Anda di halaman 1dari 4

Teori Uang, Indeks Harga, dan Inflasi

A. Permintaan dan Penawaran Uang


A.1 Permintaan Uang
Pengertian: Permintaan uang adalah jumlah uang yang diinginkan oleh masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi dalam suatu periode
tertentu.
Faktor yang memengaruhi:
• Pendapatan masyarakat
• Tingkat suku bunga
• Tingkat harga barang dan jasa
Kurva: Permintaan uang memiliki hubungan terbalik dengan tingkat suku bunga, artinya semakin tinggi tingkat suku bunga, maka permintaan
uang akan semakin rendah. Selain itu, ada juga hubungan positif dengan pendapatan masyarakat dan tingkat harga.

A.2 Penawaran Uang


Pengertian: Penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian pada suatu waktu.
Faktor yang memengaruhi:
• Kebijakan bank sentral
• Tingkat cadangan bank
• Kondisi ekonomi
Kurva: Penawaran uang dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral dan faktor-faktor lainnya. Kebijakan moneter, seperti pengaturan suku bunga
oleh bank sentral, dapat mempengaruhi penawaran uang. Kurva penawaran uang cenderung vertikal dalam jangka pendek, menunjukkan bahwa
penawaran uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga.
Hubungan Penawaran Uang dengan Tingkat Harga: Penawaran uang yang tinggi cenderung meningkatkan tingkat harga karena masyarakat
memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan.

B. Indeks Harga
B.1 Pengertian dan Jenis Indeks Harga
Pengertian: Indeks Harga adalah ukuran statistik yang mencerminkan perubahan harga rata-rata sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh masyarakat.
Tujuan dan Penyusunan Indeks Harga: Tujuan utama adalah untuk mengukur inflasi atau deflasi. Penyusunan melibatkan pemilihan barang
dan jasa representatif yang dikonsumsi masyarakat, serta perhitungan indeks berdasarkan perubahan harga relatif.
Penghitungan IHK: Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat dihitung dengan rumus:

Biaya barang dan jasa dasar


𝐼𝐻𝐾 = ( ) 𝑥 100
Biaya barang dan jasa saat ini

C. Inflasi
C.1 Pengertian Inflasi
Pengertian: Inflasi adalah suatu kondisi di mana terjadi kenaikan umum dan terus-menerus dalam tingkat harga barang dan jasa dalam suatu
perekonomian.

C.2 Penyebab Inflasi


• Teori Kuantitas: Inflasi disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dalam jumlah uang yang beredar.
• Teori Keynes: Inflasi dapat disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi penawaran agregat.
• Teori Struktural: Inflasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor struktural, seperti kenaikan biaya produksi atau kelangkaan sumber daya.
C.3 Jenis-Jenis Inflasi
• Inflasi Demand-Pull:
Inflasi Demand-Pull terjadi ketika terjadi kenaikan permintaan agregat (keseluruhan permintaan dalam perekonomian) yang melebihi
kemampuan produksi barang dan jasa. Peningkatan permintaan ini dapat berasal dari faktor-faktor seperti meningkatnya pengeluaran
konsumen, investasi yang tinggi, atau kebijakan fiskal yang ekspansif. Ketika permintaan melebihi penawaran, perusahaan mungkin
mengalami kesulitan untuk memenuhi pesanan, sehingga mereka dapat menaikkan harga produk mereka. Peningkatan harga ini kemudian
dapat menyebar ke sektor lain dalam perekonomian.

• Inflasi Cost-Push:
Inflasi Cost-Push terjadi ketika biaya produksi suatu barang atau jasa meningkat secara signifikan, mendorong produsen untuk menaikkan
harga jualnya. Kenaikan biaya produksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kenaikan harga bahan baku, upah pekerja, atau biaya
produksi lainnya. Tekanan biaya yang tinggi dapat mengurangi marjin keuntungan perusahaan, dan untuk menjaga profitabilitas,
perusahaan dapat memutuskan untuk mentransfer kenaikan biaya tersebut ke konsumen dalam bentuk kenaikan harga produk.

• Inflasi Built-In:
Inflasi Built-In atau juga disebut sebagai inflasi yang terkait dengan ekspektasi, terjadi ketika para pekerja dan perusahaan mengantisipasi
atau mengharapkan terjadinya kenaikan harga di masa depan. Dalam kondisi ini, pekerja mungkin menuntut kenaikan gaji untuk
mengimbangi perkiraan kenaikan biaya hidup, sedangkan perusahaan mungkin menaikkan harga produk mereka dengan asumsi bahwa
biaya produksi akan meningkat. Siklus ini kemudian dapat menciptakan spiral inflasi, di mana kenaikan harga dan upah saling
memengaruhi satu sama lain..
C.4 Dampak Inflasi
1. Pengurangan Daya Beli: Inflasi dapat mengurangi daya beli uang, yang berarti setiap unit mata uang dapat membeli jumlah barang dan
jasa yang lebih sedikit. Hal ini terutama merugikan bagi pendapatan tetap, seperti pensiunan atau orang yang mengandalkan bunga dari
tabungan. Pengurangan daya beli juga dapat mengurangi kemampuan konsumen untuk membeli barang dan jasa, mengurangi pertumbuhan
ekonomi.
2. Redistribusi Kekayaan: Inflasi dapat menyebabkan redistribusi kekayaan antara kreditur dan debitur. Debitur, yang memiliki hutang
dengan suku bunga tetap, dapat diuntungkan karena mereka membayar kembali utang mereka dengan uang yang nilainya lebih rendah
karena inflasi. Sebaliknya, kreditur, yang memberikan pinjaman, mengalami kerugian karena nilai nyata dari pembayaran utang mereka
menurun.
3. Ketidakpastian Ekonomi: Tingkat inflasi yang tinggi atau tidak stabil dapat menciptakan ketidakpastian ekonomi. Pengusaha mungkin
enggan untuk berinvestasi atau merencanakan masa depan karena sulit memperkirakan biaya produksi dan harga di masa mendatang.
Ketidakpastian ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
C.5 Menghitung Inflasi
Inflasi dapat dihitung dengan rumus:
IHK Tahun ini − IHK Tahun lalu
𝐼𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 = ( ) 𝑥 100
IHK Tahun lalu

C.6 Cara Mengatasi Inflasi


1. Kebijakan Moneter:
• Penyesuaian Suku Bunga: Bank sentral dapat menyesuaikan suku bunga untuk mempengaruhi tingkat inflasi. Menaikkan suku bunga
dapat mengurangi jumlah uang yang beredar karena biaya pinjaman menjadi lebih mahal. Hal ini dapat meredam permintaan dan
mendorong tabungan.
• Kebijakan Kuantitatif: Bank sentral juga dapat menggunakan kebijakan kuantitatif, seperti pembelian atau penjualan sekuritas
pemerintah, untuk mempengaruhi pasokan uang dan suku bunga.
2. Kebijakan Fiskal:
• Pengendalian Pengeluaran Pemerintah: Pemerintah dapat mengurangi pengeluaran publik untuk mengendalikan permintaan agregat. Ini
dapat mencakup pengurangan subsidi, proyek infrastruktur, atau program kesejahteraan.
• Kenaikan Pajak: Kebijakan fiskal dapat mencakup kenaikan pajak untuk mengurangi daya beli masyarakat. Pajak yang lebih tinggi dapat
mengurangi konsumsi dan investasi.
3. Kebijakan Non-Moneter:
• Reformasi Struktural: Mengatasi inflasi sering melibatkan perubahan dalam struktur ekonomi. Ini bisa mencakup reformasi di sektor-
sektor kunci seperti perpajakan, peraturan bisnis, dan sektor keuangan.
• Meningkatkan Efisiensi Produksi: Meningkatkan efisiensi produksi dapat membantu mengurangi biaya produksi dan mencegah inflasi
Cost-Push. Ini melibatkan peningkatan teknologi, manajemen sumber daya, dan inovasi.

Anda mungkin juga menyukai