Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MOLEKUL

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur dalam


Mata Kuliah Fisika Modern

Dosen Pengampu :
Yeni Megalina M.Pd

Disusun Oleh :
AGNES YULIAN SITUMORANG (4163321001)
MARTINA YOHANA TAMBUNAN (4163321016)
MASDA SRI DEFI SIREGAR (4163321017)
YULIANA LASTINUS K. SILITONGA (4163321031)
ZAHRA PUTRI AMELIA (4163321033)

PENDIDIKAN FISIKA KELAS A (EKSTENSI)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGATAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih kami ucapkan
kepada Ibu Yeni Megalina M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika
Modern yang telah membimbing kami.
Dalam makalah ini kami membahas dan menjelaskan mengenai kedalaman
materi, keluasan materi, dan menganalisis kesalahan-kesalahan konsep yang
ditemui dalam materi persamaan schrodinger yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada para pembaca tentang. Selaku manusia biasa, kami
menyadari bahwa dalam hasil makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik
dan saran. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya pada mata kuliah Fisika Modern jurusan Pendidikan Fisika di
Universitas Negeri Medan.

Medan, 4 NOVEMBER 2018

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB VIII MOLEKUL ................................................................................................ 1

8.1 Ikatan Molekular ..................................................................................1


8.2 Ion Molekular H2 .................................................................................2
8.3 Molekul Hidrogen .................................................................................2
8.4 Molekul Kompleks................................................................................3
8.5 Spektrum Elektronik Molekul............................................................... 10

SOAL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................12


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................15

ii
BAB II
PEMBAHASAN
MOLEKUL

IKATAN MOLEKULAR

Sebuah molekul merupakan grup netral secara elektris yang mengikat


atom dengan cukup kuat sehingga berperilaku sebagai partikel tunggal. Molekul
terdapat karena energy sistem gabungan lebih kecil dari sistem terpisah dari atom
yang tak berinteraksi.
1. Terbentuk ikatan kovalen
Ikatan kovalen terbentuk dari satu atau lebih pasangan elektron yang disero oleh
kedua atom. Contohnya adalah H2
2. Terbentuk ikatan ionik
Ikatan Ionik merupakan satu atau lebih elektron dari satu atom yang ditransfer
dengan yang lain dan menghasilkan ion-ion positif dan negatif yang menarik
saru dengan yang lain. Sebagai contoh yaitu gara, batu, NaCl, dimana ada ikatan
antara ion-ion Na+ dan Cl- . Ikatan Ionik biasanya tidak menghasilkan
pembentukan molekul.
3. Tidak terbentuk Ikatan
Jika struktur elektron kedua atom saling bertumpangan, elektron membentuk
sistem tunggal, dan menurut prinsip eksklusi tidak terdapat dua elektron dalam
sistem semacam itu yang berada dalam keadaan kuantum yang sama.

ION MOLEKULAR H2

Dengan mengetahui fungsi gelombang 𝜓 dari elektron dalam H2+ karena


dari 𝜓 kita dapat menghitung energi sistem sebagai fungsi dari jarak antara proton
R. Jika E(R) minimum kita bisa mengetahui ikatan yang terbentuk dan juga
mengetahui energi ikatnya.
Dalam fungsi gelombang 1s mengelingi a disebut 𝜓a dan yang mengelilingi
b disebut 𝜓b. Kombinasi 𝜓a dan 𝜓b adalah simetrik, karena pertukaran a dan b tidak
mempengaruhi 𝜓. Di tempat ini peluang terdapatnya elektron.

1
Fungsi gelombang antisimetrik adalah fungsi gelombang yang tandanya
berubah jika pasangan elektron dipertukarkan (Beiser, 2005). Di sini terdapat
simpul antara a dan b dimana 𝜓 = 0. Hal ini menyebabkan berkurangnya peluang
untuk mendapatkan elektron antara kedua proton, sehingga hasilnya adalah gaya
tolak-menolak menyebabkan tidak dapat membentuk ikatan.

MOLEKUL HIDROGEN

Molekul H2 memiliki 2 elektron, kedua elektron itu dapat berada di orbital


yang sama dan spinnya harus antisejajar. Karena memliki dua elektron untuk
berikatan, maka dapat kita perkirakan H2 lebih stabil dari H2+ dengan energii ikat
5.3 eV sedangkan H2+ memliki energi ikat 2.65 eV, karena terdapat tolakan listrik
antara kedua elektron H2, sehingga energi ikatan yang sebenarnya adalah 4.5 eV.
Kesimpulannya H2 fungsi gelombang simetrik 𝜓𝑠 menghasilkan keadaan terikat
dan fungsi gelombang antisimetrik 𝜓𝐴 menghasilkan keadaan tak terikat.
Sistem elektron selalu diberikan oleh fungsi gelombang antisimetrik yaitu
oleh fungsi gelombang yang tandanya berubah jika pasangan elektron
dipertukarkan. Keadaan ikat H2 bersesuaian dengan kedua elektron diberikan oleh
fungsi gelombang simetrik. Kelihatannya bertentangan dengan kesimpulan diatas.
Penelitian lebih lanjut sebenarnya tidak terjadi pertentangan, fungsi
gelombang lengkap 𝜓́ (1,2) dari sistem dua elektron merupakan perkalian dari
fungsi gelombang ruang 𝜓 (1,2) yang memberikan koordinat elektron dan fungsi
spin s (1,2) memberikan orientasi spinnya,
𝜓́ (1,2) = 𝜓 (1,2) s(1,2) .................................................................................... (8.1)

𝜓́ = 𝜓S sA dan 𝜓́ = 𝜓As ..................................................................................... (8.2)

Jika spin kedua elektron sejajar , fungsi spinnya simetrik, karena fungsi itu
tidak berubah tanda jika elektronnya dipertukarkan. Jadi fungsi gelombang
koordinat 𝜓 untuk dua elektron yang spinnya sejajar harus antisimetrik 𝜓 ↑↑= 𝜓𝐴 .
Dan jika spin kedua elektron antisejajar, fungsi spinnya antisimetrik, karena
fungsi itu berubah tanda jika elektronnya dipertukarkan. Jadi fungsi gelombang
koordinat 𝜓 untuk dua elektron yang spinnya antisejajar harus simetrik 𝜓 ↑↓= 𝜓𝑆 .

2
SPEKTRUM ELEKTRONIK MOLEKUL

Energi rotasi dan vibrasi dalam sebuah molekul ditimbulkan oleh gerak inti
atomiknya, karena pada dasarnya inti menampung semua massa molekul yang
ditinjau. Eektron molekular dapat tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan keadaan dasar molekul tersebut, walaupun jaraknya lebih
besar dari pada jarak antara tingkat rotasional dan vibrasional. Transisi elektron
melibatkan radiasi bagian cahaya tampak atau ultra ungu dari spektrum, dengan
masing-masing transisi muncul sebagai deretan garis-garis yang berdekatan yang
disebut pita. Pita muncul karena keadaan rotasional dan vibrasional yang berbeda-
beda untuk masing-masing keadaan elektronik.
Semua molekul menimbulkan spektrum elektronik, karena perubahan
momen dwikutub selalu menyertai konfigurasi elektronik sebuah molekul. Jadi
molekul homonuklir, seperti H2 dan N2 yang tidak memeiliki spektrum rotasional
atau vibrasional karena molekul ini tidak memiliki momen dwikutub permanen,
walaupun demikian molekul itu memiliki spektrum elektronik yang mengandung
struktur halus rotasional dan vibrasional yang mengijinkan momen inersia dan
konstan gaya ikatannya diteliti.
Eksitasi elektronik dalam molekul poliatom sering menimbulkan perubahan
bentuk molekul yang dapat ditentukan dari struktur halus rotasional dalam
spektrum pita. Asal mula perubahan yang seperti ini terletak pada karakter yang
berbeda dari fumgsi gelombang dari elektron dalam keadaan yang berbeda yang
menimbulkan geometri ikatan yang bersesuaian dengan perbedaan tersebut.
Terdapat berbagai cara dimana molekul dalam keadaan elektronik
tereksitasi dapat kehilangan energy i dan kembali ke keadaan dasar, molekul bisa
hanya memencarkan foton berfrekuensi sama dengan foton yang diabsorbsinya,
sehingga kembali ke keadaan dasar dengan langkah tunggal. Kemungkinan yang
lain ialah fluresensi (pendaran) dimana molekul bisa memberikan sebagian dari
energi vibrasionalnya ketika bertumbukan dengan molekul lain, sehingga transisi
radiatif ke bawah berasal dari tingkat vibrasional rendah pada keadaan elektronik
yang atas. Jadi radiasi floruresensi berfrekuensi lebih rendah dari radiasi yang

3
diserap. Flouresensi yang tereksitasi oleh cahaya ultraungu mempunyai banyak
pemakaian, terutama dalam identifikasi mineral dan senyawa biokimiawi.
Dalam spektrum molekular dan atomik, transisi radiasi dalam keadaan
elektronik yang spin totalnya berbeda terlarang. Tumbukan antara molekul dapat
mengalami transisi tanpa radiasi ke tingkat vibrasional yang lebih rendah yang
eneginya mungkin hampir sama dengan tingkat eksitasi trikembar, jadi terdapat
peluang tertentu untuk terjadi pergeseran ke arah keadaan trikembar. Tumbukan
selanjutnya dari molekul dalam keadaan trikembar itu akan membawa energi
molekul ke bawah titik penyebrangan, sehingga terperangkap dalam keadaan
trikembar dan akhirnya mencapai tingkat v = 0. Transisi radiatif dari keadaan
trikembar ke keadaan tunggal “terlarang” menurut kaidah seleksi yang berarti bisa
terjadi, tapi peluangnya sangat kecil. Transisi semacam ini mempunyai setengah
umur sangat panjang dan radiasi fosforesen yang terjadi dapat terpancar bemenit-
menit, bahkan berjam-jam setelah absorbsi semula.

4
5
Daftar Pustaka

Beiser, Arthur. 1981. Konsep Fisiska Modern. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai