ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaiaman proses perncanaan
Yayasan Bening Nurani dalam mencapai tujuan. Serta bagaimana implementasi
fungsi perencanaan yang diterapkan di Yayasan Bening Nurani. Peneliti ini
menggunakan metode desktiptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik
dalam pegumpulan data yang di gunakan ialah teknik observasi, wawancara dan
studi dokumentasi. Berdasarkan hasil dan penelitian yang dilakukan di Yayasan
Bening Nurani dari Impelementasi fungsi perencanaan yayasan dalam
meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat dapat disimpulkan, pertama,
proses perencanaan Yayasan Bening Nurani ialah menggunakan sistem botton
up planning, dengan tahapan-tahapan yang dimulai dari bermusyawarah dengan
para pengasuh yayasan, pengajuan rencana program kepada pihak yayasan,
membentuk kepanitian kerja, melaksanakan program kerja yang sudah di
tentukan dan melakukan evaluasi kegiatan. Kedua, Implementasi fungsi
perencanaan yang terapkan ialah program harian dan program unggulan.
Dimana program harian itu adalah kegiatan keseharian anak asuh, mulai dari
bangun tidur sampai tidur kembali. Sedangkan program unggulan adalah
kegiatan Peringatan Hari Besar Islam, Peringatan Hari Besar Nasional,serta
pelatihan dai/da'iah se-Jawa Barat dan ANJAL (Anak Jalanan).
Kata Kunci : Fungsi Perencanaan; Yayasan; Pemberdayaan Masyarakat.
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out how the planning process of Bening Nurani
Foundation in achieving its objectives. And how the implementation of the planning function
implemented at the Bening Nurani Foundation. This researcher uses a descriptive method with
a qualitative approach. The techniques in the collection of data used are observation, interviews
and documentation studies. Based on the results and research carried out at the Bening Nurani
Foundation from the implementation of the foundation planning function in improving the
Diterima: April 2019. Disetujui: Mei 2019. Dipublikasikan: Juni 2019 171
Siti Ropiah, A.B.R, Rohmanur Azis
quality of community empowerment, it can be concluded, first, the planning process of the
Bening Conscience Foundation is to use a system of botton up planning, with stages starting
from deliberation with the foundation caregivers, submitting a program plan to the foundation,
forming a work committee, implementing a work program that has been determined and
evaluating activities. Second, the implementation of the planning function implemented is a
daily program and a superior program. Where the daily program is the daily activities of foster
children, ranging from waking up to going back to sleep. While the flagship program is the
activities of the Commemoration of Islamic Holidays, Commemoration of National Holidays,
and training of preachers / da'iah throughout West Java and ANJAL (Street Children).
Keywords: Planning Function; Foundation; Community development.
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa berdiri sendiri, butuh adanya orang
lain dalam berinteraksi serta melangsungkan kehidupan. Pada perjalanan
kehidupan tak semua manusia memiliki keberuntungan dalam menjalani hidup,
ada yang kebutuhan materi tidak dapat dipenuhi dan ada pula yang tidak
sepenuhnya memiliki kasih sayang dari orang-orang terdekatnya terutama dari
orang tua sehingga dalam menjalankan kehidupan sehari-hari merasa sendiri.
Kepedulian sosial yang dimiliki oleh manusia membuat manusia lain
memberikan bantuan dan kasih sayang bagi yang membutuhkan.
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan
yang mana tujuan tersebut bersifat sosial, keagamaan serta kemanusiaan. Yayasan
juga tidak memiliki anggota dan yayasan didirikan dengan aturan hukum positif
yang diatur oleh Undang-undang nomor 16 Tahun 2001, yang diumumkan
dalam lembaran negara Tahun 2001 nomor 112, yang kemudian diubah dengan
Undang-undang nomor 28 Tahun 2004 yang diumumkan kembali dalam
lembaran mengara tahun 2004 nomor 115. Pada pasal 1 ayat 1 Undang-undang
Nomor 16 Tagun 2001 mendefinisikan yayasan sebagai berikut : “Yayasan adalah
badan hukum yang terdiri atas harta kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusian
yang tidak mempunyai anggota” (Prasetya, 2013 : 1)
Lembaga sosial sudah sangat banyak ditemukan hampir di seluruh penjuru
negeri, khususnya di Indonesia lembaga sosial sudah banyak bertebaran. Namun
perlu adanya eksistensi dari lembaga tersebut untuk dapat mencuri perhatian dan
juga kepercayaan dari muzakki dalam mempercayakan amanah yang telah di
berikan.
Fungsi dan tujuan yayasan pada awalnya hampir sama yaitu menyangkut
bidang sosial, akan tetapi terdapat perbedaan dalam melaksanakan kegiatan dan
kepentingan yang berbeda, ada yang bergerak di bidang sosial, budaya, ilmu
pengetahuan, agama, kemanusian, dan pendidikan sesuai dengan tujuan masing-
LANDASAN TEORITIS
Teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori fungsi
perencanaan, yayasan dan pemberdayaan masyarakat. Fungsi adalah suatu
kegiatan pokok yang dilakukan dalam organisasi suatu lembaga. Menurut J.S.
Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan, fungsi ialah kedudukan atau jabatan. Sedangkan Perencanaan
merupakan fungsi yang pertama dalam sebuah manajemen. Perencanaan akan
berfungsi di semua tipe kegiatan. Perencanaan adalah sebuah proses dasar
dimana manajemen akan memutuskan sebuah tujuan dan bagaimana cara
mencapainya. Perencanaan dalam sebuah organisasi bersifat esensial, karena
dalam kenyataannya pun perencanaan memang berperan lebih dibanding dengan
fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Perencanaan secara ringkas berarti “Suatu rangkaian proses kegiatan
menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang
diharapkan terjadi dan apa yang akan dilakukan”. Ada beberapa alasan mengapa
perencanaan penting dilakukan. Hal demikian terkait dengan fungsi perencanaan
itu sendiri, yang pertama, berfungsi sebagai arahan bagi suatu kegiatan. Dengan
adanya perencanaan ada pedoman bagi pelaksanaan kegiatan, yang ditujukan
pada tercapainya suatu tujuan kegiatan. Kedua, alat untuk memperkirakan
(forecasting) terhadap berbagai hal yang akan terjadi pada tahap pelaksanaan
kegiatan. Tidak hanya berupa perkiraan potensi dan prospek, tetapi juga berbagai
resiko dan hambatan yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan
supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedini mungkin. Ketiga, sebagai pemberi
kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara yang terbaik (the best
alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinaasi cara terbaik (the best
combination). Keempat, alat penyusun skala prioritas. Memilih urutan dari segi
pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya. Kelima, alat
pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan dan evaluasi (Kusnawan,
2010: 903-904).
Rencana adalah suatu arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dalu,
dari perencanaan ini akan mengungkapkan tujuan-tujuan keorganisasian dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan guna mencapai tujuan. Perencanaan
merupakan staring point dari aktivitas manajerial, karena bagaimanapun
sempurnanya suatu aktivitas manajemen tetap membutuhkan suatu perencanaan
karena perencanaan langkah awal bagi sebuah kegiatan dalam bentuk
memikirkan hal-hal yang terkait agar memperoleh hasil yang optimal. Alasannya,
bahwa tanpa ada rencana maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu dalam rangka usaha mencapai tujuan (Munawar, 2016: 6).
Dengan demikian perencanaan berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 4 No. 2 (2019) 171-188 175
Siti Ropiah, A.B.R, Rohmanur Azis
periode waktu yaitu waktu jangka panjang dan waktu jangka pendek. Keempat,
penjadwalan (scheduling) yaitu penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan
jadwal pekerjaan dan pelaksanaan, kapan pekerjaan itu di rencanakan dan kapan
pekerjaan itu dimulai. Dalam melakukan penjadwalan kerja, yang perlu di
perhatikan adalah keterampilan pekerjaan serta spesialisasi pekerjaan. Kelima,
penganggaran (budgeting) yaitu Penganggaran adalah kegiatan untuk menata
besarnya sumberdaya yang dibutuhkan demi menyelesaikan perkejaan tertentu.
Penganggaran sumber daya ini dilakukan sebelum dilakukannya pekerjaan-
pekerjaan di mulai. Kurangnya sumberdaya dapat mengganggu keberlangsungan
suatu organisasi atau perusahaan (Karyoto, 2016: 53-55)
Jadi fungsi perencanaan dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah
sebagi tolak ukur atas apa yang menjadi acauan sebelum pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi atau perusahaan, yang mana hal itu menjadi faktor
utama dalam sebuah manajemen suatu organisasi supaya tercipta kesesuaian
dalam penyusunan dari perencanaan sebuah organisasi.
Secara umum, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan di
dalam perencanaan yang baik, yaitu : perencanaan yang efektif dimulai dengan
tujuan secara lengkap dan jelas, adanya rumusan kebijakan, yaitu memperhatikan
dan menyesuaikan dengan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan faktor-
faktor lingkungan apabila tujuan itu tercapai, analisis dan penetapan cara dan
sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka kebijaksanaan yang telah
dirumusan masalah, penunjukan orang-orang yang akan menerima tanggung
jawab pelaksanaan (pemimpin) termasuk juga orang yang akan mengadakan
pengawasan, serta penentuan system pengendalian yang memungkinkan
pengukuran dan pembandingan apa yang harus dicapai, dengan apa yang telah
tercapai, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Jadi fungsi perencanaan dalam suatu organisasi atau perusahaan adalah
sebagi tolak ukur atas apa yang menjadi acuan sebelum pengambilan keputusan
dalam sebuah organisasi atau perusahaan, yang mana hal itu menjadi faktor
utama dalam sebuah manajemen suatu organisasi supaya tercipta kesesuaian
dalam penyusunan dari perencanaan sebuah organisasi.
Pada awalnya yayasan digunakan sebagai terjemahan dari istilah stiching,
dalam bahasa Belanda berasal dari kata Stichen yang berarti mendirikan atau
membangun. Sedangkan dalam bahasa Inggris yaitu foundation. Yayasan adalah
suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan yang mana tujuan
tersebut bersifat sosial, keagamaan serta kemanusiaan. Yayasan juga tidak
memiliki anggota dan yayasan didirikan dengan aturan hukum positif yang diatur
oleh Undang-undang nomor 16 Tahun 2001, yang diumumkan dalam lembaran
negara Tahun 2001 nomor 112, yang kemudian diubah dengan Undang-undang
nomor 28 Tahun 2004 yang diumumkan kembali dalam lembaran mengara tahun
2004 nomor 115 (Prasetya, 2013: 1). Pada pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor
Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 4 No. 2 (2019) 171-188 177
Siti Ropiah, A.B.R, Rohmanur Azis
hasil dari perkembangan ketergantungan manusia yang pada saat ini sangat
dirasakan. Ketiga, menunjukan suatu tata kemasyarakatan tertentu dengan ciri
sendiri (identitas) dan suatu relatif, seperti masyarakat barat, masyarakat primitif
yang merupakan kelompok suku yang belum banyak berhubungan dengan dunia
sekitarnya.
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat ialah untuk
membentuk individu serta masyarakat menjadi mandiri. Pada kemandirian disini
meliputi kemandirian dalam berpikir, bertindak serta mengendalikan apa yang
mereka lakukan. Kemandirian masyarakat membentuk suatu kondisi yang
dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan
kemudian memutuskan dan melakukan sesuatu secara tepat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki. Daya
kemampuan yang dimaksud ialah kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik
serta afektif dan sumber daya lain yang bersifat material/fisik.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan
ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan yaitu yang bersifat “people-centered, participatory,
empowering, and sustainable” (Ruhiyat, 2015: 433).
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu kepada kata empowerment,
yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri
oleh masyarakat. Jadi, pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya
adalah penekanan pada pentingnya masyarakat local yang mandiri sebagai suatu
system yang mengorganisir diri mereka sendiri.
dan kreatif.
Dengan tujuan-tujuan tersebut pihak yayasan mengimplementasikan
rpendidikan umum yayasan memberikan kebebasan kepada anak asuh untuk
memilih sekolah yang mereka inginkan sesuai dengan minat dan bakat mereka
masing-masing. Sedang pada bidang pendidikan agama yayasan membentuk
sebuah organisasi bernama IREMA (Ikatan Remaja Masjid) yang bertujuan
untuk memberikan pendidikan di bidang keagamaan. Dengan begitu anak asuh
di Yayasan Bening Nurani sudah mendapatkan keduanya antara pendidika
umum yaitu di sekolah untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan
pendidikan agama untuk melatih dan membentuk menjadi masyarakat Islami
yang sehat jasmani dan rohani serta dapat menjadi suri tauladan.
Selanjutnya Yayasan Bening Nurani juga memfasilitasi anak asuh untuk
menjadikan anak asuh yang mandiri dengan cara menyediakan beberapa alat
keterampilan diantaranya mesin jahit, alat cukur rambut, alat pembuat kue,
komputer, alat marawis, waserda dan lain-lain. Dengan begitu anak bisa belajar
mandiri, produktif dan kreatif.
Ketiga, pemprograman. Pengaplikasian Program dilakukan setelah
perencanaan dan tujuan pendirian ini dilakukan, pelaksaan program akan
menyesuaikan dan melihat situasi dan kondisi yang ada. Setiap program tentunya
akan berbeda pada tiap kategori program yang dijalankan,melihat dari program
Yayasan Bening Nurani yang telah disusun terdapat dua kegiatan, yaitu program
harian dan program unggulan. Pada program harian antara lain terdiri dari
pembinaan anak asuh melalui pendidikan umum dan pendidikan agama. Serta
melatih keterampilan dan wirausaha. Pada pendidikan agama Yayasan Bening
Nurani menyelenggarakan beberapa program kegiatan yaitu menyelenggarakan
jadwal pengajian harian (pengajian kelompok) setiap malam, subuh dan sore hari,
menyelenggarakan pengajian mingguan (Gabungan), menyelenggarakan
pengajian bulanan malam minggu ke-4 bertempat di aula BAMUIS BNI dengan
mubaligh rutin.
Kemudian untuk program unggulan terdiri dari pertama program PHBI
(Peringatan Hari Besar Islam). Berikut adalah hari besar islam yang berlaku di
dalam kalender masehi di Indonesia yang di sering di peringati oleh Yayasan
Bening Nurani antara lain yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, Idul
Fitri, Idul Adha, dan Tahun Baru Islam (1 Muharam). Kemudian kedua PHBN
(Peringatan Hari Besar Nasional). Adapun rangkaian peringatan yang sering
dilaksanakan di Yayasan Bening Nurani antara lain ialah HUT RI, Sumpah
Pemuda, Hari Pahlawan, Kartini. Ketiga pelatihan da’i se-Jawa Barat. Program
pelatihan da’i ini di adakan dua tahun sekali yang bertempatkan di Yayasan
Bening Nurani. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dengan BAMUIS BNI
dengan bertujuan untuk memberikan pencerahan serta meningkatkan wawasan
dakwah. Pelatihan da’i ini dihadiri oleh 50 da’i yang menjadi perwakilan dari 27
182 Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 4 No. 2 (2019) 171-188
Implementasi Fungsi Perencanaan Yayasan dalam Meningkatkan Kualitas Pemberdayaan Masyarakat
secara keseluruhan harus dilakukan pada sumber daya yang terbatas, serta
pengalokasian sumber daya pada suatu waktu tertentu dengan memperhatikan
kapasitas sumber daya yang ada.
Tujuan pihak yayasan mengadakan penjadwalan ini antara lain untuk
meningkatkan kedisiplinan anak yaitu dengan mengurangi waktu menganggur
maka di adakanlah jadwal-jadwal seperti piket asrama, piket masak, adanya
senam pagi dll. Kemudian mengurangi beberapa kelambatan pada kegiatan lain
yang mempunyai batas waktu sehingga anak asuh akan lebih faham akan jadwal-
jadwal yang mereka miliki dengan menggunakan penjadwalan ini.
Kelima, penganggaran. Yayasan Bening Nurani ialah salah satu lembaga
yang bergerak di bidang sosial, khususnya dalam hal pembinaan anak yatim piatu,
du’afa dan terlantar. Hal ini yayasan Bening Nurani merupakan lembaga yang
tujuan utamanya bukan mencari laba atau keuntungan. Namun demikian,
yayasan Bening Nurani juga melaksanakan penyusunan laporan anggaran dan
laporan keuangan setiap periodenya.
Untuk kelancaran akan suatu aktivitas tidak terlepas dari faktor biaya atau
pendanaan, hal ini menjadi faktor pendukung akan keberhasilan Yayasan Bening
Nurani. Dalam hal ini yayasan di bantu oleh beberapa donatur seperti BAMUIS
BNI, Pemerintah, Dinas Sosial, dan donatur-donatur lain yang langsung datang
ke yayasan.
Dalam pencairan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar anak, Yayasan
Bening Nurani selalu melampirkan proposal kepada pihak yang dituju.
Pengeluaran kebutuhan sehari-hari yayasan dalam satu bulan mengeluarkan
sekitar 50 juta untuk keperluan rutin seperti makan, honor pengelola, uang saku
anak, biaya kesehatan anak, kebutuhan kantor (ATK dan Administrasi), biaya
listrik, infaq pesantren, uang SPP, pembelanjaan alat mandi dan kebersihan, serta
pengeluaran lainnya. Adapun pengeluaran tidak rutinnya seperti transport kuliah,
pembayaran perpajakan SK Provinsi, ongkos PKL anak, pembayaran kunjungan
industri dan hal lainnya.
Proses perencanaan Yayasan Bening Nurani dalam mencapai tujuan
Setiap kegiatan senantiasa ingin mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Untuk
mencapai suatu kegiatan tentu akan melakukan berbagai tahapan-tahpan.
Tahapan-tahapan tersebut bisa dikatakan sebagai suatu proses, proses
merupakan serangkaian tahapan kegiatan mulai dari menentukan sasaran sampai
berakhirnya sasaran atau tercapainya tujuan. Sebagai suatu proses perencanaan
adalah suatu cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Pada
perencanaan terkandung satu aktivitas tertentu yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.
Proses perencanaan ialah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaiamana dan oleh siapa.
184 Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 4 No. 2 (2019) 171-188
Implementasi Fungsi Perencanaan Yayasan dalam Meningkatkan Kualitas Pemberdayaan Masyarakat
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Yayasan Bening Nurani, telah
dikemukakan adanya penerapan fungsi perencanaan yayasan dalam
meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat. Adapun perencanaan yang
dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pertama, implementasi fungsi perencanaan yang diterapkan di Yayasan Bening
Nurani dalam meingkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat sudah berjalan
dengan baik. Hal ni dilihat dari program yang dilaksanakn oleh Yayasan Bening
Nurani yang semakin berkembang. Yayasan Bening Nurani menerapkan
berbagai program dalam rangka membina dan melatih keterampilan anak asuh.
Keterampilan yang ada pada yayasan ini ialah denganmenyediakan beberapa alat
cukur, alat pembuat kue, mesin jahit, computer dan alat-alat olahraga, kemudia
di antara program yang diterapkan yaitu program harian dan program unggulan.
Pada program harian yaitu pembinaan anak asuh melalui pendidikan umum dan
pendidikan agama serta melatih keterampilan dan berwirausaha. Pada
pendidikan umum anak asuh di bebaskan untuk memilih sekolah mana saja yang
mereka minati sesuai dengan minat dan bakat mereka dan pendidikan agama
mereka di bina dalam lingkupan pesantren. Sedangkan pada program unggulan
yaitu seperti peringatan hari besar Islam dan peringatan hari besar nasional,
pelatihan da’i se-Jawa Barat, dan ANJAL (Anak Jalanan).
Kedua, proses perencanaan yang dilakukan Yayasan Bening Nurani di aplikasikan
dengan membuat program-program untuk mencapai tujuan. Dalam proses
penyusunan perencanaan dilakukan melalui bermusyawarah dengan seluruh
pengasuh putra putri dan ketua DKM. Selanjutnya mengajukan kepada pihak
yayasan untuk program yang akan dilaksanakan serta membentuk kepanitiaan
kerja untuk melaksanakan setiap rencana kegiatan yang sudah disepakati oleh
semua pihak. Kemudian melaksanakan program yang sudah ditentukan, barulah
melakukan evaluasi atas kegiatan yang sudah dilaksanakan. setiap perencanaan
sudah terencana dan siap untuk dilaksanakan, maka jangan ditangguhkan
melainkan harus langsung dilakasanakan secepatnya, baik perencana maupun
pihak pelaksana, karena jika ditangguhkan kemungkinan besar rencana kegiatan
itu tidak dapat dilaksanakan disebabkan adanya perubahan situasi dan kondisi
yang tidak diharapkan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Manaf, Y. (2007). Implementasi Fungsi Manajemen dalam Meningkatkan Kualitas
Daya Manusia Santri. Skripsi. Jurusan Manajemen Dakwah. UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
Goziyah, F. (2018). Penerapan Fungsi Perencanaan Dalam Upaya Pembenahan Sistem
Administrasi Penyelenggaraan Ibadah Haji. Skripisi. Jurusan Manajemen