Bandung
3Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati,
Bandung
4Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati,
Bandung
5Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati,
Bandung
6Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati,
Bandung
*Email : rizalfathurrohman07@gmail.com
Syergi2407@gmail.com
stkomala30@gmail.com
riskaratnadewi18@gmail.com
ABSTRAK
BMT (Baitul Maal Wattamwil) merupakan salah satu lembaga keuangan
yang berdasarkan sistem syariah yang kegiatannya menerima dana dari
masyarakat yang mengalami kelebihan dana dan menyalurkan kembali dalam
bentuk pembiayaan. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui prosedur
pemberian pembiayaan pada BMT Al-Muaawanah Bringin. Dalam penelitian ini
dijelaskan mengenai prosedur pemberian pembiayaan yang diterapkan sejak
berdirinya BMTA Al-Mu’awaanah Bringin sampai sekarang. Metode penelitian ini
menggunakan metode kualitatif,yaitu penelitian yang menggunakan observasi
serta pengamatan sebuah objek. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
produk pembiayaan yang ada di Al-Muaawanah Bringin sudah baik meskipun
masih ada sedikit kekurangan.
ABSTRACT
Diterima: Bulan Tahun. Disetujui: Bulan Tahun. Dipublikasikan: Bulan Tahun 1
Rizal Fathurrohman, Syergi Dziasyafiq, Siti Komala, Riska R Dewi, Wahyudi Ramadhan
BMT (Baitul Maal Wattamwil) is a financial institution based on the sharia system whose
activities receive funds from people who experience excess funds and channel it back in form of
financing. This writing aims to find out the procedure for providing financing to BMT Al-
Muaawanah Bringin. In this study, it is explained about the procedure for providing financing
that has been implemented since the establishment of BMTA Al-Mu'awaanah Bringin until
now. This research method uses qualitative methods, namely research that uses observation and
observation of an object. The results of this study indicate that the financing products at Al-
Muaawanah Bringin are good even though there are still some deficiencies.
PENDAHULUAN
Baitul Maal Wa Tamwil atau BMT adalah salah satu lembaga keuangan
yang sistem operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam kegiatan
operasionalnya BMT mempunyai berbagai macam jenis produk pengumpulan
dana (funding) dan pengeluaran dana (financing). Kegiatan penghimpunan dana
merupakan kegiatan lembaga dalam mendapatkan dana baik yang berasal dari
pemilik, internal lembaga maupun dari masyarakat dalam bentuk mobilisasi dana
masyarakat atau dana pihak ketiga. Sedangkan kegiatan penyaluran dana atau
pembiayaan merupakan kegiatan BMT dalam memanfaatkan dan menyalurkan
dana masyarakat yang telah terkumpul ke dalam sektor-sektor yang diperbolehkan
menurut syariah Isalam. (Nabhan, 2007)
2 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Metode Pemberian Pembiayaan Pada BMT Al-Muaawanah Bringin
LANDASAN TEORITIS
Baitul Maal Wat at Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu
adalah lembaga keuangan mikro yang beroperasi kan dengan prinsip bagi hasil,
menumbuh-kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat
dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas
prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh mayarakat setempat dengan
berlandaskan pada sistem ekonomi yang salam: keselamatan (berintikan keadilan),
kedamaian, dan kesejahteraan (Sumar'in, 2012).
Baitul Maal (Bait: Rumah, at-Tamwil: Harta) menerima titipan dana Zakat,
Infak dan Shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan
dan amanahnya. BMT didirikan dengan berasaskan pada masyarakat yang salam,
yaitu penuh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan. Prinsip dasar BMT yaitu
: Ahsan (mutu hasil kerja terbaik), Thayyiban (terindah), Ahsanu’amala
(memuaskan semua pihak), dan sesuai dengan nilai-nilai salam: keselamatan,
kedamaian, dan kesejahteraan, Barokah, artinya berdayaguna, berhasil guna,
adanya penguatan jaringan, transparan (keterbukaan), dan bertanggung jawab
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 3
Rizal Fathurrohman, Syergi Dziasyafiq, Siti Komala, Riska R Dewi, Wahyudi Ramadhan
4 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Metode Pemberian Pembiayaan Pada BMT Al-Muaawanah Bringin
pengusaha kecil. Kegiatan yang sering dilakukan oleh BMT adalah mendorong
agar masyarakat menabung di BMT serta juga membiayai kegiatan ekonomi yang
dijalankan oleh mereka. Selain kegiatan tersebut BMT juga dapat menerima dana-
dana untuk keperluan zakat, infak dan sedekah dan lalu menyalurkan kepada
pihak-pihak yang memerlukannya sesuai aturan yang ada. Sebagai satu Lembaga
keuangan syariah BMT merupakan Lembaga keuangan syariah yang memiliki sifat
yang lebih informal. Dan berbeda dengan entitas syariah lainnya yang lebih
formal, seperti bank syariah dan juga entitas pasar modal syariah.
BMT merupakan Lembaga keuangan syariah yang memiliki posisi yang
unik. Mengapa unik, karena secara legal BMT merupakan Lembaga mikro dengan
badan hukum koperasi. Meski begitu system operasional dari BMT pada dasarnya
menganut system yang sama dengan bank syariah, yaitu konsep bagi hasil. Baitul
maal dalam arti di Bahasa Indonesia adalah rumah harta. Karena berfungsi sebagai
rumah harta maka BMT berhak untuk melakukan pengelolaan atas dana zakat,
infak dan juga sedekah. Hal ini yang menjadi keunggulan dari BMT, karena bisa
memberikan pinjaman kepada kalangan masyarakat di bawah, terutama level
menengah ke bawah yang tidak memiliki persyaratan jaminan yang cukup bila
berhubungan dengan bank syariah. BMT juga memiiki konsep pinjaman kebajikan
atau dana qardh yang diambil dari dana-dana ZIS yang dikelola oleh BMT.
Dalam konsep lain, selain sebagai Baitul maal atau rumah harta, BMT juga
berfungsi sebaga baitut tamwil. Dalam Bahasa Indonesia artinya adalah rumah
pembiayaan. Dalam hal ini, pembiayan yang dilakukan oleh BMT tentunya dengan
konsep syariah, yaitu berbasis bagi hasil. Selain konsep bagi hasil. BMT juga
menyediakan pembiayaan dengan akad lain, seperti murabahah dan salam serta
ijarah. Tenntunya dengan kesadaran bahwa nasabah yang berhubungan dengan
BMT merupakan nasabah yang rata-rata berasal dari kalangan ekonomi mikro.
Profil BMT BMT Al Mu'aawanah
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Al Mu'aawanah Bringin didirikan oleh
tokoh masyarakat muslim Bringin yang mempunyai gagasan meningkatkan
perekonomian di wilayah Bringin. BMT AI Mu'aawanah Bringin muncul setelah
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) mengadakan program P3T yaitu
Proyek Penanggulangan Pekerja Terampil. BMT Al Mu'aawanah berdiri pada
tanggal 8 Agustus 1998 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Oktober 1998. BMT
Al Mu'awanah adalah unit usaha jasa keuangan syari'ah yang berbadan hukum
nomor 084/BH/KDK.III/IV/1999 tanggal 5 April 1999 didirikan oleh kurang
lebih 20 orang, dengan semboyan " Dari umat, oleh umat, untuk umat". Kegiatan
usaha BMT Al Mu'aawanah masih pada bidang simpan pinjam yang berdasarkan
6 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Metode Pemberian Pembiayaan Pada BMT Al-Muaawanah Bringin
pada prinsip syariah. BMT AI Mu'aawanah sebagai unit usaha simpan pinjam
melayani berbagai macam jenis simpanan uang, baik dalam bentuk simpanan
harian yang dapat diambil sewaktu-waktu maupun simpanan berjangka. Selain
melayani simpanan BMT Al Mu'aawanah juga melayani pembiayaan.
