Anda di halaman 1dari 40

1

Peran BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak

Terhadap Peningkatan Perekonomian Masyarakat

A. Latar Belakang Masalah

Secara harfiah/lughowi ,Baitul Maal berarti rumah dana, dan

Baitul Tamwil berarti rumah usaha. Baitul Maal ini sudah ada sejak jaman

Rasulullah SAW, berkembang pesat pada abad pertengahan. Baitul Maal

berfungsi sebagai pengumpulan dana dan men-tasyaruf-kan untuk

kepentingan sosial, sedangkan baitul tamwil merupakan lembaga bisnis

yang bermotif keuntungan (laba). Jadi, Baitul Maal Wa Tamwil adalah

lembaga yang bergerak dibidang sosial, sekaligus bisnis yang mencari

keuntungan.1

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa BMT

(Baitul Maal Wa Tamwil) adalah suatu lembaga keuangan syariah yang

operasionalnya mengandung dua unsur yaitu unsur pengumpulan dana dan

unsur sosial.

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) merupakan lembaga keuangan

mikro dengan prinsip syariah yang mempunyai karakteristik khusus yaitu

baitul maal yang mengandung nilai social dimana menghimpun dana dan

menyalurkan dana kepada masyarakat berupa zakat, infaq, sadaqah. Selain

itu terdapat unsur tamwil yang mengandung nilai bisnis komersial yang

1
Abdul manan, 2012, hokum ekonomi syariah dalam perspektif kewenangan peradilan
agama, (Jakarta:kencana prenadamedia group) hal
2

menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat menengah

kebawah.

BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) merupakan bagian dari Lembaga

Keuangan Mikro dengan prinsip syariah. BMT(Baitul Maal Wa

Tamwil)adalah lembaga keuangan dengan konsep syariah yang lahir

sebagai pilihan yang menggabungkan konsep maal dan tamwil dalam satu

kegiatan lembaga. Konsep maal lahir dan menjadi bagian dari kehidupan

masyarakat muslim dalam hal menghimpun dan menyalurkan dana untuk

zakat, infaq, dan shadaqah ( ZIS ) secara produktif. Sedangkan konsep

tamwil lahir untuk kegiatan bisnis produktif yang murni untuk

mendapatkan keuntungan dengan sector masyarakat menengah kebawah

( mikro ). Kehadiran BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) untuk menyerap

aspirasi masyarakat muslim ditengah kegelisahan kegiatan ekonomi

dengan prinsip Riba, sekaligus sebagai supporting funding untuk

mengembangkan kegiatan pemberdayaan usaha kecil dan menengah.

Kehadiran lembaga keuanagan mikro syariah yang bernama BMT (Baitul

Maal Wa Tamwil)dirasakan telah membawa manfaat finansial bagi

masyarakat, terutama masyarakat kecil yang tidak bankable dan memolak

Riba, karena berorientasi pada ekonomi kerakyatan, kehadiran

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) di satu sisi menjalankan misi ekonomi

syariah dan di sisi lain mengemban tugas ekonomi kerakyatan dengan

meningkatan ekonomi mikro, itulah sebabnya perkembangan BMT(Baitul


3

Maal Wa Tamwil) sangat pesat ditengah perkembangan lembaga

keuanagan mikro konvensional lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) dalam operasionalnya berdasarkan prinsip

syariah. BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) menghimpun dana dan

meyalurkan dana zakat, infaq dan sadaqah untuk kegiatan sosialnya dan

menyalurkan pembiayaan mikro kepada masarakat sebagai kegiatan

usahanya.

Tabel 1.1

Jumlah Nasabah Pembiayaan di BMT Agam Madani Kamang Tahun

2017-2019

Tahun Jumlah Kenaika

Nasabah (∑) n
Jumalah (∑) Persen (%)
2017 153 - -
2018 176 23
2019 205 29
Sumber Data dari BMT Agam Madani Kamang Tahun 2017-2019.

Dari data di atas terlihat bahwa jumlah nasabah pembiayan

semangkin meningkat setiap tahunnya, mulai tahun 2017 nasabah yang

melakukan pembiayan berjumlah 153 orang nasabah, selanjutnya pada

tahun 2018 meningkat menjadi 176 orang nasabah, dan selanjutnya pada

tahun 2019 ada 205 orang nasabah.2


2
Wawancara dengan pihak Account Officer
4

Dalam perakteknya di Indonesia, BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

berbentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM) atau koperasi yang

mengelola dana milik masyarakat dalam bentuk simpanan maupun

pembiayaan. Dari sumber danainilah pembiayaan BMT(Baitul Maal Wa

Tamwil) berasal. Dana yang di percayakan masyarakat kepada

BMT(Baitul Maal Wat Tamwil) dalam bentuk simpanan kemudian di

salurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman. Pola

kerja yang diambil BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) pada akhirnya sama

dengan pola kerja bank syariah yang menjadi lembaga intermediasi.

Perkembangan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) di Indonesia sampai

saat ini telah mencapai jumlah jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia

dan tampil sebagai pendorong intermediasi usaha riil-mikro.Hal ini di

buktikan dengan jumlah BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) atau koperasi jasa

keuangan syariah yang telah di kembangkan sampai ke pelosok Indonesia.

Sejak pertama kali konsep BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) pada tahun 1990

diperkenalkan, hanya ada beberapa puluh unit saja, dan pada saat ini

jumlah BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) sudah lebih dari 5.500 unit di

seluruh Indonesia. Pertumbuhan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) yang

begitu pesat dikarenakan memiliki beberapa keunggulan yang sudah

terbukti yaitu :

a) BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)sebagai koperasi yang

diperaya masyarakat luas untuk menyimpan dananya.


5

b) Sebagai koperasi yang memberi edukasi masyarakat

agar giat menabung dan merencanakan keuangannya.

c) BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) sebagai koperasi telah

memberikan pembiayaan mudah dan murah kepada

anggota yang mayoritas adalah usaha mikro.

d) Sebagai usaha yang beroperasi secara syariah

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) mendidik hidup yang

baik secara islami.

e) BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) mendorong masyarakat

memiliki sikap produktif dan tindakan produktif.3

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT(Baitul Maal Wa

Tamwil)Agam Madani Nagari Kamang Mudiak yang merupakan lembaga

keuangan syariah yang didirikan oleh pemerintah daerah yang pada awal

pendiriannya, sebelum mendapatkan dana dari pemda Agam, BMT(Baitul

Maal Wa Tamwil) ini didirikan oleh 33 orang anggota dengan membuka

rekening yang diperuntukan untuk dana awal pendirian sebesar Rp.

20.000.000.

Setelah dibukanya BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) oleh 33 orang

tersebut, maka diturunkanlah dana dari pemerintah daerah kabupaten

Agam sebesar Rp. 300.000.000. Melihat kebutuhan masyarakat dari

kalangan kecil menengah yang berada di Nagari Kamang Mudiak akan

modal dan kesulitan untuk mendapatkannya guna meningkatkan


3
Bashit.abdul, 2012, ekonomi kemasyarakatan visi dan misi pemberdayaan sektor
ekonomi lemah, (malang:UIN-Maliki Press)
6

perekonomian masyarakat, maka peran BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

sangatlah dibutuhkan dalam menyediakan modal dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat. Peningkatan perekonomian masyarakat adalah

keberdayaan ekonomi masyarakat yang merupakan perwujudan dari

peninggkatan harkat dan martabat lapisan masyarakat untuk melepaskan

diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.4

Peningkatan ekonomi dalam islam di tegakkan berdasarkan konsep

moral dan ketuhanan. Ia bersandar pada ajaran tentang halal, baik, jujur,

amanah, saling mencintai dan persaudaraan sejati. Kehadiran lembaga

keuangan syariah dalam berbagai ragamnya, yang marak dalam beberapa

tahun terakhir ini menggambarkan suatu realitas yang hadir untuk

melakukan dekonstruksi ekonomi baik pada tataran teoritik maupun

praktis.Salah satu lembaga keuangan syariah yang berkembang pesat

adalah lembaga keuangan mikro syariah.Lembaga ini hadir untuk

menjembatani kebutuhan masyarakat kecil menengah yang tidak tersentuh

oleh lembaga keuangan bank.LKM (Lembaga Keuangan Mikro) syariah

hadir memenuhi jasa kkeuagan/modal pembiayaan bagi pelaku usaha

ekonomi mikro.5

4
Wawancara dengan pegawai BMT Agam Madani Kamang Mudiak
5
Muhammad, 2009, lembaga kauangan mikro syariah, (Yogyakarta:graha ilmu) hal 78
7

Peningkatan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.6

Nagari kamang mudiak merupakan salah satu Nagari yang terdapat

pada kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera

Barat, Indonesia. Nagari dengan luas sekitar 33,2 km² dengan jumlah

penduduk sekitar 2.025 jiwa.7 Masyarakat Nagari kamang mudiak

memiliki jenis profesi yang begitu beragam, diantaranya ada yang

bercocok tanam sebagai petani, pegawai pemerintahan dan sebagian lagi

sebagai pelaku usaha UMKM. Berdasarkan jenis profesi diatas

menunjukan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat di Nagari Kamang

Mudiak masih berada pada posisi menengah kebawah.8

BMT Nagari Kamang Mudiak didirikan di Nagari Kamang Mudiak

dengan tujuan mengambil peran sebagai lembaga keuangan mikro dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat di Nagari Kamang Mudiak.

Dalam operasionalnya menghimpun dana dan menyalurkan dana

berdasarkan prinsip syariah. Namun pada faktanya masyarakat di Nagari

Kamang Mudiak masih banyak yang masih bergantung pada pertanian.

Sehingga peran BMT Agam Madani Nagari Kamang Mudiak belum

maksimal dalam meningkatkan perekonomian masyarakat karena masih

banyaknya masyarakat yang bertahan dengan pertaniannya.


6
Basuki Pujoalwanto, “Perekonomian Indonesia: Tinjauan Historis, Teoritis, dan
Emiris” , Cet 1, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm 87.
7
Id.m.wikipedia.org
8
Wawancara dengan masyarakat Nagari Kamang Mudiak
8

Berdasarkan penjelasan diatas peningkatan perekonomian

masyarakat adalah proses perubahan perekonomian masyarakat secara

berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik dari waktu

sebelumnya. Peningkatan perekonomian masyarakat dapat diartikan juga

sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian dan

diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan masyarakat.9

Faktor–faktor yang menentukan peningkatan perekonomian dapat

dilihat dari dua faktor yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi. Unsur

ekonomi meliputi sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM),

modal usaha, teknologi, dan lainnya. Disamping itu faktor non ekonomi

meliputi lembaga-lembaga sosial, sikap masyarakat, kelembagaan politik,

dan yang lainnya yang semuanya meliputi faktor non ekonomi.10

Berdasarkan pengamatan penulis bahwa dilihat dari pengertian,

peran dan fungsi BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) seharusnya berpengaruh

terhadap peningkatan perekonomian masyrakat berdsarkan sistem islami.

Sehingga penulis tertarik mengkaji permasalahan dengan mengangkat

judul “ Peran BMT(Baitul Maal Wat Tamwil) Agam Madani Kamang

Mudiak Terhadap Peningkatan Perekonomian Masyarakat”

B. Identifikasi Masalah

9
Jhingan, “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan” , (Jakarta: Rajawali Press, 2000),
hlm 57.
Rahardjo Adisasmita, “Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi dan
10

Pertumbuhan Wilayah” , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm 103.


9

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Usaha masyarakat banyak yang berpotensi dikembangkan namun

masyarakat tidak mempunyai modal untuk usaha dan meningkatkan

perekonomian.

2. Seharusnya BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) berperan terhadap

peningkatan perekonomian masyarakat.

C. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan biaya peneliti hanya membatasi

masalah ini pada “Peran BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani

Kamang Mudiak Terhadap Peningkatan Perekonomian Masyarakat”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penjelasan diatas maka dapat dirumuskan

masalahnya yaitu: Bagaimana Peranan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

Agam Madani Kamang Mudiak Terhadap peningkatan perekonomian

masyarakat?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan peneltian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di sebutkan maka tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui peranan BMT(Baitul Maal Wa


10

Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat.

2. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagi peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana (SE) pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Bukittinggi.Sebagai

dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang

lebih banyak.Mengembangkan dan mengintegrasikan kemampuan

penulis dalam karya ilmiah.

b. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada masyarakat

untuk terus meningkatkan perekonomian demi kesejahteraan

masyarakat.

c. secara akademis

Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi

civitas akademis.

d. kegunaan secara operasional

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber

informasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang peran

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak

dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.


11

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Nagari Kamang Mudiak dengan

berfokus pada peningkatan ekonomi masyarakat.Responden dalam

penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Nagari Kamang Mudiak.

G. Penjelasan Judul

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam memahami

maksud yang terkandung dalam judul, maka penulis perlu menjelaskan

istilah yang terdapat dalam judul :

Peran : tindakan yang dilakukan individu atau

sekelompok orang dalam suatu peristiwa,

dan merupakan pembentuk tingkah laku

yang diharapkan dari seseorang yang

memiliki kedudukan di masyarakat.

BMT (Baitul Mal Wat

Tamwil) :
12

Perekonomian : sistem yang digunakan oleh suatu negara

untuk mengalokasikan sumber daya

yang dimilikinya baik kepada individu

maupun organisasi di negara tersebut.


Berdasarkan penjelasan judul diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa peneliti akan melakukan analisis seberapa besar

pengaruh BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak

terhadap peningkatan perekonomian masyarakat dan apakah hadirnya

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak

berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di Nagari

Kamang Mudiak.

H. Kajian Terdahulu

1. Berdasarkan penelitian Tarmizi taher tahun 2018 yang berjudul

Analisis Kontribusi BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani

dalam mengentaskan kemiskinan di Nagari Padang Luar Banuhampu

Kabupatem Agam yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa “

berdsarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa sebelum

dilakukan pembiayaan oleh masyarakat kepada BMT (Baitul Maal Wa

Tamwil), kondisi usaha masyarakat adalah rumah tangga miskin atau

bisa dikatakan tidak punya usaha. Namun setelah dilakukan

pembiayaan kepada BMT (Baitul Maal Wa Tamwil), kondisi usaha

masyarakat berubah menjadi usaha kecil hingga menengah. Dengan

modal yang berasal dari BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) masyarakat


11
H.Abdul Manan,Hukum Ekonomi Syariah:dalam perspektif kewenangan peradilan
agama,(Jakarta:kencana prenada media group,2012) hal 32
13

dapat mengolahnya menjadi usaha kecil, dengan laba yang diperoleh

setelah usaha kecil dijalankan dan sebagiannya dikembalikan untuk

melunasi pembiayaan. Maka pada tahun berikutnya sebagian nasabah

sudah mampu mendirikan usaha menengah tanpa pembiayaan BMT

(Baitul Maal Wa Tamwil).12

2. Berdasarkan penelitian Guslia roza pada tahun 2018 yang berjudul

Analisis Dampak BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) Terhadap

kesejahteraan masyarakat yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa

“ Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap nasabah BMT (Baitul

Maal Wa Tamwil) Agam Madani Nagari Koto Tangah didapatkan hasil

penurunan jumlah nasabah sebelum menjadi anggota sebesar 58,82%

dengan penghasilan dibawah sejuta. Dan juga mengalami penurunan

jumlah nasabah sebelum menjadi anggota BMT (Baitul Maal Wa

Tamwil) sebesar 7,14% dengan penghasilan Rp. 1000.000 – 2.000.000

dan untuk penghasilan diatas Rp. 2.000.000 – 5.000.000 mengalami

kenaikan sebesar 100%. Begitu juga dengan penghasilan diatas Rp.

5.000.000 juga mengalami kenaikan 700%. Dengan adanya BMT

(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani Nagari Koto Tangah

memberikan manfaat dan kesejahteraan dibidang ekonomi dan

meningkatkan pendapatan masyarakat.13

12
Tarmizi Taher, Analisis kontribusi BMT Agam Madani dalam mengentaskan
kemiskinan di Nagari Padang Luar kecamatan Banuhampu Kabupaten Agam (Bukittinggi:2018)
13
Guslia Roza,Analisis Dampak BMT Terhadap kesejahteraan
masyarakat(Bukittinggi:2018)
14

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ahamad Zuhdi Amin pada

tahun 2019 dengan judul Perana Baitil Maal Wa Tamwil (BMT) NU

Sejahtera Mangkang Semarang Dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Anggota yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa keberadaan

BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) Sejahtera Mangkang mempunyai

peranan dan manfaat dalam membantu meningkatkan kesejahteraan

anggota, yaitu dengna cara menghimpun dana ZIS (Zakat, Infaq,

Sedekah) dari masyarakat dan pemodal yang kemudian disalurkan

kepada yang berhak menerimanya dalam rangka usaha pengentasan

kemiskinan.14

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muslihati pada tahun 2015

dengna judul penelitian Peranan BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)

Dalam Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dimana dalam penelitian

tersebut menunjukan bahwa BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)berperan

dalam pemberdayaan ekonomi perempuan. Pendapatan mereka

bertambah sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan

menjadi lebih mandiri. Selain itu mereka juga semakin pandai dalam

mengelola keuangan dan mulai terlibat aktif dalam pengambilan

keputusan rumah tangga.15

Dari beberapa kajian terdahulu diatas penulis menyimpulkan

bahwa ada beberapa kesamaan masalah yang terjadi antara penelitian-

14
Akhmad zuhdi amin, “Peranan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) NU Sejahtera
mangkang semarang dalam meningkatkan kesejahteraan anggota” , (Semarang: 2019)
15
Muslihati, “Peranan BMT Dalam Pemberdayaan Ekonomi Bagi Perempuan” ,
(Makassar, 2015)
15

penelitian seblumnya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis. Yaitu berupa peranan BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) dalam

peningkatan perekonomian masyarakat. Namun ada juga perbedaan

yang mendasari penulis ingin meneliti kembali peran BMT (Baitul

Maal Wa Tamwil) terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di

Nagari Kamang Mudiak yaitu masih banyaknya masyarakat yang

bertahan dengan pertanian daripada menjadi pelaku usaha mikro kecil

menengah.

I. Landasan Teori

A. Pengertian BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) adalah kependekan dari Badan

Usaha Mandiri Terpadu atau, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM)

yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Baitul mal wat tamwil merupakan suatu lembaga yang

mempunyai dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul tamwil. Baitul mal

lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana

yang nonprofit, seperti zakat, infaq, dan sedekekah. Adapun baitul

tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.

Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) sebagai lembaga pendukung kegiatan

ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah islam.16

Mardani,Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia (Jakarta:prenadamedia


16

Group:2015) hlm 315-316.


16

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) dalam kegiatannya terdapat

dalam beberapa surat di dalam Al-Quran dan Hadist diantaranya

adalah:

a. Surat Al- Baqarah ayat 275

ِّ‫اَلَّ ِذ ۡینَ یَ ۡا ُکلُ ۡونَ ال ِّر ٰبوا اَل یَقُ ۡو ُم ۡونَ اِاَّل َک َما یَقُ ۡو ُم الَّ ِذ ۡی یَتَ َخبَّطُہُ ال َّش ۡی ٰطنُ ِمنَ ۡال َمس‬

ؕ ‫ وا‬k‫ َّر َم ال ِّر ٰب‬k‫ َع َو َح‬k‫ َّل ہّٰللا ُ ۡالبَ ۡی‬k‫ وا ۘ َو اَ َح‬k‫ ُل الر ِّٰب‬k‫ک بِاَنَّہُمۡ قَالُ ۡۤوا اِنَّ َما ۡالبَ ۡی ُع ِم ۡث‬
َ ِ‫ؕ ٰذل‬

‫ ر ُٗۤہ اِلَی ہّٰللا ِ ؕ َو َم ۡن‬kۡ‫لَفَ ؕ َو اَم‬k‫ا َس‬kk‫انتَ ٰہی فَلَ ٗہ َم‬k


ۡ kَ‫و ِعظَۃٌ ِّم ۡن َّرب ِّٖہ ف‬kۡ k‫ ٓا َء ٗہ َم‬k‫فَ َم ۡن َج‬

َ‫ار ۚ ہُمۡ فِ ۡیہَا ٰخلِد ُۡون‬ ٓ ٰ ُ ‫عَا َد فَا‬ 


ِ َّ‫ص ٰحبُ الن‬
ۡ َ‫ک ا‬
َ ِ‫ولئ‬

Artinya:“Orang-orang yang makan (mengambil) riba

tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang

yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

gila keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat),

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya

larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan

urusannya terserah kepada Allah. Orang yang kembali

mengambil riba maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.”


17

b. Surat Al-Baqarah Ayat 279

ۡ
ُ ‫ن ٱللَّهِ وَ َر‬
ۡ‫س ولِهِۦۖ وَإِن ت ُ ۡبت ُ م‬ َ ِ ‫فَ إِن ل َّ مۡ ت َ ۡفعَل ُ وا ْ فَ أذ َنُوا ْ ب‬
ِّ ٖ‫ح ۡرب‬
َ ‫م‬
ۡ ۡ َ
٢٧٩ ‫ن‬ ُ َ ‫ن وَاَل ت ُ ظل‬
َ ‫مو‬ ُ ِ ‫س أ ۡموَٰلِك ُ مۡ اَل ت َ ظل‬
َ ‫مو‬ ُ ‫فَلَك ُ مۡ ُرءُو‬
Artinya: “Maka jika kamu tidak mengerjakan

(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa

Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika

kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu

pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak

(pula) dianiaya”.

c. Surat At- Taubah ayat 103

َ
َّ ِ ‫ل عَل َ ۡيهِ ۡۖم إ‬
‫ن‬ َ َ‫ة تُطَهِّ ُرهُ مۡ وَت ُ َزكِّيهِم بِهَا و‬
ِّ ‫ص‬ ٗ َ‫صدَق‬ ِ ‫خ ۡذ‬
َ ۡ‫م ۡنأ ۡموَٰلِهِ م‬ ُ

١٠٣ ‫م‬
ٌ ‫ميعٌ عَلِي‬
ِ ‫س‬ ُ َّ ‫نلَّهُ ۡۗم وَٱلل‬ٞ َ ‫سك‬
َ ‫ه‬ َ َ ‫صلَوٰت‬
َ ‫ك‬ َ
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi

mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Selain landasan yang berasal dari Al – quran dan Hadist, BMT

diatur oleh beberapa peraturan yang menaunginya, sesuai dengan bentuk


18

badan hukum BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) itu sendiri. Berikut beberapa

hukum positif yang menjadi landasan kegiatan BMT (Baitul Maal Wa

Tamwil) :

1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat selain beroperasi sebagai lembaga

keuangan yang memberikan jasa keuangan berupa

penitipan, investasi dan pembiayaan BMT(Baitul Maal Wa

Tamwil) memiliki karakteristik khusus yang berbeda

dengan lembaga keuangan lainnya yaitu mengenai nilai

social atau kegiatan non profit.

2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian. Sebelumnya Undang-undang Nomor 25

tahun 1992 tentang perkoperasian telah diubah menjadi

Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 tentang koperasi.

Akan tetapi tahun 2014 Undang-undang Nomor 17 tahun

2012 di batalkan oleh Mahkamah Konstitusi sehingga

Undang-undang tersebut sudah tidak mempunyai kekuatan

hukum yang mengikat. Sehingga untuyk mengisi

kekosongan hukum, MK menuatakan Undang-undang

Nomor 25 tahun 1992 kembali berlaku sampai dengan

terbentuknya UU yang baru.17

B. Status Hukum BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

17
Regulasi keberadaan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dalam sistem perekonomian di
Indonesia (Nourma Dewi:2017) 13 November 2019 23:08
19

Status hukum BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) dapat dikaji

berdasarkan bentuk-bentuk kerjasama yang selama ini digunakan di

Indonesia dan telah ada pengaturannya. Bentuk-bentuk kerjasama

tersebut yaitu:

a. Asosiasi yang bertujuan mencapai keuntungan kebendaan

1.) Perserikatan perdata, diatur dalam KUH Perdata

2.) Firma (persekutuan firma), diatur dalam KUH Perdata

3.) Perseroan Terbatas (PT), diatur dalam UU NO 40 Tahun

2007 tentang perseroan terbatas.

a. Asosiasi yang bertujuan untuk mencapai kepentingan kesejahteraan

para anggotanya atau masyarakat:

1.) Perkumpulan, diatur dalam KUH Perdata

2.) Koperasi, diatur dalam UU NO 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian.

3.) Yayasan, diatur dalam UU NO 28 tahun 2004 tentang

yayasan.

Jika dihubungkan dengan bentuk kerja sama tersebut status

hukum BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) dapat dikelompokan

menjadi tiga yaitu: pertama, status hukum koperasi. Kedua, status

hukum yayasan (walaupun penggunaan status hukum yayasan bagi

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) tidak sesuai dengan buku panduan

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) yang dikeluarkan oleh pinbuk).

Dan ketiga, belum memiliki status hukum. BMT(Baitul Maal Wa


20

Tamwil) yang belom memiliki status hukum adalah BMT(Baitul

Maal Wa Tamwil) yang berbentuk kelompok swadaya masyarakat

(KSM) atau lembaga swadaya masyarakat (LSM)18

C. Fungsi BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) memiliki beberapa fungsi yaitu:

a. Penghimpun dan penyalur dana

Menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan dan

mencari dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau

tabungan. Menghimpun dana disebut juga sebagai kegiatan

funding. Sedangkan menyalurkan dana adalah kegiatan yang

dilakukan BMT dengan memberikan dana kepada masyarakat

dalam bentuk pembiayaan.

b. Pencipta dan pemberi likuiditas

BMT sebagai lembaga keuangan yang dapat menciptakan alat

pembayaran yang sah yang mampu memberikan kemampuan

untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga.

c. Sumber perdapatan

BMT dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan memberi

pendapatan pada pegawainya.

d. Pemberi informasi

18
Abdul Manan,Hukum Ekonomi Syariah:dalam perspektif kewenangan peradilan
agama,(Jakarta:kencana prenada media group,2012) hal 36-37
21

Pihak BMT dapat memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai resiko keuntungan dan peluang yang ada pada

lembaga tersebut.

e. Sebagai lembaga keuangan mikro syriah

Lembaga keuangan mikro islam yang memberikan pembiayaan

bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan

kelebihan tidak meminta jaminan yang memberatkan bagi

UMKM tersebut.

Adapun fungsi BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) di masyarakat yaitu:

a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola

menjadi lebih profesional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera)

dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang

dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan global.

b. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang

dimiliki oleh masyarakat dapat bermanfaat secara optimal

didalam dan diluar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.

c. Mengembangkan kesempatan kerja.

d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar

produk-poduk anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas

lembaga-lembaga ekonomi dan sosial masyarakat banyak.

D. Tata Cara Pendirian, Struktur, dan Permodalan BMT (Baitul

Maal Wa Tamwil)

a. Tatcara pendirian BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)


22

Setiap pendirian BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1) Didirikan oleh minimal 20 orang

2) Memiliki visi dan misi bagi pemberdaya ekonomi umat yang

beroperasi dengan prinsip-prinsip muamalah sesuai syariah

islam.

3) Kegitan yang dilakukan meliputi

1. Penghimpunan dana simpanan bedasarkan syariah

2. Pembiayaan usaha pola syaria berdasarkan syariah

3. Pengeloaan dana titipan zakat, infaq, sedekah dan dana

simpanan lainnya

4. Usaha-usaha lain yang halal dan sesuai syraiah

4) Modal awal minimal Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta)

5) Pengurus/pengelola memiliki wawasan dan pengalaman atau

pernah mengikuti pelatihan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

atau pernah magang di BMT(Baitul Maal Wa Tamwil).

6) Pengurus/pengelola berpendidikan Diploma atau SLTA dan

berakhlak mulia.

7) Harus melibatkan tokoh masyarakat setempat.

8) Memiliki DPS (Dewan Pengawas Syariah)

9) Berbadan hukum

10) Mempunyai tata tertib

11) Ada rekomendasi PINBUK


23

Adapun proses pendirian BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

sebagai berikut:

a) Inisiatif para pendiri untuk mendaftarkan BMT(Baitul

Maal Wa Tamwil)

b) Analisis kelayakan oleh PINBUK

c) Pembentukan panitia persiapan BMT(Baitul Maal Wa

Tamwil)

d) Penghimpunan modal awal

e) Rekrutmen calon pengelola

f) Pelatihan atau magang

g) Persiapan administrasi perkantoran

h) Persiapan saran prasarana

i) Penyususan permohonan ijin legalitas kepada lembaga

terkait (dinas koperasi dan koordinasi PINBUK)

j) Permohonan anggota BMK mitra PINBUK

k) Grand opening

b. Struktur organisasi BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

Struktur organisasi BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) yang

paling sederhana diantaranya terdiri atas hal-hal berikut:

1.) Badan pendiri

Badan pendiri ialah orang-orang yang mendirikan

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) dan mempunyai hak


24

prerogatif yang seluas-luasnya dalam menentukan arah dan

kebijakan organisasi BMT(Baitul Maal Wa Tamwil).

2.) Badan pengawas

Badan pengwas ialah badan yang berwenang dalam

menetapkan kebaijakan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil).

3.) Badan pengelola

Badan pengelola ialah sebuah badan yang mengola

organisasi dan perusahaan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

serta di pilih dari dan oleh anggota badan pengawas, badan

pendiri, dan perwakilan aggota.

4.) Anggota BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

Anggota BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) ialah

orang-orang yang secara resmi mendaftarkan diri sebagai

anggota BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) dan dinyatakan

diterima oleh badan pengelola.

c. Sumber modal BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

Sumber modal BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) dapat

diperoleh dari:

1.) Simpanan pokok anggota yang dilakukan hanya sekali

sebagai tanda keikutsertaan sebagai anggota.

2.) Simpanan wajib anggota yang dilakukan oleh anggota

secara periodik sesuai dengan kesepakatan dalam jumlah

yang sama setiap kali menyimpan.


25

3.) Simpanan sukarela anggota yang dilkukan oleh anggota

secara sukarela tanpa ada batasan jumlah dan waktu.

E. Akad dan Produk BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)

a. Produk pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

pada dasarnya terdiri dari tiga model pembiayaan, yaitu dengan

sistem bagi hasil, pembiayaan jual beli dengan keuntungan, dan

pembiayaan kebajikan.

Pembiayaan dengan sistem bagi hasil terdiri dari dua

bentuk, yaitu pembiayaan 100% tanpa campur tangan BMT(Baitul

Maal Wa Tamwil) dalam pengelolaan usaha yang disebut

pembiayaan mudharabah, dan pembiayaan yang kurang dari 100%

dengan pilihan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) boleh ikut

mengelola usaha atau boleh juga tidak ikut mengelola usaha, yang

disebut pembiayaan musyarakah.

Pembiyaan jual beli dengan keuntungan terdiri dari dua

bentuk, yaitu pembelian barang untuk nasabah dengan pembayaran

dilunasi dalam jangka waktu tertentu, yang disebut dengan

pembiayaan murabahah, dan pembelian barang untuk nasabah

dengan pembayaran dilakukan secara mencicil sampai lunas, yang

disebut pembiayaan baaiu bithaman ajil.

Pembiayaan kebajikan merupakan pembiayaan yang

dananya berasal dari titipan BAZIS. Oleh karena itu hanya


26

diberikan kepada calon nasabah yang memenuhi syarat menerima

zakat, infaq, dan sedekah. Pembiayaan kebajikan tidak di kenai

biaya apapun, hanya diharuskan mengembalikan dalam jumlah

semula karena merupakan titipan amanah.

b. Produk simpanan (penghimpunan dana)

Produk penghimpunan dana BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

sebagai berikut

1.) Giro wadiah, adalah produk simpanan yang bisa ditarik

kapan saja. Dana nasabah dititipkan di BMT(Baitul Maal

Wa Tamwil) dan boleh dikelola. Setiap saat nasabah boleh

mengambilnyadan berhak mendapatkan bonus dari

keuntungan pemanfaatan dana giro oleh BMT(Baitul Maal

Wa Tamwil).

2.) Tabungan mudharabah, dana yang disimpan nasabah akan

dikelola oleh BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) untuk

memperoleh keuntungan. Keuntungann akan diberi kepada

nasabah sesuai kesepakatan nasabah. Nasabah bertindak

sebagai shahibul maal dan BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

bertindak sebagai mudaharib.

3.) Deposito mudharabah, BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

bebas melakukan bebagai usaha yang tidak bertentangan

dengan islam dan mengembangkannya.19

19
Mardani,Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia (Jakarta:prenadamedia
Group:2015) hlm 323-326
27

F. Kendala Pengembangan BMT (Baitul Maal Wa Tamwil)

Sebagai lembaga yang berbadan hukum koperasi, BMT(Baitul

Maal Wa Tamwil) pada dasarnya mampu menunjukan kepada

masyarakat bahwa ia merupakan representasi dari koperasi modern.

Meskipun lahirnya BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) di Indonesia cukup

mengembirakan, bukan berarti tidak ada dalam pengembangannya,

banyak masalah penting yang perlu segera dicari solusinya terutama

terkait dengan imlementasi sistem pembukuan syariah dalam

operasional BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) yang belum maksimal

sehingga perlu terus dievaluasi untuk siap diperbaiki sewaktu-waktu,

keadaan ini disebabkan karena prinsip-prinsip syariah yang menjadi

frame of reference dalam operasional BMT(Baitul Maal Wa Tamwil)

belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh sebagian besar

pengeloala BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) itu sendiri.20

A. Perekonomian Masyarakat

perekonomian suatu masyarakat tidak muncul begitu saja.

Ia merupakan hasil pemikiran dan kerja keras dari seluruh

komponen masyarakat atau bangsa yang bersangkutan dalam

memamfaatkan dan mengelola sumber daya ekonomi yang mereka

miliki. Masyarakat secara sadar melakukan aktivitas ekonomi

sehingga hasil yang diacapai bukanlah sesuatu yang secara

20
H.Abdul Manan,Hukum Ekonomi Syariah:dalam perspektif kewenangan peradilan
agama,(Jakarta:kencana prenada media group,2012) hal 48-49
28

kebetulan terwujud, tetapi merupakan sesuatu yang secara sadar

diinginkan.Oleh sebab itulah setiap masyarakat pada dasarnya

memerlukan pedoman untuk mewujudkan suatu tatanan agar

perkembangan ekonominya bergerak kearah titik yang diharapkan

ataupun yang dicita-citakan.Kajian perekonomian masyarakat

dalam perspektif islam sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-

qur’an surah Al-baqarah ayat 155:

ِ ُ‫ص ِمنَ اأْل َ ْم َوا ِل َواأْل َ ْنف‬


ِ ‫س َوالثَّ َم َرا‬
َ‫ت ۗ َوبَ ِّش ِر الصَّابِ ِرين‬ ِ ‫ف َو ْالج‬
ٍ ‫ُوع َونَ ْق‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِمنَ ْال َخو‬

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,

dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan

buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang

yang sabar”.

Tafsiran ayat di atas yaitu bahwasanya Allah akan menguji

kaum muslimin dengan berbagai kekuatan, kelaparan, kekurangan

harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini,

kaum muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh

keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan

cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah

orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah.

Dan juga dalam ayat tersebut bahwasanya kita sebagai umat

yang tau akan kesabaran dan keiklasan dalam melakukan berbagai

macam urusan terutama dalam menjeput rezeki yang diridhoi Allah


29

maka kita akan disarankan dan selalu sabar agar rezeki yang

diperoleh juga akan memilki faedah yang baik di sisi Allah, dalam

mencari rezeki yang halal Allah akan memberi sedikit ujian kepada

kita dengan berbagai macam cara, dan semua itu agar kita sebagai

umat islam yang taat dan patuh kepada Allah tidak mudah

menyerah untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan juga agar

kita sebagai umat muslim juga mau bekerja keras untuk mendapat

rido Allah SWT.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan

perwujudan peningkatan harkat dan martabat lapisan masyarakat

untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakang ekonomi.Langkah ini menjadi bagian dalam

meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kemandirian

ekonomi masyarakat.Pemberdayaan ekonomi masyarakat

membutuhkan partisipasi aktif dan kreatif. Menuurut Samuel Paul

partisipasi aktif dan kreatif dinyatakan sebagai: “partisipasi

mengacu pada sebuah proses aktif yang dengannya kelompok

sasaran bisa mempengaruhi arah dan pelaksanaan proyek

pembangunan ketimbang hanya semata-mata menerima pembagian

keuntungan proyek.”

Dalam kaitannya dengan defenisi tersebut (Cohen dan Up

hoff,) menyatakan bahwa defenisi yang dinyatakan oleh Samuel

Paul di atas memandang ketertiban masyarakat mulai dari tahap


30

pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatan hasil dan

evaluasi. Disisi lain partisipasi pun membantu masyarakat miskin

dalam melihat realitas sosial ekonomi dan proses desentralisasi

yang dilakukan dengan memperkuat “delivery system”( system

distribusi) di tingkat bawah.21

Secara garis besar, system ekonomi dapat dibedakan

kedalam tiga bentuk yaitu: Ekonomi pasar, Ekonomi campuran dan

Ekonomi perencanaan pusat. Ekonomi pasar adalah perekonomian

yang kegiatannya dikendalikan sepenuhnya oleh interaksi antara

pembeli dan penjual dipasar.Ekonomi campuran adalah system

ekonomi pasr yang disertai campur tangan pemerintah.Sedangkan

system ekonomi perencanaan pusat adalah system ekonomi yang

kegiatannya diatur sepenuhnya oleh pemerintah.22

Ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu

oikonomia.Oikonomia sendiri berasal dari dua suku kata yakni

oikos dan nomos berarti aturan.Dengan demikian ekonomi

sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan mengurus rumah tangga

yang dalam bahasa inggris disebut dengan istilah

economics.Sedangkan secara terminology atau istilah, ekonomi

adalah pengetahuan tentang pariwisata dan persoalan yang

berkaitan dengan upaya manusia individu atau kelompok dalam

memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada


21
H. Abdul Bashith, Ekonomi Kemasyarakatan, (Uin-Maliki Press,2012),hal 27-28
22
Sadono Sukirno, MIKROEKONOMI TEORI PENGANTAR,(Jakarta: PT Raja
Persada,2013),hal 31
31

sumber-sumber yang terbatas.23Dari pengertian diatas yang

dimaksud ekonomi disini yaitu upaya manusia dalam menghadapi

perubahan sistem perekonomian yang langka dan sumber-sumber

yang terbatas, serta ruang lingkup manusia yang ada dalam bidang

kunsumsi, produksi dan distribusi yang dibutuhkan manusia.

B. Faktor-faktor yang Menentukan Peningkatan Perekonomian

Faktor – faktor yang menentukan peningkatan

perekonomian dapat dilihat dari dua faktor yaitu faktor ekonomi

dan non ekonomi. Unsur ekonomi meliputi sumber daya alam

(SDA), sumber daya manusia (SDM), modal usaha, teknologi, dan

lainnya. Disamping itu faktor non ekonomi meliputi lembaga-

lembaga sosial, sikap masyarakat, kelembagaan politik, dan yang

lainnya yang semuanya meliputi faktor non ekonomi.

C. Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Dalam

Perekonomian

Perekonomian di Indoonesia memang sekarang ini masih

belum dikatakan stabil, tumpuan aktifitas ekonomi masih belum

terfokus dan jelas. Lembaga keuangan menjadi salah satu sektor

ekonomi yang memang memiliki andil besar untuk mempengaruhi

stabilitas perekonomian.

Secara umum Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah

lembaga yang melayani keuangan mikro. Lembaga keuangan


23
Abdullah Zaky, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung:Pustaka Setia, 2002),hal 5.
32

mikro syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

adalah memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalulintas

pembayaran serta peredaran uanga yang beroperasi berdasarkan

dengan prinsip-prinsip syariah.

Posisi Lemabaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) atau

lebih dikenal BMT menjadi sangat penting karena keberdaannya

mampu menjangkau seluruh sektor, termasuk sektor perekonomian

menengah kebawah yang notabennya memiliki banyak masalah.

Dari paparan diatas tentunya dapat dipahami bahwa posisi

lembaga keuangan mikro syariah pada perekonomian cukup

penting dan berpotensi untuk dikembangkan pada seluruh sektor.

Dengan didukung dengan jumlah penduduk muslim yang begitu

besar tentunya hal tersebut tidak akan mustahil dilakukan.24

J. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan penulis dalam melakukan

penelitian ini yaitu penelitian analisis deskriftip melalui pendekatan

kualitatif.25 Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian

lapangan karena penelitian dilakuakan secara langsung ke objek

24
Lailatul Qadariyah, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Dalam Perekonomian Di
Indonesia” , Jurnal Empirisma Vol.14 No.01, 2005, Hal 2- 4
25
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek,(Jakarta: PT Bumi
Aksara,2015),hal 80.
33

penelitian untuk melakukan pengamatan dan pengumpulan data yang

akan di analisis.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditunjukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang secara

individu dan kelompok. Penelitian kualitatif menghasilkan

menghasilkan data deskriftip berupa data tertulis atau lisan dari orang

yang diamati.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif

karena penelitian ini data yang diperoleh peneliti di lokasi berupa kata-

kata bukan angka-angka.Kata-kata tersebut dapat berupa tertulis

maupun lisan.Melalui pendekatan kualitatif data yang diperoleh

lengkap, lebih mendalam dan dapat dipercaya dalam penelitian ini

penulis mendeskripsikan tentang bagaimana peran BMT(Baitul Maal

Wat Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak Terhadap Peningkatan

perekonomian masyarakat.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini

dilakukan di nagari kamang mudiak kabupaten Agam.

3. Jenis Sumber Data

Jenis-jenis data dari penelitian terdiri dari 2 ,yaitu :

a. Data primer
34

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung baik yang
26
dilakukan melalui wawancara maupun observasi. Dalam

penelitian ini penulis langsung melakukan wawancara dan

observasi langsung kepada pengurus BMT(Baitul Maal Wa

Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak dan masyarakat Nagari

Kamang Mudiak.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data untuk mendukung permasalahan yag

akan dibahas, yang diperoleh dari atau berasal dari bahan

kepustakaan. Dari penelitian ini penulis memperoleh data dari

dokumentasi, buku, surat kabar, internet dan lainnya yang

berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

4. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. 27Jadi ia

mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia

berkewajiban secara sukarela menjadi tim penelitian walaupun hanya

bersifat informan. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan

kesukarelaannya, ia dapat memberikan pandangan tentang nilai-nilai,

26
Nugroho J Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran, ( Jakarta: Kencana,2003),hal 35.

27
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 1999),hal 117.
35

bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian

setempat. 28

Informan yang dibutuhkan dalam penelitian adalah informan kunci

dan informan pendukung. Informan kunci adalah orang yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, sementara informan

pendukung adalah orang yang memberikan data tidak secara langsung

tapi melalui perantara orang lain. Yang menjadi informan kunci dalam

penelitian ini adalah wali nagari kamang mudiak dan masyarakat

kamang mudiak dengan menggunakan metode teknik analysis

deskriptif melalui pendekatan kualitatif.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi atau pengamat dapat didefenisikan sebagai

perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau

sesuatu.Sedangkan observasi ilmiah adalah perhatian terfokus

terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud

menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan

menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.29Observasi yaitu

dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang

Lexy J Meleong,Metodologi Penelitian Kualitatif,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


28

1995),hal 90.

29
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Data,(jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal
37-38.
.
36

diteliti, dalam hal ini adalah masyarakat nagari Kamang Mudiak,

BMT(Baitul Maal Wat Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak.

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu

proses interaksi antara pewancara (interviewer) dan sumber

informasi atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui

komunikasi langsung.30Wawancara langsung dilakukan dengan

pengurus BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani Kamang

Mudiak dan masyarakat Nagari Kamang Mudiak.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data berupa data-

data tertulis yang mrengandung keterangan dan penjelasan serta

pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan

masalah penelitian.31Diantaranya adalah profil BMT(Baitul Maal

Wa Tamwil), Nagari dan data yang berkaitan dengan masalah

penelitian tentang peran BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam

Madani Kamang Mudiak Terhadap Peningkatan Perekonomian

Masyarakat.

6. Teknik Analisa Data

Bogdan dan briklen mrnyatakan: analisis data merupakan suatu

proses sistematis pencarian dan pengaturan transkip wawancara,

30
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana,2014),hal 372.
31
Muhammad, Metedologi penelitian Ekonomi islam: Pendekatan Kuantitatif,(Jakarta:
Raja Grafindo Persada,2013),hlm.150-152.
37

observasi, catatan, lapangan, dokumen, foto dan materil lainnya untuk

meningkatkan pemahaman yang diteliti tentang data yang

dikumpulkan, sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat

disajikan dan diinformasikan kepada orang lain.32

Dalam analisis data ini peneliti menggunakan analisis yang

bersifat kualitatif. Analisis yang dimaksud dengan menggunakan

analisis deskriptif, artinya penelitian ini mendiskripsikan tentang peran

BMT(Baitul Maal Wa Tamwil) Agam Madani Kamang Mudiak

terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Nagari Kamang

Mudiak dan membandingkan teori yang dipelajari dengan kenyataan

yang penulis temukan dilapangan setelah data terkumpul lalu penulis

mengolahnya, dengan mengadakan seleksi terhadap data, kemudian

akan diklasifikasikan sesuai aspek masalah yang telah disusun.

32
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif dan PenelitianGabungan,
(Jakarta:Kencana,2014),hal 400-401.
38

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita,Rahardjo, 2013,“Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan

Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah” , Yogyakarta: Graha Ilmu.

Amin, zuhdi, Akhmad, 2019“Peranan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) NU

Sejahtera mangkang semarang dalam meningkatkan kesejahteraan anggota” ,

Semarang.

Bashith, Abdul,2012, Ekonomi Kemasyarakatan Visi dan Misi Pmberdayaan

Sektor Ekonomi Lemah, Malang: UIN-Maliki Press.

Emzir,2011,Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Data,jakarta: Rajawali Pers.

Gunawan, Imam,2015,Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek, Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Guslia Roza, 2018 Analisis Dampak BMT Terhadap kesejahteraan

masyarakat,Bukittinggi.

Id.m.wikipedia.org

Jhingan, 2000“Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, Jakarta: Rajawali

Press.

Lailatul Qadariyah, 2005 “Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Dalam

Perekonomian Di Indonesia” , Jurnal Empirisma Vol.14 No.01, Hal 2- 4

Manan, Abdul, 2012, hukum ekonomi syariah dalam perspektif kewenangan

peradilan agama, Jakarta:kencana prenadamedia group.


39

Meleong,J,Lexy, 1995, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muslihati, 2015, “Peranan BMT Dalam Pemberdayaan Ekonomi Bagi

Perempuan”, Makassar.

Muhammad, 2009, lembaga kauangan mikro syariah, Yogyakarta:graha ilmu.

Mardani, 2015,Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di

Indonesia,Jakarta:prenadamedia Group.

Muhammad,2013,Metedologi penelitian Ekonomi islam:Pendekatan Kuantitatif,

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nourma, Dewi, 2017,Regulasi keberadaan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Dalam system perekonomian di Indonesia .

Setiadi, J, Nugroho, 2003, Prilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk

Strategi dan Penelitian Pemasaran,Jakarta: Kencana.

Pujoalwanto , Basuki, 2014, “Perekonomian Indonesia: Tinjauan Historis,

Teoritis, dan Emiris” , Cet 1, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukrno, Sadono,2013,Mikroekonomi Teori Pengantar,Jakarta: PT Raja Persada.

Taher, Tarmizi,2018 Analisis kontribusi BMT Agam Madani dalam mengentaskan

kemiskinan di Nagari Padang Luar kecamatan Banuhampu Kabupaten

Agam,Bukittinggi.
40

Teguh, Muhammad, 1999,Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Wawancara dengan pegawai BMT Agam Madani Kamang Mudiak.

Wawancara dengan masyarakat Nagari Kamang Mudiak

Wawancara dengan pihak Account Officer

Yusuf A.Muri,2014,Metode Penelitian: Kualitatif, Kuantitatif dan Penelitian

Gabungan, Jakarta: Kencana.

Zaky, Abdullah, 2002, Ekonomi dalam Perspektif Islam, Bandung:Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai