Alat ukur
Instrumen survei yang dikembangkan untuk penelitian ini terdiri
dari 45 item pengukuran.Semua item dengan pengecualian variabel
demografis diukur pada skala Likert lima poin; dari sangat tidak
setuju (1) hingga sangat setuju (5). Faktor demografis diskalakan
pada skala kategorikal. Untuk menguji kesesuaian instrumen,
dilakukan studi percontohan dan ini menghasilkan deteksi,
penghapusan, dan penyesuaian ambiguitas dalam kuesioner.
Akibatnya, sedikit penyesuaian dilakukan pada instrumen sebelum
studi utama berdasarkan studi percontohan yang dilakukan. 27 item
selanjutnya dijatuhkan untuk mencapai validitas konvergen,
validitas diskriminan dan reliabilitas item dan konstruk.
Hipotesis H1. Ada hubungan antara sikap dan niat membayar ZEI oleh
pegawai negeri di negara bagian Kano, Nigeria. Terima
H2. Ada hubungan antara norma subjektif dan niat membayar ZEI
oleh pegawai negeri di negara bagian Kano, Nigeria. Terima
H3. Ada hubungan antara religiusitas dan niat membayar ZEI oleh
pegawai negeri di negara bagian Kano, Nigeria. Terima
H4. Religiusitas memoderasi hubungan antara sikap dan niat
perilaku pegawai negeri sipil di negara bagian Kano, Nigeria, untuk
membayar ZEI. Tolak
H5. Religiusitas memoderasi hubungan antara norma subjektif dan
niat perilaku pegawai negeri di negara bagian Kano, Nigeria, untuk
membayar ZEI. Terima
Hasil mengungkapkan kesesuaian TRA dan PLS-SEM dalam studi niat
perilaku ZEI di negara berkembang. Semua hubungan langsung
yang dihipotesiskan didukung di satu sisi. Di sisi lain, salah satu
dari dua hubungan tidak langsung, norma subjektif dan niat
perilaku yang dimoderasi oleh religiusitas didukung, tetapi tes lain
untuk efek moderasi religiusitas pada hubungan antara sikap dan
niat perilaku tidak didukung.
Model pengukuran.
1. Validitas konvergen adalah tentang konsistensi internal item
setiap konstruk. Ini dicapai ketika item-item dari sebuah konstruksi
selaras, tidak saling kontras dan berkontribusi dalam membangun
makna konseptual pada konstruksi. hasilnya dalam penelitian ini
untuk masing-masing konstruk merupakan ukuran yang valid.
2. Validitas diskriminan untuk mengevaluasi faktor loading dan
variabel laten korelasi. hasilnya memuaskan.
3. Penilaian model struktural untuk menguji pengaruh atau
pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
a. Hasil hubungan langsung menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara sikap dan norma subjektif.
b. religiusitas ditemukan memiliki hubungan yang signifikan
dengan niat berperilaku.
c. norma subjektif juga ditemukan memiliki hubungan yang
signifikan dengan niat berperilaku. Dengan demikian, hipotesis
hubungan langsung (H1, H2 dan H3) semuanya didukung.
d. Selain itu, ditetapkan bahwa norma subjektif merupakan
prediktor signifikan dari niat perilaku yang diikuti oleh sikap.
Semakin banyak tekanan dari orang penting lainnya, semakin kuat
niat untuk membayar Zakat oleh pegawai pemerintah.
e. sikap ditemukan lebih kuat daripada norma subjektif dalam
memengaruhi niat perilaku.
4. Efek moderat.
a. pengaruh moderasi religiusitas terhadap hubungan sikap dan niat
berperilaku tidak menunjukkan hasil yang signifikan Dengan
demikian, hubungan tidak langsung antara sikap dan niat
berperilaku yang dimoderasi oleh religiusitas (H4) tidak didukung.
b. pengaruh moderasi religiusitas terhadap hubungan antara norma
subjektif dan niat perilaku menunjukkan hasil yang signifikan.
Jadi, H5 didukung.
5. Relevansi prediktif model.untuk mengevaluasi lebih lanjut
kualitas model melalui generasi redundansi yang divalidasi silang
dan komunalitas yang divalidasi silang.
