Anda di halaman 1dari 5

PENGENTASAN KEMISKINAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Zakat merupakan salah satu rukum Islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya
sebuah syariat Islam . Zakat hukumnya adalah wajib (fardlu) bagi orang muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat untuk berzakat . Sedangkan infaq dan shadaqah merupakan wujud
kecintaan dari seorang muslim terhadap nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadanya .
Zakat sebagai rujun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayar
dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya . Dengan pengelolaan yang baik ,
zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan
kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan
menghilangkan kesenjangan sosial .

Penelitian tentang badan/lembaga amil zakat telah cukup banyak dilakukan. Hasil
penelitian tentang lembaga amil zakat antara lain :

Pertama, riset yang dilakukan oleh Dudi Abdul Hadi dan Yane Devi Anna memberikan
kesimpulan bahwa akuntabilitas moral sikap sosial ekonomi kepala fungsi pendistribusian zakat
yang terefleksikan dalam bentuk pandangan-pandangan tentang alokasi dana zakat untuk
mustahik yang ada berbanding lurus dengan kebijakan pimpinan. Selain itu kebijakan pimpinan
mendominasi keseluruhan perilaku amil yang mengelola LAZ, sehingga orientasi kepala
pendistribusian zakat terhadap nilai sosial ekonomi adalah sebagian besar orientasi pimpinan dan
selanjutnya bermanifestasi ke dalam orientasi LAZ (Kholis, Nur, Sobaya, Soya dan Iqbal,
Muhammad, 2013).

Kedua, riset berjudul “Riset Penguatan Tata Kelola dan Reposisi Kelembagaan Organisasi
Pengelola Zakat (OPZ) oleh Mahmudi menyatakan bahwa optimalisasi zakat dipengaruhi oleh
kualitas manajemen zakat. Untuk itu diperlukan prinsip tata kelola zakat yang baik (good zakat
governance) guna menjamin bahwa dana zakat dari masyarakat telah di dayagunakan secara
optimal oleh OPZ. Untuk itu pihak-pihak yang terkait dari kalangan akademisi, ulama (MUI),
Dewan Syariah Nasional dan praktisi perlu bersama-sama merumuskan prinsip good zakat
governance yang akan dipedomani oleh OPZ. Jika otoritas yang memiliki kompetensi tersebut
sudah mampu merumuskan Prinsip GZG, maka setiap OPZ dapat dinilai kualitas tata kelola
zakat (Kholis, Nur, Sobaya, Soya dan Iqbal, Muhammad, 2013).

Ketiga, riset Mukhlis, Ahmad & Beik, Irfan Syauqi (2013) dengan judul Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Membayar Zakat : Studi kasus Kabupaten Bogor
menyatakan bahwa factor yang mempengaruh tingkat kepatuhan membayar zakat adalah
kecakapan organisasi pengelola zakat (OPZ), tingkat keimanan, tingkat kepedulian sosial, tingkat
agama, kepuasan diri dan mengharapkan balasan. Di antara wajib zakat memilih membayar
melalui organisasi pengelola zakat adalah karena OPZ bersifat transaparan, profesional,
memberikan kemudahan dalam berzakat dan pelayanan memuaskan (Kholis, Nur, Sobaya, Soya
dan Iqbal, Muhammad, 2013).

Keempat, riset Suci Utami Wikaningtyas & Sulastiningsih (2013) dengan judul Model of
Motivation of Paying Zakat and Zakat Collection Strategy menyatakan bahwa pendidikan, peran
ulama, peran OPZ berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengetahuan muzakki di DIY ,
sednagkan peran pemerintah tidak berpengaruh signifikan . Akan tetapi secara bersama-sama
semua factor berpengaruh positif dan signifikan . Hasil riset yang lain factor pendidikan,
pengetahuan, peran pemerintah, peran ulama dan OPZ berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi berzakat muzakki di DIY , sedangkan kekayaan tidak berpengaruh signifikan.
Hasil riset berikut OPZ perlu menerapkan strategi bertahan agresif guna meningkatkan jumlah
dana zakat yang terkumpul di OPZ .

Kelima, dengan menggunakan penilaian kinerja keuangan 4 indikator yakni ketersediaan sumber
daya keuangan, efisiensi pengelolaan dana, pertumbuhan penerimaan dana utama dan
pertumbuhan biaya utama, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi Total
Quality Management secara umum pada Organisasi Pengelola Zakat di Daerah Isimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah belum cukup baik. Persentase organisasi yang tergolong baik
mempunyai tingkat implementasi 13,33%. Sedangkan sisanya, 36,67% tergolong cukup baik,
30% tergolong kurang baik dan 20% tergolong belum baik (Rahmadany , Aprita Nur , 2014).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa peran organisasi
pengelola zakat sangat penting. Di sisi lain, tingkat pengumpulan dana zakat melalui organisasi
pengelola zakat di DIY cenderung meningkat, dengan peningkatan fluktuatif, namun jika ditinjau
dari potensi zakat di DIY, kondisi dewasa ini masih jauh dari potensi yang ada. Potensi dana
filantropi kategori zakat untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diprediksi lebih Rp 600
milliard per tahun. (Kholis, Nur, Sobaya, Soya dan Iqbal, Muhammad, 2013). Sedangkan dana
zakat yang terkumpul di BAZNAS Propinsi DIY tahun 2013 Rp 525.291.666,-, dimana jumlah
penerimaan 2013 meningkat 26,8% dibandingkan tahun 2012, kemudian penerimaan zakat tahun
2014 Rp 682.890.318,- (diy.baznas.go.id./laporan-zakat-dan–infaq-tahun-103-2).

Berdasarkan informasi di atas, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah menunjukkan
bahwa pengentasan kemiskinan dapat dilakukan melalui Organisasi Pengelola Zakat.

Pertanyaannya adalah 1) Apakah kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang di hadapi
OPZ DIY ?, dan 2) Bagaimana strategi peningkatan kinerja OPZ DIY ?

Maka dari itu penelitian ini bertujuan 1) untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang
dan tantangan yang dihadapi Organisasi Pengelola Zakat Daerah Istimewa Yogyakarta, 2) Untuk
menentukan strategi peningkatan kinerja Organisasi Pengelola Zakat Daerah Istimewa
Yogyakarta yang efisien dan efektif.

Daftar Pustaka
Andriyanto, Irsyad (2011), Strategi Pengelolaan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan,
Walisongo, Volume 19, No 1, hal 124
Fadilah, Sri (2011), Analisis Penerapan “Good Governance: Dilihat dari Implementasi
Pengendalian Intern dan “Total Quality Management”, Prosiding SNaPP2011 Sosial,
Ekonomi dan Humaniora.
Hafiduddin dkk. 2012. Manajemen Zakat Indonesia. Jakarta. FOZ
Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Perimbangan Keuangan. 2012.
Khasanah, Umrotul (2003), Analisis Model Pengelolaan Dana Zakat di Indonesia, Jakarta :
Zikru
Kholis, Nur, Sobaya, Soya dan Iqbal, Muhammad (2013), “Potret Filantropi Islam di Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta”, Jurnal Ekonomi Islam La Riba, Volume VII, No 1, Juli.

Umar, Husein (2010), Desain Penelitian Manajemen Strategik : Cara Mudah Meneliti Masalah
-Masalah Manajemen Strategik untuk Skripsi, Tesis dan Praktik Bisnis, Jakarta : Rajawali
Press.
Wikaningtyas, S.U dan Sulastiningsih (2015), Model of Motivation of Paying Zakat and Zakat
Collection Strategy, Prosiding, Surabaya : The 2nd International Public Sector Conference
“Powering Governance Public and Private Sectors With Dynamism”
Yuswantania, Biwara. 2012. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi DIY.
Yogyakarta. Forum Diskusi Ekonomi, Universitas Atmajaya
Zuhraini, Any (2009), “Pengaruh Prinsip Transparancy, Prinsip Accountability, Prinsip

Responsibility, Prinsip Independency dan Prinsip Fairness terhadap Kinerja Ekonomi


Lembaga Pengelola Zakat (Studi BAZ dan LAZ ) Provinsi DIY”, Skripsi, Universitas
Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta.

Pertanyaan
1. Setujukah Saudara dengan judul di atas? Jelaskan pendapat Saudara!
Jika tidak setuju, judul seperti apakah yang sesuai untuk artikel ini?
2. Setujukah Saudara dengan rumusan masalah dan penulisan di atas? Jelaskan pendapat
Saudara! Jika tidak setuju, bagaimanakah rumusan masalah dan penulisan yang sesuai dengan
artikel ini?
3. Setujukah Saudara dengan tujuan penelitian di atas? Jelaskan pendapat Saudara! Jika tidak
setuju, bagaimanakah tujuan penelitian yang sesuai dengan artikel ini?
4. Check paragraf, titik, koma, penulisan daftar pustaka dll yang salah. Benarkan!

Anda mungkin juga menyukai