NIM : 010001800541
Quiz Hukum Ekonomi Syariah
INSTRUKSI 1
1. *BSI Tabungan Easy Mudharabah adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang
penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam operasional kas di
kantor bank atau melalui ATM
Tabungan Wadiah adalah tabungan rupiah yang menggunakan syariah Islam dalam
pengelolaannya. Tabungan ini berdasarkan prinsip Wadiah Yad Dhamanah, dimana
pengguna tabungan ini tidak akan mendapatkan pembagian keuntungan dari bank
selaku penyedia layanan. Tapi dalam waktu tertentu bank akan memberikan hadiah
kepada nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan begitu, Insya Allah
nasabah tidak perlu khawatir terjerat riba.
akad mudharabah, nasabah bisa mendapatkan nisbah (bagi hasil atau keuntungan),
Sedangkan pada akad wadiah, nasabah tidak mendapatkan bagi hasil, melainkan
hanya berupa bonus secara sukarela dari pihak bank
*Tabungan Ku adalah salah satu produk tabungan perorangan Bank BSI dengan
persyaratan mudah dan ringan. Keuntungan dan Keungulan rekening Tabungan Ku
Bank BSI: Kemudahan syarat pembukaan rekening. Mendapatkan fasilitas E-banking
yaitu BSI Mobile, Internet Banking dan Notifikasi Transaksi.
*Tabungan Mabrur Bank BSI adalah Tabungan dalam mata uang rupiah untuk
membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah. Keuntungan dan Keungulan Tabungan
Mabrur Bank BSI: Setelah nasabah daftar porsi haji Dilengkapi dengan Kartu Haji dan
Umroh Indonesia sebagai kartu ATM dengan menggunakan provider Visa dan
Mastercard. Tabungan Mabrur dijalankan menggunakan prinsip syariah dengan akad
Wadiah dan akad Mudharabah. Sebagai nasabah kamu akan mendapatkan fasilitas
kartu ATM dan e-channel apabila telah terdaftar di Siskohat Kementerian Agama
nantinya.
tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji dan
umrah dengan perjanjian akad berdasarkan prinsip syariah yaitu akad mudharabah
mutlaqah.
*Produk Giro BSI menjadi sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah.
Simpanan ini dikelola berdasarkan prinsip wadiah dhamanah. Akad wadiah
dhamanah berarti dua belah pihak telah sepakat untuk bekerja sama dalam
pengurusan dana. Nasabah berperan sebagai pihak yang menitipkan barang,
sedangkan BSI sebagai pihak yang menerima titipan tersebut. Bank Syariah Indonesia
memiliki kewenangan untuk memanfaatkan dana tersebut dan berkewajiban
mengembalikan dana dalam keadaan utuh apabila diminta nasabah. Sesuai
ketentuan bank, nasabah giro berhak mendapatkan keuntungan sebesar 3% dari
hasil pengelolaan dana yang dilakukan bank. Dalam bank syariah, keuntungan
tersebut disebut nisbah atau bonus. Giro di BSI biasanya digunakan pengusaha baik,
baik pengusaha perorangan maupun lembaga. Tidak hanya bisa dibuka Warga
Negara Indonesia, tetapi Warga Negara Asing yang memiliki Kartu Izin Menetap
Sementara juga bisa membukanya.
Giro Bank Syariah Indonesia menggunakan akad wadiah. Artinya adalah dalam
transaksi nasabah bertindak sebagai pemilik dana dan bank bertindak sebagai
pengelola dana.
2. Akad yang digunakan adalah Wadi'ah Yad Dhamanah : Nasabah menitipkan dananya
kepada bankPeraturan dan undang-undang yang digunakan dalam produk bank
syariah yaitu
a) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
b) UU 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah didalamnya mengatur pula
kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah meliputi kegiatan
usaha yang tidak mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, haram, dan
zalim. Juga diatur juga mengenai masalah kepatuhan syariah (syariah
compliance) yang kewenangannya berada pada Majelis Ulama Indonesia (MUI)
yang direpresentasikan melalui Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus
dibentuk pada masing-masing Bank Syariah dan UUS.
3. Di antara Bank Syariah dengan nasabahnya terdapat suatu hubungan hukum yang
erat sekali yang juga menimbulkan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik.
Apabila di kemudian hari timbul persengketaan antara Bank Syariah dengan
nasabahnya, maka berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, disebutkan pada Pasal 55 ayat-ayatnya, sebagai berikut: 1)
Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Agama. 2) Dalam hal para pihak telah memperjanjikan
penyelesaian sengketa selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelesaian
sengketa dilakukan sesuai dengan isi akad. 3) Penyelesaian sengketa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak boleh bertentangan dengan Prinsip Syariah. Jenis atau
tipologi penelitian ini ialah penelitian hukum normatif atau juga disebut sebagai
penelitian hukum kepustakaan. Penulis menggunakan beberapa pendekatan di
dalam penelitian ini yang meliputi pendekatan peraturan perundang-undangan,
pendekatan konseptual, dan pendekatan perbandingan
INSTRUKSI 2