaluasi berkaitan dengan efektifitas proses pembelajaran.
c. Evaluasai bersifat lebih abstrak dan luas.
d. Evaluasi dilaksanakan secara berkala (minguuan, semesteran, harian, dan lain-
lain).
e. Evaluasi lebih luas dari itu (tujuan belajar, tingkat penguasaan guru, metode,
pengajaran kelas dan lain-lain).
Secara umum evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses atau setidak-tidaknya memiliki
tiga macam fungsi pokok yaitu:

1) Mengukur kemajuan,
2) Menunjang penyusunan rencana,
3) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.

Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam pembelajaran dalam kelas dapat ditilik dari
tiga sisi antara lain:
1) Segi Psikologi
2) Segi Diktatik
3) Segi Administrative

Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua yaitu:
a. Untuk memperoleh data pembuktian, yang akan menjadi petunjuk samoai dimana
tingkat kemampuan dan tingkat kemampuan serta tingkat keberhasilan peserta didik
dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
b. Untuk mengukur dan menilai sampai mana efektivitas mengajar dan metode-metode
mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan
belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada
diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
b. Untuk mencari dan menemukan faktor- faktor penyebab keberhasilan peserta didik
dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikanya.

Fungsi Asesmen Berbasis Kelas:


a. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
b. Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
pemilihan program, pengembangan kepribadian dan penjurusan.
c. Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa dikembangkan serta sebagai alat
diagnosis perlu tidak siswa mengikuti remedial atau program pengayaan.
d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan
ataupun yang sedang berlangsung.

Tujuan Asesmen Berbasis Kelas


a. Saat melaksanakan asesmen, pendidik bisa langsung memberikan umpan balik
kepada peserta didik.
b. Pendidik dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar setiap peserta didik,
sekaligus mendiagnosis kesulitan belajarnya sehingga secara tepat dapat menentukan
siswa mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran remedial.
c. Hasil pemantauan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan
materi dan juga kebutuhan siswa, dan landasan memilih alternatif jenis dan model
penilaian mana yang tepat untuk digunakan pada materi tertentu.
d. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas
pendidikan, tidak perlu menunggu akhir semester atau akhir tahun.
3.2 Saran

Dengan mengetahui kegiatan evaluasi (penilaian) diharapkan bisa membantu


memberikan pengetahuan kepada calon guru agar bisa memahami cara mendiagnosa
kelebihan dan kelemahan siswa termasuk metode yang digunakan apakah sudah tepat atau
belum lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Ainin, M. 2006. Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.


Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Evaluasi Hasil Belajar http://www.scribd.com/doc/15440094/Evaluasi-Hasil-Belajar
http://robymaulana.blogspot.com/2011/09/perbedaan-pengukuran-penilaian-dan.html
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penialaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE.
Purwanto, M. Ngalim 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Siregar, Evelin. dan Hartini Nara., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2010)
Sudijono, Annas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2005)
Suwandi, Sarwiji (2010). Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Widiyoko, Puto Eko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai