Anda di halaman 1dari 38

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN PENGELOLAAN DANA

PIHAK KETIGA DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS


DITINJAU DARI MANAJEMEN PEMBIAYAAN SYARIAH

(Studi Kasus di BMT UGT Nusantara Cabang Jombang)

PROPOSAL SKRIPSI

Ditulis Untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan Skripsi

Oleh:

FIRA ISNAINI

931406718

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN PENGELOLAAN


DANA PIHAK KETIGA DALAM MENINGKATKAN
PROFITABILITAS DITINJAU DARI MANAJEMEN
PEMBIAYAAN SYARIAH
(Studi Kasus di BMT UGT Nusantara Cabang Jombang)

Oleh:

Fira Isnaini

931406718

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Imam Annas Mushlihin, MHI Mundhori, M.E.


NIP. 197501011998031002 NIP. 198702222019031004

1
A. Konteks Penelitian
Kehadiran keuangan mikro tidak terpisah dari adanya sebuah harapan
kelompok masyarakat menengah kebawah dan juga dari pengusaha mikro
kecil terhadap pelayanan jasa keuangan. Pelayanan jasa keuangan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat menengah kebawah untuk suatu usaha
sehingga mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat
diwujudkan oleh lembaga keuangan seperti bank, karena hal tersebut
memiliki beberapa faktor, salah satunya adalah usaha mikro kecil
cenderung tidak memiliki laporan keuangan serta lingkungan bisnis yang
tidak menentu, sehingga mengakibatkan risiko yang tinggi dalam
pemberian modal. Dari kondisi tersebut masyarakat menengah kebawah
dan usaha mikro kecil membentuk sebuah institusi keuangan mikro
dengan tujuan untuk mewujudkan harapan terpenuhinya kebutuhan pada
masyarakat pada layanan jasa keuangan.1
Institusi keuangan tersebut memiliki konsep yang cukup unik, yaitu
dapat menjalankan aspek keberlanjutan usaha keuangan mikro yang
bersifat internal dan juga dapat menjalankan program keuangan mikro
bagi masyarakat sebagai klien yang bersifat eksternal. Konsep tersebut
dapat disebut dengan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). BMT sendiri
memiliki pengertian sesuai dengan konsep yang dimiliki yaitu suatu usaha
untuk mengumpulkan serta menyalurkan dana yang bersifat non-profit
(zakat, infak dan shadaqah) atau disebut dengan Baitul Maal dan usaha
untuk mengumpulkan serta menyalurkan dana kepada masyarakat yang
bersfisat komersial sesuai dengan aturan syariah atau disebut dengan
Baitul Tamwil.2
Pada dasarnya BMT memiliki tujuan untuk dapat mengentas
kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat. BMT lebih berkonsetrasi

1
Divisi Keuangan Mikro Syariah, Direktorat Keuangan Inklusi Dana Sosial Keagamaan dan
Keuangan Mikro Syariah, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Strategi Pengembangan
Keuangan Mikro Syariah Di Indonesia ( Jakarta: Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS),
2019 ), 19.
2
Firman Setiawan, Buku Ajar Lembaga keuangan Syariah Non Bank (Pamekasan: Duta Media,
2017), 234.

2
kepada masyarakat menengah kebawah dan pemberdayaan usaha mikro
kecil, sehingga usaha tersebut dinilai cukup efektif. Perkembangan BMT
sendiri di Indonesia cukup pesat, namun dari banyaknya jumlah BMT
tersebut tidak dipungkiri akan terjadinya suatu risiko. Risiko-risiko yang
dihadapi oleh BMT diantaranya adalah risiko operasional, risiko likuiditas
dan risiko kredit atau pembiayaan.3
Sebagai suatu lembaga usaha bisnis yang tidak terlepas dari risiko,
BMT sudah seharusnya memiliki dan menerapkan manajemen risiko.
Risiko sendiri secara umum adalah kemungkinan kerugian yang terjadi
akibat suatu peristiwa atau akibat suatu tindakan yang dilakukan tidak
sesuai dengan ekspektasi.4 Sedangkan manajemen risiko adalah suatu cara
efektif yang dapat meminimalkan risiko, yang di dalamnya berisi
perencanaan, identifikasi, penilaian, analisis, penyelesaian dan
pemantauan risiko.5 Lembaga BMT dapat melakukan manajemen risiko
dengan cara mengidentifikasi hingga pemantauan risiko yang dapat
diterapkan di semua lini dan bidang. Sudah seharusnya semua pengelola
dan pengurus memiliki suatu kemampuan dalam hal manajemen risiko
serta dapat melakukan sertifikasi manajemen risiko.
Sebagai salah satu lembaga keuangan mikro syariah, BMT juga harus
memperhatikan persaingan antar sesama lembaga keuangan dalam hal
menghimpun dana dari masyarakat. Dana merupakan hal yang sangat
penting untuk lembaga keuangan, karena tanpa adanya dana suatu lembaga
keuangan tidak akan berjalan atau memiliki fungsi sebagaimana mestinya.
Dana yang dimiliki oleh BMT diperoleh dari berbagai sumber, salah
satunya dari dana pihak ketiga. Sumber dana dari pihak ketiga dapat
diperoleh dari modal inti, titipan serta investasi. Setelah dana dari pihak

3
Shochrul Rohmatul Ajija, dkk, Koperasi BMT (Teori, Aplikasi dan Inovasi) ( Karanganyar: CV
Inti Media Komunika, 2018), 14.
4
Minarni A, dkk, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 (Bandung: CV Media Sains Indonesia,
2022), 2.
5
Ibid, 5.

3
ketiga (DPK) tersebut dihimpun, selanjutnya BMT memiliki kewajiban
untuk menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pembiayaan. 6
Dalam penlitian ini yang akan dijadikan sebagai objek yaitu BMT
UGT Nusantara Cabang Jombang. BMT UGT Nusantara merupakan salah
satu lembaga keuangan mikro syariah yang beralamat di Jl. KH Mimbar
No. 105 Sambong Dukuh Kabupaten Jombang. BMT UGT Nusantara
Cabang Jombang memiliki lokasi yang sangat strategis karena berlokasi di
tengah pusat kegiatan masyarakat, yaitu di Pasar Legi Jombang.
BMT UGT Nusantara merupakan lembaga keuangan mikro syariah
yang memiliki jenis produk simpanan dan pembiayaan. Beberapa jenis
produk simpanan yang dimiliki BMT UGT Nusantara diantaranya adalah
tabungan umum syariah, tabungan haji, tabungan umrah, tabungan hari
raya idul fitri, tabungan pendidikan, tabungan qurban, tabungan tarbiyah,
tabungan berjangka dan tabungan mudharabah plus. Jenis produk
pembiayaan yang dimiliki BMT UGT Nusantara adalah pembiayaan
agunan tunai, pembiayaan jaminan emas, modal usaha barokah, multiguna
tanpa agunan, pembiayaan kendaraan bermotor barokah, pembelian barang
elektronik, pembiayaan kafalah haji, pembiayaan multi jasa barokah,
pembiayaan multi griya barokah, modal pertanian barokah.7
Tabel 1.1
Pembanding BMT UGT Nusantara Cabang Jombang dengan
BMT Rizqona IKABU Tambakberas Jombang

Pembanding BMT UGT Nusantara BMT Rizqona IKABU


Tempat 1. Alamat Jl. KH Mimbar, 1. Alamat komplek
Sambong Dukuh, Kec/Kab. Pertokoan Perum
Jombang. Menara Asri Bahrul
2. Lokasi strategis, berada di blok A5, Sambong
tengah pusat kegiatan Dukuh, Kec/Kab.
masyarakat yakni di pasar Jombang.
6
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Depok: Rajawali Pers, 2014), 115.
7
Brosur BMT UGT Nusantara Cabang Jombang.

4
Legi Jombang. 2. Lokasi berada di
3. Berdekatan dengan Ponpes pinggir jalan raya
dan Madrasah. Sambong Dukuh.
3. Berdekatan dengan
pertokoan.
Produk 1. Simpanan/tabungan 1. Simpana/tabungan.
2. Pembiayaan 2. Pembiayaan.
3. Memiliki banyak jenis 3. Produk ziswaf.
produk dan bermacam- 4. Memiliki jenis produk
macam, sehingga dapat yang bermacam-macam
menyesuaikan dengan namun tidak sebanyak
kebutuhan anggota. BMT UGT Nusantara.
4. Memiliki produk
pembiayaan unggulan,
seperti pembiayaan
talangan haji.
5. Produk jasa dan ziswaf.
Promosi 1. Promosi dilakukan dengan 1. Promosi dilakukan
dua cara yaitu offline dan dengan cara online dan
online. Online dilakukan offline. Online
melalui media whatsapp, dilakukan melalui
facebook dan youtube. media sosial seperti
Sedangkan offline dengan whatsapp, facebook
cara melakukan sosial dan youtube. Offline
seperti jemput bola atau dilakukan dengan cara
mendatangi rumah-rumah menyebarkan brosur
anggota. dan jemput bola.
2. Memiliki aplikasi mobile 2. Memiliki aplikasi
(Mobile UGT), dan sudah mobile (M-BMT
seribu lebih pengguna Rizqona IKABU), dan
aplikasi tersebut. masih puluhan orang

5
3. Memberikan brosur ke pengguna aplikasi
masyarakat dan sekeliling tersebut.
pasar legi.
Harga Harga yang diberikan kepada Harga yang diberikan
anggota lebih murah dan sedikit lebih mahal, pada
bervariatif. Misalkan pada tabungan berjangka
tabungan mudharabah mudharabah (investasi
berjangka (investasi syariah), syariah), nisbah bagi
nisbah bagi hasil yang hasil yang diperoleh
diperoleh anggota lebih anggota lebih sedikit
banyak yaitu 70% anggota dibandingkan dengan
dan 30% BMT untuk jangka BMT UGT Nusantara,
waktu 24 bulan. yaitu 55% anggota dan
45% BMT untuk jangka
waktu 24 bulan.
Jumlah Jumlah anggota mencapai Jumlah anggota
Nasabah kurang lebih 6.226 pada mencapai kurang lebih
tahun 2021. 4.708 pada tahun 2021.
Sumber: observasi yang dilakukan oleh peneliti.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa BMT UGT Nusantara
Cabang Jombang memiliki keunggulan yang lebih dari BMT Rizqona
IKABU. Dari segi lokasi, letak BMT UGT Nusantara lebih strategis
karena berada di tengah pasar Legi Jombang dan lebih mudah dijangkau,
sedangkan BMT Rizqona berada di pinggir jalan raya. Selanjutnya dari
produknya, BMT UGT Nusantara memiliki lebih banyak produk
dibandingkan dengan produk yang dimiliki BMT Rizqona IKABU.
Sedangkan dari sisi harga, BMT UGT Nusantara menawarkan harga yang
lebih murah seperti dijelaskan pada tabel, sedangkan BMT Rizqona sedikit
mahal. Jumlah anggota juga lebih banyak BMT UGT Nusantara daripada
BMT Rizqona IKABU.

6
Seperti halnya fungsi intermediasi lembaga keuangan pada umumnya,
BMT UGT Nusantara juga memiliki peran menghimpun dana dari
masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat
yang membutuhkan dana dalam bentuk pembiayaan. Berikut merupakan
data jumlah penyaluran pembiayaan.
Tabel 1.2
Data Jumlah Pembiayaan Tahun 2018-2021
BMT UGT Sidogiri Cabang Jombang

Tahun Jumlah Pembiayaan (Rp)


2018 1.451.700.000
2019 1.600.000.000
2020 1.150.000.000
2021 2.200.000.000
Sumber: Data Laporan BMT UGT Nusantara Cab. Jombang
Jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada anggota pada tahun 2018
sampai 2021 mengalami kenaikan dan penurunan jumlah pembiayaan.
Jumlah pembiayaan naik terjadi pada tahun 2018 sampai dengan tahun
2019 akhir, kenaikan jumlah pembiayaan meningkat sampai dengan Rp
148.300.000. Namun pada tahun 2020 jumlah penyaluran dana mengalami
penurunan pembiayaan, jumlah penurunan pembiayaan mencapai Rp
450.000.000. Faktor dari penurunan jumlah pembiayaan tersebut
diakibatkan karena adanya pandemi Covid-19, namun setelah pandemi
virus Covid-19 mulai membaik jumlah dana yang disalurkan kepada
anggota mengalami kenaikan kembali sampai dengan saat ini.
Walaupun jumlah pembiyaan kepada anggota mengalami kenaikan,
namun hal tersebut juga diikuti oleh perkembangan NPF (Non Performing
Financing) atau pembiayaan bermasalah yang muncul dari pemberian
pembiayaan kepada anggota. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel halaman
selanjutnnya:

7
Tabel 1.3
Tabel Prosentase NPF Tahun 2018 – 2021
BMT UGT Sidogiri Cabang Jombang
Tahun NPF (Non Performing Financing)
2018 0,4%
2019 0,86%
2020 1,7%
2021 1,4%
Sumber: Data Laporan BMT UGT Nusantara Cab. Jombang

Dari data tabel tersebut dapat dilihat bahwa rasio NPF pada tahun
2018 sampai dengan tahun 2020 mengalami kenaikan persentase, namun
hal tersebut juga diikuti oleh naiknya jumlah pembiayaan pada tahun
tersebut. Pada tahun 2020 kenaikan persentase yang tidak diimbangi
dengan kenaikan jumlah pembiayaan dikarenakan faktor pandemi Covid-
19. Masyarakat banyak yang terdampak perekonomiannya, sehingga
masyarakat mengalami kesulitan membayar kewajibannya.
Mengenai DPK (Dana Pihak Ketiga) BMT UGT Nusantara Cabang
Jombang pada tahun 2021 memiliki jumlah DPK sebesar Rp
1.530.000.000 yang kemudian dana tersebut dikelola sehingga menjadi
produktif. Salah satunya yaitu dengan cara menyalurkannya kembali
kepada anggota yang kekurangan dana.
Dari manajemen risiko pembiayaan yang diterapkan oleh pihak
lembaga BMT UGT Nusanatara Cabang Jombang serta pengelolaan dana
pihak ketiga yang tepat, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi
profitabilitas BMT UGT Nusantara Cabang Jombang. Berikut data jumlah
profitabilitas dari BMT UGT Nusantara Cabang Jombang.

8
Tabel 1.4
Jumlah Profitabilitas Tahun 2018 – 2021
BMT UGT Nusantara Cabang Jombang

Tahun Profitablitas (Rp)


2018 326.354.148
2019 346.482.420
2020 139.430.885
2021 273.482.520
Sumber: Data Laporan BMT UGT Sidogiri Cab. Jombang

Dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2019
akhir, jumlah profitabilitas yang diperoleh lembaga mengalami kenaikan
yang cukup tinggi. Namun, pada awal tahun 2020 angka profitabilitas
mengalami penurunan. Hal tersebut masih dikarenakan oleh adanya
dampak dari pandemi Covid-19. Setelah pandemi Covid-19 mulai mereda
pada tahun 2021 angka profitabilitas kembali mengalami kenaikan yang
cukup tinggi.
Manajemen dalam prinsip syariah merupakan sebuah bentuk
pengelolaan yang bertujuan untuk mencapai hasil yang optimal serta yang
diridhai oleh Allah. Oleh karena itu dalam proses pengelolaan manajemen
harus sesuai dengan aturan-aturan syariah yang berlandaskan Al-Qur’an
dan Hadits.8 Sedangkan pembiayaan dalam prinsip syariah merupakan
pemberian dana oleh pihak penyedia, dalam hal ini merupakan lembaga
keuangan syariah kepada pihak yang kekurangan dana dengan
menggunakan akad tertentu yang telah disetujui, yang mana pihak yang

8
Iwan Aprianto,dkk. Etika & Konsep Manajemen Bisinis Islam (Yogyakarta: Deepublish, 2020),
53.

9
dibiayai wajib mengembalikan dana dengan jangka waktu yang telah
ditentukan.9
BMT UGT Nusantara sebagai lembaga non-profit dan juga sebagai
lembaga penyedia jasa keuangan memiliki kewajiban untuk mengelola
dananya dan juga menyalurkannya kembali ke masyarakat, maka proses
manajemen pembiayaan menjadi hal yang sangat penting dalam
pengelolaan dana dari pihak ketiga. Peningkatan profitabilitas yang
diperoleh lembaga menunjukkan bahwa BMT UGT Nusantara cabang
Jombang dapat mengelola dananya dengan tepat serta penerapan
manajemen yang baik. Meskipun pada masa pandemi yang begitu sulit
BMT UGT Nusantara dapat melewatinya. Berdasarkan hal tersebut
peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan manajemen risiko dan
pengelolaan dana pihak ketiga hingga akhirnya dapat menormalkan
kembali setelah masa pandemi dengan tujuan meningkatkan profitabilitas.
Selain itu apakah manajemen dan pengelolaan yang diterapkan sudah
sesuai apabila ditinjau dalam manajemen pembiayaan syariah.
Dari uraian latar belakang di atas serta data-data yang diperoleh,
penulis tertarik untuk mencoba memberikan pemaparan lebih lanjut dan
menuangkannya ke dalam judul “Penerapan Manajemen Risiko Dan
Pengelolaan Dana Pihak Ketiga Dalam Meningkatkan Profitabilitas
Ditinjau Dari Manajemen Pembiayaan Syariah (Studi Kasus di BMT UGT
Nusantara Cabang Jombang).”
B. Fokus penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan fokus penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan manajemen risiko dan pengelolaan dana pihak
ketiga dalam meningkatkan profitabilitas di BMT UGT Nusantara
Cabang Jombang ?

9
Sunarji Harahap, “Implementasi Manajamen Syariah Dalam Fungsi-Fungsi Manajemen”, Jurnal
At-Tawassuth, Vol. 2 No. 1 (2017), 212.

10
2. Bagaimana penerapan manajemen risiko dan pengelolaan dana pihak
ketiga dalam meningkatkan profitabilitas ditinjau dari manajemen
pembiayaan syariah BMT UGT Nusantara Cabang Jombang ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian
adalah:
1. Untuk menjelaskan penerapan manajemen risiko dan pengelolaan
dana pihak ketiga dalam meningkatkan profitabilitas di BMT UGT
Nusantara Cabang Jombang.
2. Untuk menjelaskan penerapan manajemen risiko dan pengelolaan
dana pihak ketiga dalam meningkatkan profitabilitas ditinjau dari
manajemen pembiayaan syariah di BMT UGT Nusantara Cabang
Jombang
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Tujuan dari penelitian ini secara teoritis penulis dapat memperoleh
gambaran secara jelas mengenai bagaimana penerapan manajemen
risiko dan pengelolaan dana pihak ketiga dalam meningkatkan
profitabilitas ditinjau dari perspektif manajemen pembiayaan syariah
di BMT UGT Nusantara Cabang Jombang.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pembaca
Penelitian diharapkan bisa menambah informasi bagi
pembaca serta masukan untuk penelitian selanjutnya mengenai
manajemen risiko, pengelolaan dana pihak ketiga dan peningkatan
profitabilitas.
b. Bagi Institusi

11
Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah karya
ilmiah yang bermanfaat, memberikan tambahan informasi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan manajemen risiko,
pengelolaan dana pihak ketiga dan peningkatan profitabilitas.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta
dapat meningkatkan kemampuan peneliti mengenai manajemen
risiko, pengelolaan dana pihak ketiga serta peningkatan
profitabilitas.
E. Telaah Pustaka
Berikut merupakan telaah pustaka yang digunakan oleh penulis:
1. Penelitian oleh Eka Debby Wahyuni dengan judul “Manajemen Risiko
Penyaluran Zakat Infak dan Shadaqah Di Laznas Yatim Mandiri
Jombang Dalam Perspektif Manajemen Risiko Islam”.10
Fokus pada penelitian sebelumnya adalah penulis ingin mengetahui
bagaimana manajemen risiko pada penyaluran dana zakat infak dan
shadaqah di laznas yatim mandiri. Metode yang digunakan pada
penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian sebelumnya adalah risiko yang muncul seperti dana yang
diberikan kepada penerima tidak digunakan sesuai dengan amanah.
Oleh karena itu pihak laznas sebelum memberikan bantuan dana zis
kepada penerima melakukan proses sesuai dengan SOP. Apabila
timbul risiko yang muncul, pihak laznas akan menerapkan manajemen
risiko yaitu dengan cara identifikasi risiko, pengukuran risiko dan
pengelolaan risiko. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah pada
penelitian sebelumnya peneliti hanya fokus pada bagaimana
manajemen risiko penyaluran dana zis, sedangkan penelitian ini fokus
pada bagaimana manajemen risiko dalam meningkatkan profitabilitas.

10
Eka Debby Wahyuni, “Manajemen Risiko Penyaluran Zakat Infak dan Shadaqah Di Laznas
Yatim Mandiri Jombang Dalam Perspektif Manajemen Risiko Islam” (Skripsi, IAIN Kediri,
Kediri, 2021).

12
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
variabel manajemen risiko.
2. Penelitian oleh Zahara Madania dengan judul “Implementasi
Pembiayaan Murabahah Dalam Meningkatkan Pendapatan Pedangang
Anggota BMT Ditunjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus
di BMTNU Ngasem Cabang Kepohbaru Bojonegoro)”.11
Fokus pada penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin mengetahui
bagaimana pembiayaan murabahah dalam meningkatkan pendapatan
pedagang anggota BMTNU. Metode yang digunakan dalam penelitian
sebelumnya menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil yang diperoleh
dari penelitian sebelumnya adalah pembiayaan murabahah sangat
berperan penting dalam peningkatan pendapatan para pedagang, dan
hal tersebut sudah terbukti dari adanya hasil wawancara dengan
anggota BMTNU yang berprofesi sebagai pedagang. Pihak lembaga
juga menerapkan prinsip 5C ( Character, Capacity, Capital,
Collateral, Condition ) sebelum memberikan pembiayaan. Perbedaan
dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya terfokus
pada implementasi pembiayaan murabahah dalam peningkatan
pendapatan pedagang, sedangkan pada penelitian ini fokus pada
manajemen risiko dalam peningkatan profitabilitas (pendapatan
lembaga). Persamaan pada penelitian sebelumnya yaitu sama-sama
membahas mengenai peningkatan pendapatan dan menggunakan
metode kualitatif.
3. Penelitian oleh Dian Setiobudi dengan judul “Analisis Manajemen
Risiko Pembiayaan Dan Pengelolaan Dana Pihak Ketiga Dalam
Meningkatkan Profitabilitas BMT UGT Sidogiri Cabang Lodoyo”.12

11
Zahara Madania, “Implementasi Pembiayaan Murabahah Dalam Meningkatkan Pendapatan
Pedangan Anggota BMT Ditunjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di BMTNU
Ngasem Cabang Kepohbaru Bojonegoro)”, (Skripsi, IAIN Kediri, Kediri, 2021).
12
Dian Setiobudi, “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Dan Pengelolaan Dana Pihak Ketiga
Dalam Meningkatkan Profitabilitas BMT UGT Sidogiri Cabang Lodoyo” (Skripsi, IAIN
Tulungagung, Tulungagung, 2017).

