Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN PENERAPAN PSAK 106 PADA

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH
(Studi Kasus Pada Koperasi BMT Muamalat Kalibaru Kab.Banyuwangi)

Diyah Probowulan
Suwarno
Ahmad Rizal Habibbullah
Universitas Muhammadiyah Jember
E-mail: Rizal140795@gmail.com

Abstact: This study aims to find out how the implementation of musyarakah financing
in the Cooperative BMT Muamalat Kalibaru and analyze the suitability of the
implementation of musyarakah financing on the Cooperative BMT Muamalat Kalibaru
to PSAK 106. Type of research is descriptive qualitative, the research is intended to
describe, summarize various conditions, various situations, or various phenomena of
social reality that exist in the community that became the object of research. In this
case, the research is intended to describe how the application of musyarakah financing.
While this research aimed at Cooperative BMT Muamalat Kalibaru Banyuwangi. The
results of this study indicate that in general, the implementation of musyarakah
financing implemented by the Cooperative BMT Muamalat Kalibaru has been in
accordance with PSAK 106. But there are some things that are still not right in the
applying, that is if there is a loss not made recording and presentation of cash in
musyarakah financing should be presented as the musyarakah investment in which it is
in accordance with PSAK 106.
Keywords : Musyarakah Financing, PSAK 106, Recording and Presentation.

Abtrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pembiayaan


musyarakah pada Koperasi BMT Muamalat Kalibaru dan menganalisis kesesuaian
implementasi pembiayaan musyarakah pada Koperasi BMT Muamalat Kalibaru
terhadap PSAK 106. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, maka penelitian ini
dimaksud untuk untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai
situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi
objek penelitian. Dalam hal ini penelitian dimaksudkan untuk mendeskripsikan
bagaimana penerapan pembiayaan musyarakah. Sedangkan penelitian ini ditujukan
pada Koperasi BMT Muamalat Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara umum penerapan pembiayaan musyarakah yang diterapkan
oleh Koperasi BMT Muamalat Kalibaru telah sesuai dengan PSAK 106. Namun ada
beberapa hal yang masih belum tepat dalam penerapanya, yaitu apabila terjadi kerugian
tidak dilakukan pencatatan dan penyajian kas dalam pembiayaan musyarakah
seharusnya disajikan sebagai investasi musyarakah dimana hal tersebut yang sesuai
dengan PSAK 106.
Kata Kunci : Pembiayaan Musyarakah, Pencatatan dan Penyajian, PSAK 106.
1. PENDAHULUAN musyarakah yang ditujukan kepada
Perkembangan lembaga keuangan pengusaha mikro, kecil dan menengah
syariah di Indonesia mengalami atau ekonomi menengah kebawah.
pertumbuhan yang signifikan yaitu Dewan Syariah Nasional MUI dan
dengan ditandai lahirnya Bank PSAK Nomor 106 mendefinisikan
Muamalat pada tahun 1991 sebagai musyarakah sebagai alat kerja sama
sentral perekonomian yang berwarna antara dua pihak atau lebih untuk suatu
syariah, dengan demikian maka mulai usaha tertentu, dimana masing-masing
bermunculan lembaga-lembaga pihak memberikan kontribusi dana
keuangan syariah lain, yang ditandai dengan ketentuan bahwa keuntungan
dengan semakin tertariknya bank dibagi berdasarkan kesepakatan
konvensional untuk mendirikan bank sedangkan kerugian berdasarkan porsi
syariah. Sehingga secara tidak langsung kontribusi dana. Pihak mitra aktif
sistem ekonomi Islam telah maupun mitra pasif menyediakan dana
mendapatkan tempat dalam dunia untuk mendanai sebuah usaha tertentu,
perbankan di Indonesia. Perkembangan baik usaha yang sudah berjalan maupun
ekonomi Islam tidak hanya berfokus usaha yang baru, selanjutnya salah satu
pada tingkatan ekonomi makro saja, mitra dapat mengembalikan dana
tetapi juga telah menyentuh sektor yang tersebut dan bagi hasil yang telah
paling bawah yaitu ekonomi mikro. disepakati secara bertahap atau
Sehingga munculah lembaga keuangan angsuran dan sekaligus kepada mitra
mikro ekonomi Islam salah satunya lain. Pembiayaan musyarakah dapat
yang populer yaitu BMT (Baitul Maal berupa bentuk kas, setara kas, atau aset
wa Tamwil). nonkas.
Prioritas utama BMT yaitu Standar akuntansi yang berdasarkan
menyalurkan dana untuk pengusaha prinsip syariah merupakan kunci sukses
mikro, kecil dan menengah. Penyaluran bagi bank/lembaga keuangan syariah
dana di BMT yaitu dengan adanya untuk menjalankan kegiatanya dalam
pembiayaan baik itu yang bersifat rangka melayani masyarakat. Untuk
konsumtif dan produktif. Salah satu mengetahui pengukuran dan pengakuan
bentuk pembiayaan yang bersifat pendapatan bagi hasil yang diterapkan
produktif adalah pembiayaan oleh lembaga keuangan syariah di
Indonesia, dan penerapan pembiayaan diterima menurun jauh dari tahun
musyarakah berdasarkan PSAK Nomor sebelumnya yaitu sebesar Rp 8.999.500
106. Dalam hal ini peneliti memilih dari seluruh transaksi pembiayaan
sampel atau studi kasus pada Koperasi musyarakah.
BMT Muamalat Kalibaru sebagai salah Berdasarkan latar belakang masalah
satu Koperasi Jasa Keungan Syariah yang telah penulis kemukakan di atas
(KJKS) yang ada di kabupaten maka penulis tertarik untuk melakukan
Banyuwangi yang juga dalam usahanya penelitian dengan judul “Tinjauan
menjalankan pembiayaan musyarakah. Penerapan PSAK 106 Pada
Dalam PSAK Nomor 106 telah Pembiayaan Musyarakah (Studi
mengatur pengakuan dan pengukuran Kasus Pada Koperasi BMT
serta penyajian dan pengungkapan Muamalat Kalibaru Kab.
pembiayaan musyarakah, oleh karena Banyuwangi)”
itu kami mempertanyakan apakah
Koperasi BMT Muamalat Kalibaru 2. TINJAUAN PUSTAKA
telah melaksanakan pembiayaan 2.1 Landasan Teori
musyarakah sesuai dengan PSAK 2.1.1 Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
Nomor 106 tentang akuntansi BMT adalah kependekan dari kata
pembiayaan musyarakah. Balai Usaha Mandiri Terpadu atau
Data dari Koperasi BMT Muamalat Baitul Maal Wat Tamwil, yaitu lembaga
Kalibaru menunjukkan pendapatan bagi keungan mikro (LKM) yang beroperasi
hasil musyarakah setiap tahunya berdasarkan prinsip-prinsip syariah
mengalami penurunan yang cukup (Andri Soemitra, 2009).
signifikan dimana pada tahun 2014 Menurut (Izza, 2002) BMT terdiri
pendapatan bagi hasil musyarakah dari dua istilah yaitu :
sebesar Rp 14.572.500. Pada tahun 1. Baitul Maal adalah lembaga
2015 pendapatan bagi hasil musyarakah keuangan Islam yang usaha pokoknya
yang diterima sebesar Rp 14.318.000. adalah menerima dan menyalurkan dana
Pada tahun 2016 pendapatan bagi hasil umat Islam. Sumber dana Baitul Maal
musyarakah yang diterima sebesar Rp berasal dari zakat, infaq, shodaqoh dan
14. 127.000. Pada tahun 2017 hibah serta sumbangan lainnya.
pendapatan bagi hasil musyarakah yang
2. Baitut Tamwil adalah lembaga kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai
keuangan Islam yang usaha pokoknya dengan nilai-nilai Islam.
adalah menghimpun dana dari pihak Tujuan Pembiayaan menurut
ketiga (deposan) dan memberikan Muhammad (dalam Rachmadi,
pembiayaan pada usaha-usaha produktif 2012:18) secara umum dibedakan
dengan imbalan bagi hasil. menjadi dua kelompok yaitu:
1. Pembiayaan tingkat makro
2.1.2 Pengertian dan Tujuan Secara makro tujuan pembiayaan
Pembiayaan yaitu untuk meningkatkan ekonomi
Pembiayaan adalah peminjaman masyarakat, tersedianya dana bagi
uang atau tagihan yang dapat peningkatan usaha, peningkatan
dipersamakan dengan itu berdasarkan produktivitas, membuka lapangan kerja
persetujuan atau kesepakatan pinjam- baru, terjadinya distribusi pendapatan.
meminjam antara bank dan pihak lain 2. Pembiayaan tingkat mikro
yang mewajibkan pihak peminjam Secara mikro tujuan pembiayaan
untuk melunasi utangnya setelah jangka yaitu untuk memaksimalkan laba,
waktu tertentu dengan jumlah bunga, meminimkan resiko, pendayagunaan
imbalan atau pembagian hasil sumber ekonomi, dan penyaluran
keuntungan (IAI, 2009: 31 paragraf 11). kelebihan dana.
Berdasarkan UU Perbankan No.
10 Tahun 1998, (dalam Ismail, 2013, 2.1.3 Pembiayaan Musyarakah
hal.106) pembiayaan adalah penyediaan Dewan Syariah Nasional MUI dan
uang atau tagihan yang dapat IAI dalam PSAK 106 menjelaskan
dipersamakan dengan itu, berdasarkan bahwa musyarakah sebagai akad kerja
kesepakatan antara bank dan pihak lain sama antara dua pihak atau lebih untuk
yang dibiayaai untuk mengembalikan suatu usaha tertentu, dimana masing –
uang atau tagihan tersebut serta jangka masing pihak memberikan kontribusi
waktu tersebut dengan imbalan atau dana dengan ketentuan bahwa
bagi hasil, sedangkan tujuan keuntungan dibagi berdasarkan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kesepakatan sedangkan kerugian
adalah untuk meningkatkan kesempatan berdasarkan porsi kontribusi dana, dana
tersebut meliputi kas atau aset nonkas baik mengelola sendiri atau
(yang diperkenankan oleh syariah). menunjuk pihak lain atas nama
Musyarakah adalah akad kerja mitra tersebut.
sama antara dua pihak atau lebih dalam 2. Mitra pasif adalah mitra yang
menjalankan usaha, dimana masing- tidak ikut mengelola usaha
masing pihak menyertakan modalnya musyarakah.
sesuai dengan kesepakatan, dan bagi
hasil atas usaha dibagi sesuai kontribusi 2.1.4 PSAK No 106 Akuntansi
dana atau sesuai dengan kesepakatan Pembiayaan Musyarakah
bersama (Ismail, 2013:176). Menurut PSAK nomor 106
Jenis pembiayaan musyarakah paragraf 6 menjelaskan bahwa investasi
menurut PSAK 106 paragraf 4 ada 2 musyarakah dapat diberikan dalam
jenis pembiayaan yaitu : bentuk kas, setara kas, atau aset non
1. Musyarakah permanen adalah kas. Sedangkan PSAK nomor 106
musyarakah dengan ketentuan bagian paragraf 7, karena setiap mitra tidak
dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dapat menjamin dana mitra lainnya,
dan jumlahnya tetap hingga akhir masa maka setiap mitra dapat meminta mitra
akad. lainnya untuk menyediakan jaminan
2. Musyarakah menurun atas kelalaian atau kesalahan yang
(musyarakah mutanaqisha) adalah disengaja. Beberapa hal yang
musyarakah dengan ketentuan bagian menunjukkan adanya kesalahan yang
dana salah satu mitra akan dialihkan disengaja adalah:
secara bertahap kepada mitra lainnya 1. Pelanggaran terhadap akad, antara
sehingga bagian dananya akan menurun lain, penyalahgunaan dana
dan pada akhir masa akad mitra lain investasi, manipulasi biaya dan
tersebut akan menjadi pemilik penuh pendapatan operasional; atau
usaha tersebut. 2. Pelaksanaan yang tidak sesuai
Penggolongan mitra dalam dengan prinsip syariah.
pembiayaan musyarakah menurut PSAK nomor 106 paragraf 8
PSAK 106 paragraf 4 ada 2 yaitu: menjelaskan, jika tidak terdapat
1. Mitra aktif adalah mitra yang kesepakatan antara pihak yang
mengelola usaha musyarakah, bersengketa maka kesalahan yang
disengaja harus dibuktikan berdasarkan Menurut PSAK nomor 106
keputusan institusi yang berwenang. paragraf 12, pengelola musyarakah
Berdasarkan PSAK nomor 106 mengadministrasikan transaksi usaha
paragraf 9, keuntungan usaha yang terkait dengan investasi
musyarakah dibagi diantara para mitra musyarakah yang dikelola dalam
secara proporsional sesuai dengan dana catatan akuntansi sendiri.
yang disetorkan (baik berupa kas
maupun aset non kas) atau sesuai nisbah 2.1.5 PSAK 106 Untuk Mitra Aktif
yang disepakati oleh para mitra. 1. Pada Saat Akad
Sedangkan kerugian dibebankan secara Menurut PSAK nomor 106
proporsional sesuai dengan dana yang paragraf 14, pembiayaan musyarakah
disetorkan (baik berupa kas maupun diakui pada saat penyerahan kas atau
aset non kas). asset non kas untuk usaha musyarakah.
Menurut PSAK nomor 106 Menurut PSAK nomor 106 paragraf 15,
paragraf 10, jika salah satu mitra pengukuran investasi musyarakah yaitu:
memberikan kontribusi atau nilai lebih a. Dalam bentuk kas dinilai sebesar
dari mitra lainnya dalam akad jumlah yang diserahkan, dan
musyarakah maka mitra tersebut dapat b. Dalam bentuk aset nonkas dinilai
memperoleh keuntungan lebih besar sebesar nilai wajar dan jika terdapat
untuk dirinya. Bentuk keuntungan lebih selisih antara nilai wajar dan nilai buku
tersebut dapat berupa pemberian porsi aset nonkas, maka selisih tersebut
keuntungan yang lebih besar dari porsi diakui sebagai selisih penilaian aset
dananya atau bentuk tambahan musyarakah dalam ekuitas. Selisih
keuntungan lainnnya. penilaian aset musyarakah tersebut
Menurut PSAK nomor 106 diamortisasi selama masa akad
paragraf 11, porsi jumlah bagi hasil musyarakah.
untuk para mitra ditentukan berdasarkan Menurut PSAK nomor 106
nisbah yang disepakati dari hasil usaha paragraf 16, aset nonkas musyarakah
yang diperoleh selama periode akad, yang telah dinilai sebesar nilai wajar
bukan dari jumlah investasi yang disusutkan dengan jumlah penyusutan
disalurkan. yang mencerminkan:
a. Penyusutan yang dihitung dengan selama umur ekonomis jika asset
model biaya historis; ditambah dengan tersebut tidak akan dikembalikan
b. Penyusutan atas kenaikan nilai kepada mitra pasif.
aset karena penilaian kembali saat 2. Pengakuan dan Pengukuran
penyerahan aset nonkas untuk usaha Menurut PSAK nomor 106
musyarakah. paragraf 13, untuk pertanggung jawaban
Menurut PSAK nomor 106 pengelolahan usaha musyarakah dan
paragraf 17, jika proses penilaian pada sebagai dasar penerimaan bagi hasil,
nilai wajar menghasilkan penurunan maka mitra aktif atau pihak yang
nilai aset, maka penurunan nilai ini mengelola usaha musyarakah harus
langsung diakui sebagai kerugian. Aset membuat catatan akuntansi yang
nonkas musyarakah yang telah dinilai terpisah untuk usaha musyarakah
sebesar nilai wajar disusutkan tersebut.
berdasarkan nilai wajar yang baru. 3. Selama Akad
Menurut PSAK nomor 106 Menurut PSAK nomor 106
paragraf 18, biaya yang terjadi akibat paragraf 20, bagian mitra aktif atas
akad musyarakah (misalnya, biaya studi investasi musyarakah dengan
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai pengembalian dana mitra pasif di akhir
bagian investasi musyarakah kecuali akad dinilai sebesar:
ada persetujuan dari seluruh mitra a. Jumlah kas yang diserahkan untuk
musyarakah. usaha musyarakah pada awal akad
Menurut PSAK nomor 106 dikurangi dengan kerugian (jika ada);
paragraf 19, penerimaan dana atau
musyarakah dari mitra pasif (misalnya, b. Nilai wajar aset musyarakah
bank syariah) diakui sebagai investasi nonkas pada saat penyerahan untuk
musyarakah dan di sisi lain sebagai usaha musyarakah setelah dikurangi
dana syirkah temporer sebesar: penyusutan dan kerugian (jika ada).
a. Dana dalam bentuk kas dinilai Menurut PSAK nomor 106
sebesar jumlah yang diterima; dan paragraf 21, bagian mitra aktif atas
b. Dana dalam bentuk aset non kas pembiayaan musyarakah menurun
dinilai sebesar nilai wajar dan (dengan pengembalian dana mitra pasif
disusutkan selama masa akad atau secara bertahap) dinilai sebesar jumlah
kas atau nilai wajar asset non kas yang ditanggung oleh mitra aktif atau
diserahkan untuk usaha musyarakah pengelola usaha musyarakah.
pada awal akad ditambah dengan Menurut PSAK nomor 106
jumlah dana syirkah temporer yang paragraf 26, pengakuan pendapatan
telah dikembalikan kepada mitra pasif, usaha musyarakah dalam praktik dapat
dan dikurangi kerugian (jika ada). diketahui berdasarkan laporan bagi hasil
4. Akhir Akad atas realisasi pendapatan usaha dari
Menurut PSAK nomor 106 catatan akuntansi mitra aktif atau
paragraf 22, pada saat akad diakhiri, pengelola usaha yang dilakukan secara
investasi musyarakah yang belum terpisah.
dikembalikan kepada mitra pasif diakui
2.1.6 PSAK 106 Untuk Mitra Pasif
sebagai liabilitas.
1. Pada Saat Akad
5. Pengakuan Hasil Usaha
Menurut PSAK nomor 106
Menurut PSAK nomor 106
paragraf 27, investasi musyarakah
paragraf 23, pendapatan usaha
diakui pada saat pembayaran kas atau
musyarakah yang menjadi hak mitra
penyerahan aset nonkas kepada mitra
aktif diakui sebesar haknya sesuai
aktif. Menurut PSAK nomor 106
dengan kesepakatan atas pendapatan
paragraf 28, pengukuran investasi
usaha musyarakah. Sedangkan
musyarakah:
pendapatan usaha untuk mitra pasif
a. Dalam bentuk kas dinilai sebesar
diakui sebagai hak pihak mitra pasif
jumlah yang dibayarkan; dan
atas bagi hasil dan kewajiban.
b. Dalam bentuk asset non kas
Menurut PSAK nomor 106
dinilai sebesar nilai wajar dan jika
paragraf 24, kerugian investasi
terdapat selisih antara nilai wajar dan
musyarakah diakui sesuai dengan porsi
nilai tercatat asset non kas, maka selisih
dana masing-masing mitra dan
tersebut diakui sebagai:
mengurangi nilai aset musyarakah.
1) Keuntungan tangguhan dan
Menurut PSAK nomor 106 paragraf 25,
diamortisasi selama masa akad;
jika kerugian akibat kelalaian atau
atau
kesalahan mitra aktif atau pengelola
2) Kerugian pada saat terjadinya.
usaha, maka kerugian tersebut
Menurut PSAK nomor 106
paragraf 29, investasi musyarakah
nonkas yang diukur dengan nilai wajar musyarakah pada awal akad dikurangi
aset yang diserahkan akan berkurang jumlah pengembalian dari mitra aktif
nilainya sebesar beban penyusutan atas dan kerugian (jika ada).
aset yang diserahkan, dikurangi dengan 3. Akhir Akad
amortisasi keuntungan tangguhan (jika Menurut PSAK nomor 106
ada). paragraf 33, pada saat akad diakhiri,
Menurut PSAK nomor 106 investasi musyarakah yang belum
paragraf 30, biaya yang terjadi akibat dikembalikan oleh mitra aktif diakui
akad musyarakah (misalnya, biaya studi sebagai piutang.
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai 4. Pengakuan Hasil Usaha
bagian investasi musyarakah kecuali Menurut PSAK nomor 106
ada persetujuan dari seluruh mitra. paragraf 34, pendapatan usaha investasi
2. Selama Akad musyarakah diakui sebesar bagian mitra
Menurut PSAK nomor 106 pasif sesuai kesepakatan. Sedangkan
paragraf 31, bagian mitra pasif atas kerugian investasi musyarakah diakui
investasi musyarakah dengan sesuai dengan porsi dana.
pengembalian dana mitra pasif di akhir 5. Penyajian
akad dinilai sebesar: Menurut PSAK nomor 106
a. Jumlah kas yang dibayarkan paragraf 35, mitra aktif menyajikan hal-
untuk usaha musyarakah pada awal hal sebagai berikut yang terkait dengan
akad dikurangi dengan kerugian (jika usaha musyarakah dalam laporan
ada); atau keuangan:
b. Nilai wajar aset musyarakah a. Kas atau aset nonkas yang
nonkas pada saat penyerahan untuk disisihkan oleh mitra aktif dan yang
usaha musyarakah setelah dikurangi diterima dari mitra pasif disajikan
penyusutan dan kerugian (jika ada). sebagai investasi musyarakah;
Menurut PSAK nomor 106 b. Aset musyarakah yang diterima
paragraf 32, bagian mitra pasif atas dari mitra pasif disajikan sebagai unsur
investasi musyarakah menurun (dengan dana syirkah temporer untuk;
pengembalian dana mitra pasif secara c. Selisih penilaian aset musyarakah,
bertahap) dinilai sebesar jumlah kas bila ada, disajikan sebagai unsur
yang dibayarkan untuk usaha ekuitas.
Menurut PSAK nomor 106 musyarakah berdasarkan PSAK 106
paragraf 36, mitra pasif menyajikan hal- telah banyak ditulis oleh peneliti
hal sebagai berikut yang terkait dengan lainnya, salah satunya penelitian yang
usaha musyarakah dalam laporan dilakukan oleh Linaria dan Aprina
keuangan: Kas atau aset nonkas yang Chintya (2017) dengan judul
diserahkan kepada mitra aktif disajikan “Penerapan PSAK No. 106 Pada
sebagai investasi musyarakah. Perlakuan Akuntansi Musyarakah Di
Keuntungan tangguhan dari selisih BMT Al-Ihsan Metro Lampung”, hasil
penilaian aset non kas yang diserahkan penelitian menunjukkan bahwa BMT
pada nilai wajar disajikan sebagai pos AL-Ihsan Metro Lampung dalam
lawan (contra account) dari investasi menerapkan PSAK No. 106 belum
musyarakah. sepenuhnya sesuai. Di BMT Al-Ihsan
6. Pengungkapan Metro Lampung pengakuan dan
Menurut PSAK nomor 106 pengungkapan telah sesuai namun pada
paragraf 37, mitra mengungkapkan hal- pengukuran dan penyajian kurang
hal yang terkait transaksi musyarakah, sesuai, disebabkan pada pengukuran di
tetapi tidak terbatas, pada: BMT Al-Ihsan Metro Lampung hanya
a. Isi kesepakatan utama usaha menggunakan dana dalam bentuk kas
musyarakah, seperti porsi dana, saja, sedangkan penggunaan dana dalam
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha bentuk non kas dianggap tidak efektif
musyarakah, dan lain-lain; dan terkadang menyulitkan pihak BMT
b. Pengelola usaha, jika tidak ada dalam pengelolaannya sehingga lebih
mitra aktif; dan banyak resiko yang akan ditanggung
c. Pengungkapan yang diperlukan oleh pihak BMT. Penyajian di BMT Al-
sesuai PSAK 101 tentang Penyajian Ihsan Metro Lampung belum sesuai
Laporan Keuangan Syariah. karena, pencatatan pada penyajian yang
dibuat oleh BMT terhadap mitra aktif
2.2 Penelitian Terdahulu belum sesuai dengan aturan yang
Dalam melakukan penelitian, ditetapkan dalam PSAK No. 106.
penulis bukanlah yang pertama Dikarenakan mitra aktif hanya
melakukan penelitian ini. Penelitian melakukan pencatatan secara sederhana
mengenai penerapan pembiayaan seperti pencatatan pada saat penerimaan
dana, pembayaran angsuran tiap Muamalat Kalibaru. Kemudian
bulannya, dan jumlah bagi hasil. mengklasifikasikan data-data yang
diperoleh sesuai dengan perlakuan
3. METODE PENELITIAN akuntansi mengenai pencatatan
Penelitian ini menggunakan pembiayaan musyarakah pada Koperasi
deskriptif kualitatif yang bertujuan BMT Muamalat Kalibaru. Selanjutnya
untuk menggambarkan, meringkas membandingkan pembiayaan
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau musyarakah yang diterapkan Koperasi
berbagai fenomena realitas sosial yang BMT Muamalat Kalibaru dengan PSAK
ada di masyarakat yang menjadi objek No. 106. Mengevaluasi penerapan
penelitian (Bungin, 2011). pembiayaan musyarakah Koperasi
Objek penelitian ini yaitu Koperasi BMT Muamalat Kalibaru terhadap
BMT Muamalat Kalibaru yang kesesuaian PSAK No. 106. Terakhir
beralamat di Jl.Raya Jember No.40, memberikan kesimpulan dan saran dari
Kecamatan Kalibaru, Kabupaten hasil penelitian yang dilakukan.
Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis dan sumber data yang
4.1 Gambaran Umum Koperasi BMT
digunakan dalam penelitian ini adalah
Muamalat Kalibaru
data primer dan data sekunder. Data
4.1.1 Alamat Koperasi BMT Muamalat
Primer merupakan sumber data
Kalibaru
penelitian yang diperoleh secara
Jl.Raya Jember No.40, Kecamatan
langsung dari sumber asli (tidak melalui
Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi
media perantara). Data sekunder
Provinsi Jawa Timur. Telp: (0333)
merupakan penelitian yang diperoleh
898787, seluler: 0816591713, e-mail:
peneliti secara tidak langsung melalui
muamalat98@gmail.com.
media perantara (Indrianto dan Supomo,
2009). 4.1.2 Legalitas Koperasi BMT
Teknik analisis data pada penelitian Muamalat Kalibaru
ini dimulai dengan Mengumpulkan Koperasi BMT Muamalat
kelengkapan laporan keuangan yang Kalibaru Koperasi BMT Muamalat
berkaitan dengan pembiayaan Kalibaru didirikan pada 17 November
musyarakah pada Koperasi BMT 1988. Berbadan hukum koperasi syariah
dengan nomor: 176/ BH/ kdk. 13. 11/ 1. Pada Saat Akad
IV/ 1999 ditetapkan tanggal 24 April Koperasi BMT Muamalat Kalibaru
1999. mengakui pembiayaan musyarakah
pada saat akad dengan mendebit
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Koperasi
pembiayaan musyarakah dan
BMT Muamalat Kalibaru
mengkredit kas dan biaya-biaya yang
1) Visi Koperasi BMT Muamalat
terkait pada saat pencairan pembiayaan
Kalibaru adalah meningkatkan kualitas
musyarakah, adapun jurnalnya sebagai
ibadah anggota BMT sehingga mampu
berikut:
berperan sebagai khalifah Allah.
Pembiayaan musyarakah Rp xxx,-
2) Misi Koperasi BMT Muamalat
Kas Rp xxx,-
Kalibaru adalah menerapkan prinsip
prinsip syariah dalam kegiatan Kas Rp xxx,-
ekonomi, memberdayakan pengusaha Adm. Pembiayaan Rp xxx,-
mikro, serta membina kepedulian
Biaya Cadangan resiko Rp xxx,-
aghnia kepada dhuafa'/mustadh'afin
Dalam PSAK 106 pada paragraf
secara terpola dan berkesinambungan.
terkait menjelaskan bahwa:
3) Tujuan Koperasi BMT Muamalat
Investasi musyarakah diakui pada
Kalibaru adalah untuk memajukan
saat pembayaran kas atau penyerahan
kesejahteraan anggota pada khususnya
aset nonkas kepada mitra aktif.(PSAK
dan masyarakat pada umumnya.
nomor 106 paragraf 27)
Pengukuran investasi musyarakah:
4.2 Evaluasi Penerapan Pembiayaan
a. Dalam bentuk kas dinilai sebesar
Musyarakah Pada Koperasi BMT
jumlah yang dibayarkan; dan
Muamalat Kalibaru Dengan PSAK
b. Dalam bentuk aset nonkas dinilai
106
sebesar nilai wajar dan jika terdapat
Setelah melihat penerapan
selisih antara nilai wajar dan nilai
pembiayaan musyarakah pada Koperasi
tercatat asset non kas, maka selisih
BMT Muamalat Kalibaru, maka dengan
tersebut diakui sebagai:
ini penulis dapat mengevaluasi
1) Keuntungan tangguhan dan
kesesuaianya dengan PSAK 106,
diamortisasi selama masa akad; atau
adapun pembahasanya sebagai berikut:
2) Kerugian pada saat dilakukan (jangka waktu), angsuran
terjadinya.(PSAK nomor 106 paragraf pokok dapat diangsur setiap bulan, atau
28) setiap masa panen apabila pertanian,
Investasi musyarakah nonkas yang dan bisa juga dibayarkan langsung pada
diukur dengan nilai wajar aset yang akhir akad dengan mengakumulasi
diserahkan akan berkurang nilainya angsuran pokok dan bagi hasil.
sebesar beban penyusutan atas aset Sedangkan untuk pembayaran
yang diserahkan, dikurangi dengan bagi hasil di BMT Muamalat Kalibaru
amortisasi keuntungan tangguhan (jika sudah ditentukan diawal sesuai
ada).(PSAK nomor 106 paragraf 29) kesepakatan antara BMT Muamalat dan
Biaya yang terjadi akibat akad nasabah/calon nasabah. Pencatatan yang
musyarakah (misalnya, biaya studi dilakukan BMT Muamalat Kalibaru
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai sebagai berikut:
bagian investasi musyarakah kecuali Kas Rp xxx,-
ada persetujuan dari seluruh Pembiayaan musyarakah Rp xxx,-
mitra.(PSAK nomor 106 paragraf 30) Bagi hasil musyarakah Rp xxx,-
Jika dilihat penerapan pembiayaan Dalam PSAK 106 pada paragraf
musyarakah pada BMT Muamalat terkait menjelaskan bahwa:
Kalibaru, terkait pada saat akad Bagian mitra pasif atas investasi
pencatatanya telah sesuai dengan PSAK musyarakah dengan pengembalian
106, karena BMT Muamalat Kalibaru dana mitra pasif di akhir akad dinilai
sebelumnya telah menjelaskan dan sebesar:
menyepakati biaya-biaya terkait 1) Jumlah kas yang dibayarkan untuk
pembiayaan musyarakah dengan usaha musyarakah pada awal akad
nasabah. dikurangi dengan kerugian (jika ada);
atau
2. Selama Akad
2) Nilai wajar aset musyarakah
a. Pembayaran angsuran pokok dan
nonkas pada saat penyerahan untuk
bagi hasil
usaha musyarakah setelah dikurangi
Penentuan pembayaran angsuran
penyusutan dan kerugian (jika
pokok di BMT Muamalat Kalibaru
ada).(PSAK nomor 106 paragraf 31)
dibayarkan sesuai kesepakatan berapa
lama pembiayaan musyarakah
Pendapatan usaha investasi usaha yang sama atau untuk usaha lain
musyarakah diakui sebesar bagian sampai kerugian tertutupi.
mitra pasif sesuai kesepakatan. Pada PSAK 106 dalam paragraf
Sedangkan kerugian investasi terkait menjelaskan:
musyarakah diakui sesuai dengan porsi Kerugian investasi musyarakah
dana.(PSAK nomor 106 paragraf 34) diakui sesuai dengan porsi dana
Jika dilihat penerapan pembiayaan masing-masing mitra dan mengurangi
musyarakah pada BMT Muamalat nilai aset musyarakah.(PSAK nomor
Kalibaru, terkait pembayaran angsuran 106 paragraf 24)
pokok dan bagi hasil pembiayaan Jika kerugian akibat kelalaian atau
musyarakah telah sesuai dengan PSAK kesalahan mitra aktif atau pengelola
106. usaha, maka kerugian tersebut
ditanggung oleh mitra aktif atau
b. Kerugian
pengelola usaha musyarakah.(PSAK
Apabila terjadi kerugian BMT
nomor 106 paragraf 25)
Muamalat Kalibaru tidak tidak
Penerapan pembiayaan musyarakah
melakukan pencatatan. Jika kerugian
pada BMT Muamalat Kalibaru telah
terjadi karena kesalahan nasabah maka
sesuai dengan PSAK 106, akan tetapi
kerugian akan ditanggung oleh nasabah
seharusnya BMT Muamalat Kalibaru
dan apabila kerugian karena bencana
melakukan pencatatan setiap ada
alam atau hal yang tak terduga maka
kerugian dengan jurnal:
kerugian tersebut dibagi sesuai porsi
 Db. Kerugian musyarakah xxx
dana dan BMT Muamalat Kalibaru akan
Kr. Penyisihan kerugian
mengakumulasi ke angsuran berikutnya
investasi musyarakah xxx
dengan mengurangi bagi hasil yang
2. Akhir Akad
BMT Muamalat Kalibaru terima.
BMT Muamalat Kalibaru mengakui
Apabila kesepakatan pembayaran
pelunasan pada akhir pembiayaan
angsuran pokok dan bagi hasil langsung
setelah menerima kas dari nasabah
di akhir akad maka, jika terjadi kerugian
sebagai pengembalian pokok pinjaman
pihak BMT Muamalat Kalibaru akan
dan mengakui sebagai piutang apabila
terus mendukung nasabah dengan
pada saat jatuh tempo pokok pinjaman
menawarkan tambahan modal
belum dikembalikan atau belum
(pembiayaan musyarakah) baik untuk
sepenuhnya dibayar oleh nasabah Pembiayaan musyarakah yang
dengan menambah waktu jatuh tempo. diberikan disajikan dalam laporan
Hal ini telah sesuai dengan PSAK 106 keuangan BMT Muamalat Kalibaru di
dimana pada paragraf terkait neraca pada sisi aktiva, komponen
menjelaskan: neraca sebesar tagihan BMT Muamalat
Pada saat akad diakhiri, investasi Kalibaru kepada nasabah, untuk bagi
musyarakah yang belum dikembalikan hasil disajikan dalam laporan laba rugi
oleh mitra aktif diakui sebagai dalam kelompok pendapatan.
piutang.(PSAK nomor 106 paragraf 33) Sedangkan untuk biaya administrasi
3. Pengakuan Hasil Usaha disajikan di laba rugi pada kelompok
Penentuan bagi hasil di BMT pendapatan sebagai pendapatan
Muamalat Kalibaru telah ditentukan di administrasi, untuk biaya cadangan
awal akad sesuai kesepakatan dengan kerugian disajikan dalam neraca pada
nasabah yang melakukan pembiayaan posisi aktiva sebagai cadangan kerugian
musyarakah di BMT Muamalat pembiayaan untuk pengurang aktiva
Kalibaru. Hal ini telah sesuai dengan lancar.
PSAK 106 dimana pada paragraf terkait Penerapan pembiayaan musyarakah
menyatakan: di BMT Muamalat Kalibaru terkait
Pendapatan usaha investasi pengakuan telah sesuai dengan PSAK
musyarakah diakui sebesar bagian 106 yang menyatakan pada paragraf
mitra pasif sesuai kesepakatan. terkait sebagai berikut:
Sedangkan kerugian investasi Mitra mengungkapkan hal-hal yang
musyarakah diakui sesuai dengan porsi terkait transaksi musyarakah, tetapi
dana.(PSAK nomor 106 paragraf 34) tidak terbatas, pada:
4. Penyajian dan Pengungkapan 1) Isi kesepakatan utama usaha
BMT Muamalat Kalibaru sekalu musyarakah, seperti porsi dana,
mitra pasif menyajikan transaksi yang pembagian hasil usaha, aktivitas usaha
berhubungan dengan kas, baik pada saat musyarakah, dan lain-lain;
penyerahan kas, saat pembayaran 2) Pengelola usaha, jika tidak ada
angsuran pokok dan bagi hasil sebagi mitra aktif; dan
pembiayaan musyarakah. 3) Pengungkapan yang diperlukan
sesuai PSAK 101 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Syariah.(PSAK pada nilai wajar disajikan sebagai pos
nomor 106 paragraf 37) lawan (contra account) dari investasi
Sedangkan penerapan pembiayaan musyarakah.(PSAK nomor 106 paragraf
musyarakah di BMT Muamalat 36)
Kalibaru terkait penyajiannya tidak 5. Nasabah atau Mitra
sesuai dengan PSAK 106, pada BMT Berdasarkan hasil wawancara
Muamalat Kalibaru kas atau aset nonkas dengan salah seorang nasabah yang
disajikan sebagai pembiayaan bernama bapak Eka Nugrahadi, beliau
musyarakah,sedangkan pada PSAK 106 menyatakan bahwa pembiayaan
paragraf terkait menyatakan: musyarakah di BMT Muamalat
Mitra aktif menyajikan hal-hal Kalibaru sebagai mitra aktif diharuskan
sebagai berikut yang terkait dengan membuat catatan setiap transaksi yang
usaha musyarakah dalam laporan terkait dengan usaha yang dijalankan.
keuangan: Pencatatan yang beliau lakukan berupa
1) Kas atau aset nonkas yang pemasukan dan pengeluaran yang
disisihkan oleh mitra aktif dan yang digunakan untuk usahanya tersebut
diterima dari mitra pasif disajikan sehingga dapat mengetahui berapa laba
sebagai investasi musyarakah; yang dihasilkan.
2) Aset musyarakah yang diterima Berdasarkan keterangan dari
dari mitra pasif disajikan sebagai unsur nasabah/mitra aktif, maka hal ini telah
dana syirkah temporer untuk; sesuai dengan PSAK 106. Pada paragraf
3) Selisih penilaian aset musyarakah, terkait yang menyatakan:
bila ada, disajikan sebagai unsur Untuk pertanggung jawaban
ekuitas.(PSAK nomor 106 paragraf 35) pengelolahan usaha musyarakah dan
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai dasar penerimaan bagi hasil,
sebagai berikut yang terkait dengan maka mitra aktif atau pihak yang
usaha musyarakah dalam laporan mengelola usaha musyarakah harus
keuangan: Kas atau aset nonkas yang membuat catatan akuntansi yang
diserahkan kepada mitra aktif disajikan terpisah untuk usaha musyarakah
sebagai investasi musyarakah. tersebut.(PSAK nomor 106 paragraf 13)
Keuntungan tangguhan dari selisih
penilaian aset nonkas yang diserahkan
Tabel 1. Pencatatan Transaksi Pembiayaan Musyarakah Koperasi BMT Muamalat
Kalibaru

Sumber: Data diolah dari Koperasi BMT Muamalat Kalibaru

Sumber: Data diolah dari Koperasi BMT Muamalat Kalibaru


Gambar 1. Prosedur Pembiayaan Musyarakah BMT Muamalat Kalibaru
5. KESIMPULAN, akad telah sesuai dengan PSAK 106,
KETERBATASAN DAN SARAN kecuali pada saat penyajiannya masih
5.1 Kesimpulan belum sesuai dimana dalam mengakui
Berdasarkan analisa hasil penelitian kas yang disalurkan kepada
yang dilakukan pada Koperasi BMT nasabah/mitra diakui sebagai
Muamalat Kalibaru, maka kesimpulan pembiayaan musyarakah sedangkan
yang diperoleh sebagai berikut: menurut PSAK 106 paragraf 35
1. Pembiayaan musyarakah menjelaskan bahwa : Kas atau aset
merupakan salah satu jenis pembiayaan nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif
pada Koperasi BMT Muamalat dan yang diterima dari mitra pasif
Kalibaru. Dimana nisbah (bagi hasil) disajikan sebagai investasi musyarakah.
sudah ditentukan sesuai kesepakatan Jadi seharusnya koperasi BMT
dan kerugian apabila terjadi karena Muamalat koperasi menyajikan kas
kelalaian nasabah maka kerugian akan yang diberikan kepada mitra sebagai
ditanggung nasabah dan jika kerugian investasi musyarakah.
karena hal yang tidak terduga maka 3. Koperasi BMT Muamalat Kalibaru
akan dibagi sesuai porsi dana. Dalam apabila terjadi kerugian dari
pelaksanaanya pembiayaan musyarakah pembiayaan musyarakah, pihak BMT
dimulai dengan nasabah memenuhi Muamalat Kalibaru tidak melakukan
syarat-syarat untuk mengajukan pencatatan akan tetapi langsung
pembiayaan musyarakah, kemudian mengakumulasi ke pembayaran
pihak Koperasi Kalibaru akan selanjutnya. Meskipun dalam mengakui
melakukan survey verifikasi data ke kerugian telah sesuai dengan PSAK 106
nasabah dan membuat kesepakatan akan tetapi seharusnya BMT Muamalat
nisbah antara Koperasi BMT Muamalat Kalibaru melakukan pencatatan atas
Kalibaru dengan nasabah/mitra, setelah kerugian.
