Synta
Nur Kumala Sari
AKP 4A
Apa itu masjid?
2. Kinerja masjid
3. Keuangan masjid
4. Pelaporan keuangan
5. Kegiatan masyarakat
Tata Kelola Masjid
b. Infaq / Shodaqoh
1. Zakat Dana yang diperoleh dari infaq/shodaqoh
Zakat merupakan sumber dana yang menunjukkan nilai yang cukup besar
diterima dari masyarakat namun belum dalam menunjang kegiatan yang dimiliki
ada satupun masjid yang secara serius masjid. Penerimaan dana dari infaq
mengelola dana zakat yang berpotensi digunakan kebanyakan dikhususkan hanya
di suatu daerah. Potensi zakat yang untuk operasional masjid. Sedangkan untuk
terkandung di suatu daerah sangatlah kegiatan lainnya, masjid akan menghimpun
besar. Namun belum ada masjid yang dana kembali. Sehingga dalam pelaporannya
mencoba menghimpun dan mengelola pun, mereka melaporkan nama kegiatan dan
dana zakat yang potensial tersebut. dana yang dipergunakan secara terpisah.
Sungguh disayangkan ketika suatu
daerah yang memiliki cukup banyak
masjid besar dengan indeks manusia
yang sudah cukup baik, tetapi belum
dapat memunculkan ide untuk
mengelola dana zakat ini.
Secara umum, laporan keuangan yang disajikan oleh masjid terdiri
dari pemasukan dan pengeluaran serta sumber dana dan alokasi dana
yang diterima.
4. Donatur
Tidak banyak masjid yang melaporkan
sumber dana yang diperoleh dari
3. Waqaf donator. Laporan yang diperoleh pun berupa
Wakaf pada masjid biasanya dilakukan laporan donatur tetap, dimana setiap
oleh orang ataupun lembaga yang bulannya seorag donatur akan mendonasikan
beniat untuk menghibahkan sebagian sejumlah uang untuk kegiatan maupun
hartanya untuk kepentingan masjid operasional masjid.
dan masyarakat disekitarnya. Pada
dasarnya masjid lebih banyak 5. Sumbangan Pemerintah
menerima wakaf berupa tanah dimana Ada beberapa masjid yang mendapatkan
masjid berdiri. Sehingga tidak sumbangan dari pemerintah untuk kegiatan yang
dilaporkan dalam buku laporan bulanan dilakukan dimasjid tersebut, namun penerimaan
yang dipublikasikan oleh pengurus sumbangan itu tidak dimasukkan kedalam
masjid. laporan keuangan yang bersifat rutin. Ini
dikarenakan pengurus masjid mendapatkan
sumbangan pemerintah baik berupa materi
ataupun non materi bersifat insidental.
Laporan Keuangan Masjid
Laporan keuangan masjid dibuat oleh bendahara masjid. Bendahara pada Masjid bersifat
tunggal, artinya semua kegiatan yang berhubungan dengan arus masuknya kas,
penyimpanan dan keluarnya kas, serta penyusunan laporan keuangan dilakukan dan dicatat
oleh satu orang saja. Laporan keuangan disusun dengan periode waktu per bulan dan per
tahun. Untuk penerimaan atau pendapatan yang berasal dari amal jumat dan harian,
bendahara melakukan penerimaan uang dan pencatatan setiap satu minggu sekali karena kotak
amal yang disediakan bagi umat untuk menyumbangkan dana hanya dibuka setiap seminggu
sekali yaitu pada hari jumat. Penghitungan dana hasil amal tersebut dilakukan oleh pengelola
dan staf/karyawan dengan tujuan saling mengawasi sebagai bentuk pengendalian. Setelah
proses penghitungan selesai, uang tersebut langsung disetorkan kepada bendahara untuk
dicatat. Laporan keuangan mingguan diumumkan kepada jamaah sebelum sholat jumat dan
ditulis di papan masjid.
Laporan Keuangan Masjid
b. Laporan Aktivitas
1. Zakat Pusat
Zakat yang dibayarkan ke kantor
3. Unit Pungutan Zakat (UPZ)
pusat seharusnya didukung oleh 2. Cabang Lembaga zakat
sistem akuntansi yang memadai. Untuk Lembaga zakat yang UPZ biasanya digunakan sebagai wakil dari
Hal ini untuk memudahkan dalam memiliki cabang sebaiknya Baznas. Sistemnya bisa berbeda dengan
pelaporannya. Hal ini juga harus rekening bank yang digunakan konsep cabang. UPZ dapat memungut
didukung oleh sistem perbankan sama dengan kantor pusat. Hal ini sendiri dana zakat. Namun dapat
yang memadai karena untuk untuk memudahkan dalam menggunakannya untuk kepentingan di
sekitar UPZ, tenntunya ini dengan izin
mengecek dana yang masuk pelaporan dan pengecekan saja.
Baznas pusat atau daerah. Dana yang
sehingga memudahkan untuk Kantor cabang lebih ke arah dikumpulkan harus diserahkan semua ke
verifikasi. sebagai pemasaran dan Baznas pusat atau daerah, jika ada
pengembangan potensi di sekitar keperluan kegiatan dapat mengajukan
kantor cabang. proposal. Yang sering terjadi adalah tidak
semua dana yang dikumpulkan diserahkan
ke Baznas karena disebabkan oleh masalah
birokrasi.
Dengan semakin canggih perkembangan teknologi, Lembaga zakat harus didukung oleh
sistem informasi yang baik pula. Koordinasi antara website dan jaringan dan sistem
perbankan akan memudahkan dalam praktik dan pelaporannya.
KLASIFIKASI AKUN UNTUK DANA ZAKAT DAN IN
Akuntansi Lembaga Zakat AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank SALDO DANA ZAKAT
Persediaan barang Infaq
Biaya dibayar dimuka Zakat untuk Pihak
Akuntansi Lembaga zakat merujuk pada Perlengkapan kantor Tertentu
PSAK No. 109 Akuntansi zakat dan AKTIVA TETAP Zakat Lainnya
Tanah Transfer dari Dana
infak/sedekah. Akuntansi zakat juga Shadaqah untuk umum
Bangunan
termasuk di dalamnya infak dan sedekah.
Aktiva Tetap Lainnya
Secara umum PSAK No. 109 sudah KEWAJIBAN- PENGELUARAN
Fakir dan Miskin
didukung oleh fatwa MUI sehingga jenis- KEWAJIBAN
Hutang Dagang Gaji dan Upah
jenis transaksi yang dibolehkan dan Muallaf
Biaya-Biaya yang Belum
dilarang juga sudah sesuai dengan fatwa Dibayar Hutang Jangka Membebaskan budak
terkait. Panjang yang Jatuh Ghoirimin
Tempo Fi sabilillah (berjalan
Dalam pembuatan PSAK ini juga sudah Hutang Jangka Pendek dijalan Allah) Ibnu Sabil
Biaya Administrasi
mengakomodir masukan dari berbagai yang Lainnya
Hutang Jangka Panjang Peralatan dan
Lembaga zakat yang mempunyai perlakuan Perlengkapan Kantor
akuntansi yang berbeda untuk satu jenis Tujuan Khusus (Bea
transaksi yang sama. Dengan adanya PSAK Siswa, Masjid, dan
sebagainya)
ini, masalah perbedaan perlakuan akuntansi
di Lembaga zakat dapat diminimalisir atau
malah dapat dicari perbandingan secara
Berikut contoh akuntansi zakat dan infak/sedekah:
Penyaluran Dr. Penyaluran zakat- Dr. Penyaluran infak
dana amil
Dr.Penyaluran zakat – Cr. Kas atau aset non-
non amil lancar
Cr. Kas atau aset non-kas
Contoh Transaksi Zak Infak/sedekah
at Infak bagian amil - Dr. Kas
Penerimaan kas Dr. Kas Dr. Kas Cr. Dana amil
Cr. Penerimaan zakat Cr. Penerimaan
Biaya operasional Dr. Beban- Dana zakat Dr. Beban- Dana
infak/sedekah Cr. Kas infak/sedekah
Cr. Kas
Penerimaan non-kas Dr. Aset nonkas (nilai Dr. Aset nonkas (nilai
wajar) wajar) Beban penghimpunan dan Dr. Beban- Dana amil Dr. Beban- Dana
Cr. Penerimaan zakat Cr. Penerimaan zakat penyaluran Cr. Kas infak/sedekah
Cr. Kas
Bisa masuk lancar atau
tidak lancar Penyaluran lewat amil Dr. Piutang penyaluran -
lain Cr. Kas
Fee penyaluran zakat Dr. Kas - Ketika sudah disalurkan Dr. Penyaluran zakat – dana -
yang Cr. Penerimaan dana oleh amil amil
lain Cr. Piutang penyaluran
ditunjuk muzaki amil
Penyaluran infak/sedekah - Dr. Piutang- dana bergulir
Penurunan nilai Dr. Penurunan nilai aset Dr. Penurunan nilai aset dengan Cr. Kas
aset bukan Cr. Aset non-kas Cr. Aset non-kas dana bergulir
kelalaian amil
Pembayaran ujrah amil Dr. Beban- dana amil -
Penurunan nilai aset Dr. Kerugian penurunan Dr. Kerugian penurunan lain Cr. Kas
amil karena nilai- dana nilai- dana
lalai amil amil Penyaluran yang berupa Dr. Penyaluran zakat- Dr. Penyaluran
Cr. Aset non-kas Cr. Aset non-kas aset tetap beban infak/sedekah-
Infak dikelola untuk - Cr. Kas seperti gedung, mobil depresiasi beban depresiasi
mendapatkan Dr. Hasil investasi Cr. Akumulasi penyusutan Cr. Akumulasi penyusutan
hasil
Ketika aset tetap sudah Dr. Akumulasi Dr. Akumulasi penyusutan
selesai penyusutan
disalurkan Cr. Aset tidak lancar
Cr. Aset tetap