Anda di halaman 1dari 94

KERJA SAMA NAPOSO NAULI BULUNG DAN ORANGTUA

DALAM MENGATASI DAMPAK NEGATIF PERGAULAN


BEBAS DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN WEK V
PADANGSIDIMPUAN SELATAN

Skripsi

Oleh

JULIAN FAHROJI
NPM. 1501090069

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PADANGSIDIMPUAN
2020
Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Fakultas
keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Oleh

JULIAN FAHROJI
NPM. 1501090069

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
PADANGSIDIMPUAN
2020
ABSTRAK

Nama : JULIAN FAHROJI


NPM 1501090069
Program studi : Bimbingan dan Konseling
Fakultas : Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Judul Penelitian :”KERJA SAMA NAPOSO NAULI BULUNG DAN
ORANGTYA DALAM MENGATSI DAMPAK
NEGATIF PERGAULAN BEBAS REMAJA DI
LINGKUNGAN IV KELURAHAN WEK V
PADANGSIDIMPUAN SELATAN”

Penelitian ini didasarkan atas permasalahan Manusia adalah makhluk sosial,


yaitu makhluk yang memiliki dorongan untuk hidup bersama dalam masyarakat.
Seseorang membutuhkan orang lain untuk menemani dan menjalani hidup bersamanya.
Manusia tidak bisa hidup secara mandiri tanpa bantuan manusia lainnya. Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Kerjasama Naposo
Nauli Bulung Dan Orangtua Dalam Mengatasi Dampak Negatif Pergaulan Bebas Remaja
di IV Kelurahan Wek V Padangsidimpuan? Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk menerapkan Kerjasama Naposo Nauli Bulung Dan Orangtua Dalam Mengatasi
Dampak Negatif Pergaulan Bebas Remaja di IV Kelurahan Wek V Padangsidimpuan.
Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci. Teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan) yaitu melakukan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), studi dokumentasi dan gabungan
dari ketiganya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan untuk menetahui
sampai dimana Kerjasama Naposo Nauli Bulung Dan Orangtua Dalam Mengatasi
Dampak Negatif Pergaulan Bebas Remaja di IV Kelurahan Wek V Padangsidimpuan.

Kata Kunci : Naposo Nauli Bulung,Orangtua, Pergaulan Bebas.

i
KATA PENGANTAR
‫ﻢﺴﺒ ﷲﺍ ﻥﻣﺤﺮﻠﺍ ﻡﻴﺣﺮﻟﺍ‬
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat serta kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Kerja Sama Naposo Nauli Bulung

Dan Orangtya Dalam Mengatsi Dampak Negatif Pergaulan Bebas Remaja Di

Lingkungan Iv Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan”. Skripsi ini disusun

untuk melengkapi salah satu syarat bagi setiap mahasiswa perguruan tinggi yang

akan menyelesaikan tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan Dan konseling, Fakultas keguruan dan ilmu pendidkan,

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS).

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak akan kuat tanpa motivasi dan

bantuan dari berbagai pihak sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Muksana Pasaribu, M.A, selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS).

2. Ibu Sulhenny Sari Harahap, S.sos., S.Pd,. M.AP selaku Wakil Rektor I

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

3. Bapak Drs. H. Putoro Dongoran, M.H, selaku Wakil Rektor II Universitas

Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

4. Bapak Syawaluddin, SP.M.Si, selaku Wakil Rektor III Universitas

Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

5. Muhammad Darwis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

ii
6. Ibu Erlina Harahap, S.Psi, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan

Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padangsidimpuan.

7. Bapak Sukatno, M.Pd selaku pembimbing I penulis dalam menyusun Skripsi

ini, yang telah memberikan arahan pada penulis dalam menyusun Skripsi ini.

8. Ibu Nurhasanah Pardede, M.Psi selaku pembimbing II penulis dalam

menyusun Skripsi ini, yang telah memberikan arahan pada penulis dalam

menyusun Skripsi ini.

9. Bapak Sukatno, M.Pd selaku ketua Laboratorium Bimbingan dan Konseling

yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf pegawai Fakultas dan Ilmu Pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.

11. Ibu Fika rani, Amd.Kom, sebagai staf Tata Usaha Program Studi Bimbingan

Konseling yang telah memberikan pelayanan terbaik dan kelancaran

administrasi pada peneliti dalam rangka penyelesaian Skripsi ini

12. Teristimewa penulis sampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda yang terus

memotivasi dan berdo’a dengan keungguhan demi keberhasilan penulis, serta

kakak, adik dan abang.

13. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling. Terutama untuk

sahabat-sahabat saya yang senantiasa selalu memberikan motivasi, semangat,

dan masukan yang sangat berharga demi penyelesaian Skripsi ini.

iii
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, Penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembacanya demi

sempurnanya Skripsi ini. Kiranya Skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan.

Padangsidimpuan, September 2020

Penulis

JULIAN FAHROJI
NPM : 1501090069

iv
ABSTRACT

Name : JULIAN FAHROJI


NIM 1501090069
Study Program : Guidance and Counseling
Faculty Of : Teacher Training and Education
Thesis Title :"THE COOPERATION OF NAPOSO NAULI BULUNG
AND ITS PEOPLE IN OVERCOMING THE NEGATIVE IMPACT OF
YOUTH FREE ASSOCIATION IN THE IV KELURAHAN WEK V
PADANGSIDIMPUAN ”

This research is based on the problem that humans are social beings, namely
creatures that have the urge to live together in society. A person needs other people to
accompany and live life with him. Humans cannot live independently without the
help of other humans. The formulation of the problem in this research is How Naposo
Nauli Bulung and Parents Collaborate in Overcoming the Negative Impact of
Adolescent Free Intercourse in IV Wek V Village, Padangsidimpuan? The goal to be
achieved is to implement the Cooperation between Naposo Nauli Bulung and Parents
in Overcoming the Negative Impact of Adolescent Free Intercourse in IV Wek V
Village, Padangsidimpuan.
This research uses qualitative research. Qualitative research is a research
method used to examine the conditions of natural objects, where the researcher is the
key instrument. The data collection technique is done by triangulation (combined),
namely making observations (observations), interviews (interviews), documentation
studies and a combination of the three. Based on the results of interviews with
researchers to find out where the collaboration between Naposo Nauli Bulung and
parents in overcoming the negative impact of adolescent promiscuity in IV Wek V
Village, Padangsidimpuan.

Keywords: Naposo Nauli Bulung, parents, promiscuity.


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. i


DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Masalah Dan Fokus Penelitian .................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
1) Manfaat Teoritis .................................................................. 8
2) Manfaat Praktik ................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Naposo Nauli Bulung ................................................................ 10
1. Pengertian Naposo Nauli Bulung ......................................... 10
2. Bendera Naposo Nauli Bulung ........................................... 10
B. Orang Tua ......................................................................................... 12
1. Pengertian Orang Tua .......................................................... 12
2. Tugas dan Tanggungjawab Orangtua ................................... 13
3. Kerjasama Guru BK dan Orangtua ...................................... 15
C. Pergaulan Bebas ................................................................................ 16
1. Pengertian Pergaulan Bebas................................................. 16
2. Bentuk-Bentuk Pergaulan Bebas.......................................... 16
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergaulan Bebas pada
Siswa .................................................................................. 18
4. Dampak Negatif Pergaulan Bebas........................................ 21
5. Cara Mengatasi Dampak Negatif Pergaulan Bebas............... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 25
A. Tempat dan Waktu ................................................................... 25
1. Tempat Penelitian ............................................................... 25

i
2. Waktu Penelitian ................................................................ 25
B. Responden Informan Penelitian ................................................ 25
C. Jenis Penelitian ......................................................................... 27
D. Definisi Konseptual................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan data ........................................................ 28
1) Wawancara ......................................................................... 28
2) Observasi ........................................................................... 29
3) Dokumentasi ...................................................................... 30
4) Triangulasi ......................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 31
G. Validitas dan Realibilitas Penelitian Kualitatif .......................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Informan Penelitian di Lingkungan IV Kelurahan Wek V
Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan ............................................................................ 26
Tabel 2. Responden Penelitian di Lingkungan IV Kelurahan Wek V Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan ............................................................................ 26

iii
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MUHAMMADIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PADANGSIDIMPUAN
Jl. Sutan Muhammad Arief No. 32 - Padangsidimpuan 22716 Telp. (0634) 21696

‫ﻢﺴﺒ ﷲﺍ ﻥﻣﺤﺮﻠﺍ ﻡﻴﺣﺮﻟﺍ‬


Tanda Persetujuan Skripsi

Nama : JULIAN FAHROJI


NPM : 1501090069
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP-UMTS)
Judul Skripsi : KERJA SAMA NAPOSO NAULI BULUNG DAN ORANGTUA
DALAM MENGATASI DAMAPAK NEGATIF PERGAULAN
BEBAS DI LINGKUNGAN IV KELUTAHAN WEK V
PADANGSIDIMPUAN SELATAN
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang meja hijau
skripsi

Padangsidimpuan, September 2020

Pembimbing I Pembimbing II

SUKATNO, M.Pd NURHASANAH PARDEDE, M.Psi


NIDN. 0108086901 NIDN. 0101127806

Mengetahui,
Ketua Prodi, Bimbingan dan Konseling

ERLINA HARAHAP, S.Psi., M.Pd


NIDN. 0119107302
Tanda Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : JULIAN FAHROJI


NPM : 1501090069
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : KERJA SAMA NAPOSO NAULI BULUNG
DAN ORANGTUA DALAM MENGATASI
DAMAPAK NEGATIF PERGAULAN
BEBAS DI LINGKUNGAN IV
KELUTAHAN WEK V
PADANGSIDIMPUAN SELATAN

Menyatakan, bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik orang lain. Semua

sumber yang dikutip/dirujuk telah ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia

menerima konsekuensi apapun sesuai dengan aturan yang berlaku bila kemudian

hari terbukti saya membuat pernyataan tidak benar.

Padangsidimpuan, September 2020

JULIAN FAHROJI
NPM. 1501090069
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang memiliki dorongan untuk

hidup bersama dalam masyarakat. Seseora ng membutuhkan orang lain untuk

menemani dan menjalani hidup bersamanya. Manusia tidak bisa hidup secara mandiri

tanpa bantuan manusia lainnya. Dari interaksi tersebut, terbentuklah macam-macam

kelompok manusia, mulai dari kelompok yang kecil, sedang, sampai dengan

kelompok yang besar. Aneka ragam kelompok tersebut dapat berwujud keluarga,

organisasi masyarakat, negara, regional, internasional, dan lain sebagainya. Dengan

adanya macam-macam kelompok tersebut, maka timbullah pergaulan antara satu

orang dengan yang lainnya atau antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

Namun jika pergaulan manusia tidak diatur dengan peraturan, baik norma hukum

ataupun norma agama yang berlaku dalam suatu masyarakat, maka pergaulan

manusia terutama kaum remaja akan mengarah kepada hal-hal yang tidak terpuji.

Sebagai contoh, berbagai kasus yang selama ini sering terjadi di masyarakat

seperti beredarnya VCD porno, rekaman pesta seks yang dilakukan remaja, seorang

remaja siswi menjajakan tubuhnya hanya karena sebuah HP, penemuan mayat bayi

yang baru dilahirkan, banyaknya jumlah remaja siswi yang melakukan aborsi,

ditemukannya remaja putri yang sudah hamil sebelum lulus dari bangku sekolah,

meningkatnya jumlah pasangan pengantin muda, hingga semakin bertambahnya

1
2

jumlah penderita penyakit HIV AIDS. Semua peristiwa itu ada didepan mata kita dan

realitas tersebut sangat menyayat hati nurani.

Masa remaja merupakan masa transisi dan anak – anak menuju dewasa pada

masa ini seorang dengan mudah mendapatkan pengaruh dari luar. Remaja memiliki

rasa penasaran yang tinggi untuk mencoba hal – hal baru. Hal ini membuat remaja

menjadi rentan terhadap berbagai pengaruh negative. Pergaulan bebas adalah hal

negative yang banyak terjdi pada remaja saat ini. Pada remaja yang melakukan

pergaulan bebas mengunakan narkoba dan seks bebas menjadi suatu hal yang biasa.

Data dari badan narkotika nasional tahun 2013, 22% dan 4 juta penduduk Indonesia

yang menyalahgunakan narkoba adalah remaja, atau sekitar 880 ribu penyalahguna

napza adalah pelajar dan remaja pada tahun 2017, sekitar 27,32 persen pengguna

narkoba di Indonesia berasal dari kalangan remaja dan angka tersebut kemudian akan

terus meningkat narkoba (narkotika,psikotropika dan bahan – bahan zat adiktif

lainnya) dapat membahayakan kehidupan manusia, jika di komsumsi dengan cara

yang tidak tepat, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Masalah izin yang dilakukan remaja akibat dari pergaulan bebas adalah seks

bebas. Saat ini seks bebas sebagai salah bentuk dari pergaulan bebas juga menjadi

sebuah tindakan yang dianggap biasa dikalangan remaja. Sama halnya pada

penggunaan narkoba, seks bebas juga memberikan dampak negative pada remaja.

Dampak negative yang disebabkan oleh seks bebas yang umum terjadi yaitu

terjangkit penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS atau kehamilan diluar nikah.

Berdasarkan laporan perkembangan HIV dan AIDS triwulan 3 tahun 2014

kementrian kesehatan, masalah besar yang dihadapi adalah kasus AIDS, tahun 1987
s/d September 2014 kasus AIDS yang ditangani adalah 55,799 kasus 2,9%

diantarkannya kelompok usia 20-29 tahun dan 3,1% diantaranya kelompok usia 15-19

tahun. Masalah narkoba dan seks bebas ini akan mengganggu perencanaan kehidupan

remaja dimasa yang akan dating.

Pada tahun 2009, perkara dispensasi nikah di pengadilan Agama (PA) Medan

ada 60 kasus, tahun 2010 naik menjadi 120 kasus, tahun 2011 naik menjadi 145

kasus, tahun 2012 naik lagi menjadi 172 kasus. Mayoritas alasan dispensasi nikah ini

juga nyaris sama, yaitu remaja putrinya hamil terlebih dahulu. Surat dispensasi nikah

salah satunya dibuat karena usia pengantin masih dibawah umur yang diizinkan UU

NO 1 tahun 1974 tentang perkawinan, yaitu 16 tahun bagi perempuan dan 19 tahun

bagi laki-laki. (Suara Muhammadiyah 15/3/2013). Sedangkan temuan terakhir 2011

di Pengadilan Agama (PA) Padangsidimpuan ada 80 kasus, tahun 2012 naik menjadi

150 kasus, tahun 2013 naik menjadi 160 kasus. Masalahnya juga tetap sama yaitu

remaja putri hamil di luar nikah terlebih dahulu.

Terkait hal diatas (Suara Muhammadiyah 15/3/2013) menyatakan bahwa

meningkatnya jumlah remaja putri yang hamil terlebih dahulu ini erat hubungannya

dengan kemajuan teknologi. Saat ini hampir semua remaja kita sudah sangat akrab

dengan alat-alat canggih yang dapat merekam dan mengirim gambar serta film secara

cepat. Hampir semua siswa sekolahmenengah sudah sangat akrab dengan teknologi

ini. Alat-alat seperti itu juga bukan lagi termasuk barang yang mewah dan mahal.

Handphone seharga uang jajan satu bulan siswa sekarang sudah cukup untuk

mengakses hal ini.


Peredaran gambar dan film yang tidak senonoh dikalangan pelajar sudah

sangat mustahil untuk dibendung. Hal ini terbukti dari berbagai razia yang

dilakaukan pihak sekolah terhadap Handphone pelajarnya hampir selalu mendapatkan

hasil yang sama. Banyak Handphone siswa yang berisi film yang tidak layak untuk

ditonton.

Suara Muhammadiyah 15/3/2013. Selain itupada tanggal 14 Februari 2014

lalu, sebuah koran lokal di Medan melaporkan bahwa penjualan kondom di

minimarket Medan menjelang hari valentine tahun ini mengalami peningkatan 3 kali

lipat. Pembelinya didominasi oleh kalangan remaja. Namun transaksi menjelang hari

valentine masih kalah jauh dengan transaksi menjelang tahun baru.

Dari sumber yang sama juga diberitakan, penelitian Komnas Perlindungan

Anak (KPAI) di 33 Provinsi pada bulan Januari-Juni 2010 menyimpulkan 4 hal :

 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno

 93,7% remaja SMP dan SMA pernah ciuman, meraba alat kelamin dan seks

oral

 62,7% remaja SMP tidak perawan

 21,2% remaja mengaku pernah aborsi

Fenomena ini terjadi merata diseluruh wilayah indonesia, meskipun dengan

jumlah kasus yang berbeda. Tidak hanya itu, dari data badan kependudukan dan

keluarga berencana nasional (BKKBN) tentang survey Kesehatan Reproduksi Remaja

Indonesia Pada tahun 2005-2013, remaja yang mengaku memiliki teman yang pernah

berhubungan seksual sebelum menikah pada usia 14-19 tahun, saat ini masih pada
angka 40,5% untuk remaja putri, 39,7% untuk remaja putra. Sedangkan temuan

terakhir sudah menunjukkan peningkatan sampai 95,7%.

Sedangkan dari data yang peneliti dapatkan dari badan kependudukan dan

keluarga berencana nasional (BKKBN) di Padangsidimpuan tentang survey

Kesehatan Reproduksi Remaja pada tahun terakhir 2012-2014, remaja yang mengaku

pernah berhubungan seksual sebelum menikah pada usia 14-19 tahun saat ini masih

dalam angka 45,5% untuk remaja putri, 44,9% untuk remaja putra. Sedangkan

temuan terakhir sudah menunjukkan peningkatan sampai 85,6%.

Fenomena pergaulan bebas yang terjadi di kalangan siswa remaja sudah cukup

memprihatinkan. Remaja cenderung menganggap hubungan antar lawan jenis

(Pacaran) sebagai hal yang biasa. Padahal berawal dari hal tersebutlah fenomena

pergaulan bebas tersebut berawal. Pengaruh kebudayaan barat yang terjadi pada

masyarakat indonesia menjadi salah satu penyebabnya. Banyak masyarakat indonesia

yang awalnya hanya sekedar mengikuti budaya barat, namun lama kelamaan

mencoba dan mempraktikkan budaya barat tersebut tanpa mengerti esensi dari

budaya itu sendiri. Gaya hidup seks bebas para artis dan selebriris dunia ditiru oleh

artis dan selebritis indonesia, dan celakanya mereka justru menjadi idola para remaja.

Saat ini kita banyak melihat bahwa kalangan remaja menjadikan hal

pertemuan seperti berkunjung ke rumah pasangannya pada sabtu malam (malam

Minggu) sebagai hal yang biasa, banyak juga siswa remaja yang bertemu hanya

berdua di tempat sepi tanpa adanya pembatas. remaja seakan tidak menghiraukan

dampak bahaya dari hal tersebut.


Kurangnya pengawasan dari orangtua, warga masyarakat, kepala lingkungan,

terutama naposo nauli bulung menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya

pergaulan bebas remaja. Tanpa adanya kontrol yang baik dari orangtua, warga

masyarakat, kepala Lingkungan, Naposo Nauli Bulung, terutama Naposo Nauli

Bulung membuat remaja seakan bebas berbuat apa saja sehingga pergaulan Remaja

tersebut seakan tidak ada penghalang di antara mereka untuk berbuat khalwat.

Lemahnya kontrol orangtua, warga masyarakat, kepala Lingkungan, terutama

Naposo Nauli Bulung membuat situasi ini bertambah kronis. Secara logika jika

fenomena ini terus dibiarkan begitu saja, dapat diyakini, puluhan tahun kemudian

Indonesia akan menjadi bangsa yang tidak punya moral. Tepatnya jika generasi yang

diusung dengan pergaulan bebas tersebut kelak telah menjadi kepala keluarga dan

mendidik anak-cucunya dengan prinsip demikian pula, maka bisa dipastikan

Indonesia akan menjadi bangsa yang tidak bermoral.

Melihat maraknya penyimpangan norma dalam pergaulan remaja, maka

peranan orangtua, warga masyarakat, kepala lingkungan, terutama Naposo Nauli

Bulung sangat penting untuk memantau dan mengarahkan tingkah laku remaja, agar

remaja – remaja tersebut tidak terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik.

Peranan Naposo Nauli Bulung sebagai penuntun remaja dilingkungan IV Kelurahan

Wek V Padangsidimpuan sangat dibutuhkan dalam mendidik perilaku dan moral

remaja - remaja generasi penerus bangsa ini. Wawasan moral yang harus diberikan itu

misalnya dengan memberi pemahaman untuk mencerna terlebih dahulu tayangan-

tayangan film di televisi sebelum menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,

memberi pemahaman akan bahaya seks bebas dan memberikan pendidikan kesehatan
reproduksi. Fenomena pergaulan bebas yang terjadi di IV Kelurahan Wek V

Padangsidimpuan masih banyak yang tidak wajar cara bergaulnya, sepert remaja -

remaja yang masih pacaran dengan tidak ada rasa takut sama sekali, dan didalam

rumah sebagian remaja masih sering bercanda dengan cara yang tidak wajar.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan

meneliti secara ilmiah mengenai masalah “Kerjasama Naposo Nauli Bulung Dan

Orangtua Dalam Mengatasi Dampak Negatif Pergaulan Bebas Remaja di IV

Kelurahan Wek V Padangsidimpuan”.

B. Masalah Dan Fokus Penelitian

Sesuai latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah sebangai berikut :

1. Sebagian remaja masih banyak yang belum tahu dampak negatif pergaulan

bebas bagi dirinya.

2. Sebagian remaja yang belum tahu dampak negatifnya berpacaran..

3. Masih banyak remaja yang masih menonton film-film yang tidak pantas untuk

di tonton.

4. Sebagian remaja yang masih kurang perhatian dari kedua orangtuanya, dan

akhirnya anak terjerumus kedalam pergaulan bebas

5. Sebagian remaja masih banyak yang berpacaran tanpa memikirkan resikonya.

6. Masih banyak remaja yang terpengaruh pada ajakan temannya dan akhirnya

ikut-ikutan dalam masalah pergaulan bebas.

Berdasarkan indetifikasi masalah yang telah dijelaskan diatas serta mengingat

keterbatasan penulisan, maka penulisan hanya fok us pada : “Kerjasama Naposo


Nauli Bulung Dan Orangtua Dalam Mengatasi Dampak Negatif Pergaulan Bebas

Remaja di IV Kelurahan Wek V Padangsidimpuan”.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut adalah :

1. Bagaimanakah Kerjasama Naposo Nauli Bulung Dan Orangtua Dalam

Mengatasi Dampak Negatif Pergaulan Bebas Remaja di IV Kelurahan Wek V

Padangsidimpuan ?

2. Bagaimanakah gambaran perilaku pergaulan bebas remaja ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan Kerjasama Naposo

Nauli Bulung Dan Orangtua Dalam Mengatasi Dampak Negatif Pergaulan Bebas

Remaja di IV Kelurahan Wek V Padangsidimpuan.

E. Manfaat Penelitian

Pembahasan penelitian ini diharapkan bisa memberikan mamfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1) Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan khususnya dalam mengatasi dampak negatif pergaulan bebas remaja.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang berminat

meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.


2) Manfaat Praktis

1. Bagi masayarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat

bagi masyarakaat dalam mengatasi dampak negative pergaulan bebas remaja

a. Bagi orangtua dan anak, penelitian ini menjadi suatu masukan supaya

orangtua dapat mengkontrol pergaulan anak remajanya dalam bergaul.

b. Bagi lembaga pendidikan terutama fakultas keguruan dan ilmu

pendidikan (fkip) umts. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian

melengkapi perpustakaan dan sebagai bahan dokumenter

2. Bagi penelitian

Menambah pengetahuan peneliti khususnya tentang mengatasi dampak

negative pergaulan bebas remaja .

3. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi pembaca.
10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Naposo Nauli Bulung

1. Pengertian Naposo Nauli Bulung

Naposo berasal dari kata “ poso” yang berarti muda dan “ naposo-

poso” berarti pemuda. Nauli berarti “yang cantik” dan nauli bulung artinya

gadis- gadis. Sementara bulung berarti daun. Sedangkan dalam Batak

Angkola, naposo nauli bulung diambil dari kata naposo dan bulung.

a. Naposo yang berarti muda, baik anak lelaki masih dalam kehidupan

yang masih muda, atu belum berumah tangga. Begitu juga anak

perempuan, gadis yang belum berumah tangga. Mereka masih dalam

pngawasan orang tua, hatobangon- harajaon dan orang kaya didalam

suatu huta atau desa.

b. Bulung berarti daun, lambang kehidupan yang terkembang mereka

masih hijau daun, yang masih menunggu saat mejadi daun yang tua.

Dengan arti menunggu saat untuk berumah tangga atau langka

matobang. Yang disebut dalam istilah Natobang Bulung, sudah berumah

tangga.

2. Bendera Naposo Nauli Bulung

1) Bendera Naposo Bulung

Bendera naposo bulung disebut juga bendera abang-abang yang

terdiridari dua warna yaitu putih dan hitam. Yang berarti

10
11

memperlambangkan kepada pemuda yang setiap saat bersedia menerima

tuntutan dan perintah dari orang-orang tua atau yang dituakan dalm

masyarakat adat, untuk melaksanakan segala tugas kemasyarakatan. Yang

dalam istilah adat disebut “Nara di lomloman sanga di bontaran”. Masih

hijau dalam tata karma, dan masih menantikan pembinaan dan bimbingan.

Mereka pemuda yang menjadi tumpuan harapan sebagai generasi penerus

yang mempunyai tenaga yang kuat, yang dapat melaksanakan tugas-tugas

yang berat, walau kapan dan dimana saja.

2) Bendera Nauli Bulung

Bendera nauli bulung juga disebut abang-abang nauli yang terdiri

dari warna putih dan hijau. Warna putih melambangkan sifat dan hati

mereka yang dapat menerima segala bimbingan dari para orang tua.

Selain mereka masih hijau dalam segala sesuatuya, warna hijau juga

memperlambangkan untuk wanita. Bendera ini didirikan atau dipasang di

halaman Sopo Godang atau Suhut Sihabolonan.

3) Tugas Naposo Nauli Bulung

Dalam upacara horja atau pesta adat di desa mereka mempunyai

tugas kewajiban :

a. Mempersiapkan les atau teratak, memasang dan membuka sebaik-

baiknya.

b. Mempersiapkan kayu api dan daun pisang yang diperlukan

c. Mempersiapkan bahan gulai dan bumbu-bumbu (uram), yang

diperlukan
d. Menghidang makanan (mangoloi)

e. Anak gadis (bujing-bujing), mencuci piring, mempersiapkan hidangan

(marsonduk)

f. Kalau ada kematian, anak laki-laki mengusung mayat kepemakaman.

g. Memberikan segala peralatan sesudah selesai pesta (horja) yang ada

dalam desa.

B. Orang Tua

1. Pengertian Orangtua

Orangtua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu,

dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat

membentuk sebuah keluarga.Orangtua memiliki tanggung jawab untuk

mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai

tahapan tertentu yang menghantarkan anakuntuksiap dalam kehidupan

bermasyarakat.

Sedangkan pengertian orangtua di atas, tidak terlepas dari pengertian

keluarga, karena orangtua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian

besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak-anak. Menurut Arifin (dalam Suhendi, Wahyu, 2000:41) keluarga

diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

dihubungkan dengan pertalian darah,perkawinan atau adopsi (hukum) yang

memiliki tempat tinggal bersama.

Menurut Abu Ahmadi (2000:44-50) Orangtua adalah pengertian

umum dari seseorang yang melahirkan kita , orangtua biologis. Namun


orangtua juga tidak selalu dalam pengertian yang melahirkan.Orangtua juga

bisa terdefinisikan terhadap orangtuayang telah memberikan arti kehidupan

bagi kita. Orangtua yang telah mengasihi kita, memelihara kita sedari kecil,

bahkan walaupun bukan yang melahirkan kita ke dunia, namun mereka yang

memberikan kasih sayang adalah orangtua kita. Jadi dapat disimpulkan

bahwa Pemahaman orangtua yang baik dengan beberapa sikapyang

mencirikannya sebagai berikut:

a) Melakukan berbagai hal untuk anak

b) Merupakan tempat bergantung bagi anak

c) Bersikap cukup permisif dan luwes

d) Bersikap adil dan disiplin

e) Mampu menciptakan kehangatan bagi anak

f) Mampu memberi contoh yang baik

g) Selalu bersikap baik

h) Menunjukkan rasa kasih sayang pada anak

i) Memiliki rasa empati terhadap perasaan anak

j) Berusaha membuat suasana damai

2. Tugas dan Tanggungjawab Orangtua

Dari ujung helai rambut sampai ujung kuku kaki anak harus

diperhatikan, maksudnya peran dan tanggung jawab orangtua terhadap putra-

putrinya meliputi kesuluruhan aspek. Kecenderungan anak cendrung masuk

kedalam pergaulan bebas tidak bisa dilepaskan dari perhatian orangtua. Mau

tidak mau itu adalah tugas wajib bagi orangtua mengetahui keadaan si anak.
Tidak hanya itu lingkungan keluarga, sekolah dan teman sebaya mempunyai

peran penting bagi anak.Namun, apabila orangtua dapat melaksanakan peran

dan tanggung jawab terhadap putra-putrinya maka pengaruh negatif apapun

bisa di hindari semaksimal mungkin.

Adapun Tugas dan Tanggungjawab Orangtua menurut Abu Ahmadi

(2000:45)

a. Memberi nama anak yang baik.

b. Memberi nafkah yang baik dan wajar.

c. Mendidik anak dalam masalah aqidah, ilmu dan akhlak.

d. Berlaku adil terhadap anak.

e. Menghormati anak.

f. Mewasiatkan anak sebagai seorang muslim.

g. Orangtua harus menjadi panutan, karena anak akan melihat dan

menyerappola perilaku dan nilai-nilai yang ditampilkan orangtua.

h. Orang tua menjadi teman diskusi dan sumber informasi bagi anak

tentang segala hal.

i. Orangtua perlu mengenal teman-teman anaknya dan bergabunguntuk

mengobrol bersama mereka.

j. Orangtua menjadi pembimbing bagi anak dalam membantu mengatasi

berbagai masalah yang dihadapi oleh anak.

Sedangkan menurut Zakiah (2001: 11) tugas dan tanggungjawab

orangtua yaitu :
a) Memelihara dan membesarkan anak. lni adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orangtua dan dorongan alami

untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.

b) Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmania maupun rohaniah

dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari

tujuan hidup yang sesuai dengan filsafah hidup.

c) Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi

mungkin yang dapat dicapainya.

d) Membahagiakan anak, baik dunia dan akhirat, sesuai dengan pandangan

dan tujuan hidup manusia.

3. Kerjasama Guru BK dan Orangtua

Menurut Tohirin (2001: 15) kerjasama guru BK dan orangtua untuk

mengatasi pergaulan bebas sangatlah penting, kerena jika tidak ada

kerjasama antara guru BK dan orangtua semuanya tidak akan terselesaikan

dengan baik seperti yang diharapkan. (a) Adanya kunjungan kerumah anak

didik dimana guru BK bisa berjumpa langsung dengan orangtua siswa dan

berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada siswa tentang bahaya

pergaulan bebas, maka hubungan antara orangtua dengan guru BK akan

bertambah erat. Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk

lebih terbuka kepada orangtuanya. (b) Case Conference merupakan rapat

atau conference tentang kasus pergaulan bebas. Conference biasanya

dipimpin oleh orang yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling


khususnya tentang kasus pergaulan bebas, yang bertujuanuntuk mencari

jalan yang paling tepat agar masalah siswa tersebut dapat diatasi dengan

baik. (c) Orangtua dan guru BK bisa saling mengenal dan mempercayai,

maka siswa-siswi tidak akan menentang salah satu dari mereka, ketika anak-

anak itu malas atau menghindar dari tugas-tugasnya.

C. Pergaulan Bebas

1. Pengertian Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas adalah bentuk perilaku yang tidak wajar atau

menyimpang dimana makna bebas tersebut adalah menyelisihi dari batas

norma agama maupun norma kesusilaan. Di zaman yang serba canggih ini

seperti berkembangnya alat komunikasi dari segi hardware maupun

software sangat mendukung seseorang untuk berinteraksi satu sama lain.

Namun dibalik semua itu terdapat dampak negatif bagi orang yang menyalah

gunakannya. Seperti yang kita dengar di lingkungan tempat tinggal kita dan

di media massa pun demikian banyak permasalahan.

Menurut Haditono (2001:44) Pergaulan Bebas adalah salah bentuk

perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban, tuntutan, aturan,

syarat, dan perasaan malu atau pergaulan bebas dapat diartikan sebagai

perilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma

kesusilaan. Pengertian Pergaulan Bebas diambil karna arti dari Pergaulan

dan bebas.

Pengertian pergaulan adalah merupakan proses interaksi antara

individu atau individu dengan kelompok. Sedangkan bebas adalah terlepas


dari kewajiban, aturan, tuntutan, norma agama dan norma kesusilaan.

Pergaulan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seorang individu

baik pergaulan positif atau negatif. Pergaulan merupakan suatu hubungan

yang meliputi tingkah laku individu. Pergaulan antar sesama manusia harus

bertujuan pada keamanan, ketentraman, kesenangan dan keselamatan.

Apabila dalam pergaulan khususnya pada siswa remaja yang tidak bertujuan

pada keamanan, ketentraman, kesenangan, dan keselamatan, maka akan

menimbulkan suatu pergaulan atau hubungan yang meremehkan moral.

Pergaulan bebas dapat diartikan sebagi suatu proses hubungan timbal balik

yang buruk antara individu yang satu dengan individu yang lain, dimana

kelakuan individu yang satu mempengaruhi atau mengubah kelakuan

individu yang lain.

2. Bentuk-bentuk Pergaulan Bebas

Bentuk-bentuk pergaulan bebas yang seperti yang dijelaskan Heru

Mugiarto (2009:52) adalah sebagai berikut :

a. Kumpul kebo, yaitu perkumpulan antar sesama remaja yang menjurus

ke arah seksualitas antara jenis kelamin yang berbeda tanpa adanya

ikatan perkawinan atau hidup bersama sebelum menikah.

b. Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan orangtua/ orang lain

sehingga mudah menimbulkan terjadinya tindakan-tindakan yang kurang

bertanggungjawab dan asosial seperti perjudian dan penggunaan obat-

obat terlarang (narkotika).


c. Ikut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan alasan kesulitan

ekonomi maupun alasan lain.

d. Keluyuran atau pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan, dapat

menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.

e. Pacaran yang bukan sekedar berkumpul untuk belajar, akan tetapi ada

unsur rasa senang dan perasaan bergelora disertai percikan bunga api

cinta.

f. Pemakaian narkotika. Secara langsung ataupun tidak langsung.

Pergaulan bebas dapat mengarahkan pelakunya pada penggunaan obat-

obatan terlarang seperti narkotika.

g. Mengikuti gaya hidup yang tidak baik seperti: wanita berpakaian

minimalis di tempat umum, pria beranting, membuat tatto ditubuh dan

sebagainya.

Remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas disebabkan karena

ketidak mampuan remaja dalam memanfaatkan waktu luang dan tidak dapat

mengendalikan diri terhadap dorongan meniru dan kurangnya pengetahuan

tentang agama. Remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas

mempunyai perilaku seperti melakukan hubungan seks di luar nikah,

minum-minuman keras dan berjudi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergaulan Bebas pada Siswa

Menurut Qardhawi (2002:52) faktor-faktor yang mempengaruhi

pergaulan bebas yaitu :


1. Kurangnya pelaksanaan ajaran agama secara konsekuen, remaja yang

kurang

2. Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya akan mudah melakukan

perbuatan maksiat tanpa merasa berdosa.

3. Waktu, dengan adanya waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan

baik akan lebih mudah menyebabkan terjadinya pergaulan bebas. Dalam

arti, siswa remaja yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik lebih

mementingkan berhura-hura, berkumpul, begadang dan melakukan hal-

hal yang sesungguhnya tidak perlu akan lebih mudah terbawa arus

pergaulan bebas.

4. Kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak remajanya, orangtua

terlalu memberikan kebebasan atau orangtua terlalu sibuk di luar rumah

sehingga anak remajanya kurang mendapatkan perhatian dan

pengawasan dalam bergaul.

5. Kurangnya perhatian yang di berikan orangtua kepada anak, sebagai

contoh rumah tangga yang “broken home” menjadikan anak mendapat

perhatian yang kurang dari orangtuanya dan mendorong anak tersebut

mencari semacam hiburan guna melampiaskan amarahnya atas

bercerainya orangtua.

6. Tidak adanya media, sarana dan prasarana yang dapat menyalurkan

bakat dan hobi remaja tersebut.


7. Perkembangan teknologi disatu sisi memudahkan penggunanya

mengakses berbagai informasi, namun disisi lain, perkembangan

teknologi dapat merusak moral penggunanya.

8. Masih labilnya para remaja. Remaja memiliki keingintahuan yang besar

terhadap sesuatu yang baru. Remaja masih dalam tahap mencari jati

dirinya dan mereka mencari sesuatu yang menyenangkan baik itu benar

atau salah.

9. Lingkungan dimana remaja tersebut bergaul juga mempengaruhi

kelakuan dan cara bergaul. Apabila dilingkungan pergaulan remaja

tersebut banyak terdapat praktik perjudian, maka remaja tersebut rentan

melakukan perjudian.

10. Adanya paham seks sekuler yang sudah membudaya dalam pergaulan

siswa dan masyarakat, misalnya :

a. Sistem pacaran atau tunangan yang tidak mengenal norma

bermasyarakat, dimana hubungan pria dan wanita yang sudah

bertunangan seakan boleh melakukan hubungan intim layaknya

suami istri yang sah.

b. Cara-cara berpakaian yang tidak langsung menutupi bagian tubuh

yang rahasia.

c. Pemilihan ratu-ratu kecantikan dan bermacam-macan kontes serupa.

Menurut Haditono (2001: 55) ada beberapa faktor penyebab

pergaulan bebas siswa remaja yaitu :

a. Rendahnya Tarap Pendidikan Keluarga


b. Keadan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)

c. Orangtua yang Kurang Memperhatikan

d. Lingkungan Setempat Kurang Baik

e. Kurang Berhati-Hati Dalam Berteman

f. Keadaan Ekonomi Keluarga

g. Kurangnya Kesadaran Remaja

h. Adanya Teknologi Informasi (Internet)

Akhir-akhir ini melalui berbagai media komunikasi, baik melalui

bacaan maupun tayangan di televisi, remaja usia sekolah banyak dijadikan

objek pembahasan. Pergaulan bebas remaja yang ditayangkan pada layar

televisi, bioskop, radio, koran maupun majalah dapat merangsang remaja

untuk turut melakukan pergaulan bebas dan kenakalan remaja yang

dilihatnya.

4. Dampak Negatif Pergaulan bebas

Menurut Sarwono (2003:42) Pergaulan bebas menimbulkan dampak

negatif bagi yang melakukannya, diantaranya adalah :

1. Terjangkit penyakit kelamin seperti HIV, Raja singa, Herpes, dan

Kanker Serviks yang sulit disembuhkan.

2. Remaja dapat melakukan aborsi akibat rasa malu hamil diluar nikah,

yang pada dasarnya aborsi sangat membahayakan dirinya sendiri.

3. Putus sekolah dikarenakan hamil yang dapat menjadikan siswa tersebut

kehilangan masa depan.


4. Nama baik diri dan keluarga bahkan intitusi seperti sekolah akan

tercoreng bila diketahui terdapat siswa yang hamil diluar nikah.

5. Masalah lain dimasa yang akan datang seperti masalah ekonomi yang

tentunya belum ada persiapan sebelum pernikahan.

6. Pengusiran oleh masyarakat setempat dan gangguan psikologis.

7. Ketergantungan Obat, dari ajakan teman karena pikiran yang masih labil

menggiringnya mengkonsumsi obat terlarang sampai membuat

ketagihan dengan ketergantungan obat-obat terlarang hingga berlebihan

dan berdampak overdosis yang diakhiri dengan kematian.

8. Menurunnya Prestasi seseorang dengan pergaulan bebas lebih

cenderung bersenang-senang dan dapat menghilangkan konsentrasi

belajar akibat dari minuman keras dan narkoba.

5. Cara Mengatasi Dampak Negatif Pergaulan Bebas

Menurut Sarwono (2003: 13) cara mengatasi dampak negatif

pergaulan bebas yaitu:

a. Mengisi Waktu Kosong Dengan Kegiatan Positif (buat anak remaja),

Daripada kalian yang masih remaja ini membuang waktu kalian dengan

malas-malasan atau keluyuran tidak jelas yang nantinya bisa terjerumus

kedalam pergaulan bebas lebih baik gunakan waktu kalian dengan

kegiatan positif seperti belajar, sholat, belajar ke agamaan atau membuat

kegiatan sosial lainnya yang berguna seperti mengumpulkan bantuan

untuk korban bencana alam atau dari hal yang sepele kamu bisa

kumpulkan teman – teman kamu untuk diajak kerja bakti.


b. Memperbaiki carapandang, Bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan

untuk mendidik anak-anak untuk berusaha dan menerima hasil usaha

walaupun tak sesuai dengan apa yang di inginkan sehingga apabila

hasilnya mengecewakan dapat menanggapi dengan positif.

c. Jujur pada diri sendiri, Menyadari dan mengetahuiapa yang terbaik untuk

dirinya sehingga tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.

d. Berpikir masa depan, Berpikir masa depan adalah agar dapat menyusun

langkah-langkahnya dalam menggapai masa depan yang ia cita-citakan

yang dia impikan agar tidak menjadi seorang yang hampa tanpa harapan

dan tanpa cita-cita.

e. Mengurangi Menonton Televisi, menjadi sumber informasi yang

mendidik, namun kenyataannya bertolak belakang, karena kebanyakan

televisi hanya menyiarkan hiburan-hiburan dengan nilai-nilai gaya hidup

bebas.

f. Berkomunikasi dengan Baik, dengan berkomunikasi dengan baik kita

dapat berhubungan baik dengan masyarakat dan membuat masyarakat

tahu akan diri dan tidak mengajak kepada hal yang negatif karena

lingkungan atau masyarakat tidak akan mengganggu.

g. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas , dengan sosialisasi akan bahaya

pergaulan bebas membuat masyarakat terutama para remaja mengetahui

bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas sebagai langkah

pencegahan.
h. Menegakkan Aturan Hukumdengan penegakan aturan hukum

memberikan efek jera kepada pergaulan bebas dan sebagai benteng

terakhir untuk menyelamatkan generasi muda anak bangsa Indonesia.


25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Adapun tempat penelitian ini adalah Di Lingkungan IV Kelurahan WEK

V Padangsidimpuan Selatan, yang terletak Padangsidimpuan Selatan, Kota

Padangsidimpuan, Provinsi Sumatra Utara.

2. Waktu Penelitian

Penelitianini di laksanakan di kelurahan di Lingkungan IV Kelurahan

Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Sedangkan waktu penelitian

dilaksanakan kurang lebih 2 (dua) bulan sejak dikeluarkannya surat izin

penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

B. Responden Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:21) dalam penelitian kualitatif tidak mengunakan

istilah populasi, tetapi oleh spadley dinamakan “social situation” atau situasi social

yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergi, situasi social tersebut dapat dinyatakan

sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang terjdi didalamnya.

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai

narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Maka untuk

selanjutnya sampel yang dimaksud dalam penelitian ini disebu infoman, karena

dianggap memiliki sumber data yang dibutuhkan dlam penelitian (sugiyono,2005:50).

25
26

Diantara sekian banyak informan tersebut, ada yang disebut narasumber kunci (key

informan ) seorang ataupun beberapa orang yaitu orang atau orang yang paling

banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai objek yang sedang

diteliti tersebut. (Tatang M, 2009).

Berdasarkan Informan penelitian adalah orang yang mengetahui informasi

tentang responden penelitian. Adapun informan penelitian ini adalah sebangai

berikut:

1. Penelitian menetapkan bahwa informan penelitian sebanyak 3 orang sebangai

berikut :

Tabel 1
Informan Penelitian di Lingkungan IV Kelurahan Wek V
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

No Nama Keterangan
1 K 1. Remaja
Jenis kelamin : laki-laki
2 T 2. Remaja
Jenis kelamin : laki-laki
3 P 3. Remaja
Jenis kelamin : perempuan

2. Penelitian menetapkan bahwa responden penelitian sebanyak 3 orang sebagai

berikut :

Tabel 2.
Responden Penelitian di Lingkungan IV Kelurahan Wek V
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

No Nama Keterangan
1 NS Responden/orangtua
2 JR Responden/orangtua
3 MA Responden/orangtua
Jumlah 3 Orang
C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Sebagaimana dikemukan oleh A. Muri Yusuf (2013) dalam bukunya

metode penelitian kualitatif adalah apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu

keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya, menemukan makna atau pemahaman

yang mendalan tentang suatu maslah yang dihadapi yang Nampak dalam bentuk data

kualitatif baik berupa gamabar, kata-kata maupun kejadian.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi

di pandu oleh fakta – fakta yang ditemukan pada saat bersifat induktif berdasarkan

fakta- fakta yang di temukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi teori.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data

yang mengandung makna.

Makna adalah data yang sebenarnya data yang pasti yang merupakan suatu

nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak

menekankan pada geralisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.

D. Definisi Konseptual

Pergaulan bebas adalah bentuk perilaku yang tidak wajar atau menyimpang

dimana makna bebas tersebut adalah menyelisihi dari batas norma agama maupun

norma kesusilaan. Namun dibalik semua itu terdapat dampak negatif bagi orang yang

menyalah gunakannya. Seperti yang kita dengar di lingkungan tempat tinggal kita dan

di media massa pun demikian banyak permasalahan. Pergaulan bebas dapat diartikan

sebagi suatu proses hubungan timbal balik yang buruk antara individu yang satu
dengan individu yang lain, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi atau

mengubah kelakuan individu yang lain.

Faktor penyebab yang dimaksudkan adalah karena ketidak mampuan remaja

dalam memanfaatkan waktu luang dan tidak dapat mengendalikan diri terhadap

dorongan meniru dan kurangnya pengetahuan tentang agama. Remaja yang

terjerumus ke dalam pergaulan bebas mempunyai perilaku seperti melakukan

hubungan seks di luar nikah, minum-minuman keras dan berjudi.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Menurut Moleong (2002: 20) Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini antara lain:

1) Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh

informasi melalui kegiatan tanya jawab secara langsung pada responden. Wawancara

adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

jawaban atas pertanyaan itu. Adapun macam-macam wawancara menurut Moleong

(2002:319) yaitu:

a. Wawancara terstuktur

Digunakan sebagai teknik pengumpulan data bagi peneliti atau pengumpul

data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperolehnya.

Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif dan jawabannyapun telah disiapkan.


b. Wawancara semiterstuktur

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, dimana pihak yang di ajak wawancara diminta pendapat

dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan

secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

c. Wawancara tak terstruktur

Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpul data.

2) Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis,

yang dilakukan dengan mengadakan suatu pengamatan yang terus menerus.

Observasi dimaksudkan sebagai pengamatan pencatatan fenomena yang diteliti.

Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri perilaku dan kejadian

sebagaimana keadaan sebenarnya.

Menurut Sanipah (2000:319) observasi di golongkan menjadi 3 macam yaitu

sebagai berikut :

a. Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian

b. Observasi terus terang atau tersamar

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus

terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian


c. Observasi tak berstruktur

Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur

karena fokus penelitian belum jelas.

Dalam penelitian ini observasi yang digunakan peneliti adalah observasi terus

terang atau tersamar. Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

dan peninjauan langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data serta informasi

yang akurat.

Menurut A.Muri Yusuf (2011:109) observasi dapat dibedakan atas dua bentuk

yaitu:

a. Participant observation, yaitu secara teratur pengamat terlibat langsung dalam

program atau kegiatan yang diamati. Dengan cara demikian pengamat betul

memahami dan menghayati kejadian tersebut.

b. Non-participant observation, yaitu pengamat tidak terlibat langsung atau tidak

ikut serta dalam kegiatan yang diamati.

3) Dokumentasi

Menurut M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur (2012:199)

mengemukakan pendapatnya mengenai dokumentasi, dokumentasi merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi berbentuk tulisan, gambar atau

karya-karya monumental dari seseorang. Pada dasarnya dokumentasi digunakan

untuk memperkuat penelitian kualitatif agar dapat lebih dipercaya.


4) Triangulasi

Sugiyono (2013:330) triangukasi diartikan sebangai teknik pengumpulan data

yang bersifat menghubungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Hubenrman (2012) menyatakan bahwa : analisisis data

kualitatif adalah mengunakan kata kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang

diperluas atau yang dideskripsikan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah analisis deskriptif kualitatif dimana data dan informasi yang

diperoleh dari lapangan dideskripsikan secara kualitatif, dengan titik tekan pada

penjelasan hubungan kausalitas antara variable indicator.

Sementara itu, untuk memperoses analisis data dalam model miles dan

huberman, dapat melalui tiga proses, yaitu proses reduksi data, proses penyajian data,

proses menarik kesimpulan.

1. Reduksi data (data reduction)

Data yang diperoleh di lapangan denganberbagai macam sumber

jumlahnya cukup banyak dan rumit. Untuk itu peneliti perlu menganalisis data

dengan cara reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memfokuskan dan

memilih hal yang penting sehingga mendapatkan mengambarkan yang jelas dan

mempermudah peneliti

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi jika langkah selanjutnya yaitu menyajikan data

dalam penelitian kualitatif penyajian data biasa dilakukan dengan memberikan


uraian singkat atau menghubungkan dengan kategori. Dengan adanya penyajian

data maka peneliti mampu untuk memahami dann merencanakan kegiatan

selanjutnya.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verivication)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan tahap akhir dalam analisis

data. Penarikan kesimpulan masih bersifat sementara dan terus berkembang,

apabila tidak ditemukannya bukti-buktikesimpulan sebenarnya setelah peneliti

terjun kelapanga, maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel.

G. Validitas Dan Realibilitas Penelitian Kualitatif

1. Pengertian

Validitas merupakan ketepatan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti

akan melaporkan warna merah. Bila peneliti membuat laporan tidak sesuai

dengan apa yang terjasi pada obyek, maka data tersebut dapat dinytakan tidak

valid.

Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan

reliable yang diuji vadilitas dan reliabilitasnya adalah isntrumen

penelitiannya, sedangkan dalam penelitaian kualitatif yang diuji adalah

datanya. Oleh karena itu susunan Stainback (1998) menyatakan bahwa

penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek relibelitas, sedangkan

penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.

Realibilitas dalam penelitian kuantitatif sangat berbeda dengan

penelitian kuantitatif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan pradigma


dalam melihat realitas. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat

mejemuk/ganda, dinamis/selalu berubah sehingga tidak ada yang konsisten

dan berulang seperti semula.

Selain itu cara melaporkan penelitian bersifat ideosyneratic dan

individualisti, selalu berbeda dari orang perorangan. Tiap penelitian member

laporan menurut bahasan dan fikiran sendiri. Demikian dalam pengumpulan

data, pencatatan dan hasil observasi dan wawancara terkandung terkandung

unsur – unsur individualistic. Proses penelitian sendiri selalu bersifat

personalistik dan tidak ada dua penelitian akan mengunakan dua cara yang

persis sama.

2. Uji Kredibilitas Data

1) Trianggulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik,

dan waktu.

a) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Sebagai contoh untuk mengujian data tentang prilaku murid

maka pengumpulan data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru,

teman murid yang bersangkutan dan orangtua. Data dari tiga sumber

tersebut tidak bisa di rata-ratakan seperti penelitian kuantitatif, tetapi


dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang

berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber tersebut. Data yang telah

dianalisis oleh peneliti sehingga meghasilkan suatu kesimpulan

selanjutnya dimintakesepakatan (member check) dengan sumberketiga

tersebut.

b) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

berbeda,misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek

dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga

teknik pengujian kredibelitas data tersebut, menghasilkan data

berbeda-beda maka penelitian melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data berkasangkutan atau yang lain, untuk memastikan data

mana yang dianggap benar. Atau mungkin semua benar karena sudut

pandangnya berbeda-beda

c) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberikan

data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka

pengujian kredibelitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan wawancara, obsevasi, atau teknik lain dalam waktu situasi

yang berneda, maka dilakukan secara waktu juga sering mempengaruhi


kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di

pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah

akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk

itu dalam rangka pengujian kredibelitas data dapat dilakukan dengan

cara melakukan pengecekan wawancara, obsevasi, atau teknik lain

dalam waktu situasi yang berneda, maka dilakukan secara berulang-

ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.


39

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Gambaran Umum Kota Padang Sidimpuan

Kota Padangsidimpuan adalah sebuah Kota yang ada di Provinsi Sumtara

Utara, Indonesia. Kota Padangsidimpuan terkenal dengan sebutan Kota Salak

karna di Kota inilah para petani salak yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan

( yang mengelilingi wilyah kota ini ), terutama pada kawasan di kaki Gunung

Lubukraya, menjual hasil panen mereka.

Nama Kota ini bersal dari kata “padang na dimpu” (padang=hamparan

luas, na=yang, dan dimpu= tinggi) yang berarti “hamparan rumput yang luas

yang berada di tempat yang tinggi”. Pada zaman dahulu daerah ini merupakan

tempat persinggahan para pedagang dari berbagai daerah, pedagang ikan dan

garam dari Sibolga – Padangsidimpuan - Panyabungan, Padang Bolak (paluta) -

Padangsidimpuan-sibolga.

Seiring perkembangan zaman, tempat persinggahan ini semakin ramai dan

kemudian menjadi kota. Kota ini dibangun pertama kali sebagai benteng pada

tahun 1821 M oleh pasuan Paderi yang di pimpin oleh Tuanku Imam Lelo.

Benteng ini membentang dari Batang Ayumi sampai Aek Sibontar. Sisa sisa

benteng peeninggalan Perang Paderi saaat ini masih di temukan , walau sudah

tidak terawat dengan baik. Salah satu pengaruh pasukan paderi ini pada kota
40

bentukan mereka ini ialah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk kota ini

agama islam.

Pada zaman penjajahan Belanda di daerah Tapanuli, peninggalan bangunan

Belanda di sana masih dapat di jumpai berupa pos kantor polisi di pusat kota.

Sehingga tidakn heran, kalau ingin melihat sejarah kota Pdangsimpuan,

tersimpan foto-foto zaman dahulu kota padangsidimpuan di sebuah museumdi

kota Leiden, Belanda. Mayoritas penduduk kota Padangsidimpuan beragama

Islam,dan sebagian beragama Kristen, Katolik dam Budha.berdarsarkan sensus

2010, penduduk yang beragama Islam: 89,95%, Kristen: 8,94%, Katolik: 0,46%,

Budha: 0,35%, lainnya: 0,29%.

Secara geografis, padangsidimpuan terletak pada 1 08’00”-1 028’00”

Lintang Utara dan garis bujur 99 013’00”-99 020’00” Bujue Timur dan berada

pada ketinggian 260 samapai 1.100 meter di atas permukaan laut. Sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (kecamatan angkola timur),

sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (kecamatan

angkola dan kecamatan angkola selatan), sebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Tapanuli Selatan (kecamatan angkola barat / kecamatan angkola

selatan), dan sebelah Timur berbatasab dengan Kabupaten Tapanuli Selatan

(kecamatan angkola timur.

Sejak pemerintahan Hindia Belanda hingga kota ini berubah menjadi Kota

Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1982, kota ini

terbagi atas enam wek, yakni wek I (kampong marancar), wek II (pasar julu),
wek III (kampung teleng) wek IV (kampung jawa dan kantin) wek V pasar

siborang dan sitamiang) wek VI (kampong darek). Kemudian sejak tanggal 2 juni

2001, berdasarkan Undang Undang Nomor 4 tahun 2011, kota padangsidimpuan

ditetapkan sebagai Daerah Otonom dan merupakan hasil penggabungan dari

Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan,

Keacamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan

Hutaimbaru, Kecamtan Padangsidimpuan Tenggara yang sebelumnya masuk

wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan

Saat ini asset pendidikan berupa sekolah di Kota Padangsimpuan tercatat

TK sebanyak 13 unit Negri dan swasta. Tingkat SD,MIN (Madrasah Ibtidaiah

Negeri) dan swasta sebanyak 91 unit, setingkat SMP, MTs Negri dan swasta

sebanyak 34 unitdan SMA dan SMK Negri dan swasta sebanyak 10 unit. Satu

satunya perguruan tinggi Negeri di Kota Padangsidimpuan adalah IAIN

Padangsidimpuan dan satu perguruan tinggi swasta Universitas Graha

Nusantarasedang tahap proses menjadi universiatas negeri. Satu sekolah tinggi

swasta yaitu IPTS Kota Padangsidimpuan, sedangkan salah satu perguruan tinggi

lainnya yaitu Universitas Muhammadiyah Tapnuli Selatan (UMTS) yang

merupakan universitas terbesar di daerah Tabagsel bahkan terbesar didaerah

Sumut setelah Kota Medan.

Penghasilan masyarakt kota Padangsidimpuan sebagaian besar bertani,

meliputi persawahan dan perkebunan, produksi perkebunanyang utama adalah


salak (khususnya terdapat di desa labulayan), karet, kopi, kelapa, kakao,

cengkeh, kemiri, dan kulit manis.

Tepat di pusat kota terdapat alun-alun yang disebut dengan Alaman Bolak

(halaman luas), Plaza Anugrah, yang berdampingan dengan pasar Sangkumpal

Bonang, dan Masjid Raya Albror. Kota ini jga memiliki klup sepak bola yang

bernama PSKPS (Persatuan Sepak bola Kota Padangsidimpuan)yang bermarkas

di stadion Naposo (sekarang bernama Stadion M. Nurdin Nasution) sebagai

penghormatan kepadanya yang ketika menjabat sebagai Bupati Tapanuli Selatan

dia membangun stadion ini pada tahun 1962.

2. Gambaran Umum Kelurahan Wek V Kota Padang Sidimpuan

1) Lokasi Kelurahan Wek V Kota Padangsidimpuan

Kelurahan batang ayumi julu Kota Padangsidimpuan memiliki luas

wilayah 40,2 Ha dan mempunyai 9 lingkungan.

Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Batang Ayumi

Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Teuku Umar

Sebelah Utara berbatsan deangan Jl. Lionng Si

Sebelah Selatan berbatasan dengan Gg. Sungai/ Gg Bengkel


2) Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan WEK V

No Nama Jabatan Nip

1. Riduan rambe, SH Kepala Lurah 196204061906081008

2. Risna Wati, S.Sos Sekretaris kelurahan 196909041986828002

3. Nurhamidah Nst, ST Seksi pemerintahan dan 197211121993042004

trantibun

4. Nurhani Harahap Seksi pendapatan 197204171994042002

5. Nurhamida Seksi pembangunan dan 196412061981122001

Hutasuhut pemberdayaan perempuan

Sumber: Dok. Kelurhan Batang Ayumi Julu

3) Data kependudukan pemerintah kota padangsidimpuan , kelurahan

wek v kec. Padangsidimpuan selatan juli 2020

1. Perpindahan Antar Provinsi : L : 5 Orang

P : 3 Orang

2. Perpindahan Antar pemko dan pemkab dalam L : 2 Orang

di provinsi Sumatra utara : P : 5Orang

3. Perpindahan Antar kelurahan dalam L : 4 Orang

pemko Padangsidimpuan P : 12 Orang


4. Jumlah penduduk menurut Agama

a. Islam : 3.

723 Orang

b. Protestan : 2.907 Orang

c. Katolik : 3.298 Orang

d. Budha : 0 Orang

e. Hindu : 0 Orang

Jumlah WNA : 0 Orang

Sumber: Dok. Kelurahan wek v Kota Padangsidimpuan

B. Temuan Penelitian

1. Profil Responden dan Informan

a. NS ( responden )

NS berumur 17 tahun, jenis kelamin laki laki, lahir pada tanggal 08

Oktober 2001, dia merupakan anak pertama dari 5 bersaudara, dia

memunyai 3 orang adik laki laki, 1 orang adik perempuan.

b. JR ( responden )

JR berumur 18 tahun, jenis kelamin laki laki, lahir pada tanggal 23

Januari 2001, dia merupakan anak ke 3 (tiga) dari 5 bersaudara, di

mempunyai 2 orang abang, dan 2 orang adik, diantara nya 1 (satu)

perempuan adiknya, 3 orang laki laki, abang dan adikn

ya.
c. MA (responden)

MA bereumur 16 tahun, berjenis kelamin laki laki, lahir pada

tanggal 15 Juli 2002 dia merupakan anak ke 2 (dua) 6 bersaudara.

d. K ( informan )

K berumur 16 tahun, jenis kelamin laki laki, lahir pada tanggal 23

Mei 2002.

e. T (informan)

T berumur 18 tahun, jenis kelamin laki laki, lahir pada tanggal 21

Januari 2001.

f. P ( berumur )

P berumur 17 tahun, jenis kelamin perempuan, lahir pada tanggal

12 februari 2002.

2. Deskripsi data penelitian

Pada bab ini peneliti akan menguraikan data hasil penelitian tentang

permasalahan yang telah dirumuskan pada BAB I, yaitu kerja sama orang

tua dan naposo nauli bulung dalam mengatasi dampak negatif pergaulan

bebas Di Lingkungan IV Kelurahan Wek V Padangsidimpuan Selatan

Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara

mendalam dengan responden dan informan sebagai bentuk pencarian data

dan Observasi langsung kelapangan yang kemudian peneliti analisis.

Analisis ini sendiri terfokus pada anak yang mengalami pergaulan bebas
remaja, yang dikaitkan kepada beberapa unsur atau identifikasi masalah.

Peneliti memilih beberapa anak remaja yang masih sekolah tingkat

sekolah menengah atas sebagai responden, agar penelitian ini lebih

objektif dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi tambahan

dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan untuk melihat

langsung bangaimana keadaan anak remaja sekolah di kelurahan wek v

Lingkungan IV. Peneliti ini juga menggunakan penelitian kualitatif untuk

melihat kondisi alami dari studi kasus. Pendekatan ini betujuan

memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas lingkungan.

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data-data yang deskripstif berupa kata-kata tertulis dan

lisan didasari oleh orang perilaku yang diamati, pendekatanya diarahkan

kepada latar individu secara utuh.

Untuk tahap analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat

daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data dan analisis data

yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk mengetahui sejauh mana

informasi yang diberikan informan peneliti menggunakan tahap pertama

menyusun daftar pertanyaan kepada responden dan informan, kedua

melakukan wanwancara kepada informan dan responden yang mengalami

putus sekolah, ketiga melakukan observasi langsung kelapangan untuk

melengkapi data-data yang berhubugan dengan penelitan, keempat

menganalisa hasil data wawancara yang telah dilakukan agar pembahasan


lebih sistematis dan terarah maka peneliti membagi kedalam 3

pembahasan yaitu, Profil Informan dan Responden, Analisis Deskriptip

informan dan Pembahasan.

3. Faktor penyebab pergaulan bebas

Pergaulan bebas remaja adalah keadaan dimana anak mengalami

kenakalan remaja karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak

memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak.

Faktor penyebab yang dimaksudkan adalah hal-hal yang menyebabkan

pergaulan bebas remaja. Berikut dipaparkan beberapa faktor penyebab

pergaulan bebas reamaja. Berdasarkan pengamatan anak ysng terjerumus

kedalam pergaulan bebas disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

rendahnya taraf pendidikan keluarga, keadaan ekonomi keluarga, kurang

berhati hati dalam berteman, kurang nya perhatian orangtua, kurangnya

ajaran agaman kurangnya pegawasan orangtua, masih labilnya para

remaja, lingkungan tempat tinggal

Wawancara dengan NS di rumahnya tanggal 03 Februari 2019 sebagai

berikut :

Bagaimana kedaan ekonomi keluarga?

“Keadaan ekonomi keluarga kami mencukupi, tidak ada kekurangan


pada saat ini, serba cukup”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

februari 2019 dia mengatakan :


“yang saya tahu keadaan ekonomi meraka sangat lah mencukupi
sehingga mereka tidak ada saya lihat kekurangan”

Lebih lajut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya lihat keadaan ekonomi mereka yang bisa di bilang serba
ada dan cukup”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tahu mereka termasuk orang yang berada di kelurahan ini
semua di bilang serba ada atau cukup”

Dengan demikian dapat di simpulkan dari hasil wawancara bahwa

ekonomi keluarga NS termasuk keluarga mampu atau keluarga berada,

sehingga dapat menyekolahkan NS tersebut.

Selanjutnya pertanyaan ke dua, apakah ada minat anak yang kurang

tentang belajar?

“Minat sih minat belajar tapi kalau belajar di ruaanga saya agak malas
dan mau tidur aja bawaan nya, ada jaga sih beberaapa mata pelajaran
aku tidak malas yaitu pelajaran olah raga dan seni budaya terutamanya,
karna pelajaran tersebut tidak dalm ruangan saja, ada jga permainan
nya, kalau seni budaya ada pelajaran musik nya jadi itulah yang bikin
saya tidak malas dan ngantuk waktu belajar”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan “

“Saya lihat dia agak kurang jaga minat belajar nya, pernah juga saya
lihat dia tidur dalam kelas waktu pelajaran sedang berlangsung, pada
waktu dia masih sekolah, sering juga saya dengar ibu nya marah marah
padanya tentang dia kurang minat belajar nya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“Saya lihat anak itu sering bermain dan keluar bersama teman teman
nya, kalau belajar saya lihat dia kurang lah, ketika dia di suruh belajar
malah dia pergi dan tidur”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“Saya lihat minat dia kurang tentang belajar karna dia banyak aku lihat
bermain sehingga dia sering pulang malam sampe rumah nya”

Dengan demikian dapat di simpulkan dari hasil wawancara di atas

adalah bahwa NS minat belajar nya kurang, bahkan dia malas belajar di

sekolahnya, bahkan dia ke tiduran juga di kelas waktu belajar, dia juga

sering pulang malam.

Selanjutmya pertanyaan ke tiga : bagaimana perhatian orang tua pada

pendidikan anak?

“kalau Ibu sih sangat perhatian pada sekolah saya, saya nya aja sih
yang kurang belajar nya, sehingga saya sering di marahi ibu tentang
belajar,setiap bentar disuruh belajar bair bagus nialainya ,tpi saya nya
malas, kadang kadang saya turuti juga agar tdik terelalu marah pada
saya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan :


“Yang saya tahu dan lihat orang tua gak kurang lagi perhatian kepada
anak nya tentang belajar, sehinga saya dengar hampir tiap hari orang
tua nya ribut kepada nya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“Kalau perhatian org tua nya gak kurang lah saya lihat, setiap hari saya
dengar ada kata nyuruh belajar, tapi gak tau lah kalau anak nya mau
ikuti kata orang tua nya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“Saya lihat perhatian orang tua nya di bilang sangat mendukung nya
tapi anak nya aja yang gak mau saya lihat, bahkan saya pernah lihat dia
bolos sekolah”

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pehatian orang tua

terhadap NS selalu di berikan dan di sampaiakan di setiap hari, intinya

perhatian orang tua NS selalu di berikan se utuhnya.

Selanjutnya pertanyaan ke empat, apakah sarana / prasarana sekolah

yang kurang lengkap?

“Sarana / prasarana di sekolah saya semua ada dan bagus untuk di


gunakan dalam belajar sperti biasanya, di bilang termasuk lengkap jaga
fasilitas nya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengtakan :

“yang saya tahu sarana parsarana di sekolah itu hampir lengakap


semua nya, semua masih bagus bagus dan membuat kita nyaman
belajar di sekolah tersebut, karna saya satu sekolah sama dia dulunya”
Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tau sekolah anak dia termasuk sekolah favorit juga di kota
ini, jadi fasilitasnya gak bakalan banyak yang kurang, dan murid nya
juga termasuk sekolah murid terbanyak di kota padangsidimpuan”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tau sarana prasarana sekolah tempat dia sekolah itu sangat
lah lenkap, dan memadai untuk fasilitas belajar nya”

Dengan demikian dapat di simpulkan hasil wawancara di atas sebagai

berikut : sarana prasarana sekolah nya sangat lengkap untuk fasilitas belajar

mengarjar agar lebih evisien, dam sekolah tersebut termasuk sekolah

favorit di padangsidimpuan.

Maka dari itu peneliti menyimpulkan keseluruhan bahwa akibat NS

putus sekolah karna dia kurang minat belajar nya, terungakap hasil

wawancara dari informannya, yang mengatakan seperti kalimat di atas, dan

juga mengakui dia sering juga ketiduran di waktu belajar di kelasnya,

bahkan dia sering pulang agak larut malam.

Wawancara dengan JR di rumahnya pada tanggal 05 Februari 2019

sebagai berikut :

“kalau ekonomi kami bang seperti abang lihat sekarang kami hanya
kadang sebatas cukup kadang kurang bang jadi bang uang untuk
kebutuhan sehari hari aja pas pasannya, tidak cukup di bagi untuk uang
sekolah, dulu bang waktu saya sekolah tigkat SMP saya sering itu
tidak bawa duit jajan ke sekolah, itu pun saya bisa sekolah sampe di
situ lantaran sekolah masih gratis, tidak membayar uang sekolah
kecuali uang buku buku gitu bang”
Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan :

“kedaan ekonomi mereka sangatlah kurang mampu atau miskin”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“setau saya ekonomi orang itu rendah, bisa di bilang miskin, pekerjaan
orang tua nya aja tak menentu kadang aku liahat dia pergi kerja ,
kadang gak diam aja di rumah nya”

Lebih lanjut lagi wawanacara deangan informan III pada taggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“Yang saya tau mereka termasuk orang yang kurang berada / miskin di
kelurahan ini semua di bilang serba ada, cukup”

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa keadan

ekonomi kelurga JR termasuk ekonomi keluarga kurang mampu atau serba

kekurangan.

Selnjutnya pertanyaan ke dua : apakah ada minat anak yang kurang

dalam belajar ?

“Kalau minat saya belajar sangat minat, saya rajin balajar ia pun
keadaan saya seperti ini, karena cita cita saya dari dulu jadi guru, saya
setiap di tanya guru mudah mudahan dapat”

Lebih lanjut wawanacara dengan informan I pada tanggal 04 Februari

2019 dia mengatakan :

“Yang saya lihat dia dia rajin kali belajar nya, jadi dia sangat minat
dalam belajar”
Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 da mengatakan :

“yang saya tau dia itu rajin belajar bahkan dia dapat rangkin terus di
sekolah nya biarpun rangking itu gak dapat juara tapi dapat 10 besar di
kelas nya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 di mengatakan :

“Saya lihat minat dia tentang belajar sangat lah rajin, buktinya aja dia
dapat rangkin 10 besar di sekolah nya”

Dari hasil wawaancara di atas dapat di simpulkan bahwa JR minat

belajar nya sangat lah kuat, rajin untuk belajar sehingga dia pernah dapat

rangking di kelas nya,

Selanjut nya pertanyaan ke tiga : bagaimankah perhatian orang tua

terhadap pendidikan anak ?

“perhatian orang tua saya bang gak kurang lagi sebelum ibuk suruh
pun saya kerjakan tugas sekolah saya itu bang, hampir setiap hari ibu
saya menyemangati saya untuk lebih giat belajar nya agar aku besar
nantik tidak seperti orang tua saya, itu lah yang di bilang orang tua
saya salah satu nya”

Lebih lanjut lagi dengan wawancara informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan :

“Setau saya orang tua nya sangat perhatian pada anak nya, apalagi
dalam hal pendidikan sangat perhatian, hampir setiap saya lewat dari
depan rumah nya saya lihat dia mengajari anak anak nya belajar”
Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“kalau perhatian nya itu saya kurang tau tapi biasanya orang tua kalau
waktu malam pernah saya dengar menyuruh anaknya belajar”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“Saya lihat perhatian orang tua nya di bilang sangat mendukung nya
apalagi dalam hal pendidikan orang tua nya sangat antusias dalam
mangajari anak nya, memotovasi nya”

Dengan hasil wawancara di atas dapat di simpulkaan bahwa perhatian

orang tuanya sangat memperhatikan, karna orang tua lah yang pertama

membuat kita semangat dalam belajar, dia juga me motivasi kita agar tidak

malas dalam hal pendidikan.

Selnjutnya pertanyaan ke empat : apakah sarana / prasarana sekolah

yang kurang lengkap?

“kalau sarana prasarana di sekolah sangat lah lengakap, terutama


fasilitas belajar nya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan :

“setau saya sekolah dimana ia sekolah itu sarana dan prasarana nya itu
cukup lengkap, apalagi dalam sarana prasaran belajarnya saya kira itu
lagi yang lebih lengkapnya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tau bang sarana prasarana sekolanya lengkap, apalagi


sekolah itu termasuk sekolah favorit di kota padangsidimpuan”
Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tau sarana prasarana sekolah tempat dia sekolah itu sangat
lah lenkap, dan memadai untuk fasilitas belajar nya”

Dengan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa sarana

prasarana sekolah sanagat lah lengkap, karna menunjang proses belajar

mengajar agar lebih baik dan evisien.

Maka dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa akibat JR

putus sekolah karna keadaan ekonomi keluarga, karna ekonomi keluraga

sangatlah penting dalam dunia pendidikan anak, juga menunjang

keharmonisan keluarga dan kebahagian keluarga.

Selanjutnya wawancara dengan responden MA di rumah nya pada

tanggal 07 Februari 2019 sebagai berikut :

Bagaimana keadaan ekonomi keluarga ?

“kedaan ekonomi kami serba kecukupan, seperti abang lihat kebutuhan


sehari hari aja pas pasannya, tidak cukup di bagi untuk uang sekolah,
dulu bang waktu saya sekolah tigkat SMP saya sering itu tidak bawa
duit jajan ke sekolah, itu pun saya bisa sekolah sampe di situ lantaran
sekolah masih gratis, tidak membayar uang sekolah kecuali uang buku
buku gitu bang. Orang tua bekerja hanya berkebun sayur dan becak, itu
hanya cukup kebutuhan sehari hari saja”

Lebuh lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan :

“keadaan yang saya tahu tentang ekonomi mereka termasuk kategori


kurang mampu / miskin”
Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan:

“yang saya lihat keadaan ekonomi nya kurang mampu, pekerjaan


orang tua nya hanya berkebun, dan narik becak”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“Yang saya tau mereka termasuk orang yang kurang berada / miskin di
kelurahan ini semua di bilang serba ada, cukup”

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa keadaan

ekonomi kelurga MA kurang mampu / miskin, penghasilan orang tua nya

minim, serba kurang cukup.

Selanjutnya pertanyaan ke dua : apakah minat belajar anak yang

kurang tentang pelajaran?

“kalau minat nya minat sih bang, kadang saya malas jaga belajar lihat
lihat cara guru nya mengajar, kalau asik cara gurunya mengajar jadi
kita gak mudah bosan belajar”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan :

“kalau yang saya lihat minat belajar nya masih belum tentu soal nya
kadang dia rajin dan kadang tidak”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tahu dan lihat minat nya kurang lah soalnya dia belajar”

Leih lanjut dengan wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :


“Saya lihat minat dia tentang belajar sanagat lah rajin, buktinya aja dia
dapat rangkin 10 besar di sekolah nya”

Dapat di simpulkan hasil wawancara di atas bahwa minat belajar anak

tersebut sangat lah rajin, minat nya cukup tinggi untuk masalah pendidikan.

Selanjut nya pertanyaan ke tiga : bagaimanakah perhatian orang tua

pada pendidikan anak?

“kalau perhatian nya perhatian bang, sering juga ibu nyuruh belajar, di
bilang hampir setiap hari ibu nyuruh kami belajar”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tahu kalau perhatian semua orang tua itu pasti sangat
perhatian apalagi tentang pendidikan, pendidikan itu untuk menunjang
kehidupan di masa depan nya kelak nanti”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan II pada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tahu peran orang tua dalam pendidikan anak sangat lah
penting, agar anak lebih giat belajar nya”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“setau saya orang tua nya sangat perhatian soalnya saya dengar sering
orang tuan nya menyuruh belajar dan mengajari anak anak nya”

Dapat di simpulkan dari wawanacara di atas bahwa perhatian orang tua

dalam pendidikan anak nya sangat lah penting, agar menunjang kehidupan

masa depan anak nya.


Selanjut nya pertanyaaan ke tiga : apakah sarana / prasarana sekolah

yang kurang lengkap?

“sarana prasarana sekolah itu lengkap, apalagi tentang fasilitas belajar


mengajar”

Lebih lanjut lagi wawancara dengan informan I pada tanggal 04

Februari 2019 dia mengatakan :

“kalau sarana prasarana sekolah pastilah lengkap, kalau tidak lengkap


gimana belajarnya,pasti kurang asiklah”

Lebih lanjut lagi wawancra dengan informan II paada tanggal 05

Februari 2019 dia mengatakan :

“kalau sekolah sarana parsarana kurang lengkap bagaimana belajar


bagus, karna semua ada yang kurang, tapi sekolah dimana MA sekolah
termasuk sekolah yang baagus di kota padangsidimpuan”

Lebih lanjut lagu wawancara dengan informan III pada tanggal 06

Februari 2019 dia mengatakan :

“yang saya tahu sarana prasarana sekolah sangat lah penting untuk
menunjang keberlangsungan proses belajar mengajar agar efektif,
kalau sekolah dimana MA sekolah di bilang sangat lengkap”

Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa sarana

prasarana sekolah sangatlah lengkap, apa lagi fasiltas mengajar belajar di

sekolah tersebut, untuk menunjang proses belajar dengan baik.

Maka dari itu dapat di simpulkan bahwa akibat MA putus sekolah

karna keadaan ekonomi keluarga yang kurang mampu, untuk

menyekolahkan MA lebih lanjut lagi sampai selesai atau tamat sekolah

menengah atas (SMA).


C. PEMBAHASAN

1. Pembahasan penyebab anak putus sekolah

Siswa dapat putus sekolah yang di sebabkan oleh alasan alas an yang

berkaitan dengan sekolah, faktor ekonomi, keluarga, teman sebaya, daan

masalah pribadi. Banyak siswa berhenti sekolah dan kemudian bekerja untuk

memeberi dukungan kepada keluarganya. Status sosioekonomi merupakan

faktor utama dari latar belakang keluarga yang berkaitan sangat erat dengan

putus sekolahnya seorang siswa. Siswa yang memiliki keluarga dengan kelas

ekonomi rendah memiliki kecendrungan yang lebih tinggi untuk putus

sekolah dibandingkan dengan kelas ekonomi menengah.

Kebanyakan remaja yang putus sekolah memiliki teman yang putus

sekolah juga. Sebaagai tambahan siswa yang putus sekolah memperoleh

nilai yang cukup rendah di sekolah, lebih bermasalah dengan peraturan

disiplin, kurang rajin dalam mengerjakan pekerjaan rumah, memiliki rasa

percaya diri yang rendah, memiliki harapan pendidikan yang rendah serta

memiliki control diri yang eksternal (Santrock, 2003: 264-265). Menurut

Rifa’I (2011: 203), yang melatarbelakangi anak putus sekolah yaitu

“persoalan ekonomi karena orang tua tidak mampu membiayai anaknya

untuk melanjutkan sekolah”. Kekuatan dan kekuasaan ekonomi mereka

hanya mampu dipergunakan untuk biaya hidup sehari-hari. Muller (dalam

Suyanto, 2012: 367), bahwa “rendahnya pendidikan dan wawasan orang tua

dalam banyak hal akan memengaruhi cara orang tua tersebut


memperlakukan anak-anaknya”. Kemudian menurut Suyanto (2012: 363),

“bagi anak-anak dari keluarga miskin, putus sekolah ditengah jalan dan

kemudian memilih segera bekerja atau sekedar membantu orang tua mencari

nafkah sering kali menjadi pilihan yang terpaksa diambil karena ditengah

kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan atau bahkan kekurangan,

mempertahankan anak untuk tetap sekolah kerap kali menjadi beban yang

terlampau berat”. faktor yang paling sering menjadi penyebab anak putus

sekolah berkaitan dengan peran dan fungsi anak sebagai salah satu sumber

pendapatan strategis bagi keluarga (membantu orang tua bekerja). Selain itu,

penyebab lainnya yaitu karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan

melanjutkan sekolah, dan karena pengaruh teman sebaya yang sama-sama

putus sekolah.

Adapun penyebab anak putus sekolah di kelurahan batang ayumi julu

kota padangsidmpuan menunjukkan bahwa yang menjadi penyebab utama

anak mengalami putus sekolah yaitu karena faktor ekonomi, khususnya bagi

petani yang ada di kelurahan batang ayumi julu. Tingkat pendapatan orang

tua yang tergolong rendah menyebabkan sulitnya untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi dengan kebutuhan pendidikan

anak. Harga sayur yang dinilai petani sayuran sangat rendah yaitu hanya

sekitar Rp. 1.000 - 1.500 / ikat. Sedangkan harga kebutuhan pokok yang

semakin tinggi, menyebabkan orang tua bekerja lebih keras untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Berangkat bekerja lebih awal dan pulangnya lebih lama
(waktu banyak tersita untuk bekerja), dan malam harinya tidur lebih awal,

sehingga tidak bisa mendampingi anak dalam belajar. Selain itu, tingkat

pendidikan orang tua yang tergolong rendah, menyebabkan orang tua kurang

memberikan motivasi dan pengawasan kepada anak dalam proses

pembelajarannya di rumah.

Keinginan anak untuk meringankan beban orang tua juga menjadi

alasan anak putus sekolah. Melihat orang tua yang bekerja seharian,

menyebabkan anak ingin membantu mereka bekerja, baik di rumah maupun

bekerja di kebun.

2. Upaya Mengatasi Anak Putus Sekolah

Hasbullah (2012: 44-45), dasar-dasar tanggung jawab orang tua dalam

pendidikan anaknya meliputi hal-hal berikut, adanya motivasi dan dorongan

cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak. Kasih sayang orang

tua yang ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan tindakan rela

menerima tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam

memberikan pertolongan kepada anaknya, pemberian motivasi kewajiban

moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya,

tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya

akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara, memelihara

dan membesarkan anak. Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami

untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan,

agar ia dapat hidup secara berkelanjutan serta memberikan pendidikan


dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi

kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah dewasa akan mampu mandiri.

Usaha-usaha untuk mengatasi terjadinya anak putus sekolah diantaranya

dapat ditempuh dengan cara membangkitkan kesadaran orang tua akan

pentingnya pendidikan anak, memberikan dorongan dan bantuan kepada

anak dalam belajar, mengadakan pengawasan terhadap anak di rumah serta

memberikan motivasi kepada anak sehingga anak rajin dalam belajar dan

tidak membuat anak bosan dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang di

berikan sekolah, tidak membiarkan anak bekerja mencari uang dalam masa

belajar, dan tidak memanjakan anak dengan memberikan uang jajan yang

terlalu banyak. Jadi, pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua,

sehingga mereka harus benar-benar mendukung anak dalam proses

pendidikannya. Eipstein (dalam Santrock, 2003: 271-271) menyebutkan

bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak :

a. Keluarga mempunyai kewajiban dasar untuk menyediakan keselamatan

dan kesehatan anak mereka. Banyak orang tua yang tidak mempunyai

pengetahuan yang cukup mengenai perubahan yang sesuai dengan usia

yang menandai karakteristik remaja. Program sekolah-keluarga dapat

membantu untuk mengajarkan orang tua mengenai tahap perkembangan

yang normal dari anak remaja mereka.

b. Sekolah mempunyai kewajiban dasar untuk berkomunikasi dengan

keluarga mengenai program sekolah dan perkembangan individual anak


remaja mereka. Guru dan orang tua jarang sekali saling mengenal pada

tahun-tahun mereka bersekolah di sekolah lanjutan. Diperlukan

program-program yang dapat memfasilitasi secara langsung dan lebih

personal dalam komunikasi antara orang tua dan guru.

c. Keterlibatan orang tua di sekolah harus ditingkatkan. Orang tua dan

anggota keluarga yang lainnya dapat membantu guru di ruang kelasnya

dengan berbagai macam cara, misalnya tutoring, mengajarkan

keterampilan tertentu, membantu kegiatan administratif dan

pengawasan.

d. Keterlibatan orang tua dalam aktivitas belajar remaja di rumah harus

lebih ditingkatkan. Sekolah lanjutan seringkali menyoroti masalah

pentingnya keahlian dan kemampuan orang tua di dalam membantu

remaja mengerjakan tugas atau pekerjaan rumahnya.

e. Orang tua harus lebih sering terlibat dalam pengambilan keputusan di

sekolah. Asosiasi orang tua-guru adalah cara yang paling umum dimana

orang tua dapat terlibat dalam pengambilan keputusan di sekolah.

Pengawasan dan bimbingan orang tua di rumah mutlak diperlukan

karena adanya bimbingan orang tua dapat mengawasi dan mengetahui

kekurangan dan kesulitan belajar anak (Tatang, 2012: 85)

Berdasarkan hasil observasi tentang upaya mengatasi anak putus

sekolah di kelurhan batang ayumi julu kota padangsidimpuan, menunjukkan

bahwa masih kurangnya upaya orang tua untuk mengatasi anak putus
sekolah. Anak kurang mendapatkan bantuan ketika belajar, dorongan,

motivasi dan pengawasan dari orang tua. Hal ini dikarenakan kurangnya

pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi anak. Orang tua

juga tidak memahami materi pelajaran, sehingga tidak bisa memberikan

bantuan kepada anak dalam mengerjakan tugas atau PR dari sekolah.

Pengawasan dan motivasi juga kurang diberikan oleh orang tua. Kebanyakan

orang tua sibuk bekerja, sehingga waktu untuk keluarga tidak banyak. Pada

malam harinya, orang tua tidur lebih awal sehingga tidak mengawasi anak

ketika belajar.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak putus sekolah

adalah sebagai berikut:

a. Memberikan dorongan dan bantuan kepada anak dalam belajar

b. Mengawasi dan memotivasi anak dalam belajar

c. Tidak membiarkan anak bekerja mencari uang dalam masa belajar

d. Tidak memberikan uang jajan yang berlebihan kepada anak

Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya dari orang tua untuk mengatasi anak

putus sekolah belum terlaksana dengan baik karena masih kurangnya bantuan

orang tua kepada anak, baik dalam bentuk memotivasi, mengawasi kegiatan

belajar anak, maupun memberikan bantuan ketika anak kesulitan mengerjakan

tugas sekolah.
65

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa

penyebab anak putus sekolah umumnya adalah karena faktor ekonomi. Hal ini

terbukti dari orang tua anak yang mengalami putus sekolah yang hanya

bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang rendah, sehingga kebutuhan

untuk pendidikan kurang mencukupi yang pada akhirnya menyebabkan anak

putus sekolah. Selain itu, pendidikan orang tua yang rendah mengakibatkan

orang tua kurang menanamkan pentingnya pendidikan kepada anak.

Hal ini terbukti dengan kurangnya pengawasan dan pemahaman orang

tua tentang materi pelajaran. Kemudian memiliki teman sebaya yang juga

mengalami putus sekolah juga menyebabkan anak ikut mengalami putus

sekolah. Hal ini terbukti dari informan anak yang mengalami putus sekolah

juga memiliki teman sebaya yang putus sekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab utama

siswa mengalami putus sekolah pada jenjang SMA adalah faktor ekonomi

keluarga yang tidak mampu, sehingga akhirnya faktor ini berakibat pada

faktor-faktor non ekonomi lainnya seperti rendahnya pendidikan orang tua

yang kurang memiliki kemauan dan wawasan untuk masa depan pendidikan

anak-anaknya, faktor lingkungan keluarga yang kurang mendukung agar

terciptanya suasana pendidikan dalam rumah tangga. Kesemua faktor tersebut


66

memaksa langsung maupun tidak langsung kepada siswa untuk menerima

keadaan putus sekolah di tengah jalan.

Motivasi anak sebagai faktor penyebab anak putus sekolah pada

jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK). Hal ini dapat diketahui dengan

melihat motivasi intrinsik dan ekstrinsik anak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat di berikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi anak, hendaknya selalu meningkatkan motivasi diri untuk bersekolah.

Dapat memilah-milah mana teman yang baik dan yang buruk supaya anak

tidak terseret ke dalam hal-hal yang berdampak negatif untuk kehidupan

dan masa depannnya.

2. Bagi orang tua, hendaknya lebih meningkatkan pengawasan terhadap

pergaulan anak di lingkungan tempat tinggalnya supaya anak tidak masuk

dalam pergaulan teman yang salah.

Berdasarkan kesimpulan yang di paparkan di atas maka peneliti

menyampaikan saran-saran kepada orang tua/wali murid yang memiliki anak putus

sekolah di kelurahan batang ayumi julu seharusnya lebih banyak memberikan

bantuan ketika anak kesulitan mengerjakan tugas sekolah, memberikan motivasi,

pengawasan, serta tidak membiarkan anak bekerja yang menyebabkan fisik anak

kelelahan. Bantuan, motivasi dan pengawasan yang diberikan kepada anak


menjadikan anak merasa diperhatikan pendidikannya, sehingga mereka lebih

bersemangat untuk berangkat ke sekolah.

Bagi Guru yang mengabdi hendaknya memberikan pengetahuan tentang

pentingnya pendidikan formal kepada orang tua, ketika diadakan pertemuan orang tua

murid dengan guru, serta saat acara kenaikan kelas dan kelulusan agar orang tua bisa

memberikan bantuan, motivasi dan pengawasan terhadap pendidikan formal anaknya.

Selain itu, ketika berada di lingkungan sekolah, guru sebaiknya mengingatkan anak

agar belajar dengan sungguh-sungguh.

Sedangkan bagi UPT Dinas Pendidikan dan perangkat kelurahan batang

ayumi julu untuk memantau perkembangan pendidikan anak, memberikan beasiswa

yang mencukupi untuk keperluan sekolah anak dan mengambil data anak putus

sekolah agar dapat mencari solusi bagi anak putus sekolah.


TABEL. 1

PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP REMAJA

NO PERTANYAAN
1 Apa saja kenakalan remaja yang anda perbuat ?
2 Mengapa anda melakukannya ?
3 Bagaimana perhatian orangtua terhadap anda ?
4 Coba jelaskan sikap anda ketika orang tua anda memberi nasehat ?
TABEL HASIL WAWANCARA

Responden I
Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

NO PERTAYAAN JAWABAN
1 Apa saja kenakalan remaja Saya pernah minuman keras, ngelem balap liar bang, aku
yang anda perbuat ? kurang tenang dalam rumah karna yang ada berantam aja
terus dirumah, Bapak sama mamak tiap hari berantam aja
gak ada kedamaian dalam rumah bang makanya aku
lampiaskan dengan minum minuman keras
2 Mengapa anda Saya penasaran bang karna ingin tahu bagaimana
melakukannya ? rasanya, dan sering juga diajak kawan kawan bang di
tempat ngumpul ngumpul kami kadang buang suntuk
juga bang dengan minuman keras”

3 Bagaimana perhatian Orang tua bang perhatian tapi orang tua ku bang sibuk
orang tua terhadapmu ? bekerja dari pagi sampe sore bang, aku juga gak betah bang
dirumah, vuma aku yang belum menikah di keluarga kami
bang
4 Coba jelaskan sikap anda Kalo orang tua ku bang memberi aku nasehat aku diam aja
ketika orangtua anda bang, gak berani aku bang menjawab nanti dipukuli aku
memberi nasehat ? bang.
Responden II
Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

NO PERTAYAAN JAWABAN
1 Apa saja kenakalan remaja anggo au bang junga upaoto-oto orang tua ku bang
yang anda perbuat ?
epeng sikola upangan, tai ubaen epeng nai u baen
marfoya foya rap dongan donganku, jungada juo
bang au marbalap liar di jalan baru bang hampir
madabu au bang markareta
(aku pernah membodohi orang tua ku bang, ku makan
uang sekolah ku buat berfoya foya sama kawan
kawan bang, aku juga pernah ikut bang balapan liar
dijalan baru itu pun hampir jatuh aku bang naek
sepeda motor)

2 Mengapa anda au margaul bang diajak ajak dongan dohot porroa


melakukannya ?
mamboto na bang, nara iba diajak dongan niba bang
di dipacia cia dongan niba bang, tarpaksa ikut bang.
(aku bergaul diajak ajak kawan bang, sama ingin tahu
juganya bang, kalau gak ikut kita ajakan kawan bang orang
itu ngejek awak bang terpaksa kita ikut bang)

3 Bagaimana perhatian ango au bang ayah doma namangolu, anggo umak


orang tua terhadapmu ?
madung maninggal 3 taon nalewat bang. Ayah karejo
bang diluar kota , mulak pe sanoli saminggu. Au
tinggal rap nenek bang orang tua ni ayah.
(orang tuaku bang cuma ayah yang masih hidup, mamak ku
udah meninggal 3 tahun yang lewat bang, kalau ayah kerja
di luarkota bang, aku tinggal sama nenek bang orang tua
dari ayah. Ayah pun jarang pulang bang , paling sekali
seminggu bang”

4 Coba jelaskan sikap anda anggo orangtua ku bang mangalehen nasehat dia au
ketika orangtua anda
sip sajo au bang, anggo nenek manasehati ra au
memberi nasehat ?
manjawab jawab aha nadi dokkon nenek bang, pala
salah au palingan nenek yang menasehati bang karna
rap nenek au tinggal sannari, anggo inda mangadu
nenek tu ayah bang anggo jogal au, i talepon ayah.
(kalau orang tua ku bang memberi nasehat diam aku bang
gak menjawab , palingan bang dinasehati nenek kadang
melawan aku, kadang juga nenek nelfon sama ayah kalau
aku nakal bang)
Responden III
Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

NO PERTAYAAN JAWABAN
1 Apa saja kenakalan remaja anggo au bang jungada minum tuak di fakter rap
yang anda perbuat ?
dongan bang, ipe diajak dongan bang , jungada juo
bang mambuat helm au di parkiran sikolah nami
bang epeng nai ami baen manabusi tuak.
(kalau aku bang pernah pernah minum tuak di lapo tuak
bang, itu juga ikut ikutan sama kawan bang, pernah juga
mencuri helm di area sekolah bang, uang hasil curian kami
buat beli tuak bang)

2 Mengapa anda urang bang urasa epeng jajan nadilehen orangtua ku


melakukannya ?
bang, anggo adong masalahku dibagas bang minum
tuak ma urasa so tenang i.
(kurang kurasa bang uang jajan yang dikasih orangtuaku
makanya mau aku mencuri bang, kalau ada masalah
pribadiku maulah aku minum tuak itu bang biar tenang
kurasa)

3 Bagaimana perhatian orangtua ku bang hurang perhatianna tu au, mayogot


orang tua terhadapmu ?
ari makehe orangtua i bang marjagal marpoken ,
mayogot ari nadong be orangtua i dibagas bang
(orangtua ku jarang bang memperhatikanku, ayah sama
mamak bang jualan ke pasar, Pergi sekolah orangtua udah
pergi jualan bang)
4 Coba jelaskan sikap anda ra au bang mangalo tu orangtuaku bang pala
ketika orangtua anda
dipasingot au, geot nialai, alai sajo di bege bang,
memberi nasehat ?
naurasoi najugada dibege alai bang.
(mau aku melawan bang sama orangtuaku kalo dinasehatin,
selalu mereka aja bang yang ingin didengarkan, tapi apa
yang kurasakan tak pernah mereka mengerti bang)
Informan I
Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

NO PERTAYAAN JAWABAN
1 Apa saja kenakalan remaja yang saya tahu Saya lihat dia anak nakal, anaknya
yang anda perbuat ? kurang bergaul di lingkungan sini, saya liat sih orang
tuanya berantam tiap hari masalah ekonomi keluarga,
bapak nya kerja serabutan ibu ynya gak kerja.

2 Mengapa anda saya liat dia anak nya banyak teman yah, kadang dia
melakukannya ? di jemput sama teman nya , duduk duduk nongkrong
minuman keras, main judi domino kartu taruhan

3 Bagaimana perhatian kalau dari orang tua bang sibuk kerja dia jarang
orang tua terhadapmu ?
komunikasian, orang tua nya kerja di tapanuli selatan bang.

4 Coba jelaskan sikap anda anaknya kalau dimarahi diam selalu, ditanyak apa salah nya
ketika orangtua anda
diam aja bang
memberi nasehat ?
NO PERTAYAAN JAWABAN
1 Apa saja kenakalan remaja anak na najogalan i, namaolan tardokkon i bang. I
yang anda perbuat ? dokkon napade mangalo do ia i”
(anaknya bandel bang susah dibilangin yang baik anaknya)

2 Mengapa anda “nabahatan dongan nai bang, margaul pe


melakukannya ? nadao dao an ibang, alak na momo
mardongan bang”

(temennya banyak bang, tempat bergaulnya

juga jauh jauh bang. pandai bang dia

berteman)

3 Bagaimana perhatian “anggo nauboto bang ia tinggal rap nenek


orang tua terhadapmu ? nia dibagas, orang tua nia adoboru
madung maningal bang, ayak niape
jarang do dibagas bang i. Hurang kasih
sayang ia bang nida”
(setau saya dia bang tinggal rap nenek nya.

Ayah nya bekerja bang, dia tampak kurang

kasih asyang bang semenjak ibunya gak ada

lagi)

4 Coba jelaskan sikap anda “anggo nauboto bang anggo nakal ia


ketika orangtua anda ditalepon ayah nia ia, anggo mangecet ia
memberi nasehat ? rap ayah nia bang sip ma ia ia”
(kalau dia bang tahu ayah nya nakal di

telelepon ayahnya bang. Kalau ayahnya yang


ngomong diam aja bang)

INFORMAN III

Informan II
Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

NO PERTAYAAN JAWABAN
1 Apa saja kenakalan remaja “saya liat anaknya, pendiam jarang juga
yang anda perbuat ? bicara sama orang sini. Anaknya kalau
naik sepeda motor kencang kencang
bawaknya”

2 Mengapa anda saya liat anaknya tidak bergaul dilingkungan


melakukannya ?
sini bang, dia bergaul keluar lingkungan, dia

anak nya”

3 Bagaimana perhatian Saya lihat perhatian orang tua secara langsung


orang tua terhadapmu ?
kuranglah, karena anak-anaknya sering di tinggal
dirumah, bahkan saya pernah lihat dia bolos sekolah

4 Coba jelaskan sikap anda nauboto bang bapaknya emosian alakna, langsung
ketika orangtua anda mamukuli
memberi nasehat ? (yang aku tahu bang bapaknya temperamental sama dia

kalau salah, kalau salah langsung main pukul bang)


DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2000. SosiologiPendidikan.RinekaCipta. Jakarta.PT AsdiMahasatya.

Bazar Harahap, Kamus Modern Bahasa Angkola Mandailing (Jakarta:Yani’s 2007)

A. Muri Yusuf. 2014. “MetodePenelitianKuantitatif,


Kualitatif&PenelitianGabungan”. Jakarta :prenadamedia group.

Arimin, Tatang M. (2009). MenyusunRencanaPenelitian. Jakarta: PT. Raja


GrafindoPersada.

Daradjat, Zakiah. 2001. Pendidikan Islam DalamKeluarga Dan Sekolah.Jakarta


:Ruhama.

Haditono, SitiRahayu. (2001). PsikologiPerkembangan.Yogyakarta :GadjahMada


University Press.

Haditono, SitiRahayu. (2001). PsikologiPerkembangan.Yogyakarta :GadjahMada


University Press.

Heru, M. (2009).PsikologiRemajaPerkembanganPesertaDidik.Jakarta: PT
BumiAksara.

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2012. Qualitative Data Analysis


(terjemahan).Jakarta : UI Press.

Moleong, Lexy J. 2002. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT


RemajaRosdakarya Offset.

Qardhawi, E.K. (2002). PendekatanKualitatatifdalamPenelitianPsikologi.Jakarta:


LPS3 FakultasPsikologiUniversitas Indonesia.

Sanipah, Rahayu.2000.Observasidanwawancara.Malang: Bayumedia Publishing.

Sarwono, S.W. (2003). PsikologiRemaja. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Stainback, Susan williamStainback, 1988, Understanding & Conducting Qualitative


Research, Kendall/Hunt Publishing Company, Dubuque, lowa

Suhendi, HendidanRamdaniWahyu. 2001. PengantarStudiSosiologiKeluarga,


Bandung: PustakaSetia.

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung :Alfabeta


Tohirin.(2011). MetodePenelitianKualtatifdalambimbingandankonseling.Jakarta:
Raja GrafindoPersada.

Zainal Effendi Dan C.Jam, Suran Tinggi Barani, Adat Budaya Batak Angkola
(Medan:2015,Permata Mitra Sari)

Hhtps :// id. Wikipedia.org/wiki/padangsidimpuan

www.suaramuhammadiyah..id

Kpai.Kenakalan Remaja.2010. Www.Kpai.Go.Id

Berdasarkan propil kelurahan dan lingkungan yang diperoleh dari kantor Kelurahan
Wek V September 2020
CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Julian Fahroji

Npm 1501090069

Program Studi : Bimbingan Dan Konseling

Dosen Tanggal Catatan dosen pembimbing Paraf dosen


Pembimbing I Sukatno, M.Pd
Pembimbing II Nurhasnah pardede ,
M. Psi

Diketahui,
Ketua program studi

Erlina harahap, M.Psi,M.Pd


NIDN : 0119107302

Anda mungkin juga menyukai