Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL

Perkembangan teknologi dan ekonomi pada saat ini teruslah meningkat,

dimana dunia kerja dituntut untuk meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya

manusia yang handal dan siap pakai. Dengan demikian banyak lembaga

pendidikan atau universitas menerapkan suatu sistem yang dapat menciptakan

tenaga kerja yang siap pakai dalam mengaplikasikan ilmunya di lapangan

pekerjaan yang akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran di negara ini.

Melihat situasi dan kondisi sekarang ini, mahasiswa dituntut untuk bisa

menguasai ilmu yang diterima didunia pendidikan dan dapat mengaplikasikannya

didunia kerja. Dalam mengaplikasikan pengetahuannya, mahasiswa diberi

kesempatan untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ke instansi yang

terkait dengan program studinya.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang

menjadi bagian integral dari kurikulum dan bertujuan untuk menjembatani antara

dunia kampus dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Melalui Praktek Kerja

Lapangan (PKL) ini diharapkan mahasiswa dapat mengakomodasikan antara

konsep-konsep atau teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan

operasional dilapangan kerja yang sesungguhnya sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan bagi para mahasiswa.

1
Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah penerapan pelajaran yang

sudah ada dilingkungan fakultas, kemudian dipraktekkan dilapangan dalam hal ini

dunia kerja nyata. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) berisikan unsur-unsur

pendidikan dan penelitian.

Pendidikan dilakukan dengan cara memperkenalkan mahasiswa dengan

dunia kerja yang diperkenalkan secara langsung oleh sumber daya manusia yang

sudah berpengalaman di tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) tersebut.

Mahasiswa yang mengikuti program ini disebut sebagai Praktikan. Pelaksanaan

program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan oleh mahasiswa program

Sarjana (S1).

Dalam usaha merealisasikan sumber daya manusia yang berkualitas,

berdaya saing dan berwawasan tinggi serta untuk memperoleh gambaran yang

lebih komprehensif mengenai dunia kerja, maka Praktek Kerja Lapangan (PKL)

ini dilaksanakan. Dalam program ini, mahasiswa dapat memperhatikan hal-hal

atau masalah yang berkaitan dengan teori ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan

program studinya masing-masing. Selain itu, mahasiswa juga dapat benar-benar

mengerti mengenai tanggungjawab yang harus dilaksanakan dalam dunia kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan PKL

Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang

diwujudkan dalam kerja disuatu instansi pemerintahan adalah selain sebagai

salah satu syarat tugas akhir, Praktek Kerja Lapangan (PKL) juga merupakan

kegiatan mahasiswa untuk meningkatkan wawasan pengetahuan, kemampuan,

2
keterampilan serta mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja

yang sesungguhnya, yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang

berdasarkan Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan

ketrampilan agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya

sendiri serta bertanggung jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara dalam

pencapaian perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.

Adapun tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) antara

lain untuk :

1. Meningkatkan wawasan pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan

keterampilan mahasiswa.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan

menerapkannya dalam dunia kerja.

3. Melatih mahasiswa menjadi manusia yang disiplin, bertanggung jawab dan

berpikir maju.

4. Mendapatkan masukan guna umpan balik dalam usaha penyempurnaan

kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan masyarakat.

5. Memberikan gambaran dunia kerja bagi para mahasiswa.

1.3 Kegunaan PKL

1. Bagi Instansi Tempat PKL

a. Merealisasikan visi, fungsi dan tanggungjawab sosial kelembagaan

kepada masyarakat termasuk masyarakat akademik (mahasiswa).

3
b. Mempererat hubungan antara instansi/perusahaan (user lulusan) dengan

Perguruan Tinggi (penghasil lulusan).

c. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

bagi pihak-pihak yang terlibat.

2. Bagi Mahasiswa

a. Melatih keterampilan mahasiswa sesuai dengan pengetahuan yang

diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Universitas.

b. Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-unit

kerja, baik dalam lingkungan pemerintah maupun perusahaan.

c. Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencoba

menemukan sesuatu yang baru yang belum diperoleh dari pendidikan

formal.

3. Bagi Jurusan dan Fakultas

Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang

sesuai dengan kebutuhan di lingkungan instansi/perusahaan dan tuntutan

pembangunan pada umumnya. Dengan demikian, Fakultas dan Jurusan dapat

mewujudkan konsep link and match dalam meningkatkan kualitas layanan pada

stakeholders.

1.4 Tempat PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini bertempat di Panti Sosial

Rehabilitasi Penyandung Disabilitas Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara,

Tubuh Bandung Jalan Jend. Amir Machmud Nomor 331 Cimahi.

4
1.5 Jadwal Waktu PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan pada Semester

VI, dengan lama kegiatan selama dua minggu yang terhitung sejak tanggal 17

Juni 2019 hingga tanggal 1 Juli 2019.

