Organisasi Nirlaba adalah organisasi yang didirikan untuk kesejahteraan masyarakat atau untuk Organisasi nonprofit
beroperasi untuk memenuhi tujuan amal, pendidikan, agama, atau ilmiah, daripada untuk mendapatkan
keuntungan. Ini biasanya didirikan sebagai lembaga amal dengan motif pelayanan.
Para pengurus yayasan mengelola organisasi ini. Anggota organisasi juga memilih pengawas dan anggota, Organisasi
Nirlaba mengumpulkan dana dari anggotanya serta dari masyarakat umum untuk memenuhi tujuan mereka.
Meskipun lembaga nonprofit memang membutuhkan pendapatan untuk beroperasi, mendapatkan keuntungan
bukanlah fungsi utama mereka.
1. Motif Layanan
Organisasi-organisasi ini memiliki motif untuk memberikan layanan kepada anggotanya atau kelompok tertentu atau
kepada masyarakat umum. Mereka menyediakan layanan gratis atau dengan harga minimum karena tujuan mereka
bukanlah untuk mendapatkan keuntungan.
Mereka tidak membeda-bedakan orang atas dasar kasta, keyakinan, atau warna kulit. Contoh layanan yang diberikan
oleh mereka adalah pendidikan, makanan, perawatan kesehatan, rekreasi, fasilitas olah raga, sandang, papan, dll.
2. Anggota
Organisasi ini dibentuk sebagai yayasab atau badan amal. Pelanggan organisasi ini adalah anggotanya mereka yang
membutuhkan layanan dari yayasan tersebut
3. Manajemen
Komite pengelola atau komite eksekutif mengelola organisasi-organisasi ini. Anggota memilih panitia.
4. Sumber Pendapatan
Sumber utama pendapatan organisasi nirlaba adalah langganan, sumbangan, hibah pemerintah, warisan,
pendapatan dari investasi, dll.
5. Surplus
6. Reputasi
Organisasi-organisasi ini mendapatkan reputasi atau goodwill mereka berdasarkan pekerjaan baik yang dilakukan
untuk kesejahteraan publik.
Pengguna informasi akuntansi dari organisasi nirlaba hadir dan kontributor potensial serta badan hukum.
Sering diidentikkan dengan organisasi pemerintah atau organisasi sektor publik. Contoh: Rumah Sakit & Universitas
Di Indonesia, standar akuntansinya mengacu pada PSAK atau SAK ETAP dan memperhatikan ketentuan penyajian
laporan keuangan sesuai ISAK 35
KEL 1 ASP
- Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) menjadikan IPSAS sebagai referensi utama dalam
peyusunan standar.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP – Exposure Draft SAK
Entitas Privat
Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi nonlaba ISAK 35 (PPSAK 13 – PSAK 45 Dicabut)
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), PP 71 tahun 2010, digunakan untuk entitas Pemerintah Pusat dan Daerah
dalam menyusun laporan keuangan. Standar berbasis Akrual, dengan referensi utama IPSAS / International Public
Sector Accounting Standards.
- Ormas yang menerima dana hibah wajib menyusun laporan keuangan sesuai SAK
- Tidak ada keharusan menyusun LK, kecuali menerima hibah 500jt dan tot aset bukan hibah 20 milyar
- Tidak membayar pajak atas surplus yang diperoleh untuk yayasan pendidikan; Pendapatan bukan obyek
pajak
- OJK – SAK
- BPKH - SAK
- Parpol – tidak menyebutkan standar mana yang digunakan namun harus menyusun laporan keuangan
KEL 1 ASP
Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan, PP 24 tahun 2005 PP 71 tahun 2010
Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan kemudian ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan ISAK 35 untuk pelaporan dan yang lain mengikuti PSAK / SAK
ETAP.
PENGATURAN PP 71 / 2010
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP
Menjadi :
Laporan Operasional
Neraca
Perubahan Ekuitas
Neraca Desa
LEMBAGA PEMERINTAH
ORGANISASI AGAMA33
ORGANISASI SOSIAL
YAYASAN SOSIAL
INSTITUSI PENDIDIKAN
INSTITUSI KESEHATAN
PEMERINTAHAN
YAYASAN
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai
tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota
Yayasan yang :
- Memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) atau lebih, dalam 1 (satu) tahun buku; atau
- Mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih.
- Laporan keuangan Yayasan wajib diaudit oleh Akuntan Publik dan wajib diumumkan dalam surat kabar
harian berbahasa Indonesia
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah organisasi/ lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat
Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas kehendak sendiri serta bergerak di bidang kegiatan
tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/ lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang menitik beratkan kepada pengabdian secara
swadaya.
- Contoh LSM: LSM yang bersumber dari sumbangan masyarakat, APBN/APBD; lembaga donor lokal (Tanoto
Foundation) ; lembaga donor international (Ford Foundation, UN, World Bank)
BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
TUJUAN BLU
Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat.
Asas BLU
BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian
layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang
bersangkutan.
BLU tidak terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai institusi induk. Karena BLU
merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah, maka status
hukum BLU tidak terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.
BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.Meskipun demikian, BLU dapat
memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas
barang/jasa layanan yang diberikan ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per
unit layanan atau hasil per investasi dana.
KEL 1 ASP
Karakteristik BLU
Berdasarkan uraian pengertian dan asas BLU di atas, dapat dilihat bahwa ciri karakteristik dari BLU adalah:
- Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (“PNS”) dan/atau tenaga
profesional non-PNS sesuai dengan kebutuhan BLU.
PERSYARATAN BLU
Persyaratan substantif
Instansi pemerintah yang bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:
a. Penyediaan barang atau jasa layanan umum. Contohnya pelayanan bidang kesehatan seperti rumah sakit
pusat atau daerah, penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan pengujian.
b. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat.
Contohnya pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan menengah, pengelola penerusan pinjaman, dan
pengelola tabungan perumahan.
Persyaratan Teknis
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya
melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) sesuai dengan kewenangannya; dan
b. Kinerja keuangan satker instansi yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukan dalam dokumen usulan
penetapan BLU.
Persyaratan Administratif
Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan dapat menyajikan seluruh
dokumen berikut:
a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.
KEL 1 ASP
Badan Layanan Umum dapat diidentifikasi dalam tiga rumpun utama, yaitu:
Rumpun Kesehatan : terdiri dari Rumah Sakit dan Balai Kesehatan yang dibina oleh Kemenkes, Rumah Sakit TNI, dan
Rumah Sakit Polri
Rumpun Pendidikan : terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri, Politeknik
Kesehatan, serta Politeknik dan Balai Pendidikan Lainnya
Rumpun Lainnya : terdiri dari BLU Pengelola Dana, BLU Pengelola Kawasan, BLU Pengelola Aset, Bandara, serta
Penyedia Barang dan Jasa Lainnya
UNIVERSITAS
Pasal (2) “Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program
diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis,
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.”
Yang dimaksud dengan “prinsip akuntabilitas” adalah kemampuan dan komitmen untuk
mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dijalankan Perguruan Tinggi kepada semua pemangku
kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Akuntabilitas Perguruan Tinggi merupakan bentuk pertanggungjawaban Perguruan Tinggi kepada Masyarakat
yang terdiri atas:
- akuntabilitas nonakademik.
RUMAH SAKIT
Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat ( UU no 44 tahun 2009 pasal 1), Fungsi rumah
sakit (pasal 5 UU no 44 tahun 2009) :
- Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM dalam rangka peningkatan kemampuan pemberian layanan
kesehataan