PENDAHULUAN
dimana dunia kerja dituntut untuk meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya
manusia yang handal dan siap pakai. Dengan demikian banyak lembaga
Melihat situasi dan kondisi sekarang ini, mahasiswa dituntut untuk bisa
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang
menjadi bagian integral dari kurikulum dan bertujuan untuk menjembatani antara
dunia kampus dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Melalui Praktek Kerja
konsep-konsep atau teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan
1
Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah penerapan pelajaran yang
sudah ada dilingkungan fakultas, kemudian dipraktekkan dilapangan dalam hal ini
dunia kerja nyata. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) berisikan unsur-unsur
dunia kerja yang diperkenalkan secara langsung oleh sumber daya manusia yang
program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan oleh mahasiswa program
Sarjana (S1).
berdaya saing dan berwawasan tinggi serta untuk memperoleh gambaran yang
lebih komprehensif mengenai dunia kerja, maka Praktek Kerja Lapangan (PKL)
atau masalah yang berkaitan dengan teori ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan
salah satu syarat tugas akhir, Praktek Kerja Lapangan (PKL) juga merupakan
2
keterampilan serta mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
sendiri serta bertanggung jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara dalam
lain untuk :
keterampilan mahasiswa.
berpikir maju.
3
b. Mempererat hubungan antara instansi/perusahaan (user lulusan) dengan
2. Bagi Mahasiswa
b. Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-unit
formal.
mewujudkan konsep link and match dalam meningkatkan kualitas layanan pada
stakeholders.
4
1.5 Jadwal Waktu PKL
VI, dengan lama kegiatan selama dua minggu yang terhitung sejak tanggal 17
5
BAB II
Teknis Daerah Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat yang memberikan pelayanan
wicara, tubuh.
Rehabilitas Sosial Penyandang Cacat (BRSPC) sejak tahun 2002. Pada tahun
Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas, nomenklatur BRSPD berganti
kesejahteraan sosial;
6
5. PERSOS RI No.7 Tahun tentang Standar Habilitasi dan Rehabilitasi
1. Tugas Pokok
penyandang disabilitas.
2. Fungsi
dan tubuh.
1. Visi
di Jawa Barat.
2. Misi
hidup mandiri.
7
c. Menumbuhkan dan memulihkan rasa harga diri, rasa percaya diri.
1. Disabilitas Tubuh :
Seseorang yang mempunyai kelainan tubuh pada alat gerak yang meliputi
tuang, otot dan persedian baik dalam struktur atau fungsinya yang dapat
8
atau hambatan baginya untuk melakukan pencarian nafkah atau kegiatan
kemasyarakatan.
penglihatan baik yang total (blind total) atau yang masih mempunyai sisa
aktifitas.
1. WNI berdomisili diwilayah jawa barat dibuktikan dengan KTP atau kartu
keluarga
5. Berasal dari keluarga tidak mampu disertai keterangan tidak mampu dari
pemerintah setempat
berlaku
1. Elektro
2. Menjahit
9
3. Pertukangan
5. Tata rias
6. Monitor motor
7. Handycraft
2. Sablon
3. Seni musik
4. Holtykultura
5. Massage ( pijat )
6. Olah pangan
7. Olahaga ( renang )
1. Jenis bimbingan
- Bimbingan mental
- Bimbingan sosial
- Bimbingan fisik
- Bimbingan keterampilan
2.Lama bimbingan :
- 8 bulan
10
2.1.5 Proses Pelayanan
4. Orientasi
B. Tahap Penerimaan
2. Rencana intervensi
3. Interensi
keterampilan:
psikoterapi)
dinamika kelompok
11
b. Bimbingn mental meliputi pemberin pengetahuan
-Pemeliharaan kesehatan
seimbang
1) Keterampilan inti:
-Keterampilan menjahit
-Elektronika
2) Keterampilan courses
-Keterampilan perkasiran
3) Keterampilan ekstrakurikuler
-Olah pangan
-Sablon
-Massage
12
e. Materi penunjang meliputi
-Bimbingan kewirausahaan
-Kegiatan rekreasi
-Bimbingan kesenian
4. Case conference
D. Tahap resosialisasi
mitra balai
E. Tahap penyaluran
a) Kembali ke keluarga
tenaga kerja
13
DATA PER WISMA
Disabilitas
1 Harleyanto Khadafi Jakarta, 31-03-1998 Handy Craft Tubuh
2 Aldi Subang, 27-05-2001 Montir Motor Mental
3 Wawan Setiawan Bandung, 07-02-1989 Pertukangan Rungu
Bangunan Wicara
4 Hasbi Ridha Ilahi Tasikmalaya, 22-05-2000 Menjahit Rungu
Wicara
5 Acep Zaenul Falah Tasikmalaya, 18-03-1996 Menjahit Rungu
Wicara
6 Ari Tasikmalaya, 25-05-1997 Menjahit Rungu
Wicara
7 Supriadi Kuningan, 17-09-1998 Handy Craft Mental
8 Jejen Jaenal Abidin Bandung, 10-07-1998 Pertukangan Mental
Bangunan
9 Aditya Agung Tasikmalaya, 27-03-1999 Pertukangan Mental
Nugraha Kayu
10 Indra Silmi Affa Tasikmalaya, 22-06-1995 Sablon/Desain Mental
11 Ahmad Tasikmalaya, 01-01-1984 Pertukangan Tubuh
Kayu
12 Eman Subang, 08-05-1998 Pertukangan Mental
Bangunan
13 Taofik Supriadi Subang, 28-10-2000 Montir Motor Mental
14 Andry Syaputra Subang, 08-07-2000 Montir Motor Mental
15 Dede Hidayat Tangerang, 09-06-2004 Montir Motor Rungu
Wicara
16 Agung Subang, 26-03-2002 Sablon/Desain Rungu
Wicara
17 Robby Al Habsy Subang, 06-08-2002 Pertukangan Mental
14
Bangunan
18 Ganjar Septian Subang, 17-09-1997 Pertukangan Rungu
Kayu Wicara
19 Ihsan Kamil Garut, 05-06-1998 Menjahit Mental
Crissan terdapat tiga jenis disabilitas diantaranya yaitu 7 orang disabilitas rungu
mereka membentuk struktur dengan ketua wisma yaitu Taufiq dan Andri sebagai
kepentingan bersama.
Pada dasarnya hampir setiap klien menguasai bahasa isyarat sibi. Bahasa
isyarat sibi digunakan sebagai interaksi simbolik dalam berkomunikasi satu sama
lain. Terdapat satu orang perhatian penulis dalam pemahaman bahasa isyarat yaitu
Agung yang tampaknya perlu lebih belajar lagi dalam penggunaan bahasa
isyaratnya, sehingga akan lebih membantu dalam setiap kegiatan Panti Sosial.
Pada tahun 2016 Hasbi menjuarai perlombaan melukis tingkat Jawa Barat. Hal
tersebut merupakan pencapaian yang luar biasa dan menjadi pelecut semangat
15
Permasalahan umumnya yang terjadi pada mereka yaitu dalam perihal tata
penulis. Namun dengan berjalannya waktu selama berada di Panti Sosial sedikit
demi sedikit terjadi perkembangan. Hal tersebut berkat dorongan para Pekerja
Sosial, Instruktur dan seluruh elemen yang ada dalam Panti Sosial. Dengan
demikian, para klien menjadi lebih siap dalam kehidupan bermasyarakat setelah
selesainya pembinaan.
hubungan suka dengan lawan jenis tersebut merupakan suatu permasalahan sosial
yang terjadi pada usia remaja umumnya. Hal tersebut dianggap menjadi
penghambat dalam meraih cita-cita. Tidak sedikit klien mencoba untuk mendekati
dan mencari tahu makna dari ‘pacaran’, walaupun sebetulnya aturan dalam Panti
betul-betul memahami. Seperti salah satu klien di wisma Crissan yang bernama
Sosial. Andri mengambil keterampilan montir motor. Klien Panti Sosial yang
pernah bekerja sebagai tukang bangunan ini berharap dapat membuka bengkel
16
2.1 STRUKTUR ORGANISASI
Tabel 2.1
STRUKTUR ORGANISASI
17
KEPALA
KASUBAG
TATA
USAHA
menjalankan PKL dari tanggal 17 Juni 2019 sampai tanggal 1 Juli 2019 dapat
Tabel 2.2
18
c. Sarapan pagi 06.00 – 06.30
Keterampilan
Berjamaah*
masing-masing
n. Solat Magrib
19
c. Sarapan pagi 06.00 – 06.30 ** Senam Sehat
masing-masing
Keterampilan
Berjamaah*
masing-masing
(Psikologi)
Berjamaah*
20
Berjamaah* beragama Islam
Keterampilan
Berjamaah*
masing-masing
masing-masing
Berjamaah*
21
4 KAMIS a. Sholat Subuh 04.00 – 05.00 *Bagi yang
Keterampilan
Berjamaah*
masing-masing
masing-masing
Berjamaah*
22
r. Makan malam 19.30 – 20.00
Masing-masing
Berjamaah*
05.00 – 06.00
23
b. Olahraga 06.00 – 07.00
g. Masuk Kelas
h. Solat Dzuhur
j. Kegiatan di Wisma
n. Solat Magrib
r. Tidur Malam
7 MINGGU a. Sholat Subuh 4.00 – 05.00 *Bagi yang
24
b. Olahraga 05.00 – 06.00
Berjamaah* n dilaksanakan 1
Masing-masing kudus)
Berjamaah*
k. Makan Malam
18.30 – 19.00
l. Solat Isha Berjamaah
19.00 – 19.30
m. Tadarus
19.30 – 20.00
n. Tidur Malam
20.00 – 04.00
BAB III
Bidang kerja yang kami tekuni adalah pekerja sosial di tempat UPTD
25
Wicara, Tubuh sesuai dengan latar belakang jurusan. Tempat tersebut beralamat
Pekerjaan sosial adalah seseorang yang memiliki profesi dalam membantu orang
sumber.
diselesaikan, pemilihan teknik dan metode harus tepat guna bagi klien.
helping people to prevent and resolve their sosial problems, to restore and
enhance their sosial functiong” (Pekerjaan sosial sebagai metode yang bersifat
26
masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya (Siporin, 1975; Morales
dan Sheafor, 1989; Suharto, 1997). Para pekerja sosial memiliki seperangkat
maupun masyarakat. Dalam setting lembaga, pekerja sosial biasanya bekerja pada
(community development).
Pada proses praktek kerja lapangan yang kami lakukan, kami menjadi
pekerja sosial dengan bimbingan dari pekerja sosial di Panti Sosial Rehabilitasi
menjalankan tugas dan fungsi pekerja sosial, yang secara garis besar yaitu
Pelayanan yang dilakukan oleh para Pekerja sosial kepada klien sangat
mental dan social, pemberian sarana untuk berkarya dan berolahraga, serta
27
3.2 Pelaksanaan Kerja
a. Pelaksanaan Kerja
lakukan selama kurang lebih dua minggu dimulai sejak tanggal 17 Juni – 1 Juli
b. Kegiatan PKL
Tabel 3.1
- Bimbingan Individu
3 Rabu, 19 Juni 2019 - Pembukaan PKL oleh
(Pembimbing Lapangan).
28
melatih sensorik motorik
Lingkungan Wisma)
- Bimbingan Individu.
4 Kamis, 20 Juni 2019 - Apel
- Kunjungan kelas-kelas
- Bimbingan Individu
- Bimbingan bersama
Psikolog
5 Jumat, 21 Juni 2019 - Senam Pagi
- Kunjungan Kesenian
- Kunjungan
Ekstrakurikuler
- Bimbingan Individu
6 Sabtu, 22 Juni 2019 - Bimbingan Individu Terselenggara
7 Senin, 24 Juni 2019 - Apel
29
- Opsih (Operasi Bersih
- Kunjungan Kelas-kelas
- Bimbingan Indvidu
Bersama
8 Selasa, 25 Juni 2019 - Apel
Lingkungan Wisma)
- Bimbingan Bersama
Psikolog
- Bimbingan Individu
9 Rabu, 26 Juni 2019 - Apel
Lingkungan Wisma)
30
Bersama
- Bimbingan Individu.
10 Kamis, 27 Juni 2019 - Apel
- Kunjungan Kelas-kelas
- Pengajian
- Bimbingan Individu
11 Jumat, 28 Juli 2018 - Senam Pagi
- Kesenian
- Bimbingan Individu
13 Sabtu, 29 Juni 2019 - Bimbingan Individu Terselenggara
14 Senin, 1 Juli 2019 - Penutupan PKL oleh DPL
(Dosen Pembimbing
(Pembimbing Lapangan
31
Dalam proses Praktek Kerja Lapangan, khususnya dalam bidang Pekerja
Sosial yang kita tekuni, ada beberapa kendala yang dialami dalam menjalankan
1. Dimana kami dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan setiap individu kita
mendapatkan tanggung jawab per wisma untuk kita bimbing, baik itu
wismanya.
2. Dari berbagai kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh Panti Sosial, terdapat
beberapa klien yang kami bimbing itu harus diarahkan mengikuti kegiatan
tetapi ada saja klien yang sulit tidak mau mengikuti kegiatan tersebut.
4. Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Panti Sosial para klien tidak
betah dan ingin cepat keluar dari ruangan tersebut padahal kegiatan itu belum
Melihat berbagai kendala yang dialami untuk mengatasi masalah tersebut yaitu:
32
1. Dalam setiap kegiatan yang ada di Panti Sosial seharusnya ada beberapa
program kegiatan yang harus ditambah agar para klien tidak bosan untuk
klien tersebut semuanya terkontrol dan bisa mengikuti berbagai kegiatan yang
3. Dalam menangani para klien ini setiap individu peserta praktek kerja
lapangan lebih rutin berkomunikasi dengan ketua wismanya agar semua bisa
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam proses selama ini kita praktek kerja lapangan menjadi pekerja
33
Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara, Tubuh. Dalam setiap berlangsungnya
selama kita dilapangan para klien Panti Sosial mudah sekali beradaptasi dan
begitu mereka tidak kesepian karena ada yang mendengarkan segala cerita
pengalaman, keluhan mereka dan membantu segala kegiatan para klien, mereka
merasa senang dengan adanya para mahasiswa sebagai pekerja sosial di Panti
Sosial Cimahi.
Maka menjadi penting peran Pekerja Sosial bagi para Klien. Begitupun
ketika berperan dalam bidang kerja pekerja sosial pada kesempatan Praktik Kerja
Lapangan ini. Ada banyak hal – hal yang kita dapatkan sebagai Pekerja Sosial,
Sosiolog dalam berinteraksi dengan masyarakat, dalam hal ini adalah para klien
Bukan hal yang mudah ketika harus berinteraksi dengan klien yang
memiliki sifat yang khas. Dibutuhkan ketekunan dan kesabaran agar bisa
menjalan interaksi dengan para klien. Berkat bantuan dari para pekerja sosial dan
semua unsur struktur yang ada di Panti Sosial, kita bisa menjalankan tugas dengan
sebaik – baiknya meski tak dapat ditampik masih banyak memiliki kekurangan.
4.2 Saran
bagaimana kita melihat keadaan para klien selama beradaptasi bersama memang
34
sebagai pekerja sosial mempunyai peran penting dalam menjembatani para klien
ini. Sebagai pekerja sosial kita harus lebih banyak dekat dengan para klien agar
Maka saran dari kami adalah tetap pertahankan semua kinerja yang telah
dilakukan oleh para pekerja sosial dan seluruh sub-unit yang lainnya, serta selalu
melakukan perbaikan – perbaikan yang dirasa perlu. Sedikit saran, meski ini
mungkin kurang tepat karena kita hanya mengamati selama kurang lebih 2
minggu, dari pihak pekerja sosial harus lebih memperhatikan seluruh apa – apa
yang dibutuhkan para klien, terutama secara moral. Dan dari berbagai kegiatan
kalau bisa ditambahkan beberapa kegiatan yang menarik agar para klien tidak
35
Lampiran Kegiatan PKL di RPSTW Garut
36