Anda di halaman 1dari 4

BMT (BAITUL MAAL WA TAMWIL) SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN

Miswatun Khasanah Hidayat


SYA. 155020
Ekonomi Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong
Email : misshasnaa706@gmail.com
PENDAHULUAN
Kegiatan perekonomian di Indonesia masih didominasi oleh usaha berskala mikro. Untuk
kegiatan tersebut pasti memerlukan modal. Namun sebagian besar usaha mikro di Indonesia masih
sangat lemah dalam memiliki dan mengakses sumber-sumber permodalan formal [ CITATION Ati171 \l
1033 ]. Koperasi syariah atau yang lebih masyarakat kenal dengan BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)
hadir sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk mendukung kegiatan usaha ekonomi
masyarakat kecil yang dijalankan berdasarkan syariat Islam[ CITATION Adi151 \l 1033 ].
Melihat keadaan di Indonesia dimana banyak penduduk yang tinggal di pedesaan, keberadaan
BMT menjadi penting. Dengan adanya BMT, masyarakat bisa mengatasi masalah seperti permodalan
untuk usaha. Karena modal menjadi salah satu kendala dalam semua jenis usaha. Dengan adanya
fenomena tersebut, BMT mengembangkan pemikiran untuk memberikan berbagai macam pembiayaan [
CITATION Sri131 \l 1033 ].
BMT sebagai alternatif pembiayaan diupayakan dapat mempermudah masyarakat yang
kesulitan dalam meningkatkan usahanya. Ada berbagai macam pembiayaan yang ditawarkan oleh
BMT. Selain itu BMT menggunakan sistem nisbah (bagi hasil), tidak menggunakan sistem bunga
seperti di perbankan konvensional pada umumnya. Mengenai prosedur pembiayaan, BMT tidak
memberikan persyaratan yang rumit maupun sulit seperti di lembaga keuangan pada umumnya. BMT
juga relatif mudah untuk diakses oleh masyarakat kecil yang memiliki usaha mikro.
BMT menjalankan berbagai jenis kegiatan usaha, baik yang berhubungan dengan keuangan
maupun non keuangan. Pertama, penghimpunan dan zakat, infaq, dan sadakah untuk disalurkan ke
para mustahiq (penerima dana zakat). Kedua, penghimpun dana BMT dengan mobilisasi dana dan
mengembangkannya dalam aneka simpanan. Ketiga, penyaluran dana melalui kegiatan pembiayaan
usaha mikro[ CITATION Kua15 \l 1033 ].

TUJUAN PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan suatu pemberian pinjaman berdasarkan prinsip kepercayaan dan
persetujuan pinjam meminjam antara pemilik modal dan nasabah sebagai fungsi untuk menghasilkan
usahanya di mana nasabah berkewajiban mengembalikan utangnya sesuai dengan persetujuan yang
disepakati[ CITATION Har12 \l 1033 ]. Lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT (Baitul Maal Wa
Tamwil) sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dengan konsep utamanya, yaitu sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha kecil[ CITATION Sri131 \l 1033 ]. Keberadaan BMT di tengah-tengah aktivitas perekonomian
sebagai alternatif dari lembaga keuangan konvensional menjadi suatu hal yang positif. BMT beroperasi
bukan hanya sebagai lembaga keuangan mikro yang berorientasi di bisnis, tetapi juga sosial. Oleh
karena itu, BMT menjadi solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan pembiayaan dan tidak
menggunakan biaya yang mahal[ CITATION Fit151 \l 1033 ].
BMT menjadi salah satu alternatif terutama untuk masyarakat yang memiliki usaha mikro.
BMT memberikan pembiayaan kepada pengusaha mikro dalam rangka untuk:
a. Upaya memaksimalkan laba. Setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu
menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan laba mksimal. Untuk dapat
menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan modal yang cukup.
b. Upaya meminimalkan resiko. Usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal,
maka pengusaha harus mampu meminimalkan resiko yang mungkin akan timbul. Resiko
kekurangan modal usaha dapat diperoleh melalui pembiayaan.
c. Pendayagunaan sumber ekonomi. Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan
melakukan missing. Antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya
modal. Jika sumber daya alam dan sumber daya manusianya ada, dan sumber modal tidak ada,
maka diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat
meningkatkan daya guna sumber-sumber daya ekonomi.
d. Penyaluran kelebihan dana. Dalam kehidupan masyarakat ini, pasti ada pihak yang memiliki
kelebihan, sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka
mekanisme pembiayaan dapat menjadi alternatif dalam penyeimbangan dan penyaluran
kelebihan kepada pihak yang kekurangan dana[ CITATION Ism \l 1033 ]

PRODUK PEMBIAYAAN
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) memiliki beberapa produk pembiayaan, yaitu:
a. Pembiayaan total bagi hasil (Mudharabah). Pada pembiayaan dengan akad mudharabah
kerjasama yang dilakukan antara BMT sebagai pemilik modal dengan mudharib sebagai
pengelola modal. kemudian keuntungan akan dibagi sesuai perjanjian yang berupa persentase
dan bukan berupa nilai nominal yang telah ditentukan. Apabila terjadi kerugian maka BMT
akan menanggungnya sendiri. Namun apabila kerugian terjadi karena faktor kesengajaan
ataupun kelalaian dari mudharib, maka kerugian seluruhnya ditanggung oleh
mudharib[ CITATION Eli13 \l 1033 ].
b. Pembiayaan bersama bagi hasil (Musyarakah). Akad kerjasama diantara pemilik modal yang
mencampurkan modalnya untuk tujuan mencari keuntungan dengan prinsip bagi hasil, yang
porsinya disesuaikan dengan penyertaannya. Jenis pembiayaan ini cocok untuk nasabah yang
telah memilih usaha dan bermaksud mengembangkan usahanya, tetapi masih kekurangan dana
untuk mengembangkan usaha tersebut.
c. Pembiayaan pembelian barang bayar jatuh tempo (Murabahah). Akad jual beli barang atas
barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli
kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan
sesuai dengan jumlah tertentu. Dalam akad ini, penjual menjual barangnya dengan meminta
kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan harga beli dan harga jual barang disebut
dengan margin keuntungan[ CITATION Ism11 \l 1033 ]
d. Pembiayaan pembelian barang bayar angsuran (Bai’ Bitsaman ‘Ajil). Akad jual beli barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Atau dengan kata lain, pembiayaan murabahah ialah pembiayaan dengan prinsip jual
beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak lain
selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai
dengan kesepakatan bersama. Pembiayaan ini diperhitungkan dan dicatat sebagai piutang bank
kepada nasabah. Pembiayaan ini sangat cocok bagi nasabah yang membutuhkan asset, namun
kekurangan dana untuk melunasinya[ CITATION Dia09 \l 1033 ].

PENUTUP
Dengan adanya artikel ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai
alternatif lain untuk mendapatkan tambahan modal. Karena modal selalu menjadi permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat yang memiliki usaha. Melihat kondisi masyarakat yang memiliki usaha
mikro, BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) hadir sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang
memberikan pembiayaan. Kehadiran BMT diharapkan bisa memberikan pembiayaan dengan
persyaratan yang tidak sulit dan tarif pembiayaan yang tidak begitu mahal. Selain itu, BMT juga lebih
mudah diakses oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
CITATION Ati171 \l 1033 : , (Masrifah, 2017),

CITATION Adi151 \l 1033 : , (Mulyati, 2015),

CITATION Sri131 \l 1033 : , (Sholahuddin, 2013),

CITATION Kua15 \l 1033 : , (Ismanto, 2015),

CITATION Har12 \l 1033 : , (Santoso, 2012),

CITATION Fit151 \l 1033 : , (Rokhman, 2015),

CITATION Ism \l 1033 : , (Sudardjat, 2013),

CITATION Eli13 \l 1033 : , (Silviana, 2013),

CITATION Ism11 \l 1033 : , (Ismail, 2011),

CITATION Dia09 \l 1033 : , (Dian Pratomo, 2009),

Anda mungkin juga menyukai