Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PENGARUH TINGKAT RELIGIUSITAS, PENDAPATAN, dan

PENGETAHUAN SEDEKAH TERHADAP KEPUTUSAN BERSEDEKAH


di KOIN NU-CARE LAZISNU
(Studi Kasus NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh:

Ahmad Bayu Fadillah


175020500111007

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
Judul: Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas, Pendapatan, dan
Pengetahuan Sedekah Terhadap Keputusan Bersedekah di Koin NU-Care
Lazisnu (Studi Kasus NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang)

Ahmad Bayu Fadillah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email: ahmadbayufadillah6@gmail.com

ABSTRAK

Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan yang diperhatikan di Indonesia dan


perlunya upaya penekanan atau pengentasan kemiskinan terutama oleh pemerintah.
Hal ini ditunjukkan tingkat kemiskinan menurut BPS Statistik meunjukkan sekitar
9,78% pada tahun 2020. Berbagai macam gerakan filantropi yang dilakukan oleh
beberapa organisasi masyarakat seperti LAZISNU, LAZISMU, dan lain-lain, turut andil
dalam membantu pemerintah untuk menekan tingkat kemiskinan, sehingga peneliti
memilih salah satu organisasi tersebut yakni NU-CARE Lazisnu Lowokwaru. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas, pendapatan,
dan pengetahuan sedekah terhadap keputusan bersedekah di Koin NU-Care Lazisnu.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi logistik. Teknik
dari pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil dari analisis
menunjukkan bahwa variabel tingkat religiusitas, pendapatan, dan pengetahuan
sedekah secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan
bersedekah di Koin NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang.

Kata Kunci: Kemiskinan, Religiusitas, Pendapatan, Pengetahuan Sedekah

A. PENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan suatu permasalah yang perlu diperhatikan di Indonesia, hal


ini perlu upaya khusus pemerintah dalam penanggulanan kasus kemiskinan. Upaya
penekanan kemiskinan dan kesadaran yang masih kurang dilakukan pemerintah
menunjukkan suatu kegagalan dalam menegoisasi persoalan kemiskinan. kemiskinan
mempunyai dampak dalam berbagai masalah ekonomi, sosial, dan politik di tengah-
tengah masyarakat. Menurut survey dari BPS Statistik menunjukkan bahwa kemiskinan
di Indonesia pada maret 2020 sebesar 9,78%, meningkat 0,56% pada September 2019.
Jumlah penduduk miskin pada maret 2020 sebesar 26,42 juta orang, kasus ini meningkat
sebesar 1,63 juta orang terhadap September 2019. Sedangkan tingkat kemiskinan di
Kota Malang sebesar 4,44% pada tahun 2020, hal ini meningkat sebesar 0,37% pada
tahun 2019.
Kemiskinan agregat menjadi acuan dalam menunjukkan perbandingan dan jumlah
penduduk miskin yang masih dibawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan agregat
yang digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan bangsa. Perhitungan
kemiskinan menggunakan pendekatan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
Melalui pendekatan ini, kemiskinan dapat dipandang sebagai ketidakmampuan ekonomi
dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar.
Berbagai macam lembaga filantropi yang turut andil dalam membantu pemerintah
seperti LazisNU, LazisMU, Baznas, dan lain-lain, yang memiliki peran sebagai
menjaring atau menyalurkan kekayaan seseorang atau kelompok kepada orang yang
membutuhkan. Apabila dalam pelaksanaannya suatu lembaga filantropi dengan
mengedepankan prinsip yang modern dan mengikuti perkembangan zaman dalam
praktiknya, maka diharapkan dalam meningkatkan output, pembuka lowongan
pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja, pemerataan penghasilan atau pendapatan
masyarakat yang bertujuan untuk pengurangan tingkat kemiskinan.
Sedekah merupakan amalan sunnah yang bernilai kebaikan dengan tujuan saling
berbagi sebagian harta yang dimilikinya sebagai fungsi pemerataan ekonomi,
kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Sedekah dan infak sering disebutkan dalam
al-qur’an sebagai salah satu bentuk piutang kepada Allah, dimana Allah sendiri akan
membalasnya berlipat ganda dan mendapatkan pahala sebagai bentuk apresiasi kepada
hambanya dan penolong di hari kiamat kelak.
Pemahaman individu mengenai agama atau tingkat religiusitas merupakan suatu
bentuk pengabdian terhadap agama. Timbulnya motivasi seseorang untuk berinfak
ketika idividu memahami pentingnya menyisihkan harta untuk berbagi kepada orang
lain. Hal ini sesuai dengan penelitian Rismantari (2020) mendapatkan hasil bahwa
religiusitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki dalam
membayar zakat melalui Basnas Kota Kediri.
Selain religiusitas pendapatan juga turut andil dalam mempengaruhi seseorang untuk
menyisihkan hartanya, dalam agama islam dijelaskan bahwa ketika individu sudah
merasa tercukupi, maka diwajibkan untuk mensedekahkan hartanya untuk orang lain.
Sejalan dengan Omaida (2019), hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa variabel
pendapatan berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam
menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ.
Disamping religiusitas dan pendapatan, pengetahuan juga menjadi salah satu faktor
penting, karena semakin baik pengetahuan seseorang akan menjadikan semakin sadar
seseorang efek yang dirasakan oleh munfiq maupun orang yang menerimanya dan
dijadikan dorongan untuk menunaikan sedekah. Penelitian Bashor (2020), menyatakan
bahwa variabel pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa
berInfak dan sedekah dikarenakan apabila seseorang akan melakukan sedekah dan infak
akan memahami dan mendalami terlebih dahulu mulai dari sisi kebermanfaatan, hukum,
dan lembaga yang berwenang dalam menyalurkan infak dan sedekah.

B. KAJIAN PUSTAKA

Konsumsi
“Konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang atau jasa yang bertujuan untuk
pemenuhan kebutuhan hidup manusia” (Rosyidi,1996). Nurhadi (2020) menegaskan,
“mengkonsumsi merupakan sebuah aktivitas manusia memakai atau menggunakan suatu
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Kualitas serta jumlah barang ataupun
jasa dapat mencerminkan kemakmuran atau kepuasan konsumen tersebut. Sebaliknya
semakin rendah kualitas suatu barang atau jasa yang dikonsumsi, maka tingkat kepuasan
semakin rendah”.
Prinsip Konsumsi dalam Islam
(Arif Hoetoro, n.d.) berpendapat bahwa “teori perilaku konsumen adalah bagaimana
cara seseorang memilih barang atau jasa yang dikonsumsi, jumlahnya, dan kepuasan yang
didapatkannya”. Islam menetapkan bahwa manusia wajib mengkonsumsi barang yang
atau jasa yang halal dan baik (thayyib). Dr. Muhammad Sharif Chaudhry (2012)
menjelaskan ada tiga prinsip dasar konsumsi dalam islam, yaitu prinsip halal, prinsip
kebersihan dan menyehatkan, dan prinsip kesederhanaan.
Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan tak lepas dari permasalahan pemerataan pendapatan antar
penduduk atau rumah tangga yang terbagi menjadi dua segi, yakni pertama upaya
peningkatan taraf hidup masyarakat yang masih berada dibawah garis kemiskinan.
Kedua, pemerataan pendapatan yang secara menyeluruh dengan cara mempersempit
perbedaan tingkat pendapatan antar rumah tangga (Suhendra et al., 2021). Menurut
Retnosari (2006) distribusi pendapatan memiliki dua konsep dalam pengukurannya, yaitu
konsep ketimpangan absolut dan konsep ketimpangan relative. Ketimpangan absolut
adalah sebuah konsep dalam pengukuran ketimpangan menggunakan parameter nilai
mutlak. Sedangkan ketimpangan relative adalah pengukuran ketimpangan distribsusi
pendapatan dengan memperbandingkan pendapatan yang diterima seseorang dengan
pendapatan yang diterima oleh mayarakat secara menyeluruh.
Distribusi Kekayaan Menurut Islam
Rozalinda (2017), menyatakan bahwa distribusi pendapatan menurut islam
adalah penyaluran harta yang dimiliki pribadi atau umum kepada yang berhak
menerimanya yang bertujuan untuk memberdayakan atau meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang sesuai dan diatur oleh syariat. Apabila distribusi kekayaan dimasyarakat
tidak adil atau tidak merata, maka kedamaian dimasyarakat harus dikorbankan dan
terbentuknya konflik antara si kaya dan si miskin yang dapat menimbulkan revolusi
berdarah. Terciptanya kemakmuran tidak akan bisa hidup dalam kemiskinan, oleh karena
itu distribusi kekayaan yang merata dan adil amatlah sangat penting demi terciptanya
sebuah kemakmuran, kedamaian, dan kebahagiaan (Dr. Muhammad sharif Chaudhry,
M.A., LLB., 2012)
Faktor yang Mempengaruho Bersedekah
Religiusitas
Agama adalah sesuatu yang tidak lepas dengan rasa sosial, sehingga representasi
tentang religiusitas yang ada merupakan sebuah interpretasi kolektif dan mengungkapkan
fakta-fakta yang ada dimasyarakat. Adat yang sudah terlahir dan mengakar ditengah
masyarakat bertujuan untuk mempertahankan dan penanaman mental kembali
dikelompok masyarakat tersebut. Dengan kondisi seperti itu, jika keimanan dalam suatu
individu sudah mulai memudar atau bahkan hilang, maka agama itupun dengan
berjalannya waktu akan mulai pudar bahkan bisa menghilang (Dr. Rr. Suhartini, 2013).
Pendapatan
Soekartawi menerangkan bahwa pendapatan akan dipengaruhi seberapa banyak
barang yang dikonsumsi, masih sering dijumpai apabila pendapatan naik maka nilai dari
kualitas suatu barang atau jasa juga turut diperhatikan. Seperti, sebelum mengalami
tambahan pendapatan mobil yang dipakai setiap hari merupakan kualitas grade C,
sedangkan setelah mengalami penambahan pendapatan maka ingin mengupgrade
keinginan menjadi kualitas grade B atau bahkan A. Dasar pendapatan adalah upaya timbal
balik yang dirasakan oleh produsen dari hasil produksinya. Dari setiap faktor produksi
seperti tanah akan mendapatkan hasil dari sewa tanah, pekerjaan akan memperokeh balas
jasa berupa gaji atau upah dan tenaga kerja ahli yang menekuni bidang tertentu mendapat
balas jasa dari perolehan laba (Dr. Yusuf al-Qaradhawi, n.d.).
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sesuatu khasanah kekayaan yang dirasakan secara tidak
langsung atau langsung oleh manusia yang turut andil dalam mewarnai kekayaan
kehidupan manusia. Sukar apabila dalam kehidupan tidak diimbangi dengan
pengetahuan, sebab pengetahuan menjadi jawaban atas berbagai macam permasalahan-
permasalahan dalam kehidupan. Pengetahuan manusia berasal dari Allah dan mengajari
manusia dengan kalamnya terhadap apa yang tidak diketahuinya. Manusia dilahirkan
tanpa ilmu, maka Allah memberikan pendengaran agar manusia dapat memepelajari suatu
ilmu melewati pendengaran, diberi penglihatan agar manusia bisa mendapatkan ilmu
dengan melihat suatu kenyataan, dan manusia diberikan akal dan hati supaya dapat
memperoleh ilmu proses pemahaman dan penalaran (Nasution, 2016). Pengetahuan pada
hakikatnya adalah segenap apa yang diketahui tentang suatu objek tertentu, yang
didalamnya juga mengandung suatu dasar ilmu, dan dapat disimpulkan bahwa ilmu
merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia seperti halnya seni dan
agama (Suriasumantri, 2010).
Sedekah
Asal mula kata sedekah ketika ditasrifkan sesuai kaidah berasal dari kata kerja fa’il
yaitu ‫ صدقة تصدقا صدقا يصدق صدق‬. Kata “‫ ”صدق‬mempunyai beberapa arti yaitu benar dan
lurus. Dalam peraturan BAZNAS No. 2 tahum 2016, sedekah berarti pemberian materi
atau non materi yang dikeluakan oleh seseorang atau suatu lembanga yang bertujuan
untuk kemaslahatan umum.
Yang Berhak Menerima Sedekah
Imam an-Nawawi menjelaskan siapa saja yang berhak menerima sedekah dalam
kitabnya Al-Majmu’ Syarah Al-Muhdzab diantaranya:
a. Sanak famili
“Ulama sepakat bahwa sedekah kepada sanak famili, kerabat lebih utama daripada
sedekah kepada orang lain. Hadis-hadis yang menyebutkan hal tersebut sangat banyak
dan terkenal.” (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, [Darul Fikr], juz 6, hal
238).
b. Keluarga, orang terdekat, orang lain
“Menurut sahabat-sahabat kami, disunnahkan pada sedekah yang sunnah, zakat,
kaffarah untuk diterimakan kepada sanak kerabat jika memang mereka adalah orang
yang masuk kategori mustahiq zakat. Jika mereka masuk kategori tersebut, lebih utama
daripada diberikan kepada orang lain.” (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab,
[Dârul Fikr], juz 6, halaman 220).

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian
Metode penelitian merupakan sebuah cara ilmiah yang bertujuan memperoleh data
dengan tujuan dan maksud tertentu. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
kuantitatif. Metode kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang berlandaskan
kepada filsafat positivisme, yang bertujuan untuk meneliti pada sampel atau populasi
tertentu. Dalam metode ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara random,
pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat
statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2012) dalam buku
(Dr. Sandu Siyoto, SKM & M. Ali Sodik, 2015).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penlitian ini dilakukan pada 09 juli 2021 sampai 15 juli 2021 yang berlokasi di
daerah Lowokwaru Kota Malang di NU Care-Lazisnu. Dalam penentuan lokasi
penelitian mempertimbangkan bahwa Lazisnu NU-Care Lowokwaru menerapkan
konsep 3S (Sedekah Sedino Sewu) yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilaksanakan. Pemilihan tempat penelitian di daerah lowokwaru bertujuan memperoleh
data primer yang harus didapatkan secara langsung dari sumbernya dengan
menyebarkan kuesioner untuk mengetahui keabsahan data.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang mencangkup subyek atau obyek dan
karakteristik yang sudah sesuai dengan ketentuan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya (Dr. Sandu Siyoto, SKM & M. Ali Sodik, 2015). Sesuai dengan
permasalah penelitian diatas, maka yang menjadi populasi adalah masyarakat wilayah
Lowokwaru yang berafiliasi dengan NU-Care Lazisnu. Penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling, yakni teknik dengan pengambilan sampel sesuai dengan
kriteria-kriteria tertentu dari bagian atau anggota populasi (Kurniawan &
Puspitaningtyas, 2016). Dikarenakan dalam penelitian ini populasi tidak diketahui,
maka target dalam penentuan sampel menggunakan teknik Roscoe. yakni salah satu
kriteria layak diteliti dengan sampel minimal 30 sampai 500. Sehingga dalam penelitian
ini mengambil sampel sebanyak 50 dengan syarat apabila dirasa pada penelitian ini
belum sanggup untuk menggambarkan hasilnya hingga dapat diambil responden lebih
dari 50 ilustrasi.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer dan sekunder seperti
jurnal, artikel, internet, dan studi literatur sebagai data pendukung. Sedangkan data
primer yang dimaksudkan yaitu kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada
responden.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan
kuesioner. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ini, merupakan sebuah
pernyataan yang menyangkut fakta dan pendapat menurut responden, skala likert
sebagai pengukuran sikap, pendapat terhadap fenomena sosial. Jawaban dari pengisian
kuesioner yang menggunakan skala likert yakni data bersifat ordinal. Supaya data dapat
diolah maka diperlukan, maka dirubah data tersebut dirubah menjadi data interval.
Method of Successive (MSI) adalah metode transformasi data bersifat ordinal menjadi
data interval dengan cara merubah proporsi yang kumulatif setiap peubah (Setia
Ningsih, 2019)
Metode Analisis
Metode analisis data harus sesuai dengan maksud tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini maksud dan tujuan adalah untuk mengetahui loyalitas masyarakat muslim
Lowokwaru dalam mengeluarkan hartanya untuk bersedekah. Untuk menempuh tujuan
tersebut digunakan analisis regresi logistik, bertujuan untuk mengetahui suatu hubungan
antara variabel independent dan dependent. Sebelum data diolah, ada beberapa uji
tahapan yang harus dilaksanakan diantaranya:
1. Uji Validitas dan Reabilitas
Dalam hasil penelitian yang memiliki kriteria validitas tinggi jika test tersebut sesuai
dengan fungsi ukurnya, atau bisa dikatakan mendapatkan hasil yang tepat dan akurat
sesuai dengan tujuan digunakannya tes tersebut. Uji validitas bertujuan untuk mengukur
hasil yang sah atau valid apakah sudah sesuai dengan kuesioner atau tidak. Kuesioner
dapat dikatakan valid apabila pertanyaaan yang diajukan dalam kuesioner mampu
menjelaskan sesuatu yang diukur dalam kuesioner tersebut (Ghozali, 2009). Uji
reabilitas adalah sebagai alat yang digunakan untuk mengukur ketepatan konsistensi
dari sebuah instrumen penelitian yang digunakan pada gejala yang sama. Suatu alat ukur
dapat dikatakan reliabel apabila tingkat konsistensinya sesuai dengan standarisasi
instrumen yang digunakan bisa dipercaya atau menghasilkan skor yang relatif tidak
berubah-rubah meskipun pengujiannya dilakukan dalam situasi berbeda (Muhyiddin,
Tarmizi, & Yulianita, 2017). Penentuan hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai
Cronbach’s Alpha, apabila nilainya lebih besar dari 0,60, maka alat ukur dalam
penelitian bisa dikatakan reliabel.
2. Analisis Regresi Logistik
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logit. Model regresi logit
ialah model regresi non-linear yang menciptakan suatu persamaan dimana variabel
dependen bersifat kategorikal. kategori sangat dasar dari model tersebut menciptakan
binary values semacam angka 0 dan 1. Angka yang dihasilkan mewakilkan sesuatu jenis
tertentu yang dihasilkan dari penghitungan probabilitas terbentuknya jenis tersebut.
Berikut adalah model regresi dalam penelitian ini:

𝜌𝑖
𝑙𝑛 ( ) = 𝛽𝑜 + 𝛽1 𝑅𝑖 + 𝛽2 𝑃𝑖 + 𝛽2 𝑃𝑆𝑖
1 − 𝜌𝑖
Keterangan:
β0 : Konstanta
P : Pendapatan
R : Religiusitas
PS : Pengetahuan sedekah
Kemudian terdapat beberapa tahap uji yang dilakukan diantaranya:
1. Uji kelayakan model (Goodness of Fit)
2. Uji keseluruhan model (Overal Model Fit)
3. Uji wald
4. Uji Nagelkerke R-Square

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Penelitian


Data yang diperoleh dari penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
50 responden. Responden yang mengisi kuesioner ini adalah munfiq yang bersedekah
di NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang. Untuk karakteristik responden yakni
berdomisili lowokwaru, usia, dan jenis kelamin.
Hasil Analisis Data
Uji Validitas
Berikut adalah hasil dari uji validitas:
Variabel No. rhitung rtabel Validitas Signifikansi Validitas
Item rhitung Sig <
> rtabel 0.05
X1.1 0.678 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.2 0.708 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.3 0.699 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.4 0.621 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.5 0.682 0.279 Valid 0.000 Valid
Religiusitas X1.6 0.744 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.7 0.538 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.8 0.626 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.9 0.433 0.279 Valid 0.002 Valid
X1.10 0.497 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.11 0.689 0.279 Valid 0.000 Valid
X1.12 0.687 0.279 Valid 0.000 Valid
X3.1 0.731 0.279 Valid 0.000 Valid
X3.2 0.864 0.279 Valid 0.000 Valid
X3.3 0.798 0.279 Valid 0.000 Valid
Pengetahuan X3.4 0.589 0.279 Valid 0.000 Valid
Sedekah X3.5 0.654 0.279 Valid 0.000 Valid
X3.6 0.813 0.279 Valid 0.000 Valid
X3.7 0.903 0.279 Valid 0.000 Valid
X3.8 0.762 0.279 Valid 0.000 Valid
Sumber: Data diolah, 2021
Dalam uji validitas diatas menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat
bebas 50 (N-2) maka didapatkan nilai rtabel sebesar 0.279. hasil dari tabel 4.6
menyatakan bahwa semua item religiusitas memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel
atau nilai sig. <0.05. Hal ini mendapatkan kesimpulan bahwa semua item pertanyaan
atau seluruh instrumen yang digunakan dalam variabel dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kemantapan, keajegan dan ketepatan suatu alat
ukur atau uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran relatif
konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang. Dari uji tersebut mendapatkan nilai
cronbach alpha variabel religiusitas dan pengetahuan sedekah sebagai berikut:

Reliabilitas
Variabel Cronbach α
Cronbach α > 0.60
Religiusitas 0.860 Reliabel
Pengetahuan Sedekah 0,895 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2021
Berdasarkan hasil dari uji reliabilitas nila cronbach alpha variabel lebih dari 0.60,
yang berarti bahwa variabel pada penelitian ini adalah reliabel. Reliabilitas berarti dapat
dipercaya, yang artinya bahwa seluruh instrumen dapat memberikan hasil yang tepat
dan mempunyai ketepatan dari hasil pengukuran terbukti bahwa alat ukur tersebut dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Uji Kelayakan Model
Apabila nilai dari Hosmer and Lemeshow Test lebih besar dari 0,05 berarti dalam
model tersebut dapat diterima dan cocok dengan penelitian tersebut. Untuk hasil dari
Hosmer and Lemeshow Test akan dijelaskan sebagai berikut:

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.


1 2.501 8 .962
Sumber: Data diolah, 2021
Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai dari dari statistik Hosmer and Lemeshow
Test dengan nilai Chi-Square sebesar 2,501 atau nilai signifikansi sebesar 0,962 > 0,05.
Dalam hal ini menyatakan model regresi yang dipakai dalam penelitian ini layak dipakai
untuk analisis selanjutnya, yang berarti bahwa model tersebut mampu memprediksi
nilai dari observasinya.
Uji Keseluruhan Model (Overal Model Fit)
Uji ini dapat dilihat dari perbedaan dari nilai -2LL antara model yang hanya terdiri
konstanta saja dengan variabel yang terdiri dari konstanta dan variabel independen yang
mengikuti arus dari distribusi chi square dengan derajat kebebasan.
Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan Nilai -2LL Akhir

Sumber: Data diolah, 2021

Tabel diatas menunjukkan nilai dari -2 Log Likelihood Block Number = 0 adalah
65,342, dan nilai dari –2 Log Likelihood Block Number = 1 adalah 33,600. Dalam model
tersebut diperlihatkan nilai dari -2 Log Likelihood Block Number = 0 menunjukkan
adanya penurunan dari nilai -2 Log Likelihood Block Number = 1, yang artinya bahwa
model tersebut lebih baik atau bisa disebut model dihipotesiskan fit dengan data yang
ada, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.
Uji Nagelkerke R-Square
Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada
regresi berganda.

-2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square


33.600 0.470 0.644
Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan hasil Tabel 4.10 uji regresi logistik diperoleh nilai Nagelkerke R Square
sebesar 0,644 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen adalah sebesar 64,4%, sedangkan sisanya sebesar 35,6% dijelaskan
oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa
Variabel bebas memberikan pengaruh sebesar 64,4% terhadap variabel terikat.
Uji Signifikansi Simultan
Berikut adalah hasil uji signifikansi model secara simultan:

Chi-
df Sig.
square
Step 31.742 3 0.000
Block 31.742 3 0.000
Model 31.742 3 0.000
Sumber: data diolah, 2021

Pada tabel tersebut diperoleh nilai peluang chi square 0,000 ≤ α 0,05 perhitungan
ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat Religiusitas, Tingkat Pendapatan, dan
Pengetahuan Sedekah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Keputusan
Bersedekah atau hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti diterima.
Uji Koefisien Regresi Logistik
Dalam uji ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari setiap variabel
independent terhadap variabel dependent secara parsial yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variabel bebas B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

X1 0.239 0.093 6.627 1 0.010 1.270


X2 1.278 0.580 4.857 1 0.028 3.590
X3 0.187 0.089 4.390 1 0.036 1.206
Constant -15.685 4.504 12.127 1 0.000 0.000
Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas, hasil pengujian menghasilkan model regresi


sebagai berikut:
Y= -15,685 + 0,239 X1 + 1,278 X2 + 0,187 X3
Berdasarkan model regresi yang terbentuk, hasil pengujian terhadap hipotesis
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. H1 : Tingkat Religiusitas berpengaruh terhadap Keputusan Bersedekah
Variabel Tingkat Religiusitas menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,239
dengan signifikansi (p) sebesar 0,010. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari
α=5% maka hipotesis H0 ditolak. Artinya variabel tingkat religiusitas memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan bersedekah
b. H2 : Tingkat Pendapatan berpengaruh terhadap Keputusan Bersedekah
Variabel Tingkat Pendapatan menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 1,278
dengan signifikansi (p) sebesar 0,028. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari
α=5% maka hipotesis H0 ditolak. Artinya variabel pendapatan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan bersedekah
c. H3 : Pengetahuan Sedekah berpengaruh terhadap Keputusan Bersedekah
Variabel Pengetahuan Sedekah menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,187
dengan signifikansi (p) sebesar 0,036. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari
α=5% maka hipotesis Ho ditolak. Artinya variabel pengetahuan sedekah memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan bersedekah.
Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat 50 responden yang bertempat tinggal di daerah
Lowokwaru Kota Malang. Dengan kriteria responden berusia 25 tahun sampai 50 tahun
yang didominasi rentang 25 tahun sampai 30 tahun sebesar 28%. Penghasilan dari
responden pada kisaran Rp. 2.500.000 sampai Rp. 3.500.000 sebesar 36%. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas, pendapatan, dan
pengetahuan sedekah terhadap keputusan bersedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru.
Hasil regresi menyatakan bahwa hasil dari nilai signifikansi variabel secara keseluruhan
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti variabel tingkat religiusitas,
pendapatan, dan pengetahuan sedekah berpengaruh signifikan terhadap keputusan
bersedekah yang artinya H1 diterima dan H0 ditolak.
Pengaruh tingkat religiusitas terhadap keputusan bersedekah
Variabel tingkat religiusitas diukur dengan 12 macam pertanyaan dengan landasan 3
indikator, tingkat religiusitas menurut Caroline (1999) dalam (Thontowi, 2000) ada lima
aspek yaitu 1) aspek iman, 2) aspek islam, 3) aspek ihsan, 4) aspek ilmu, 5) aspek amal.
Hasil dari regresi menyatakan bahwa tingkat religiusitas secara parsial (individual)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan bersedekah. Nilai dari uji wald sebesar
6,627 dengan nilai signifikansinya 0,010 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sebagai batas
nilai. Sedangkan, nilai koefisien regresi (B) pada variabel religiusitas dengan Exp (B)
sebesar 1,270, nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel religiusitas apabila
mengalami kenaikan sebesar 1 unit maka akan mempengaruhi peluang dari keputusan
munfiq dalam melaksanakan sedekah melalui NU-Care Lazisnu Lowokwaru meningkat
sebesar 1,270. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 1: “Tingkat
religiusitas berpengaruh terhadap keputusan bersedekah masyarakat muslim
lowokwaru” diterima.
Berdasarkan hasil tersebut, variabel religiusitas yang diukur melalui beberapa
indikator yang diuraikan dalam bab 2, dapat disimpulkan bahwa semakin mendalami
ilmu agama seseorang muslim dapat menguak fakta-fakta yang ada di masyarakat yang
tak terlepas dengan rasa kepekaan sosial. Dalam keberlangsungan hidup seseorang
muslim tidak lepas dari faktor keimanan, faktor ihsan (hubungan manusia dengan
tuhan), dan faktor amal. Dalam hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanu Wa Ta’ala
dalam QS. Al-Imron 112 yang menyatakan bahwa “..Mereka diliputi kehinaan dimana
saja berada, kecuali dengan memegang teguh tali agama dan tali (perjanjian) dengan
manusia..”. Thouless (1971), menyatakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
religiusitas seseorang, diantaranya (1) faktor pendidikan, (2) faktor pengalaman, (3)
faktor kehidupan, dan (4) faktor intelektual.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Rismantari (2020) mendapatkan hasil bahwa religiusitas secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan muzakki dalam membayar zakat melalui Basnas Kota
Kediri. Artinya, bahwa semakin tingginya tingkat religiusitas seseorang muslim, agama
sebagai penentu perilaku dan tujuan hidup seseorang. Faktor religiusitas tak terlepas
dari kebiasaan seseorang yang mengajarkan bagi pemelukya untuk taat dan berbuat
baik, termasuk didalamnya menyangkut ekonomi seperti mengeluarkan zakat.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh (Syafitri et al.,
2021) dengan hasil penelitiannya bahwa faktor religiusitas secara parsial dan simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan membayar zakat, infak, dan shadaqah.
Menurut. Dalam penelitian ini bahwa tingkat religiusitas dipengaruhi oleh keyakinan
seseorang yang menyakini sebagian harta yang dimiliki atau diperoleh ada hak orang
lain, wajib dikeluarkan dalam bentuk zakat maupun yang bersifat sunnah seperti infak
dan sedekah. Selain itu keyakinan yang kuat terhadap konsekuensi yang diperoleh
apabila tidak mengeluarkan kewajiban berzakat.
Pengaruh Pendapatan terhadap Keputusan Bersedekah
Dalam peraturan BAZNAS No. 2 tahum 2016, sedekah berarti pemberian materi
atau non materi yang dikeluakan oleh seseorang atau suatu lembanga yang bertujuan
untuk kemaslahatan umum. Yang berarti bahwa sedekah tidak diukur berdasarkan
besarnya materi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menunaikan sedekah
melainkan sebuah niat dan keikhlasan dalam melaksanakannya.
Secara parsial (individual) berpengaruh signifikan terhadap keputusan bersedekah.
Nilai dari uji wald sebesar 4,857 dengan nilai signifikansinya 0.028 yang berarti lebih
kecil dari 0,05 sebagai batas nilai. Sedangkan, hasil dari uji regresi logistik memperoleh
nilai koefisien regresi (B) variabel pendapatan dengan Exp (B) 3,590, yang berarti
bahwa setiap kenaikan 1 rupiah maka akan mempengaruhi peluang dari keputusan
munfiq dalam menunaikan sedekah melalui NU-Care Lazisnu Lowokwaru meningkat
dengan nilai sebesar 3,590. Apabila dalam penelitian ini variabel lain tidak mengalami
sebuah perubahan maka semakin tinggi nilai dari pendapatan dapat mempengaruhi
munfiq dalam keputusan menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru
semakin tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 2: “Tingkat
pendapatan berpengaruh terhadap keputusan bersedekah masyarakat muslim
lowokwaru” diterima.
Nilai dari koefisien pendapatan menghasilkan nilai yang positif, sehingga seseorang
munfiq memiliki pendapatan yang tinggi atau diberikan kesempatan memiliki harta
yang berlebih memilih untuk menunaikan sedekah melalui NU-Care Lazisnu
Lowokwaru. Dalam kitab Al-Kasysyaf mustakhlafina fihi berarti harta yang dimiliki
manusia adalah milik Allah, Allah menurunkan manusia dibumi sebagai khalifah yang
salah satu tugasnya untuk mengelola hasilnya untuk dinikmatinya, akan tetapi jangan
sampai melupakan harta yang dimiliki untuk dinafkahkan kepada jalan Allah dan
ringanlah tangan dalam urusan itu. Variabel pendapatan dalam penelitian ini
menjelaskan bahwa semakin tingginya pendapatan seseorang dapat menjadikan
pengingat bahwa ada hak fakir miskin dalam harta yang diimilikinya, sehingga dapat
memotivasi seseorang dalam menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu, meskipun ada
beberapa responden yang lebih memilih untuk langsung bersedekah kepada orang yang
berhak menerimanya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidah (2020), hasil
dari penelitian ini menyatakan bahwa variabel pendapatan berpengaruh signifikan
positif. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh seseorang maka akan mempengaruhi
muuzakki dalam membayar zakat melalui Lembaga Amil Zakat. Yang berarti bahwa
muzakki telah mempertimbangkan tingkat pendapatan dalam meraih keputusan untuk
menunaikan membayar zakat melalui Lembaga Amil Zakat.
Penelitian ini didukung dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Omaida (2019),
hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa variabel pendapatan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui
BAZNAS/LAZ. Dalam penelitian ini faktor utama penentu dari konsumsi adalah
pendapatan, yang berarti bahwa seacara keseluruhan pengeluaran individu untuk
konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Begitu sebaliknya dengan mengeluarkan zakat
maal yang harus sesuai dengan kriteria, dimana seseorang muslim yang memiliki harta
berlebih atau sudah sesuai dengan nishabnya maka wajib untuk mengeluarkan zakat
maal. Zakat maal merupakan perilaku konsumsi dalam islam, adanya sebagian hak harta
yang dimiliki diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, karena hal tersebut
merupakan sebuah tujuan dari perilaku konsumsi islam.
Pengaruh Pengetahuan Sedekah terhadap Keputusan Bersedekah
Hasil dari regresi menyatakan bahwa pengetahuan sedekah secara parsial
(individual) berpengaruh signifikan terhadap keputusan bersedekah. Nilai dari uji wald
sebesar 4,390 dengan nilai signifikansinya 0,036 yang berarti lebih kecil dari 0,05
sebagai batas nilai. Sedangkan, hasil uji regresi logistik memperoleh nilai koefisien
regresi (B) variabel pengetahuan sedekah dengan Exp (B) 1,206, yang berarti bahwa
setiap kenaikan 1 unit maka akan mempengaruhi peluang dari keputusan munfiq dalam
menunaikan sedekah melalui NU-Care Lazisnu Lowokwaru meningkat dengan nilai
sebesar 1,206. Dalam hal ini berarti pengetahuan sedekah secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan munfiq dalam menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu
Lowokwaru. Semakin mendalami pengetahuan sedekah, munfiq lebih
mempertimbangkan faktor pengetahuan sedekah dalam mengambil keputusan untuk
menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hipotesis 3: “Pengetahuan bersedekah berpengaruh terhadap
keputusan bersedekah masyarakat muslim lowokwaru” diterima.
Dalam penelitian ini menghasilkan bahwa variabel pengetahuan sedekah
berpengaruh signifikan terhadap keputusan menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu
Lowokwaru. Bisa dibuktikan dengan beberapa indikator yang menggambarkan variabel
pengetahuan sedekah seperti memahami lebih dalam pengetahuan sedekah, mengetahui
hukum dari sedekah, dan manfaat dari melakukan sedekah terhadap kehidupan sosial.
Apabila seseorang muslim semakin baik dalam memahami agama maka tentunya akan
membuat terdorongnya seseorang dalam menunaikan sedekah tanpa adanya
keterpaksaan dan tanpa melihat faktor-faktor yang membuat ragu dalam menunaikan
ibadah. Karena pada dasarnya menunaikan sedekah adalah melatih sebuah kepekaan
terhadap kehidupan sosial masyarakat, dimana seseorang melatih rasa belas asih kepada
orang-orang yang membutuhkannya dan dapat mendorong dalam pengentasan
kemiskinan minimal dilingkungan sekitarnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Bashor (2020), menyatakan bahwa variabel
pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa berInfak dan sedekah
dikarenakan apabila seseorang akan melakukan sedekah dan infak akan memahami dan
mendalami terlebih dahulu mulai dari sisi kebermanfaatan, hukum, dan lembaga yang
berwenang dalam menyalurkan infak dan sedekah. Penlitian ini menyatakan bahwa
pengetahuan seseorang tak lepas dari faktor pendidikan formal dan hubungan yang
sangat erat. Begitu sebaliknya orang yang tidak menempuh pendidikan tidak mutlak
mempunyai pengetahuan yang rendah juga, dalam meningkatkan pengetahuan tidak
didapatkan melalui pendidikan formal saja, melainkan juga diperoleh dari pendidikan
non formal.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel mana sajakah yang mempunyai
pengaruh pada Keputusan Bersedekah. Dalam penelitian ini variabel bebas yang
digunakan adalah variabel tingkat religiusitas, pendapatan, dan pengetahuan sedekah
terhadap Keputusan Bersedekah. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan cara
menyebarkan kuesioner melalui media online dan secara langsung kepada masyarakat
di lowokwaru.
Berdasarkan pada penghitungan analisis regresi Logistik dan dijelaskan pada bab
sebelumnya, dapat diketahui kesimpulannya sebagai berikut:
1. Nilai dari uji Wald sebesar 6,627 dengan nilai signifikansinya 0,010 yang berarti
lebih kecil dari 0,05 sebagai batas nilai. Artinya, variabel religiusitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan bersedekah di Koin NU-Care Lazisnu.
Karena dalam kehidupan bersosial masyarakat islam tak dapat lepas dari faktor
keimanan, faktor ihsan (hubungan manusia dengan tuhan), dan faktor amal.
Semakin mendalami ilmu agama seseorang muslim dapat menguak fakta-fakta
yang ada dalam masyarakat dan tak terlepas dengan kepekaan sosial.
2. Nilai uji Wald sebesar 4,857 dengan nilai signifikansinya 0,028. Artinya.
pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan bersedekah di
Koin NU-Care Lazisnu Lowokwaru, karena semakin tinggi pendapatan seseorang
dapat menjadikan pengingat bahwa ada hak fakir miskin dalam harta yang dimiliki.
3. Nilai uji wald sebesar 4,390 dengan nilai signifikansinya 0,036. Artinya,
pengetahuan sedekah berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
bersedekah di Koin-Care Lazisnu Lowokwaru. Hal ini menjadi dasar bahwa
pengetahuan seseorang munfiq dalam melaksanakan sedekah. Semakin mendalami
pengetahuan sedekah, maka munfiq akan merasakan pentingnya dan manfaat dari
bersedekah.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun
saran yang diberikan, antara lain:
1. Bagi masyarakat diharapkan dapat melatih kepekaan sosial dengan menyisihkan
sedikit rezekinya, karena prinsip berbagi dalam agama islam memiliki peranan
yang penting dalam pemerataan kesejahteraan dan turut andil membantu
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.
2. Diharapkan pihak NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang dapat
mempertahankan serta meningkatkan sosialisasi secara intensif terhadap
keunggulan program dari Koin NU. Upaya tersebut dilakukan agar masyarakat
lebih memahami dan mengetahui lembaga NU-Care LAZISNU, sehingga dapat
menambah pengetahuan terhadap berbagai macam programnya serta model
penyalurannya. .

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ridwan Osman@Hussin, Zaharah Hussin, A. M. S. (2019). Religious


Factors Analysis of Charitable Practice among Islamic Students: Application
of Delphi Fuzzy Techniques. Al-Hikmah, 11(1), 97–117.
Angka kemiskinan kota malang. (2020). Malangkota.Bps.Go.Id.
Arif Hoetoro. (n.d.). Ekonomi Mikro Islam. UB Press.
Badan Pusat Statistik. (2020). BERITA Profil Kemiskinan di Jawa Timur 2020.
40, 1–8.
Bashor, M. Z. I. (2020). ( Studi Kasus Mahasiswa Ekonomi Islam Universitas
Brawijaya Malang ) SKRIPSI Disusun Oleh : Mukhammad Zulkifli
IkhzaBashor JURUSAN ILMU EKONOMI.
BPS Indonesia. (2020). STATISTIK Profil Kemiskinan di Indonesia. Profil
Kemiskinan Di Indonesia Maret, 07(56), 1–12.
Dr. Muhammad sharif Chaudhry, M.A., LLB., P. D. (2012). Sistem Ekonomi
Islam Prinsip Dasar (Edisi Pert). Prenadamedia Grub.
Dr. Rr. Suhartini. (2013). Religiusitas Kaum Profesional Muslim dalam
Perspektif Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Teori Dekonstruksi
Derrida di Kota Surabaya.
Dr. Sandu Siyoto, SKM, M. K., & M. Ali Sodik, M. a. (2015). Dasar Metodologi
Penelitian Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 1. Dasar
Metodologi Penelitian, 1–109.
Dr. Yusuf al-Qaradhawi. (n.d.). Norma dan Etika Ekonomi Islam (Zainal Arifin
Lc. (Ed.)). Maktabah Wahbah.
Hamidah, D. nur. (2020). Pengaruh Pendapatan, Penegtahuan Zakat dan
Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Muzakki dalamMembayar Zakat di
Lembaga Amil Zakat (Studi Masyarakat Kota Malang). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis - Universitas Brawijaya, 3(1), 1–8.
Kurniyanti, N., Rochaeni, S., & Ichdayati, L. I. (2019). Pengaruh Kesadaran,
Persepsi Dan Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen Dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal Studi Kasus Kawasan Industri Di Jakarta Utara.
Agribusiness Journal, 11(1), 42–61. https://doi.org/10.15408/aj.v11i1.11833
Maulidah. (2013). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapatan Dan Konsumsi
Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Timur. Pendidikan Dan
Kewirausahaan, 3(1), 227–240.
Nasrullah, M. (2015). Islamic Branding, Religiusitas Dan Keputusan Konsumen
Terhadap Produk. Jurnal Hukum Islam, 13(2), 79.
https://doi.org/10.28918/jhi.v13i2.487
Nizar, M. (2017). Ekonomi Mikro dan Makro Prespektif Islam. 1–211.
Nofiaturrahmah, F. (2018). Penanaman Karakter Dermawan Melalui Sedekah.
ZISWAF : Jurnal Zakat Dan Wakaf, 4(2), 313.
https://doi.org/10.21043/ziswaf.v4i2.3048
Nurul Hidayah, SE, M. A. (n.d.). ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI
KEUANGAN Studi Kasus pada Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 32.
Omaida, R. R. (2019). MENUNAIKAN ZAKAT MAAL MELALUI BAZNAS / LAZ (
Studi Pada Rumah Tangga Muslim Di Kota Malang ). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis - Universitas Brawijaya.
Rismantari, L. S. (2020). “Pengaruh Faktor Religiusitas, Pendapatan,
Pengetahuan, Dan Pelayanan Terhadap Keputusan Muzakki Dalam
Membayar Zakat Melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Kediri.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis - Universitas
Brawijaya, 8(2).
Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (D. I.
Sutopo (Ed.)).
Syafitri, O. Y., Wildan, N., Huda, N., & Rini, N. (2021). Tingkat Religiusitas dan
Pendapatan: Analisis Pengaruh Terhadap Keputusan Membayar Zakat,
Infaq dan Shadaqah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1), 34.

Anda mungkin juga menyukai