Visi dan Misi BMT Al Mu'aawanah
Setiap organisasi tentunya memiliki visi dan misi organisasi sebagai
landasan pergerakan dan berdirinya organisasi tersebut. Begitupun dengan BMT
Al-Mu’aawanah yang memiliki visi menjadi mitra yang handal dalam kegiatan
ekonomi umat. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka BMT Al-Mu’aawanah
memiliki misi yaitu menjalankan usaha syari'ah yang efektif, efisien, dan
transparan serta menyelenggarakan pelayanan yang handal dan prima.
Tujuan dan Sasaran BMT Al Mu'aawanah
Dibentuknya visi dan misi sebuah organisasi adalah untuk mencapai
tujuan dan sasaran oranisasi itu dibentuk. Tujuan dari didirikanya BMT Al-
Mu’aawanah adalah sebagai berikut : (1) Meningkatkan usaha ekonomi ditingkat
masyarakat menengah ke bawah sehingga mampu bekerja sama dengan semua
komponen penggerak ekonomi, baik swasta, perorangan maupun pemerintah. (2)
Memberdayakan lembaga-lembaga ekonomi dan sosial dibidang produksi,
distribusi, konsumsi, jasa dan pelayanan sosial dalam usaha pengembangan nilai-
nilai sosial ekonomi yang islami. (3) Menciptakan kader-kader usahawan yang
memiliki jiwa dan integritas terhadap pengembangan masyarakat yang masih
berada dalam taraf keterbelakangan.
Adapun sasaran pengembangan BMT A1 Mu'aawanah Bringin yaitu : (1)
Terciptanya lembaga ekonomi yang mampu menjadi motor penggerak
perekonomian baik berupa lembaga produksi, distribusi, konsumsi maupun
lembaga keuangan ditingkat masyarakat menengah ke bawah. (2) Terciptanya
struktur lembaga ekonomi yang saling sinergi untuk mengembangkan
perekonomian masyarakat menengah ke bawah. (3) Terbinanya hubungan
mobilitas dan akselerasi pembangunan masyarakat sehingga diperoleh dukungan
moral maupun materiil uang yang terwujud dalam rasa memiliki terhadap lembaga
aliran dan dari masyarakat.
Metode Pemberian Pembiayaan Pada BMT Al-Mu’aawanah
sistem imbalan atau sistem bagi hasil. Dalam pemberian pembiayaan ada beberapa
hal yang berkaitan yang perlu diuraikan yaitu pada beberapa ciri dan unsur yang
harus dipenuhi diantaranya : (a) adanya suatu penyerahan uang atau barang, yang
menimbulkan tagihan. (b) pemberian didasarkan atas adanya suatu akad perjanjian
yang saling mempercayai. (c) di dalamnya terdapat kesepakatan pelunasan uang
dan sistem margin atau bagi hasil.
8 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Metode Pemberian Pembiayaan Pada BMT Al-Muaawanah Bringin
PENUTUP
Baitul mal wat tamwil merupakan satu organisasi usaha yang bersifat
mandiri yang memiliki kegiatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan usaha
yang bersifat produktif dengan maksud untuk meningkatkan kualitas dari kegiatan
ekonomi yang dijalankan oleh para masyarakat kecil dan juga para pengusaha
kecil. Kegiatan yang sering dilakukan oleh BMT adalah mendorong agar
masyarakat menabung di BMT serta juga membiayai kegiatan ekonomi yang
dijalankan mereka. Selain kegiatan tersebut, BMT juga dapat menerima dana-dana
untuk keperluan zakat, infak dan sedekah dan lalu menyalurkan kepada pihak-
pihak yang memerlukannya sesuai aturan yang ada.
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 9
Rizal Fathurrohman, Syergi Dziasyafiq, Siti Komala, Riska R Dewi, Wahyudi Ramadhan
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. (2012). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo.
Kebudayaan, D. P. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nabhan, F. (2007). Pengantar Akuntansi Bank syari'ah. Salatiga.
Pendidikan dan Kebudayaan, D. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Ridwan, M. (2004). Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil. Yogyakarta: UII PRESS.
Ridwan, M. (Pustaka SM). Konstruksi Bank syari'ah Indonesia. 2007.
Sumar'in. (2012). Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
10 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx