Oleh:
BANDUNG
2024
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
Disetujui, Diketahui
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan judul "Manajemen
Pengelolaan Wakaf di Kementerian Agama Kota Bandung dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Muslim". Wakaf merupakan salah satu instrumen
ekonomi Islam yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Muslim. Di Kota Bandung, Kementerian Agama memiliki peran
strategis dalam mengelola dan mengembangkan potensi wakaf guna memberikan
manfaat maksimal bagi masyarakat.
Akhir kata, kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang.
M. Alieffiqhan Farezi
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN .................................................................................................. 6
B. Tujuan ....................................................................................................... 8
BAB II ..................................................................................................................... 9
1. Wakaf ............................................................................................................ 12
4
Tujuan ........................................................................................................... 15
b. Struktur Organisasi........................................................................................ 16
BAB IV ................................................................................................................. 18
LAMPIRAN .......................................................................................................... 24
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf merupakan salah ibadah berupa pengorbanan sebagian harta. Jika dilihat
dari segi pengorbanan maka wakaf sepertinya identik dengan zakat. Namun,
sebenarnya memiliki perbedaan. Seperti yang dikemukakan Setiawan, bahwa ciri
utama dari wakaf adalah ketika wakaf itu telah ditunaikan maka terjadi pergeseran
kepemilikan pribadi (private) menjadi kepemilikan masyarakat (public) yang
diharapkan mampu memberikan manfaat secara berkelanjutan. Wakaf sebagai
instrumen pendistribusian manfaat bagi masyarakat secara lebih luas atau
menggeser private benefit menjadi social benefit.1
Wakaf merupakan salah satu instrumen ekonomi Islam yang memiliki nilai
strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Muslim. Konsep wakaf
tidak hanya memiliki dimensi keagamaan, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi
1
Budi Utomo Setiawan, Fiqh Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), 67.
2
BWI 2 Desember 2008,
6
dan sosial yang signifikan. Di Indonesia, potensi wakaf sangat besar, namun belum
sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Kota Bandung, sebagai salah satu pusat
kota metropolitan yang memiliki jumlah penduduk Muslim yang signifikan,
memiliki potensi wakaf yang cukup besar. Namun, dalam praktiknya, manajemen
pengelolaan wakaf di Kota Bandung masih menghadapi berbagai tantangan,
termasuk masalah administrasi, pengelolaan dana wakaf, serta kurangnya
kesadaran masyarakat akan potensi dan manfaat wakaf.
Dalam konteks tersebut, penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memberikan
gambaran yang komprehensif tentang manajemen pengelolaan wakaf di Kota
Bandung, khususnya yang dilakukan oleh Kementerian Agama. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang tantangan, kebijakan, dan praktik terbaik
dalam pengelolaan wakaf, diharapkan dapat tercapai tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Muslim di Kota Bandung melalui pemanfaatan wakaf.
Dengan demikian, karya tulis ini menjadi relevan dan penting untuk menjadi
landasan bagi pengambilan kebijakan, perencanaan program, serta penelitian lebih
lanjut dalam upaya memperkuat manajemen pengelolaan wakaf di Kota Bandung,
serta di berbagai daerah lainnya.
7
B. Tujuan
1. Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang manajemen
pengelolaan wakaf di Kota Bandung, terutama yang dilakukan oleh
Kementerian Agama, kepada pembaca.
2. Menganalisis tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan wakaf di Kota
Bandung dan mengidentifikasi strategi untuk mengatasi tantangan
tersebut.
3. Menyoroti potensi wakaf di Kota Bandung dan menggali peluang untuk
meningkatkan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat Muslim.
Kantor Kementerian Agama Kota Bandung Jln. Soekarno Hatta No.498 Bandung.
Waktu:
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Karyoto. Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta; C.V Andi Offset, 2016), hlm 3-4.
4
Erni Novitasari, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Quadranti, 2017), hlm. 2-13.
5
Sukarna, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: CV Mandar Maju, 2011), hlm. 3.
6
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, (2009), hlm. 9.
9
manusia, sasaran dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan secara efektif dan efesien. Menurut para ahli fungsi manajemen, yaitu
elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen
yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan..7
2. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arabyaitu da’a, yad’u, da’wah
yang berarti mengajak, menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permitaan.8
Oleh karena itu, secara terminologis pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif
ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaiakan dan keselamatan dunia akhirat.
Namun dapat disimpulkan bahwa pengertian dakwah merupakan aktivitas dan
upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari situasi
yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik.
3. Unsur-Unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap
keiatan dakwah. Unsur-unsur dakwah tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u
(mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah
(metode), dan atsar (efek dakwah). Lisan tulisan maupun perbuatan yang dilakukan
baik secara individu atau lewat organisasi/lembaga.
a. Da’i (Pelaku Dakwah) Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik
lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok,
atau lewat organisasi/lembaga. Secara umum da’i sering disebut sebagai mubaligh
(orang yang menyampaikan ajaran Islam)9
b. Mad’u ( Objek Dakwah) Secara etimologi kata mad‟u dari bahasa Arab
yaitu kata yang menunjukkan objek atau sasaran
7
Trisnawati Sule, Ernie,Pengantar Manajemen, (Kencana: Jakarta), hlm. 8
8
Muhammad munir dan wahyu ilaihi, Manajemen Dakwah, (jakarta: kencana,2009),hlm.17.
9
Mustofa Malaikah,Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qordhowi Harmoni Antara Kelembutan Ketegasan,
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), hlm. 18.
10
c. Maddah (Materi Dakwah) Maddah adalah isi pesan atau materi yang
disampaikan da‟i kepada mad‟u.
e. Thariqoh (Metode Dakwah) Thariqoh adalah jalan atau cara yang dipakai juru
dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.
4. Pengertian Manajemen
Dakwah Manajemen dakwah adalah aktivitas dakwah yang dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip dakwah manajemen, citra professional dalam dakwah
akan terwujud pada kehidupan masyarakat. Serta menjamin tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan dan membentuk da‟i yang
profesional.10
10
Zaini Muharom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: PT AlAminPress, 1996), hlm.
37
11
Munir M, dan Wahyu Ilahi, “Manajemen Dakwah”, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 18.
11
yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dalam perencanaan akan ditetapkan tentang
tujuan organisasi yang ingin dicapai.
12
Dello Maria et, Akuntansi Manajemen Wakaf, (Jakarta : Selemba Empat, 2019), 4.
12
telah menjadi satu jawaban konkrit dalam realitas problematika kehidupan (sosial-
ekonomis) masyarakat. Fungsi sosial dari perwakafan tanah mempunyai arti
bahwasanya penggunaan hak milik tanah seseorang harus memberi manfaat secara
langsung atau tidak langsung kepada masyarakat. Dalam ajaran kepemilikan harta
dalam Islam, bahwasanya harta yang menjadi milik seseorang ada hak orang lain
yang melekat pada harta benda tersebut.
13
Jurnal Islamica, Vol. 4 No. 1, (September, 2009),. 95.
13
pada dasarnya merupakan gabungan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak serta
penerapannya dalam pekerjaan sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan.
Dalam era globalisasi ini, hubungan antara profesi khusus yang diasosiasikan
dengan program studi tertentu dan pemanfaatan wakaf telah menjadi semakin
relevan. Program studi yang berfokus pada keahlian khusus memberikan landasan
yang kokoh bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan dalam praktik profesional mereka di berbagai bidang. Di sisi lain,
wakaf memiliki potensi besar sebagai sumber pendanaan untuk inisiatif-inisiatif
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam esai ini, kami akan
menjelaskan korelasi antara profesi khusus yang terkait dengan program studi dan
pemanfaatan wakaf dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang kuat antara profesi khusus
yang terkait dengan program studi tertentu dan pemanfaatan wakaf dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi antara para profesional yang
terampil dan berpengetahuan dalam bidang-bidang tersebut dengan sumber daya
wakaf dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam memperbaiki kondisi
sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
14
BAB III
Tujuan
Sebagai penjabaran visi dan misi, tujuan pembangunan Kementerian Agama :
Bidang Agama
Bidang Pendidikan
15
3. Penurunan tingkat kegagalan masyarakat dalam menyelesaikan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar-menengah (wajib belajar 12 tahun).
4. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang
pendidikan.
5. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam melakukan
proses mendidik yang profesional di seluruh satuan pendidikan.
Misi
b. Struktur Organisasi
Pejabat Struktural
16
o Dr. H. ABDUL HANAN, S.Ag., M.Ag
Kepala Seksi Bimas Islam
o H. AYI ZAENAL MUTTAQIN
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah
o H. IMAN AMINUDDIN, SH., M.Kn
Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam
o H. FACHMI FARHAN, M.AP
Kepala Seksi Pendidikan Diniyah & Pontren
o H. DIDI, S.Ag.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji & Umrah
o H. UCUP PATHUDIN AL MAARIF, M.Ag
Kepala Seksi Penyelenggaraan Zakat & Wakaf
ToT Kusemai N
17
BAB IV
18
b. Hasil yang dicapai
Berikut adalah tabel yang menyajikan hasil yang dicapai dari pelaksanaan Program
Praktik Profesi Mahasiswa (PPM) beserta keterangan lebih lanjut:
Pemahaman yang Mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep,
Mendalam tentang prinsip, dan praktik manajemen pengelolaan wakaf melalui studi literatur,
1. Manajemen Wakaf observasi lapangan, dan wawancara dengan pihak terkait.
Analisis Data dan Melalui analisis data dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber,
Informasi yang mahasiswa berhasil menyusun analisis yang komprehensif tentang kondisi
3. Komprehensif pengelolaan wakaf di Kementerian Agama Kota Bandung.
Mahasiswa berhasil menjalin hubungan kerja yang baik dan kolaborasi yang
efektif dengan pihak terkait di Kementerian Agama Kota Bandung, sehingga
Kolaborasi yang Efektif memungkinkan terciptanya dialog konstruktif dan implementasi
6. dengan Pihak Terkait rekomendasi yang diusulkan.
19
c. Temuan permasalahan mad'u dan permasalahan dakwah
Temuan permasalahan Mad'u (orang yang menjadi sasaran dakwah) dan
permasalahan dalam proses dakwah dalam proses praktik profesi mahasiswa
beserta keterangan lebih lanjut:
20
temuan permasalahan memiliki keterangan lebih lanjut yang menjelaskan aspek-
aspek atau faktor-faktor yang menjadi penyebab atau dampak dari permasalahan
tersebut. Dengan menggunakan tabel ini, dapat terlihat dengan jelas gambaran
mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap pengelolaan wakaf.
21
No. Solusi Permasalahan Keterangan Lebih Lanjut
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24