PENDAHULUAN
Daya Manusia(SDM). Dalam hal ini peran mahasiswa merupakan salah satu
aspek yang bisa membantu dalam membentuk suatu SDM yang berkualitas.
yang di perguruan tinggi yang memiliki kematangan fisik dan psikis yang
yang dimiliki harus membawa perubahan yang lebih baik oleh karena itu
1
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan proses belajar dan
berlatih ketrampilan pada dunia kerja yang lebih menekankan pada praktik
dari pada teori. PKL bagi mahasiswa pada umumnya sesuai dengan ilmu
kerja.
anak yang putus sekolah serta melakukan pembinaan bagi mereka yang
2
masyarakat/pada lokasi praktik kerja.
3. Dapat memilih salah satu kelompok jenis dan taraf problem sosial untuk
kemudian dianalisis.
berkompeten di bidangnya.
jumlah 5 (lima) hari kerja setiap minggunya, jam kerja yang diterapkan
3
BAB 2
PAPARAN LAPORAN
mempunyai tanah seluas 24.857 meter persegi yang terdiri dari beberapa
Rias, Otomotif roda 2 dan roda 4), 1 Ruang Musik, 1 Ruang Olahraga.
4
sehingga dapat menunjang kegiatan yang dilaksanakan di lembaga ini.
Tujuan pokok dari Balai Rehabilitas Anak Wira Adhi Karya Ungaran yaitu
Sedangkan fungsi teknis Balai Rehabilitas Anak Wira Adhi Karya Ungaran
terlantar dan droup out secara ekonomi dengan sistem panti serta
penyandang masalah sosial remaja terlantar dan droup out secara ekonomi
a. Penerimaan Kelayan
berikut :
Kabupaten / Kota;
5
2). Penyuluhan dan motivasi dilaksanakan oleh petugas bekerjasama
mengikuti progam
b. Persiapan Pelayanan
1). Registrasi
2). Assesment
3). Ceramah
6
4). Kegiatan Out Bound/Kebersamaan.
bimbingan dan
pelatihan ketrampilan
bimbingan dan
pelatihan ketrampilan
7
d. Pelaksanaan Bimbingan
- Budi Pekerti
- Mental Kerohanian
- UKS
- Kepemimpinan
- Pramuka
- Otomotif Roda 2
- Otomotif Roda 4
- Penjahitan
8
- Tata Rias ( Salon dan Rias Pengantin )
- Kewiraswastaan
masing.
2.2.2. Evaluasi
9
2.2.3. Pembekalan Penyaluran Penerima Manfaat
karena itu dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah purna bina perlu
10
dilakukan kegiatan pembinaan lanjut (Binjut), baik melalui home visit
11
temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Mutadin,
2002).
- Kemampuan berkomunikasi
secara efektif dan harmonis terhadap realitas sosial dan situasi sosial,
12
setidaknya ada lima faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
adalah
13
yang berati merupakan kondisi hereditas tehadap penyesuaian
c. Kesehatan Fisik
14
penyesuaian diri. Sebaliknya, kondisi fisik yang tidak sehat
2.3.2.2.2. Kepribadian
seperti:
15
dan kemampuan untuk berubah ini akan berkembang melalui
proses belajar.
d. Inteligensi
16
dalam penyesuaian diri, yaitu kualitas intelegensi. Tidak sedikit,
penyesuaian diri.
a. Belajar
kematangan.
17
b. Pengalaman
c. Determinasi diri
18
2.3.2.2.4. Lingkungan
a. Lingkungan keluarga
sangat penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting dalam
b. Lingkuna pendidkan
c. Lingkungan masyarakat
19
perilaku masyarakat akan diidentifikasi oleh individu yang
Hal ini terlihat jika dilihat dari adanya karakteristik budaya yang
20
(1) aktualisasi diri yaitu proses menjadi diri sendiri,
untuk terbuka pada orang lain, yang mana sikap terbuka adalah
jawab yaitu sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima
sesuatu yang dinamakan hak, dan (3) setia kawan yaitu saling
3. Sikap sosial
dengan baik secara sosial. Bentuk dari sikap sosial adalah ikut
21
berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat, berempati,
4. Kepuasan pribadi
diri dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah
22
persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial
lebih baik, sehingga penyesuaian diri dalam situasi sosial bertambah baik
batin pada remaja terutama bila tidak ada pengertian pada pihak orang
23
lingkungannya agar partisipasinya selalu relevan dalam kegiatan
hubungan dengan teman menjadi kurang baik serta berbagai masalah dan
yang terdiri dari teman sealiran dan melakukan aktivitas yang negatif
24
seperti perkelahian antar pelajar (tawuran), membolos, minum-minuman
2.4.1. Wawancara
2.4.2. Observasi
2.4.3. Test
tingkah laku.
25
2.5. Rancangan Asesmen
2.5.1.1. Wawancara
kepuasan pribadi
NO KOMPETENSI INDIKATOR
berorganisasi, dan
26
Kesediaan untuk terbuka pada orang lain, yang
pribadi
dinamakan hak,
masyarakat,
27
orang lain
Disiplin diri
2.5.1.2. Observasi
Salah satu metode pengumpulan data yang lain adalah dengan jalan
Penerima Manfaat.
2.5.2. TEST
(Draw A Man) merupakan salah satu bentuk alat tes Psikologi yang
28
2.5.2.2. BAUM
tertentu. Tujuan dari tes ini adalah untuk menilai karakter dan
adaptasi.
Nama subjek : NM
Agama : Islam
29
2.7. Data Kasus
2.7.1. Observasi
sosial. Di salah satu wisma yaitu isma 7 terdapat salah satu penerima
berinisial NM.
yang pendiam dan tak banyak bicara. NM terlihat kurang aktif dan
30
perilaku NM juga terlihat sama ketika mengikuti pembelajaran di dalam
temannya.
2.7.2. Wawancara
Orang tua subjek hanya bekerja sebagai buruh lepas yang tidak
tua dan cenderung anak yang pendiam. Pola asuh yang diterapkan
31
menghendaki untuk masuk ke wira adhi karya karena subjek
balai rehab wira adhi karya akhirnya subjek mau dan mematuhi apa
membalasnya.
32
temannya karena keterbatasan yang di miliki NM. NM memiliki
kurang jelas, oleh sebab itu NM sering menjadi sasaran bullying oleh
2.7.3.1. DAP
hubungan sosial)
patologis)
2.7.3.2. BAUM
- Kesan umum (kurang percaya diri, rasa tergantung dan kurang diakui
lingkungan)
33
- Lokasi gambar (mengundari pengalaman baru, adanya unsur
tidak terbuka)
penyesuaian diri yang baik dan penyesuaian diri yang kurang baik, dalam
hal ini subjek didiagnosa mengalami penyesuaian diri yang kurang baik
tua dan suasana psikologis dan social dalam lingkup keluarga. Jika
dikaitkan dengan kasus yang dialami subjek, pola asuh orang tua yang
diterapkan oleh orang tuannya adalah pola asuh yang otoriter. Orang tua
subjek dengan lingkungan luar, subjek juga lebih senang menyndiri dan
34
cenderung kaku dengan dunia luar. Dalam lingkungan sosial subjek sulut
sekali untuk berbaur dan menganal satu sama lain dengan teman
lingkungannya adalah kondisi fisik subjek yang mudah lelah, subjek selalu
sekitar.
2.9. Treatment
proses konseling antara penulis dengan klien, dalam hal ini menggunakan
untuk kemudian diganti dengan konstruksi pola pikir yang lebih baik
35
serta memberikan motivasi-motivasi yang positif dan membuka
klien dapat berpikir, merasa, dan bertindak dengan tepat. Setiap sesi
lingkup kecil seperti sudah mau ikut bermain permainan olah raga.
Penerima manfaat juga lebih percaya diri, yang sebelumnya tidak mau
36
aktif dalam pembelajaran sekarang menjadi sedikit lebih aktif dan
itu akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau hanya sesaat
saja.
37
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Balai Rehabilitasi Anak Wira Adhi Karya merupakan wadah
psikologis dan sosial sasaran penanganan dalam kehidupan sehari - hari agar
3.2. Saran
1. Untuk pihak Balai Rehabilitasi Anak Wira Adhi Karya agar dapat
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan sehingga dapat menciptakan
sumber daya manusia yang dapat berguna bagi masyarakat.
2. Untuk pekerja sosial agar mampu memberikan pendampingan yang intens
kepada penerima manfaat yang di identifikasi mempunyai masalah sosial.
3. Menambah sarana dan prasarana yang memadahi bagi para penerima
manfaat guna menumbuhkan rasa nyaman kepada penerima manfaat.
38
Daftar Pustaka
UNIKA Semarang
39