Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Magang adalah kegiatan intrakurikuler terstruktur berupa kegiatan praktik


kerja mahasiswa Program Sarjana (S1) Ilmu Administrasi di instansi terkait baik swasta,
pemerintah, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang relevan. Sesuai dengan
tujuan Jurusan Administrasi Publik untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
dan kelembagaan dalam mewujudkan pelayanan prima, Program magang ditujukan untuk
memperkenalkan dan menumbuhkan kemampuan dalam dunia kerja nyata sehingga dapat
memahami sejauh mana mahasiswa harus mempersiapkan diri ketika akan memasuki
dunia kerja. Mahasiswa dapat mengenal dunia kerja sebelum terjun langsung ke dalam
dunia kerja dengan melaksanakan kegiatan magang di salah satu instansi pemerintah.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Kesejahteraan Sosial, bahwa Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara mempunyai tanggung jawab untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan untuk mewujudkan
kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi hak atas kebutuhan dasar
warga negara demi tercapainya kesejahteraan sosial, maka negara menyelenggarakan
pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan. Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan
diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial
adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi
kebutuhan dasar setiap warga negara yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial.

Kesejahteraan adalah sebuah tata kehidupan dan penghidupan sosial, material,


maupun spiritual yang diikuti dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman diri,
rumah tangga serta masyarakat lahir dan batin yang memungkinkan setiap warga negara
dapat melakukan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri sendiri, rumah tangga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-
hak asasi (Rambe,2004). Arthur Dunham dalam Sukoco (1991) mendefinisikan
kesejahteraan sosial sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan
keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar
kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi
perhatian utama terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas,
dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup pemeliharaan
atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan.

Dinas Sosial merupakan instansi pemerintah yang diperlukan untuk melakukan


tugas-tugas pemerintah dalam usaha kesejahteraan sosial. Dinas Sosial Kota Malang
sebagai unsur pelaksana otonomi daerah dibidang sosial mempunyai andil besar dalam
penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Rehabilitasi sosial
merupakan salah satu upaya Dinas Sosial Kota Malang guna memenuhi kebutuhan
pelayanan sosial bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial. Rehabilitasi sosial
yang dimaksudkan adalah untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan
seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar secara persuasif, motivatif, koersif, baik dalam keluarga, masyarakat
maupun panti sosial dalam bentuk motivasi dan diagnosis psiko-sosial; pelatihan
vokasional, dan pembinaan kewirausahaan; bimbingan mental, spiritual, fisik sosial, dan
konseling psiko-sosial; pelayanan aksesibilitas; bantuan dan asistensi sosial, bimbingan
resosialisasi, bimbingan lanjutan dan rujukan. Rehabilitasi sosial salah satunya
diperuntukkan untuk penyandang masalah kesejahteraan sosial yang selanjutnya disebut
PMKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani maupun sosial secara
memadai dan wajar.

Atas dasar uraian di atas, muncullah keinginan untuk melihat bagaimana peran yang
ada di Dinas Sosial Kota Malang dalam meningkatkan kesejahteraan gelandangan dan
pengemis di Kota Malang. Pada hakikatnya, bentuk peran Dinas Sosial merupakan upaya
untuk meningkatkan kesejahteraan gelandangan dan pengemis melalui program
rehabilitasi dan pelayanan sosial. Program tersebut di antaranya pengiriman PMKS ke RS
Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, pemulangan orang terlantar ke daerah asal, serta
operasional TWK Sukun.

B. Tujuan Magang

Penelitian yang akan dilakukan adalah untuk keperluan penulisan laporan magang
yang merupakan keharusan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi khususnya
program studi Ilmu Administrasi Publik. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
magang ini adalah:

1. Tujuan secara umum


a. Untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai praktik dalam dunia
kerja sehingga mahasiswa bisa memperoleh gambaran kerja dari pengalamannya
selama melaksanakan kegiatan magang untuk terjun langsung ke lapangan.
b. Untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja sehingga dapat
mengidentifikasi masalah ilmu administrasi di dunia kerja.
c. Memberikan kemampuan mahasiswa melalui kesepadanan pengetahuan yang
diperoleh dengan fenomena yang ada di institusi yang relevan dengan bidang
Ilmu Administrasi.
2. Tujuan secara khusus
a. Mengetahui, memahami, dan mempelajari terkait peran Dinas Sosial Kota
Malang dalam meningkatkan kesejahteraan gelandangan dan pengemis di Kota
Malang.
b. Mampu mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh selama
masa perkuliahan dalam melaksanakan pekerjaan di Camp Assesment Dinas
Sosial Kota Malang.
c. Mempersiapkan peserta Magang untuk memahami situasi kerja nyata setelah
lulus dari Fakultas Ilmu Administrasi.
d. Diperolehnya bahan masukan bagi peningkatan atau perluasan kerja sama antara
mahasiswa, dosen, perguruan tinggi, dan instansi terkait.
C. Manfaat Magang
1. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk siap terjun
langsung di masyarakat khususnya di lingkungan kerja dikarenakan mahasiswa
telah memahami mekanisme kerja dan instansi yang bersangkutan.
b. Mahasiswa akan memperoleh kemampuan kerja, didukung dengan kemampuan
mahasiswa untuk menjadi lebih kreatif serta inovatif.
c. Dapat menggunakan kemampuan teoritis yang diperoleh dibangku perkuliahan
dalam analisa kondisi yang sebenarnya di lapangan.
d. Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman kerja guna meningkatkan
kemampuan diri untuk menjadi pekerja yang berpendidikan dan berkualitas.
2. Bagi Instansi
a. Sebagai salah satu sarana penghubung antara pihak instansi dengan Fakultas
Ilmu Administrasi.
b. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial kepada mahasiswa
atau generasi muda untuk meningkatkan nilai atau citra publik di mata
masyarakat.
c. Institusi mendapatkan dukungan tambahan untuk meningkatkan kinerja institusi
dalam bentuk pemikiran dan tenaga dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja
yang lebih efektif dan efisien.
d. Institusi mendapat alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu dan
kredibilitasnya.
3. Bagi Program Studi
a. Memperluas jaringan kerja sama antara lembaga atau universitas maupun
fakultas.
b. Meningkatkan relevansi kurikulum berbagai program pendidikan Fakultas Ilmu
Administrasi dengan dunia kerja.
c. Sebagai sarana pengenalan instansi pendidikan jurusan Ilmu Administrasi Publik
kepada badan usaha yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang
dihasilkan oleh Fakultas Ilmu Administrasi.
BAB II

RENCANA KEGIATAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

1. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan di Camp Assesment Dinas Sosial Kota
Malang di Dusun Baran, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedung Kandang Kota
Malang, Telp/Fax: (0341) 412266.

2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan magang disesuaikan dengan batas waktu yang
telah ditentukan oleh pihak jurusan, yaitu selama 1 bulan (25 hari masa kerja),
terhitung mulai 5 Agustus sampai dengan 6 September 2019. Magang dilakukan
setiap hari Senin-Jumat pukul 08.00- 16.00 WIB dengan waktu istirahat mulai
pukul 11.30 sampai dengan pukul 13.00 WIB.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

No. Hari Kerja Jam Kerja Istirahat


1. Senin-Kamis 08.00-16.00 11.30-13.00
2. Jumat 08.00-16.00 11.30-13.00
3. Sabtu-Minggu Libur -
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019.

B. Metode Pelaksanaan Magang


1. Perencanaan Kerja di Lapangan
Sebelum pelaksanaan kegiatan magang, pihak dari Dinas Sosial Kota Malang
yaitu Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, melakukan pengarahan
kerja bersama para peserta magang untuk penentuan lokasi dan penempatan bidang
yang akan diamanahkan kepada para peserta magang.

2. Terjun Langsung Ke Lapangan


Kegiatan magang melibatkan Pekerja Sosial Dinas Sosial Kota Malang
sebagai langkah pendampingan kepada para peserta magang dalam pelaksanaan
kegiatan magang.
3. Pengamatan Kerja
Pada saat kegiatan magang, peserta magang ikut membantu serta melakukan
pengamatan terhadap kegiatan para Pekerja Sosial dalam menangani klien sehingga
mendapatkan beberapa temuan lapangan yang dapat dijadikan sebagai analisa
dalam melakukan penelitian.
4. Diskusi dan Interaksi Langsung
Dalam memperoleh ilmu, wawasan, serta informasi melalui kegiatan magang,
kami berinteraksi dengan sumber daya manusia yang bekerja di Camp Assesment
Dinas Sosial Kota Malang. Hal ini juga bermanfaat dan efektif dalam mempererat
hubungan peserta magang dengan sumber daya manusia di Camp Assesment.
5. Dokumentasi
Adapun data-data yang kami peroleh dalam kegiatan magang adalah melalui
teknik dokumentasi untuk meyakinkan bahwa data yang kami peroleh merupakan
data yang valid.
C. Jadwal Kegiatan Kerja

