terdaftar. Saat ini, terdapat 34 Lembaga Amil Zakat dengan skala nasional, 4 Lembaga
Amil Zakat dengan skala provinsi, dan 50 Lembaga Amil Zakat dengan skala Kabupaten
atau Kota yang telah terdaftar pada Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS. Salah
satu organisasi pengelola zakat di wilayah Ponorogo adalah Lembaga Amil Zakat Yatim
Mandiri, yang telah aktif melaksanakan berbagai program untuk memberdayakan
ekonomi, kegiatan amal, dan meningkatkan usaha mikro, kecil, dan menengah
masyarakat.
Salah satu program pendistibusian dana zakat yang dijalankan oleh Lembaga Amil
Zakat Yatim Mandiri Ponorogo adalah program kampung mandiri yang pada
penyaluranya untuk memberdayakan masyarakat dengan cara optimaliasasi terhadap
potensi agro di desa melalui intervensi pembentukan kelompok usaha bersama. Dengan
harapan agar masyarakat tersebut dapat memaksimalkan potensi sumberdaya alam
supaya dapat dimaanfatkan oleh masyarakat dengan semaksimal mungkin.
Dari peryataan diatas penulis melihat bahwa Laznas Yatim Mandiri Ponorogo
memiliki peranaan yang penting dalam mengelola dana zakat yang turut serta dalam
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program kampung mandiri,
oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS
PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT MELALUI PROGRAM KAMPUNG MANDIRI
PADA LAZNAS YATIM MANDIRI PONOROGO”.
Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas, maka disusunlah rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana mekanisme pendistribusian dana zakat melalui program kampung mandiri
pada Laznas Yatim Mandiri Ponorogo?
2. Bagaimana efektivitas pendistribusian dana zakat melalui program kampong mandiri
pada Laznas Yatim mandiri Ponorogo?
Rencana Judul
“EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN DANA ZAKAT MELALUI PROGRAM
KAMPUNG MANDIRI PADA LAZNAS YATIM MANDIRI PONOROGO ”
Teori Yang Relevan
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Puspita Jaya Desa Pintu Jenangan Ponorogo
Evektifitas
1. Pengertian efektivitas Efektivitas merupakan sesuatu yang memiliki pengaruh
atau akibat yang ditimbulkan dari sebuah perencanaan kegiatan, yang dapat
membawa keberhasilan dari suatu tindakan atau usaha yang dilakukan.
Efektivitas dari suatu kegiatan dapat dilihat berhasil tidaknya dari tujuan yang
sudah dirancangkan. Emitai Etzioni memberikan penjelasannya tentang
efektivitas seperti yang dijelaskan dalam buku zakat filantropi dalam Islam
dikutip Oleh Atik Abidah mengatakan bahwa efektivitas organisasi dapat
dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai
tujuan dan sasaran. Efektivitas menunjukkan tingkat keberhasilan dari segi
tercapai atau tidaknya sasaran yang sudah ditetapkan, apabila hasil kegiatan
semakin mendekati sasaran, dapat dikatakan keefektifannya tinggi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Organisasi akan berjalan jika
memiliki tujuan yang jelas. Dengan adanya tujuan akan memotivasi untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas yaitu adanya tujuan yang jelas, struktur organisasi, adanya dukungan
masyarakat, adanya system nilai yang dianut. Sedangkan menurut Richard M.
Steers sebagaimana dikutip oleh Atik Abidah yaitu:
a) Karakteristik organisasi, yaitu hubungan yang sifatnya tetap seperti
susunan SDM yang ada di organisasi.
b) Karakteristik lingkungan, terbagi menjadi dua aspek, yang pertama
lingkungan ekstern seperti pembuatan keputusan dan pengambilan
keputusan. Yang kedua, lingkungan intern sebagai iklim organisasi.
c) Karakteristik pekerja adalah factor yang sangat memengaruhi efektivitas.
Didalam diri setiap individu banyak ditemukan perbedaan, akan tetapi
kesadaran individu tersebut sangat penting untuk mencapai tujuan
organisasi.
d) Karakteristik manajemen, yaitu strategi kerja yang dirancang untuk
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Puspita Jaya Desa Pintu Jenangan Ponorogo
Pendistribusian Zakat
Pendistribusian zakat adalah kegiatan untuk memudahkan dan melancarkan
penyaluran dana zakat dari muzakki kepada mustahik. Danadana yang terkumpul
akan didistribusikan dari muzakki kepada mustahik melalui suatu lembaga yang
mengelola zakat. Dengan pendistribusian, dana zakat yang terkumpul dapat
tersalurkan secara tepat sasaran dan sesuai dengan yang dibutuhkan mustahik. Selain
itu, dengan adanya pendistribusian yang tepat maka kekayaan yang ada dapat
melimpah dan merata dan tidak beredar dalam golongan tertentu saja.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat pasal 25 (1)
dijelaskan bahwa zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syari’at
Islam. Kemudian pada pasal 26 dijelaskan bahwa pendistribusian zakat dilakukan
berdasarkan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan 2 Pendistribusian zakat
dapat dilaksanakan dengan dua pola, yaitu:3
a) Konsumtif,
penyaluran zakat secara konsumtif terbagi menjadi dua bentuk, yaitu:
1) Konsumtif tradisional, yakni zakat yang diberikan secara langsung kepada
1
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2001)
2
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
3
Didin Hafidhuddin, dkk. , The Power Of Zakat: Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia
4
Ismail Nawawi, Zakat dalam Perspektif Fiqh, Sosial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media
Nusantara, 2010),
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Puspita Jaya Desa Pintu Jenangan Ponorogo
Kampung mandiri
Program Kampung mandiri merupakan salah satu program unggulan Yatim
Mandiri Ponorogo terus digencarkan, guna memberikan keceriaan dan gulirkan
bantuan kepada adik yatim maupun warga dhuafa. program Kampung mandiri ini
merupakan salah upaya untuk mendekatkan diri kepada penerima manfaat dan bentuk
syiar dakwah Yatim Mandiri hadir di tengah-tengah masyarakat. Sehingga kegiatan
yang dilakukan pihaknya ini mampu dirasakan manfaatnya dan membawa
kebahagiaan bagi setiap adik yatim maupun dhuafa yang mendapat bantuan dari
program Yatim Mandiri Ponorogo tersebut.
Tujuan didirikannya program kampong mandiri adalah untuk memberdayakan
masyarakat dengan cara optimaliasasi terhadap potensi agro di desa melalui intervensi
pembentukan kelompok usaha bersama. Dengan harapan agar masyarakat tersebut
dapat memaksimalkan potensi sumberdaya alam supaya dapat dimaanfatkan oleh
masyarakat dengan semaksimal mungkin.
Daftar Putaka
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi, 2001)
Didin Hafidhuddin, dkk. , The Power Of Zakat: Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia
Ismail Nawawi, Zakat dalam Perspektif Fiqh, Sosial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra
Media Nusantara, 2010)
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Puspita Jaya Desa Pintu Jenangan Ponorogo
(.................................................) (.................................................)