Anda di halaman 1dari 12

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

ANALISIS AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN


KEUANGAN PEMBANGUNAN MASJID DARUL HIDAYAH DESA
AIRKUNING KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA
1
Bahrudin, 1Ni Luh Gd Erni Sulindawati, 2Made Aristia Prayudi
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {bahrudin1257@gmail.com, esulind@gmail.com,


prayudi.acc@undiksha.ac.id} @undiksha.ac.id

Abstrak
Masjid merupakan salah satu organisasi sektor publik yang tergolong dalam
organisasi nirlaba yang dalam menjalankan aktivitasnya, dengan mengelola sumber
daya yang dimilikinya dan sumber daya yang diperoleh dari masyarakat secara
sukarela dan ikhlas. Sehubungan dengan dana masyarakat ini maka pengelolaan
keuangan harus mampu dipertanggungjawabkan yaitu dengan cara disajikan secara
akuntabel dan transparan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) dasar
pembentukan kepanitian pembangunan Masjid Darul Hidayah, (2) sumber pendanaan
pembangunan Masjid Darul Hidayah, (3) proses akuntabilitas pengelolaan keuangan
pembangunan Masjid Darul Hidayah, dan (4) proses transparansi pengelolaan
keuangan pembangunan Masjid Darul Hidayah.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang
digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi
yang selanjutnya data dianalisis dengan tahapan (1) pengumpulan data, (2) reduksi
data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dasar pembentukan kepanitian
pembangunan Masjid Darul Hidayah yakni dilakukan atas dasar musyawarah
bersama dengan para jamaah masjid, (2) sumber pendanaan berasal dari iuran wajib
jamaah, infaq dan sedekah jamaah, dan bantuan pemerintah, (3) panitia
pembangunan Masjid Darul Hidayah sudah menerapkan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan dengan mengedepankan sikap amanah baik itu secara
vertikal (Tuhan) maupun secara horizontal (Jamaah), (4) proses transparansi pada
Masjid Darul Hidayah masih kurang optimal dikarenakan panitia menyampaikan
pemasukan dana dan penggunaan dana hanya melalui lisan saja.

Kata Kunci: Akuntabilitas, Transparansi, Pengelolaan Keuangan, Masjid.

Abstract

A mosque is one of the public sector organizations belonging to a nonprofit


organization in carrying out its activities by managing its resources and the resources
obtained from the community voluntarily and sincerely. In relation to this community
fund, the financial management must be accountable, that is, accounted and
transparently presented. The purpose of this research was to know (1) basic formation
of committee on the construction of Darul Hidayah Mosque, (2) funding source on the
construction of Darul Hidayah Mosque, (3) accountability process of financial
management on the construction of Darul Hidayah Mosque, and (4) transparency
process of financial management on the construction of Darul Hidayah Mosque.
The research was conducted by using qualitative method. Data sources used
were primary and secondary data. Data collecting technique was done by interview,
observation, and documentation study which then the data were analyzed with the
following stages (1) data collection, (2) data reduction, (3) data presentation, and (4)
conclusion.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
The result of the research showed that (1) the basic formation of the
construction of Darul Hidayah Mosque was conducted on the basis of discussion with
the mosque pilgrims, (2) funding source was from mandatory dues, infaq and alm from
the pilgrims, and government aid, (3) committee of Darul Hidayah Mosque had applied
accountability in financial management by putting forward the attitude of trust either
vertically (God) or horizontally (Pilgrims), (4) transparency process at Darul Hidayah
Mosque was not optimal because the committee submitted income and expense
through oral only.

Keywords: Accountability, Transparency, Financial Management, Mosque.

