Anda di halaman 1dari 16

REGULASI DAN STANDAR

SEKTOR PUBLIK DI
INDONESIA
Sektor publik adalah bagian
dari ekonomi yang berkaitan
dengan penyediaan layanan
pemerintah. Sektor-sektor
yang meliputi sektor publik
antara lain badan-badan
pemerintahan
(pemerintah pusat dan
daerah serta unit-unit kerja
pemerintah), perusahaan
milik negara
BUMN/BUMD, yayasan,
ormas dan orpol, LSM,
Universitas dan organisasi
nirlaba lainnnya.
Organisasi sektor publik
adalah organisasi yang
berorientasi pada kepentingan
publik berupa
penyediaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan
dan hak publik
REGULASI DAN STANDAR
SEKTOR PUBLIK DI
INDONESIA
Sektor publik adalah bagian
dari ekonomi yang berkaitan
dengan penyediaan layanan
pemerintah. Sektor-sektor
yang meliputi sektor publik
antara lain badan-badan
pemerintahan
(pemerintah pusat dan
daerah serta unit-unit kerja
pemerintah), perusahaan
milik negara
BUMN/BUMD, yayasan,
ormas dan orpol, LSM,
Universitas dan organisasi
nirlaba lainnnya.
Organisasi sektor publik
adalah organisasi yang
berorientasi pada kepentingan
publik berupa
penyediaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan
dan hak publik
AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Prof. Dr. Nirwana, SE., AK., M.Si.,CA

MATERI KULIAH

“STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK”

OLEH:

ASHARIANI (A014231005)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023

STANDAR INTERNASIONAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Sebuah organisasi baik itu sektor publik atau sektor swasta membutuhkan sebuah

regulasi sebagai wujud kebijakan organisasi dalam menghadapi isu dan

permasalahan yan g dihadapi. Dalam sektor privat kita mengenal Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang menjadi regulasi dalam pelaporan keuangannya.

Penyusunan Regulasi di Indonesia, mengikuti standar yang berlaku secara

Internasional, jika dalam Standar Akuntansi Keuangan sektor privat disusun

berdasarkan International Financial Reporting Standards (IFRS) maka untuk sektor

publik mengikuti International Public Sector Accounting Standards (IPSAS).

Regulasi Internasional untuk Akuntansi Sektor Publik

International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) adalah standar akuntansi

untuk entitas sektor publik yang dikembangkan oleh International Public Sector

Accounting Standards Board (IPSASB). IPSASB merupakan badan yang bernaung

di bawah International Federation of Accountants (IFAC), organisasi profesi

akuntansi di tingkat internasional yang didirikan tahun 1977. International Federation

of Accounting - IFAC (Federasi Akuntan Internasional) membentuk sebuah komite

khusus yang bertugas untuk menyusun standar akuntansi sektor publik. Komite

tersebut diberi nama The Public Sektor Committee dan bertugas untuk menyusun

sebuah standar akuntansi untuk sektor publik yang berlaku secara internasional
yang kemudian disebut International Public Sector Accounting Standards - IPSAS

(Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik). Dalam pelaksanaannya komite

tersebut tidak hanya menyusun standar tapi juga membuat program sistematis yang

mendorong aplikasi IPSAS oleh entitas-entitas publik di seluruh dunia.

IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor

publik, baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah

mengadopsi basis akrual (accrual basis). IPSAS yang berbasis akrual

dikembangkan dengan mengacu kepada International Financial Reporting

Standards (IFRS), standar akuntansi bisnis yang diterbitkan oleh International

Accounting Standards Board (IASB), sepanjang ketentuan-ketentuan di dalam IFRS

dapat diterapkan di sektor publik. Meskipun demikian, IPSASB tetap memperhatikan

isu-isu yang spesifik di sektor publik yang tidak tercakup di dalam IFRS. Menurut

IPSAS, laporan keuangan akrual secara umum setidaknya terdiri dari :

1. Statement of Financial Position (neraca)

2. Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan)

3. Statement of Changes In Net Assets / Equity (Laporan Perubahan dalam Aset

Bersih.Ekuitas)

4. Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas)

5. Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas

Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)

Tujuan Utama Dari IPSAS

Agar dapat improvisasi kualitas dalam pelaporan keuangan untuk tujuan umum oleh

entitas sektor publik, yang mengarah kepada penilaian informasi yang lebih baik dari

segala alokasi sumber daya keputusan yang telah dibuat oleh Pemerintah, sehingga
dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dari sektor publik. Cakupan

IPSAS adalah standar akuntansi untuk aplikasi oleh Pemerintah nasional, regional

(contohnya adalah, negara bagian, propinsi, teritorial) Pemerintahan, lokal

(misalnya, kota, kota) Pemerintah dan juga badan pemerintah yang terkait

(misalnya, lembaga,dan komisi. Standar IPSAS secara lebih luas akan digunakan

oleh setiap organisasi antar pemerintah. IPSAS sebenarnya sama sekali tidak

berlaku untuk badan usaha milik pemerintah.

Standar dan Tujuan IPSASB

IPSASB bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan transparansi laporan keuangan

pada sektor publik yang berupa :

- Menetapkan standar akuntansi berkualitas tinggi untuk digunakan oleh entitas

sektor publik.

- Mempromosikan kepada entitas sektor publik untuk mengadopsi standar, dan

konvergensi internasional IPSAS.

- Memberikan pinformasi yang komprehensif untuk manajemen keuangan

sektor publik dalam pengambilan keputusan.

- Memberikan bimbingan tentang isu-isu dan pengalaman dalam pelaporan

keuangan disektor publik.

Standar Basis Kas

Menurut IPSASB, penerapan standar ini merupakan langkah penting menuju

perbaikan pelaporan keuangan dalam hal konsistensi dan komparabilitas, serta

menjadi dasar untuk penyempurnaan dan pergeseran ke akuntansi berbasis akrual.

IPSAS tentang Pelaporan Keuangan Berbasis Kas mengidentifikasi persyaratan


yang berlaku di semua entitas yang menyusun laporan keuangan bertujuan umum

berbasis kas. Standar ini telah dikembangkan sejak draf awal dikeluarkan pada

November 2000, dan akhirnya diterbitkan pada Januari 2003. Tanggal efektif standar

ini adalah 1 Januari 2004, meskipun penerapan lebih awal disarankan.Untuk entitas

yang harus menyajikan laporan keuangan konsolidasian untuk periode pelaporan,

standar ini akan berlaku 3 tahun setelah tanggal awal berlakunya. Tujuan dari IPSAS

ini adalah untuk menjelaskan cara penyajian laporan keuangan bertujuan umum

berbasis kas. Standar ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah wajib dan

berisi persyaratan penyajian laporan keuangan berbasis kas.Bagian kedua tidak

wajib dan berisi permintaan dan penjelasan tambahan tentang kebijakan akuntansi,

pengungkapan, dan metode alternatif penyajian informasi.

Standar basis akrual

Basis akrual berarti dasar akuntansi di mana transaksi dan peristiwa lain diakui

ketika terjadi (dan tidak hanya ketika uang tunai atau yang setara diterima atau

dibayarkan). Oleh karena itu, transaksi dan peristiwa dicatat dalam catatan

akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan periode yang terkait.Unsur-unsur

yang diakui dalam akuntansi akrual adalah aset, kewajiban, aset / ekuitas bersih,

pendapatan, dan beban.

Sejak tahun 1997, IPSASB telah mengembangkan dan mengeluarkan sebanyak 32

standar akrual. Berikut adalah isi dari IPSAS tersebut :

1. IPSAS 1 – Presentation of financial statements (Penyajian laporan keuangan)

2. IPSAS 2 – Cash flow statements (Laporan arus kas)

3. IPSAS 3 – Accounting Policies, changes in accounting estimates and errors

(Kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan kesalahan)


4. IPSAS 4 – The effect of changes in foreign exchange rates (Pengaruh

perubahan mata uang asing)

5. IPSAS 5 – Borrowing costs (pembiayaan suatu aktiva yang berwujud dan

memiliki masa manfaat jangka panjang)

6. IPSAS 6 – Consolidated and Separate Financial Statements (superseded)

(Konsolidasi dan laporan keuangan)

7. IPSAS 7 – Investments in Associates (superseded) (Investasi pada

Perusahaan asosiasi)

8. IPSAS 8 – Interests in Joint Ventures (superseded)

9. IPSAS 9 – Revenue from Exchange Transactions (Pendapatan dari transaksi

bursa)

10. IPSAS 10 – Financial Reporting in Hyperinflationary Economies (Pelaporan

Keuangan dalam ekonomi hyperinflasi)

11. IPSAS 11 – Construction Contracts (Kontrak konstruksi)

12. IPSAS 12 – Inventories (Persediaan)

13. IPSAS 13 – Leases (Sewa)

14. IPSAS 14 – Events After the reporting Date (Peristiwa setelah proses

pelaporan)

15. IPSAS 15 – Financial Instruments: Disclosure and Presentation (superseded)

(Instrumen keuangan : pengungkapan dan presentasi)

16. IPSAS 16 – Investment Property (Investasi property)

17. IPSAS 17 – Property, Plant and Equipment (Aset berwujud)

18. IPSAS 18 – Segment Reporting (Pelaporan segmen)

19. IPSAS 19 – Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets (Provisi,

liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi)


20. IPSAS 20 – Related Party Disclosures (Pengungkapan pihak terkait)

21. IPSAS 21 – Impairment of Non-Cash-Generating Assets (Penurunan nilai

asset non penghasil kas)

22. IPSAS 22 – Disclosure of Financial Information About the General

Government Sector (Keterbukaan informasi keuangan tentang sektor

pemerintahan umum)

23. IPSAS 23 – Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and Transfers)

(Pendapatan dari transaksi non bursa)

24. IPSAS 24 – Presentation of Budget Information in Financial Statements

(Penyajian informasi anggaran dalam laporan keuangan)

25. IPSAS 25 – Employee Benefits (superseded) (Imbalan kerja)

26. IPSAS 26 – Impairment of Cash-Generating Assets (Penurunan nilai asset

penghasil kas)

27. IPSAS 27 – Agriculture (Pertanian)

28. IPSAS 28 – Financial Instruments: Presentation (Instrumen keuangan :

presentasi)

29. IPSAS 29 – Financial Instruments: Recognition and Measurement (Instrumen

keuangan : pengakuan dan pengukuran)

30. IPSAS 30 – Financial Instruments: Disclosures (Instrumen keuangan :

pengungkapan)

31. IPSAS 31 – Intangible Assets (Aset tidak berwujud)

32. IPSAS 32 – Service Concession Arrangements: Grantor (Pengaturan konsesi

jasa: pemberi)

PROSES PENINGKATAN STANDAR OLEH IPSASB


Pada akhir tahun 1997,
IPSASB memulai sebuah
program pengembangan
IPSAS yang
didasarkan kepada
International Accounting
Standard (IAS) yang
diterbitkan International
Accounting Standard Board
(IASB) tahun 1997. IPSASB
mengembangkan persyaratan-
persyaratan IAS yang
relevan untuk sektor publik.
IPSAS menggunakan
persyaratan,
struktur, dan teks yang diatur
dalam IAS kecuali ada alasan
untuk tidak menggunakan hal-
hal
tersebut.
Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan IPSAS

yang didasarkan kepada International Accounting Standard (IAS) yang diterbitkan

International Accounting Standard Board (IASB) tahun 1997. IPSASB

mengembangkan persyaratan-persyaratan IAS yang relevan untuk sektor publik.

IPSAS menggunakan persyaratan, struktur, dan teks yang diatur dalam IAS kecuali

ada alasan untuk tidak menggunakan hal-hal tersebut.

Pada tahun 2003 melalui


proyek General Improvment,
IASB menerbitkan revisi IAS.
Proyek
General Improvment
bertujuan untuk
menghilangkan atau
mengurangi alternatif,
pengulangan-pengulangan
yang tidak perlu
(redundancies), dan juga
konflik dalam IAS
sendiri. Proyek juga
berhubungna dengna isu
konvergensi dan berbagai
peningkatan lainnya.
Tujuannya dari revisi IPSAS
yang diterbitkan kali ini adalah
agar IPSAS konvergen dengan
IAS yang diterbitkan tahun
2003 tersebut.
Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvment, IASB menerbitkan revisi IAS.

Proyek General Improvment bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi

alternatif, pengulangan-pengulangan yang tidak perlu (redundancies), dan juga


konflik dalam IAS sendiri. Proyek juga berhubungan dengan isu konvergensi dan

berbagai peningkatan lainnya. Tujuannya dari revisi IPSAS yang diterbitkan kali ini

adalah agar IPSAS konvergen dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003 tersebut.

IPSAS menjadi rujukan karena keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan

manfaat nyata informasi keuangan yang konsisten dan terbandingkan (comparable)

linta-jurisdiksi. IPSAS sebagai standar internasional akuntansi sektor publik,

diharapkan memainkan peran kunci untuk merealisasikan manfaat tersebut. Dalam

mengembangkan standar akuntansi sektor public IPSASB sangat mendorong

keterlibatan pemerintah dan penyusun standar penyampaian tanggapan/ komentar

atas proposal-proposal IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft.

Diadopsinya IPSAS oleh


pemerintah di berbagai
negara diharapkan akan
meningkatkan
kualitas dan daya banding
informasi keuangan yang
dilaporkan entitas-entitas
sektor publik
di seluruh dunia. Dalam
mendorong pengadopsian dan
harmonisasi ketentuan-
ketentuan
akuntansi sektr publik di
berbagai negara dengan
IPSAS, IPSASB
menghormati hak
pemerintah dan penyusun
standar di tingkat nasional
dalam menetapkan standar dan
pedoman
pelaporan keuangan di dalam
juridiksi mereka masing-
masing.
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan

meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan

entitas-entitas sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan

harmonisasi ketentuan-ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara

dengan IPSAS, IPSASB menghormati hak pemerintah dan penyusun standar di


tingkat nasional dalam menetapkan standar dan pedoman pelaporan keuangan di

dalam juridiksi mereka masing-masing.

IPSAS diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor publik,

baik yang masih menganut basis kas dan telah mengadopsi basis akrual. IPSASB

sebagai penyusun standar akuntansi IFAC untuk sektor publik telah menerbitkan

empat exposure draf (ED) dalam kerangka konvergensi standar akuntansi sektor

publik (IPSAS) ke standar akuntansi sektor komersial/bisnis (IAS/IFRS).

Contoh Komponen laporan keuangan akuntansi pemerintah berbasis akrual (IPSAS)

di Perancis yaitu:

- Neraca

- Laporan surplus/deficit

- Laporan arus kas

- Catatan atas laporan keuangan

Komponen laporan keuangan akuntansi pemerintah berbasis akrual (IPSAS) di

Swedia yaitu:

- Neraca

- Laporan kinerja keuangan

- Laporan arus kas

- Laporan apropriasi

- Laporan kinerja

- Catatan atas laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai