Anda di halaman 1dari 8

YAYASAN AKSI CEPAT TANGGAP

1. Resume Laporan Keuangan :


Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar
2020 : 184.050.526.941
2019 : 216.844.669.679
Aset lancar menurun dari tahun 2019 ke tahun 2020 dengan penurunan sebesar
Aset Tidak Lancar
2020 : 105.274.007.958
2019 : 75.904.674.066
Aset tidak lancar meningkat dari tahun 2019 ke tahun 2020 dengan peningkatan sebesar
Liabilitas Jangka Pendek
2020 : 184.050.526.941
2019 : 216.844.669.679
Liabilitas jangka panjang
2020 : 184.050.526.941
2019 : 216.844.669.679
Jumlah liabilitas
2020 : 184.050.526.941
2019 : 216.844.669.679
Laporan penghasilan komprehensif

2. Peraturan apa yang menjelaskan masing-masing organisasi tersebut, jelaskan misal UU


dan sebagainya serta definisi nya
Jawaban :
Peraturan yang menjelaskan mengenai yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) adalah sesuai
dengan peraturan yang mengatur pendirian dan pelaksanaanya bahwa yayasan yang bergerak
di bidang sosial dan kemanusiaan dengan aktivitas kegiatan seperti pemulihan pascabencana,
pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis spiritual seperti
Qurban, Zakat dan Wakaf adalah yayasan yang sudah legal secara hukum. Yayasan Aksi
Cepat Tanggap (ACT) adalah sebagai pemilik dan pengelola situs indonesiadermawan.id
didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 2 (dua) tertanggal 21 April 2005 sebagaimana
telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor C-1714.HT.01.02.TH 2005 Tanggal 1 November
2005.

Yayasan Aksi Cepat Tanggap telah memiliki Izin Kegiatan beroperasi dari Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta melalui surat nomor 155/F.3/31.74.04.1003/-1.848/e/2019 yang berlaku
sampai dengan 25 Februari 2024.

Yayasan Aksi Cepat Tanggap juga telah memiliki izin PUB (Pengumpulan Uang dan
Barang) dari Kementerian Sosial melalui Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor 239/HUK-
UND/2020 untuk kategori umum dan nomor 241/HUK-UND/2020 untuk kategori Bencana,
izin tersebut selalu diperbaharui setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Indonesia.

ACT didukung oleh donatur publik dari masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi
terhadap permasalahan kemanusiaan dan juga partisipasi perusahaan melalui program
kemitraan dan Corporate Social Responsibility (CSR). Sebagai bagian dari akuntabilitas
keuangannya ACT secara rutin memberikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik kepada donatur dan pemangku kepentingan lainnya, serta
mempublikasikannya melalui media massa.

3. Standar akuntansi apa yang digunakan oleh organisasi tersebut, jelaskan


Jawaban :
Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) 24 (Revisi 2013) Imbalan Kerja yang diterapkan secara retrospektif dan
menyebabkan dilakukanya penyajian kembali angka-angka koresponding tahun sebelumnya
yang mencakup laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2019 dan 1 Januari 2019/ 31
Desember 2018, laporan penghasilan komprehensif dan laporan perubahan aset neto untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 terlampir oleh Yayasan Aksi Cepat
Tanggap, sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

PSAK 24 Imbalan Kerja (Revisi 2013) efektif berlaku pada 1 Januari 2015. Dimana terdapat
tiga perubahan besar dalam PSAK tersebut yaitu :
1) Cara perhitungan beban imbalan kerja dengan menggunakan bunga neto
2) Pengakuan laba rugi akturial sebagai penghasilan komprehensif lain
3) Tambahan pengaturan mengenai pengungkapan

4. Mengapa organisasi tersebut harus melakukan akuntantabilitas keuangannya


Jawaban :
Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) melakukan akuntabilitas keuangannya dengan
menyajikan laporan keuangan audited setiap tahunnya karena ACT ini didukung oleh donatur
publik dari masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap permasalahan
kemanusiaan, pemulihan pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta
program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf dan juga partisipasi perusahaan
melalui program kemitraan dan Corporate Social Responsibility (CSR). Oleh karena itu,
sebagai bagian dari akuntabilitas keuangannya ACT secara rutin memberikan laporan
keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik kepada donatur dan
pemangku kepentingan lainnya, serta mempublikasikannya melalui media massa.

PARTAI POLITIK PKS


1. Peraturan apa yang menjelaskan masing-masing organisasi tersebut, jelaskan misal UU
dan sebagainya serta definisi nya
Jawaban :
Peraturan yang menjelaskan mengenai akuntabilitas partai politik di Indonesia salah satunya
Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) yaitu Pasal 34A Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik,
dinyatakan bahwa partai politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari bantuan APBN dan APBD kepada BPK
secara berkala 1 (satu) tahun sekali untuk diaudit paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.

Wewenang yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 ini sejalan
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara, dimana dalam Undang-Undang tersebut BPK
mempunyai wewenang untuk melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Peran BPK dalam memeriksa pengelolaan keuangan partai politik dirasa
penting karena pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel diawali dari partai politik
yang juga bersih, transparan dan akuntabel.

2. Standar akuntansi apa yang digunakan oleh organisasi tersebut, jelaskan


Jawaban :
Standar akuntansi untuk laporan pertanggungjawaban bantuan keuangan partai politik PKS
tahun anggaran 2020 adalah PSAK 45 yang merupakan standar akuntansi keuangan yang
dibuat IAI untuk organisasi nirlaba yang juga digunakan untuk partai politik salah satunya
adalah Partai Kesejahteraan Sosial (PKS). PKS adalah organisasi nirlaba yang pada dasarnya
berorientasi kepada organisasi nirlama Pemerintah dan organisasi nirlaba Non-Pemerintah.
Karakteristik partai politik ini dijelaskan oleh fungsi-fungsi dan sumber pendanaan partai
politik. PKS mendapat bantuan dari pemerintah melalui APBN/APBD sehingga PSAK 45
masih dianggap relevan untuk parpol ini.

3. Mengapa organisasi tersebut harus melakukan akuntantabilitas keuangannya


Jawaban :
Partai politik harus melakukan akuntabilitas keuangannya dikarenakan berbagai sumber dana
yang diterima oleh partai politik berasal dari APBN dan APBD sehingga tugas dari partai
politik adalah taat membuat laporan pertanggungjawaban keuangan tersebut karena jika
laporan itu tidak dibuat maka dana bantuan keuangan berikutnya akan berkurang. Namun
ternyata faktanya partai politik sering terlambat dalam memberikan laporan tersebut.
Walaupun terlambat, Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tetap
mengucurkan anggaran untuk partai politik pada tahun berikutnya. Persoalan transparansi
atas pendanaan partai politik masih menjadi tantangan hingga saat ini.

Selain itu alasan partai politik harus melakukan akuntabilitas keuangannya karena banyak
terjadi kasus-kasus politik uang yang melibatkan hampir semua partai politik di parlemen,
baik yang mengarah ke korupsi maupun pelanggaran aturan dana politik, senantiasa akan
mengemuka dan semakin memperburuk wajah perpolitikan nasional, di tengah dinamika
persaingan, dan pergantian politik yang cepat di setiap tingkatan dewasa ini. Persoalan terkait
akuntabilitas pendanaan partai politik terjadi sejak proses pencatatan keuangan hingga proses
audit. Di sisi pencatatan, persoalan yang muncul biasanya terkait entitas yang dicatat.
Terkadang Partai Politik menerima dana dalam bentuk sumbangan yang tidak dicatat. Hal ini
disebabkan ketiadaan sistem atau nomenklatur pencatatan yang lengkap sesuai dengan
sumber-sumber pencatatan partai politik. Hal ini bisa terjadi karena tidak luasnya cakupan
pengaturan pencatatan sumbangan partai politik, ketiadaan sistem pendukung seperti
software pencatatan yang baik serta keengganan partai di dalam mencatat sumbangan karena
permintaan penyumbang atau kesulitan dalam melacak asal sumbangan yang masuk.

Anda mungkin juga menyukai