Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL (STUDI KASUS)

PENGANTAR BISNIS ISLAM

“ BMT CAHAYA KEBAJIKAN ”

Disusun oleh :
Helvy Maryana (6120180013)
Nuraini (6120180018)
Ratu Yulyanah (6120180024)
Indah Herliana (6120180032)
Guntur Alam (6120180030)

Program Studi Perbankan Syariah


Fakultas Agama Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah
2019
1

BAB I
PENDAHULUAN
BMT (Baitul Maal wat Tamwil) merupakan lembaga keuangan mikro
syariah yang berfokus pada kegiatan pembiayaan masyarakat mikro, atau di
masyarakat kita di kenal sebagai koperasi syariah. BMT merupakan salah satu
contoh lembaga keuangan mikro yang berlandaskan syariah dan berbadan
hukum koperasi maka secara otomatis dibawah pembinaan departemen
koperasi dan usaha kecil menengah. Dimana dalam kegiatannya itu untuk
mensejahterakan para anggotanya. Sejauh ini perkembangan BMT di Indonesia
cukup pesat, seperti di kutip dari medcom.id datanya menyebutkan bahwa
jumlah penduduk indonesia yang mempunyai usaha di sektor UMKM
mengalami peningkatan tiap tahunnya. Penyaluran kreditnya pun demikian.
Seperti pada tahun 2011 sebanyak Rp458,16 triliun, 2012 sebesar Rp526,40
triliun, 2013 sebanyak Rp610,03 triliun, 2014 sebanyak Rp671,72 triliun, 2015
sebanyak Rp739,80 triliun, dan 2016 sebanyak Rp781,91 triliun. Jadi menurut
kami prospek kinerja BMT kedepannya akan terus positif.

Keberadaan BMT dapat di pandang yang memiliki 2 fungsi utama yaitu


sebagai media penyalur pendayagunaan harta seperti zakat,infaq,sedekah dan
wakaf. Serta dapat berfungsi sebagai institusi yang bergerak dibidang investasi
yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Pada fungsi kedua ini
dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga keuangan BMT juga
berfungsi sebagai lembaga ekonomi dan bertugas menghimpun dana dari
masyarakat ( anggota BMT) yang dipercayakan dananya di simpan di BMT dan
menyalurkan dana kepada masyarakat ( anggota BMT) yang diberi pinjaman
oleh BMT. Selain sebagai lembaga keuangan islam, BMT juga memberikan
pengetahuan-pengetahuan agama kepada masyarakat yang tergolong
mempunyai pemahaman agama yang minim.

Kegiatan BMT berfokus pada pengembangan usaha-usaha yang produktif


dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha
mikro, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan
ekonominya. Seperti pembiayaan UMKM warung, biaya pendidikan sekolah,
termasuk kegiatan konsumtif seperti pembelian Handphone, kulkas, AC, kipas
dan barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya.
1
2

Dengan memanfaatkan dana pribadi untuk kebutuhan investasi di BMT


maka masyarakat bukan hanya mendapatkan keuntungan secara bisnis
melainkan juga keuntungan dan manfaat secara kebatinan dalam menjalankan
syariat islam khususnya muamalah dalam bentuk ber-ekonomi syariah.

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal ini objek pembahasan kami untuk studi kasus BMT ini adalah
salah satu BMT yang telah ada dan terletak di salah satu kawasan pondok
gede, jatiwaringin. Yang mempunyai nama BMT Cahaya Kebajikan dengan
motto nya “Menabur Berkah Meraih Sejahtera” dengan akta pendirian
Koperasi Cahaya Kebajikan No.317 notaris kota bekasi atas nama Siti Nur
Imaningsih berdasarkan SK Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Republik Indonesia No: 12/BH/DISPERINDAGKOP/VII/2015, SIUP No:
510/PK/2890/BPPT.4, TPDK No: 102626400316.

BMT ini memiliki visi “Terwujudnya BMT Cahaya Kebajikan yang tangguh
sehingga mampu memperkuat anggota dalam rangka pengembangan ekonomi
syariah”. Dan mempunyai misi “Mengembangkan perekonomian bagi umat
muslim, khususnya yang berasa di indonesia, meningkatkan perekonomian
syariah dalam bidang usaha, mengelola dana pembiyaan dengan sistem
pemutaran dana, membudayakan bermuamalah secara syariah (berakhlak,
jujur, amanah, dan adil), menjadi tempat bagi anggota untuk berinvestasi
secara aman, nyaman serta sesuai syariah”.

Produk-produk BMT Cahaya Kebajikan meliputi :

I. Produk pembiayaan dan jasa :


 Mudharabah (Investasi)
Fasilitas pembiayaan dengan sistem bagi hasil, BMT memberikan modal
sepenuhnya untuk suatu aktifitas usaha ,itra, kemudian hasil usaha
dibagi sesuai lesepakatan bersama.
 Musyarakah (Kerjasama)
Fasilitas pembiayaan dengan sistem bagi hasil, BMT dan mitra
memberikan konstribusi modal berdasarkan kesepakatan bersama

2
3

untuk suatu aktifitas usha, kemudian hasil usaha dibagi sesuai porsi
dana yang ditanamkan masing-masing pihak.
 Murabahah (Jual-Beli)
Fasilitas pembiayaan dengan kesepakatan jual-beli, BMT akan
membelikan barang-barang halal sesuai ebutuhan mita, kemudian
menjual kepada mitra dengan pembayaran diangsur sesuai harga yang
disepakati.
 Ijarah (Sewa)
Fasilitas pembiayaan dengan sistem jasa, BMT akan membayarkan
sewa tempat usaha halal mitra, kemudian mitra mengansur pembyaran
ke BMT sesuai nilai sewa yang disepakati ketentuannya.
 Rahn (Gadai)
Fasilitas pembiayaan dengan sistem gadai, BMT akan membayarkan
nilai suatu barang dari mitra, kemudian mitra mengansur sesuai nilai
gadai yang disepakati ketentuannya.
 As-salam, ‘istishna’ (Jual beli dengan cara pemesanan diawal)
 Wakalah (pelimpahan hak kuasa) Kafalah (Pengalihan tanggung jawab),
Hawalah (Pengalihan hutang), Qardhasan (Pinjaman jangka pendek).

Manfaat Pembiayaan dan Jasa :


1. Lebih berkah karena sesuai syariah
2. Angsuran ringan dan tetap hingga selesai
3. Proses pembayaran cepat
4. Persyaratan mudah
II. Produk Tabungan
 SAMARA ( Simpanan Masyarakat Sejahtera )
Tabungan dengan nilai fleksibel, sesuai kemampuan dan dapat di ambil
jika dibutuhkan.
 SIBUDI ( Simpanan Biaya Pendidikan )
Tabungan untuk perencanaan biaya pendidikan anak serta keluarga.
 SIFITRI ( Simpanan Idul fitri )
Tabungan untuk perencaan keuangan di hari raya Idul Fitri.
 SIMBA ( simpanan Berjangka )
Tabungan dengan nilai fleksibel dan dapat diambil sesuai jangka waktu
yang di rencanakan.

3
4

 SIDUHA ( Simpanan Idul Adha )


Tabungan untuk mewujudkan niat berqurban anda.
 SIUMI ( simpanan Umroh & Haji )
Tabungan untuk mewujudkan niat Umroh & Haji.
 SIWALI ( Simpanan untuk Persiapan Walimah )
Tabungan untuk perencanaan persiapan pernikahaan.

Manfaat Tabungan:
1. Membantu perencanaan keuangan anda.
2. Bagi hasil simpanan yang kompetitif.
3. Bebas biaya administrasi bulanan.
4. Setoran fleksibel,sesuai kemampuan anda.
5. Investasi dikelola untuk usaha produktif dan halal.

Di atas merupakan penjabaran dari program-program atau produk-produk


yang ditawarkan oleh BMT Cahaya Kebajikan selaku objek studi kasus kami.
Dan ini merupakan bentuk keterbukaan yang di lakukan oleh BMT Cahaya
Kebajikan. Serta dengan menyebarkan brosur ke masyarakat sehingga
masyarakat lebih tahu dan mengerti tentang BMT ini. Dalam studi kasus kami
membahas serta mengulik tentang masalah-masalah yang terdapat di BMT
Cahaya Kebajikan ini, walaupun mungkin belum secara menyeluruh serta
kurang komprehensif.

BMT ini berdiri tahun 2015, dan beroperasi pada tahun 2016. Sejauh ini
anggotanya yang tercatat sudah mencapai 1.300 anggota (nasabah) tetapi
yang aktif sekitar 800an anggota. Kemudian anggota yang tergabung rata-rata
melingkupi wilayah Jatiwaringin, Jatimakmur, Jaticempaka, Jatibening. Dan
terdapat kendala yang mengharuskan BMT ini merekrut anggotanya belum
sampai ‘yang jauh-jauh’ atau di luar lingkup Kecamatan Pondok Gede, dan
terbatas hanya padahal (produk) menabung saja tidak lebih, khusus yang diluar
wilayah lingkup tersebut.

Produk yang paling populer di BMT Cahaya Kebajikan ini ialah salah satunya
produk pembiayaan yang berupa Murabahah (Jual-beli) yang memang sifatnya
konsumtif dan mungkin untuk kegiatan menunjang produktifitas kecil-kecilan
seperti berupa Handphone, Kulkas, AC, danproduk-produk kebutuhan rumah
tangga lainnya.
4
5

Setelah kami mewawancarai salah satu dari pimpinan operasional yang


kebetulan menjabat sebagai bendahara di BMT tersebut terkait permasalahan
yang terjadi, dan dapat kami simpulkan terutama tentang kendala umum
secara operasional kegiatan antar anggota (nasabah) ialah mengenai
terhambatnya kegiatan setor cicilan produk pembiayaan yang merugikan pihak
BMT itu sendiri karena pihak BMT beranggapan jika banyak para anggotanya
beralih ke produk yang lebih mudah persyaratannya. Seperti bank-bank yang
sudah ‘kelas atas’ yang di rasa oleh BMT ini sebagai pesaing bisnis yang
memang telah teruji dan terbilang lama dalam hal bisnis finansial.

Kemudian disebutkan lagi oleh pihak BMT bahwa mereka telah mengalami
kasus penipuan yang indikasinya berasal dari beberapa nasabah (anggota) yang
melakukan pengabaian dan menghindar dari perjanjian akad di awal. Dari
pihak BMT sudah memiliki cara penyelesaiannya dengan membawa ke ranah
pengadilan agama terkait hutang-piutang walaupun sampai saat ini mereka
mengakui belum sampai ke tahap itu.

Terkait masalah marketing di BMT ini memiliki cara yang cukup beda dari
pada lembaga finansial seperti fintech yang terkesan sangat mudah dalam hal
persyaratan administrasi. BMT ini menerapkan tidak hanya mengumpulkan
data primer seperti KTP, Kartu keluarga, surat nikah, slip gaji bulan terakhir,
serta jaminan tetapi juga mengumpulkan data sekunder seperti riwayat hutang
atau tunggakan di tempat lain sehingga BMT ini dapat mengantisipasi jika di
kemudian hari nasabah bisa saja menghindar dari perjanjian akad di awal.

BAB III
KESIMPULAN
 BMT (Baitul Maal wat Tamwil) merupakan lembaga keuangan mikro syariah
yang berfokus pada kegiatan pembiayaan masyarakat mikro, atau di
masyarakat kita di kenal sebagai koperasi syariah.
 Keberadaan BMT dapat di pandang yang memiliki 2 fungsi utama yaitu
sebagai media penyalur pendayagunaan harta seperti zakat,infaq,sedekah
dan wakaf.
 Kegiatan BMT berfokus pada pengembangan usaha-usaha yang produktif
dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha
5
6

mikro, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan


ekonominya.
 Produk yang paling populer di BMT Cahaya Kebajikan ini ialah salah satunya
produk pembiayaan yang berupa Murabahah (Jual-beli) yang memang
sifatnya konsumtif dan mungkin untuk kegiatan menunjang produktifitas
kecil-kecilan seperti berupa Handphone, Kulkas, AC, danproduk-produk
kebutuhan rumah tangga lainnya.
 Dan dapat kami simpulkan terutama tentang kendala umum secara
operasional kegiatan antar anggota (nasabah) ialah mengenai
terhambatnya kegiatan setor cicilan produk pembiayaan yang merugikan
pihak BMT itu sendiri karena pihak BMT beranggapan jika banyak para
anggotanya beralih ke produk yang lebih mudah persyaratannya.

Anda mungkin juga menyukai