PENDAHULUAN seperti nama penyumbang dan jumlah yang


Organisasi nirlaba merupakan disumbangkan, hal ini dikarenakan
organisasi yang bergerak dalam masyarakat beranggapan bahwa laporan
pelayanan sosial yang dikelola oleh sumbangan yang disampaikan atau
masyarakat dan tidak bertujuan mencari dipublikasikan ke khalayak dapat
keuntungan. Suatu organisasi nirlaba menimbulkan "riya' dan sombong".
memperoleh sumber dayanya dari Masjid Darul Hidayah merupakan
penyumbang yang tidak mengharapkan masjid yang berada di Dusun Munduk,
imbalan, menghasilkan barang atau jasa Desa Airkuning, Kecamatan Jembrana,
tanpa memupuk laba, dan tidak memiliki Kabupaten Jembrana. Masjid ini
kepemilikan. Organisasi nirlaba meliputi merupakan masjid yang aktif digunakan
organisasi keagamaan, sekolah, rumah untuk kegiatan keagamaan, seperti ibadah
sakit, klinik publik, organisasi politik, sholat berjamaah, pengajian dan kegiatan
organisasi masyarakat, atau serikat buruh. keagamaan lainnya. Namun, masjid ini
Dalam organisasi keagamaan mengacu masih dalam proses perampungan
pada organisasi dalam sebuah tempat pembangunan, dikarenakan bangunan
peribadatan misalnya masjid, pura, gereja masjid sebelumnya sudah tidak dapat
dan sebagainya (Endang, 2017). menampung jamaah terutama saat hari
Masjid merupakan salah satu raya dan acara peringatan hari-hari besar
organisasi sektor publik yang tergolong islam, berdasarkan kondisi tersebut
dalam organisasi nirlaba (non profit masyarakat dan jamaah masjid kemudian
oriented) yang dalam menjalankan bersepakat untuk melakukan renovasi
aktivitasnya, dengan mengelola sumber masjid.
daya yang dimilikinya dan sumber daya Perencanaan pembangunan dimulai
yang diperoleh dari masyarakat secara pada tahun 2009 dengan jangka
sukarela dan ikhlas. Pengelolaan keuangan penyelesaian diperkirakan selama 3 tahun.
masjid yang baik, merupakan salah satu Kemudian untuk mendukung proses
faktor utama dalam upaya menjaga lancarnya pembangunan dibentuklah
kelangsungan hidup dan memakmurkan panitia pembangunan dengan cara
masjid. Sehubungan dengan dana musyawarah, panitia pembangunan yang
masyarakat ini maka pengelolaan dipilih adalah para tokoh desa dan tokoh
keuangan harus mampu agama di Desa Airkuning, mereka
dipertanggungjawabkan yaitu dengan cara dipercayakan dan diberi amanah untuk
disajikan secara akuntabel dan transparan. mengelola dan mengurus dana
Penyajian yang akuntabel dan pembangunan masjid oleh masyarakat.
transparan dalam pelaporan keuangan Melalui musyawarah tersebut juga
menjadi kunci sukses dalam upaya masyarakat bersepakat untuk melakukan
menjaga kelangsungan hidup dan iuran wajib sebesar Rp.1.000.000 per tahun
kemakmuran masjid. Namun dalam untuk setiap kepala keluarga selama 3
pengelolaan dana masjid yang dilakukan tahun. Selain itu, sumber dana
oleh pengurus masjid terkadang ragu untuk pembangunan juga diperoleh dari bantuan
menyampaikan informasi keuangan yang pemerintah daerah, donatur tidak tetap
berhubungan dengan laporan penyumbang,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

yang berupa infaq serta sedekah dari para Hidayah merupakan salah satu poin yang
jamaah masjid. menarik untuk dapat dikaji lebih mendalam
Namun demikian, belakangan ini karena hal tersebut mejadi hakikat utama
muncul fenomena kecurigaan di kalangan bagi entitas publik untuk dapat bertahan
masyarakat tentang pengelolaan dana dan memaksimalkan perannya, apalagi
masjid yang di amanahkan kepada bagi entitas publik yang berada pada
pengurus masjid atau panitia lingkup sosial budaya yang berbeda
pembangunan masjid kecenderungan dana dengan entitas publik lainnya.
bisa saja digunakan secara pribadi oleh Penyampaian informasi
pengurus dengan mengaburkan dana pertanggungjawaban keuangan ini sangat
donasi dari masyarakat, hal ini dikarenakan diperlukan dan sangat disarankan dapat
lemahnya pengelolaan keuangan masjid, tersampaikan ke masyarakat secara merata
salah satu pemicunya adalah kurang dan adil sehingga seluruh informasi terkait
pahamnya pengurus dalam penyajian pengelolaan keuangan dapat diketahui oleh
laporan keuangan secara akuntabel dan masyarakat luas dan dengan hal itu pula
transparan. Selain itu proses pembangunan dapat mencerminkan pertanggungjawaban
masjid yang terlalu lama dan tidak sesuai ke masyarakat telah terlaksana dengan
target yakni penyelesaian yang diperkirakan baik.
selesai dalam rentang waktu 3 tahun tetapi Berkaitan dengan hal tersebut, maka
realisasinya tidak tercapai juga menjadi beberapa permasalahan penelitian yang
pemicu munculnya kecurigaan di kalangan akan dijawab dalam penelitian ini, yaitu : (1)
masyarakat. Ditambah lagi jamaah masjid apa dasar pembentukan kepanitian
diminta untuk memberi sumbangan kembali pembangunan di Masjid Darul Hidayah, (2)
untuk melanjutkan proses pembangunan darimana saja sumber dana pembangunan
masjid meskipun diminta secara sukarela. Masjid Darul Hidayah, (3) bagaimana
Sama halnya seperti masjid-masjid proses akuntabilitas pengelolaan keuangan
yang ada di banyak desa di Indonesia yang pembangunan Masjid Darul Hidayah, dan
biasanya mempercayakan kepada (4) bagaimana proses transparansi
seorang ulama, ustad atau takmir masjid pengelolaan keuangan pembangunan
yang dipercayai untuk mengelola sumber Masjid Darul Hidayah.
dana masjid termasuk pengelolan sumber
dana pembangunan masjid, sehingga METODE
akuntabilitas dan transparansi tidak terlalu Penelitian dilakukan dengan
diperhatikan karena cukup dengan adanya menggunakan metode kualitatif. Dalam
kepercayaan pada amanah yang diberikan penelitian ini dilakukan pada Masjid Darul
oleh jamaah masjid atau masyarakat Hidayah, Desa Airkuning, Kecamatan
terkait. Pada pembangunan Masjid Darul Jembrana, Kabupaten Jembrana. Data
Hidayah ini, rata-rata pendidikan pengurus dalam penelitian ini dikumpulkan dari
pembangunan masjid tidak ada yang sumber primer yaitu data yang diperoleh
mencapai sarjana, tetapi hanya sampai dari informan berupa hasil wawancara dan
pada tingkat SMA, SMP, bahkan SD. observasi, serta sumber sekunder yaitu
Dalam penyajian laporan keuangan selama data yang diperoleh dari dokumentasi yang
ini hanya menampilkan total uang masuk terkait dengan masalah penelitian.
dan keluar serta posisi saldo dan tidak Infoeman dalam penelitian ini ditentukan
diuraikan secara rinci berdasarkan buku secara purposive, artinya dimulai dengan
kas harian sehingga terkesan ada informasi informan kunci yang dianggap paling
dan data yang tidak tersampaikan. Selain mengetahui permasalahan penelitian.
itu, pelaporan keuangan ke masyarakat Data dianalisis dengan
atau jamaah dilaporkan tidak secara teratur menggunakan analisis data. Tahap analisis
setiap bulannya, dan pelaporannya data dimulai dengan pengumpulan data,
terkadang hanya dilakukan secara lisan reduksi data, apabila diperlukan selanjutnya
pada saat-saat tertentu. penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Akuntabilitas dan transparansi praktik
pengelolaan keuangan pada Masjid Darul
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN bagus, cocoklah kalau mengurus


Dasar Pembentukan Kepanitian pembangunan masjid ini,... kalau
Pembangunan Masjid Darul Hidayah pangurusnya itu faham agama
Penyusunan dan pemilihan otomatis kan jadinya mereka itu tau
mengenai struktur kepanitian dalam kalau menyalahgunakan uang
organisasi merupakan langkah awal dalam pembangunan masjidnya itu dosa
memulai kegiatan organisasi, dengan kata besar, ya Insya Allah mereka itu
lain penyusunan dan pemilihan mengenai amanah dan bisa
struktur kepanitian dalam organisasi adalah mempertanggungjawabkan amanah
langkah terencana dalam suatu organisasi dari jamaah disini dan bisa ngurus
untuk melaksanakan fungsi perencanaan, masjid ini sampai selesai”.
pengorganisasian, pengarahan, dan Maka dapat disimpulkan bahwa
pengawasan. Dalam organisasi keagamaan dasar pembentukan kepanitian
seperti masjid pemilihan mengenai pembangunan Masjid Darul Hidayah yakni
kepanitian merupakan proses yang sangat dilakukan atas dasar musyawarah bersama
penting guna mendukung segala aktivitas- dengan para jamaah masjid. Panitia
aktivitas yang ada didalamnya. Diantaranya Pembangunan Masjid Darul Hidayah dipilih
adalah aktivitas pembangunan masjid oleh para jamaah dengan bermodalkan
seperti pada Masjid Darul Hidayah yang kepercayaan dan amanah, panitia yang
masih dalam tahap perampungan dipilih dianggap mampu mengemban
pembangunan. tanggung jawab dan amanah yang
Pada Masjid Darul Hidayah pemilihan diberikan oleh para jamaah.
kepanitian pembangunan dalam organisasi
ini dilakukan dengan cara musyawarah Sumber Pendanaan Pembangunan
dengan para jamaah masjid. Seperti yang Masjid Darul Hidayah
telah disampaikan oleh Bapak H. Sahran Sumber dana di organisasi
yang menjabat sebagai Ketua keagamaan seperti masjid merupakan hal
Pembangunan Masjid Darul Hidayah yang sangat menentukan berlangsungnya
berikut : kegiatan-kegiatan yang ada dimasjid
”... kita disini saat pembentukan terutama pembangunan masjid. Selain itu
panitia diadakan secara musyawarah, hubungan yang baik antara pangurus atau
kebetulan bapak yang ditunjuk untuk panitia pembangunan masjid dengan
jadi ketuanya. Kalau masalah kenapa masyarakat juga akan mempengaruhi
bapak yang dipilih ya bapak kurang sumber dana masjid karena jika
begitu paham, ya mungkin bapak masyarakat kurang percaya dengan
dipercaya sama masyarakat disini”. pengurus masjid pasti akan sulit untuk
Sama halnya dengan kebanyakan mendapatkan pendanaan sehingga menjadi
organisasi keagamaan seperti masjid yang kendala dalam berlangsungnya kegiatan
ada di desa-desa, yang dalam pemilihan pembangunan masjid tersebut.
kepanitian masih mengedepakan Berdasarkan hasil wawancara yang
kepercayaan kepada tokoh agama untuk dilakukan di Masjid Darul Hidayah bahwa
menjalankan aktivitas-aktivitas operasional masjid tersebut memperoleh sumber
masjid, seperti pembangunan masjid. Pada pendanaan yang utama adalah berasal dari
Masjid Darul Hidayah pemilihan kepanitian iuran wajib jamaah masjid, sedangkan
pembangunan masjid juga dipilih tambahan dana lainnya didapat dari
berdasarkan kepercayaan jamaah terhadap bantuan pemerintah daerah dan juga dari
para tokoh agama yang dianggap mampu sumbangan donatur yang tidak mengikat
mengemban amanah yang diberikan seperti infaq dan sedekah jamaah masjid.
jamaah. Seperti hasil wawancara dengan Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh
salah satu jamaah masjid Bapak Ahmad ketua paniitia pembangunan Masjid Darul
Samsuri, sebagai berikut : Hidayah Bapak H. Sahran :
“Kebanyakan jamaah disini sudah “Dana masjid kita disini yang pertama
mepercayakan kepada mereka dik, ya dari iuran wajib jamaah, dimana kita
karena mereka itu ilmu agamanya sudah bersepakat disini iurannya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

setiap kepala keluarga itu Rp. sedekah. Sedangkan yang menjadi kendala
1.000.000,00 per tahun dan kita minta dalam pembangunan Masjid Darul Hidayah
selama tiga tahun, selain itu juga ada juga berasal dari jamaah itu sendiri dimana
bantuan dari pemerintah kabupaten notabenenya para jamaah mayoritas
juga desa, dan ada tambahan juga bermata pencaharian sebagai nelayan
dari infaq dan sedekah jamaah lewat sehingga jika musim ikan sepi akan
kotak amal pada saat jum’atan dik”. berpengaruh pula terhadap pelunasan iuran
Sumber pendanaan Masjid Darul juga wajib dari jamaah itu sendiri. Maka dari itu
disampaikan oleh Bapak Saipurrahman pembangunan masjid dilakukan bertahap
selaku bendahara pembangunan Masjid seperti penuturan hasil wawancara dengan
Darul Hidayah : ketua pembangunan Masjid Darul Hidayah.
“Sumber pendanaan masjid ini yang
utama dari iuran masyarakat secara Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
langsung dan juga ada sumbangan Pembangunan Masjid Darul Hidayah
dari donator yang tidak mengikat Akuntabilitas dalam sebuah
seperti infaq, selain itu juga setiap organisasi keagamaan bukan hanya
tahun ada bantuan dari pemerintah sekedar pertanggungjawaban secara
daerah kabupaten juga desa,… Untuk duniawi, melainkan juga
dana yang berasal dari pemerintah pertanggungjawaban secara spiritual yang
tersebut, sebelumnya biasanya kita melibatkan sikap dan watak orang itu
mengajukan proposal terlebih dahulu sendiri. Seperti yang dinyatakan Yulianti
untuk meminta bantuan dana untuk (2008) bahwa akuntabilitas yang dilihat dari
pembangunan masjid ini”. sikap dan watak manusia meliputi
Selama ini yang menjadi sorotan akuntabilitas intern dan ekstren.
utama di Masjid Darul Hidayah adalah Akuntabilitas secara intern disebut sebagai
proses pembangunan yang sangat lama, akuntabilitas secara spiritual karena
dimana awal renovasi masjid dilakukan merupakan pertanggungjawaban
pada tahun 2009 namun sampai sekarang seseorang kepada tuhannya, sedangkan
perampungan masjid belum juga selesai akuntabilitas secara ekstren
seratus persen. Hal tersebut juga sering pertanggungjawaban seseorang kepada
menjadi pemicu kecurigaan di kalangan lingkungan secara formal (terhadap atasan)
masyarakat dan juga jamaah masjid. maupun informal (terhadap masyarakat).
Berdasarkan wawancara dengan ketua Dalam hal pertanggungjawaban,
pembangunan masjid Bapak H. Sahran akuntabilitas terdapat dua jenis
mengatakan bahwa pembangunan masjid akuntabilitas publik, yaitu akuntabilitas
sering mengalami kesulitan dana sehingga horizontal (horizontal accountability) dan
pembangunan dilakukan secara bertahap, akuntabilitas vertikal (vertical
seperti penuturannya sebagai berikut : accountability). Akuntabilitas vertikal
“Kendala yang dihadapi disini kadang (vertical accountability) adalah
pelunasan dari jamaah itu telat, ya pertanggungjawaban atas pengelolaan
kita maklumi lah soalnya disini dana kepada otoritas yang lebih tinggi.
sebagian besar bekerja menjadi Sedangkan akuntabilitas horizontal
nelayan dik, kita juga tidak bisa (horizontal accountability) adalah bentuk
memaksakan mereka, apalagi kalau pertanggungjawaban kepada masyarakat
kondisi musim ikan lagi sepi, jadi luas. Dilihat dari sudut akuntabilitas
karena kondisi tersebut kita lakukan horizontal dan vertikal. Panitia
pembangunan masjidnya secara pembangunan masjid dalam mengelola
bertahap”. dana dan melaksanakan proses
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangunan sudah melakukan upaya-
sumber pendanaan utama dari upaya untuk mencapai
pembangunan Masjid Darul Hidayah adalah pertanggungjawaban tersebut meskipun
bersumber dari iuran wajib para jamaah belum begitu optimal dalam
masjid, selain itu ada bantuan dari pelaksanaannya. Bapak H. Sahran selaku
pemerintah dan dari pemasukan infaq dan ketua pembangunan masjid, menuturkan,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

“Kalau masalah akuntabilitas disini “Untuk pengawasan disini kita


kita berusaha sebaik mungkin setiap lakukan secara bersama-sama dik,
ada dana masuk maupun dananya baik itu pengawasan tentang masalah
dipakai untuk untuk keperluan uang ataupun tentang pengerjaan
pembangunan kita catat dan itu saya pembangunan masjidnya”.
tugaskan kepada bendahara, lalu Pengelolaan keuangan perlu diawasi
nantinya kita umumkan hal tersebut agar tidak terjadi sebuah penyimpangan
kepada para jamaah masjid disini”. dengan melibatkan berbagai pihak terkait
Selain itu akuntabilitas yang diberikan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
kepada pengurus maupun jamaah yang publik dalam hal ini jamaah masjid terhadap
berada dilingkungan masjid adalah panitia pembangunan masjid. Jamaah
pencatatan keuangan yang jelas, jujur dan masjid juga disini dilibatkan dalam
akuntabel meskipun masih dalam bentuk pengawasan terkait pengelolaan keuangan
pencatatan keuangan yang sederhana. dan juga proses pembangunan. Pihak
Dimana salah satu wujud dari penerapan panitia juga senantiasa menerima masukan
akuntabilitas maupun transparansi adalah maupun pengaduan dari para jamaah.
dengan dibuatnya laporan keuangan Menurut bapak H. Sahran selaku ketua
masjid. Laporan keuangan masjid disusun pembangunan masjid, apabila ada
sesuai dengan Standar Akuntansi yang pengaduan dari masyarakat maupun
berlaku. Namun berdasarkan hasil jamaah akan diselesaikan dengan cara
dokumentasi menemukan bahwa pada musyawarah :
Masjid Darul Hidayah ini hanya membuat “Jika ada pengaduan dari jamaah
catatan sederhana yang hanya berupa terutama kepada saya selaku ketua,
pencatatan penerimaan serta pengeluaran. pengaduan itu saya tampung dulu
Hal tersebut juga sesuai dengan penuturan kemudian nantinya dimusyawarahkan
bendahara pembangunan Masjid Darul secara bersama-sama…, ya paling
Hidayah Bapak Saipurrahman, yang banyaklah yang ditanyakan itu kapan
mengatakan : selesai pembangunan masjidnya, ya
“Kalau disini kita dalam pengelolaan saya beri penjelasan kita bertahap
dan pencatatan keuangan dulu dalam mengerjakan
pembangunan baik itu dana masuk pembangunan ini, karena disini juga
maupun keluar kita selalu catat dik, kita ada masalah keterbatasan dana”.
tapi mungkin pencatatannya masih Jadi dapat disimpulkan penerapan
sederhana. Tapi kita usahakan akuntabilitas yang dilakukan panitia
semuanya tercatat dan kita pembangunan Masjid Darul Hidayah
sampaikan ke jamaah. Dan bukti dalam hal pertanggungjawaban laporan
setiap ada penerimaan dan keuangan masih kurang dalam pelaporan
pengeluaran dana selalu diminta oleh keuangan. Laporan keuangan yang dibuat
ketua, kemudian kita musyawarahkan masih manual dan sederhana yang belum
dana tersebut untuk dipergunakan memenuhi standar akuntansi yang berlaku.
untuk keperluan apa saja nantinya”. Namun dalam akuntabilitas terkait
Indikator akuntabilitas dalam model pengelolaan dana pembangunan dan juga
pengukuran Good Governance dalam dalam proses pelaksanaan program
Shafratunnisa (2015) salah satunya adalah pembangunan, panitia pembangunan
intensitas penyimpangan dan upaya dalam Masjid darul Hidayah sudah cukup baik
menindaklanjuti penyimpangan. Agar karena mereka mengedepankan sikap
akuntabilitas dapat tercapai maka perlu amanah baik itu secara vertikal (Tuhan)
diadakan pengawasan. Dalam proses maupun secara horizontal (Jamaah).
pembangunan Masjid Darul Hidayah proses
pengawasan dilakukan bersama-sama, Konsep Amanah Dalam Pengelolaan
seperti yang dinyatakan oleh ketua Dana Pembangunan Masjid
pembangunan masjid bapak H. Sahran Akuntansi dalam organisasi masjid
bahwa : merupakan proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

transaksi-transaksi keuangan yang bapak semata-mata untuk ibadah dik.


dilakukan oleh organisasi (pengurus) Dalam pengelolaan keuangan
sebagai bentuk pertanggungjawabannya pembangunan masjid bapak selalu
dalam mengelola sumber daya masjid. berusaha amanah dan jujur kepada
Pencatatan dilakukan sesuai dengan jamaah masjid, karena bapak
prinsip keadilan, kebenaran dan pemegang uang pembangunan
pertanggungjawaban. Selain sebagai masjid jadi tanggungjawabnya besar
bentuk pertanggungjawaban baik itu takmir baik itu ke jamaah maupun ke Allah
maupun panitia pembangunan masjid juga dik”.
bertindak sebagai pengelola, akuntansi Selain itu terkait sikap amanah
dalam organisasi masjid juga bertujuan terhadap dana pembangunan, Bapak
untuk menyediakan informasi yang Ahmad Samsuri selaku jamaah masjid juga
dibutuhkan untuk mengambil keputusan. mempercayakan pengelolaan dana
Menurut pandangan peneliti bahwa di pembangunan kepada panitia
Masjid Darul Hidayah ini panitia pembanguan,
pembangunan masjid dalam mengelola “Iya dik, kami masyarakat disini
dana masjid sudah mengedepankan sikap percaya pada panitia, ya masak
amanah dalam menjalankan semua mereka mau bohong. Mereka juga
tanggung jawab yang sudah dibebankan ngerti agama jadi mereka itu pasti
kepadanya, dan bersikap terbuka dengan taulah dosanya kalau dana
berbagai pihak dan setiap masalah yang pembangunan masjid
ada selalu diselesaikan secara bersama- disalahgunakan. Jadi kami
sama. Sikap amanah tersebut harus mempercayakan sepenuhnya dana
dilaksanakan sesuai dengan ajaran-ajaran tersebut ke panitia”.
syariah islam, hal ini dikarenakan berbagai Jadi peneliti disini menyimpulkan
penerimaan yang masuk ke masjid dengan bahwa para Jamaah Masjid Darul Hidayah
jumlah yang cukup besar, sedangkan sudah mempercayakan secara penuh
dalam proses pencatatan dan pembuatan terkait pengelolaan dana pembangunan
laporan keuangan masih dalam bentuk kepada panitia pembangunan Masjid Darul
yang sederhana. Berikut adalah kutipan Hidayah. Mereka beralasan bahwa amanah
wawancara dengan Bapak H. Sahran yang mereka mandatkan kepada panitia
sebagai ketua pembangunan pembangunan masjid bisa diemban dengan
“Tentu sifat amanah ini sangat baik, karena para jamaah percaya para
penting dik, amanah itu kan salah panitia pembangunan masjid sudah paham
satu sifat Rasul yang harus kita tiru dengan hukum agama dan tahu
sebagai umat Islam. Dalam konsekuensi bila menyalahgunakan
menanamkan sikap amanah, pada amanah terkait dana pembangunan masjid
panitia pembangunan terutama yang para jamaah amanahkan.
masalah keuangan, bapak selaku
ketua pembangunan disini selalu Transparansi Pengelolaan Keuangan
mengontrol tugas masing-masing Pembangunan Masjid Darul Hidayah
pengurus pembangunan, setiap Transparansi dibangun atas dasar
selesai sholat jumat biasanya kita arus informasi yang bebas. Dalam
kumpul untuk membahas lembaga-lembaga pemerintahan proses
permasalahan-permasalahan yang dan informasi perlu dapat diakses oleh
sedang kita hadapi dik”. pihak-pihak yang berkepentingan dan
Mengenai pentingnya mengemban informasi yang tersedia harus memadai
amanah yang diberikan jamaah juga agar dapat dimengerti dan dipantau.
disampaikan oleh Bapak Saipurrahman Transparansi merupakan keterbukaan
selaku bendahara pembangunan masjid. pemerintah kepada masyarakat untuk
“Jadi jabatan itu istilahnya hanya mengakses informasi berdasarkan
sukarela, keikhlasan untuk membantu pertimbangan bahwa masyarakat memiliki
pembangunan, jadi sama sekali tidak hak untuk mengetahui secara terbuka dan
ada istilahnya dibayar atau digaji, niat menyeluruh atas pertanggungjawaban
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

pemerintah tersebut. Sesuai dengan “Kalau mengenai keterbukaan dalam


pemaparan hasil wawancara dengan bapak keuangan pembangunan masjid
H. Sahran selaku ketua pembangunan menurut bapak sih sudah cukup baik
Masjid Darul Hidayah sebagai berikut : dik,… Biasanya itu diumumkan pada
“Iya dik kami selaku panitia sholat jumat secara lisan didepan
pembangunan sebisa mungkin untuk jamaah, kita dikasi tau uang tersebut
terbuka kepada masyarakat dan juga digunakan untuk apa saja, dan
jamaah baik itu masalah keuangan pernah juga diumumkan saat ada
dan juga hal-hal yang lainnya, bapak pengajian-pengajian. Tetapi kalau
juga sebagai ketua disini tidak mau laporan keuangannya ditempel
dipandang jelek nantinya hanya dipapan pengumuman sangat jarang,
karena tidak terbuka kepada kita disampaikan secara lisan saja
masyarakat disini. Biasanya sebelum oleh panitia”.
membuat keputusan mengenai soal Selain itu Bapak Ahmad Samsuri juga
keuangan pembangunan disini kita menambahkan bahwa laporan pencatatan
adakan suatu rapat bersama dengan keuangan belum pernah dilihatnya secara
jamaah masjid, dari hasil rapat langsung, seperti penuturannya sebagai
tersebut barulah akan ditetapkan berikut :
suatu keputusan yang telah disetujui “Kalau secara langsung belum pernah
bersama,... Disini kami selaku panitia melihatnya, bapak taunya biasanya
setiap bulannya mengumumkan dari pengumuman yang disampaikan
terkait pemasukan dan pengeluaran oleh panitia saja”.
dana pembangunan ini pada saat Jadi berdasarkan hasil wawancara
minggu pertama setiap bulan yaitu dengan ketua pembangunan masjid,
disampaikan pada saat ibadah sholat bendahara pembangunan masjid dan juga
jumat, jadi kadang saya yang dengan Jamaah masjid dapat disimpulkan
mengumumkan kadang bahwa transparansi pengelolaan dana
bendaharanya juga, ya gantian lah”. pembangunan masjid yaitu dalam membuat
Peryataan senada juga disampaikan suatu keputusan mengenai penggunanaan
oleh Bendahara Pembangunan Masjid dana akan ditetapkan berdasarkan
Darul Hidayah yaitu Bapak Saipurrahman, musyawarah mufakat dan kekeluargaan
berikut ini adalah penuturan yang antara panitia pembangunan masjid dengan
dipaparkan dalam wawancara, jamaah masjid. Namun terkait dengan
“Kalau mengenai transparansi, disini transparansi mengenai penyampaian
masuk dan keluarnya dana penggunaan dana masih kurang optimal
pembangunan itu biasanya kita dikarenakan panitia pembangunan masjid
sampaikan kepanitia dan jamaah hanya menyampaikan pemasukan dana
secara langsung setiap bulan dan penggunaan dana hanya melalui lisan
diminggu pertama pada saat sholat saja yang disampaikan pada saat ibadah
jumat, disana kita sampaikan kas sholat jumat, untuk laporan keuangan tidak
masuk berapa dan keluarnya juga ditempel di papan pengumuman masjid,
berapa”. sehingga para jamaah masjid tidak
Namun berdasarkan penuturan dari mengetahui secara rinci mengenai
salah satu jamaah masjid, Panitia penggunaan dana pembangunan masjid
Pembanguan Masjid Darul Hidayah dalam tersebut. Hal tersebut juga peneliti
hal transparansi selama ini masih kurang benarkan, karena setelah melakukan
optimal, bahwa penyampaian informasi observasi ke masjid, peneliti tidak
keuangan pembangunan hanya menemukan mengenai laporan keuangan
disampaikan secara lisan dan kurang yang ada dipapan pengumuman masjid.
terperinci, sehingga para jamaah tidak bisa
melihat secara detail informasi keuangan SIMPULAN DAN SARAN
pembangunan Masjid Darul Hidayah. Simpulan
Seperti penuturan Bapak Ahmad Samsuri Dasar pembentukan kepanitian
selaku Jamaah Masjid, yang menuturkan: pembangunan Masjid Darul Hidayah yakni
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

dilakukan atas dasar musyawarah bersama dan menyusun laporan keuangan


dengan para jamaah masjid. Panitia pembangunan masjid hendaknya sesuai
Pembangunan Masjid Darul Hidayah dipilih dengan standar akuntansi yang berlaku.
oleh para jamaah dengan bermodalkan Kemudian dalam hal penyampaian
kepercayaan dan amanah, panitia yang informasi keuangan hendaknya tidak hanya
dipilih dianggap mampu mengemban dilaporkan secara lisan saja, melainkan
tanggung jawab dan amanah yang juga harus dipublikasikan laporan keuangan
diberikan oleh para jamaah. secara lebih rinci dengan menempelkan
Masjid Darul Hidayah memperoleh laporan keuangan masjid pada papan
sumber pendanaan pembangunan masjid pengumuman masjid, sehingga dapat lebih
yang utama adalah berasal dari iuran wajib diketahui secara jelas oleh jamaah masjid.
jamaah masjid. Tambahan dana lain Saran kedua bagi peneliti selanjutnya
berasal dari bantuan pemerintah dan juga yakni diharapkan untuk melakukan
sumbangan dari infaq dan sedekah dari penelitian dengan ruang lingkup yang lebih
jamaah lewat kotak amal masjid. luas sehingga hasil penelitian bagi peneliti
Panitia pembangunan Masjid Darul selanjutnya dapat dibandingkan. Dalam hal
Hidayah mengenai akuntabilitas dalam hal ini, ruang lingkup yang dimaksud bagi
pertanggungjawaban laporan keuangan peneliti selanjutnya menggunakan lebih dari
masih kurang dalam pelaporan keuangan. satu lokasi penelitian dan mengangkat
Laporan keuangan yang dibuat masih permsalahan yang lebih luas.
manual dan sederhana yang belum
memenuhi standar akuntansi yang berlaku. DAFTAR PUSTAKA
Namun dalam akuntabilitas terkait Andikawari, Desy. 2014. “Laporan
pengelolaan dana pembangunan dan juga Keuangan Lembaga Masjid (Studi
dalam proses pelaksanaan program Kasus Pada Lembaga Masjid Agung
pembangunan, panitia pembangunan Anaz Mahfudz Dan Masjid Al– Huda
Masjid darul Hidayah sudah cukup baik Lumajang)”. Artikel Ilmiah Mahasiswa
karena mereka mengedepankan sikap 2014 Jurusan Akuntansi Fakultas
amanah baik itu secara vertikal (Tuhan) Ekonomi Universitas Jember (UNEJ).
maupun secara horizontal (Jamaah).
Penerapan prinsip transparansi Atmadja, Anantawikrama Tungga, dkk.
pada pembangunan Masjid Darul Hidayah 2013. Akuntansi Manajemen Sektor
dalam membuat suatu keputusan mengenai Publik. Singaraja: Universitas
penggunaan dana ditetapkan berdasarkan Pendidikan Ganesha.
musyawarah mufakat dan kekeluargaan
antara panitia pembangunan masjid dengan Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan
jamaah masjid. Namun terkait dengan dan Lembaga Publik. Jakarta:
transparansi mengenai penyampaian Erlangga.
penggunaan dana masih kurang optimal
dikarenakan panitia pembangunan masjid Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor
hanya menyampaikan pemasukan dana Publik : Suatu Pengantar, Edisi
dan penggunaan dana hanya melalui lisan Ketiga. Jakarta ; Penerbit Erlangga.
saja yang disampaikan pada saat ibadah
sholat jumat, untuk laporan keuangan tidak Darmawan, Satwika I Gede. 2015. Analisis
ditempel di papan pengumuman masjid, Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
sehingga para jamaah masjid tidak “Pura Kahyangan Tiga” di Desa Adat
mengetahui secara rinci mengenai Sanggalangit Kecamatan Gerokgak
penggunaan dana pembangunan masjid Kabupaten Buleleng Provinsi Bali:
tersebut. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi
S1. Universitas Pendidikan Ganesha.
Saran Vol 3, No 1.
Saran pertama diberikan kepada
Panitia Pembangunan Masjid Darul Dewi, Ni Ketut Juni Kalmi. 2015. “Analisis
Hidayah yakni diharapkan dalam mencatat Transparansi dan Akuntabilitas
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Pengelolaan Keuangan di Tingkat Pendidikan Ganesha. Vol 2, No 1 hal


Dadia (Studi Kasus pada Dadia 2.
Punduh Sedahan di Desa Pakraman
Bila Bajang)”. Skripsi Akuntansi yang Lutfiah. 2016. “Konsep Amanah dalam
tidak diterbitkan. Bali: Universitas Penerapan Sistem Pengendalian
Pendidikan Ganesha. Internal dan Pertanggungjawaban
Kinerja Pada Pelaporan Keuangan
Endahwati, Yosi Dian. 2014. “Akuntabilitas Masjid (Studi Kasus Pada Masjid
Pengelolaan Zakat, Infak dan Agung Jami’ di Lingkungan
Shadaqah (ZIS)”. Jurnal Ilmiah dan Singaraja)”. Skripsi. Jurusan S1
Humanika, Vol 4 Nomor 1. Akuntansi. Universitas Pendidikan
Ganesha.
DSAK. 1998. PSAK No. 45 Tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Mardiasmo. 2000. Akuntansi Keuangan
Nirlaba. Jakarta: Ikatan Akuntan Dasar Akuntansi. Edisi 2. Yogyakarta
Indonesia. : BPFE.

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Pedoman Mardiasmo, 2002. Otonomi dan Manajemen
Manajemen Masjid. Jakarta : Pustaka Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi
Quantum. Offset.

Halim, Abdul. 2010. Akuntansi Sektor Maries, Novie Kiftiah. 2017. “Menelaah
Publik. Jakarta : Salemba Empat. Transparansi Dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Pada
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Yayasan Pendidikan Full Day
Pernyataan Standar Akuntansi Mardlatillah Singaraja”. E-Jurnal
Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Ilmiah Ak Universitas Pendidikan
Indonesia. Undiksha Jurusan Akuntansi Program
S1 (Volume :7 No: 1 Tahun 2017).
Irfan, H Muhammad. 2007. Akuntabilitas
dan Good Governance. Jakarta: Moelong, Lexy. J. 2010. Metodologi
Departemen Agama RI. Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Rahmanurrasjid, Amin. 2008. “Akuntabilitas
Persada. dan Transparansi dalam
Pertanggungjawaban Pemrintah
Komara, Endang. 2011. Filsafat Ilmu dan Daerah untuk Mewujudkan
Metodologi Penelitian. Bandung: PT Pemerintahan yang Baik di Daerah.
Refika Aditama. Tesis. Semarang. Program Magister
Ilmu Hukum-Universitas Diponegoro.
Lawang, Robert M.Z. 1985. Pengantar
Sosiologi. Karunika. Jakarta. Randa Fransiskus. 2011. Akuntabilitas
Keuangan Dalam Organisasi
Lestari Dewi, Ayu Komang. 2014. Keagamaan (Studi Etnografi Pada
“Membedah Akuntabilitas Praktik Sebuah Gereja Katolik Di Tana
Pengelolaan Keuangan Desa Toraja). Skripsi FE Universitas Atma
Pakraman Kubutambahan, Jaya Makasar.
Kecamatan Kubutambahan,
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali Shafratunnisa. Fierda. 2015. “Penerapan
(Sebuah Studi Interpretif Pada Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas
Organisasi Publik Non dalam Pengelolaan Keuangan Kepada
Pemerintahan.)”. Jurnal Ilmiah Stakeholder di SD Islam Binakheir”.
Mahasiswa Akuntansi S1. Universitas Skripsi. Jurusan Manajemen
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Pendidikan, Universitas Islam Negeri Syarif


Hidayatullah.

Simanjutak, Dahnil A dan Yeni Januarsih,


2011, Akuntabilitas dan Pengelolaan
Keuangan Masjid. Disampaikan dalam
Simposium Nasional Akuntansi 14,
Aceh, 21- 22 Juli 2011.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi.


Yogyakarta: BPFE.

Wahida, N. 2015. “Pengaruh Penyajian


Laporan KeuanganDaerah Dan
Akuntabilitas Laporan Keuangan
Daerah Terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Konawe Utara. Skripsi.
Universitas Hasanuddin.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Anda mungkin juga menyukai