Operasionalisasi Sikap
Arah positif atau negatif dan intensitas disposisi yang dirasakan
menguntungkan atau tidak menguntungkan seseorang terhadap
suatu objek.
Norma subyektif
Tekanan dari orang lain yang dalam penelitian ini disebut sebagai
orang tua rujukan, rujukan rekan kerja, rujukan majikan dan
rujukan pasangan melakukan suatu perilaku
Religiusitas
Kegiatan keagamaan rutin seseorang dan keyakinannya sebagai
hasil dari pemenuhan yang diberikan perilaku dengan tepat
Niat berperilaku
Kesiapan individu untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan
(M. Firdaus & Wahid, 2020)
Compliance Behaviour of Business Zakat in Micro Enterprise Firms in Sabak Bernam District of
Selangor.
Tujuan untuk memahami Perilaku kepatuhan zakat
usaha pada perusahaan mikro di Kabupaten
Sabak Bernam
Theory Theory of Planned Behavior diperkenalkan
oleh Ajzen (1991). Empat faktor utama yang
merupakan factor agama, faktor sikap terhadap
perilaku, faktor norma subjektif, dan faktor
persepsi kontrol perilaku
Metodologi Teknik Analisis regresi logistik binominal
diterapkan untuk menguji model perilaku
kepatuhan di zakat bisnis. Sejumlah 105
kuesioner dibagikan kepada pelaku usaha
mikro di sektor jasa di Kabupaten Sabak
Bernam
Hasil bahwa Model penelitian ini sesuai dengan
anjuran teori perilaku terencana. Faktor
persepsi pengendalian perilaku merupakan
faktor yang paling mempengaruhi perilaku
kepatuhan bisnis zakat (β = 2.493) diikuti oleh
faktor agama (β = 1.163) dan kemudian oleh
faktor sikap zakat bisnis (β = 1.054). Faktor
norma subjektif tidak menunjukkan hubungan
yang signifikan dengan Perilaku kepatuhan
usaha zakat pada perusahaan mikro di
Kabupaten Sabak Bernam.
Kesimpulan : Kepatuhan pembayaran zakat
dipengaruhi oleh penegakan hukum dan
penyebaran informasi terkait zakat usaha yang
masih belum dipahami secara komprehensif
oleh masyarakat.
Indicator
Religion
(a) Paying business zakat as it is one of demands in Pillars of
Islam.
(b) Feeling sinful if not performing business zakat.
(c) Paying business a zakat as a religious demand and gaining
reward.
(d) Always get knowledge related to business zakat from zakat
institution.
(e) Believe that payment of zakat can increase blessings in the
business.
Attitude towards zakat
(a) Payment of zakat can contribute money to zakat institution
for asnaf need.
(b) Payment of zakat is recognised as a good ethics among the
Muslim people.
(c) Feeling more responsible as a Muslim when paying
business zakat.
(d) Undertans that payment of business zakat can purify my
properties and income.
(e) Conducting a lawful and sharia-compatible business to
enable to pay business zakat.
Subjective norms
(a) Zakat institution encourages me to pay business zakat.
(b) Zakat institution exhibition of corporate image that encourages me to pay business zakat.
(c) Zakat collection influences me to perform business zakat.
(d) Zakat officials exhibiting helpful and polite attitude make
me perform business zakat.
(e) Fatwa of zakat explains clear rules regarding the obligation
of paying zakat.
(f) Laws regarding zakat influence me to perform business
zakat.
Perceived behavioural control
(a) Ability to perform business zakat.
(b) Own resource to pay business zakat.
(c) Possess knowledge to pay business zakat.
(d) Get choice of facilities to pay business zakat.
Analisis data.
menggunakan SmartPLS2.0 .
bahwa sikap, norma subjektif, dan kontrol
perilaku yang dirasakan terkait secara
signifikan dengan niat kepatuhan. Selain
faktor-faktor ini, taqwa juga penting. Analisis
post hoc menunjukkan bahwa sikap dapat
berperan sebagai mediasi variabel untuk
hubungan antara taqwa dan niat kepatuhan.
Pelajaran ini memperbaiki generalisasi teori
perilaku terencana (TPB) dengan memasukkan
zakat pembayaran, di mana altruisme Islam
diterapkan. Temuan kami penting untuk
memberikan wawasan berharga bagi otoritas
zakat untuk mengelola pembayar zakat secara
efektif mempertimbangkan milenial baru
sebagai basis pembayar zakat baru dan faktor
patronase yang ditangkap dalam penelitian ini.
Tidak menampilkan indikator
Analisis Data.
Tahap pertama meliputi asesmen model
pengukuran untuk mengidentifikasi struktur
yang mendasari variabel-variabel yang
terlibat (Hair et al., (2006). Tahap kedua
dilakukan asesmen model struktural yaitu
data dijalankan dengan menggunakan model
persamaan struktural ( SEM) Model
pengukuran dilakukan dengan menggunakan
analisis faktor validitas untuk memvalidasi
skala pengukuran suatu konstruk (Hair et al.,
(2006). Variabel yang lolos uji analisis ini
kemudian diaplikasikan pada analisis model
struktural untuk menguji keterkaitannya.
antara variabel endogen dan variabel eksogen
penelitian.
Temuan. dilakukan penilaian model pengukuran,
meliputi reliabilitas komposit dan average
variance extracted (AVE). Tujuan dari
menilai reliabilitas komposit adalah untuk
memeriksa konsistensi internal dan
keandalan sebuah konstruk. Di sisi lain,
tujuan menilai varians rata-rata yang
diekstraksi adalah untuk mengevaluasi
validitas konvergen. Tujuan melakukan
model pengukuran adalah untuk
mengidentifikasi item yang akan dimasukkan
dalam setiap konstruk. Untuk mendapatkan
model pengukuran, penelitian ini mengukur
pembebanan luar untuk setiap item dalam
konstruk agar diperoleh pembebanan luar
yang tinggi sehingga tingkat reliabilitas
komposit minimum dan rata-rata varian yang
diekstraksi (AVE) mencukupi berdasarkan
Hair et al. (2014). Jika muatan luar suatu
item rendah, maka item tersebut dihapus
sampai tingkat minimum varian rata-rata
diekstraksi (AVE) dan keandalan komposit
tercapai. Menurut Hair et al (2014), tingkat
penerimaan AVE dan reliabilitas komposit
masing-masing adalah 0,5 dan 0,7.
3. Metode penelitian
3.1 Desain, populasi dan sampel penelitian
Karya ini mengadopsi desain penelitian
cross-sectional, populasi 56.326 pengusaha di
sektor perdagangan yang terdaftar di Yaman.
Tabel pemilihan sampel disediakan oleh
Krejcie dan Morgan (1970) menyarankan
sampel acak dari 382 bisnis, tetapi ini
ditingkatkan menjadi 500 untuk mengatasi
potensi bias nonresponse. total 287
tanggapan (57 persen) dikembalikan,
meskipun hanya 274 tanggapan yang
dianggap dapat digunakan .
Kesimpulan.
untuk membentuk perilaku kepatuhan yang
berkelanjutan dan sukarela pada para
pembayar zakat, diperlukan tiga hal yaitu:
sistem zakat yang adil, menanamkan rasa
hakiki atas kewajiban moral dan mendorong
lingkungan sosial yang kondusif.
Instrumen.
Sebanyak sembilan belas item pengukuran
dirancang untuk instrumen survei penelitian
ini. Item diadaptasi dari Bidin et al. (2013),
terutama berasal dari Ajzen (1991).
Pertanyaan dari semua konstruksi ditanyakan
dalam skala Likert lima poin yang berlabuh
antara 1 sangat tidak setuju dan 5 sangat
setuju, kecuali karakteristik demografis
ditempatkan ke dalam skala kategori.
Sebelum instrumen survei aktual, uji coba
dilakukan secara sistematis untuk
memastikan kesesuaian dan kejelasan
pertanyaan yang digunakan. Berdasarkan
tanggapan studi percontohan dari 40 pemilik
bisnis, beberapa perubahan kecil dibuat
sesuai dengan itu.
Prosedur.
ukuran sampel yang sesuai untuk tujuan
penelitian mengingat jumlah populasi adalah
368.untuk mengimbangi non-respon agar
mendapatkan data yang cukup untuk analisis,
ukuran sampel ditingkatkan sebesar 30%,
yang menghasilkan 478 Perusahaan bisnis
dipilih sebagai ukuran sampel. Sebanyak 225
tanggapan diambil dari 478. yang
didistribusikan menggunakan prosedur
pengambilan sampel acak sederhana
berdasarkan daftar nama bisnis. Namun, dari
23 kuesioner yang diambil tanggapannya
tidak lengkap dan dibuang begitu saja. Hanya
202 kuesioner dari data yang dikumpulkan
dianggap sebagai data yang sesuai untuk
tujuan analisis. memberikan tingkat
tanggapan bersih 42% dari kuesioner yang
didistribusikan. Tingkat respons ini dianggap
cukup, terutama di lingkungan yang tidak
stabil, seperti Yaman.
Hasil interaksi yang signifikan antara (1) sikap dan
PBC, dan (2) norma subjektif dan PBC dalam
kaitannya dengan niat perilaku; sedemikian
rupa sehingga sikap dan norma yang
dirasakan lebih kuat terkait dengan niat untuk
mematuhi zakat di antara pengusaha yang
melaporkan tingkat PBC yang lebih tinggi.
Temuan ini relevan bagi para praktisi dan
pembuat kebijakan di bidang zakat dan
perilaku manusia, khususnya di negara-
negara mayoritas Muslim.
Analisis regresi.
pengaruh langsung dari konstruk independen
terhadap niat membayar zakat usaha (model
1) sebesar 42%, sedangkan dampak moderasi
PBC memiliki pengaruh 49%.
Temuan dari efek utama dalam model 1
(TPB asli) menunjukkan bahwa nilai adjusted
R-square adalah 0,415, menunjukkan bahwa
41,5% niat perilaku pengusaha untuk
mematuhi zakat secara signifikan dijelaskan
oleh sikap. terhadap pembayaran Zakat,
norma yang dirasakan dan kontrol.
Sikap.
H1. Sikap positif terhadap pembayaran Zakat
berpengaruh positif terhadap niat untuk
mematuhi bisnis Zakat. Didukung.
Norma Subyektif.
H2. Norma subyektif tentang pembayaran
zakat berpengaruh positif terhadap niat untuk
mematuhi zakat bisnis. . Didukung.
Variabel Religiusitas
1. Sholat Fardhu lima kali dalam sehari
2. Sholat tepat waktu
3. Saya merasa bersalah apabila meninggalkan sholat
4. Sholat Berjamaah dimasjid
5. Percaya pada Allah termasuk 6 Rukun Iman
6. Percaya adanya reward dan punishment
7. Bersikap Jujur
8. Mengucapkan dan membalas salam
9. Puasa pada Bulan Ramadhan
10. Menjalankan Puasa Sunnah
11. Mendirikan Sholat Sunnah Dhuha
12. Mendirikan Sholat Sunnah Rawatib
13. Membaca Alqur’an/ Berzikir
14. Menghormati tetangga
15. Menghormat orang lebih tua
16. Tidak mendahului kepentingan Pribadi
17. Saya menepati janji
18. Saya menjalin Silaturahmi
19. Saya menjaga Aurat
20. Saya mengkonsumsi makanan dan minuman halal
21. Saya berinfaq dan bersedekah
Kepatuhan Berzakat
1. Saya setiap tahun/ sesuai haul dan nisab membayar
zakat untuk mensucikan harta dan jiwa.
2. Saya membayar setiap tahun/ sesuai haul dan
nisab agar mendapatkan kemuliaan.
Penentuan Sampel.
para muzakki individu di Provinsi Aceh
dengan perwakilan dari Baitul Mal, BAZIS
dan LPZ. Sedangkan metode pengambilan
sampel menggunakan Non-probability
sampling dengan jenis Purposive Sampling.
Sampel dipilih berdasarkan kriteria sering
menerima informasi tentang informasi
akuntansi zakat, sudah pernah membayar
zakat di Baitul Mal di seluruh Aceh atau
keterwakilan yang berjumlah 100 muzakki
yang sudah bekeluarga.
Metode Analisis.
menggunakan skala penilaian 1-5. Sedangkan
pengujian hipotesis dilakukan melalui
analisis jalur menggunakan 2 model
penelitian untuk meneliti pengaruh prilaku,
informasi terhadap keputusan membayaran
zakat muzakki.
Penentuan Sampel.
para muzakki individu di Provinsi Aceh
dengan perwakilan dari Baitul Mal, BAZIS
dan LPZ. Sedangkan metode pengambilan
sampel menggunakan Non-probability
sampling dengan jenis Purposive Sampling.
Sampel dipilih berdasarkan kriteria sering
menerima informasi tentang informasi
akuntansi zakat, sudah pernah membayar
zakat di Baitul Mal di seluruh Aceh atau
keterwakilan yang berjumlah 100 muzakki
yang sudah bekeluarga.
Metode Analisis.
menggunakan skala penilaian 1-5. Sedangkan
pengujian hipotesis dilakukan melalui
analisis jalur menggunakan 2 model
penelitian untuk meneliti pengaruh prilaku,
informasi terhadap keputusan membayaran
zakat muzakki.
hasil bahwa sikap Muzakki berpengaruh positif
dan signifikan terhadap persepsi informasi
akuntansi zakat. Persepsi informasi akuntansi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan muzaki untuk membayar zakat
melalui Baitul Mal. Informasi akuntansi
hanya memediasi pengaruh sikap terhadap
keputusan muzakki untuk membayar zakat
tetapi tidak memediasi norma subjektif dan
kepatuhan muzakku untuk membayar zakat.
Penelitian merekomendasi pentingnya
informasi akuntansi untuk meningkatan
keputusan muzakki dalam membayar zakat di
Baitul Mal Aceh.
Analisis Data.
Tahap pertama meliputi asesmen model
pengukuran untuk mengidentifikasi struktur
yang mendasari variabel-variabel yang
terlibat (Hair et al., (2006). Tahap kedua
dilakukan asesmen model struktural yaitu
data dijalankan dengan menggunakan model
persamaan struktural ( SEM) Model
pengukuran dilakukan dengan menggunakan
analisis faktor validitas untuk memvalidasi
skala pengukuran suatu konstruk (Hair et al.,
(2006). Variabel yang lolos uji analisis ini
kemudian diaplikasikan pada analisis model
struktural untuk menguji keterkaitannya.
antara variabel endogen dan variabel eksogen
penelitian.
Temuan. dilakukan penilaian model pengukuran,
meliputi reliabilitas komposit dan average
variance extracted (AVE). Tujuan dari
menilai reliabilitas komposit adalah untuk
memeriksa konsistensi internal dan
keandalan sebuah konstruk. Di sisi lain,
tujuan menilai varians rata-rata yang
diekstraksi adalah untuk mengevaluasi
validitas konvergen. Tujuan melakukan
model pengukuran adalah untuk
mengidentifikasi item yang akan dimasukkan
dalam setiap konstruk. Untuk mendapatkan
model pengukuran, penelitian ini mengukur
pembebanan luar untuk setiap item dalam
konstruk agar diperoleh pembebanan luar
yang tinggi sehingga tingkat reliabilitas
komposit minimum dan rata-rata varian yang
diekstraksi (AVE) mencukupi berdasarkan
Hair et al. (2014). Jika muatan luar suatu
item rendah, maka item tersebut dihapus
sampai tingkat minimum varian rata-rata
diekstraksi (AVE) dan keandalan komposit
tercapai. Menurut Hair et al (2014), tingkat
penerimaan AVE dan reliabilitas komposit
masing-masing adalah 0,5 dan 0,7.
1. Analisis Reliabilitas.
menggunakan Exploratory Factor Analysis
(EFA),Konstruksi tertinggi adalah
pemahaman tentang zakāh dan kenyamanan
fasilitas.
2. Analisis Deskriptif.
3. Validitas Data Melalui Analisis Faktor
bahwa hanya 41,2% responden yang
membayar zakāh pada gaji sementara 27,2%
belum melakukannya.
4. Analisis Tabulasi Silang.
bahwa tingkat umur tidak mempengaruhi
tingkat kepatuhan zakāh.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
MASA DEPAN.
1. pemahaman tentang zakāh merupakan
faktor utama yang mempengaruhi kepatuhan
berzakāh terhadap penghasilan di kalangan
responden.
2. Diikuti dengan kenyamanan fasilitas
pembayaran zakāh.
3. bahwa peningkatan usia tidak
mempengaruhi tingkat perilaku kepatuhan
zakāh.
Analisis data.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
dianalisis menggunakan Paket Statistik Ilmu
Sosial (SPSS23.0). Sebelum data yang
terkumpul dianalisis, validitas konstruk yang
dikembangkan diperiksa dengan cermat
menggunakan analisis faktor. Selanjutnya
analisis korelasi digunakan untuk menguji
korelasi variabel dimensi.
Pengukuran.
variabel pengukuran pengetahuan tentang
zakat, hukum zakat dan kepatuhan membayar
zakat emas sepenuhnya dikonstruksi oleh
peneliti. Konstruk variabel didiskusikan
dengan para ahli dan calon responden untuk
diperiksa validitas isinya. Analisis faktor
eksplorasi dilakukan untuk memvalidasi
konstruk develop. Item dari konstruksi diukur
dengan menggunakan skala likert lima poin
mulai dari 1 ± sangat tidak setuju hingga 5 ±
sangat setuju.
Item Loading.
1. Saya akan membayar zakat emas.
2. Saya akan selalu membayar zakat emas
jika sudah memenuhi syarat dan ketentuan.
3. Saya memiliki keberanian penuh untuk
membayar zakat emas.
4. Saya siap menghubungi amil atau pusat
pengumpulan zakat untuk membayar zakat
emas.
5. Keyakinan saya bertambah ketika saya
membayar zakat emas.
6. Ketika saya tidak punya cukup uang, saya
tetap akan membayar zakat saya untuk emas.
7. Saya siap untuk melaksanakan semua
pekerjaan secara efektif termasuk masalah
yang melibatkan zakat pembayaran emas.
8. Ketika lebih banyak perhiasan
ditambahkan ke dalam kepemilikan saya,
saya akan membayar lebih banyak untuk
zakat saya atas emas.
(Hukum Zakat)
1. Pengaturan zakat di Kedah tidak jelas.
2. Tidak semua jenis zakat ditegakkan
dengan regulasi zakat di Kedah.
3. Pengaturan zakat di Kedah sudah
memadai.
4. Ada sanksi bagi mereka yang gagal
membayar zakat dalam aturan zakat Kedah.
5. Hukuman dalam peraturan zakat Kedah
sangat ringan.
Temuan. hanya 24 persen dari responden 183
sebelumnya telah membayar zakat emas.
1. Variabel pertama yaitu pengetahuan
tentang zakat ditampilkan hubungan
positif dan signifikan dengan kepatuhan
pembayaran zakat emas.
2. sikap juga ditemukan berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan
pembayaran zakat terhadap emas.
3. hukum zakat juga berdampak signifikan
terhadap kepatuhan membayar zakat
emas. Namun, hukum zakat memiliki
hubungan yang lemah dengan kepatuhan
membayar zakat emas.
Variabel Penelitian.
Variabel penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu kepada penelitian
yang dilakukan oleh Muda, et al (2006), yaitu
altruisme, tingkat keimanan, utilitas,
kepuasaan diri, dan faktor organisasi.
Hasil faktor keagamaan seperti iman, pemahaman
agama, dan balasan, lalu ada juga faktor-
faktor lainnya seperti kepedulian sosial,
kepuasan diri, dan organisasi. Diantara hal
yang memengaruhi kepatuhan membayar
zakat adalah adanya peran dari Organisasi
Pengelola Zakat (OPZ). Keprofesionalan
OPZ dapat membuat wajib zakat lebih patuh
untuk membayar zakat di lembaga tersebut.
Dengan meningkatkan mutu pelayanan OPZ
seperti dalam hal transparansi, sosialisasi,
dan administrasi, maka preferensi responden
dalam membayar zakat di lembaga tersebut
akan semakin meningkat.
68. (Idris et al., 2012)
Islamic Religiosity Measurement and Its Relationship with Business IncomeZakat Compliance
Behavior.
Indikator Sumber :
Islamic religiosity measurement and its relationship with business
income zakat compliance behavior.
Latar belakang pengukuran yang baru dikembangkan harus sesuai dengan
lingkungan Islam. untuk membangun ukuran religiusitas dari
perspektif Islam. Untuk melanjutkan dengan ketelitian dan
kekokohan pengukuran, penelitian ini selanjutnya mencoba
menguji pengukuran yang telah ditetapkan dengan menganalisis
keterkaitannya dengan perilaku kepatuhan berzakat.
Tujuan 1. untuk membangun ukuran religiusitas dari perspektif Islam.
Untuk melanjutkan dengan ketelitian dan kekokohan
pengukuran, penelitian ini selanjutnya
2. mencoba menguji pengukuran yang telah ditetapkan dengan
menganalisis keterkaitannya dengan perilaku kepatuhan
berzakat.
3. mengembangkan dan mengkaji pengukuran religiusitas Islam
kuantitatif dan bagaimana dimensi-dimensinya dikaitkan
dengan perilaku kepatuhan berzakat di kalangan pemilik usaha
di negara bagian Kedah.
4. untuk mengekstrak variabel religiusitas menjadi beberapa
komponen yang lebih kecil. Metode ini mengelompokkan
komponen unik menjadi karakteristik tertentu.
Hipotesis H1. Pengukuran religiusitas individu muslim dalam lingkungan zakat
merupakan konstruk multidimensi. Terima
H2. Dimensi religiusitas berhubungan positif dengan zakat perilaku
kepatuhan pendapatan usaha. Terima
Teori
Populasi
Metodologi Definisi yang dikemukakan oleh Harun et al. (1991) akan
diterapkan dalam penelitian ini karena bersifat komprehensif dan
selaras dengan lingkungan Islam. Ada 18 item yang mencakup
empat dimensi yang dimasukkan dalam kuesioner. Setiap item
dinilai pada skala Likert 5 poin mulai dari 1 (sangat tidak setuju)
hingga 5 (sangat setuju). Contoh pertanyaan mencakup item
misalnya "shalat lima kali sehari membantu hidup saya." Skor
tertinggi dalam indeks nilai agama (18 item × 5 poin = 90 poin)
menunjukkan tingkat religiusitas yang sangat tinggi. Di sisi lain,
skor terendah (18 item × 1 poin = 18 poin) mencerminkan tingkat
religiusitas terendah.
Sampel Kerangka sampel penelitian ini adalah pemilik usaha muslim. Pada
tahun 2006, terdapat 43.017 pemilik usaha Muslim aktif.Teknik
pengambilan sampel acak diterapkan pada populasi untuk memilih
sampel dari daftar. Ukuran sampel ditetapkan ke 700
responden.Ukuran sampel akhir dari 227.
Hasil Secara kolektif, tiga komponen religiusitas menjelaskan 39%
variabilitas perilaku kepatuhan zakat terhadap pendapatan usaha.
Bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara ibadah
keagamaan opsional, percaya pahala Tuhan dan percaya pada
hukuman Tuhan dengan perilaku kepatuhan zakat atas pendapatan
bisnis. Selain itu, kesukarelaan ternyata menjadi faktor pendorong
bagi seseorang untuk mematuhi hukum zakat. Secara kolektif, tiga
komponen religiusitas menjelaskan 39% variabilitas perilaku
kepatuhan zakat terhadap pendapatan usaha. Dari 700 kuesioner
yang disebarkan, 290 berhasil dikembalikan oleh responden,
menghasilkan tingkat tanggapan 41 persen. Namun, setelah
pemeriksaan menyeluruh hanya 227 yang dapat digunakan dan
bebas dari masalah pencilan.
Kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam lembaga zakat. Kualitas pelayanan
lembaga zakat berhubungan dengan perilaku kepatuhan para pembayar zakat. Pelayanan dan
kualitas yang baik menjadi bagian dari elemen dasar institusi untuk sukses. Kesadaran untuk
meningkatkan kualitas layanan ini bukan lagi hal yang mudah tetapi menjadi tanggung jawab
yang serius untuk dijalankan. Oleh karena itu, lembaga zakat perlu mengefisienkan proses kerja
dengan memadukan teknologi terkini untuk menghasilkan layanan yang selalu melebihi
ekspektasi nasabah, dan hal ini dapat meningkatkan kepatuhan pembayar zakat. Pengabdian ini
perlu dilandasi akhlak Islam dalam suasana menerapkan unsur ibadah sejalan dengan tuntutan
zakat yang dilakukan untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Fenomena Persoalan zakat semakin terlihat karena tidak
ada ketentuan bahwa zakat harus dibayarkan
kepada otoritas, tidak ada ketentuan yang
menghalangi pembayar zakat untuk
membayar zakat langsung ke asnaf, lembaga
tersebut dikatakan melakukan favoritisme
dan tidak adil dalam penyaluran dana zakat
dan Salah satu penyebab yang dapat
berkontribusi pada masalah tersebut adalah
kualitas layanan lembaga zakat yang buruk
sehingga dapat menyebabkan rendahnya
tingkat kepatuhan di kalangan pembayar
zakat.
Kerangka Konseptual. terdiri dari variabel bebas yaitu kualitas
pelayanan sedangkan kepatuhan membayar
zakat digunakan sebagai variabel terikat.
Kerangka tersebut dibangun berdasarkan
kajian kualitas layanan dan kepatuhan
pembayaran zakat oleh peneliti sebelumnya.
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh
lembaga zakat juga memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepatuhan masyarakat
yang membayar zakat.
3.2. Model Kualitas Layanan.
Model SERVQUAL mengukur kualitas
layanan yang terdiri dari lima dimensi yaitu
reliability, responsiveness, compliance,
empathy, dan tangibles.
Deskripsi variabel.
berdasarkan tingkat setuju terhadap indikator
yang ditanyakan yaitu mulai dari sangat tidak
setuju, tidak setuju, tidak setuju, setuju dan
sangat setuju.
Item
1. Iman (Iman)
Islam adalah cara hidup
Ajaran Alquran dapat diterapkan dalam kehidupan saat ini
Hanya ada satu Tuhan (Allah)
Tradisi Rasulullah berlaku sepanjang waktu
Seseorang akan merasa tidak nyaman ketika melewatkan waktu
ibadah (sholat)
Semua perbuatan manusia akan dinilai dan diberi pahala yang
sesuai setelah kematian
Seseorang harus takut semua yang menyinggung perasaan Allah
Pahala surga mendorong saya untuk melakukan perbuatan baik
2. Kebajikan dan Keburukan (Akhlaq)
Saya memenuhi semua yang saya janjikan
Saya menasihati orang lain untuk melakukan kebaikan dan
menghindari kejahatan
Saya khawatir jika saya tidak dapat membayar hutang tepat waktu
Saya peduli dengan tetangga dan kesejahteraan mereka
Saya jujur setiap saat
Saya mengunjungi keluarga / teman saya ketika mereka terbaring di
tempat tidur
3. Kewajiban (Wajib)
Saya berpuasa sepanjang Ramadhan
Saya berdoa lima kali sehari
Saya memastikan pakaian saya menutupi aurat saya
Saya pastikan makanan dan minuman yang saya konsumsi halal
4. Ritual opsional (Sunnah)
Saya pergi ke masjid untuk sholat sholat fardhu
Saya membaca Quran dan melakukan zikir
Saya memberi sedekah untuk tujuan agama
Kesimpulan
• Hasil uji parsial variabel sikap (X1),
norma subyektif (X2), persepsi pengendalian
perilaku (X3) dan perilaku masa lalu (X4)
berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap niat muzakki membayar zakat
komersial pada pedagang di kota
Lhokseumawe.
• Pengaruh signifikan yang juga
ditemukan antara semua variabel independen
terhadap variabel dependen menggunakan
pengujian secara simultan.
• Variabel perilaku masa lalu ternyata
paling dominan mempengaruhi niat muzakki
membayar zakat di kalangan pedagang di
kota Lhokseumawe.
Penulis
Gap
Teori
Metode
Hipotesis
Hasil
Penulis
Gap
Teori
Metode
Hipotesis
Hasil
Penulis
Gap
Teori
Metode
Hipotesis
Hasil
Penulis
Gap
Teori
Metode
Hipotesis
Hasil
Penulis
Gap
Teori
Metode
Hipotesis
Hasil