Anda di halaman 1dari 21

Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung


https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tadbir

Akuntabilitas Keuangan Masjid An-Nasuha Cilengkrang pada bulan


November 2022

Sandi Nugraha1, Usep Saepul Millah2, Putri Diesy Fitriani-2


1
Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN
Sunan Gunung Djati, Bandung
2
Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN
Sunan Gunung Djati, Bandung
1-2
Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN
Sunan Gunung Djati, Bandung

*Email : 1194030124@student.uinsgd.ac.id
1204030113@student.uinsgd.ac.id

ABSTRAK

Masjid adalah organisasi nirlaba di bidang keagamaan. Masjid memiliki


kewajiban untuk membuat laporan keuangan sebagai wujud
pertanggungjawaban dan melaporkannya kepada pengguna laporan
keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan Masjid dan kesesuaian laporan
keuangan dengan Akuntabilitas keuangan Masjid An-Nasuha
cilengkrang pada bulan November 2022. Metode mini research yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan dengan
menggunakan wawancara dan dokumen berupa laporan keuangan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Masjid sudah mengelola keuangan
dengan terbuka dan melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran
kas. Pelaporan keuangan Masjid secara keseluruhan masih sederhana dan
belum sesuai dengan PSAK 45. sendiri masih terdengar asing bagi para
pengurus Masjid. Kendala utama Masjid dalam pengolahan akuntabilitas
keuangan adalah sumber daya manusia yang tidak memiliki latar
belakang akuntansi.
Kata Kunci : Akuntabilitas, Masjid, Pengelolaan keuangan

1
ABSTRACT
The mosque is a non-profit organization in the religious field. Mosques have an
obligation to make financial reports as a form of accountability and report
them to users of financial reports. This study aims to determine the
accountability and transparency of mosque financial management and the
suitability of financial reports with the financial accountability of the An-
Nasuha Cilengkrang Mosque in November 2022. The mini research method
used is descriptive qualitative. Data collected by using interviews and
documents in the form of financial reports. The results of this study indicate
that the mosque has managed finances openly and recorded cash receipts and
disbursements. Mosque financial reporting as a whole is still simple and not in
accordance with PSAK 45. Itself still sounds foreign to mosque administrators.
The main obstacle for mosques in processing financial accountability is human
resources who do not have an accounting background.
Keywords : Accountability, Mosque, Financial Management

PENDAHULUAN
Masjid sebagai lembaga keagamaan Islam merupakan salah satu
bentuk organisasi sektor publik yang dalam operasinya tidak berorientasi
untuk menghasilkan laba, yaitu Organisasi Nirlaba (non-profit oriented).
Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) dalam Andikawati (2014)
terdapat tiga fungsi Masjid. Pertama Masjid sebagai ibadah, juga
merupakan tempat ibadah secara luas selama dilakukan dalam batas-
batas syariah. Kedua sebagai wadah pengembangan masyarakat melalui
berbagai sarana dan prasana yang dimiliki Masjid yang bersangkutan dan
ketiga Masjid sebagai pusat komunikasi dan persatuan umat
Novitasari, Yulinartati dan Puspitasari (2018) mengatakan bahwa
pengelolaan sumber dana masjid merupakan hal yang sangat penting
untuk diteliti dan dievaluasi khususnya dalam hal penyajian laporan
keuangan. Ayub (1996) dalam Halim dan Kusufi (2014:49) mengatakan
bahwa pengelolaan keuangan dan administrasi merupakan hal yang
penting dalam mengelola masjid. Masjid yang mendapatkan dana berasal
dari masyarakat sudah seharusnya dapat memberikan
pertanggungjawaban atas dana yang dikelola. Pendiri Institut Akuntansi
Masjid, Absar Jannatin mengatakan bahwa pengelolaan keuangan masjid
yang baik dan benar adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
ekonomi masjid. Akan tetapi, berdasarkan hasil temuan dilapangan
masih sedikit masjid yang professional, transparan dan akuntabel dalam
pengelolaan keuagannya (Republika.co.id, 2019).
2
Akan tetapi banyak Masjid yang belum bisa mengelola sumber
daya yang diperoleh dari masyarakat dengan kualitas yang baik dan
benar. Fakta yang ada adalah kesadaran dan kemampuan berorganisasi
pengurus masjid relatif rendah, apalagi kesadaran untuk menerapkan
akuntansi pada organisasi masjid (Halim dan Kusufi, 2014:447). Absar
Jannatin mengatakan bahwa masih banyak kendala karena pengurus
tidak memiliki latar belakang ilmu akuntansi (Republika.co.id, 2018).
Salah satu usaha untuk menciptakan tata kelola yang baik adalah
dengan menciptakan akuntabilitas yang baik dengan menyelenggarakan
praktik akuntansi. Akuntansi pada organisasi keagamaan merupakan
aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian pengelolaan
kegiatan, dalam bentuk lengkap maupun secara sederhana sekalipun
(Halim dan Kusufi, 2014:445). Karena biasanya seperti yang kita ketahui
masjid hanya menyajikan laporan keuangan yang sederhana seperti
laporan infak/kotak keliling yang biasanya dilaporkan seminggu sekali
(Andikawati, 2014). Akan tetapi, dengan adanya akuntabilitas dan
transparansi maka masyarajat akan lebih tenang dan percaya ketika akan
menyumbangkan uang ataupun dananya.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 45 tahun 2011 tentang organisasi nirlaba, bahwa organisasi nirlaba
juga harus dan berhak untuk membuat laporan keuangan dan melaporkan
kepada para pemakai laporan keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) membuat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45
yang tujuannya adalah untuk mengatur pelaporan keuangan organisasi
nirlaba, mengingat lembaga Masjid juga termasuk dari salah satu
organisasi nirlaba. Harapan adanya standar pelaporan dalam membuat
laporan keuangan organisasi nirlaba, agar dapat lebih mudah dipahami,
memiliki relevansi dan memiliki daya banding yang tinggi.
Indonesia merupakan negara yang memiliki sangat banyak populasi
umat muslim. Berdasarkan data hasil Sensus Badan Pusat Statistik
Kementrian Agama tahun 2017 berdasarkan sensus penduduk tahun 2010,
presentase jumlah pemeluk agama di Indonesia untuk masing-masing agama
secara berurutan adalah Islam (87,2%), Kristen (7.0%), Katolik (2.9%),
Hindu (1.7%), Budha (0.7%), Konghucu (0.05%) dan Lainnya (0.5%).
Menurut data Kantor Departemen Agama Kota Malang, Kota
3
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, Kota Malang memiliki
820.243 jiwa dan 722.680 jiwa diantarnya menganut agama islam
(Chaeruddin, 2017). Data tersebut mengatakan mencapai 88% penduduk
Kota Malang mayoritas menganut agama islam, tentu hal tersebut
berbanding lurus dengan jumlah tempat ibadah (masjid) yang dimiliki
Kota Malang. Menurut data dari Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementrian Agama, jumlah masjid
pada tahun 2019 sebanyak 656 bangunan, yang 5 diantaranya merupakan
Masjid Besar.
Menurut Husen (2014) Masjid Kota Malang merupakan salah
satu dari beberapa unsur yang berada di Kota Malang yang dapat
dikategorikan unsur yang penting di sebuah daerah. Masjid Besar
diharapkan dapat mewakilkan keadaan akuntabilitas pengelolaan
keuangan Masjid di setiap Kecamatan di Kota Malang.
TINJAUAN PUSTAKA
Masjid
Masjid tidak hanya tempat bersujud, tetapi juga menjadi tempat
umat muslim melaksanakan berbagai aktivitas seperti pendidikan,
dakwah, dan budaya Islam. Dalam perkembangan zaman kemudian
pengertian Masjid menjadi lebih spesifik, menurut Direktorat Jenderal
Bimas Islam dalam Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam Nomor DJ.II/802 Tahun 2014 tentang Standar Pembinaan
Manajemen Masjid, Masjid adalah bangunan tempat ibadah umat Islam
yang dipergunakan untuk shalat rawatib (lima waktu) dan shalat jumat
yang memiliki 3 aspek yaitu aspek idarah (manajemen), iamarah
(kegiatan memakmurkan).
Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan berarti proses tertentu baik perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan, maupun pengawasan keuangan, dapat dilakukan
baik oleh individu, perusahaan, maupun pemerintah agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Semakin baik sebuah pengelolaan keuangan
semakin mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen pengelolaan keuangan masjid dimaksudkan agar
dapat menjadi arahan kepada pengurus takmir dalam melaksanakan
4
pengelolaan keuangan masjid secara profesional, transparan dan amanah
(AlFaruq, 2010:227).
Akuntabilitas
Menurut Mardiasmo (2002:20), pengertian akuntabilitas adalah
kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggung jawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan
segala aktifitas serta kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan
untuk meminta pertanggung jawaban tersebut. Principal dalam hal ini
memberikan kewenangan penuh pada agent untuk melakukan aktivitas
operasi organisasi. Sebagai konsekuensi atas wewenang ini, maka agent
harus mempertanggungjawabkan aktivitasnya kepada principal.
Laporan Keuangan
Kasmir (2016:7) mengatakan laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Maksud dari laporan keuangan yang
menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi
terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan
pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan
laba rugi). Periode akuntansi yang paling dasar adalah selama satu tahun
dan biasanya semua entitas menyiapkan laporan keuangan tahunan.
Laporan keuangan selain dilakukan dalam suatu periode tertentu, laporan
keuangan juga harus dilakukan secara konsisten. Menurut mardiasmo,
konsistensi adalah penggunaan metode akuntansi yang sama untuk
menghasilkan laporan keuangan selama beberapa periode berturut-turut
(Mardiasmo, 2002:146).
Laporan keuangan memliki peran yang penting dalam penyajian
informasi yang dihasilkan dari kegiatan atau operasional Masjid.
Pelaporan keuangan tersebut dilakukan oleh pengurus Masjid (takmir)
sebagai dasar pengambilan keputusan dan juga sebagai bukti
pertanggungjawaban terhadap pihak yang berkaitan dengan dana yang
dikelola oleh Masjid. Untuk itu Masjid membutuhkan sistem pelaporan
keuangan yang efektif dan berkualitas sehingga menunjukkan bahwa
pengelola Masjid (takmir) bertanggungjawab dengan baik atas dana yang

5
dikelola dan membuat masyarakat dan jamaah percaya untuk
menyumbangkan dananya atau memberikan amanah kepada takmir.
Kemampuan takmir untuk terus memberikan jasanya dikomunikasikan
melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan
antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan secara
terpisah aktiva bersih baik yang terikat maupun tidak terikat. Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI) dalam perannya sebagai pembentuk standar
akuntansi keuangan secara tertulis telah menerbitkan PSAK 45 yang
mengatur tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba.

LANDASAN TEORITIS

Akuntabilitas merupakan pengetahuan dan adanya


pertanggungjawaban terhadap tiap tindakan, keputusan, produk, dan
kebijakan termasuk pula didalamnya administrasi publik pemerintahan,
dan pelaksanaan dalam lingkup peran atau posisi kerja sehingga
mencakup dalam mempunyai kewajiban sebagai laporan, menjelaskan
dan dapat dipertanyakan bagi tiap-tiap konsekuensi yang sudah di
hasilkan sebelumnya.

Akuntabilitas ialah sebuah konsep etika yang dekat dengan


administrasi publik pemerintahan (baik lembaga eksekutif pemerintah,
lembaga legislatif parlemen, dan lembaga yudikatif kehakiman) yang
mempunyai beberapa arti yang mengandung konsep-konsep seperti yang
dapat dipertanggungjawabkan (responsibility), yang dapat dipertanyakan
(answeraility), yang dapat dipersalahkan (blameworthiness) dan yang mempunyai
ketidakbebasan (liability) termasuk istilah lain yang memiliki hubungan dan
keterkaitan dengan semua harapan dapat menjelaskannya salah satu asfek
dimulai administrasi publik atau pemerintahan, sebenarnya hal ini sangat
menjadi pusat argumentasi atau diskusi terkait dengan tingkat
problemalitas dalam sektor publik, perusahaan nirlaba, yayasan serta
perusahaan-perusahaan.

Akuntabilitas sangat memiliki arti yang cukup luas meliputi


pertanggungjawaban, penyajian, pelaporan serta pengungkapan seluruh
kegiatan terhadap prinsipal (sebagai asas, prinsip dasar, kebiasaan, teori,
aturan, hukum dan sejenisnya). Akuntabilitas memiliki peran yang sangat
penting untuk menekan penyimpangan dan penyalahgunaan sumber daya
bagi kepentingan public. (Aziz, Sawitri, 2019:334).
6
Akuntabilitas juga merupakan pengertian yang sangat terkait
dalam tata kelola pemerintahan lumayan luas sebenarnya untuk dapat
disefinisikan, akan tetapi hal ini sering digambarkan sebagai hubungan
yang menyangkut saat sekarang ataupun masa depan, antara individu,
kelompok, individu kelompok ataupun juga kelopok dengan kelompok
sebagai sebuah pertanggung jawaban kepentingan dalam sebuah
kewajiban untuk memberitahukan perihal administrasi publik,
menjelaskan terhadap tiap-tiap tindakan dan keputusannya agar dapat
disetujui serta ditolak atau dapat diberikan hukuman bilamana
diketemukan adanya penyalahgunaan kewenangan.

Akuntabilitas dilakukan sebagai bentuk transfaransi dari kegiatan


operasional suatu perusahaan. Akuntabilitas juga diartikan suatu bentuk
pertanggungjawaban atas segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh
aparat pemerintahan terhadap orang atau badan yang berhak meminta
pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan desa, kota atau yang
lainnya tersebut. Pertanggungjawaban tersebut merupakan berkaitan
langsung dengan aktivitas birokrasi dalam memberikan pelayanan
sebagai kontra prestasi atas hak-hak yang telah dipungut langsung
maupun tidak langsung dari pihak masyarakat. Pertanggungjawaban juga
sangatlah menentukan maju atau munsurnya dalam sebuah perusahaan
terutama dalam bidang akuntabilitasnya, hal inilah yang harus diterapkan
dalam MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) yang
bertanggungjawab dalam pertanggungjawabannya di perusahaan.

Pertanggungjawaban sangat perlu di lakukan melalui media


karena disinilah masyrakat dapat mengetahui informasi
pertanggungjawaban sebuah perusahaan dalam akuntabilitynya. Yang
selanjutnya dapat dikomunikasikan kepada pihak internal maupun
eksternal atau publik secara periodik maupun secara tidak terduga
sebagai salah satu kewajiban hukum dan bukan karena keterpaksaan
tetapi harus dengan sukarela.

Prinsip-prinsip akuntabilitas ada lima secara umum, diantaranya:


1) Harus adanya komitmen dari semua terutama dari pimpinan
dalam melakukan pengelolaan agar menuju akuntabel.
2) Harus menerapkan sutau sistem yang dapat menjamin bahwa
penggunaan sumber daya yang secara konsisten dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3) Dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
7
4) Berorientasi pada pencapaian visi serta misi, hasil dan manfaat
yang akan di peroleh.
5) Jujur, objektif, kreatif, inovatif, transfaransi sebagai perusahaan
manajemen instansi pemerintahan dalam bentuk pemutakhiran
metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan
akuntability.

Untuk menciptakan suatu akuntabilitas sangat di perhitungkan


dan dapat di lihat dari hubungan komunikasi antara atasan dengan
bawahan. Sehingga akuntabilitas publik sangat terkait dengan kewajiban
untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan atau PR mengenai apa
yang telah, sedang atau direncanakan dalam organisasi sektor publik
karena dengan sifat kinerja bersifat multidimensional (permasalahan
yang lebih dari satu yang dialami oleh negara dalam bermagai macam
masalah), yang mengakibatkan tidak ada indikator tunggal yang dapat
digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komfrehensif.

1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum


Ini berkaitan atau antisipasi penyalahgunaan jabatan,
sedangkan akuntabilitas hukum dengan jaminan adanya
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lainnya.
2. Akuntabilitas manajerial
Prosedur yang digunakan dalam meaksanakan tugas sudah
cukup baik dalam hal kecukupannya dalam sistem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen, da prosedur
administrasi.
3. Akuntabilitas program
Keterkaitan dangan pertimbangan apakah tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai atau tidak.
4. Akuntabilitas finansial
Pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik, untuk
menggunakan uang publik (public money) secara ekonomi,
efesien, dan efektif.

Menurut para ahli, fungsi dari manajemen mengacu kepada inti


permasalahan dan tujuan yang sama dengan maksud agar mekanisme
manajemen dalam melaksanakannya berbagai kegiatan dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan berdaya guna yang baik serta tepat guna.
Manajemen dan pengelolaan dikaitkan dengan keuangan atau anggaran maka
pengelolaan keungan dapat didefinisikan sebagai proses atau cara
mengendalikan, organize, menyelenggarakan , mengurus dan menjalankan
keuangan dan anggaran.
8
Akuntansi berkaitan dengan membuat informasi tersedia bagi
pengguna. Dalam hal ini, akuntansi adalah bahasa bisnis serta sarana
komunikasi bisnis. Teori harus diekspresikan dalam bahasa, yang bisa verbal
atau matematika. Teori harus berangkat dari abstraksi yang ada dalam
pikiran manusia, dan agar teori menjadi berguna maka harus relevan dengan
dunia nyata.

Laporan keuangan berfungsi sebagai alat informasi yang


berhubungan perusahaan dengan pihka-pihak yang berkepentingan, yang
menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja
perusahaan. (Hary, 2017:3).

Laporan keuangan adalah sarana utama dalam hal membuat


leporan informasi keuangan kepada para pihak, baik kepada pihak di
dalam lingkungan perusahaan (pihak pengelolaan/ para manajer dan
karyawan) dan pihak diluar perusahaan (supplier, Bank, pemegang
saham publik dan lain sejenisnya). Semakin penting fungsi keuangan
dalam laporannya sebagai sumber informasi atau bisa disebut
Stakeholders. Dalam hal pengambilan keputusan. Kualitas laporan
keuangan sangatlah penting karena akan dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan. Kualitas laporan keuangan diantaranya ada
dapat dipahami, periode pelaporan, dapat dibandingkan, konsistensi
penyajian, keandalan, relevan, saling hapus (off setting), materialitas dan
agregasi, dan tepat waktu. (Ilham, 2017:12-14).

No 7 Tahun 1999 dalam instruksi presiden Republik Indonesia


tentang sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan merupakan
keinginan nyata pemerintah untuk melaksnakan good governance dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara. Good governance merupakan
salah satu isyarakat dengan terselenggaranya good governance. Inores
tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintahan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Dengan berlandaskan
manajemen ataupun strategik yang telah ditetapkan oleh masing-masing
instansi. (lestari, 2017:20).

Masjid marupakan diantara tempat ibadah yang sangat agung


kepada Allah dengan memperlakukannya dengan memakmurkan masjid
Allah ialah dengan cara mengisi ketaatan kepada-Nya dan Rosul-Nya.
Bentuk memakmurkan masjid bisa secara lahir maupun batin.
Pemakmuran secara batin yaitu dengan berjamaah shalat jumat, tilawah,
9
dzikir, belajar dan mengajarkan ilmu agama, kajian-kajian ilmu dan
berbagai iabadah yang telah di contohkan oleh Rosulullaah Saw.

Pemakmuran masjid secara lahiriyah adalah menjaga fisik dan


bangunan masjid, sehingga terhindar dari kotoran dan gangguan lainnya.
Begitupun masjid sebagai tempat paling disukai Allah dan selalu
didatangi oleh para malaikat. Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam
Al-Quran surat At-Taubah: 18.

Masjid An-Nasuha Cilengkrang merupakan masjid yang dibangun


oleh masyrakat demi mudahnya beribadah dan sebagai pusat berbagai
kegiatan masyarakat dengan tetap menjaga syariat Islam. Kegiatan-kegiatan
keagamaan yang sering dilaksanakan ada yang mingguan, bulanan, tahunan
dan ada juga yang harian. Perkembangan ekonomi umat Islam sangatlah
memberikan dampak positif bagi kemajuan masjid dalam bidang Infak,
kencleng, shadaqah dan donasi demi kemakmuran masjid. Sehingga dengan
adanya para hamba Allah yang menabungkan hartanya di masjid menjadikan
dan memberikan kenyaman dari pasilitas, insentif, dan lain sebagainya .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Masjid berasal dari bahasa Arab,diambil dari kata “sajada, yasjudu,


sajdan”. Kata sajada artinya yang bersujud, patuh, taat, serta tunduk dengan
sangat hormat dan ta’dzim. Kata sajada diubah ke isim makan menjadi
masjidun yang artinya tempat sujud menyembah Allah SWT. Sedangkan
menurut terminologis masjid mengandung makna sebagai pusat dari segala
kebajikan kepada Allah dan sebagai sarana mendekatkan kepada-Nya dalam
bentuk amaliyah dan untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan
sesama jemaah.

AKUNTABUILITAS MASJID AN-NASUHA CILENGKRANG


Masjid An-Nasuha merupakan masjid dengan pengahsilan yang
hanya atau dengan penghasilan keuangan dari para jemaah dan donatur
dengan niat membangun tempat ibadah serta pusat kegiatan. Keuangan di
masjid ini di bulan Oktober dengan saldo Rp 1.274.000.- sedangkan pada
bulan November dengan saldo Rp 1. 389.000,-. Dengan adanya keuangan ini
maka akan dibuat serinci dan transfaransi karena ini adalah amanah dari para
jemaah untuk kemakmuran semuanya juga.
Berikut penyajian Laporan Keuangan di masjid An-Nasuha
palasari cilengkrang kecamatan cibiru kota Bandung Jawa Barat pada
bulan November 2022.
10
Rekapitulasi laporan keuangan masjid An-Nasuha oleh bendahara

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31/10/22 Saldo yang dari kas bulan Oktober 1.274.000
4/11/22 Terima uang kencleng 155.000
4/11/22 Insentif imam/khatib jumat 100.000
8/11/22 Insentif imam/khatib jumat 100.000
11/11/22 Terima uang kencleng 200.000
11/11/22 Insentif imam/khatib jumat 100.000
18/11/22 Terima uang kencleng 160.000
18/11/22 Insentif imam/khatib jumat 100.000
20/11/22 Transport pengajian ibu-ibu 100.000
21/11/22 Sumbangan gempa cianjur 150.000
25/11/22 Insentif imam/khatib jumat 100.000
29/11/22 Terima uang kencleng 350.000

Tabel diatas merupakan laporan keuangan dari masjid An-nasuha


yang buat oleh bendahara (ibu Tini) yang cukup jelas dan mudah
dimengerti oleh kalangan masyrakat, sehingga dapat di
pertanggungjawabkan dan transparansi dalam setiap minggu atau
bulannya. Karena dengan adanya pelaporan ini dapat mempermudah
untuk mengecek serta pemasukan dari mana saja dan dari siapa aja.
Dalam pelaporan ini juga dibuat sebagai tanggung jawab
bendahara untuk mencatat dan menghitung dimulai dari pemasukan,
pengeluaran, saldo ataupun bisa jadi adanya laba yang dihasilkan dari
kegiatan pasar yang suka diadakan atau dilaksanakan oleh pengurus
maupun masyarakat setempat.
Akuntansi masjid yang digunakan oleh bendahara masjid An-
Nasuha adalah akuntansi dana (fund accounting) yang hanya mencatat
atas penerimaan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan oleh
masjid ini, sehingga bertujuan untuk menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan dalam pengalokasian dana tersebut.
Laporan keuangan yang seharusnya harus ada laporan keuangan
sesuai dengan psak 45 yang didalamnya ada laporan posisi keuangan,
laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas LK (Laporan
11
keuangan).
Dibawah ini merupakan rekapitulasi keuangan masjid An-Nasuha
yang dibuat oleh kami sesuai dengan alur proses akuntansi masjid.

12
1. Rekapitulasi Pengeluaran

REKAPITULASI PENGELUARAN DANA


BULAN NOVEMBER 2022
1. Insentif Imam /Khutbah Jum’at Rp. 100,000
2. Insentif Imam/Khatib Shalat Gerhana Rp. 100,000
3. Insentif Imam /Khutbah Jum’at Rp. 100,000
4. Bantuan Imam /Khutbah Jum’at Rp. 100,000
5. Transport Pengajian Ibu-Ibu Rp. 100,000
6. Sumbangan Gempa Cianjur Rp. 150,000
Rp. 650,000

REKAPITULASI
PEMASUKAN KAS
BULAN NOVEMBER 2022
I. KENCLENG
1. Saldo Pada bulan Oktober Rp. 1,274,000
2. Kencleng Minggu ke I Rp. 155,000
3. Kencleng Minggu Ke II Rp. 200,000
4. Kencleng Minggu Ke III Rp. 160,000
5. Kencleng Minggu Ke IV Rp. 350,000

JUMLAH Rp. 2,139,000

13
3. Jurnal Umum
Bulan Keterangan Kode Akun Debit Kredit
November kas 5103 1.274.000
2022 penerimaan saldo
bulan Oktober
1.274.000
1101
kas 5109 155.000
1101
Kencleng minggu Ke I 155.000
Insentif imam/khatib jumat 5109 100.000
Kas 1101 100.000
Insentif imam/khatib sholat 5102 100.000
gerhana
Kas
1101 100.000
kas 5103 200.000
kencleng minggu ke II 1101 200.000
Insentif imam/khatib jumat 5101 100.000
Kas 1101 100.000
kas 5109 160.000

14
Kencleng minggu ke III 1101 160.000

Insentif imam/khatib jumat 5109 1000.000


Kas 1101 100.000
Transport pengajian ibu-ibu 5101 100.000
Kas 1101 100.000
Sumbangan 5109 150.000
gempa cianjur
Kas 1101 150.000
Insentif 5109 100.000
imam/khatib
jumat
1101 100.000
Kas
kas 5109 350.000
kencleng minggu ke IV 1101 350.000

4. Buku Besar
Nama Akun : Aset Lancar Nomer Akun : 11
Bulan Keteran Ref Debit Kredit Saldo
gan

November Kas JU I 1.274.000 1.274.000


2022 Kas JU I 155.000 1.429.000

15
Kas JU I 100.000 1.329.000

Kas JU I 100.000 1.229.000

Kas JU I 200.000 1.429.000


Kas JU I 100.000 1.329.000

Kas JU I 160.000 1.489.000


Kas JU I 100.000 1.389.000

Kas JU I 100.000 1.289.000

Kas JU I 150.000 1.139.000

Kas JU I 100.000 1.039.000

Kas JU I 350.000 1.389.000

Nama Akun : Aktiva Bersih Tidak Terikat Nomer Akun : 31


Bulan Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
November ABTT- JU I 1.274.000 1.274.000
2022 kencleng

16
Nama Akun : Penerimaan Nomer Akun : 41
Bulan Keterangan Ref Kredit Saldo
Debit
Kredit
Debit
Kencleng JU I 155.000 155.000
Minggu ke
I
Kencleng JU I 200.000 200.000
Minggu
ke II
Kencleng JU I 160.000 160.000
Minggu ke
III
Kencleng JU I 350.000 350.000
Minggu ke
IV

Nama Akun : Beban Insentif & Honor Nomer Akun : 51


Bulan Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
November Insentif JU I 100.000 100.000
2022 Imam/khatib
jumat
Insentif JU I 100.000 100.000
imam/khatib
sholat
gerhana
Insentif JU I 100.000 100.000
Imam/khatib
jumat
Insentif JU I 100.000 100.000
Imam/khatib
Jumat
Insentif JU I 100.000 100.000
Khatib
Jum’at
17
Nama Akun : Beban Operasional Nomer Akun : 52
Bulan Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
Debit Kredit
November Biaya JU I 100.000 100.000
Transport
2022

18
KESIMPULAN
Masjid An-Nasuha merupakan masjid yang berada di palasari kecamatan
cibiru kota bandung Jawa Barat dengan menggunakan desain yang lumayan mewah
dan fasilitas yang memadai serta kondisi yang nyaman disertai parkiran yang sangat
luas sehingga masyarakat yang akan beribadah nyaman. Selain pusat beribadah,
masjid ini juga digunakan sebagai sarana pengajian, musyawarah, dan kegiatan-
kegiatan khususnya pernah digunakan kegiatan Tablig Akbar dari jurusan
manajemen dakwah. Kegiatan ini di konsep dengan sedemikian rupa yang ada
didalamnya sehingga menghasilkan yang terbaik.
Masjid ini sangat penting sehingga mengalami perkembangan dengan
kemajuan zaman di era globalisasi atau di era modern ini. Terutama dalam keuangan
sangat baik dalam pemasukan maupun pengeluarannya demi mencapai kemakmuran
masjid An-Nasuha. Masjid An-Nasuha juga telah mengalami perbaikan, kegiatan
kegamaan, serta memberikan insentif kepada pengurus maupun kepada da’i yang
bertugas/ditugaskan. Pemasukan yang diterima ada yang dari sedekah, infak atau
kencleng pengajian baik masjid sehingga mengalami kenaikan dalam saldonya.
Namun dalam penulisan atau pembuatan buku besarnya belum sesuai dengan
PSAK 45, karena kurangnya pengalaman atau tidak tepatnya dalam Staffing sehingga
terjadinya ketidak sesuaian dengan proses pencatatan PSAK 45.

19
REFERENSI

Hery, Analisis Laporan Keuangan, Cet. 2, (Jakarta: Grasindo, 2017)

Hamonangan Siallagan, Teori akuntansi, (LPPM UHN Press: 2017)

Triadnan Isman. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Di Desa Sampuluhan


Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, Skrispi, (Makassar:
Universitas Hasanuddin, 2017)

Satria Ilham. Akuntansi Keuangan 1, Modul, (Aceh: Universitas


Malikussaleh, 2017)

Lestari Sri, Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi dan Desa (ADD), Skripsi
(Surakarta: Instintut Agama Islam Surakarta, 2017)

Nur Aziz Muhammad, Sawitri. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Akuntabilitas Dana Desa. Jurnal, (vol. 6, No. 2. 2019)

Rina Widyanti dan Dewi Rahmayanti. Konsep Akuntabilitas dalam


Pengelolaan Masjid (Studi Kasus pada Masjid Ikhlas Pampangan NAN
XX). Jurnal Economic, Accounting, Scientific (cash), Vol. 1, No. 2, 2020.

Al-Faruq, Asadullah. 2010. Manajemen Masjid. Solo: Penerbit Arafah

Andikawati, Desy. 2014. Laporan Keuangan Lembaga Masjid (Studi Kasus


Pada Lembaga Masjid Agung Anaz Mahfudz dan Masjid Al-Huda).
Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Anonim. 2018. Pelatihan Akuntansi Masjid Tingkatkan Kepercayaan Jamaah


https://www.republika.co.id/berita/dunia-
islam/islamnusantara/19/03/27/pp14o9320-agar-masjid-mendapat-
kepercayaan-jamaahini-syaratnya

Anonim. 2019. Agar Masjid Mendapat Kepercayaan Jamaah, Ini syaratnya


https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/19/03/27/pp14o9320-agar-masjid-mendapat-kepercayaan-
jamaahini-syaratnya.

Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Indonesia Tahun 2010. Jakarta Pusat:
Badan Pusat Statistik. Diakses dari https://www.bps.go.id/
Direktorat Jenderal Bimas Islam. 2014. Keputusan Direktur Jenderal
20
Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/802 Tahun 2014 tentang
Standar Pembinaan Manajemen Masjid. Diakses dari
http://simas.kemenag.go.id/

Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi
Akuntansi Sektor Publik dari Anggaran hingga Laporan Keuangan dari
Pemerintah Hingga Tempat Ibadah. Jakarta: Salemba Empat.

Husen, Mohamad Nur. 2014. Model pengelolaan zakat infak sedekah ditinjau
dari Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dan
Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2014: Studi di Masjid Jami' Kota
Malang. Skripsi. Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


No. 45 Revisi 2011 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Jakarta.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.

Moleong, Lexy J. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

21

Anda mungkin juga menyukai