pembiayaan disetujui maka nasabah 4. Nasabah atau mitra aktif sebagai
akan memperoleh dana sesuai akad pengalola usaha dalam PSAK 106
yang disepakati. diharuskan membuat catatan akuntansi
2. Penerapan pembiayaan musyarakah yang terpisah untuk melaporkan atau
pada Koperasi BMT Muamalat Kalibaru mempertanggungjawabkan pengelolaan
pada saat awal akad sampai berakhirnya usaha dan sebagai dasar penerimaan
bagi hasil. Hal ini telah sesuai karena berakhirnya akad yang meliputi
nasabah/mitra aktif dari Koperasi BMT pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
Muamalat Kalibaru telah membuat pengungkapan sudah baik, tetapi masih
catatan sederhana yang digunakan untuk ada yang belum benar-benar sesuai
melaporkan perkembangan usahanya dengan PSAK 106, yaitu pada saat
kepada BMT Muamalat Kalibaru melakukan realisasi pembayaran kas
dimana catatan tersebut juga digunakan pihak BMT Muamalat Kalibaru
sebagai dasar penerimaan bagi hasil. mencatat dan menyajikan sebagai
pembiayaan musyarakah. Berdasarkan
5.2 Keterbatasan PSAK 106 paragraf 35 realisasi
Penelitian ini mengalami beberapa pembayaran kas diakui sebagai investasi
keterbatasan penelitian yang musyarakah bukan pembiayaan. Jadi
berpengaruh terhadap hasil penelitian. lebih baiknya, disarankan kepada
Keterbatasan-keterbatasan dalam Koperasi BMT Muamalat Kalibaru
penelitian ini yaitu: untuk menyesuaikan dengan pencatatan
1. Kurangnya pemahaman pihak dalam PSAK 106.
Koperasi BMT Muamalat Kalibaru 2. Kerugian pada saat pembiayaan
tentang PSAK 106. musyarakah seharusnya dilakukan
2. Perlakuan pembiayaan musyarakah pencatatan oleh pihak BMT Muamalat
pada Koperasi BMT Muamalat Kalibaru Kalibaru sesuai dengan PSAK 106,
masih ada yang belum sesuai dengan meskipun dalam mengakui kerugian
PSAK 106. pihak BMT Muamalat Kalibaru telah
sesuai, akan tetapi disarankan untuk
5.3 Saran mencatat kerugian yang terjadi sehingga
Berdasarkan hasil analisa dapat mengetahui secara pasti bagi hasil
penelitian, maka peneliti memberikan yang diterima.
beberapa saran dalam upaya untuk 3. Bagi peneliti selanjutnya,
meningkatkan kinerja dari Koperasi disarankan agar menambah dan
BMT Muamalat Kalibaru yaitu: memperbarui sumber referensi yang
1. Penerapan pembiayaan musyarakah digunakan sehingga dapat
di Koperasi BMT Muamalat Kalibaru menyempurnakan penelitian
mulai dari awal akad sampai dengan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Rachmadi, Usman. 2012. Aspek hukum
Perbankan Syariah. Jakarta:
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Sinar Grafika.
Bank Syariah dari Teori ke Rahim, Faisal. 2014. Penerapan PSAK
Praktik. Jakarta: Gema Insani. No. 106 Tentang Akuntansi
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Musyarakah Terhadap
Penelitian Kuantitatif. Jakarta Produk Pembiayaan
: Kencana. Musyarakah pada Bank
DSN-MUI. 2000. Fatwa No. 08/DSN- Syariah Mandiri Cabang
MUI/IV/2000 tentang Luwuk. Universitas
Pembiayaan Musyarakah. Muhammadiyah Luwuk.
http://www.iaiglobal.or.id. PSAK Ridwan, Muhammad. 2004.
nomor 106 akuntansi Manajemen Baitul Maal Wa
musyrakah. Diakses Tanggal Tamwil(BMT). Yogyakarta:
10 Desember 2017. UII Pres.
Ismail. 2013. Perbankan Syariah edisi Sari, Interestha Profita. 2014.
ke dua. Yogyakarta: Kencana Penerapan PSAK 106 untuk
Prenada Media group. Akuntansi Investasi
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Musyarakah pada PT. BANK
Pernyataan Standar SYARIAH MANDIRI TBK
Akuntansi Keuangan. Jakarta: CABANG JEMBER.
Salemba Empat. Universitas Jember.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2017. Soemitra, Andri. 2009. Bank dan
Standar Akuntansi Keuangan Lembaga Keuangan Syariah.
Syariah. Jakarta: Kompas Medan: Kencana Prenada
Gramedia. Media Group.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Bambang. 2009. Metodologi Kuantitatif, Kualitatif, dan
Penelitian Bisnis untuk Kombinasi (Mixed Methods).
Akuntansi dan Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta: BPFE Sumiyanto, Ahmad.2008. BMT Menuju
Yogyakarta. Koperasi Modern. Yogyakarta:
Linaria dan Chintya, Aprina. 2017. PT ISES Consulting Indonesia.
Penerapan PSAK No. 106 Tamara, Karina Oktavia. 2016.
Pada Perlakuan Akuntansi Perlakuan Akuntansi
Musyarakah Di BMT Al- Terhadap Pembiayaan
Ihsan Metro Lampung. Jurnal Musyarakah Berdasarkan
Ekonomi Syariah Volume 5, PSAK NO. 106 Pada PT.
Nomor 1, 2017, 32 – 46. Bank Rakyat Indonesia
Mahruhah, Izza. 2002. Membumikan Syariah KCP Bangkalan
Konsep Syari’ah Dalam Trunojoyo Madura. Sekolah
Ekonomi Berbasis Kerakyatan Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas
( Baitul Maal Wat Tamwil Surabaya.
Sebagai Sebuah Solusi ). Yaya, Rizal et al. 2009. Akuntansi
Jurnal Ekonomi Pembangunan Perbankan Syariah Teori dan
Vol. 3 No. 2 Hal: 195 – 205. Praktik Kontemporer. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai