Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PENGHIMPUNAN DAN PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT, INFAK,

SEDEKAH (ZIS) UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI DUAFA DI LAZISMU


PAMEKASAN
Siti Faiqah, Sulaiman, Khaliza, Rofiudin, Shalihan Abrari, Zainur Ridho

Abstrak
Berdirinya Lembaga amil zakat infaq dan shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Kabupaten
Pamekasan dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat dengan manajemen modern yang
dapat menghantarkan zakat menjadi bagian dari penyelesai masalah (problem solver) kondisi
keumatan yang terus berkembang. Dengan budaya kerja amanah, professional dan transparan,
Lembaga amil zakat infaq dan shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Kabupaten Pamekasan
berusaha mengembangkan diri menjadi Lembaga Zakat terpercaya. Metode Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif di mana teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, dimana seluruh data dan informasi
yang diperoleh dipilah terlebih dahulu sebelum dituangkan dalam pembahasan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya pemaksimalan dalan program pelatihan
dan pembinaan untuk meningkatkan ekonomi duafa.
Kata kunci: Strategi, Pendistribusian dan Penghimpunan Dana, Ekonomi Duafa
Abstract
The establishment of the Muhammadiyah Amil Zakat Infaq and Shadaqah Institution
(LAZISMU) Pamekasan Regency is intended as a zakat management institution with modern
management that can deliver zakat to become part of the problem solver for a growing
community. With a trustworthy, professional and transparent work culture, the Pamekasan
Regency amil zakat infaq and shadaqah Muhammadiyah Institution (LAZISMU) is trying to
develop itself to become a trusted Zakat Institution. The research method used in this study is
a qualitative research method in which the data analysis technique used in this study is data
reduction, where all data and information obtained is sorted before being included in the
research discussion. The results of the study indicate that there is a need for maximization in
training and coaching programs to improve the duafa economy.
Keywords: Strategy, Distribution and Fundraising, Duafa Economy

1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya cukup besar. Dari
jumlah tersebut tentunya sangat rentan dengan permasalahan ekonomi berupa kemiskinan.
Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan berbagai jenis persoalan
ekonomi dimana sebagian besar masyarakat kurang mampu berada pada garis tersebut yang
menyebabkan kehidupan mereka menjadi tidak layak. Seperti halnya dalam pemenuhan
kebutuhan pokok yang sulit dipenuhi, kesempatan berpendidikan yang kurang menjamin
sehingga menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Salah satu
keinginan masyarakat dalam memenuhi kehidupan hidupnya adalah tercukupinya seluruh
kebutuhan primer dan sekunder bahkan tersier. Sebagaimana dalam kegiatan hidupnya, untuk
memenuhi kebutuhan tersebut tentu lapangan kerja sangat dibutuhkan dan perekonomian
harus tersedia (Ridwan, 2020).
Mengingat pada Indonesia yang merupakan salah satu negara yang mayoritas
penduduknya muslim seharusnya dapat memberikan jalan keluar untuk mengatasi persoalan
kemiskinan tersebut. Salah satunya dengan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari, diantaranya adalah menunaikan Zakar, Infaq, dan Shadaqah (ZIS). Seperti halnya
dijelaskan bahwa sumber-sumber pendapatan Negara pada masa pemerintahan Rasulullah
SAW, salah satunya adalah zakat dan ushr (zakat atas hasil pertanian dan buah-buahan) yang
merupakan dua pendapatan utama dan paling penting (P3EI, 2008). Selain itu, adapun
sumber pendapatan lainnya, seperti bentuk kedermawanan seseorang dalam memberikan
infaq maupun shadaqah.
Pada saat ini penyaluran zakat fitrah, zakat mal ataupun infaq dan shadaqah telah
terkoordinasi dengan baik. Penyaluran zakat fitrah tidak hanya dikumpulkan oleh amil zakat
untuk kemudian secara langsung disalurkan ke pihak penerima zakat, infaq, dan shadaqah
(ZIS), namun dana ZIS yang diterima dikelola untuk pengembangan ekonomi guna
meningkatkan kualitas hidup bagi penerima dana ZIS. Pengelolaan ZIS telah dilakukan oleh
beberapa lembaga dalam keorganisasian Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat.
Kedua-duanya telah mendapat payung perlindungan dari pemerintah. Wujud perlindungan
pemerintah terhadap kelembagaan pengelola ZIS tersebut adalah Undang-Undang RI Nomor
38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 Tahun
1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,
serta Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor
D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat (P3EI, 2008).
Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang bersifat sosial, karena hubunganya
secara langsung dengan manusia (hablum minan nas). (Prayodhia, 2011) menyatakan bahwa
zakat berfungsi membentuk keshalihan dalam sistem sosial kemasyarakatan seperti
memberantas kemiskinan, menumbuhkan rasa kepedulian dan cinta kasih terhadap golongan
yang lebih lemah. Perlu diketahui bahwasanya infaq dan shadaqah merupakan bagian dari
zakat yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama baik untuk muzakki, munfik, dan
mushaddiq maupun mustahiqnya. Hanya saja yang membedakan adalah siapa penerimanya,
bagaimana takaranya, dan kapan dikeluarkan.

2
Di Kabupaten Pamekasan terdapat suatu Lembaga Amil Zakat tingkat nasional yang
berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif baik
dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya melalui perorangan, lembaga,
perusahaan atau instansi lainnya. LAZISMU, yang didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada
tahun 2002 selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai
Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002 yang kemudian
dikukuhkan kembali melalui SK Menteri Agama Republik Indonesia nomor 730 tahun 2016.
Latar belakang didirikannya LAZISMU terdiri atas dua faktor. Pertama, karena
kemiskinan di Negara Indonesia yang masih sangat luas, kebodohan dan indeks
pembangunan manusia yang sangat rendah sehingga mengakibatkan keadilan sosial yang
lemah. Kedua, zakat diyakini mampu memberikan sumbangsih dalam mendorong keadilan
sosial tersebut, sehingga meningkatkan pembangunan manusia serta mengentaskan
kemiskinan. Dengan ini, LAZISMU diharapkan untuk menghantarkan ZIS menjadi bagian
penyelesaian masalah (problem solver) sosial masyarakat yang terus berkembang luas yaitu
dengan menerapkan program dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) secara
terpadu dan transparan agar dapat mengembangkan diri menjadi Lembaga yang terpercaya.
Tentu hal tersebut didasarkan pada salah satu bentuk usaha yang dilakukan untuk
memberikan kepercayaan dan kepuasan pada muzakki yakni memberikan pelayanan yang
baik dan terstruktur yang mengacu pada lima fungsi manajemen organisasi yaitu perencanaan
(planning), pengelompokan (organising), pelaksanaan (activating) evaluasi (evaluating) dan
pengawasan (controlling) sebagai bentuk dari upaya memajukan pengembangan usaha
(Ridwan, 2019). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang
Strategi Penghimpunan dan Pendistribusian Dana Untuk Meningkatkan Ekonomi Dhuafa di
Lazismu Pamekasan.
KAJIAN TEORITIS
PENGERTIAN STRATEGI
Startegi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang diarahkan untuk
mencapai tujuan perusahaan (Makhalul Ilmi, 2001). Pengertian lain mengatakan Strategi
adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan
harus beroperasi untuk mencapai tujuannya, dan sekaligus dapat dibentuk strategi yang
tertealisasi muncul dalam tanggapan terhadap strategi yang dapat berkembang melalui sebuah
proses perumusan (formulation) yang di ikuti oleh pelaksanaan (implementation). (Usi
Usmara, 2008).
Dalam manajemen strategi terdapat dua tipelogi strategi, yaitu strategi untuk
organisasi bisnis dan strategi untuk organisasi publik. Perbedaan manajemen strategi ini
didasarkan pada perbedaan tujuan organisasi bisnis dan organisasi publik. Selain dari pada itu
terdapat perbedaaan atmosfer lingkungan antara kedua organisasi tersebut. Tentunya
perbedaan strategi ini harus ada karena masing masing organisasi bisnis maupun publik
memiliki ciri khas atau keunikannya masing-masing. Didalam buku manajemen strategi
karangan Suwarsono Muhammad, NUTT dan BACKOFF menyatakan bahwa Membawa
perspektif, pendekatan dan tradisi manajemen strategi organisasi bisnis (MSOB) kedalam

3
manajemen strategi organisasi publik (MSOP) akan menghasilkan penyesatan pada
organisasi publik tersebut (John A, 2014).
PENDISTRIBUSIAN DANA
PENGERTIAN PENDISTRIBUSIAN DANA
Distribusi adalah proses faktor produk yang menentukan pendapatan (sebagai bagian
dari penjualan Produk). Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa distribusi adalah
penyaluran barang ke suatu tempat (Afdloluddin, 2015).
Sementara Anas Zarqo mengemukakan bahwa definisi distribusi ialah memindahkan
(mentasharufkan) pendapatan kekayaan antara individu dengan cara yang pertukaran (melalui
pasar) atau dengan cara yang lain (seperti sedekah, warisan, zakat dan waqaf). Sedangkan
menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 menyatakan pendistribusian oleh lembaga
amil zakat, infaq dan sedekah tersebut harus sesuai syariat Islam dan dilakukan berdasarkan
skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan serta
bisa untukdidayagunakandalam usaha produktif, apabila kebutuhan dasar mustahiq telah
terpenuhi (Afdloluddin, 2015).
Adapun model-model dari pendistribusian zakat, yaitu terdapat empat golongan antara
lain:
a. Model distribusi bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat dibagikan kepada para
mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung seperti zakat fitrah yang dibagikan kepada
para fakir dan miskin guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau zakat
mal yang diberikan pada korban bencana alam.
b. Model distribusi bersifat konsumtif kreatif, yaitu zakat yang diwujudkan dalam bentuk
lain seperti, dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa.
c. Model distribusi bersifat produktif tradisional, yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk
barang-barang produktif seperti, hewan ternak, alat cukur dan lain sebagainya dengan
tujuan dapat menciptakan suatu usaha baru yang membuka lapangan pekerjaan bagi fakir
miskin.
d. Model distribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu zakat yang diwujudkan dalam
bentuk modal, baik untuk pembangunan proyek sosial atau menambah modal usaha untuk
pengusaha kecil (Tony Adhitya, 2021).
TUJUAN DISTRIBUSI
Semua individu dalam masyarakat harus memperoleh jaminan atas menjalankan
kehidupan yang layak. Dari dasar tersebut bisa kita lihat beberapa tujuan ekonomi syariah
adalah sebagai berikut:
1. Islam menjamin kehidupan setiap orang dan memastikan bawha masyarakat agar tetap
sebagai sebuah komunitas yang mampu dalm memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
2. Islam menjamin kemaslahatan pribadi dan melayani urusan jamaah, serta memiliki
kekuatan yang cukup untuk menjaga eksistensi Negara sehingga mampu memikul
tanggung jawab atas perekonomian Negara.

4
3. Menyalurkan kekayaan orang kaya kepada fakir miskin dan mengawasi penggunaan hak
milik umum maupun hak milik Negara.
4. Memberikan bantuan sosial dan donasi berdasarkan jalan Allah untuk
mewujudkankemaslahatanbagi seluruh masyarakat (Tony Adhitya, 2021).
ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH
PENGERTIAN ZAKAT
Zakat berasal dari bahasa Arab, zakaat yang berarti suci, bersih, baik, tumbuh, murni,
layak dan senang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia zakat memiliki arti jumlah harta
tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragam Islam dan diberikan kepada
golongan orang-orang yang berhak menerimanya menurut ketentuan yang telah ditetapkan
oleh syara (Masduki, 2011).
Sedangkan menurut istilah, zakat didefinisikan dengan sesuatu yang dikeluarkan dari
harta atau jiwa dengan cara tertentu, maksudnya adalah zakat harta dan zakat fitrah karena
pencantuman kata harta dan jiwa dalam definisi tersebut memiliki arti zakat harta dan zakat
fitrah. Menurut ulama Hanbaliyah, zakat didefinisikan dengan hak wajib pada harta tertentu
bagi kelompok tertentu pada waktu tertentu pula, dalam hal ini hanya mencakup zakat mal
saja tidak termasuk zakat fitrah, karena ungkapan harta tertentu menganduk arti bahwa harta
tersebut telah mencapai satu nishab yang merupakan salah satu syarat wajib zakat harta.
Sedangkan, pengertian zakat menurut Undang-Undang RI No. 23 tahun 2011, zakat adalah
harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanyan sesuai dengan syariat Islam (Didin Hafidhuddin, 1998)
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa zakat adalah sedekah
wajib yang harus dikeluarkan oleh setiap orang muslim yang dikeluarkan di waktu tertentu
dan juga harta atau benda yang akan dikeluarkan sesudah mencapai haul serta nisabnya.
PENGERTIAN INFAK
Infak berasal dari kata “anfaqa” yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk
kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut syariah, infak berarti mengeluarkan sebagian dari
harta atau pendapatan untuk satu kepentingan yang diperintahkan oleh ajaran Islam.10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Infaq adalah mengeluarkan harta yang mencakup
zakat dan non zakat. Dalam pandangan Islam infaq merupakan ibadah sunnah. Infaq
merupakan salah satu perbuatan yang amat berkesan dalam kehidupan manusia dalam
mecapai kebahagiaan hidup baik dunia maupun akhirat. Infaq dalam ajaran Islam merupakan
sesuatu yang bernilai ibadah yang diperuntukkan untuk kemaslahatan ummat. Arti infaq
dalam bentuk yang umum adalah mengorbankan harta pada jalan Allah yang dapat menjamin
segala kebutuhan manusia menurut tata cara yang diatur oleh hukum (Cholid Padlullah,
1993).
Adapun keutamaan berinfaq bagi umat Islam, yaitu dapat menjaga diri dari kekuatan-
kekuatan yang ingin menyerang dan membuat kerusakan dimuka bumi, berpaling dijalan
Allah serta mencegah dari keburukan dan aniaya. Menjadikan manusia hidup tentram dan
berdampingan dalam masyarakat. Jika seorang muslim telah menunaikan zakat maka berarti

5
ia telah menunaikan hak fakir miskin dan telah memenuhi kewajiban yang diperintahkan
Allah dan jika di iringi dengan sedekah sunnah maka ia berarti telah memberikan kelapangan
kepada orang yang tidak mampu. (Didin Hafidhuddin, 1998).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa infaq adalah bentuk dari sedekah
sunnah yang pemberiannya bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, dan infaq
pemberiannya bisa berupa apa saja bisa dalam berbentuk uang ataupun benda. Namum
umumnya dalam bentuk uang.
PENGERTIAN SEDEKAH
Sedekah berasal dari kata sadaqa yang memiliki benar. Sedangkan orang yang gemar
melakukan sedekah diartikan sebagai orang yang benar pengakuan imannya. Menurut istilah
sedekah, yaitu mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan oleh agama. Menurut Wahyu, sedekah atau shadaqoh berarti menyisihkan
sebagian harta yang dimilikinya untuk diberikan kaum fuqara wal masakin atau orang yang
berhak mendapatkannya dengan hati yang ihklas dan mengharap dari ridha Allah. Pemberian
kepada orang lain secara suka rela baik bersifat materi maupun non materi tanpa nisab dan
bisa dilakukan dimana saja kapan saja serta kepada siapapun tanpa adanya aturan dan syarat,
kecuali untuk mengharap ridha dari Allah (Elsi Kartika Sari, 2007).
Hukum sedekah dalam Al-Qur’an dan Hadist yaitu, menganjurkan untuk melakukan
sedekah akan tetapi tidak sebagaimana kewajiban dalam mengeluarkan zakat dan shalat.
Karena sedekah tidak ada ketentuan dan kadarnya seperti zakat dan sedekah tidak ada
ketentuan pelaksanaannya seperti shalat. Sedekah juga memiliki banyak manfaat, yang tidak
hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bermanfaat bagi orang yang disedekahi.
Sedekah juga merupakan jalan cepat bagi siapa saja yang ingin mendapatkan rezeki,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW “carilah rezeki dengan bershadaqah” bahkan dalam
keadaan sempit sekalipun seseorang dianjurkan untuk bersedekah. Adapun tujuan sedekah
bagi pemberi yaitu: pertama, sedekah dapat membuat orang bekerja keras sehingga
melipatgandakan rezekinya, bekerja itu sendiri merupakan sedekah apabila diniatkan untuk
kebaikan, baik untuk diri sendiri, keluarga, dan orang-orang sekitar. Kedua, bersedekah bisa
mengawali orang untuk mencari rizki yang halal dan merupakan cara manusia untuk
bertaubat dari perilaku yang menyimpang ditempat kerja, karena manusia akan merasa selalu
di awasi oleh orang-orang yang kita beri sedekah dan ini akan menjadikan hidup lebih
berkah. Ketiga, bersedekah dapat meningkatkan kepedulian sosial, karena kita ketahui bahwa
semua manusia di dunia ini pasti membutuhkan sesamanya. Keempat, bersedekah akan
membuat hidup manusia sederhana dan rendah hati. Kelima, bersedakah dapat mengurangi
cinta terhadap dunia dan menyiapkan kehidupan di akhirat kelak. Ketujuh, bersedekah dapat
menghindari dari gaya hidup yang bermegah-megahan dan suka riya (Cholid Padlullah,
1993).
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis, menelaah, mengukur
fenomena dari problematika sosial yang tidak dapat dijelaskan oleh penelitian kuantitatif.

6
(Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitiatif studi kasus untuk
menjelaskan kasus dengan lebih spesifik. Dengan demikian penilitian ini berfokus pada
individu, kelompok, organisasi, lembaga atau sebagainya. Tujuan digunakannya metode
penelitian kualitatif studi kasus dalam penelitian ini yaitu untuk memahami problematika
yang terjadi pada objek penelitian, yakni strategi penghimpunan dan pendistribusian dana
yang dilakukan oleh LAZISMU Pamekasan. Penelitian ini menggunakan dua sumber data
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara secara
mendalam dengan Pimpinan LAZISMU Pamekasan. Sedangkan untuk data sekunder
diperoleh dari website resmi LAZISMU Pamekasan.
Dalam menghimpun data penelitian ini digunakan dua teknik yaitu teknik observasi
dan teknik wawancara. Teknik observasi digunakan dalam melihat bagaimana perilaku
masyarakat Pamekasan yang menjadi target pemasaran LAZSIMU Pamekasan. Sedangkan
untuk wawancara dilakukan dengan teknik terstruktur, mengenai strategi penghimpunan dan
pendistribusian dana yang dilakukan oleh LAZISMU Pamekasan untuk meningkatkan
ekonomi dhuafa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data,
dimana seluruh data dan informasi yang diperoleh dipilah terlebih dahulu sebelum
dituangkan dalam pembahasan penelitian ini. Pemilahan data dilakukan dengan tujuan agar
data yang disajikan bisa terfokus sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini (Harun Rasyid, 2000).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Permasalahan perekonomian yang terjadi di Indonesia dapat teratasi dengan adanya
LAZISMU yang didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tahun 2002 selanjutnya dikukuhkan
oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK
No. 457/21 November 2002 yang kemudian dikukuhkan kembali melalui SK Menteri Agama
Republik Indonesia nomor 730 tahun 2016. Karena Lembaga Amil Zakat tingkat nasional ini
berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif baik
dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya melalui perorangan, lembaga,
perusahaan atau instansi lainnya.
Program
Tabel 1 Program Kegiatan LAZISMU Pamekasan

No Pendididk Kesehata Ekonomi Dakwah Sosial Qurban


an n Kemanusia
an
1 Beasiswa Mobil Pemberdayaan Peduli Indonesia TAFAQ
Layanan Usaha Mikro, Kader Da’i Siaga UR
Kesehatan Kecil dan (Tanggap (Tabunga
Menengah Darurat/Kes n
(UMKM) iapsiagaan) Fasilitas
Qurban)

2 Peduli Guru Hijamah/ Pelatihan dan Mobil Bedah / Rendang

7
Bekam Pembinaan Layanan Benah mu
UMKM Dakwah Rumah (Qurban
Kemasan
)
3 Pesantren Peduli Santripreneur Media Santunan
Kesehatan Dakwah Yatim
(Majalah /
Buletin)
4 Tahfidz - - Back to Peduli -
Masjid Lansia
5 - - - - Jum’at -
Berkah
6 - - - - Mobil -
Layanan
Sosial

Program adalah hal yang sangat harus dibuat oleh setiap lembaga amil zakat. Dengan
adanya program, sistem pendistribusian dapat dilakukan oleh LAZISMU Pamekasan.
Program ini direncanakan dan dilakukan sesuai dengan visi dan misi dari lembaga Amil
Zakat itu sendiri. LAZISMU Pamekasan banyak membuat program yang telah direncanakan
sesuai dengan visi dan misi seperti Program pendidikan, dakwah, sosial, dan ekonomi.
Cara Penghimpunan Dana ZIS di Lazismu Pamekasan
LAZISMU Pamekasan merupakan lembaga amil zakat sebagai sarana penyaluran
dana zakat, Infak dan sedekah dengan berbagai program seperti, agama, pendidikan, sosial,
kesehatan dan pemberdayaan ekonomi yang bertujuan untuk pendistribusian kepada mustahik
yang telah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan ekonomi
mustahik tersebut.
Untuk sistem penghimpunan dana ZIS dari muzakki atau donatur ialah dengan
menggunakan metode promosi (pamflet), kerja sama dengan lembaga sekolah, dan menyebar
QR barcode di kalender. Adapun proses penghimpunannya adalah dengan menggunakan
kartu donatur, kaleng filantropis, kotak infak, transfer dan QR barcode. Dikatakan oleh
Kepala Kantor LAZISMU Pamekasan bahwa yang paling besar pendapatannya adalah
penggunaan kartu donatur, kaleng filantropis dan kotak infak. Adapun jumlah donatur tetap
LAZISMU Pamekasan adalah 475 orang, sedangkan untuk jumlah Muzakki adalah 25 orang.
Cara pengelolaannya adalah dengan melakukan penghimpunan data terlebih dahulu,
setelah itu data dipilah sesuai dengan program yang tersedia dan selanjutnya didistribusikan
sesuai dengan program. Adapun jumlah dana pada tahun 2022 adalah sebesar
Rp.800.000.000.
Upaya Pendistribusian Untuk Meningkatkan Ekonomi Duafa

8
Adapun upaya pendistribusian menurut hasil wawancara dengan Kepala Kantor
maupun amil yang ada di LAZISMU Pamekasan adalah dengan mengadakan progam seperti
ZIS Pro serta memberikan pelatihan terhadap masyarakat yang tidak mampu, salah satu
programnya adalah santripreneur. Program Santripreneur bertujuan untuk memberikan
keterampilan kepada santri, seperti yang sudah terlaksana dari tahun 2022 sampai sekarang
yaitu pelatihan menjahit.
Dalam pendistribusiannya, LAZISMU tidak serta merta memberikan suatu bantuan
pada orang yang tidak mampu. Namun, LAZISMU melakukan survei terlebih dahulu apa
yang memang benar-benat dibutuhkan oleh duafa tersebut. Karena yang diharapkan adalah
tepat guna dan tepat sasaran.
Strategi Dalam Peningkatan Ekonomi Duafa
Seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Kantor LAZISMU Pamekasan, strategi
yang mereka gunakan sama seperti dengan strategi membuka bisnis. Pertama kali yang
dilihat adalah pengamatan lingkungan. Pengamatan lingkungan tersebut adalah melalui survei
dan melihat masyarakat mana yang bisa dijadikan mstahik yang benar-benar bisa dibantu
untuk diberi dana bantuan dari LAZSIMU Pamekasan sendiri.
Pemberdayaan ekonomi duafa di LAZISMU Pamekasan dilakukan dengan cara
pemantauan. Pemantauan yaitu dengan mengunjungi langsung ke rumah mustahiknya
sepekan sekali. Untuk pengembangan ekonomi mustahik di LAZISMU Pamekasan sendiri
ialah dengan program Pemberdayaan UMKM, Pelatihan dan Pembinaan UMKM serta
Santripreneur. Untuk yang pemberdayaan UMKM dilakukan dengan memberikan bantuan
modal kepada orang yang tidak mampu untuk kemudian dibuat usaha. Namun, hal ini tidak
lepas dari pengawasan dari pihak LAZISMU Pamekasan apakah benar bantuan tersebut
dibuat untuk merintis usaha. Jika ditemukan bahwa bantuan modal tersebut tidak dibuat
untuk usaha, maka pihak LAZISMU akan menarik modal tersebut.
LAZISMU tidak hanya memberi bantuan berupa uang atau semacamnya, namun
LAZISMU juga mengadakan pelatihan seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa ada juga
program Pelatihan dan Pembinaan UMKM serta Santripreneur yang juga dikonsep dengan
pengadaan pelatihan agar mereka mempunyai keterampilan yang akan membuat mereka lebih
gampang membuat usaha yang tentunya akan meningkatkan ekonomi duafa.
Tidak cukup dengan memberikan bantuan modal atau mengadakan pelatihan saja,
LAZSIMU juga memberikan motivasi agar mereka tetap semangat dalam menjalani hidup
dan melakukan usaha sebaik mungkin. Kemudian, LAZSIMU melakukan evaluasi pada
penerima bantuan, apakah usaha mereka meningkat atau tidak. Selain itu, gunanya dievaluasi
juga karena menjadi bahan pertimbangan untuk menjadi donatur atau muzakki di LAZISMU
Pamekasan
KESIMPULAN
Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa cara LAZSIMU dalam
menghimpun dana ZIS dengan menggunakan metode promosi (pamflet), kerja sama dengan
lembaga sekolah, dan menyebar QR barcode di kalender.

9
Dalam pendistribusiannya, LAZISMU tidak serta merta memberikan suatu bantuan
pada orang yang tidak mampu. Namun, LAZISMU melakukan survei terlebih dahulu apa
yang memang benar-benar dibutuhkan oleh duafa tersebut. Karena yang diharapkan adalah
tepat guna dan tepat sasaran.
Strategi yang dilakukan LAZSIMU Pamekasan adalah dengan cara pemantauan
perkembangan usaha yang dilakukan oleh mustahik yang diberi dana ZIS dengan cara
mengawasi dan membimbing apabila terjadi kesulitan dalam mengembangkan usahanya.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah
LAZSIMU Pamekasan sebaiknya memaksimalkan pada program pelatihan dan pembinaan
untuk pemberdayaan ekonomi duafa. Karena dengan itu, mereka akan lebih gampang
merintis suatu usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, M, “Upaya Masyarakat Dalam Publikasi Destinasi Wisata Untuk Peningkatan
Ekonomi Desa Leuwikujang Kec. Leuwimunding Kab. Majalengka," Ecopreneur:
Jurnal Program Studi Ekonomi Syariah, Volume 01 Nomor 01 (2020)
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2008).
Ridwan, M, “Pengelolaan Zakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Cirebon,”
Syntax, Volume 01 Nomor 04 (2019).
Prayodhia, Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqah, 2011.
Ilmi, Makhalul, Teori dan Praktek Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta: UII Press,
2001.
Usmara, Usi, Pemikiran Kreatif Pemasaran, (Yogyakarta: Amara Book, 2008).
Adhitya, Toni, “Pendistribusian Dana Ziswaf Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Analisis
Terhadap Lazisnu Kota Kediri),” Al-Muhasib: Journal of Islamic Accounting and
Finance, Volume 01 Nomor 01, (Juni 2021)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2018.
Hafidhuddin, Didin, Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq, dan Shadaqah, Jakarta: Gema
Insani, 1998.
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
Padlullah, Cholid. Mengenal Hukum ZIS (Zakat Infaq dan Sedekah) dan
pengamalannya di DKI Jakarta, Jakarta: Badan Amil Zakat dan Infaq/Sedekah DKI
Jakarta, 1993.
Masduki, Fiqh Zakat, Serang: IAIN HUSADAPRESS ,2011.
John A. Pearce II, R. B. Manajemen Strategi. Jakarta: Salemba Empat, 2014.

10
Afdloluddin, “Analisis Pendistribusian Dana Zakat Bagi Pemberdayaan Masyarakat
(Studi Pada Lembaga Amil Zakat Dhompet Dhuafa Cabang Jawa Tengah)”.
(Skripsi, UIN Walisongo, 2015)
Rasyid, Harun, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Ilmu Sosial dan Agama, Pontianak:
STAIN Pontianak, 2000.

11

Anda mungkin juga menyukai