Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEUANGAN MASJID AL – MUHAJIRIN PONOROGO

Oleh
Siti Fatimah Faridatul Jannah Alifia

(Program Studi Akuntansi, Ekonomi, STIE Mahardhika Surabaya, Indonesia)

Email : sitifatimahfja@gmail.com

ABSTRAK

Sebagai Salah Satu bentuk organisasi sektor publik nirlaba, masjid diharuskan
membuat laporan keuangan yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan
(PSAK) 45 yang mengatur tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Pada umumnya,
masjid hanya menyajikan laporan keuangan yang sederhana seperti laporan infak/kotak
amal keliling yang biasanya dilaporakan seminggu sekali. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui Penyajian Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan definis operasional penelitian yaitu:
laporan keuangan organisasi nirlaba, Sak (PSAK 45), dan Masjid. Teknik pengumpulan
datanya penulis melakukan wawancara, survei lapangan, dan studi kepustakaan.
Sedangkan sumber dan pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder.
Data penelitian berupa laporan keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo tahun 2019. Dari
Hasil penelitian diketahui bahwa penyajian Laporan Keuangan yang dibuat oleh pengurus
Masjid Al – Muhajirin Ponorogo belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan
masjid yang berisikan penerimaan dan pengeluaran kas saja. Sedangkan menurut PSAK 45
organisasi nirlaba seperti masjid harus menghasilkan laporan keuangan yang terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. Karena Masjid Al – Muhajirin Ponorogo belum menyajikan laporan keuangan
yang sesuai dengan PSAK 45, maka penulis menyarankan dan membuatkan contoh laporan
keuangan yang sesuai dengan PSAK 45.

Kata kunci: Penyajian Laporan Keuangan, PSAK 45, Organisasi Nirlaba, dan
Akuntabilitas.

ABSTRAC

As one form of non profit public sector organization, mosques are required to make
financial statements in accordance with the Statement of Financial Accounting Standards
(PSAK) 45 which regulates financial statements of non profit entities. Generally, mosques
only present such simple financial statement, like an infaq statements normally reported
once a week. Research aims to know the presentation of the financial statements of the Al –
Muhajirin Ponorogo Mosque. The method used was a descriptive qualitative method, with
the reseacrh operational definitions of the organization’s non-profit, SAK (PSAK) 45, and
Mosque. The writer’s data-collecting techniques provide interviews, field surveys, and
literature studies. Whereas data sources and collectibles use, primary and secondary data.
Reseacrh data of the financial statements of Al – Muhajirin Ponorogo Mosque in 2019. From
the result of the study is knows that the preparation of financial statements made by Al –
Muhajirin Ponorogo is not adequate. This can be seen from the mosque financial statements
containing only cash receipts and cash payments. Whereas according to the Statement of
Financial Accounting Standards (PSAK) 45 non-profit organization such as mosques must

Pa ge |1
produce financial statements consisting of reports on statement of financial position, activity
report, statements of cash flows, and note of financial statements. Because the Al –
Muhajirin Ponorogo Mosque has not made a financial statements in accordance with PSAK
45, the authors suggest and make examples of making financial statements in accordance
with PSAK 45.

Keywords: Presentation of Financial Statements, PSAK 45, Organization Non profit,


and Accountability.

PENDAHULUAN atas kesadaran akan berjalannya visi dan


misi agama tertentu.
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara
Laporan Keuangan bagian dari dengan populasi penduduk muslim
proses pelaporan keuangan. Laporan terbesar di Dunia. Berdasarkan data
keuangan memberikan informasi terakhir yang dihimpun secara manual
mengenai posisi keuangan, kinerja melalui Kanwil Kementerian Agama
keuangan, dan arus kas perusahaan yang Provinsi jumlah masjid di Indonesia hingga
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan 2018 diperkirakan akan mencapai 741.991
pengguna laporan keuangan dalam bangunan masjid. Masjid merupakan
membuat keputusan ekonomik serta institusi umat yang memiliki kedudukan
menunjukkan pertanggung jawaban dan peran yang sangat strategis di dalam
manajemen atas penggunaan sumber- Islam.
sumber daya yang dipercayakan kepada Salah satu yang menjadi perhatian
mereka. dalam masjid adalah masalah keuangan-
Organisasi Keagamaan secara nya, apalagi untuk masjid yang cukup luas
etimologis, dapat diartikan sebagai dan di dalamnya terdapat beberapa
organisasi yang fokus gerakannya terkait aktifitas seperti pada Masjid Al-Muhajirin
dengan agama tertentu, yang menyangkut di Ponorogo. Adapun aktifitas yang
juga permasalahan ibadah atau men- penulis maksud disini yaitu berupa
jalankan segala kewajiban kepada Tuhan kegiatan pengembangan masyarakat
terkait agama atau kepercayaan tertentu. salah satunya melalui pendidikan
Jika didasarkan pada defenisi tersebut, keagamaan seperti tahfidz qur’an. Arus
organisasi keagamaan mengacu pada penerimaan dan pengeluaran kas ter-
organisasi dalam sebuah tempat bilang lancar baik itu dari segi pe-
peribadatan seperti masjid dalam agama nerimaannya yang terbilang besar untuk
Islam. Dengan kata lain, organisasi ukuran masjid atau tempat ibadah dimana
keagamaan dijalankan oleh sebuah kas atau saldo masjid mencapai jutaan
lembaga atau organisasi yang muncul rupiah. Dengan jumlah saldo yang besar
ini menuntut pengurus masjid untuk

Pa ge |2
menyalurkan dan mengelola dananya dan rinci, otomatis nama baik pengurus
dengan baik. Selain pengelolaan kas atau pengelola akan tercemar dan akan
masjid hal yang perlu diperhatikan adalah menimbulkan fitnah di kalangan masya-
melakukan penilaian pada aset-aset rakat. Dengan dipublikasikannya laporan
masjid dan membuatkan laporannya. keuangan maka masyarakat akan percaya
Selain tanggung jawab untuk melakukan ketika akan menyumbangkan uang
pencatatan laporan penerimaan kas, ataupun dananya.
masjid juga perlu membuat laporan Dalam Praktik akuntansi sebagai
pengeluaran karena setiap sarana umum instrumen akuntabilitas di organisasi
terutama masjid pasti banyak yang keagamaan khususnya Islam melalui
memanfaatkannya otomatis pelayanan masjid masih jarang menjadi perhatian
harus dimaksimalkan dengan cara khusus. Padahal dalam rangka penerapan
melengkapi fasilitas masjid dan prinsip akuntabilitas pada masyarakat,
melakukan pemeliharaan terhadap masjid. manajemen suatu organisasi harus
Hal itu mampu mengakibatkan melakukan pengelolaan keuangan,
arus keluar masuk kas akan sangat termasuk publikasi dan Pertanggung
lancar. Kemudian salah satu pertangung jawaban laporan keuangan. Permasaahan
jawabannya yaitu diperlukannya sebuah lain yang sering muncul yaitu masih
akuntabilitas tentang pengelolaan banyaknya masjid yang tidak mencatat
keuangan masjid. Hal tersebut dapat secara rinci pemasukan dan pengeluaran
mempersempit kesenjangan informasi kas, biasanya hanya dicatat sebatas
keuangan antara organisasi masjid penerimaan dan pengeluaran kas tanpa
dengan masyarakat sebagai sumber merinci sumber pemasukan kas dan
dananya. Selain itu Masjid Al-Muhajjirin ini penggunaan kas masjid untuk apa saja.
diharapkan dapat menjadi contoh untuk Pencatatan keuangan masjid biasanya
masjid-masjid besar lainnya dengan cara hanya mencakup penerimaan dan
menjaga amanah yang diberikan jamaah pengeluaran kas masjid saja tanpa
yaitu melakukan pencatatan laporan memperlihatkan jumlah aset yang dimiliki
keuangan yang lengkap mencakup semua oleh masjid.
aktifitas masjid. Berdasarkan uraian diatas, penulis
Pada umumnya, masjid hanya sangat tertarik untuk menuangkan
menyajikan laporan keuangan yang permasalahan ini dalam penyusunan
sederhana seperti laporan infak/kotak Laporan Skripsi dengan judul:
amal keliling yang biasanya dilaporkan “LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-
seminggu sekali. Pengurus masjid MUHAJJIRIN PONOROGO”.
bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
Tanpa pertanggungjawaban yang jelas

Pa ge |3
Rumusan Masalah Ikhtisar posisi keuangan tercermin
dalam laporan keuangan yang disebut
Berdasarkan dari latar belakang neraca. Laporan ini mengikhitisarkan
yang telah dikemukakan dapat status atau posisi sumber daya pada
dirumuskan “ Bagaimana Penyajian suatu saat tertentu. (L.M. Samryn,
Laporan Keuangan Masjid Al-Muhajjirin 2015:30)
Ponorogo”? C. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK 1 (2018:3) Tujuan
laporan keuangan adalah untuk
TINJAUAN PUSTAKA
memberikan informasi mengenai
Landasan Teori posisi keuangan, kinerja keuangan,
Akuntansi Keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat
A. Pengertian Akuntansi bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam
Menurut Ati Retno Sari (2017:1) pengambilan keputusan ekonomi.
Akuntansi memegang peranan Laporan keuangan juga menunjukkan
penting dalam entitas karena hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber
akuntansi adalah bahasa bisnis
daya yang dipercayakan kepada
(Business Language). Akuntansi mereka. Dalam rangka mencapai
menghasilkan kinerja keuangan tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai
entitas dalam suatu periode tertentu
entitas yang meliputi: (a) Aset, (b)
dan kondisi keuangan entitas pada Liabilitas, (c) Ekuitas, (d) Penghasilan
tanggal tertentu. Informasi akuntansi dan beban, termasuk keuntungan
tersebut digunakan oleh para dalam kerugian, (e) Kontribusi dari
dan distribusi kepada pemilik dalam
pemakai agar dapat membantu dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan (f)
membuat prediksi kinerja dimasa Arus Kas.
mendatang. Berdasarkan informasi D. Karakterikstik Laporan Keuangan

tersebut pihak dapat mengambil Karakteristik umum laporan keuangan

keputusan terkait dengan entitas. menurut PSAK 1 (2018:4) adalah:

Akuntansi merangkum transaksi yang a. Penyajian secara Wajar dan

terjadi dalam sebuah entitas laporan Kepatuhan terhadap SAK.

yang di berikan kepada para b. Dasar Akrual, Entitas menyusun

pengguna. laporan keuangan atas dasar

B. Laporan Keuangan akrual, kecuali laporan arus kas.

Secara umum laporan keuangan c. Materialitas dan Penggabungan,


meliputi ikhtisar – ikhtisar yang Entitas menyajikan secara
menggambarkan posisi keuangan, tersendiri setiap kelas pos serupa
hasil usaha, dan arus kas serta
perubahan ekuitas sebuah organisasi yang material.
dalam satu periode waktu tertentu. d. Saling Hapus, Entitas tidak
Tiap ikhtisar tersebut dibuat dalam melakukan saling hapus atas
satu format sendiri secara terpisah.

Pa ge |4
asset dan liabilitas atau Masjid sebagai lembaga keagamaan
penghasilan dan beban, kecuali Islam merupakan salah satu bentuk
disyaratkan atau diizinkan oleh organisasi nirlaba. Masjid sebagai sarana
suatu PSAK. peribadatan dan kegiatan umat yang
e. Frekuensi Pelaporan, Entitas secara tidak langsung memerlukan ilmu
menyajikan laporan keuangan dan praktik akuntansi dalam me-
lengkap (termasuk informasi munculkan sistem pelaporan keuangan
komparatif) setidaknya secara yang efektif. Hal ini dikarenakan masjid
tahunan. juga memerlukan informasi yang dapat
f. Informasi Komparatif, Entitas menunjang kegiatan peribadatan, kegiatan
menyajikan informasi komparatif keagamaan, termasuk aktivitas perawatan
terkait dengan periode terdekat dan pemeliharaan masjid. Selain itu, para
sebelumnya untuk seluruh jumlah pengelola masjid juga memerlukan sistem
yang dilaporkan dalam laporan pelaporan keuangan masjid yang akurat
keuangan periode berjalan, khususnya yang berhubungan dengan; 1)
kecuali di izinkan atau di keadaan dan kondisi jamaah, 2) keadaan
isyaratkan lain oleh SAK. dan kondisi harta kekayaan dan keuangan
g. Konsistensi Penyajian, Penyajian masjid dan, 3) informasi lain yang di
dan klasifikasi pos-pos dalam perlukan sehubungan dengan ke-
laporan keuangan antar periode pentingan masjid. Hal ini bertujuan untuk
dilakukan secara konsisten. pertanggungjawab kepada para pengurus
Akuntabilitas Pada Organisasi dan jamaah masjid.
Keagamaan Organisasi Nirlaba
Tujuan akan akuntabilitas, dalam hal Organisasi Nirlaba adalah organisasi
ini pertanggung jawaban keuangan yang memperoleh sumber daya dari para
terhadap segala aktivitas semua anggota dan dari para penyumbang
organisasi keagamaan, terkait dengan lainnya yang tidak mengharapkan imbalan
PSAK No. 45 mengenai pelaporan apapun dari organisasi tersebut. Pada
keuangan organisasi nirlaba. Karakteristik beberapa bentuk organisasi nirlaba,
organisasi nirlaba berbeda dengan meskipun tidak ada kepemilikan,
organisasi bisnis, dimana perbedaan organisasi nirlaba mendanai kebutuhan
utama yang mendasar adalah cara modalnya dari utang dan kebutuhan
organisasi itu memperoleh sumber daya operasinya dari pendapatan atas jasa
yang dibutuhkan untuk melakukan yang diberikan kepada publik (PSAK
berbagai aktivitas operasionalnya. 45:2018). Macam-macam organisasi
Masjid dan Pertanyaan Standar nirlaba adalah (1) Tempat Peribadah:
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Masjid, Gereja, Pura, Wihara, (2) LSM

Pa ge |5
(Lembaga Sosial Masyarakat), (3) hal itu digunakan, sedangkan
Yayasan, (4) Pendidikan: sekolah, beban yang dibayar sesudah tahun
Perguruan Tingg, (5) kesehatan: terjadinya (beban yang masih
Puskesmas, Rumah Sakit. harus dibayar) dikurangi hanya
Basis Pencatatan Akuntansi Untuk dalam tahun dibayarkan
Organisasi Nirlaba Penyajian Laporan Keuangan Menurut
Ada 3 (tiga) macam basis pencatatan PSAK Nomor 45
akuntansi yaitu Basis Kas, Basis Akrual Dalam PSAK No. 45 disebutkan
dan Akuntansi berdasarkan kas yang bahwa “Laporan Keuangan organisasi
dimodifikasi yang secara luas digunakan: nirlaba meliputi laporan posisi keuangan
(1) Basis Kas (Cash Basis) pada akhirnya periode laporan, laporan
Dalam akuntansi basis kas, aktivitas serta laporan arus kas untuk
pencatatan transaksi dilakukan suatu periode laporan dan catatan atas
apabila ada aliran uang yang laporan keuangan.”
diterima atau dikeluarkan. 1. Laporan Posisi Keuangan
(2) Basis Akrual (Acrual Basis) (Balance Sheet)
Akuntansi berbasis akrual yaitu Tujuan dibuatnya laporan posisi
pencatatan suatu transaksi tanpa keuangan untuk menyediakan
memperhatikan apakah terdapat informasi mengenai aset, liabilitas,
aliran uang masuk atau keluar dan asset neto serta informasi
pada saat kejadian transaksi, mengenai hubungan di antara
pengaruh dari suatu kejadian unsur-unsur tersebut pada waktu
transaksi langsung diamati pada tertentu.
saat terjadinya. 2. Laporan Aktivitas
(3) Akuntansi berdasarkan kas yang Laporan Aktivitas berisi dua bagian
besar yaitu besaran pendapatan
dimodifikasi
dan biaya lembaga selama satu
Merupakan campuran atas dasar
periode anggaran. Pendapatan
kas dan akrual, yaitu metode yang
digolongkan berdasarkan retriksi
digunakan oleh perusahaan jasa.
atau ikatan yang ada. Sedangkan
Pengeluaran yang mempunyai
beban atau biaya disajikan dalam
umur ekonomis lebih dari satu
laporan aktivitas berdasarkan
tahun dikapitalisasi sebagai harta
kriteria fungsional, dengan de-
dan disusutkan selam tahun-tahun
mikian beban biaya akan terdiri
mendatang. Beban yang dibayar
dari biaya kelompok program jasa
dimuka dan ditangguhkan dan
utama dan aktivitas pendukung.
dikurangi hanya dalam tahun saat

Pa ge |6
3. Laporan Arus Kas b. Pembatasan temporer adalah
Tujuan utama laporan arus kas pembatasan penggunaan sum-
adalah menyajikan informasi ber daya oleh pemberi sumber
mengenai penerimaan dan pe- daya yang tidak mengharapkan
ngeluaran kas dalam suatu pembayaran kembali yang
periode. Penyajian arus kas masuk menetapkan agar sumber daya
dan keluar digolongkan dalm tiga tersebut dipertahankan sampai
kategori, yaitu : dengan periode tertentu atau
a. Aktivitas Operasi sampai dengan terpenuhinya
b. Aktivitas Investasi keadaan tertentu.
c. Aktivitas Pendanaan c. Sumber daya terikat adalah
4. Catatan Atas Laporan Keuangan sumber daya yang pengguna-
Catatan atas laporan keuangan annya dibatasi untuk tujuan
merupakan bagian dari laporan tertentu oleh pemberi sumber
keuangan yang terpisahkan karena daya yang tidak mengharapkan
berisikan penjelasan-penjelasan pembayaran kembali. Pem-
rinci atas akun-akun dalam laporan batasan tersebut dapat bersifat
keuangan. PSAK 45 menge- permanen atau temporer.
lompakkan sumber daya or- d. Sumber daya tidak terikat
ganisasi nirlaba dalam 4 (empat) adalah sumber daya yang
kategori yang masing-masing penggunaannya tidak dibatasi
tergantung pada ada tidaknya untuk tujuan tertentu oleh
pembatasan: pemberi sumber daya yang
a. Pembatasan permanen adalah tidak mengharapkan pem-
pembatasan penggunaan sum- bayaran kembali.
ber daya yang ditetapkan oleh Kerangka Berpikir
pemberi sumber daya yang
tidak mengharapkan pem-
bayaran kemabali agar sumber
daya tersebut dipertahankan
secara permanen, tetapi
entitas nirlaba diizinkan untuk
menggunakan sebagian atau
semua penghasilan atau
manfaat ekonomik lain yang
berasal dari sumber daya
tersebut.

Pa ge |7
khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Definisi Operasional
Menurut Nurlina T. Muhyiddin, dkk
(2017:62) Definisi operasional adalah
proses untuk mengorganisasi konsep,
seorang penelitian harus mampu
mengorganisasi konsep menjadi definisi
operasional. Dalam hal ini penulis akan
memaparkan tiga definisi operasional
sesuai dengan judul penelitian ini, antara
lain: (1) Laporan Keuangan Organisasi
Nirlaba, (2) PSAK 45, (3) Masjid.
Teknik Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data
dengan cara melakukan pengumpulan
data laporan keuangan Masjid Al-
Muhajjirin Ponorogo. Teknik pengumpulan
data tersebut meliputi : (1) Wawancara,
(2) Suvei Lapangan, (3) Studi
Kepustakaan.
Sumber dan Pengumpulan Data
Gambar 1
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis
Sumber: Penulis
sumber data, yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh
METODE PENELITIAN
dari hasil pengamatan langsung
Jenis Penelitian
terhadap objek penelitian yaitu
Dalam penelitian ini, jenis penelitian
bagaimana akuntabilitas pengelolaan
yang digunakan adalah penelitian kualitatif
keuangan pada masjid Al-Muhajjrin
deskriptif. Menurut Moleong (2016:6)
serta bagaimana kesesuaian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
pelaporan keuangannya dengan
bermaksud untuk memahami tentang apa
PSAK 45 dan hal pendukung lainnya,
yang dialami oleh subjek penelitian
baik melalui wawancara dan
misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
dokumentasi dengan pengurus
tindakan, dan lain-lain secara holistik dan
masjid.
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
b. Data Sekunder, merupakan data yang
kata dan bahasa, pada suatu konteks
sudah tersedia di objek penelitian dan

Pa ge |8
langsung dapat digunakan oleh pertanggung jawabkan kepada masya-
peneliti, pada penelitian ini data rakat. Namun beberapa hal yang masih
berupa laporan keuangannya Masjid harus digaris bawahi bahwasannya ada
Al-Muhajjirin Ponorogo pada tahun beberapa pencatatan yang harus
2019. diperhatikan, ada transaksi yang tidak
Analisis Data disertai dengan tanggal. Dalam
Teknik analisis data yang digunakan pencatatan laporan keuangan harus
untuk penelitian ini adalah metode studi disertai dengan tanggal sebagai bukti
kasus. Hal ini dilakukan guna men- disetiap transaksinya, hal demikian
dapatkan suatu gambaran mengenai data haruslah diperbaiki agar seluruh transaksi
yang dijadikan sebagai obyek penelitian. bisa transparan kepada masyarakat.
Kemudian hasil penelitian yang telah Masjid Al – Muhajirin Ponorogo masih
diperoleh akan dibandingkan dengan menerapkan laporan yang sederhana
kriteria-kriteria yang digunakan sebagai sebatas pemasukan dan pengeluaran
tolak ukur untuk penelitian ini, yaitu karena menurut mereka yang terpenting
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah laporan keuangan yang simpel dan
(PSAK) No. 45 tentang pelaporan dapat dipertanggungjawabkan. Mereka
keuangan organisasi nirlaba. Guna berpendapat bahwasannya pencatatan
menganalisis data teknik yang di yang simpel tidak membingungkan para
pergunakan adalah (1) Mengumpulkan ta’mir ataupun masyarakat, itu sudah
data dan Informasi, (2) Menganalisis data cukup yang terpenting adalah per-
dan Informasi, (3) Menarik kesimpulan tanggung jawabannya. Namun bagi
dari data. penulis kurang tepat karena apabila
pengelolaan dikelola dengan baik dan
PEMBAHASAN semua transaksi tercatat secar terstuktur
Analisis Pengelolaan Keuangan Masjid sesuai dengan jenisnya maka itu akan
Al – Muhajjirin Ponorogo membuat nilai tambah tersendiri mengenai
Masjid Al – Muhajirin mengelola pengelolaan yang ada. Jadi alangkah
keuangannya dengan cukup baik, ta’mir baiknya bahwa setiap transaksi dibukukan
masjid membuat rincian – rincian dengan semestinya sesuai dengan
mengenai transaksi setiap harinya, Dalam standar akuntansi seperti PSAK 45.
pencatatannya Masjid Al – Muhajirin Ta’mir Masjid Al – Muhajirin Ponorogo
menggunakan Cash Basis. Pengelolaan masih sangat asing mengenai PSAK 45,
mengenai keuangan Masjid Al – Muhajirin mereka belum pernah mendengar
Ponorogo dilakukan secara hati-hati, ataupun membaca mengenai istilah
semua itu bertujuan agar setiap transaksi tersebut, dengan adanya penelitian ini
tercatat dengan benar yang nantinya di sedikit banyak akan memberikan

Pa ge |9
pengertian kepada Ta’mir Masjid Al – Masjid Al – Muhajirin Ponorogo
Muhajirin Ponorogo mengenai standar mendapatkan dana dari sumbangan, jadi
tersebut. Mereka melakukan pengelolaan seluruh pembiayaan yang terjadi di Masjid
dan pencatatan yang simpel namun yang Al – Muhajirin Ponorogo didanai dari hasil
harus disadari bahwa pengelolaan yang sumbangan yang diperoleh dari
tepatlah yang menjadikan pengelolaan masyarakat. Dalam memperoleh dana
keuangan masjid tersebut berkualitas dan Masjid Al – Muhajirin mengkategorikan
dapat dipertanggungjawabkan. Dalam dalam beberapa bagian, yakni dari kotak
praktiknya ta’mir masjid membuat laporan Infaq, dari donator tetap, dan dari
keuangannya sangat sederhana bahkan dermawan sebagai sumbangan jariyah.
laporan keuangan tersebut lebih Salah satu dana yang diperoleh adalah
mengarah kepada laporan arus kas bukan hasil dari kotak infaq Masjid Al – Muhajirin
kepada laporan keuangan, akun – akun Ponorogo, kotak infaq tersebut bukanlah
yang ada pun sangat minim sehingga kotak infaq berjalan melainkan kotak infaq
perlu adanya pemisahan-pemisahan yang yang diletakkan di sudut-sudut tiang
sesuai dengan jenis transaksi yang ada. masjid.

P a g e | 10
Penerapan Laporan Keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo berdasarkan PSAK 45
Berdasarkan penjabaran diatas, penulis membuat bentuk usulan laporan keuangan
yang dapat digunakan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo sebagai pedoman :

Tabel 1

MASJID AL - MUHAJIRIN PONOROGO


LAPORAN KEUANGAN
Per 31 Desember 2019
(dalam jutaan rupiah)

No. Tgl Uraian Debit Kredit

Penerimaan :
1 6/12/2019 Kotak Infaq I 2,698,500.00
2 13/12/2019 Kotak Infaq II 1,897,000.00
3 20/12/2019 Kotak Infaq III 2,776,000.00
4 27/12/2019 Kotak Infaq IV 2,148,000.00
5 28/12/2019 Kotak Infaq Kemakmuran 2,880,000.00
6 Donatur 3,500,000.00
Pengeluaran :
7 2/12/2019 Rekening Listrik & Token 1,918,000.00
8 6/12/2019 Pemeliharaan Taman 102,000.00
9 8/12/2019 Dakwah & TPA 2,500,000.00
10 11/12/2019 Upah Petugas Kebersihan 600,000.00
11 18/12/2019 Transport 700,000.00
12 25/12/2019 Perlengkapan 1,250,000.00
13 28/12/2019 Santunan Duafa 3,500,000.00

Jumlah 15,899,500.00 10,570,000.00


Kenaikan / Penurunan kas 5,329,500.00
Saldo Awal Kas 16,268,034.00
Saldo Akhir Kas 21,597,534.00

Sumber: Tabel 1 Diolah Penulis

1. Laporan Posisi Keuangan

Berikut merupakan laporan posisi keuangan Masjid Al – Muhajirin Ponorogo


yang sesuai dengan PSAK 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba pada
bulan Desember 2019 :

P a g e | 11
Tabel 2

MASJID AL - MUHAJIRIN PONOROGO


LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2019
(dalam jutaan rupiah)

ASET
Aset Lancar :
Kas dan Bank 21,597,534.00
Perlengkapan 1,250,000.00
Persediaan dan biaya dibayar dimuka -
Piutang -
Investasi Jangka Pendek -
Aset Tidak Lancar :
Peralatan -
Investasi Jangka Panjang -
Aset Tetap -

Jumlah Aset 22,847,534.00

LIABILITAS -
ASET NETO
Tidak Terikat 22,847,534.00
Terikat temporer -
Terikat Permanen -
Jumlah Aset Neto 22,847,534.00

Jumlah Liabilitas dan aset neto 22,847,534.00

Sumber: Diolah Penulis

2. Laporan Aktivitas
Berikut merupakan laporan aktivitas Masjid Al – Muhajirin Ponorogo yang
sesuai dengan PSAK 45 pada bulan Desember 2019 :

P a g e | 12
Tabel 3

MASJID AL - MUHAJIRIN PONOROGO


LAPORAN AKTIVITAS
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019
(dalam jutaan rupiah)
Terikat Terikat
Tidak terikat Jumlah
Temporer permanen
PENDAPATAN
- -
Sumbangan 15,899,500.00 15,899,500.00
Jasa Layanan - - -
ASET NETO YANG
BERAKHIR
PEMBATASANNYA
Pemenuhan program
- -
pembatasan

- -
Jumlah pendapatan 15,899,500.00 15,899,500.00

BEBAN
Program 2,500,000.00 - - 2,500,000.00
Beban Upah 600,000.00 - - 600,000.00
Beban Transport 700,000.00 - - 700,000.00
Beban Listrik & Token 1,918,000.00 - - 1,918,000.00
Beban Santunan 3,500,000.00 - - 3,500,000.00
Beban Lain 102,000.00 - - 102,000.00
Jumlah beban 9,320,000.00 - - 9,320,000.00
PERUBAHAN ASET
6,579,500.00 - - 6,579,500.00
NETO
ASET NETO AWAL
16,268,034.00 - - 16,268,034.00
BULAN
ASET NETO AKHIR
22,847,534.00 - - 22,847,534.00
BULAN

Sumber: Diolah Penulis

3. Laporan Arus Kas

Berikut merupakan laporan arus kas Masjid Al – Muhajirin yang sesuai


dengan PSAK 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba pada bulan
Desember 2019, dengan Metode Langsung :

P a g e | 13
Tabel 4

MASJID AL - MUHAJIRIN PONOROGO


LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2019
(dalam jutaan rupiah)

AKTIVITAS OPERASI
Kas dari sumbangan 15,899,500.00
Kas yang dibayarkan kepada petugas (600,000.00)
Kas untuk pembayaran beban transport (700,000.00)
Kas untuk pembayaran beban Santunan (3,500,000.00)
Kas untuk pembayaran Listrik & Token (1,918,000.00)
Kas untuk pembiayaan program (2,500,000.00)
Kas untuk pembayaran beban lainnya (102,000.00)

kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi 6,579,500.00

AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian perlengkapan (1,250,000.00)
Penerimaan dari penjualan investasi -
Pembelian Investasi -

kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi (1,250,000.00)

AKTIVITAS PENDANAAN
Investasi dalam endowment -
Investasi bangunan -

kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan -

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA


5,329,500.00
KAS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL BULAN 16,268,034.00
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR BULAN 21,597,534.00

Sumber: Diolah Penulis

4. Catatan Atas Laporan Keuangan tidak memenuhi kriteria pengakuan


Catatan atas laporan dalam laporan keuangan, berikut
keuangan memuat tambahan mengenai catatan atas laporan
informasi-informasi yang disajikan keuangan Masjid Al – Muhajirin
dalam laporan keuangan. Catatan Ponorogo :
atas laporan keuangan memberikan a. Laporan Posisi Keuangan
penjelasan naratif atau rincian jumlah 1) Aset, Aset lancar pada
yang disajikan dalam laporan laporan posisi keuangan
keuangan dan informasi pos-pos yang Masjid Al – Muhajirin terdiri

P a g e | 14
dari kas dan setara kas serta kas. Dalam laporan arus kas ini
perlengkapan. Untuk aset terdiri dari aktivitas operasi,
tidak lancar Masjid Al – aktivitas investasi, dan aktivitas
Muhajirin tidak ada. pendanaan. Untuk aktivitas ope-
2) Liabilitas, Masjid Al – rasi Masjid Al – Muhajirin
Muhajirin Ponorogo tidak menerima kas dari para penyum-
memiliki liabilitas di karena- bang yang terdiri dari kotak infaq,
kan setiap transaksi hanya donator tetap dan jariyah.
diakui saat adanya pem- Analisis Akuntabilitas Pengelolaan
bayaran atau kas keluar, jadi Keuangan Masjid Al – Muhajirin
Masjid Al – Muhajirin dalam Ponorogo
pengakuannya tidak memiliki Masjid Al – Muhajirin Ponorogo dalam
hutang melaksanakan sikap Akuntabilitasnya
3) Aset neto pada laporan melakukan dengan cara menulis laporan
posisi keuangan hanya terdiri keuangan Masjid setiap bulan di papan
dari aset neto tidak terikat. yang diletakkan di dinding-dinding masjid
Aset neto tidak terikat ini dan menampilkan juga di Running Text
diperoleh dari aset neto awal yang terdapat di dalam Masjid. Tidak
bulan kemudian dikurangi hanya itu Ta’mir Masjid juga
seluruh beban yang terjadi mengumumkan secara umum mengenai
pada bulan Desember 2019. kondisi keuangan Masjid. Pengumuman
b. Laporan Aktivitas tersebut dilakukan saat sebelum
Dalam perhitungannya sum- dilaksanakannya solat Jum’at setiap satu
bangan yang diperoleh pada bulan sekali. Dengan demikian seluruh
bulan Desember dikurangi lapisan masyarakat mengetahui mengenai
seluruh beban yang ada pada keadaan keuangan Masjid Al – Muhajirin
bulan tersebut. Dari situ akan Ponorogo yang sebenar-benarnya.
muncul bahwasannya pada Akhir
bulan Desember 2019 Masjid Al – PENUTUP
Muhajirin mengalami perubahan Kesimpulan
sebesar Rp. 6.579.500,- selama Masjid Al – Muhajirin Ponorogo
setahun, dalam laporan aktivitas belum menerapkan PSAK 45 dikarenakan
yang ada. mereka belum mengenal istilah tersebut,
c. Laporan Arus Kas pengurus Masjid Al – Muhajirin Ponorogo
Laporan arus kas menyajikan lebih memilih melakukan pembukuan lama
informasi - informasi mengenai yakni pencatatan pemasukan dan
penerimaan dan pengeluaran pengeluaran kas, jadi laporan keuangan

P a g e | 15
Masjid Al – Muhajirin Ponorogo belum Sebaikanya pengurus Masjid Al –
sesuai dengan laporan keuangan menurut Muhajirin mengikuti pelatihan
PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan mengenai pengelolaan Laporan
Organisasi Nirlaba. keuangan, Sehingga dapat me-
Akuntabilitas pada Masjid Al – nyajikan laporan Keuangan sesuai
Muhajirin Ponorogo dilakukan dengan dengan PSAK 45, agar terorganisir
memaparkan mengenai keadaaan dengan baik. Dan pengurus dapat
keuangan Masjid setiap bulan di Papan lebih meningkatkan transparansi
yang diletakkan di dinding – dinding dalam pertanggung jawaban
masjid dan menampilkan juga di Running keuangan Masjid.
Text yang tedapat di Masjid. Dan Ta’mir 2) Bagi Peneliti
Masjid juga memberikan informasi Penelitian ini dapat digunakan
mengenai keadaan keuangan Masjid Al – sebagai tambahan wawasan, dapat
Muhajirin Ponorogo sebelum solat jum’at dijadikan referensi atau perbandingan
setiap satu bulan sekali sebagai bentuk dan pengalaman dalam mengetahui
sikap akuntabilitasnya. penyajian laporan keuangan masjid.
Saran Selain itu, juga untuk
Adapun beberapa dari hasil penelitian mengimplementasikan ilmu yang
yang telah dilakukan diatas maka diperoleh selama perkuliahan dan
penelitian akan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.
sebagai berikut:
1) Bagi Masjid Al – Muhajirin Ponorogo

P a g e | 16
DAFTAR PUSTAKA
Al – Muhajirin Ponorogo. http://almuhajirinponorogo.blogspot.com (diakses tanggal
24 Februari 2020).

Aji, Ida Bagus Made Cahya Restu. 2017. Analisis Penerapan Psak No. 45 Tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Berstatus Badan
Layanan Umum (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Biduri, Sarwenda, Ruci Arizanda Rahayu, dan Ilmiatul Mukarromah. 2018. Implementasi
PSAK No. 45 Pada Penyusunan Laporan Keuangan Pondok Pesantren Demi
Terciptanya Transparasi dan Akuntabilitas. https://publikasiilmiah.ums.ac.id (diakses
tanggal 18 Februari 2020)

Devi, Intan Atufah, Norita Citra Yuliarti, dan Dania Puspitasari. 2018. Penerapan PSAK No.
45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Yayasan Pendidikan Pondok
Pesantren Al-Khairiyah.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJSSB/article/view/16218 (diakses tanggal 18
Februari 2020)

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Per 1 Januari 2018 Bagian A. Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45, tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Indonesia: Ikatan Akuntan Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. 2017. Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep
Dan Prosedurnya. http://repository.UINMalang.ac.id.//1104/1/studi-kasus-dalam-
penelitian-kualitatif. (diakses tanggal 20 Februari 2020).

Sugiyono. 2016. Metode Penilaian Kuantitatif, Kualikatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sari, Ati Retno. Defia Nurbatin., dan Supami Wahyu Setiyowati. 2017. Akuntansi Keuangan
Berbasis PSAK. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Samryn, L.M. 2015. Pengantar Akuntansi Edisi IFRS Buku 1. Jakarta: Rajawali Pers.

T.Muhyiddin, Nurlina,dkk. 2017. Metodologi Penelitian Ekonomi & Sosial. Jakarta: Salemba
Empat.

P a g e | 17

Anda mungkin juga menyukai