A. HARGA
Harga adalah nilai uang yang harus dibayarkan oleh konsumen kepada penjual
atas barang atau jasa yang dibelinya. Dengan kata lain, harga adalah nilai suatu
barang yang ditentukan oleh penjual.
Ada juga yang mengatakan definisi harga adalah sejumlah uang yang dibebankan
kepada konsumen untuk mendapatkan manfaat dari suatu produk (barang/ jasa)
yang dibeli dari penjual atau produsen.
Penggunaan istilah “harga” umumnya dipakai dalam kegiatan jual-beli suatu
produk, baik itu barang maupun jasa. Harga jual ditentukan oleh penjual dan
mengambil keuntungan dari harga tersebut, sedangkan konsumen mendapatkan
kebutuhannya dengan membayar produk tersebut dengan harga yang ditentukan.
FUNGSI HARGA
a) Menjadi acuan dalam memperhitungkan nilai jual suatu barang atau jasa.
b) Untuk membantu aktivitas transaksi, dimana harga yang sudah terbentuk akan
mempermudah proses jual-beli.
c) Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi penjual atau
produsen.
d) Menjadi salah satu acuan bagi konsumen dalam menilai kualitas suatu barang atau
jasa.
e) Membantu konsumen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan manfaat
produk dan daya beli konsumen.
TUJUAN PENETAPAN HARGA
Bagi produsen atau penjual, penetapan harga yang tepat pada produk akan
berdampak pada besarnya keuntungan dan loyalitas konsumen.
Umumnya konsumen lebih memilih barang dengan harga yang murah dan
kualitas terjamin. Namun produsen tentunya tetap memperhitungkan
keuntungan dari penjualan tersebut.
2. Meningkatkan Keuntungan
1. Harga Subjektif
Harga objektif adalah harga yang telah disepakati oleh penjual dan
pembeli. Nilainya dijadikan patokan bagi para penjual dalam memasarkan
produknya.
3. Harga Pokok
Harga pokok adalah nilai riil suatu produk, atau jumlah nilai yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.
4. Harga Jual
inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-
menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan
kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan
inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang
paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,
berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di
bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara
30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila
kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Kenaikan harga barang terus menerus atau inflasi terjadi bukan tanpa sebab.
Secara umum, ada beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi, antara lain:
2. Biaya produksi sebuah barang atau jasa mengalami kenaikan. Hal ini
disebabkan karena terjadi peningkatan harga bahan baku maupun upah
pekerja. Dari situlah, produsen akan mengambil tindakan mengerek harga jual
barang atau jasa.
3. Saat jumlah uang yang beredar di masyarakat cukup tinggi. Ketika jumlah
uang yang ada di masyarakat meningkat hingga dua kali lipat, harga barang
pun akan mengalami peningkatan yang setara. Hal ini disebabkan karena
kenaikan daya beli masyarakat, tetapi stok barang tetap statis.
JENIS-JENIS INFLASI
a) Inflasi ringan. Kenaikan harga barang masih di bawah angka 10% dalam
setahun
b) Inflasi sedang. Kenaikan harga hingga 30% per tahun
c) Inflasi tinggi. Kenaikan harga barang atau jasa berkisar 30%-100%
d) Hiperinflasi. Kenaikan harga barang melampaui angka 100% per tahun.
Dalam situasi tersebut, kebijakan fiskal dan moneter dari otoritas
seringkali tak memberi dampak signifikan.
Penyebabnya harga barang-barang impor atau yang berasal dari luar negeri
semakin mahal karena kenaikan harga di negara asalnya.
DAMPAK INFLASI TERHADAP PEREKONOMIAN