Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian tersebut dapat
dilakukan karena adanya berbagai sumber daya yang akan digunakan dalam melakukan kegiatan
perusahaan. Kegiatan yang dilakukan perusahaan tentunya membutuhkan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pengelolaan yang baik terhadap sumber daya manusia dapat meningkatkan efektivitas
perusahaan dalam mencapai tujuan. Tujuan utama dari perusahaan itu berbeda-beda, tergantung
pada kebijakan yang telah ditetapkan dalam suatu perusahaan. Tujuan dalam perusahaan akan
tercapai dengan baik apabila perusahaan dapat menjalankan fungsinya, dan memiliki manajemen
yang dapat mengelola sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan orang yang
berbakat dan bersemangat tinggi yang tersedia bagi organisasi atau perusahaan untuk
menciptakan dan merealisasikan tujuan, misi, serta visi organisasi (Byars & Rue, 2004).

Perusahaan dan karyawan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keterlibatan pegawai
atau karyawan penting untuk menjalankan aktivitas dalam sebuah perusahaan. Karyawan sebagai
sumber daya yang paling penting untuk dikelola dalam perusahaan, karena karyawan merupakan
asset untuk menghasilkan produktifitas dalam perusahaan. Apabila karyawan memiliki
produktivitas yang tinggi, maka akan menghasilkan kinerja yang baik dalam sebuah perusahaan.

Dalam perusahaan, akan banyak menjumpai karyawan yang memiliki kondisi yang
bermacam-macam. Setiap manusia yang di lahirkan memiliki kondisi yang berbeda. Tidak ada
manusia yang sempurna dan sama. Perbedaan kondisi tersebut dapat terjadi pada fisik maupun
non fisik. Ada berbagai perbedaan yang terjadi pada manusia, diantaranya seperti perbedaan
bentuk jasmani, bentuk fisik, warna kulit, minat, potensi serta kecerdasan. Maka dari itu, dalam
kehidupan sehari-hari ada manusia yang mempunyai fisik normal ada pula manusia yang
mempunyai fisik yang tidak normal, yang sering disebut dengan penyandang disabilitas. Masalah
yang dialami pada penyandang disabilitas bukanlah masalah yang dianggap remeh, terutama di
Indonesia, permasalahan pada penyandang disabilitas yang dihadapi meliputi aspek pendidikan,
kesehatan, dan ketenagakerjaan .

Di Indonesia sendiri, mengutip data Sakernas tahun 2016, tercatat bahwa jumlah penyandang
disabilitas atau difabel untuk penduduk dengan umur diatas 15 tahun adalah 12,15% atau sekitar
22,8 juta penduduk difabel. Dari presentase tersebut, ada sekitar 1,87% yang dikategorikan
dalam disabilitas berat, sedangkan 10,29% sisanya adalah penyandang disabilitas ringan. Pada
penjelasan tersebut, terlihat bahwa tren disabilitas tergolong meningkat. Hal tersebut terjadi
karena berbagai sebab seperti kecelakaan lalu lintas, kecelakaan pada tempat kerja, dampak dari
obat-obatan, gizi yang buruk, dan sebagainya. Berbagai permasalahan yang dialami oleh
penyandang disabilitas seperti kurangnya perhatian masyarakat, rendahnya pendidikan, serta
rendahnya ekonomi yang dirasakan oleh penyandang disabilitas. Menurut UU No 8 Tahun 2016
Pasal 1, penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik,
intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan
lingkungan dapat meningkatkan hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan
efektif dengan warga Negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. Dalam kehadiran UU tersebut,
diharapkan bisa memberikan hak dan kesempatan yang lebih baik lagi bagi penyandang
disabilitas di Indonesia. Mulai dari hak untuk hidup, mendapatkan pekerjaan, pendidikan hingga
kemudahan mengakses fasilitas umum.

Dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan masyarakat, para penyandang disabilitas
terkendala untuk bersosialisasi karena adanya keterbatasan kemampuan pendukung. Peran
Negara dalam menjamin perlindungan penyandang disabilitas berguna untuk mempermudah
kehidupan, interaksi sosial, serta dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Kenyataannya masih
berupaya untuk menyelesaikan permasalahan dengan memberikan pelatihan kerja, dan
menempatkan tenaga kerja penyandang disabilitas pada posisi pekerjaan yang sesuai dengan
bidang ekonomi, sosial,budaya maupun politik. Pemerintah juga mendata semua pencari
pekerjaan bagi penyandang disabilitas atau difabel dikarenakan ketika tenaga kerja penyandang
disabilitas dipekerjakan, seringkali hanya dibayar murah dan promosi jabatan penyandang
disabilitas sangat kecil sehingga penyandang disabilitas seringkali merasa kurang puas dengan
pekerjaannya.

Kepuasan kerja memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Kepuasan
kerja akan tercapai apabila terdapat kesesuaian harapan dengan kenyataan yang didapatkan
dalam perusahaan atau tempat kerja. Secara singkat, tenaga kerja yang puas dengan pekerjaan
nya akan merasa senang. Menurut Locke dalam (Munandar,2012) ada dua unsur yang penting
dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai
pekerjaan merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Tujuan yang
ingin dicapai adalah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Nilai-nilai
pekerjaan harus sesuai dengan guna membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang
berkaitan dengan motivasi kerja.

Anda mungkin juga menyukai