13
Fokus pada penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin
mengetahui bagaimana manajemen risiko pembiayaan dan pengelolaan
DPK dalam meningkatkan profitabilitas. Metode yang digunakan
dalam penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah BMT UGT Sidogiri
menerapkan manajemen risiko pembiayaan yang meliputi identifikasi
risiko, pengawasan dan pengendalian risiko. BMT UGT Sidogiri
Cabang Lodoyo menjalankan manajemen tersebut sesuai dengan SOP
yang berlaku di lembaga. BMT UGT Sidogiri juga memperoleh dana
yang maksimal dengan pengelolaan yang tepat, sehingga hal tersebut
dapat meningkatkan profitabilitas pada BMT UGT Sidogiri tersebut.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah tempat penlitian yang
digunakan dan ditinjau dari perspektif manajemen pembiyaan syariah.
Persamaan dari penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti
tentang manajemen risiko pembiayaan dan pengelolaan dana pihak
ketiga dalam meningkatkan profitabilitas.
4. Penelitian oleh Nur Ika Rahmawati dengan judul “Implementasi
Manajemen Risiko Pembiayaan Dan Risiko Operasional Sebagai
Upaya Meningkatkan Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri KCP
Tulungagung”.13
Fokus pada penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin
mengetahui bagaimana manajemen risiko pembiayaan dan risiko
operasional sebagai upaya meningakatkan profitabilitas pada Bank
Syariah Mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian
sebelumnya menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian
sebelumnya adalah bahwa dalam Bank Syariah Mandiri KCP
Tulungagung risiko pembiayaan yang muncul yaitu adanya kredit
macet atau gagal bayar dari nasabah pembiayaan. Untuk mengatasi
risiko tersebut, bank syariah mandiri menerapkan manajemen risiko
13
Nur Ika Rahmawati, “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Dan Risiko Operasional
Sebagai Upaya Meningkatkan Profitabilitas Pada Bank Syariah Mandiri KCP Tulungagung”
(Skripsi, IAIN Tulungagung, Tulungagung, 2020).

14
dalam mengelola pembiayaan bermasalah. Proses manajemen risiko
tersebut meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan
risiko dan pengendalian risiko. Proses manajemen tersebut juga
diterapkan pada risiko operasional yang terjadi pada bank syariah
mandiri. Dari manajemen risiko yang diterapkan pada bank syariah
mandiri tersebut juga mempengaruhi pada NPF, NPF pada bank
syariah mandiri menunjukkan jumah yang semakin membaik, hal
tersebut tentunya juga mempengaruhi profitabilitas bank secara
maksimal. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian
sebelumnya menggunakan variabel manajemen risiko pembiayaan dan
risiko operasional dalam meningkatkan profitabilitas, sedangkan
penelitian ini menggunakan variabel manajemen risiko pembiayaan
dan pengelolaan dana pihak ketiga dalam meningkatkan profitabilitas.
Persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama fokus
terhadap peningkatan profitabilitas.
5. Penelitian oleh Nurhalisah dengan judul “Strategi Pengelolaan Dana
Pihak Ketiga Dalam Meningkatkan Profitabilitas BMT Nurul Iman
Bungi (Analisis Manajemen Syariah)”.14
Fokus pada penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin
mengetahui bagaimana Pengelolaan Dana Pihak Ketiga Dalam
Meningkatkan Profitabilitas BMT Nurul Iman Bungi. Metode yang
digunakan dalam penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan
kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu BMT memiliki sumber dana
yang diperoleh dari masyarakat atau DPK (Dana Pihak Ketiga) dana
dari pihak ketiga ini berasal dari tabungan harian mudharabah, selain
itu dana juga berasal dari modal. Dana yang sudah dihimpun tersebut
kemudian dikelola BMT Nurul Iman, dana tersebut digunakan sebagai
dana cadangan primer, dana cadangan sekunder, sebagai pembiayaan
BBA (usaha mikro dan jual beli), serta qardhul hasan. Setelah dana

14
Nurhalisah, “Strategi Pengelolaan Dana Pihak Ketiga Dalam Meningkatkan Profitabilitas BMT
Nurul Iman Bungi (Analisis Manajemen Syariah)” (Skripsi, IAIN Parepare, Parepare, 2020).

15
tersebut berhasil dikelola BMT Nurul Iman secara maksimal, hal itu
tentunya juga akan mempengaruhi terhadap pendapatan atau
profitabilitas BMT. Sumber pendapatan yang diperoleh salah satunya
dari bagi hasil tabungan harian mudharabah, dan pembiayaan BBA.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya
hanya menggunakan variabel dana pihak ketiga dalam meningkatkan
profitabilitas, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel
manajemen risiko pembiayaan dan pengelolaan dana pihak ketiga
dalam meningkatkan profitabilitas. Persamaan dari penelitian
sebelumnya adalah sama-sama fokus terhadap peningkatan
profitabilitas.
F. Landasan Teori
1. Manajemen Risiko
a. Pengertian Manajemen Risiko
Risiko sendiri memiliki pengertian kemungkinan terjadinya
suatu kejadian yang dapat megakibatkan defisit (kerugian). Risiko
menurut Ronald J. Ebert dan Ricky W. Griffin adalah
ketidakpastian tentang peristiwa dimasa depan. Risiko merupakan
potensi akan suatu hal yang tidak diharapkan, apabila risiko
tersebut tidak dikelola dengan baik dan antisipasi maka hal tersebut
dapat menimbulkan kerugian. Risiko dalam dunia perbankan
syariah adalah suatu potensial yang tidak dapat diperkirakan dan
dapat menyebabkan hal negatif pada permodalan ataupun
pendapatan perbankan syariah.15 Ketidakpastian tersebut
merupakan salah satu dari karakteristik produk yang dimiliki oleh
bank syariah, yaitu tidak adanya kesepakatan nominal keuntungan
melainkan menggunakan nisbah atau bagi hasil. Oleh karena itu,
manajemen risiko sangat berperan penting dalam bank syariah.

15
Andrianto, M. Anang Firmansyah, Manajemen Bank Syariah (Surabaya: CV Penerbit Qiara
Media, 2019), 238.

16
Manajemen risiko menurut Syaiful Azhar bin Rosly adalah
aktivitas mengendalikan adanya suatu kemungkinan atau potensi
kerugian yang terjadi secara alami atau dari perilaku spekulatif.
Lebih lengkap Masyhudi Ali mendefinisikan manajemen risiko
adalah serangkaian kegiatan atau cara yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau serta mengendalikan suatu
risiko yang muncul.16
b. Manfaat Manajemen Risiko
Dengan menerapkan manajemen risiko di suatu lembaga atau
perusahaan ada beberapa manfaat yang dapat diambil, yaitu
sebagai berikut:
1) Perusahaan dapat berhati-hati dalam mengambil suatu
keputusan dan dapat menempatkan ukuran-ukuran dalam
pengambilan keputusan.
2) Dapat meminimalisir terjadinya risiko dalam suatu perusahaan
atau lembaga.
3) Memberi arah untuk perusahaan dalam melihat pengaruh-
pengaruh yang akan terjadi baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang.
4) Dengan menerapkan manajemen risiko yang sudah dibuat
secara maksimal, perusahaan telah membangun arah serta
mekanisme secara berkelanjutan.
5) Para manajer dapat mengambil keputusan untuk menghindari
risiko-risiko yang dapat menimbulkan kerugian.17
c. Jenis-Jenis Risiko
Jenis-jenis risiko perbankan menurut Peraturan Otoritas Jasa
Keunagan (OJK) Nomor 18/POJK.03.2016 adalah sebagai berikut:
1) Risiko Kredit

16
Buchari Alma, Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung: Alfabeta, 2016), 289.
17
Irham Fahmi, Manajemen Risiko Teori, Kasus dan Teori (Bandung: Alfabeta, 2013), 3.

17
Risiko kredit merupakan risiko yang diakibatkan
ketidakmampuan atau kegagalan suatu lembaga, perusahaan
hingga perseorangan dalam membayar kewajibannya kepada
bank baik pada saat jatuh tempo atau setelah jatuh tempo.

2) Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko yang terjadi akibat perubahan
kondisi pasar termasuk risiko perubahan harga option yang
mengakibatkan kerugian pada posisi neraca dan rekening
administratif pada suatu perbankan. Apabila situasi tersebut
masih dalam kendali manajemen maka keadaan tersebut masih
aman, namun apabila sudah diluar kendali manajemen maka
hal tersebut akan timbul permasalahan, seperti permasalahan
pada finansial atau non-finansial.
3) Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi pada perbankan
yang tidak mampu memenuhi kewajiban aset likuid. Bank tidak
mampu menyediakan dana karena tidak mencukupi kepada
nasabah dalam penarikan kredit.
4) Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang terjadi akibat faktor
internal dan eksternal. Faktor internal pada risiko operasional
yaitu akibat kesalahan manusia, kegagalan sistem atau tidak
berfungsinya proses internal lainnya. Sedangkan faktor
eksternal terjadi karena terjadi bencana alam seperti banjir dan
kebakaran sehingga bank tidak dapat beroperasi secara normal
dan dapat menimbulkan kerugian.
5) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan dapat terjadi apabila bank tidak mematuhi
atau tidak menerapkan peraturan perundang-undangan dan

18
ketentuan yang sudah diterapkan. Risiko kepatuhan merupakan
risiko yang sudah pasti, namun dapat tidak pasti dikarenakan
adanya regulasi baru.
6) Risiko Hukum
Risiko hukum dapat muncul akibat manajemen perusahaan
tidak mampu mengelola permasalahan hukum yang terjadi,
sehigga dapat menyebabkan hal negatif bagi perusahaan.
Faktor munculnya risiko hukum biasanya terkait dengan
kegagalan terhadap perjanjian yang telah disetujui sehingga
mengakibatkan litigasi, seperti adanya kelalaian pihak bank
dalam pengikatan jaminan atau agunan dimana syarat
keabsahan kontrak tidak kuat.
7) Risiko Reputasi
Risiko reputasi merupakan risiko yang terjadi akibat
menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat atau stakeholder
karena adanya hal negatif yang terjadi pada bank, seperti bank
mengalami kerugian yang cukup besar akibat perbuatan fraud
yang dilakukan oleh pegawai, sehingga masyarakat atau
nasabah tidak merasa aman saat menyimpan dananya.
8) Risiko Stratejik
Risiko stratejik dapat muncul karena pengambilan dan/atau
pelaksanaan keputusan strategi yang salah serta terjadi
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis
seperti terkait dengan kebijakan investasi pada bisnis.18

Lebih lanjut menurut IFSB (Islamic Financial Service Board)


juga menambahkan jenis risiko pada perbankan syariah yaitu :

1) Risiko Pembiayaan
Risiko pembiayaan terjadi akibat pihak ketiga tidak dapat
memenuhi kewajiban pada jumlah dan waktu dalam

18
Eko Sudarmanto dkk, Manajemen Risiko Perbankan (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), 23.

19
pembiayaan yang telah disepakati sebelumnya. Yang
termasuk dalam pihak ketiga ini adalah mundharib,
suplier serta mitra pada akad musyarakah. Risiko ini
terjadi karena pihak ketiga gagal bayar pada saat jatuh
tempo atau setelah jatuh tempo dalam akad istishna’ atau
salam.
2) Risiko Investasi Ekuitas
Risiko investasi ekuitas terjadi pada bank syariah dan
jarang terjadi pada bank konvensional. Risiko ini muncul
akibat pihak ketiga tidak dapat memberikan tingkat return
(pengembalian) yang diharapkan oleh bank syariah.
Risiko ini terjadi pada akad mudharabah dan musyarakah
yang berbasis bagi hasil, risiko ini juga identik dengan
besarnya return yang dihasilkan bergantung terhadap
siklus bisnis suatu aset investasi.
3) Risiko Tingkat Pengembalian
Risiko tingkat pengembalian pada bank syariah terjadi
karena adanya tingkat kenaikan return yang diharapkan
oleh para investor yang diakibatkan oleh peningkatan
return dari instrumen investasi yang dijadikan benchmark
(patokan atau tolak ukur). Risiko ini tergantung pada
besarnya perolehan keuntungan yang didaptkan dari aset
investasi bank syariah. Bank syariah akan mengalami
risiko ini apabila tingkat pengembalian benchmark lebih
tinggi daripada tingkat pengembalian yang diterima dari
aktivitas investasi. Biasanya risiko ini terjadi pada produk
penghimpunan dana dengan akad mudharabah.19
2. Manajemen Risiko Pembiayaan
a. Risiko Pembiayaan

19
Dewi Hanggraeni, Manajemen Risiko Pembiayaan Syariah (Bogor: IPB Press, 2019), 135.

20
Risiko pembiayaan dapat terjadi karena bank tidak dapat
menerima kembali margin atau bagi hasil atau cicilan pokok dan
atau sewa dari pemberian pembiayaan kepada nasabah atau sebab
melakukan investasi. Salah satu faktor utama munculnya risiko
pembiayaan yaitu karena pihak bank yang sangat mudah
memberikan pembiayaan kepada nasabah, sehingga kurangnya
ketelitian pada proses analisis atau penilaian pembiayaan terhadap
nasabah, atau juga dapat terjadi karena bank yang terlalu dituntut
melakukan investasi karena kelebihan dana, yang dapat
memungkinkan dapat mengakibatkan kerugian pada bank karena
risiko yang muncul.20
b. Analisis Pembiayaan
Dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah, Veithzal
Rivai dkk mengutip dari salah satu judul buku menyatakan bahwa
sebelum memberikan pembiayaan harus memenuhi beberapa
persyaratan terlebih dahulu yaitu dengan prinsip yang dikenal
dengan 5C’S, keenam prinsip tersebut yaitu sebagai berikut:
1) Character
Character merupakan gambaran dari watak atau sifat seorang
calon nasabah, baik secara pribadi maupun secara sosial.
Menilai karakter dari calon nasabah berguna untuk mengetahui
seberapa besar iktikad atau kemauan calon nasabah dalam
memenuhi kewajibannya. Walaupun calon nasabah mampu
membayar utangnya, namun calon nasabah tidak memiliki
iktikad baik maka akan mempersulit pihak bank. Cara menilai
tentang karakter calon nasabah dapat dilakukan dengan upaya
sebagai berikut:
i. Menganalisis riwayat hidup calon nasabah.
ii. Meneliti calon nasabah terkait reputasi di lingkungan
usahanya.

20
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, 220.

21
iii. Mengecek informasi antar bank satu dengan yang lainnya.
iv. Mencari informasi terkait apakah calon nasabah suka
berfoya-foya.
2) Capacity
Capacity merupakan analisis terhadap kemampuan calon
nasabah dalam menjalankan suatu usahanya yang bertujuan
untuk memperoleh penghasilan. Penilaian ini berguna untuk
mengetahui penghasilan yang diperoleh calon nasabah dari
usahanya, guna untuk memantau sejauh mana calon nasabah
mampu mengembalikan utang-utangnya secara tepat waktu.
3) Capital
Capital adalah menganalisis jumlah dana pribadi yang dimiliki
oleh calon nasabah, apabila jumlah modal sendiri dari calon
nasabah semakin besar maka bank akan lebih percaya terhadap
kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya.
4) Collateral
Collateral adalah jaminan atau barang agunan yang digunakan
oleh calon nasabah dalam proses pemberian pembiayaan.
Barang agunan yang digunakan oleh calon nasabah harus
memiliki nilai lebih tinggi daripada jumlah pembiayaan yang
diberikan. Jaminan yang akan digunakan harus diteliti
keabsahannya seperti jenis, bukti kepemilikan serta status
hukumnya agar tidak terjadi masalah disuatu saat.
5) Condition of Economic
Condition of Economic adalah kondisi yang dapat
mempengaruhi perekonomian calon nasabah dan yang
memungkinkan dapat mempengaruhi kelancaran bisnis atau
usahanya, baik secara ekonomi, politik, sosial dan budaya.
6) Contraints
Contraints adalah kendala atau hambatan dalam
merealisasikan suatu bisnis atau usaha yang dilaksanakan pada

22
tempat-tempat tertentu. Misalnya akan mendirikan usaha
pompa bensi yang terletak disekitar area pembakaran batu bara
atau bengkel las.21
c. Proses Manajemen Risiko
Langkah-langkah dalam proses manajemen risiko menurut
Bambang Rianto (2013) adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi
Tahap awal pada manajemen risiko yaitu mengidentifikasi
risiko. Pada tahap ini risiko di identifikasi dengan cara
mengenal dan memahami risiko yang sudah terjadi maupun
risiko yang akan muncul termasuk risiko yang datang dari
perusahaan terkait lainnya. Pada proses identifikasi risiko
paling tidak melihat dari karakteristik risiko yang pernah
terjadi pada perbankan.
2. Pengukuran
Proses selanjutnya setelah analisis identifikasi risiko yaitu
pengukuran risiko. Pengukuran risiko dilakukan untuk
memperkirakan risiko yang muncul pada aktivitas perbankan
serta untuk mempertimbangkan penerapan manajemen risiko
yang akan digunakan secara tepat.
3. Pemantuan
Proses selanjutnya yaitu pemantuan risiko. Pemantauan risiko
dapat dilaksanakan dengan cara mengevaluasi pengukuran
risiko yang ada pada aktivitas perbankan dan pada proses
manajemen risiko. Bank dapat menyiapkan berbagai prosedur
dan sistem yang tepat untuk mencegah munculnya kendala
pada proses pemantuan risiko.
4. Pengendalian
Setelah mengevaluasi pengukuran risiko maka langkah
selanjutnya yaitu proses pengendalian risiko terhadap produk

21
Buchari Alma, Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, 278.

23
dan aktivitas pada bank. Dalam proses pengendalian risiko,
cara yang digunakan harus terlebih dahulu melihat besarnya
potensi kerugian bank dan manfaat yang diperoleh, selain itu
juga harus melihat biaya yang dikeluarkan.22

d. Manajemen Risiko Pembiayaan


Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, risiko pembiayaan
merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan nasabah
pembiayaan dalam memenuhi kewajibannya. Dalam pengelolaan
manajemen risiko pembiayaan, hal-hal yang perlu dilakukan yaitu
memperhatikan potensi kegagalan dalam pemenuhan kewajiban
nasabah pembiayaan, konsentrasi pembiayaan, penurunan kualitas
pembiayaan serta risiko-risiko yang timbul dalam aktivitas kliring
transaksi. Bank dapat menerapkan pemeriksaan secara cermat
terlebih dahulu kepada nasabah sebelum memberikan pembiayaan
yang tepat untuk calon nasabah. Bank memerlukan teknik mitigasi
risiko pembiayaan yang tepat dan tidak melanggar aturan syariah23
3. Dana Pihak Ketiga
a. Pengertian Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga (DPK) atau dapat disebut dengan dana
masyarakat menurut Kuncoro dan Suhardjo (2011) adalah dana-
dana yang dihimpun dari masyarakat perorangan ataupun dari
badan usaha yang dilakukan oleh bank dengan cara penggunaan
produk-produk simpanan pada bank. Delsy (2014) juga
memberikan definisi dana pihak ketiga yaitu dana yang dihimpun
dari masyarakat yang dapat berupa tabungan, giro dan deposito.
Dana yang telah dihimpun oleh bank tersebut kemudian dikelola
oleh bank dengan cara melakuka kredit ataupun investasi. Dana

22
Murtadi Awaluddin, Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKMS) (Makassar: Alaudin University Press, 2020), 112.
23
Yenni Indah Septiyanti, “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Pada PT. Bank Sumut
Syariah Kantor Cabang Medan”, (Proposal, Fakultas Agama Islam, 2017), 21.

24
pihak ketiga ini merupakan unsur yang penting dalam suatu bank,
karena apabila jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun
oleh bank secara maksimal atau jumlahnya yang semakin besar
maka akan dapat memperbesar profitabilitas bank.24
Jadi dana pihak ketiga dapat diartikan sebagai dana yang
berasal dari masyarakat yang dihimpun oleh bank untuk kemudian
dikelola kembali menjadi aset produktif bank seperti pembiayaan
maupun investasi dengan tujuan untuk memperoleh laba.
b. Sumber-Sumber Dana Pihak Ketiga
Dari pengertian di atas DPK (Dana Pihak Ketiga) merupakan
dana yang dihimpun dari masyarakat yang berupa simpanan dan
atau investasi. Dana tersebut diperoleh bank dengan menggunakan
produk simpanan tabungan, simpanan giro dan simpanan deposito.
Dana yang paling besar diperoleh bank yaitu dalam bentuk
simpanan, berikut bentu-bentuk dari dana simpanan bank syariah:
1) Giro
Pengertian giro dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
adalah simpanan yang penarikannya bisa dilakukan sewaktu-
waktu menggunakan cek, bilyet giro, pemindahbukuan serta
sarana perintah lainnya. Sedangkan berdasarkan Undang-
Undang No. 21 Tahun 2008 giro adalah simpanan dengan akad
wadi’ah atau akad lain yang berdasarkan prinsip syariah dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan cek, bilyet
giro, pemindahbukuan serta sarana perintah lainnya.
2) Tabungan
Tabungan berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
adalah simpanan yang berdasarkan akad wadi’ah atau akan
lainnya dan berdasarkan prinsip syariah yang penarikannya

24
Ratna Dewi Sari, “Anteseden Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Di Indonesia”,
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, Vol.21 No.1 (2021), 55.

25
melalui ATM atau buku tabungan. Sama halnya dengan giro,
tabungan juga menggunakan akad wadi’ah dan mudharabah.25
3) Deposito
Deposito menurut Muhamad (2011) adalah dana dari
masyrakat yang dihimpun untuk kegunaan investasi surat-surat
berharga. Deposito dalam bank syariah menggunakan prinsip
mudharabah, antara bank dengan deposan sama-sama
menghasilkan keuntungan. Bank akan memperoleh keuntungan
melalui dana deposito nasabah yang tersimpan dalam jangka
waktu yang telah disepakati dan relatif lebih lama. Sedangkan
nasabah akan memperoleh keuntungan dari bagi hasil yang
telah disepakati26
c. Pengelolaan Dana Pihak Ketiga
Setelah bank berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK)
dari masyarakat, maka selnajutnya bank memiliki kewajiban untuk
menyalurkan dananya dalam bentuk pembiayaan, dalam hal ini
mengacu pada fungsi intermediary-nya. Dalam penyaluran
pembiayaan, bank harus memiliki strategi dari pemanfaatan dana
yang telah dihimpun dengan rencana mengalokasikan sesuai
kebijakan yang telah digariskan. Tujuan dari alokasi dana tersebut
adalah:
a) Mendapatkan nilai profitabilitas yang cukup dengan risiko
yang rendah.
b) Menjaga kepercayaan masyarakat dengan cara memperhatikan
likuiditas agara tetap dalam posisi aman.
Dalam mencapai tujuan tersebut, alokasi dana bank harus
diarahkan secara tepat supaya dapat memenuhi kebutuhan semua
nasabah. Pada dasarnya, alokasi dana bank menurut Muhamad
dibagi menjadi dua bagian penting dari aktiva, yaitu:
25
La Ode Alimusa, Manajemen Perbankan Syariah Suatu Kajian Ideologis Dan Teoritis
(Yogyakarta: Deepublish, 2020), 84.
26
Trimulato, Investasi Mudah Deposito Syariah (Surabaya: Global Aksara Pres, 2021), 58.

26
1) Aktiva yang dapat menghasilkan (Earning Assets) dan
2) Aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Assets).
Earning Assets atau aktiva yag menghasilkan merupakan aset
bank yang digunakan untuk memperoleh pendapatan bank.
Penyaluran aset ini dalam bentuk investasi yang terbagi menjadi:
a) Pembiayaan mudharabah (berdasarkan prinsip bagi hasil)
b) Pembiayaan musyarakah (berdasarkan prinsip penyertaan)
c) Pembiayaan Al-Ba’i (berdasarkan prinsip jual beli)
d) Pembiayaan ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik
(berdasarkan prinsip sewa)
e) Surat-surat berharga dan investasi lainnya.
Sedangkan aktiva yang tidak dapat menghasilkan atau Non
Earning Assets yaitu:
1) Aktiva dalam bentuk tunai atau cadangan likuiditas
2) Pinjaman dengan akad qardhul hasan
3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan investasi.27
4. Profitabilitas
Menurut Sartono (2010) profitabilitas adalah suatu kinerja
perusahaan dalam mendapatkan suatu laba yang berhubungan dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Kasmir (2015) juga
memberikan definisi rasio profitabilitas sebagai rasio untuk menilai
kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Rasio
profitabilitas juga dapat memberikan ukuran efektivitas suatu
perusahaan. Munawar (2014) berpendapat bahwa profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama
periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode
tertentu dari aktiva dan atau modal perusahaan.28

27
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, 123.
28
Eddy Irsan Siregar, Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Sub Sektor Konstruksi (Jakarta:
NEM, 2021), 27.

27
Dalam dunia perbankan, profitabilitas merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan, karena untuk memastikan keuntungan yang telah
dicapai. Dalam hal ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah ROA
(Return On Asset) karena ROA merupakan rasio yang digunakan untuk
menganalisis kemampuan perusahaan dalam mengelola dananya
sehingga menghasilkan laba. ROA dapat menggambarkan efektivitas
bagaimana manajemen bank dalam mengelola asetnya untuk
memperoleh laba. Apabila ROA menunjukkan kinerja yang besar dan
semakin baik maka suatu perusahaan tersebut telah menerapkan
manajemen dengan baik, sehingga profitabilitas perusahaan juga akan
meningkat.29
5. Manajemen Pembiayaan Syariah
Manajemen secara bahasa adalah sebuah seni mengatur dan
melaksanakan. Sedangkan pembiayaan yaitu aktivitas pendanaan yang
berupa uang dari satu pihak kepada pihak lainnya dengan tujuan
pedirian usaha dan atau investasi. Pembiayaan dalam artian sempit
biasanya digunakan dalam dunia perbankan syariah atau lembaga
keuangan mikro syariah.30
Manajemen pembiayaan syariah yaitu manajemen yang di
dalamnya berupa perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), perkoordinasian (actuating), pengontrolan (controling)
yang berlandaskan prinsip syariah, proses tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan atau planning adalah langkah awal yang dilakukan
sebelum memulai pengerjaan. Pada proses ini dilakukan
penentuan segala sesuatunya yang dibutuhkan seperti modal,
peralatan, tenaga dan lain sebagainya. Semua hal tersebut harus
29
Ni Putu Intan Puspita Dewi, Dodik Ariyanto, “Pengaruh Tingkat Efisiensi, Risiko Kredit, dan
Tingkat Penyaluran Kredit pada Profitabilitas”, Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 24
No. 2, (Agustus 2018), 1167.
30
Muhammad Lathief Ilhamy N., Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Sumatera: FEBI UIN-
SU Press, 2018), 1.

28
direncanakan dengan efektiv, selain itu juga harus
mempersiapkan input dan outputnya. Dalam hal ini dijelaskan
sesuai dalam QS. Al-Hasyr ayat 18.
b) Pengorganisasia (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses pengelompokkan kerja untuk
digerakkan sebagai kesatuan yang sudah direncanakan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Unsur dari
pengorganisasian ini adalah pemberian tugas, dimana tugas
tersebut telah disesuaikan dengan bidangnya masing-masing. Hal
ini juga tertuang dalam QS. Al-Baqarah ayat 286.
c) Pengkoordinasian (Actuating)
Pengkoordinasian adalah proses pemberian perintah dari
pimpinan serta pelaksanaan tugas-tugas yang telah
dikelompakkan. Dalam pengkoordinasian hal yang penting di
dalamnya yaitu adanya sebuah bimbingan, arahan dan
penggerakan. Actuating merupakan inti dari proses manajemen
dalam mencapai hasil yang telah direncanakan. Dalam hal ini
diterangkan dalam QS. Al-Kahf ayat 2.
d) Pengontrolan (Controling)
Pengontrolan dilakukan untuk meneliti dan memeriksa dari
pelaksanaan tugas-tugas. Hal ini dilaksanakan agar tidak terjadi
penyimpangan atau kesalahan dalam proses pelaksanaan.
Pengontrolan dalam pembiayaan sangat diperlukan, karena ada
tanggungjawab dari dana pihak ketiga untuk kemudian disalurkan
kembali kepada pihak yang membutuhkan. Hal ini berlandaskan
QS. Al-Mujadalah ayat 7.31
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

31
Sunarji Harahap, “Implementasi Manajemen Syariah Dalam Fungsi-Fungsi Manajemen”, Jurnal
At-Tawassuth, Vol.2 No.1 (2017), 219.

29
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuannya tidak dapat
dihasilkan dengan cara statistik atau dengan prosedur pengukuran. 32
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu pemahaman
yang mendalam mengenai suatu kasus atau peristiwa yang terjadi dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran kasus yang diteliti. 33 Dalam
pemaparan data, penelitian kualitatif menggunakan rangkaian kata dan
gambaran sehingga akan menghasilkan sebuah teori.
Pemilihan menggunakan kualitatif karena dengan menggunakan
metode kualitatif dapat lebih memahami dan menemukan sebuah
fonomena yang terkadang sesuatu tersebut sulit untuk dipahami secara
memuaskan.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sebagai pengumpul data di
lapangan secara langsung. Kehadiran peneliti juga menjadi tolak ukur
keberhasilan suatu penelitian. Peneliti dengan informan terlibat secara
langsung dan peneliti sebagai pengamat penuh.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan pada penelitian ini di BMT UGT Nusantara
Cabang Jombang yang beralamatkan di Jl. KH Mimbar No. 105
Sambong Dukuh Kecamatan/Kabupaten Jombang.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung di
tempat lokasi penelitian.34 Dalam penelitian ini data primer yang
diperoleh dengan cara wawancara secara langsung dengan staf
BMT UGT Nusantara Cabang Jombang.
32
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2019), 21.
33
Muhammad Ramdhan, Metode Penelitian (Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2021), 7.
34
Samsu, Metode Penelitian (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods,
serta Research&Development), (Jambi: PUSAKA, 2017), 94.

30
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku, jurnal,
artikel, majalah dan dokumen-dokumen lainnya.35 Dalam hal ini
data sekunder didapatkan dari buku, jurnal, media, brosur BMT
Nusantara dan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
peneliti harus melakukan langsung ke lokasi untuk mengamati
hal-hal yang bersangkutan dengan tempat, peristiwa, kegiatan dan
tujuan.36 Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan secara
langsung di BMT UGT Nusantara Cabang Jombang untuk
mengetahui hal yang bersangkutan dengan penelitian.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan percakapan secara langsung dengan narasumber
dengan tujuan memperoleh informasi yang berkaitan.37 Peneliti
melakukan wawancara dengan staf di BMT UGT Nusantara
Cabang Jombang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
diperoleh dari sumber-sumber tertulis seperti buku, majalah,
artikel, jurnal dan dokumen lainnya.38 Peneliti menggunakan
dokumentasi yang berhubungan dengan penelitia di BMT UGT
Nusantara.
6. Pengecekan Keabsahan Data

35
Ibid., 95.
36
Mamik, Metodologi Kualitatif (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), 105.
37
Ibid., 108.
38
Ibid., 115.

31
Untuk mengecek kebenaran data dari penelitian ini maka
digunakan cara berikut:
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Dalam hal ini, peneliti melakukan perpanjangan pengamatannya
di lokasi. Waktu yang digunakan tidak singkat, namun
membutuhkan waktu yang tambahan atau lebih lama guna data
yang diperoleh akurat.
b. Ketekunan Pengamat
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memiliki kegigihan
dalam mendapatkan data-data serta memahami secara mendalam
data yang telah diperoleh. Dengan demikian, peneliti tersebut
bersungguh-sungguh menggali informasi dan menjelaskannya.
c. Triangulasi
Triangulasi merupakan metode pengujian yang dilakukan dengan
cara menggabungkan metode satu dengan lainnya dalam
menganalisis data.39 Dalam hal ini, peneliti membandingkan hasil
pengamatan dengan hasil wawancara.
7. Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Sugiono (2017) adalah sebuah
proses dalam menyusun penelitian secara sistematis dari data-data
yang telah dikumpulkan dari wawancara, catatan dan dokumentasi di
lapangan. Data disesuaikan dengan kategori dan dikaji dalam unit-unit
serta memilih hal-hal yang penting dan kemudian menarik kesimpulan
agar dapat dipahami oleh orang lain maupun diri sendiri. 40 Sehingga
dalam penelitian ini menggunakan analisis data menurut Milles dan
Huberman.
a. Reduksi Data

39
Helaluddi, Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori & Praktik
(Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makasaar, 2019), 134-135.
40
Umrati, Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian Pendidikan
(Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar, 2020), 85.

32
Setelah data dikumpulkan dari lapangan dan sumber-sumber
lainnya, kemudian data direduksi atau merangkum dan memilih
hal-hal yang penting/pokok serta mencari polanya.
b. Penyajian Data (Display Data)
Setelah mereduksi data, kemudian data disajikan dengan cara
menguraikan secara singkat dan jelas dalam bentuk naratif atau
bagan dan sejenisnya.
c. Penarikan Kesimpulan
Setelah melakuka penyajian data, tahap terakhir yaitu menarik
kesimpulan dan verifikasi. Pada penelitian kualitatif, kesimpulan
merupakan suatu temuan baru dan sebelumnya belum ada.41

8. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Tahap Pra-lapangan
Sebelum menuju lokasi penelitian, peneliti menyiapkan beberapa
dokumn yang diperlukan seperti surat perizinan penelitian.
b. Tahap Lapangan
Pada saat terjun ke lapangan peneliti mengumpulkan data-data
yang berhubungan dengan fokus penilitian.
c. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini, setelah memperoleh data maka peneliti
menglompokkan data, mengecek keabsahan data hingga menarik
kesimpulan.
d. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun hasil penelitian yang kemdian di
konsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan saran
dan perbaikan.
H. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN

41
Ibid., 89.

33
Berisi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan telaah pustaka.
BAB II LANDASAN
Berisi landasan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi
penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengecekan
keabsahan data, teknik analisis data dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi paparan data dan temuan penelitian

BAB V PEMBAHASAN
Berisi pembahasan tentang peran penerapan manajemen risiko
pembiayaan dan pengelolaan dana pihak ketiga dalam meningkatkan
profitabilias ditinjau dari perspektif manajemen pembiayaan syariah di
BMT UGT Nusantara Cabang Jombang.
BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan, saran dan daftar pustaka.
I. Daftar Pustaka

A, Minarni, dkk. Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000. Bandung: CV Media


Sains Indonesia, 2022.

Ajija, Shochrul Rohmatul, dkk. Koperasi BMT (Teori, Aplikasi dan Inovasi).
Karanganyar: CV Inti Media Komunika, 2018.

Alimusa, La Ode. Manajemen Perbankan Syariah Suatu Kajian Ideologis Dan


Teoritis. Yogyakarta: Deepublish, 2020.

Alma, Buchari, Donni Juni Priansa. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung:


Alfabeta, 2016.

Andrianto, M. Anang Firmansyah. Manajemen Bank Syariah. Surabaya: CV


Penerbit Qiara Media, 2019.

34
Aprianto, Iwan, dkk. Etika & Konsep Manajemen Bisinis Islam. Yogyakarta:
Deepublish, 2020.

Awaluddin, Murtadi. Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Lembaga


Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Makassar: Alaudin University
Press, 2020.

Brosur BMT UGT Nusantara Cabang Jombang.

Dewi, Ni Putu Intan Puspita, Dodik Ariyanto. “Pengaruh Tingkat Efisiensi, Risiko
Kredit, dan Tingkat Penyaluran Kredit pada Profitabilitas”. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 24 No. 2, (Agustus 2018).

Divisi Keuangan Mikro Syariah, Direktorat Keuangan Inklusi Dana Sosial


Keagamaan dan Keuangan Mikro Syariah, Komite Nasional
Keuangan Syariah (KNKS). Strategi Pengembangan Keuangan Mikro
Syariah Di Indonesia. Jakarta: Komite Nasional Keuangan Syariah
(KNKS), 2019.

Fahmi,Irham. Manajemen Risiko Teori, Kasus dan Teori. Bandung: Alfabeta,


2013.

Hanggraeni, Dewi. Manajemen Risiko Pembiayaan Syariah. Bogor: IPB Press,


2019.

Harahap, Sunarji. “Implementasi Manajamen Syariah Dalam Fungsi-Fungsi


Manajemen”, Jurnal At-Tawassuth, Vol. 2 No. 1 (2017).

Harahap, Sunarji. “Implementasi Manajemen Syariah Dalam Fungsi-Fungsi


Manajemen”. Jurnal At-Tawassuth, Vol.2 No.1 (2017).

Helaluddi, Hengki Wijaya. Analisis Data Kualitatif Sebuah Tinjauan Teori &
Praktik. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makasaar, 2019.

Madania, Zahara. “Implementasi Pembiayaan Murabahah Dalam Meningkatkan


Pendapatan Pedangan Anggota BMT Ditinjau Dari Perspektif
Ekonomi Islam (Studi Kasus di BMTNU Ngasem Cabang Kepohbaru
Bojonegoro)”. Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Kediri, 2021.

Mamik. Metodologi Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015.

Muhamad. Manajemen Dana Bank Syariah. Depok: Rajawali Pers, 2014.

N., Muhammad Lathief Ilhamy.Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Sumatera:


FEBI UIN-SU Press, 2018.

35
Nurhalisah. “Strategi Pengelolaan Dana Pihak Ketiga Dalam Meningkatkan
Profitabilitas BMT Nurul Iman Bungi (Analisis Manajemen Syariah)”.
Skripsi Sarjana, IAIN Parepare, Parepare, 2020.

Rahmawati, Nur Ika. “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Dan Risiko


Operasional Sebagai Upaya Meningkatkan Profitabilitas Pada Bank
Syariah Mandiri KCP Tulungagung”. Skripsi Sarjana, IAIN
Tulungagung, Tulungagung, 2020.

Ramdhan,Muhammad. Metode Penelitian. Surabaya: Cipta Media Nusantara,


2021.

Samsu. Metode Penelitian (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif,


Mixed Methods, serta Research&Development). Jambi: PUSAKA,
2017.

Sari, Ratna Dewi. “Anteseden Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Di
Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, Vol.21 No.1 (2021).

Septiyanti, Yenni Indah. “Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Pada PT.


Bank Sumut Syariah Kantor Cabang Medan”. Proposal, Fakultas
Agama Islam, 2017.

Setiawan, Firman. Buku Ajar Lembaga keuangan Syariah Non Bank. Pamekasan:
Duta Media, 2017.

Setiobudi, Dian, “Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Dan Pengelolaan Dana


Pihak Ketiga Dalam Meningkatkan Profitabilitas BMT UGT Sidogiri
Cabang Lodoyo”. Skripsi Sarjana, IAIN Tulungagung, Tulungagung,
2017.

Siregar, Eddy Irsan. Kinerja Keuangan Terhadap Profitabilitas Sub Sektor


Konstruksi. Jakarta: NEM, 2021.

Sudarmanto, Eko dkk. Manajemen Risiko Perbankan. Medan: Yayasan Kita


Menulis, 2021.

Sujarweni,V. Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press, 2019.

Trimulato. Investasi Mudah Deposito Syariah. Surabaya: Global Aksara Pres,


2021.

Umrati, Hengki Wijaya. Analisis Data Kualitatif Teori Konsep Dalam Penelitian
Pendidikan. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar,
2020.

36
Wahyuni, Eka Debby. “Manajemen Risiko Penyaluran Zakat Infak dan Shadaqah
Di Laznas Yatim Mandiri Jombang Dalam Perspektif Manajemen
Risiko Islam”. Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Kediri, 2021.

37

Anda mungkin juga menyukai