Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN


Nu Care Lazisnu Kabupaten Cirebon

Penyusun:
Ahmad Sutrisno
Ajitio Puspo Utomo
Khoirul iman
Muhammad Syarifudin
Rubiyanto
Sali

Pembimbing: Dodo Mustakid, S.H, M.Pd

LEMBAGA PENELITIAN
DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR KEGIATAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN


NU Care Lazisnu Kabupaten Cirebon

Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Ekonomi Syari’ah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon ini telah
disetujui dan disahkan pada:
Hari : Selasa

Tanggal : 11 Januaru 2022

Di : Nu Care Lazisnu Kabupaten Cirebon

Penyusun:

Ketua:
Khoirul Iman
Anggota:
1. Ajitio Puspotomo
2. Ahmad Sutrisno
3. Rubiyanto
4. Syarifudin
5. Sali

Cirebon, 11 Januari 2022

Mengesahkan,

Pembimbing/ DPL Ketua Nu Care Lazisnu Cirebon

Dodo Mustakid, S.H, M.Pd H. Asep Saefullah

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Atas rahman dan rahim-Nya penyusun dapat menyelesaikan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) selama kurang lebih 40 hari yakni mulai tanggal 11 Januari
sampai 20 Februari 2022 dengan lancar.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang benderang
yaitu Agama Islam yang kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. Praktik
Pengalaman Lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan
sinkron antara program pendidikan di kampus dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di lapangan untuk menjadi tenaga yang
profesional.
Tak lupa pada kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan KPM ini. Ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada:
1. Allah Swt yang telah memberikan Kesehatan baik jasmani maupun rohani
2. Bapak Dr. H oman Fathurrohman MA selaku Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon
yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan program KPM ini
3. Bapak Muhammad Ridwan, M.E.Sy selaku penyelenggara kegiatan PPL 2022, yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan program KPM ini
4. Dodo selaku Dosen Pembimbing Lapangan, terima kasih atas segala masukan,
kritikan dan saran yang ibu berikan kepada kami
5. Bapak H. Asep Saefullah selaku ketua terima kasih karena sudah menerima kami di
Nu Care Lazisnu Kabupaten Cirebon
6. Nu Care Lazisnu Kabupaten Cirebon terima kasih atas kerja samanya selama
kegiatan berlangsung
7. Teman teman PPL Kelompok Nu Care Lazisnu Kabupaten Cirebon yang telah
melaksanakan kegiatan KPM ini terima kasih atas kerja sama dan kekompakannya
selama kegiatan berlangsung
Pada penyusunan kali ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi berbagai
pihak yang berkepentingan dalam masalah ini. Penyusun hanya manusia biasa yang
banyak memiliki kesalahan dan juga kekhilafan, dan jauh dari suatu kesempurnaan. Maka
dari itu, penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar kita bisa
manusia yang berilmu dan dapat menciptakan suatu karya yang lebih baik lagi.
Segenap mahasiswa PPL meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak apabila dalam melaksanakan program maupun penyusunan laporan banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan
balasan pahala dari Allah SWT.
Akhir kata, penyusun berharap laporan pertanggung jawaban ini dapat
1
bermanfaat bagi semua pihak

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penghimpunan dana merupakan kegiatan penting dan utama dalam sebuah
lembaga pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah. Karena organisasi pengelolaan zakat
dalam aktifitasnya selalu berhubungan dengan suatu dana. Suatu penggalangan dana
tidak identik dengan uang semata, ruang lingkupnya itu lebih luas dan mendalam
karena pengaruh penggalangan dana sangat besar bagi eksistensi sebuah lembaga
pengelolaan zakat karena dana zakat, infaq, dan sedekah dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan dan mempersempit jurang
pemisah antara si miskin dan si kaya. Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada
orang – orang beriman untuk berzakat, infaq, dan sedekah menunjukkan bahwa
ajaran Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga
memiliki harta kekayaan yang memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya yang
juga berlomba-lomba menjadi muzakki.
Penggalangan dana sebagai bentuk kedermawanan dan kepedulian
masyarakat, Aktivitas penggalangan dana menjadi suatu keniscayaan dalam
pengelolaan wakaf. Aktivitas penggalangan dana dapat diartikan sebagai serangkaian
kegiatan dalam rangka penggalangan dana dan daya lainnya dari masyarakat yang
akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan operasional lembaga
sehingga mencapai tujuan dan untuk mengembangkan usaha-usaha sosial. Di
Indonesia, perintah berzakat sudah di terapkan dan di tetapkan menjadi bagian dari
hukum bernegara. Hal itu dapat di lihat pada UU No 38. Tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat melalui keputusan menteri yang selanjutnya di pengaruhi menjadi
UU No 23 Tahun 2011.3 Di dalamnya terdapat pengelolaan zakat dan peraturan
perundang-undangan lainnya terkait zakat. Sedangkan lembaga yang melakukan
pengelolaan ZISWAF secara nasional disebut BAZNAS, lembaga amil zakat yang
disebut LAZ adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas
membantu pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infak, dan
shadaqah.
Nahdlatul Ulama (NU) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia yang
bergerak pada bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Dalam bidang
ekonomi NU melalui Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama
(LAZIS-NU) merupakan salah satu lembaga amil zakat nasional yang mengelola
Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf (ZISWAF), didirikan pada tahun 2004 sesuai
dengan amanah Muktamar NU ke-31 yang di gelar di Asrama Haji Donohudan,
Boyolali Jawa Tengah

1
Sebagaimana cita-cita awal berdirinya NU CARE LAZISNU sebagai nirlaba milik
perkumpulan Nahdlatul Ulama (NU) senantiasa berkhidmat untuk membantu
kesejahteraan umat serta mengangkat harkat sosial melalui pendayagunaan dana
Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) dan dana-dana Corporate Social Responbility
(CSR). Ketika membahas mengenai Unit Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah
(UPZIS) yang kemudian biasa dikaitkan dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ), maka
fokus perhatian seorang masyarakat akan tertuju pada bagaimana aktifitas
fundraising (penggalangan dana) pada program UPZIS NU Care di lembaga
LAZISNU itu sendiri, dan untuk meraih hasil yang maksimal dalam pengumpulan
dana tersebut yang nantinya akan disalurkan kepada yang berhak menerimanya, maka
akan menjadi salah satu perhatian khusus bagi setiap lembaga zakat dalam aktifitas
fundraising agar dapat dikelola dengan manajemen yang baik dan lebih profesional
lagi.

NU Care-LAZISNU bahwasannya telah menyiapkan arus baru kemandirian


NU melalui gerakan kotak infaq (Koin NU). Gerakan Koin NU merupakan gerakan
nahdliyin untuk mengumpulkan uang receh dari rumah- rumah. Gerakan Koin NU ini
lahir karena Organisasi NU merupakan organisasi yang besar, namun tidak pernah
memiliki dana yang cukup. Program Koin NU ini memiliki tujuan untuk memberikan
pendidikan kepada warga nahdliyin untuk selalu istiqomah dalam berinfaq dan
manfaatnya untuk memberikan solusi bagi nahdliyin dalam aspek kehidupan dan
mewujudkan kemandirian warga NU. Gerakan Koin NU sendiri telah diresmikan
oleh KH. Saiq Aqil Siraj pada Bulan April tahun 2017 di Sragen Jawa Tengah, yang
diharapkan dapat menjadi dorongan baru bagi nahdliyin. Dengan adanya Koin NU
dapat menjadi cara utama atau solusi utama, dan juga program andalan untuk
mewujudkan arus baru kemandirian ekonomi nusantara. Sampai saat ini, NU Care
telah memiliki jaringan pelayanan dan pengelolaan ZIS di 12 negara, di 34 provinsi,
dan 376 kabupaten/kota di Indonesia. NU Care sebagai lembaga filantropi akan terus
berupaya untuk meningkatkan kepercayaan dari para donatur yang semua sistem
pencatatan dan penyalurannya akan bisa dlihat secara real time melalui sistem IT.
Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, penyusun menilai bahwa terkait
pembahasan tentang strategi penggalangan dana penting untuk diangkat dan diteliti.
Khususnya terkait dalam strategi dalam upaya meningkatkan kepercayaan
masyarakat sendiri.

2
B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini adalah :
1. Tujuan

Untuk mengetahui strategi penggalangan dana yang cocok dan dapat


meningkatkan kepercayaan masyarakat pada NU Care LAZISNU Kabupaten Cirebon
Dan untuk mengetahui sejauh mana teori yang diberikan saat perkuliahan dengan
terjun langsung di lapangan.

3
2. Kegunaan

a. Kegunaan bagi akademik


Sebagai media pengaplikasian ilmu pengetahuan yang di peroleh
selama perkuliahan serta, membandingkannya dengan kondisi sebenarnya di
dunia nyata. Di harapkan dengan adanya kajian ini sebagai bahan belajar,
baik dalam bidang perkuliahan maupun dalam bidang pemecahan masalah.
Dan juga sebagai penambah wawasan dan referensi mahasiswa di bidang
manajemen pengelola Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS).
b. Kegunaan bagi lembaga
Sebagai sumber informasi bagi pihak NU Care LAZISNU Kabupaten
Cirebon dalam meningkatkan kualitas penggalangan supaya lebih dipercaya
lagi serta untuk menambah motivasi kepada NU Care LAZISNU Kabupaten
Cirebon dalam melakukan strategi penggalangan supaya lebih efektif dan
profesional lagi.
c. Kegunaan bagi mahasiswa
Bagi peneliti selanjutnya, penyusun berharap laporan hasil Praktik
Pengalaman Lapangan ini bisa digunakan sebagai referensi dan bahan bacaan
dalam bidang strategi penggalangan dana dalam NU Care LAZISNU
Kabupaten Cirebon. Serta penyusun berharap nantinya ada seorang
mahasiswa yang dapat menyempurnakan pembahasan mengenai strategi
penggalangan dana dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat di
tingkat NU Care LAZISNU Kabupaten Cirebon.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Ekonomi Syari’ah
dilaksanakan mulai tanggal 11 Januari sampai 20 Februari 2022. Adapun tempat
Praktik Pelaksanaan Lapangan (PPL) berada di Sekretariat NU Sumber selaku pusat
LAZISNU Kabupaten Cirebon

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penggalangan dana dan Kepercayaan

1. Penggalangan dana
Penggalangan dana merupakan kegiatan menghimpun atau menggalang
dana ZIS serta sumber daya lainnya dari masyarakat baik individu, kelompok,
organisasi, dan perusahaan yang akan di salurkan dan didayagunakan untuk
mustahik atau orang yang berhak menerima. Kegiatan penghimpunan dana
memiliki 5 tujuan pokok:
a. Menghimpun dana

b. Menghimpun donatur

c. Memhimpun simpatis atau pendukung

d. Membangun citra lembaga (brand image)

e. Memberikan kepuasan pada donatur melalui akuntabilitas Penghimpunan


dana merupakan upaya penghimpunan dana zakat dari muzakki melalui beberapa
pendekatan dan cara. Pendekatan yang harus dilakukan adalah melakukan
identifikasi calon muzakki, karena proses ini sangat penting untuk pemetaan.
Pendekatan selanjutnya adalah program jemput bola dengan memberikan layanan
jemput ZIS.
Dalam Penggalangan dana selalu ada proses mempengaruhi. Proses ini
meliputi kegiatan memberitahukan, mengingatkan, mendorong, membujuk,
merayu atau mengiming-iming, termasuk juga melakukan penguatan (stessing),
jika hal tersebut memungkinkan atau di perbolehkan. Penggalangan dana sangat
berhubungan dengan kemampuan perseorangan, organisasi, badan hukum untuk
mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kesadaran,
kepedulian, dan motivasi untuk mengeluarkan Zakat, Infak, dan Sedekah. Dalam
proses mempengaruhi masyarakat itu terdapat banyak makna diantaranya:

5
a. Kata mempengaruhi bisa juga diasrtikan sebagai memberitahukan kepada
masyarakat terkait seluk beluk keberadaan LAZISNU
b. Mempengaruhi dapat juga bermakna mengingatkan dan menyadarkan,
artinya mengingatkan kepada donatur untuk sadar bahwa dalam harta dan
memilikinya bukan seluruhnya oleh usaha sendiri. Karena pada hakikatnya
manusia dilahirkan itu bukan sebagai makhluk individu saja, tetapi juga
harung mengfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial
c. Mempengaruhi dalam arti mendorong suatu lembaga atau masyarakat untuk
menyerahkan sumbangan dana baik berupa zakat, infaq, dan sedekah kepada
organisasi nirlaba misalnya OPZ seperti LAZISNU dalam melakukan
penggalangan dana juga mendorong kepedulian sosial dengan
memperhatikan prestasi kerja annual report kepada calon donatur. Sehingga
ada kepercayaan dari para calon donatur setelah mempertimbangkan segala
sesuatunya
d. Mempengaruhi untuk membujuk para donatur dan muzaki untuk berinteraksi.
Pada dasarnya keberhasilan suatu penggalangan dana adalah keberhasilan
untuk membujuk para donatur untuk memberikan sumbangan dananya
kepada organisasi pengelolaan zakat, infaq, dan sadaqah
e. Dalam mengartikan penggalangan dana sebagai proses masyarakat,
mempengaruhi juga dapat diterjemahkan memberikan gambaran tentang
bagaimana proses kerja, program dan kegiatan sehingga menyentuh dasar-
dasar nurani seseorang. Gambaran-gambaran yang diberikan inilah yang
diharapkan bisa mempengaruhi masyarakat sehingga mereka bersedia
memberikan sebagian dana yang dimilikinya sebagai sumbangan dana zakat,
infak, dan sedekah kepada organisasi nirlaba.

2. Kepercayaan
Kepercayaan (trust atau belief) merupakan keyakinan bahwa tindakan orang lain atau
suatu kelompok itu bisa konsisten dengan suatu kepercayaan seseorang. Kepercayaan itu
lahir dari suatu proses secara perlahan kemudian terakumulasi menjadi suatu bentuk
kepercayaan, dan bisa diartikan kepercayaan adalah keyakinan kita bahwa di suatu organisasi
itu ada atribut atau sebuah kepercayaan tertentu. Keyakinan juga bisa muncul dari suatu
persepsi yang berulang karena adanya suatu pembelajaran dan pengalaman. Suatu
kepercayaan yang ada dalam sebuah organisi biasanya memasukkan sifat kepribadian yang
biasanya di sebut dengan suatu kecenderungan untuk percaya. Karena kecenderungan sediri
bisa mempengaruhi seberapa banyak kepercayaan yang dimiliki seseorang untuk orang yang
dipercaya. Untuk membangun sebuah kepercayaan diperlukan beberapa hal terpenting yaitu:

6
a. Keterbukaan
Suatu kerahasiaan dan kurangnya transparansi dalam menjalankan sesuatu
hal akan mengganggu trust building. Oleh karena itu dalam suatu lembaga
maupun organisasi di butuhkan suatu keterbukaan antara diantara kedua
pihak agar kedua pihak bisa saling percaya
b. Kompeten
Kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga biasanya didasarkan kepada pengalaman dan pembelajaran.
Karena faktanya syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas di suatu bidang pekerjaan tertentu.
c. Kejujuran
Kejujuran merupakan elemen terpenting dalam mendapatkan sebuah
kepercayaan, hal ini bisa dimaksudkan untuk menghindari suatu kecurangan
yang bisa merugikan yang lain.
d. Integritas

Integritas adalah suatu keselarasan antara niat, pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Kebanyakan orang yang beritegritas tinggi mempunyai sikap yang tulus, jujur,
berperilaku konsisten serta perpegang teguh pada suatu prinsip kebenaran untuk
menjalankan apa yan dikatakan secara bertanggung jawab.
Dari kepercayaan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu
kepercayaan merupakan hal penting bagi suatu lembaga pengelola ZIS seperti
LAZISNU yan gada di Desa Gilang ini dan dapat di definisikan sebagai kemauan
masyarakat untuk mengandalkan lembaga pengelola ZIS karena dengan sebuah
kepercayaan akan membangun atau menyadarkan seorang masyarakat agar mau
menyalurkan zakat, infak, maupun sedekahnya di lembaga yang ada karena
masyarakat sudah percaya bahwa sebuah lembaga pengelola ZIS tersebut
profesional, amanah, dan transparan. Disamping itu juga akan menumbuhkan
rasa kepercayaan tinggi masyarakat terhadap lembaga pengelola ZIS dan dana
yang terkumpul juga lebih optimal dalam segi pemanfaatannya. Dengan demikian
masyarakat itu akan lebih berkomitmen terhadap lembaga pengelola ZIS
khususnya di LAZISNU Kabupaten Cirebon ini dan menjadikan sebagai pilihan
utamanya dalam menyalurkan zakat, infak, maupun sedekahnya.

B. Dampak UPZIS NU Care LAZISNU di Kabupaten Cirebon


Eksistensi UPZISNU Care LAZISNU di Kabupaten Cirebon ini merupakan
suatu wujud kepedulian NU dalam meningkatkan kesejahteraan para duafa khususnya
itu dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Karena LAZISNU
mempunyai semboyang yang menarik yaitu LAZISNU, dari warga NU oleh warga
NU dan untuk warga NU. Karena kita tahu keberadaan NU itu sebgai jamiyyah
islamiyah tidak diragukan lagi dalam kemampuan dakwah dan keagamaannya.
13
Namun disektor lain NU perlu terus mengembangkan potensi warganya seperti
bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Dan salah satu bentuk pemberdayaan
potensi warga NU Care Kabupaten Cirebon. Salah satunya melalui gerakan Koin
NU, program ini berbentuk pengumpulan dana receh yang diikuti oleh semua warga
NU di Kabupaten Cirebon. Melalui program Koin NU ini bisa di rasakan bahwa
warga NU khususnya di Desa Gilang ini merasa lebih ringan dalam berinfak dengan
uang receh yang nilainya sering dianggap kurang berharga. Dengan uang receh
tersebut dapat diambil manfaat yang lebih jika dikumpulkan sedikit demi sedikit dan
nilainya akan terus bertambah banyak jika dikumpulkan secara berkelanjutan. Model
Koin NU ini dalam praktiknya itu lebih efektif karena teknisnya itu tidak terbilang
sulit. Setiap warga NU di Kabupaten Cirebon di berikan kotak koin yang sudah di
sediakan, kemuadian setiap satu bulan sekali biasanya akan dijemput dananya oleh
fundraiser NU Care tingkat desa biasanya itu dari anshor, IPNU, maupun IPPNU
yang kemudian petugas pemungut itu melaporkan perolehan koin NU kepada
LAZISNU Kabupaten Cirebon.

C. Strategi Penggalangan dana Dalam Upaya Meningkatkan Kepercayaan


Masyarakat
Suatu strategi penggalangan dana sangat penting dalam upaya meningkatkan
kepercayaan masyarakat dalam sebuah lembaga pengelola zakat, infak, dan sedekah
misalnya pada UPZIS NU Care LAZISNU Kabupaten Cirebon ini. Sejauh ini
strategi penggalangan dana yang telah dilaksanakan oleh LAZISNU Kabupaten
cirebon belum begitu luas masih sekedar promosi yang dilakukan di jamiyah yasin
dan pengajian yang ada. Dari sini dapat dilihat kepercayaan masyarakat di kabupaten
cirebon belum sepenuhnya percaya dengan keberadaan LAZISNU Ranting Gilang
ini. Dalam melaksanakan kegiatan penggalangan dana, banyak metode dan teknik
yang dapat dilakukan. Adapun yang dimaksud metode disini adalah suatu bentuk
kegiatan yang khas yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam rangka
menghimpun dana dari masyarakat. Metode ini pada dasarnya dapat dibagi kepada
dua jenis, yaitu langsung (direct fundraising) dan tidak langsung (indirect
fundraising ):
a. Metode Penggalangan Dana Langsung ( Direct Fundraising )
Adalah model yang menggunakan suatu teknik atau cara yang melibatkan
partisipasi masyarakat secara langsung yaitu bisa bertemu dengan langsung.
Model ini secara langsung bisa mempengaruhi suatu kepercayaan masyarakat
untuk melakukan sebuah donasi setelah mendapaktan promosi dari fundraiser
lembaga, maka dengan mudah bisa melakukan donasi di sebuah lembaga yang
ada melalui sebuah kelengkapan informasi yang sudah di sediakan. Contoh dari
model ini misalnya direct email, direct advertising, telefundraising, dan
presentasi langsung.
b. Metode Penggalangan Dana Tidak Langsung ( Indirect fundraising )

13
Penggalangan dana tidak langsung adalah model yang menggunakan suatu teknik
atau cara yang tidak melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung. Yaitu
bentuk-bentuk penggalangan dana dimana tidak dilakukan dengan memberikan
daya akomodasi langsung terhadap respon masyarakat seketika. Metode ini
misalnya dilakukan dengan metode promosi yang mengarah kepada pembentukan
citra lembaga yang kuat, tanpa diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu.
Sebagai contoh dari metode ini adalah advertorial, image compaign, dan
penyelenggaraan event, perantara, menjalin relasi, melalui referensi, serta dapat
melalui mediasi para tokoh.

13
BAB III
PROFIL LAZISNU KABUPATEN CIREBON

A. Profil LAZISNU
LAZISNU lembaga pada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang berkhidmah
dalam pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah yang keberadaannya disahkan melalui SK
PBNU No: 14/A.II.04/6/2010 dan SK Menteri Agama RI no. 65 Tahun 2005 tentang
Pengukuhan Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama.
LAZISNU Kabupaten Cirebon adalah sebuah organisasi di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Cirebon yang secara khusus diberikan kewenangan untuk
mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan
agama menuju umat yang sejahtera lahir maupun batin.
1. Tujuan
Lembaga ini bertujuan mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk
mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqoh dengan rutin dan mengelolanya secara
profesional serta mendistribusikannya dengan tepat sasaran dan transparan.
2. Fungsi
Lembaga ini berfungsi sebagai wahana pelayanan umat dalam bidang
penghimpunan, pengelolaan dan pendayagunaan zakat, infak, dan shodaqoh .
3. Sejarah LAZISNU
Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) merupakan
salah satu Lembaga Amil Zakat Nasional yang mengelola zakat, infaq, sadaqah, dan
wakaf di bawah naungan organisasi Nahdlatul Ulama.

Sejarah LAZISNU

 Muktamar NU ke 31 tahun 2004 di Solo, Lazis NU terbentuk dengan Ketua


pertama Prof. H. Fathurrahman Rauf
 Muktamar NU ke 32 tahun 2010 di Makassar, Lazis NU berada dibawah pimpinan
13
Drs. KH. Masyhuri Malik.

13
37

1. Perkembangan LAZISNU

Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZIS-


NU) yang berdiri pada Muktamar Solo 2004 itu, bukan berarti minim
prestasi. Keberhasilan penghimpunan dana filantropi lembaga tersebut cukup
menggembirakan, meskipun masih tergolong muda. Pada akhir September
2011, bertepatan pada Ramadhan 1432H, total dana yang berhasil
dikumpulkan sebesar Rp 4,5 miliar. Pada Desember 2011, jumlahnya
meningkat menjadi Rp 5,4 miliar.
LAZISNU Kab. Cirebon akan berupaya menghimpun dana Zakat,
Infaq dan Shodaqoh seoptimal mungkin. Untuk zakat warga NU bisa
mentransfer ke No. Rekening BRI 1140-01-002660-53- 2 dan untuk
infaq 1140-01-002661-53-8 atau bisa mengantar langsung ke secretariat
PCNU atau menghubungi pengurus untuk bisa dijemput. Nama-nama
donatur dan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh bisa dan akan dimuat di
Website dan Buletin Nahdliyatuna

B. Visi Dan Misi LAZISNU

1. Visi
Bertekad menjadi lembaga pengelola dana masyarakat (zakat, infaq,
shodaqoh, CSR, dan lain-lain) yang didayagunakan secara amanah dan
profesional untuk kemandirian umat.

2. MISI

1. Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan


zakat, infaq, dan shodaqoh dengan rutin dan tepat sasaran.
2. Mengumpulkan/menghimpun dan mendayagunakan dana zakat, infaq dan
shodaqoh secara profesional transparan tepat guna dan tepat sasaran.
Menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat guna mengatasi
problem kemiskinan, pengangguran dan minimnya akses pendidikan yang
layak

13
C. Program-Program LAZISNU

Program Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama


(LAZISNU) terdiri atas 4 (empat) bidang kegiatan yaitu:
a. Program Nu’Preneur, yaitu program pemberdayaan ekonomi mikro melalui
pemberian modal usaha bergulir agar tercipta kemandirian usaha. Program
Nu’Preneur dijabarkan dalam program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
(PPM).
b. Program Nu’Skil, yaitu program pembekalan keterampilan untuk anak-anak
yatim dan dhuafa yang putus sekolah yang masih usia produktif sehingga
mereka memiliki bekal untuk bekerja. Program ini dijabarkan melalui
pembukaan Pusat Pemberdayaan Ummat (PPU) di beberapa cabang NU di
kabupaten/kota.
Program Nu’Smart, yaitu program layanan mustahiq untuk biaya pendidikan
dan beasiswa kepada para siswa, santri dan mahasiswa yang tidak mampu.
Program ini dijabarkan melalui program beasiswa pendidikan anak
pemulung, beasiswa santri dhuafa, beasiswa guru terpencil, beasiswa guru
TPA/PAUD/MI, beasiswa bidan desa, dan lain-lain.
c. Program Nu’Care, yaitu program tanggap darurat untuk bencana, layanan
mustahik untuk bantuan kemanusiaan, bantuan hidup, bantuan kesehatan,
ibnu sabil dan bantuan aksi kemanusiaan lainnya.

D. Struktur Kepengurusan
Adanya stuktur organisasi memunyai arti penting bagi pengelolaan ZIS,
sebab adanya struktur tersebut diharapkan rencana dan kegiatan yang berkenaan
dengan pengelolaan zakat, infak, dan shodaqoh dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Untuk tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksaanan tugas,
maka LAZISNU kabupten Cirebon membuat job deskription untuk memiliki
masing-masing seksi.
Adapun susunan organisasi kabupenten Cirebon sebagai berikut,

1. Pengurus LAZISNU mempunyai tingkat/jenjang kepengurusan, terdiri dari


Pengurus Pusat (PP), Pengurus Wilayah (PW), dan Pengurus Cabang (PC).
2. Pengurus Pusat adalah pengurus di tingkat pusat, Pengurus Wilayah adalah
pengurus di tingkat provinsi dan Pengurus Cabang adalah pengurus di tingkat
kabupaten/kota.
3. Setiap tingkat/jenjang kepengurusan mempunai 4 (empat) lingkup
kepengurusan yang terdiri dari Pengurus Harian, Pengurus Inti, Pengurus
Lengkap dan pengurus manajemen eksekutif.
4. Pengurus Harian terdiri dari Ketua, Wakil Ketua ditambah dengan sekurang-
kurangnya seorang sekretaris dan seorang Bendahara.
5. Pengurus Inti terdiri dari Pengurus Harian ditambah dengan para kepala
bidang fungsional sesuai dengan 13 tingkat/jenjang kepengurusan. Di tingkat
pusat disebut Kepala Bagian (Kabag), di tingkat wilayah disebut Kepala
Bidang (Kabid) dan di tingkat cabang disebut Kepala Seksi (Kasi).
6. Pengurus Lengkap terdiri dari Pengurus Inti ditambah dengan pengurus
manajemen eksekutif.
Pengurus Manajemen Eksekutif terdiri dari Direktur dan sekurang-kurangnya
satu orang Wakil Direktur, satu orang General Manager, satu orang Manajer dan
para staf masing-masing divisi sesuai dengan kebutuhan.

Susunan Pengurus Lembaga Amil Zakat Infaq Dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU)
Masa Khidmat 2017 – 2022
Penasehat : KH. Wawan Armani amin dan KH. Aziz hakim

Ketua : H. Asep Saefullah

Wakil Ketua : Umar Ghoni S.Pd.I

Wakil Ketua :khusaenudin SE

Wakil Ketua : Asep barsyah S Ag

Wakil Sekretaris : M. Shodiq Nur

Wakil Sekretaris : Drs. Joko Krismiyanto, MM


Bendahara : Mujahidin S Ag
Wakil Bendahara : Dra. Nurmilla Hayat
Executive Management
Direktur : H. Amir Ma’ruf
Program Director : Sudayat Kosasih
Fundraising Manager : Nur Rohman Suwardi
Program Officer : Lukman Hakim
Fundraising Executive : Hera Sa’diati Fundraising
Executive : Nafisatul Khoiriyah
Finance/Accountan : Ratih Puspitasari

Susunan Pimpinan Cabang Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqoh


Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Cirebon Masa Khidmat 2012 – 2017

Penasehat : Rois Syuriah PCNU kabupaten Cirebon

: Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon

Pembina : KH. Bahruddin Yusuf

: H. A. Jari Abd. Jalil, S. Pd. I

: HM. Suhartono

13
: Fuad Ahmad Fadloli
: H. Imam Baehaqi, MA

Ketua : Drs, Muhyiddin, HA

Wakil Ketua :H. Usamah Sunendra

Sekretaris : Prabu Suparidi


Wakil Sekretaris : Drs, Ismanto Wakil
Sekretaris : Khaeruddin, S. Ag.
Bendahara : Syarur Munir, S. Pd. I
Wakil Bendahara : Drs. Atthoillah Hambali

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Koin Nu Care Lazisnu Kabupaten Cirebon


KOIN NU (Kotak Infaq NU) adalah implementasi pelaksanaan
Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) yang didalamnya mencakup
pelaksanaan perintah Allah SWT dalam mewujudkan masyarakat
yang sejahtera melalui pembiasaan berinfaq dan bershodaqoh,
sekaligus membantu program pemerintah dalam upaya
pengentasan kemiskinan. Ilustrasi dari program KOIN NU Care
LazisNU adalah mengajak masyarakat untuk belajar mengeluarkan
zakat sebelum nishob, artinya mengeluarkan infaq/shodaqoh
dengan rumus zakat yaitu 2,5% dari uang belanja harian.
Contohnya : Apabila seorang ibu yang diberi uang belanja oleh
suaminya untuk keperluan sehari-hari sebesar Rp 20.000, maka si
ibu mengeluarkan 2,5% dari Rp 20.000 = Rp 500 tersebut sebelum
belanja dan dimasukkan ke dalam media ZIS (bisa
kaleng/toples/bekas botol air minirel/dst). Andaikata uang tersebut
terkumpul dari setiap ibu rumah tangga, misalkan di suatu RW ada
100 KK, maka akan terkumpul dana sebesar Rp 50.000/hari, dalam
1 minggu akan terkumpul Rp 350.000, bila sudah berjalan 1 bulan
akan terkumpul Rp 1.400.000 dan seterusnya. Pengelolaan dana
tersebut diserahkan kepada lingkungan masing-masing, NU Care
LazisNU siap memberikan pendampingan/bimbingan dan hanya
memerlukan laporan perolehan dan peruntukan dana yang
didapatkan untuk kebutuhan pelaporan secara nasional.Uang Rp
500/hari tersebut akan menjadi kekuatan besar dan insya Allah
dapat memberdayakan masyarakat di lingkungannya, disisi lain
karena ini merupakan infaq/shodaqoh maka pemanfaatannya
sangat luas selama penggunaan dana tersebut mutlak untuk
kemaslahatan ummat (limasoolihil ummah).

2.Wirabina Nu Care Lazisnu Kabupaten Cirebon


Wirabina sendiri adalah suatu bantuan dari LAZISNU, bersifat
pinjaman lunak tidak berbunga untuk para pedang kecil yang
terkena berbagai masalah seperti permodalan dan lilitan utang,
agar wirabina bisa berjalan maka harus didukung lewat kotak
filantropi. Akan tetapi, karena belum terbentuknya tim khusus
maka sempat tersendat. Oleh sebab itu, sekarang kami
13
menggandeng para Ansor dari setiap Kecamatan Cirebon untuk
memberdayakan kotak filantropi ini dan masing-masing akan
menyebarkan di daerahnya, Filantropi ini sangat diandalkan dalam
kegiatan LAZISNU, utamanya wirabina NU pada para pedagang
yang sedang dalam keadaan bermasalah seperti permodalan dan
hutang yang melilit mereka, Disampaikan juga bahwa dari
filantropi ini ada beberapa yang telah terbantu seperti pedagang
kecil yang terlilit utang. Walaupun utang mereka hanya 500 ribu
atau 1 juta, melalui gerakan LAZISNU sudah meringankan beban
warga. Untuk mengaktifkan gerakan tersebut, LAZISNU memiliki
koordinator masing-masing dari setiap kecamatan di Cirebon.
Tentunya, sebelum disebarkan secara umum akan ada surat izin
terlebih dahulu untuk menempatkan kotak filantropi ini nantinya.
Setiap kotak filantropi yang terisi nantinya akan ditata serapih
mungkin seperti, pecahan 500 rupiah 1000 rupiah akan dihimpun
100 keping.tiap koordinator boleh mengusulkan pada LAZISNU
jika ada pedagang kecil yang membutuhkan dana atau sebagai
pelunasan hutang kepada bank keliling, Lalu para pedagang yang
mendapat bantuan dari LAZISNU setiap bulannya akan menyetor
dana bantuan tersebut. Walaupun tak berbunga tetapi setiap
bulannya tetap ada tarikan.

3.Filantropi Nu Care Lazisnu Kabupaten Cirebon


Filantropi adalah semua kegiatan pemberian sukarela dari individu
dan masyarakat, baik berupa benda maupun layanan yang
digunakan untuk kepentingan umum. Filantropi memiliki cakupan
makna yang lebih luas dari amal (charity). Dalam Islam, filantropi
dapat berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf. Di Kabupaten
Sragen Jawa Tengah, Nahdlatul Ulama (NU) setempat melalui
Lembaga Amil Zakat NU yang dikenal dengan nama NU Care
LAZISNU menginisiasi terwujudnya filantropi Islam yang cukup
unik yaitu, aktivitas filantropi berbasis kotak infak uang koin atau
receh yang disebut Gerakan Koin NU, tulisan ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan manajemen Gerakan Koin NU di NU Care
LAZISNU Kabupaten Sragen terdiri dari manajemen fundraising,
manajemen distribusi dan pendayagunaan dan manajemen
pelaporan telah berkembang dengan baik sebagaimana menejemen
modern yang dibuktikan dengan hasil penyaluran kepada
masyarakat yang memerlukan

13
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
LAZISNU Kabupaten Cirebon adalah sebuah organisasi di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Cirebon yang secara
khusus diberikan kewenangan untuk mengumpulkan,
mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat sesuai dengan
ketentuan agama menuju umat yang sejahtera lahir maupun
batin.Lembaga ini bertujuan mendorong tumbuhnya
kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat, infaq dan
shadaqoh dengan rutin dan mengelolanya secara profesional
serta mendistribusikannya dengan tepat sasaran dan
transparan. Lembaga ini berfungsi sebagai wahana pelayanan
umat dalam bidang penghimpunan, pengelolaan dan
pendayagunaan zakat, infak, dan shodaqoh .Adanya stuktur
organisasi memunyai arti penting bagi pengelolaan ZIS,
sebab adanya struktur tersebut diharapkan rencana dan
kegiatan yang berkenaan dengan pengelolaan zakat, infak,
dan shodaqoh dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Visi Lazisnu sendiri Bertekad menjadi lembaga pengelola
dana masyarakat (zakat, infaq, shodaqoh, CSR, dan lain-lain)
yang didayagunakan secara amanah dan profesional untuk
kemandirian umat dan misinya Mendorong tumbuhnya
kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat, infaq, dan
shodaqoh dengan rutin dan tepat sasaran.
Mengumpulkan/menghimpun dan mendayagunakan dana
zakat, infaq dan shodaqoh secara profesional transparan tepat
guna dan tepat sasaran. Menyelenggarakan 13 program
pemberdayaan masyarakat guna mengatasi problem
kemiskinan, pengangguran dan minimnya akses pendidikan
yang layak

13
LAMPIRAN

13
13
13
13
13
13

Anda mungkin juga menyukai