Ficha Melina
Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Riau (UIR)
Email: fichamelina@fis.uir.ac.id
ABSTRAK
Industri perbankan mempunyai peranan yang kompleks terhadap perekonomian yang dapat kita
rasakan seperti sekarang ini, dimana hampir seluruh aspek kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan
dengan bank atau lembaga keuangan mikro. Faktor penting yang melatarbelakangi lahirnya bank
syariah maupun lembaga keuangan mikro syariah adalah pelarangan riba secara tegas dalam Alquran.
Salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang berbentuk koperasi adalah Baitul Maal wat Tamwil
(BMT). Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan syariah yang beroperasi
menggunakan gabungan konsep “Baitul Tamwil dan Baitul Maal” dengan target operasionalnya fokus
kepada sektor Usaha Kecil Menengah. Salah satu pembiayaan yang sering dilakukan di BMT adalah
akad murabahah, yang mana akad murabahah merupakan kontrak jual-beli dimana bank bertindak
sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Penelitian ini akan membahas tentang akad
murabahah pada Baitul Maal wat Tamwil (BMT), bagaimana konsep Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
serta pembiayaan murabahah yang ada di Baitul Maal wat Tamwil (BMT).
ABSTRACT
The banking industry has a complex role in the economy that we can feel today, where almost all
aspects of human life cannot be separated from banks or microfinance institutions. An important
factor behind the koran. One of Islamic banks and Islamic microfinance institutions in the form of a
cooperative is the Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Baitul Maal wat Tamwil (BMT) is a sharia
financial institution that operates focus on the Small And Medium Enterprises sector. One of the
financing that is often done in BMT is the murabahah contract, in which the murabahah contract is a
sale and purchase contract in murabahah contract at Baitul Maal wat Tamwil (BMT), how the
concept of Baitul Maal wat Tamwil (BMT) and murabahah financing in Baitul Maal wat Tamwil
(BMT).
269
2020, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 3 (2) : 269 – 280
Penelitian ini akan membahas tentang dana yang bersifat profit dengan memakai
akad murabahah pada Baitul Maal wat sistem profit and loos sharing, seperti
Tamwil (BMT), bagaimana konsep Baitul pemberian pembiayaaan murabahah,
Maal wat Tamwil (BMT) serta pembiayaan mudharabah dan lain-lain seabagainya. Bila
murabahah yang ada di Baitul Maal wat digabungkan kedua istilah tersebut, maka
Tamwil (BMT). dapat dijelaskan bahwa BMT adalah balai
usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan
TINJAUAN PUSTAKA
bayt al-maal wa al-tamwil dengan kegiatan
Konsep Baitul Maal wat Tamwil (BMT) menegembangkan usaha-usaha produktif dan
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) investasi dalam meningkatkan kualitas
adalah balai usaha mandiri terpadu yang kegiatan ekonomi pengusaha kecil untuk
isinya berintikan bayt al-maal wa at-tamwil mendorong kegiatan menabung dan
dengan kegiatan mengembangkan usaha- menunjang pembiayaan kegiatan
usaha produktif dan investasi dalam ekonominya. Selain itu BMT juga bisa
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi menerima titipan zakat, sedekah dan infaq
pengusaha kecil bawah dan kecil dengan serta menyalurkannya sesuai dengan yang
mendorong kegiatan menabung dan telah ditentukan dalam syariat Islam
menunjang pembiayaan kegiatan (A.Djazuli, 2002).
ekonominya. Selain itu, BMT juga dapat Menurut Azis menjelaskan bahwa
menerima titipan zakat, infaq dan sedekah, BMT adalah lembaga usaha kecil ke bawah
serta menyalurkannya sesuai dengan berdasarkan sistem bagi hasil dan jual beli
peraturan dan amanatnya (Ridwan, 2013). dengan memfaatkan potensi jaminan dalam
Baitul Maal wat Tamwil merupakan lingkunganya sendiri. (Aziz, 2000)
lembaga keuangan mikro (LKM) yang Dari pengertian diatas, dapat
beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip dipahami bahwa pola pengembangan
syariah, yang merupakan lembaga keuangan institusi keuangan ini diadopsi dari bait al-
syariah non bank yang bersifat informal maal yang ada pada masa Rasulullah SAW
karena lembaga ini didirikan oleh Kelompok dan Khlifah al-Rasyidin. Oleh karena itu,
Swadaya Masyarakat (KSM). keberadaan BMT selain bisa dianggap
Dengan demikian, keberadaan BMT sebagai media penyalur, pendayagunaan
dapat dipandang memiliki dua fungsi utama, harta zakat, sedekah, infaq juga bisa
yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan dianggap sebagai institusi yang bergerak
harta ibadah seperti zakat, infaq, sedekah dan dibidang investasi yang bersifat produktif
wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai seperti layaknya bank.
institusi yang bergerak dibidang investasi BMT selain berfungsi sebagai
yang bersifat produktif sebagaimana lembaga keuangan juga dapat berfungsi.
layaknya bank. Pada fungsi kedua dapat Sebagai lembaga ekonomi, sebagai lembaga
dipahami bahwa selain berfungsi sebagai keuangan, ia bertugas menghimpun dana dari
lembaga keuangan, BMT juga berfungsi masyarakat dan menyalurkan pada
sebagai lembaga ekonomi. masyarakat. Sebagai lembaga ekonomi, ia
Bait Maal wa al-Tamwil disingkat berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti
dengan BMT terdiri dari dua istilah, yaitu perdagangan industri dan pertanian.
Bait al-Maal dan Baitul tamwil. Bait al-maal Beranjak dari pengertian diatas , maka BMT
lebih mengarah pada usaha-usaha dapat lebih dipahami dari segi ciri-ciri yang
pengumpulan dan penyaluran dana yang non dimilikinya. Ciri-ciri BMT ini diungkapkan
profit. Seperti zakat, sedekah, infaq. dalam redaksi yang berbeda-beda oleh para
Sedangkan Baitul tamwil merupakan suatu ilmuan. Muhammad menjelaskan bahwa
wadah yang lebih mengarah pada usaha- BMT memiliki ciri-ciri sebagai berikut
usaha pengumpulan dana dan penyaluran (Muhammad, 2000):
271
2020, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 3 (2) : 269 – 280
1) Lembaga ini haruslah mudah untuk fasilitas sarana sekitar Rp. 1.000.0000,-
didirikan, artinya lembaga ini harus sampai Rp. 1.500.000,-
sederhana untuk dapat ditangani dan 4) Pendiri sebagai anggota inti yang mau
dimengerti oleh pengusaha yang menyimpan modal awal.
sebagian besar berpendidikan S1 atau
setingkat. 5) Biaya operasional sangat rendah, antara
lain karena kecilnya jumlah staf dan
2) Semua yang terlibat memiliki motivasi dapat beroperasi pada kondisi yang
kuat untuk bukan saja mendirikan, sederhana.
tetapi juga membina dan
mengembangkan lebih lanjut, oleh 6) Jaminannya adalah mengutamakan
karena itu lembaga tersebut harus kepercayaan, karena daerah operasinya
berkait dengan kepentingan yang tidak luas.
mendasar dari pemiliknya. 7) Mitra operasi terintegrasi dengan
3) Lembaga ini tidak saja memiliki lembaga lokal, misalnya pengajian,
aturan-aturan kerja yang lentur, efisien lingkungan mesjid dan pesantren.
dan efektif, tetapi juga mandiri. Ciri-ciri utama BMT menurut A.
4) Transaksi-transaksi bisnis semuanya Djazuli (2002) adalah:
dilakukan atas dasar bagi hasil 1) Berorientasi bisnis, mencari laba
(mudharabah). bersama, meningkatkan pemanfaatan
5) BMT tempat mencerdaskan kehidupan ekonomi paling banyak untuk anggota
pengusaha kecil melalui kegiatan dan lingkungan.
ikraqdan penggalangan kedalam yang 2) Bukan lembaga sosial, tetapi tidak
dilakukan secara kontinyu. dapat dimanfaatkan mengefektifkan
6) Memiliki sifat amanah dan saling penggunaan zakat, infaq dan sedekah
percaya mempercayai dan diikuti bagi kesejahteraan orang banyak.
dengan kegiatan-kegiatan keagamaan 3) Ditumbuhkan dari bawah berdasarkan
yang mengingatkan dan menanamkan peran serta masyarakat disekitarnya.
prinsip-prinsip moral intelektual
keagamaan kepada anggota. 4) Milik bersama masyarakat kecil bukan
milik orang dari luar.
Abd. Majid (2000), menjelaskan bahwa
ciri-ciri BMT adalah sebagai berikut: Selain ciri utama di atas, BMT
menurut A. Djazuli (2020) juga memiliki ciri
1) Usahanya dimaskud untuk mendorong khas sebagai berikut:
sikap dan perilaku menabung dari
masyarakat banyak dengan menerima 1. Staf dan karyawan BMT bertindak
simpanan atas dasar balas jasa aktif, dinamis, berpandangan produktif,
berdasarkan bagihasil (mudharabah). tidak menunggu tetapi menjeput
nasabah, baik sebagai penyetor dana
2) Pengelolaanya secara profesional persis maupun penerima pembiayaan usaha.
mengikuti administrasi pembukuan dan
prosedur perbankan dengan 2. Kantor dibuka dalam waktu tertentu
pengecualian tidak mengharuskan dan ditunggui oleh sejumlah staf yang
pakai jaminan uang atau harta benda terbatas, karena sebagian staf harus
untuk pinjaman yang kecil dibawah Rp. bergerak di lapangan untuk
500.000,- mendapatkan nasabah penyetor dana,
memonitor dan mensurvei usaha
3) Modal awal untuk mendirikan BMT nasabah.
lebih kurang Rp. 3.000.000,- sampai
dengan Rp. 10.000.000,- ditambah 3. BMT mengadakan perjanjian rutin
secara berkala yang waktu dan
272
2020, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 3 (2) : 269 – 280
273
2020, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 3 (2) : 269 – 280
276
2020, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 3 (2) : 269 – 280
Permohonan
Pembelian barang
Akad Murabahah
Baitul Maal wat Tamwil
(BMT) Nasabah
Pembayaran tunai atau cicilan
Beli barang
secara tunai Penyedia Barang Kirim barang
278
2020, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 3 (2) : 269 - 280
279
2020, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 3 (2) : 269 - 280
280