Anda di halaman 1dari 4

HASIL KEGIATAN SOSIALISASI 7 DIMENSI LANSIA TANGGUH

I. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa - Kamis, 12-14 September 2023
Tempat : Hotel NEO Palangka Raya

Peserta Yang Mengikuti Kegiatan dari DPPKBP3A Kabupaten Barito Selatan :


1. Tri Mustikawati, S.Pi (Nilai postest : 95/100)
2. Misda Noermiyati, S.Gz (Nilai postest : 83/100)

Materi dan Narasumber :


1. Sosialisasi Pelaksanaan Sekolah Lansia di Kelompok BKL oleh Dithanlan BKKBN;
2. Sosialisasi Buku Pegangan Kader BKL tentang 7 Dimensi Lansia Tangguh oleh Dithanlan BKKBN;
3. Perencanaan Kurikulum oleh Indonesia Ramah Lansia (IRL)
4. Pelatihan Pengelola dan Fasilitator Sekolah Lansia oleh Indonesia Ramah Lansia oleh Indonesia
Ramah Lansia (IRL)

II. Hasil Kegiatan :


1. Definisi Lansia Menurut Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia,
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.

2. Sekolah Lansia adalah Pendidikan non formal yang dilakukan sepanjang hayat (long life education) bagi
lanjut usia sebagai upaya pemberian informasi, pelatihan tentang kesehatan, keagamaan, sosial
budaya sehingga lansia dapat hidup bahagia sejahtera.

3. Tujuan Sekolah Lansia yaitu :


1. Meningkatkan kualitas BKL dalam mewujudkan lansia Tangguh
2. Meningkatkan pemahaman lansia tentang konsep SMART(Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif,
Bermartabat) dalam lingkup lansia tangguh 7 dimensi (spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial,
vokasional dan lingkungan
3. Meningkatkan pengetahuan lansia tentang proses menua sehat dan sakit
4. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia tentang kesehatan fisik dan mental
5. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia tentang kehidupan sosial dan ekonomi

4. Pembelajaran Berdasarkan 7 Dimensi Lansia Tangguh :


1. Dimensi Spiritual : berupa materi keagamaan, meditasi, kesenian, keindahan alam dan yang
memberikan rasa Syukur
2. Dimensi Fisik : menekankan pentingnya menjaga kesehatan dengan kebiasaan hidup secara utuh
3. Dimensi Emosional : upaya memberikan kebahagiaan
4. Dimensi Intelektual : upaya untuk mencegah penurunan fungsi kognitif
5. Dimensi Vokasional : upaya untuk agar lansia tetap berkarya bagi dirinya maupun orang lain dari
segi ekonomi dan sosial
6. Dimensi Lingkungan : upaya memberikan menciptakan lingkungan yangnyaman, aman dari aspek
sosial, fisik dan non fisik
7. Dimensi Sosial Kemasyarakatan : upaya membangun kehidupan dan kepedulian sosial

5. Komponen sekolah Lansia :


1. Kurikulum
2. Guru/Fasilitator
3. Sarana Prasarana
4. Tata Pamong (sistem untuk memelihara efektivitas peran para konstituen dalam pengembangan
kebijakan, pengambilan keputusan, dan penyelenggaraan berbagai kegiatan suatu Lembaga)
5. Keberlanjutan

6. Kurikulum :
1. Kurikulum Sekolah Lansia Standar 1 (S1) Berdasarkan Konsep Dasar 7 Dimensi Lansia Tangguh :
Proses Penuaan, Komunikasi Efektif, Kesehatan Jiwa Lansia, Konsep Sehat Dan Sakit Pada Lansia,
Gizi Lansia, Pengembangan Diri Dan Hobby, Senam Dan Pijat.
2. Kurikulum Sekolah Lansia Standar 2 (S2) Berdasarkan Konsep Dasar 7 Dimensi Lansia Tangguh :
Yoga Dan Relaksasi, Kesehatan Jiwa Lansia, Pencegahan Jatuh, Kegawat daruratan, Lansia
Tangguh, Pengembangan Diri dan Hobby, Paliative Care (Perawatan Paliatif)
3. Kurikulum Sekolah Lansia Standar 2 (S2) Berdasarkan Konsep Dasar 7 Dimensi Lansia Tangguh :
Praktek Senam Lansia, Praktek Melakukan Hobby, Praktek Yoga dan Relaksasi, Praktek Dukungan
Kesehatan Jiwa dan Psikososial, Praktek Melakukan Enterpreneur, Silver Tour.

7. Proses Mendirikan & Mengelola Sekolah Lansia :


1. Tetapkan Nama, Susun Visi, Misi, Tujuan (VMT) : Gunakan kata positif yang menantang, contoh:
Selabat : Sekolah Lansia Hebat, Berikan nama domisili Sekolah Lansia tersebut berada, contoh :
Selabat Borneo
2. Susun Kurikulum Sebagai Pedoman Pembelajaran : Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran
3. Siapkan Guru/Fasilitator : Fasilitator yang dianggap mampu menyampaikan materi yang akan di
ajarkan dan mampu melakukan pendekatan Andragogi (membimbing orang dewasa belajar) dengan
mengguunakan kata positif yang memberi rasa percaya diri, memberikan pujian yang proporsional,
Ajak untuk selalu bersyukur dengan bergembira, melalukan kegiatan sesuai kemampuan, Durasi
waktu kegiatan dibatasi (sesuaikan kondisi), Jumlah peserta jangan terlalu besar). Standar
Pengajar/Fasilitator adalah dapat membuat rencana pembelajaran menguasai materi, dapat
menggunakan dan mengembangkan materi ajar standar pengajar, dapat mentransfer bahan mata
ajar kepada peserta, mengajar sesuai waktu yang telah disepakati, melakukan evaluasi pembelajaran
4. Bentuk pembelajaran kontekstual/sesuai dengan situasi dan kondisi serta kearifan lokal, langkah-
langkah kegiatan perlu diupayakan membuat lansia senang, serta proses belajar dilakukan tatap
muka maupun daring, media pembelajaran menggunakan benda yang bernilai edukasi yang dapat
menarik minat belajar, alokasi waktu dibutuhkan minimal untuk masing-masing standar 6 bulan dan
maksimal 12 bulan dan disesuaikan kebutuhan lansia setempat.
5. Standar Evaluasi : kegiatan yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang
dilakukan melalui aktivitas. Indikator, Evaluasi partisipasi kehadiran, keaktifan lansia, penyerapan
pembelajaran. Evaluasi melalui instrumen sesuai kebutuhan. Teknik Evaluasi bisa dengan cara
tertulis, lisan dan observasi.
6. Sarana : Ketersediaan tempat yang memungkinkan dilaksanakannya pembelajaran yang disesuaikan
dengan kondisi setempat.
7. Pengelolaan Struktur kepengurusan SL yang terdiri dari : ketua, sekretaris, bendahara, kader
8. Penganggaran : APBN, APBD, ADD dan sumber lainnya yang tidak mengikat
9. SK Pembentukan Sekolah Lansia beserta susunan pengurus sekolah lansia di tanda tangani oleh
Kepala Desa/Lurah

8. A. Tahap Pembentukan :
1. proses persiapan
2. proses penggalangan kesepakatan
3. pembentukan sekolah lansia

B. Tahap Persiapan :
1. menyiapkan form pendaftaran
2. menyiapkan pretest untuk melihat tingkat keberhasilan SL
3. Test Lab sederhana seperti pemeriksaan gula darah, asam urat, kolesterol

C. Tahap Pelaksanaan :
1. Launching
2. Kegiatan pembelajaran
3. Evaluasi kegiatan pembelajaran
4. Pembimbingan dan fasilitas

D. Pokok-Pokok Kegiatan Sekolah Lansia


1. Waktu Pelaksanaan : Kegiatan Minimal pelaksanaan 1x sebulan dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan pengajar
2. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan, pelatihan, keterampilan, permainan, pemeriksaan kesehatan, sharing
pengalaman, kunjungan rumah, rujukan.
9. Pencatatan dan Pelaporan :
1. Pencatatan : Daftar siswa dengan berbagai kondisi, rencana kegiatan, notulen pertemuan, rekap
pretest daftar hadir siswa, narsum buku tamu, buku monitoring, buku catatan siswa, kurikulum,dll
2. Pelaporan : K/0/BKL pada keterpaduan kelompok dengan mencentang kolom lainnya dilakukan oleh
Kader atau pengurus SL BKL secara online apabila tersedia sarana yang memadai yang dilaporkan
ke dalam //newsiga.bkkbn.go.id

10. Monotoring dan Evaluasi :


1. Monitoring dilakukan secara berkala dipantau oleh guru atau pengelola Sekolah Lansia dibuku
monitoring
2. Evaluasi umumnya pada pertengahan atau akhir pelaksanaan Sekolah Lansia dengan form evaluasi
penjenjangann S1,2,3

III. Kesimpulan
Integrasi Sekolah Lansia BKL sebagai upaya pendidikan non formal sepanjang hayat untuk
meningkatkan pengetahun, sikap dan perilaku serta keterampilan keluarga lansia dalam meningkatkan
kualitas hidup lansia.
DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI 7 DIMENSI LANSIA TANGGUH

Anda mungkin juga menyukai