5
BAB II

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

2.1 SEJARAH INTANSI TEMPAT PKL

Panti Sosial Rehabilitas Penyandang Disabilitas Mental, Sensorik Netra,

Rungu Wicara, Tubuh (PRSPD MENSENETRITU) merupakan Unit Pelaksana

Teknis Daerah Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat yang memberikan pelayanan

rehabilitas sosial kepada penyandang disabilitas mental, sensorik netra, rungu

wicara, tubuh.

Sebelum menjadi panti tersebut di atas, pada awalnya bernama Balai

Rehabilitas Sosial Penyandang Cacat (BRSPC) sejak tahun 2002. Pada tahun

2014 nomenklatur BRSPC berganti nama menjadi Balai Rehabilitas Sosial

Penyandang Disabilitas dan pada tahun 2017 berdasarkan Peraturan Gubernur

Jawa Barat Nomor : 69 Tahun 2017 tentang pembentukan susunan Organisasi

Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas, nomenklatur BRSPD berganti

nama lagi menjadi PRSPD MENSENETRUWITU.

2.1.1 Dasar Hukum

1. Undang-undang RI Nomer 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

2. Undang-undang RI Nomer 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas

undang-undang nomer 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak;

3. Undang-undang RI No.6 tahun 2016 tentang penyandang disablitas;

4. Peraturan Pemerintah No.39 tahun 2012 tentang penyelenggaraan

kesejahteraan sosial;

6
5. PERSOS RI No.7 Tahun tentang Standar Habilitasi dan Rehabilitasi

Sosial Penyandang Disabilitas;

6. PERDA Provinsi Jawa Barat Nomer 7 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Perlindungan Penyadang Disabilitas;

2.1.2 Tugas Pokok Dan Fungsi

1. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di Bidang rehabilitasi sosial

penyandang disabilitas.

2. Fungsi

Penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas, khususnya

penyandang disabilitas mental eks psikotik, sensorik netra, rungu wicara,

dan tubuh.

2.1.3 Visi & Misi

1. Visi

Terwujudnya Penyandang Disabilitas yang mandiri dan Berfungsi Sosial

di Jawa Barat.

2. Misi

a. Memberikan Pelayanan Sosial Bagi Pendanga Disabilitas agar dapat

hidup mandiri.

b. Memulihkan meningkatkan kamauan dan kemampuan untuk dapat

melaksanakan fungsi Sosialnya secara wajar.

7
c. Menumbuhkan dan memulihkan rasa harga diri, rasa percaya diri.

Kesadaran serta tanggung jawab terhadap masa depan diri, Keluarga

maupun masyarakat dan lingkungan soialnya.

d. Meningkatkan kemauan dan kemampuan bersosialisasi, mencegah

kemampuan Sosialnya menurun/lebih parah dari kondisi sebelumnya.

2.1.4 Sasaran Pelayanan

1. Disabilitas Tubuh :

Seseorang yang mempunyai kelainan tubuh pada alat gerak yang meliputi

tuang, otot dan persedian baik dalam struktur atau fungsinya yang dapat

mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk

kegiatan secara selayaknya.

2. Disabilitas Rungu Wicara :

a. Tuna Rungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendegar baik sebagian atau seluruhnya yang

diakibatkan oleh tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indra

pendengaran, sehingga dapat menggunakan alat kehidupan sehari-hari

b. Tuna Wicara adalah seseorang yang mengalami gangguan verbal

sehingga mengalami gangguan verbal sehingga mengalami kesulitan

dalam berkomunikasi melalui suara.

3. Penyandang disabilitas mental eks psikotik :

Seseorang yang mempunyai kelainan mental atau tingkah laku karena

pernah mengalami sakit jiwa yang oleh karenanya merupakan rintangan

8
atau hambatan baginya untuk melakukan pencarian nafkah atau kegiatan

kemasyarakatan.

4. Penyandang disabilitas sensorik netra :

Seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra

penglihatan baik yang total (blind total) atau yang masih mempunyai sisa

penglihatan (low vision) pada kedua matanya, sehingga menghambat

aktifitas.

2.1.5 Persyaratan calon penerimaan /klien

1. WNI berdomisili diwilayah jawa barat dibuktikan dengan KTP atau kartu

keluarga

2. Pria/wanita disabilitas mental, sensorik netra, rungu wicara dan tubuh

3. Usia 15 s/d 30 tahun

4. Surat permohonan dari keluarga

5. Berasal dari keluarga tidak mampu disertai keterangan tidak mampu dari

pemerintah setempat

6. Tidak dikenakan biaya dalam program pelayanan rehabilitas sosial

7. Klien bersedia diasramakan selama pelayanan

8. Bersedia mengikuti program rehabilitas sosial dan mengikuti aturan yang

berlaku

9. Mengisi formulir registrasi

2.1.5 Keterampilan inti

1. Elektro

2. Menjahit

9
3. Pertukangan

4. Komputer ( perkasiran & housekeeping)

5. Tata rias

6. Monitor motor

7. Handycraft

2.1.6 Keterampilan ekstrakulikuler

1. Baris berbaris ( pbb )

2. Sablon

3. Seni musik

4. Holtykultura

5. Massage ( pijat )

6. Olah pangan

7. Olahaga ( renang )

2.1.7 Jenis dan lama bimbingan

1. Jenis bimbingan

- Bimbingan mental

- Bimbingan sosial

- Bimbingan fisik

- Bimbingan keterampilan

2.Lama bimbingan :

- 8 bulan

10
2.1.5 Proses Pelayanan

A. Tahap Pendekatan Awal

1. Konsultasi dan penjajagan

2. Sosialisasi pengenalan program

3. Sleksi dan identifikasi

4. Orientasi

B. Tahap Penerimaan

1. Penyerahan formulir identifikasi

2. Pemanggilan calon klien

3. Sleksi administrasi BRSPD

4. Asesmen penerimaan dan asesmen vokasional

5. Orientasi lingkungan di BRSPD

C. Tahap rehabilitasi sosial

1. Penelaah dan pengungkapan masalah

2. Rencana intervensi

3. Interensi

Dalam tahap ini diberikan bimbingan sosial, mental fisik dan

keterampilan:

a. Bimbingan sosial terdiri dari:

-Bimbingan sosial perorangan (konseling,motivasi, dan

psikoterapi)

-Bimbingan sosial kelompok (diwisma, dikelas dan

dinamika kelompok

11
b. Bimbingn mental meliputi pemberin pengetahuan

keagamaan dan pembinaan mental sepiritual

c. Bimbingan fisik terdiri dari

-Senam kesegaran jasmani

-Pemeliharaan kesehatan

-Pemberian maknan dengan menu yang sehat dan

seimbang

d. Bimbingan keterampiln terdiri dari:

1) Keterampilan inti:

-Keterampilan menjahit

-Keterampilan montir motor

-Elektronika

-Keterampilan Handycraf dn sulm border

-Keterampilan tata rias

2) Keterampilan courses

-Keterampilan perkasiran

-Keterampilan housekeeping/Cleaning service

3) Keterampilan ekstrakurikuler

-Olah pangan

-Sablon

-Olah batu mulia

-Massage

Hotikultura, hidroponik dan tanaman hias

12
e. Materi penunjang meliputi

-Bimbingan kewirausahaan

-Kegiatan olah raga

-Kegiatan rekreasi

-Bimbingan kesenian

4. Case conference

5. Home visit: pendekatan keluarga penyelsaian masalah klien

D. Tahap resosialisasi

1. Praktek belajar kerja di perusahaan-perusahaan yang menjadi

mitra balai

2. Home visit dalam rangka menyiapkan keluarga, masyarakat dan

dinas pengiriman untuk penerimaan klien kembali

E. Tahap penyaluran

a) Kembali ke keluarga

b) Bekerja diperusahaan atau lembaga yang siap menerima sebagai

tenaga kerja

c) Membentuk kelompok usaha bersama maupun wirausaha

d) Dirujuk ke intensi terkait

13
DATA PER WISMA

DATA WISMA CRISSAN

No Nama Tempat, Tgl. Lahir Keterampilan Jenis

Disabilitas
1 Harleyanto Khadafi Jakarta, 31-03-1998 Handy Craft Tubuh
2 Aldi Subang, 27-05-2001 Montir Motor Mental
3 Wawan Setiawan Bandung, 07-02-1989 Pertukangan Rungu

Bangunan Wicara
4 Hasbi Ridha Ilahi Tasikmalaya, 22-05-2000 Menjahit Rungu

Wicara
5 Acep Zaenul Falah Tasikmalaya, 18-03-1996 Menjahit Rungu

Wicara
6 Ari Tasikmalaya, 25-05-1997 Menjahit Rungu

Wicara
7 Supriadi Kuningan, 17-09-1998 Handy Craft Mental
8 Jejen Jaenal Abidin Bandung, 10-07-1998 Pertukangan Mental

Bangunan
9 Aditya Agung Tasikmalaya, 27-03-1999 Pertukangan Mental

Nugraha Kayu
10 Indra Silmi Affa Tasikmalaya, 22-06-1995 Sablon/Desain Mental
11 Ahmad Tasikmalaya, 01-01-1984 Pertukangan Tubuh

Kayu
12 Eman Subang, 08-05-1998 Pertukangan Mental

Bangunan
13 Taofik Supriadi Subang, 28-10-2000 Montir Motor Mental
14 Andry Syaputra Subang, 08-07-2000 Montir Motor Mental
15 Dede Hidayat Tangerang, 09-06-2004 Montir Motor Rungu

Wicara
16 Agung Subang, 26-03-2002 Sablon/Desain Rungu

Wicara
17 Robby Al Habsy Subang, 06-08-2002 Pertukangan Mental

14
Bangunan
18 Ganjar Septian Subang, 17-09-1997 Pertukangan Rungu

Kayu Wicara
19 Ihsan Kamil Garut, 05-06-1998 Menjahit Mental

Klien di wisma Crisssan semuanya berjumlah 19 orang. Penghuni wisma

Crissan terdapat tiga jenis disabilitas diantaranya yaitu 7 orang disabilitas rungu

wicara, 10 orang disabilitas menal, dan 2 orang disabilitas mental.

Untuk menyeimbangkan kehidupan kesehariannya dalam wisma Crissan,

mereka membentuk struktur dengan ketua wisma yaitu Taufiq dan Andri sebagai

wakilnya yang kemudian dibantu oleh penghuni lainnya seperti penanggung

jawab keagamaan, kebersihan, keamanan. Mereka saling bahu membahu dalam

kepentingan bersama.

Pada dasarnya hampir setiap klien menguasai bahasa isyarat sibi. Bahasa

isyarat sibi digunakan sebagai interaksi simbolik dalam berkomunikasi satu sama

lain. Terdapat satu orang perhatian penulis dalam pemahaman bahasa isyarat yaitu

Agung yang tampaknya perlu lebih belajar lagi dalam penggunaan bahasa

isyaratnya, sehingga akan lebih membantu dalam setiap kegiatan Panti Sosial.

Para penghuni wisma Crissan memiliki kelebihannya masing-masing

dalam setiap kekurangannya. Beberapa dari mereka seringkali menjuarai

perlombaan – perlombaan. Seperti Hasbi yang sangat berbakat dalam melukis.

Pada tahun 2016 Hasbi menjuarai perlombaan melukis tingkat Jawa Barat. Hal

tersebut merupakan pencapaian yang luar biasa dan menjadi pelecut semangat

para klien lainnya ketika saling berbagi cerita.

15
Permasalahan umumnya yang terjadi pada mereka yaitu dalam perihal tata

karma dan moralitas. Pemahaman keagamaan mereka juga menjadi perhatian

penulis. Namun dengan berjalannya waktu selama berada di Panti Sosial sedikit

demi sedikit terjadi perkembangan. Hal tersebut berkat dorongan para Pekerja

Sosial, Instruktur dan seluruh elemen yang ada dalam Panti Sosial. Dengan

demikian, para klien menjadi lebih siap dalam kehidupan bermasyarakat setelah

selesainya pembinaan.

Fenomena keseharian dalam pola interaksi mereka, seringkali yang

menjadi pembahasan adalah berkenaan dengan ‘pacaran’. ‘Pacaran’ atau

hubungan suka dengan lawan jenis tersebut merupakan suatu permasalahan sosial

yang terjadi pada usia remaja umumnya. Hal tersebut dianggap menjadi

penghambat dalam meraih cita-cita. Tidak sedikit klien mencoba untuk mendekati

dan mencari tahu makna dari ‘pacaran’, walaupun sebetulnya aturan dalam Panti

Sosial melarangnya. Edukasi berkenaan dengan ‘pacaran’ menurut penulis perlu

lebih sering disampaikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, hingga mereka

betul-betul memahami. Seperti salah satu klien di wisma Crissan yang bernama

Andri. Dia memahami pentingnya fokus pembelajaran selama berada di Panti

Sosial. Andri mengambil keterampilan montir motor. Klien Panti Sosial yang

pernah bekerja sebagai tukang bangunan ini berharap dapat membuka bengkel

setelah selesainya pembelajaran di Panti Sosial dan berkeyakinan dapat menikah

dua tahun mendatang.

16
2.1 STRUKTUR ORGANISASI

Tabel 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

17
KEPALA

KASUBAG
TATA
USAHA

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


KEPALA SEKSI
REHABILITASI JAFUNG
PENERIMAAN & PEKERJA
PENYALURAN SOSIAL SOSIAL

2.3 KEGIATAN UMUM INSTANSI

Adapun kegiatan yang dilakukan penulis selaku mahasiswa yang

menjalankan PKL dari tanggal 17 Juni 2019 sampai tanggal 1 Juli 2019 dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2

Jadwal Kegiatan Rutin Klien

NO HARI KEGIATAN WAKTU KETERANGAN


1 SENIN a. Sholat Subuh 04.00 – 05.00 *Bagi yang

Berjamaah* beragama Islam

b. Olahraga 05.00 – 06.00

18
c. Sarapan pagi 06.00 – 06.30

d. Persiapan Apel 06.30 – 07.30

e. Apel 07.30 – 08.00

f. Bimbingan di Aula 08.00 – 08.30

g. Persiapan masuk kelas 08.30 – 09.00

h. Masuk Kelas 09.00 – 12.00

Keterampilan

i. Solat Dzuhur 1.1 – 12.30

Berjamaah*

j. Makan Siang 12.30 – 13.00

k. Kegiatan di wisma 13.00 – 15.00

masing-masing

l. Solat Ashar Berjamaah* 15.00 – 15.30

m. Silat 15.30 – 17.30

n. Solat Magrib

Berjamaah* 18.00 – 18.30

o. Makan Malam 18.30 – 19.00

p. Solat Isha Berjamaah 19.00 – 19.30

q. Tadarus 19.30 – 20.00

r. Tidur Malam 19.30 – 04.00


2 SELASA a. Sholat Subuh 04.00 – 05.00 *Bagi yang

Berjamaah* beragama Islam

b. Olahraga 05.00 – 06.00

19
c. Sarapan pagi 06.00 – 06.30 ** Senam Sehat

d. Persiapan Apel 06.30 – 07.30 Indonesia

e. Apel 07.30 – 08.00

f. Bimbingan di Wisma 08.00 – 08.30

masing-masing

g. Persiapan masuk kelas 08.30 – 09.00

h. Masuk Kelas 09.00 – 12.00

Keterampilan

i. Solat Dzuhur 1.2 – 12.30

Berjamaah*

j. Makan Siang 12.30 – 13.00

k. Kegiatan di wisma 13.00 – 15.00

masing-masing

(Psikologi)

l. Solat Ashar Berjamaah* 15.00 – 15.30

m. Pengajian 15.30 – 17.30

n. Solat Magrib 18.00 – 18.30

Berjamaah*

o. Makan Malam 18.30 – 19.00

p. Solat Isha Berjamaah 19.00 – 19.30

q. Tadarus 19.30 – 20.00

r. Tidur Malam 19.30 – 04.00


3 RABU a. Sholat Subuh 04.00 – 05.00 *Bagi yang

20
Berjamaah* beragama Islam

b. Olahraga 05.00 – 06.00

c. Sarapan pagi 06.00 – 06.30

d. Persiapan Apel 06.30 – 07.30

e. Apel 07.30 – 08.00

f. Bimbingan di Aula 08.00 – 08.30

g. Persiapan masuk kelas 8.30 – 09.00

h. Masuk Kelas 09.00 – 12.00

Keterampilan

i. Solat Dzuhur 12.00 – 12.30

Berjamaah*

j. Makan Siang 12.30 – 13.00

k. Kegiatan di wisma 13.00 – 15.00

masing-masing

l. Solat Ashar Berjamaah* 15.00 – 15.30

m. Kegiatan di wisma 15.30 – 18.00

masing-masing

n. Solat Magrib 18.00 – 18.30

Berjamaah*

o. Makan Malam 18.30 – 19.00

p. Solat Isha Berjamaah 19.00 – 19.30

q. Tadarus 19.30 – 20.00

r. Tidur Malam 19.30 – 04.00

21
4 KAMIS a. Sholat Subuh 04.00 – 05.00 *Bagi yang

Berjamaah* beragama Islam

b. Olahraga 05.00 – 06.00

c. Sarapan pagi 06.00 – 06.30 ** Senam Sehat

d. Persiapan Apel 06.30 – 07.30 Indonesia

e. Apel 07.30 – 08.00

f. Bimbingan di Aula 08.00 – 08.30

g. Persiapan masuk kelas 08.30 – 09.00

h. Masuk Kelas 9.0 – 12.00

Keterampilan

i. Solat Dzuhur 12.00 – 12.30

Berjamaah*

j. Makan Siang 12.30 – 13.00

k. Kegiatan di wisma 13.00 – 15.00

masing-masing

l. Solat Ashar Berjamaah* 15.00 – 15.30

m. Kegiatan di wisma 15.30 – 16.30

masing-masing

n. Pengajian 16.30 – 18.00

o. Solat Magrib 18.00 – 18.30

Berjamaah*

p. Tadarus 18.30 – 19.00

q. Solat Isha Berjamaah 19.00 – 19.30

22
r. Makan malam 19.30 – 20.00

s. Tidur Malam 19.30 – 04.00


5 JUMAT a. Sholat Subuh 04.00 – 05.00 *Bagi yang

Berjamaah* beragama Islam

b. Sarapan 05.00 – 07.00

c. Persiapan Senam Pagi 07.00 – 07.30

d. Apel 07.30 – 07.10

e. Senam Pagi/Relaxsasi 07.10 – 09.00

f. Kesenian 09.00 – 11.30

g. Solat Berjamaah* 11.30 – 12.30

h. Makan Siang 12.30 – 13.00

i. Ekstrakurikuler 13.00 – 15.00

j. Solat Ashar Berjamaah* 15.00 – 15.30

k. Kegiatan di Wisma 15.30 – 18.00

Masing-masing

l. Solat Magrib 18.00 – 18.30

Berjamaah*

m. Makan Malam 18.30 – 19.00

n. Solat Isha Berjamaah 19.00 – 19.30

o. Tadarus 19.30 – 20.00

p. Tidur Malam 20.00 – 04.00


6 SABTU a. Sholat Subuh 04.00 – 05.00 *Bagi yang

Berjamaah* beragama Islam

05.00 – 06.00

23
b. Olahraga 06.00 – 07.00

c. Sarapan pagi 07.00 – 07.30

d. Persiapan Apel 07.30 – 08.00

e. Apel 08.00 – 09.00

f. Persiapan masuk kelas 09.00 – 12.00

g. Masuk Kelas

Keterampilan 12.00 – 12.30

h. Solat Dzuhur

Berjamaah* 12.30 – 13.00

i. Makan Siang 13.00 – 15.00

j. Kegiatan di Wisma

masing-masing 15.00 – 15.30

k. Solat Ashar Berjamaah* 15.30 – 17.30

l. Silat 17.30 – 18.00

m. Persiapan Sholat Magrib 18.00 – 18.30

n. Solat Magrib

Berjamaah* 18.30 – 19.00

o. Makan Malam 19.00 – 19.30

p. Solat Isha Berjamaah 19.30 – 08.00

q. Tadarus 08.00 – 04.00

r. Tidur Malam
7 MINGGU a. Sholat Subuh 4.00 – 05.00 *Bagi yang

Berjamaah* beragama Islam

24
b. Olahraga 05.00 – 06.00

c. Sarapan 06.00 – 07.00 *** untuk yang

d. Beres-beres Wisma 07.00 – 12.00 beragama

e. Solat Dzuhur 12.00 –12.30 Khatolik/Protesta

Berjamaah* n dilaksanakan 1

f. Makan Siang 12.30 –13.00 bulan sekali dari

g. Istirahat 13.00 –15.00 GKI Pasirkoja

h. Solat Ashar Berjamaah* 15.00 –15.30 Bandung

i. Kegiatan di Wisma 15.30 –18.00 (perjamuan

Masing-masing kudus)

j. Solat Magrib 18.00 –18.30

Berjamaah*

k. Makan Malam
18.30 – 19.00
l. Solat Isha Berjamaah
19.00 – 19.30
m. Tadarus
19.30 – 20.00
n. Tidur Malam
20.00 – 04.00

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1.1 Bidang Kerja

Bidang kerja yang kami tekuni adalah pekerja sosial di tempat UPTD

Panti Sosial Rehabilitasi Penyandung Disabilitas Mental, Sensorik Netra, Rungu

25
Wicara, Tubuh sesuai dengan latar belakang jurusan. Tempat tersebut beralamat

di Jalan Jend. Amir Machmud Nomor 331 Cimahi.

Pekerja Sosial adalah profesi yang memberikan pertolongan pelayanan

sosial kepada individu, kelompok dan masyarakat dalam peningkatan

keberfungsian sosial mereka dan membantu memecahkan masalah-masalah sosial.

Pekerjaan sosial adalah seseorang yang memiliki profesi dalam membantu orang

memecahkan masalah-masalah dan mengoptimalkan keberfungsian sosial

individu, kelompok dan masyarakat serta mendekatkan mereka dengan sistem

sumber.

Pekerja sosial dalam menjalankan tugas berada dalam naungan badan-

badan sosial yang bergerak dalam pelayanan-pelayanan sosial. Dalam mejalankan

profesinya seorang pekerja sosial bekerja dengan menggunakan teknik-teknik dan

metode-metode tertentu yang disesuaikan dengan masalah-masalah yang akan

diselesaikan, pemilihan teknik dan metode harus tepat guna bagi klien.

Menurut pendapat Max Siporin, D.S.W (1975:3) mengartikan pekerjaan

sosial sebagai berikut:“Sosial work is defined as sosial institutional method of

helping people to prevent and resolve their sosial problems, to restore and

enhance their sosial functiong” (Pekerjaan sosial sebagai metode yang bersifat

sosial dan institusional untuk membantu orang mencegah dan memecahkan

masalah-masalah mereka serta untuk memperbaiki dan meningkatkan

keberfungsian sosial mereka).

Pekerjaan sosial adalah profesi pertolongan kamanusiaan yang tujuan

utamanya adalah membantu keberfungsian sosial individu, keluarga dan

26
masyarakat dalam melaksanakan peran-peran sosialnya (Siporin, 1975; Morales

dan Sheafor, 1989; Suharto, 1997). Para pekerja sosial memiliki seperangkat

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai pertolongan profesional yang diperoleh

melalui pendidikan (perguruan tinggi).

Secara konvensional, pekerjaan sosial biasanya dipandang sebagai profesi

yang menangani permasalahan kesejahteraan sosial baik pada setting lembaga

maupun masyarakat. Dalam setting lembaga, pekerja sosial biasanya bekerja pada

institusi-institusi pelayanan sosial, seperti lembaga rehabilitasi sosial, pengasuhan

anak, perawatan orang tua, penanganan korban narkoba dan sebagainya.

Dalam setting masyarakat, pekerja sosial menangani permasalahan sosial

yang berkaitan dengan pembangunan lokal (pedesaan dan perkotaan), pengentasan

kemiskinan atau perancangan proyek-proyek pengembangan masyarakat

(community development).

Pada proses praktek kerja lapangan yang kami lakukan, kami menjadi

pekerja sosial dengan bimbingan dari pekerja sosial di Panti Sosial Rehabilitasi

Penyandang Disabilitas Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara, Tubuh dengan

menjalankan tugas dan fungsi pekerja sosial, yang secara garis besar yaitu

memberikan pelayan terhadap para Klien.

Pelayanan yang dilakukan oleh para Pekerja sosial kepada klien sangat

beragam aspeknya. Diantaranya yaitu pelayanan pengatasan masalah, bimbingan

mental dan social, pemberian sarana untuk berkarya dan berolahraga, serta

pelayanan pembekalaan keagamaan.

27
3.2 Pelaksanaan Kerja

a. Pelaksanaan Kerja

Pelaksanaan kerja di bidang fungsional (Pekerja Sosial) yang telah kami

lakukan selama kurang lebih dua minggu dimulai sejak tanggal 17 Juni – 1 Juli

2019 dapat dilihat dengan tabel di bawah ini :

b. Kegiatan PKL

Tabel 3.1

Jadwal kegiatan PKL

No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan


1 Senin, 17 Juni 2019 - Apel

- Pengenalan Balai oleh PL

(Pembimbing Lapangan) Terselenggara

dan perkenalan ke Klien.


2 Selasa, 18 Juni 2019 - Apel

- Opsih (Operasi Bersih

Lingkungan Wisma) Terselenggara

- Sholat dzuhur berjamaah

- Istirahat dan Makan

- Bimbingan Individu
3 Rabu, 19 Juni 2019 - Pembukaan PKL oleh

DPL (Dosen Pembimbing

Lapangan) dan PL Terselenggara

(Pembimbing Lapangan).

- Bimbingan dan permainan

28
melatih sensorik motorik

- Opsih (Operasi Bersih

Lingkungan Wisma)

- Sholat dzuhur berjamaah

- Istirahat dan Makan

- Bimbingan Individu.
4 Kamis, 20 Juni 2019 - Apel

- Opsih (Operasi Bersih

Lingkungan Wisma) Terselenggara

- Kunjungan kelas-kelas

- Sholat dzuhur berjamaah

- Istirahat dan Makan

- Bimbingan Individu

- Bimbingan bersama

Psikolog
5 Jumat, 21 Juni 2019 - Senam Pagi

- Kunjungan Kesenian

- Sholat Jum’at (laki-laki). Terselenggara

- Istirahat dan Makan

- Kunjungan

Ekstrakurikuler

- Bimbingan Individu
6 Sabtu, 22 Juni 2019 - Bimbingan Individu Terselenggara
7 Senin, 24 Juni 2019 - Apel

29
- Opsih (Operasi Bersih

Lingkungan Wisma) Terselenggara

- Kunjungan Kelas-kelas

- Sholat dzuhur berjamaah

- Istirahat dan Makan

- Bimbingan Indvidu

- Olah raga dan Futsal

Bersama
8 Selasa, 25 Juni 2019 - Apel

- Opsih (Operasi Bersih

Lingkungan Wisma)

- Kunjungan kelas-kelas Terselenggara

- Sholat dzuhur berjamaah

- Istirahat dan Makan

- Bimbingan Bersama

Psikolog

- Bimbingan Individu
9 Rabu, 26 Juni 2019 - Apel

- Opsih (Operasi Bersih

Lingkungan Wisma)

- Kunjungan kelas-kelas Terselenggara

- Sholat dzuhur berjamaah

- Istirahat dan Makan

- Olahraga dan Renang

30
Bersama

- Bimbingan Individu.
10 Kamis, 27 Juni 2019 - Apel

- Opsih (Operasi Bersih

Lingkungan Wisma) Terselenggara

- Kunjungan Kelas-kelas

- Sholat dzuhur berjamaah

- Istirahat dan Makan

- Pengajian

- Bimbingan Individu
11 Jumat, 28 Juli 2018 - Senam Pagi

- Kesenian

- Sholat Jum’at (laki-laki). Terselenggara

- Istirahat dan Makan

- Materi dan Permainan

- Bimbingan Individu
13 Sabtu, 29 Juni 2019 - Bimbingan Individu Terselenggara
14 Senin, 1 Juli 2019 - Penutupan PKL oleh DPL

(Dosen Pembimbing

Lapangan) dan PL Terselenggara

(Pembimbing Lapangan

3.3 Kendala yang dialami

31
Dalam proses Praktek Kerja Lapangan, khususnya dalam bidang Pekerja

Sosial yang kita tekuni, ada beberapa kendala yang dialami dalam menjalankan

proses praktek kerja lapangan, diantaranya :

1. Dimana kami dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan setiap individu kita

mendapatkan tanggung jawab per wisma untuk kita bimbing, baik itu

bimbingan individu maupun secara bersama. Hal tersebut membuat kita

kewalahan dalam menanganinya mengingat jumlah klien yang banyak per

wismanya.

2. Dari berbagai kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh Panti Sosial, terdapat

beberapa klien yang kami bimbing itu harus diarahkan mengikuti kegiatan

tetapi ada saja klien yang sulit tidak mau mengikuti kegiatan tersebut.

3. Kemudian dari Peksos sendiri yang memberikan bimbingan di lapangan

kurang memberikan arahan bagaimana dalam melakukan berbagai program

dan kegiatan yang menyebabkan kurang optimalnya kami dalam melakukan

tugas, terutama dalam hal berkomunikasi dengan klien.

4. Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Panti Sosial para klien tidak

betah dan ingin cepat keluar dari ruangan tersebut padahal kegiatan itu belum

selesai, umunya terjadi pada klien penyandang disabilitas mental.

3.4 Cara Mengatasi Masalah

Melihat berbagai kendala yang dialami untuk mengatasi masalah tersebut yaitu:

32
1. Dalam setiap kegiatan yang ada di Panti Sosial seharusnya ada beberapa

program kegiatan yang harus ditambah agar para klien tidak bosan untuk

mengikuti kegiatan tersebut.

2. Ditambahnya pekerja sosial dalam membimbing para klien sehingga setiap

klien tersebut semuanya terkontrol dan bisa mengikuti berbagai kegiatan yang

ada di Panti Sosial.

3. Dalam menangani para klien ini setiap individu peserta praktek kerja

lapangan lebih rutin berkomunikasi dengan ketua wismanya agar semua bisa

terkontrol dalam berbagai kegiatan sehari-hari para klien tersebut.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam proses selama ini kita praktek kerja lapangan menjadi pekerja

sosial yang diselenggarakan di Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas

33
Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara, Tubuh. Dalam setiap berlangsungnya

selama kita dilapangan para klien Panti Sosial mudah sekali beradaptasi dan

bersosialisasi dengan kita sebagai mahasiswa praktek kerja lapangan. Mereka

begitu sangat membutuhkan teman untuk diajak berkomunikasi karena dengan

begitu mereka tidak kesepian karena ada yang mendengarkan segala cerita

pengalaman, keluhan mereka dan membantu segala kegiatan para klien, mereka

merasa senang dengan adanya para mahasiswa sebagai pekerja sosial di Panti

Sosial Cimahi.

Maka menjadi penting peran Pekerja Sosial bagi para Klien. Begitupun

ketika berperan dalam bidang kerja pekerja sosial pada kesempatan Praktik Kerja

Lapangan ini. Ada banyak hal – hal yang kita dapatkan sebagai Pekerja Sosial,

yang terutama adalah kita mendapatkan banyak pengalaman sebagai calon

Sosiolog dalam berinteraksi dengan masyarakat, dalam hal ini adalah para klien

penyandang disabilitas mental, sensorik netra, rungu wicara dan tubuh.

Bukan hal yang mudah ketika harus berinteraksi dengan klien yang

memiliki sifat yang khas. Dibutuhkan ketekunan dan kesabaran agar bisa

menjalan interaksi dengan para klien. Berkat bantuan dari para pekerja sosial dan

semua unsur struktur yang ada di Panti Sosial, kita bisa menjalankan tugas dengan

sebaik – baiknya meski tak dapat ditampik masih banyak memiliki kekurangan.

4.2 Saran

Melihat keadaan selama kurang lebih 2 minggu berada di Panti Sosial

bagaimana kita melihat keadaan para klien selama beradaptasi bersama memang

34
sebagai pekerja sosial mempunyai peran penting dalam menjembatani para klien

ini. Sebagai pekerja sosial kita harus lebih banyak dekat dengan para klien agar

para klien merasa diayomi oleh para pekerja sosial.

Maka saran dari kami adalah tetap pertahankan semua kinerja yang telah

dilakukan oleh para pekerja sosial dan seluruh sub-unit yang lainnya, serta selalu

melakukan perbaikan – perbaikan yang dirasa perlu. Sedikit saran, meski ini

mungkin kurang tepat karena kita hanya mengamati selama kurang lebih 2

minggu, dari pihak pekerja sosial harus lebih memperhatikan seluruh apa – apa

yang dibutuhkan para klien, terutama secara moral. Dan dari berbagai kegiatan

kalau bisa ditambahkan beberapa kegiatan yang menarik agar para klien tidak

merasa bosan dengan setiap kegiatannya.

35
Lampiran Kegiatan PKL di RPSTW Garut

36

Anda mungkin juga menyukai