Anda di halaman 1dari 24

Tata Kelola pengelolaan

Rumah Ibadah dan


Lembaga amil Zakat (LAZ)

Synta
Nur Kumala Sari
AKP 4A
Apa itu masjid?

Masjid sebagai salah satu


pusat dakwah dan kegiatan
Ibadah masyarakat Muslim
Pendirian rumah memiliki peran penting dalam
ibadah mengacu membangun dan memberikan
pada peraturan manfaat sosial kepada
bersama Menteri masyarakat. Banyak kegiatan
Agama dan Menteri baik berupa penghimpunan
dalam Negeri No. 8 maupun pendayagunaan
dan 9 tahun 2006 program yang dilakukan di
Masjid
Terdapat 5 (lima)
aspek pengelolaan
keuangan masjid yang
menjadi alat ukur
yakni

1. Tata kelola masjid

2. Kinerja masjid

3. Keuangan masjid

4. Pelaporan keuangan

5. Kegiatan masyarakat
Tata Kelola Masjid

Dengan kepengurusan masjid yang baik, sudah


sewajarnya jika masjid yang dikelola memiliki kualitas
yang baik dimata masyarakat. Keadaan masjid akan
mencerminkan keadaan umat islam. Karena ramai atau
sepinya masjid akan sangat bergantung pada mereka.
Masjid yang memiliki tingkat kepengurusan yang baik,
diihat dari kesolidan pengurus, serta dengan
kepengurusan masjid yang didominasi oleh pengurus
yang memiliki usia matang dan memiliki pekerjaan
utama yang memadai, sehingga masjid akan menjadi
tempat yang seharusnya dapat terdepan dalam
membangun kesejahteraan masyarakat.
 
Kinerja Masjid

Zakat, Infaq/sedekah, donatur, sumbangan pemerintah dan sumber dana


lainya merupakan sumber dana yang sangat besar dalam
menyumbang sumber dana untuk melakukan setiap kegiatan yang dilakukan
oleh masjid. Demi menjaga keamanan uang yang ada, pengurus
mempercayakan penyimpanannya di perbankan yang ada, baik perbankan
syariah maupun konvensional. Sementara itu, untuk merawat dan mengelola
masjid yang sebagian besar memiliki luas lebih dari 500 m2, beberapa
masjid memiliki Dewan Kesejahteraan Masjid antara 1-5 orang bahkan lebih.
Dan untuk merawat kebersihan dan kenyamanan masjid, disertakan marbot
yang berkisar antara 1-2 orang. Dan untuk masjid yang lebih besar, marbot
lebih dari 2 orang. Karena sebagian besar masjid memiliki jamah, khususnya
jamaah jumat berkisar antara 100 orang hingga lebih dari 300 orang.
Pelaporan Keuangan
Dalam PSAK 45 revisi 2011 paragraf 9 menjelaskan bahwa
laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi
keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas
dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan
catatan atas laporan keuangan. Dan dalam PSAK Syariah No.
Keuangan Masjid 109 tentang akuntansi zakat disebutkan bahwa komponen
laporan keuangan meliputi neraca (laporan posisi
Sebagian besar Masjid
keuangan), laporan perubahan dana, laporan aset kelolaan,
sudah melakukan pelaporan laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Maka
keuangan dengan baik. pada penelitian ini, masjid yang apabila telah mengelola dana
Namun, dalam beberapa zakat, infaq / shodaqoh, dan telah memiliki izin resmi untuk
hal, ada juga masjid-masjid mengelolanya seperti yang telah diatur dalam undang-
yang masih melakukan undang zakat no.23 tahun 2011 pasal 19 dimana setiap
ketidak konsistenan dalam lembaga yang mengelola zakat, Infaq/shodaqoh harus
melakukan pelaporan memiliki izin dan melaporkan setiap pengumpulan,
pengelolaan dan pendistribusian dana zakat, yang telah
keuangan.  
diaudit kepada BAZNAS. Harus memiliki laporan keuangan
yang dapat dipertanggung jawabkan, baik kepada
masyarakat, pemerintah, terlebih kepada Allah SWT.
Secara umum, laporan keuangan yang disajikan oleh masjid terdiri
dari pemasukan dan pengeluaran serta sumber dana dan alokasi dana
yang diterima.

b. Infaq / Shodaqoh
1. Zakat Dana yang diperoleh dari infaq/shodaqoh
Zakat merupakan sumber dana yang menunjukkan nilai yang cukup besar
diterima dari masyarakat namun belum dalam menunjang kegiatan yang dimiliki
ada satupun masjid yang secara serius masjid. Penerimaan dana dari infaq
mengelola dana zakat yang berpotensi digunakan kebanyakan dikhususkan hanya
di suatu daerah. Potensi zakat yang untuk operasional masjid. Sedangkan untuk
terkandung di suatu daerah sangatlah kegiatan lainnya, masjid akan menghimpun
besar. Namun belum ada masjid yang dana kembali. Sehingga dalam pelaporannya
mencoba menghimpun dan mengelola pun, mereka melaporkan nama kegiatan dan
dana zakat yang potensial tersebut. dana yang dipergunakan secara terpisah.
Sungguh disayangkan ketika suatu
daerah yang memiliki cukup banyak
masjid besar dengan indeks manusia
yang sudah cukup baik, tetapi belum
dapat memunculkan ide untuk
mengelola dana zakat ini.
Secara umum, laporan keuangan yang disajikan oleh masjid terdiri
dari pemasukan dan pengeluaran serta sumber dana dan alokasi dana
yang diterima.

4. Donatur
Tidak banyak masjid yang melaporkan
sumber dana yang diperoleh dari
3. Waqaf donator. Laporan yang diperoleh pun berupa
Wakaf pada masjid biasanya dilakukan laporan donatur tetap, dimana setiap
oleh orang ataupun lembaga yang bulannya seorag donatur akan mendonasikan
beniat untuk menghibahkan sebagian sejumlah uang untuk kegiatan maupun
hartanya untuk kepentingan masjid operasional masjid.
dan masyarakat disekitarnya. Pada
dasarnya masjid lebih banyak 5. Sumbangan Pemerintah
menerima wakaf berupa tanah dimana Ada beberapa masjid yang mendapatkan
masjid berdiri. Sehingga tidak sumbangan dari pemerintah untuk kegiatan yang
dilaporkan dalam buku laporan bulanan dilakukan dimasjid tersebut, namun penerimaan
yang dipublikasikan oleh pengurus sumbangan itu tidak dimasukkan kedalam
masjid. laporan keuangan yang bersifat rutin. Ini
dikarenakan pengurus masjid mendapatkan
sumbangan pemerintah baik berupa materi
ataupun non materi bersifat insidental.
Laporan Keuangan Masjid

Laporan keuangan masjid dibuat oleh bendahara masjid. Bendahara pada Masjid bersifat
tunggal, artinya semua kegiatan yang berhubungan dengan arus masuknya kas,
penyimpanan dan keluarnya kas, serta penyusunan laporan keuangan dilakukan dan dicatat
oleh satu orang saja. Laporan keuangan disusun dengan periode waktu per bulan dan per
tahun. Untuk penerimaan atau pendapatan yang berasal dari amal jumat dan harian,
bendahara melakukan penerimaan uang dan pencatatan setiap satu minggu sekali karena kotak
amal yang disediakan bagi umat untuk menyumbangkan dana hanya dibuka setiap seminggu
sekali yaitu pada hari jumat. Penghitungan dana hasil amal tersebut dilakukan oleh pengelola
dan staf/karyawan dengan tujuan saling mengawasi sebagai bentuk pengendalian. Setelah
proses penghitungan selesai, uang tersebut langsung disetorkan kepada bendahara untuk
dicatat. Laporan keuangan mingguan diumumkan kepada jamaah sebelum sholat jumat dan
ditulis di papan masjid.
Laporan Keuangan Masjid

a. Laporan Posisi Keuangan


Secara umum tujuan laporan posisi keuangan atau neraca entitas nirlaba adalah
untuk menyajikan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto suatu entitas
nirlaba serta hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada periode waktu
tertentu. Aset yang dimiliki oleh Masjid dikelompokkan menjadi aset lancar dan
aset tidak lancar. Aset lancar meliputi kas dan setara kas yang berasal dari
penerimaan sumbangan dan layanan jasa masjid serta piutang yang dari pihak
ketiga. Aset tidak lancar Masjid terdiri dari aset tetap yang berupa bangunan,
inventaris, dan aset tetap lain yang dimiliki oleh lembaga masjid dan digunakan
untuk melayani umat.
Liabilitas pada masjid juga dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu liabilitas
jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
Aset neto digolongkan berdasarkan jenis dana dan pembatasan yang
diberikan oleh pemberi sumber daya. Dalam PSAK Nomor 45 aset neto
dibedakan berdasarkan pembatasan aset yang dimiliki yang meliputi aset neto
tidak terikat, aset neto terikat temporer, dan aset neto terikat permanen. Pada
PSAK Nomor 109 digunakan istilah saldo dana yang dikelompokkan berdasarkan
perbedaan perlakuan dan tujuan penggunaannya yang meliputi saldo dana zakat,
saldo dana infak/sedekah, saldo dana amil, dan saldo dana nonhalal.
Rekonstruksi laporan keuangan ini menggunakan kombinasi diantara keduanya
sehingga pada bagian aset neto meliputi dana zakat, infak/sedekah terikat dan
tidak terikat, wakaf, dan dana kemanusiaan. Berikut adalah laporan posisi
keuangan masjid berdasarkan kombinasi PSAK Nomor
45 dan PSAK Nomor 109.
Laporan Keuangan Masjid

b. Laporan Aktivitas

Dalam PSAK Nomor 45 (IAI, 2011) disebutkan tujuan utama


laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai
pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah
jumlah dan sifat aset neto, hubungan antar transaksi dan
peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya
dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Laporan
aktivitas menyajikan jumlah pendapatan yang berasal dari
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali dan beban-beban yang terjadi pada
entitas. Pendapatan dan beban masing-masing
dikelompokkan berdasarkan perbedaan pembatasan dan
jenis dana yang melekat. Penerimaan disajikan sebagai
penambah aset neto baik zakat, infak/sedekah terikat dan
tidak terikat, wakaf, dan dana kemanusiaan. Sedangkan
beban disajikan sebagai pengurang aset neto.
Laporan Keuangan Masjid

c. Laporan Perubahan Aset Kelolaan

Pada dasrnya selama ini masjid tidak


memiliki aset kelolaan baik yang bersifat
lancar ataupun tidak lancar. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa di kemudian
hari aset yang dimiliki dalam masing-masing
jenis dana akan dikelola oleh pengurus
masjid. Untuk itu perlu dibuat laporan
perubahan aset kelolaan dengan format
sebagai berikut.
Laporan Keuangan Masjid

d. Laporan Arus Kas


 
Laporan arus kas bertujuan untuk menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam
satu periode. Laporan arus kas harus menyajikan arus kas
selama satu periode yang diklasifikasikan menurut
aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi mencakup kas
dari pendapatan jasa, kas dari penyumbang, penerimaan
lain-lain dikurangi dengan kas yang dibayarkan kepada
karyawan dan pembayaran beban usaha. Arus kas dari
aktivitas investasi Masjid mancakup pembelian
peralatan inventaris, pembelian investasi aset tetap,
dan biaya yang digunakan untuk perbaikan bangunan
masjid. Untuk arus kas dari aktivitas pendanaan dan
penyesuaian rekonsiliasi perubahan dalam aset neto
menjado kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi
tidak ada dalam laporan arus kas karena tidak adanya
transaksi yang mencakup bagian tersebut di dalam Masjid .
Berikut ini merupakan laporan arus kas Masjid yang
disesuaikan dengan PSAK Nomor 45.
Laporan Keuangan Masjid

e. Catatan atas laporan keuangan


Terbagi Menjadi 3 Bagian, yaitu:
1. Catatan A
Pernyataan entitas atas Aset
Terikat dan/atau tidak terikat
2. Catatan B
Penyajian atas Aset Terikat
Temporer
3. Catatan C
Penyajian atas Aset Terikat
Permanen
Daftar Akun Akuntansi Masjid
No. Nama Akun
11 ASET LANCAR
1101 Kas
No. Nama Akun
1102 Rekening Bank
32 AKTIVA BERSIH TERIKAT TEMPORER
1103 Beban Dibayar Dimuka
3201 ABT Temporer-Zakat
1104 Piutang 3209 ABT Temporer Lainnya
1109 Aset Lancar Lainnya    
    33 AKTIVA BERSIH TERIKAT PERMANEN
12 ASET TIDAK LANCAR 3301 ABT Permanen-Wakaf
1201 Tanah 3309 ABT Permanen Lainnya
1202 Bangunan    
1203 Akumulasi Penyusutan Bangunan 41 PENERIMAAN
1204 Peralatan Elektronic dan AC 4101 Penerimaan-Infaq Jumat
1205 Akumulasi Penyusutan Peralatan 4102 Penerimaan-Infaq Jemaah
Elektronik 4103 Penerimaan-Sadaqah
1206 Peralatan Ibadah 4104 Penerimaan-Zakat
1207 Akumulasi Penyusutan Peralatan 4105 Penerimaan-Wakaf
Ibadah 4106 Penerimaan Lainnya
1208 Komputer, Printer, & Scaner    
1209 Akumulasi Penyusutan Komputer 51 BEBAN INSENTIF DAN HONOR
1210 Peralatan Dapur 5101 Insentif Takmir dan Petugas Keamanan
1219 Akumulasi Penyusutan Peralatan Dapur 5102 Insentif Guru Ngaji
    5103 Insentif Imam/Khatib Jumat
21 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 5104 Insentif Ustadz/Penceramah
2101 Beban yang Masih Harus Dibayar 5109 Insentif dan Honor Lainnya
2102 Kas Bon kepada Pengurus DKM    
2109 Utang Lainnya 52 BEBAN OPERASIONAL
    5201 Listrik, Air, dan Tetepon
5202 Beban Kebersihan
31 AKTIVA BERSIH TIDAK TERIKAT
5203 Perawatan dan Pemeliharaan Ringan
3101 ABTT-Infaq
5204 Beban ATK
3102 ABTT-Sadaqah
5205 Langganan Koran, Majalah, Buletin Jum'at
3109 ABTT Lainnya 5206 Jamuan dan Makanan
5207 Beban Penyusutan Aset Tetap
5219 Beban Lainnya
Lembaga Amil Zakat?

Perkembangan lembaga zakat di Indonesia cukup pesat, hal


ini menyebabkan diperlukannya standar akuntansi
tersendiri yang khusus untuk karakter Lembaga zakat.
PSAK No. 45 tentang akuntansi nirlaba dinilai kurang cocok
untuk karakteristik lembaga zakat. Oleh karena itu, PSAK No.
109 akuntansi zakat dan infak/sedekah dibuat khusus untuk
Lembaga zakat.
 
Dalam praktiknya PSAK No. 109 dapat digunakan oleh
Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Badan Amil Zakat (BAZ).
Namun perlu penyesuaian sesuai dengan karakter masing-
masing bidang. Dengan adanya standar ini maka Lembaga
zakat dapat mengacu kebijakan yang berlaku secara umum
karena standar tersebut juga didukung oleh fatwa Majelis
Ulama Indonesia.
Sejarah Standar Akuntansi Zakat di Indonesia
 
 
 
Standar akuntansi zakat di Indonesia (PSAK 109) mulai berlaku paling
lambat
1 Januari 2012, sedangkan standarnya sendiri mulai diterbitkan sejak 6
April
2010. Sebelum digunakan PSAK No. 109 akuntansi zakat dan
infak/sedekah, Lembaga zakat menggunakan PSAK No. 45 akuntansi
nirlaba. Namun ada beberapa karakteristik lembaga zakat yang tidak
sesuai dengan PSAK No. 45 tersebut. Karakteristik tersebut antara lain
jenis dana yang digunakan, tujuan penyaluran dana, dan pengelolaan
dana.
 
PSAK ini tidak lepas dari usulan Forum Zakat (FOZ) yang merupakan
kumpulan organisasi pengelola zakat. Pada awalnya, standar akuntansi
yang digunakan adalah pedoman akuntansi dan keuangan yang
dikeluarkan oleh FOZ pada tahun 2005.
Pelaksanaan zakat secara efektif adalah melalui organisasi pengelola
zakat. Dalam Bab III Undang-Undang No. 38 tahun 1999, dikemukakan
bahwa organisasi pengelola zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Badan
Asumsi dasar akuntansinya sebagai
berikut:
Rerangka Dasar Standar Akuntansi Zakat
1. Dasar akrual
Dasar akrual disini menggambarkan keadaan entitas.
Rerangka dasar standar akuntansi zakat merujuk pada Berapa besar aset dan kewajiban entitas. Sedangkan
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan untuk pengakuan pendapatan atau beban yang
keuangan syariah (KDPPLKS). Tujuan laporan keuangan berbasis akrual mengindikasikan bahwa informasi
Lembaga Zakat sesuai dengan KDPPLKS adalah: dicatat tidak hanya pada saat kas diterima, tetapi
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip pada saat kejadian. Zakat harus diberikan oleh
syariah muzakki secara tunai tidak boleh dalam
2. Informasi aset, kewajiban, pendapatan, dan bentuk piutang atau utang. Hal ini disebabkan zakat
beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, harus dimiliki mutlak oleh muzakki.
bila ada dan bagaimana perolehan dan
2. Kelangsungan usaha
penggunaannya
Lembaga zakat didasari atas usaha yang kontinyu.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi
Tidak ada niatan untuk melikuidasi atau beroperasi
pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
sebatas pada periode tertentu saja.
terhadap amanah
Standar Akuntansi Lembaga 1. Laporan posisi keuangan
Zakat
Laporan Posisi Keuangan
BAZ “XYZ”
PSAK No. 109 secara umum hanya mengatur
pengakuan dan pengukuran atas zakat, infak dan
sedekah, begitu juga dengan penyajian dan
pengungkapan. Hal lain yang diatur diluar PSAK
dapat merujuk pada PSAK yang berlaku umum
dan hal lain yang terkait dengan perlakuan
teknis yang belum diatur dapat dilakukan
perlakuan secara profesional.
Untuk laporan keuangan merujuk pada PSAK
No. 101 dan 109
2. Laporan perubahan dana
Laporan Perubahan Dana
BAZ “XYZ”
3. Laporan perubahan aset kelolaan
4. Laporan arus kas
Laporan Perubahan Aset Kelolaan Untuk laporan arus kas
BAZ “XYZ” merujuk pada PSAK No.
2, format yang digunakan
Keterangan Sald Penambah Penguran Akumulasi Akumu Sal adalah metode langsung
o an gan Penyusuta lasi do sehingga menggambarkan
Awal n penyisi Ak
han hir
arus kas secara langsung.
            5. Catatan atas laporan
Dana infak/sedekah
- keuangan Merujuk pada
aset kelolaan
(misal piutang
PSAK No. 101.
bergulir)
           
Dana infak/sedekah
-
aset tidak lancar
kelolaan (misal
rumah sakit atau
sekolah)
           
Dana zakat-aset
kelolaan (missal
rumah sakit
Sistem Lembaga Zakat
Sistem lembaga zakat dapat memengaruhi pola akuntansinya. Berikut pola akuntansi terkait dengan
sistem zakat di Lembaga zakat:

1. Zakat Pusat
Zakat yang dibayarkan ke kantor
3. Unit Pungutan Zakat (UPZ)
pusat seharusnya didukung oleh 2. Cabang Lembaga zakat
sistem akuntansi yang memadai. Untuk Lembaga zakat yang UPZ biasanya digunakan sebagai wakil dari
Hal ini untuk memudahkan dalam memiliki cabang sebaiknya Baznas. Sistemnya bisa berbeda dengan
pelaporannya. Hal ini juga harus rekening bank yang digunakan konsep cabang. UPZ dapat memungut
didukung oleh sistem perbankan sama dengan kantor pusat. Hal ini sendiri dana zakat. Namun dapat
yang memadai karena untuk untuk memudahkan dalam menggunakannya untuk kepentingan di
sekitar UPZ, tenntunya ini dengan izin
mengecek dana yang masuk pelaporan dan pengecekan saja.
Baznas pusat atau daerah. Dana yang
sehingga memudahkan untuk Kantor cabang lebih ke arah dikumpulkan harus diserahkan semua ke
verifikasi. sebagai pemasaran dan Baznas pusat atau daerah, jika ada
pengembangan potensi di sekitar keperluan kegiatan dapat mengajukan
kantor cabang. proposal. Yang sering terjadi adalah tidak
  semua dana yang dikumpulkan diserahkan
ke Baznas karena disebabkan oleh masalah
birokrasi.

Dengan semakin canggih perkembangan teknologi, Lembaga zakat harus didukung oleh
sistem informasi yang baik pula. Koordinasi antara website dan jaringan dan sistem
perbankan akan memudahkan dalam praktik dan pelaporannya.
KLASIFIKASI AKUN UNTUK DANA ZAKAT DAN IN
Akuntansi Lembaga Zakat AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank SALDO DANA ZAKAT
Persediaan barang Infaq
Biaya dibayar dimuka Zakat untuk Pihak
Akuntansi Lembaga zakat merujuk pada Perlengkapan kantor Tertentu
PSAK No. 109 Akuntansi zakat dan AKTIVA TETAP Zakat Lainnya
Tanah Transfer dari Dana
infak/sedekah. Akuntansi zakat juga Shadaqah untuk umum
Bangunan
termasuk di dalamnya infak dan sedekah.
 Aktiva Tetap Lainnya
Secara umum PSAK No. 109 sudah KEWAJIBAN- PENGELUARAN
Fakir dan Miskin
didukung oleh fatwa MUI sehingga jenis- KEWAJIBAN
Hutang Dagang Gaji dan Upah
jenis transaksi yang dibolehkan dan Muallaf
Biaya-Biaya yang Belum
dilarang juga sudah sesuai dengan fatwa Dibayar Hutang Jangka Membebaskan budak
terkait. Panjang yang Jatuh Ghoirimin
Tempo Fi sabilillah (berjalan
Dalam pembuatan PSAK ini juga sudah Hutang Jangka Pendek dijalan Allah) Ibnu Sabil
Biaya Administrasi
mengakomodir masukan dari berbagai yang Lainnya
Hutang Jangka Panjang Peralatan dan
Lembaga zakat yang mempunyai perlakuan Perlengkapan Kantor
akuntansi yang berbeda untuk satu jenis Tujuan Khusus (Bea
transaksi yang sama. Dengan adanya PSAK Siswa, Masjid, dan
sebagainya)
ini, masalah perbedaan perlakuan akuntansi
di Lembaga zakat dapat diminimalisir atau
malah dapat dicari perbandingan secara
Berikut contoh akuntansi zakat dan infak/sedekah:
Penyaluran Dr. Penyaluran zakat- Dr. Penyaluran infak
dana amil  
Dr.Penyaluran zakat – Cr. Kas atau aset non-
non amil lancar
Cr. Kas atau aset non-kas
Contoh Transaksi Zak Infak/sedekah  
at Infak bagian amil - Dr. Kas
Penerimaan kas Dr. Kas Dr. Kas Cr. Dana amil
 
Cr. Penerimaan zakat Cr. Penerimaan
Biaya operasional Dr. Beban- Dana zakat Dr. Beban- Dana
infak/sedekah Cr. Kas infak/sedekah
  Cr. Kas
Penerimaan non-kas Dr. Aset nonkas (nilai Dr. Aset nonkas (nilai  
wajar) wajar) Beban penghimpunan dan Dr. Beban- Dana amil Dr. Beban- Dana
Cr. Penerimaan zakat Cr. Penerimaan zakat penyaluran Cr. Kas infak/sedekah
Cr. Kas
Bisa masuk lancar atau  
tidak lancar Penyaluran lewat amil Dr. Piutang penyaluran -
  lain Cr. Kas
Fee penyaluran zakat Dr. Kas - Ketika sudah disalurkan Dr. Penyaluran zakat – dana -
yang Cr. Penerimaan dana oleh amil amil
lain Cr. Piutang penyaluran
ditunjuk muzaki amil
 
  Penyaluran infak/sedekah - Dr. Piutang- dana bergulir
Penurunan nilai Dr. Penurunan nilai aset Dr. Penurunan nilai aset dengan Cr. Kas
aset bukan Cr. Aset non-kas Cr. Aset non-kas dana bergulir
kelalaian amil  
  Pembayaran ujrah amil Dr. Beban- dana amil -
Penurunan nilai aset Dr. Kerugian penurunan Dr. Kerugian penurunan lain Cr. Kas
amil karena nilai- dana nilai- dana
lalai amil amil Penyaluran yang berupa Dr. Penyaluran zakat- Dr. Penyaluran
Cr. Aset non-kas Cr. Aset non-kas aset tetap beban infak/sedekah-
Infak dikelola untuk - Cr. Kas seperti gedung, mobil depresiasi beban depresiasi
mendapatkan Dr. Hasil investasi Cr. Akumulasi penyusutan Cr. Akumulasi penyusutan
hasil  
Ketika aset tetap sudah Dr. Akumulasi Dr. Akumulasi penyusutan
selesai penyusutan  
disalurkan   Cr. Aset tidak lancar
Cr. Aset tetap

Anda mungkin juga menyukai