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Kerja


No. Jam Kerja Kegiatan
1. 08.00-09.00 Pendampingan Sarapan Pagi
2. 09.30-11.00 Pengarahan dan Bimbingan
Klien
3. 11.00-12.00 Pendampingan Makan Siang
4. 12.00-12.30 Pendampingan Sholat
Dzuhur Berjamaah
5. 12.30-14.00 Istirahat
6. 14.30-15.30 Persiapan dan Sholat Ashar
Berjamaah
7. 15.30-16.00 Pendampingan Bersih Diri
dan Bersih Lingkungan

Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019.

D. Pembagian Kerja
Selama melaksanakan kegiatan magang di Camp Assesment Dinas Sosial
Kota Malang, pembagian kerja yang diberikan kepada para peserta magang adalah
Sub Bidang pendampingan klien melalui Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan
Pelayanan Sosial beserta staffnya memberikan tugas meliputi:
1. Pengiriman PMKS ke Panti/UPT/RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat,
Lawang/ RSUD Syaiful Anwar, Malang.
2. Pemulangan orang terlantar ke daerah asal.
3. Operasional LBK Pandanwangi, TWK Sukun dan LIPONSOS
4. Operasional kegiatan razia PMKS jalanan
5. Pemberian pelatihan keterampilan kerja bagi anak jalanan dan PMKS

Adapun jenis kegiatan yang dilakukan akan terlampir dalam laporan magang ini
dan dijelaskan lebih rinci dalam bab selanjutnya.
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Gambaran Umum
1. Dinas Sosial dan Camp Assesment
Dinas sosial sebagai unsur pelaksana teknis daerah di bidang sosial,
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelenggaraan kesejahteraan
sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial
guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi: rehabilitasi
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.

B. Profil Dinas Sosial


1. Visi dan Misi
Visi Dinas Sosial Kota Malang adalah “Terwujudnya Masyarakat
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang sejahtera dan
bermartabat”. Untuk mewujudkan visinya, Dinas Sosial Kota Malang menjabarkan
visi tersebut ke dalam misi yang menjadi pedoman melakukan aktivitas melalui
pelaksanaan program dan kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
Sehingga misi memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,
dan menentukan jalan atau upaya-upaya yang akan ditempuh untuk mencapai visi.
Adapun misi dari Dinas Sosial Kota Malang adalah, sebagai berikut:
a. Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat melalui
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
b. Mendorong peningkatan dan perluasan pelaksanaan pembangunan
kesejahteraan sosial oleh pemerintah dan masyarakat
c. Meningkatkan sistem informasi dan pelaporan bidang sosial
d. Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang sosial
2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
a. Kedudukan
1. Dinas Sosial Kota Malang merupakan Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang sosial.
2. Dinas Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
b. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Sosial Kota Malang mempunyai tugas pelaksanaan pemerintahan di
bidang sosial. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Sosial Kota
Malang menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan daerah di bidang sosial;
2. Pelaksanaan penanganan fakir miskin dan pemberdayaan sosial;
3. Pelaksanaan penanganan warga negara migran korban tindak kekerasan;
4. Pelaksanaan rehabilitasi dan pelayanan sosial;
5. Pelaksanaan perlindungan dan jaminan sosial;
6. Pelaksanaan penanganan bencana;
7. Pemeliharaan taman makam pahlawan;
8. Pelaksanaan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan
sosial;
9. Pelaksanaan pemulangan orang terlantar ke daerah asal;
10. Pelaksanaan pemberian rekomendasi pengumpulan sumbangan dalam
daerah;
11. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Undian Gratis Berhadiah
(UGB) dan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB);
12. Pemberian pertimbangan teknis perizinan bidang sosial;
13. Penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban bencana
alam dan bencana sosial;
14. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan
bencana;
15. Koordinasi dan pelaksanaan program, monitoring, evaluasi dan
pelaporan dibidang sosial;
16. Pengendalian pelaksanaan program di bidang sosial;
17. Pengelolaan administrasi umum; dan
18. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional.

3. Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Sosial Kota Malang
memiliki susunan organisasi sebagai berikut:
1. Kepala Dinas:
2. Sekretariat, membawahi:
1) Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan
2) Subbagian Umum dan Kepegawaian;
3. Bidang Penanganan Fakir Miskin dan Pemberdayaan Sosial, membawahi:
1) Seksi Penanganan Fakir Miskin dan Pemberdayaan Masyarakat;
2) Seksi Pemberdayaan Kelembagaan Sosial; dan
3) Seksi Pembinaan Kepahlawanan, Keperintisan dan
4) Kesetiakawanan Sosial;
4. Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial, membawahi:
1) Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Balita dan Anak;
2) Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Penyandang Tuna Sosial; dan
3) Seksi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Penyandang
Disabilitas;
5. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial membawahi:
1) Seksi Perlindungan Sosial;
2) Seksi Jaminan Sosial Keluarga;
3) Seksi Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial;
6. Kelompok Jabatan Fungsional; dan
7. UPT
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Sosial Kota Malang

Gambar 2. Bagan Susunan Organisasi Dinas Sosial


4. Dasar Hukum
1) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penanganan Anak
Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis
2) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah
3) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang
Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial
di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
4) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: 129/HUK/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota
5) Peraturan Walikota Malang Nomor 29 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal
7) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Penyandang Disabilitas
8) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia
9) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan
Fakir Miskin

C. Bidang-Bidang Kegiatan
Selama pelaksanaan kegiatan magang yang berlangsung dalam kurun waktu
25 hari kerja di Dinas Sosial, seluruh peserta magang ditempatkan di Camp
Assesment pada bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial. Berikut merupakan tabel
kegiatan dari masing-masing peserta magang:
Tabel 3. Pelaksanaan Kegiatan Ainun Laili
No Hari & Pukul Jenis Kegiatan yang Paraf
. Tanggal Datang Pulang Dilakukan Pejabat
1. Senin, 5 07.50 11.05 1. Penempatan kegiatan Terlampir
Agustus magang di Camp
2019 Assesment.
2. Pengenalan tempat
magang dan kegiatan
apa saja yang akan
dilakukan.
3. Observasi.
2. Selasa, 6 09.05 15.05 1. Membantu kegiatan
Agustus warga Desaku
2019 Menanti.
2. Pendampingan makan
siang.
3. Berinteraksi dengan
klien.
3. Rabu, 7 - - Izin mengurus KRS dan
Agustus validasi
2019
4. Kamis, 8 08.45 15.07 Membantu
Agustus administrasi.
2019
5. Jumat, 9 08.59 15.10 1. Membantu
Agustus administrasi.
2019 2. Pendampingan makan
siang dan sholat
dzuhur.
6. Senin, 12 08.48 17.05 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019
2. Melakukan assesment
klien baru.
7. Selasa, 13 08.56 17.04 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Melakukan assesment
klien baru.
8. Rabu, 14 08.56 16.00 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan
2019 siang.
2. Pendampingan bersih
diri dan bersih
lingkungan.
3. Pendampingan sholat
ashar.
9. Kamis, 15 08.46 15.10 Membantu mengurus
Agustus surat rujukan klien ke
2019 Puskesmas
Arjowinangun.
10. Jum’at, 16 09.17 15.15 1. Melakukan assesment
Agustus lanjutan klien.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang.
11. Senin, 19 08.40 15.25 1. Melakukan
Agustus pemeriksaan barang
2019 klien baru.
2. Pendampingan makan
siang.
12. Selasa, 20 07.58 15.20 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Melakukan assesment
klien baru.
3. Pendampingan makan
siang.
13. Rabu, 21 08.14 15.35 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
14. Kamis, 22 08.16 15.25 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Pendampingan makan
sore dan sholat ashar.
15. Jum’at, 23 11.40 15.30 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Pendampingan makan
sore dan sholat ashar.
16. Senin, 26 08.45 15.30 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Pendampingan makan
sore dan sholat ashar.
17. Selasa, 27 08.20 16.10 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Mendata barang razia
milik klien.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar.
18. Rabu, 28 08.20 15.40 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Mendata barang razia
milik klien.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar.
19. Kamis, 29 08.30 15.25 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Pendampingan mandi
dan sholat ashar.
20. Jum’at 30 08.25 15.22 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar.
21. Senin, 2 08.28 16.05 1. Pendampingan
September kegiatan klien.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang klien.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar klien.
22. Selasa, 3 08.20 15.30 1. Pendampingan
September kegiatan klien.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang klien.
23 Rabu, 4 08.15 15.06 1. Pendampingan
September kegiatan klien.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang klien.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar klien.
24. Kamis, 5 08.14 16.15 1. Membantu assesment
September dan administrasi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang klien.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar klien.
25. Jum’at, 6 08.45 17.15 1. Membantu assesment
September dan administrasi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang klien.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar klien.

Tabel 4. Pelaksanaan Kegiatan Ahlina Firdausi A’la


No. Hari & Pukul Jenis Kegiatan yang Paraf
Tanggal Datang Pulang Dilakukan Pejabat
1. Senin, 5 07.48 11.05 1. Penempatan kegiatan Terlampir
Agustus magang di Camp
2019 Assesment.
2. Pengenalan tempat
magang dan kegiatan apa
saja yang akan
dilakukan.
3. Observasi.
2. Selasa, 6 09.05 15.05 1. Membantu kegiatan
Agustus warga Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan makan
siang klien.
3. Berinteraksi dengan
klien.
3. Rabu, 7 - - Izin mengurus KRS dan
Agustus validasi
2019
4. Kamis, 8 08.45 15.07 Membantu kegiatan
Agustus assesment.
2019
5. Jum’at, 9 08.59 15.09 1. Membantu kegiatan
Agustus administrasi.
2019 2. Pendampingan makan
siang dan sholat dzuhur
klien.
6. Senin, 12 08.48 17.05 1. Melakukan pendataan
Agustus klien baru.
2019 2. Pendampingan makan
siang klien.
7. Selasa, 13 09.13 17.05 1. Pendampingan makan
Agustus siang klien.
2019 2. Melakukan assesment
klien baru.
8. Rabu, 14 08.37 16.00 1. Pendampingan bersih
Agustus diri dan bersih
2019 lingkungan.
2. Pendampingan sholat
ashar klien.
9. Kamis, 15 08.46 15.15 Membantu mengurus
Agustus surat rujukan klien ke
2019 Puskesmas
Arjowinangun.
10. Jum’at, 16 08.46 15.15 1. Melakukan assesment
Agustus lanjutan klien.
2019
2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang
klien.
11. Senin, 19 08.33 15.25 1. Melakukan pemeriksaan
Agustus barang klien baru.
2019 3. Pendampingan makan
siang klien.
12. Selasa, 20 08.15 15.20 1. Pendampingan makan
Agustus pagi klien.
2019 2. Melakukan assesment
klien baru.
3. Pendampingan makan
siang klien.
13. Rabu, 21 08.20 15.35 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang
2019 klien.
2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar
klien.
14. Kamis, 22 08.20 15.25 1. Pendampingan makan
Agustus siang klien.
2019 2. Pendampingan makan
dan sholat ashar klien.
15. Jum’at, 23 11.40 15.30 1. Pendampingan makan
Agustus siang dan sholat dzuhur
2019 klien.
2. Pendampingan makan
sore dan sholat ashar
klien.
16. Senin, 26 08.57 15.30 1. Pendampingan makan
Agustus siang klien.
2019
2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar
klien.
17. Selasa, 27 08.36 16.10 1. Melakukan persiapan
Agustus pemulangan klien.
2019 2. Pendampingan makan
siang dan sholat dzuhur
klien.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar klien.
18. Rabu, 28 08.45 15.40 1. Pendampingan makan
Agustus siang sholat dzuhur
2019 klien.
2. Pendampingan mandi
dan sholat ashar klien.
19. Kamis, 29 08.33 15.25 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang
2019 klien.
2. Pendampingan sholat
ashar klien.
20. Jum’at 30 - - Izin mengurus KRS dan
Agustus validasi
2019
21. Senin, 2 08.35 16.05 1. Pendampingan kegiatan
September klien.
2019 2. Pendampingan makan
siang klien.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar
klien.
22. Selasa, 3 10.53 15.30 Pendampingan sholat
September dzuhur dan makan siang
2019 klien.
23 Rabu, 4 08.25 15.06 1. Pendampingan kegiatan
September klien.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang
klien.
24. Kamis, 5 08.19 16.15 1. Pendampingan klien ke
September RS Jiwa Dr. Radjiman
2019 Wediodiningrat, Lawang
2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar
klien.
25. Jum’at, 6 12.30 17.15 Pendampingan sholat
September dzuhur dan makan siang
2019 klien.

Tabel 5. Pelaksanaan Kegiatan Shelma Ayu Nastika


No Hari & Pukul Jenis Kegiatan yang Paraf
. Tanggal Datang Pulang Dilakukan Pejabat
1. Senin, 5 07.50 11.05 1. Penempatan kegiatan Terlampi
Agustus magang di Camp r
2019 Assesment.
2. Pengenalan tempat
magang dan kegiatan
apa saja yang akan
dilakukan.
3. Observasi.
2. Selasa, 6 09.05 15.05 1. Membantu kegiatan
Agustus warga Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan makan
siang klien.
3. Berinteraksi dengan
klien.
3. Rabu, 7 - - Izin mengurus KRS dan
Agustus validasi
2019
4. Kamis, 8 08.45 15.07 1. Berinteraksi dengan
Agustus anak-anak Desaku
2019 Menanti
2. Membantu kegiatan
administrasi.
5. Jum’at, 9 08.59 15.10 1. Membantu kegiatan
Agustus administrasi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang
klien
6. Senin, 12 08.48 17.05 1. Membantu kegiatan
Agustus administrasi
2019 2. Pendampingan makan
siang klien
7. Selasa, 13 08.56 17.05 1. Membantu kegiatan
Agustus administrasi.
2019 2. Pendampingan makan
siang klien
3. Melakukan assesment
klien baru.
8. Rabu, 14 08.56 16.00 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019
2. Pendampingan bersih
diri dan bersih
lingkungan.
9. Kamis, 15 08.46 15.10 1. Membantu mengurus
Agustus surat rujukan klien ke
2019 Puskesmas
Arjowinangun.
2. Pendampingan makan
siang klien
10. Jum’at, 16 09.15 15.15 1. Membantu kegiatan
Agustus administrasi
2019 2. Melakukan assesment
lanjutan klien.
3. Melakukan
pemeriksaan barang
klien.
11. Senin, 19 08.40 15.25 1. Pendampingan makan
Agustus siang klien.
2019 2. Melakukan
pemeriksaan barang
klien baru.
12. Selasa, 20 07.58 15.20 1. Pendampingan makan
Agustus pagi klien.
2019 2. Melakukan
pemeriksaan barang
hasil razia klien baru.
3. Pendampingan makan
siang klien.
13. Rabu, 21 08.14 15.35 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019
2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang
klien.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
14. Kamis, 22 08.16 15.20 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar
klien.
15. Jum’at, 23 11.40 15.30 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan
2019 siang.
2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
16. Senin, 26 08.45 15.30 1. Pendampingan makan
Agustus siang dan sholat dzuhur
2019 klien.
2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
17. Selasa, 27 08.20 16.10 1. Membantu persiapan
Agustus pulang klien
2019 2. Pendampingan makan
siang dan sholat dzuhur
klien.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
18. Rabu, 28 08.20 15.40 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang
2019 klien.
2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
19. Kamis, 29 08.30 15.25 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur, makan siang
2019 dan bersih diri klien.
2. Pendampingan sholat
ashar klien.
20. Jum’at 30 08.25 15.22 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang
klien.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar
klien.
21. Senin, 2 08.28 16.05 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku
2019 Menanti.
2. Pendampingan
pemeriksaan dua klien
ke RS Jiwa Dr.
Radjiman
Wediodiningrat,
Lawang
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar
22. Selasa, 3 08.20 15.30 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku
2019 Menanti.
2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang.
23 Rabu, 4 08.15 15.06 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku
2019 Menanti.
2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang.
24. Kamis, 5 08.14 16.15 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku
2019 Menanti.
2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang.
3. Melakukan assesment
klien baru
4. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
25. Jum’at, 6 08.45 17.15 1. Membantu assesment
September dan administrasi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan
siang.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.

Tabel 6. Pelaksanaan Kegiatan Maharani Ananda Putri


No. Hari & Pukul Jenis Kegiatan yang Paraf
Tanggal Datang Pulang Dilakukan Pejabat
1. Senin, 5 07.40 11.05 1. Penempatan kegiatan Terlampir
Agustus magang di Camp
2019 Assesment.
2. Pengenalan tempat
magang dan kegiatan
apa saja yang akan
dilakukan.
3. Observasi.
2. Selasa, 6 08.50 15.05 1. Membantu kegiatan
Agustus warga Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan makan
siang.
3. Berinteraksi dengan
klien.
3. Rabu, 7 - - Izin mengurus KRS dan
Agustus validasi
2019
4. Kamis, 8 08.55 13.05 Membantu kegiatan
Agustus assesment.
2019
5. Jum’at, 9 10.22 15.10 Pendampingan makan
Agustus siang dan sholat dzuhur
2019 klien.
6. Senin, 12 09.00 17.05 1. Melakukan assesment
Agustus klien baru.
2019 2. Pendampingan makan.
7. Selasa, 13 08.50 17.05 1. Membantu administrasi.
Agustus 2. Melakukan assesment
2019 klien.
3. Pendampingan makan
siang.
8. Rabu, 14 09.00 16.00 1. Membantu Administrasi
Agustus 2. Pendampingan makan
2019 siang.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
9. Kamis, 15 08.50 15.15 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Membantu persiapan
pulang klien
10. Jum’at, 16 08.58 15.15 1. Melakukan assesment
Agustus lanjutan klien.
2019 2. Membantu administrasi.
3. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang.
11. Senin, 19 07.54 15.25 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Membantu assesment
lanjutan.
12. Selasa, 20 08.00 15.20 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Melakukan assesment
klien baru.
13. Rabu, 21 08.20 15.35 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
14. Kamis, 22 08.20 15.30 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
15. Jum’at, 23 08.20 15.30 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Pendampingan makan
dan sholat ashar.
16. Senin, 26 09.00 15.30 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
17. Selasa, 27 08.15 16.10 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Pendampingan makan
siang
3. Mendata barang razia
milik klien.
4. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
18. Rabu, 28 08.20 15.40 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Pendampingan makan
dan sholat dzuhur
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar.
19. Kamis, 29 08.20 15.25 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan.
2019 3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
20. Jum’at 30 08.30 15.22 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
3. Membantu assesment
klien
21. Senin, 2 08.35 16.05 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan
pemeriksaan dua klien
ke RS Jiwa Dr.
Radjiman
Wediodiningrat,
Lawang.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
22. Selasa, 3 08.20 15.30 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur, bersih diri dan
makan siang.
3. Membantu assesment
klien
23 Rabu, 4 08.25 15.06 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang.
24. Kamis, 5 08.21 16.15 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku Menanti
2019 3. Membantu assesment
klien.
4. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang.
5. Pendampingan bersih
diri.
25. Jum’at, 6 08.45 17.15 1. Membantu assesment
September dan administrasi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang.
Tabel 7. Pelaksanaan Kegiatan Avinda Dita Deviana
No. Hari & Pukul Jenis Kegiatan yang Paraf
Tanggal Datang Pulang Dilakukan Pejabat
1. Senin, 5 07.40 11.05 1. Penempatan kegiatan Terlampir
Agustus magang di Camp
2019 Assesment.
2. Pengenalan tempat
magang dan kegiatan apa
saja yang akan
dilakukan.
3. Observasi.
2. Selasa, 6 08.50 15.05 1. Membantu kegiatan
Agustus warga Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan makan
siang.
3. Berinteraksi dengan
klien.
3. Rabu, 7 - - Izin mengurus KRS dan
Agustus validasi
2019
4. Kamis, 8 08.55 13.05 Membantu kegiatan
Agustus assesment.
2019
5. Jum’at, 9 10.22 15.10 Pendampingan makan
Agustus siang dan sholat dzuhur.
2019
6. Senin, 12 09.00 17.05 1. Membantu administrasi.
Agustus 2. Pendampingan makan
2019 siang.
7. Selasa, 13 08.50 17.05 1. Membantu administrasi
Agustus 2. Pendampingan makan
2019 siang.
3. Melakukan assesment
klien.
8. Rabu, 14 09.00 16.00 1. Membantu administrasi
Agustus 2. Pendampingan makan
2019 siang.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
9. Kamis, 15 08.50 15.15 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Membantu persiapan
pulang klien
10. Jum’at, 16 08.58 15.15 1. Membantu administrasi
Agustus dan assesment lanjutan
2019 klien.
2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang.
11. Senin, 19 07.54 15.25 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Membantu assesment
lanjutan
12. Selasa, 20 08.00 15.20 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Pendampingan makan
siang.
3. Membantu assesment
klien.
13. Rabu, 21 08.20 15.35 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
14. Kamis, 22 08.20 15.30 1. Pendampingan makan
Agustus siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
15. Jum’at, 23 08.20 15.30 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
16. Senin, 26 09.00 15.30 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
17. Selasa, 27 08.15 16.10 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
3. Membantu persiapan
pulang klien
18. Rabu, 28 08.20 15.40 1. Pendampingan makan
Agustus pagi.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
19. Kamis, 29 08.20 15.25 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
20. Jum’at 30 08.30 15.22 1. Pendampingan sholat
Agustus dzuhur dan makan siang.
2019 2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
3. Membantu assesment
klien.
21. Senin, 2 08.35 16.05 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang.
3. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
22. Selasa, 3 08.20 15.30 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur dan makan siang.
3. Membantu assesment
klien baru.
23 Rabu, 4 08.25 15.06 1. Pendampingan kegiatan
September klien di Desaku Menanti.
2019 2. Pendampingan sholat
dzuhur, makan siang dan
bersih diri.
24. Kamis, 5 08.21 16.15 1. Pendampingan klien ke
September RS Jiwa Dr. Radjiman
2019 Wediodiningrat,
Lawang.
2. Pendampingan bersih
diri dan sholat ashar.
25. Jum’at, 6 08.45 17.15 1. Pendampingan sholat
September dzuhur dan makan siang.
2019 2. Membantu assesment
klien baru.
3. Pendampingan mandi
dan sholat ashar.
D. Bentuk Dukungan dalam Pelaksanaan Kegiatan Magang
Pelaksanaan kegiatan magang selama 25 hari kerja terdapat berbagai bentuk
dukungan yang diberikan oleh pihak Dinas Sosial Kota Malang. Bentuk-bentuk
dukungan yang diberikan antara lain sebagai berikut:
1. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Camp Assesment Dinas Sosial Kota
Malang cukup memadai. Di Camp Assesment memiliki fasilitas yang
mendukung kerja pegawai seperti tersedianya komputer, mesin cetak, alat
scanner, alat fotocopy, televisi, ruang rapat, tempat ibadah, kamar mandi, pos
satpam, dapur, dan alat kantor lainnya. Dengan adanya sarana dan prasarana
yang cukup memadai maka dapat menunjang kinerja pegawai selama jam
kerja.
2. Sikap Pekerja Sosial Camp Assesment yang Ramah
Camp Assesment memiliki pekerja sosial dengan latar belakang pendidikan
yang berbeda, antara lain yaitu latar belakang pendidikan psikologi,
kesehatan, dan pekerja sosial. Setiap pekerja sosial menunjukkan sikap positif
dengan keramahannya selama pelaksanaan kegiatan magang berlangsung.
Selain itu, para pekerja sosial sering menawarkan bantuan ketika kami
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas. Pekerja sosial Camp
Assesment juga mengajak peserta magang untuk membantu pekerjaannya
seperti pendampingan kegiatan klien, menjelaskan berbagai jenis PMKS yang
terjaring razia, membantu administrasi dan assesment klien, mempersiapkan
pemulangan klien ke daerah asal, serta mengantarkan klien ke rumah sakit
jiwa. Sehingga peserta magang mengerti apa saja yang harus dikerjakan di
Camp Assesment Dinas Sosial Kota Malang.
3. Hubungan Antara Pekerja Sosial dengan Peserta Magang
Hubungan antara pekerja sosial dengan peserta magang tercipta dengan baik.
Hal itu ditunjukkan dengan sikap baik dan ramah yang dimiliki oleh pekerja
sosial Camp Assesment. Antara pekerja sosial dengan peserta magang selalu
berkomunikasi dua arah sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau
miskomunikasi dalam menjalankan tugas selama pelaksanaan kegiatan
magang. Seperti halnya tanya jawab seputar kegiatan di Camp Assesment,
jenis-jenis PMKS dan karakteristiknya.
4. Kemudahan yang diberikan oleh Camp Assesment kepada peserta magang.
Pihak Camp Assesment memberikan kemudahan pada peserta magang berupa
kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan di Camp Assesment.
Pihak Camp Assesment juga memberikan kebebasan pada peserta magang
untuk mengatur antara jam kerja dengan keperluan terkait perkuliahan serta
kemudahan dalam mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan magang.

E. Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Magang


Hambatan yang ditemui selama pelaksanaan kegiatan magang di Camp Assesment
Dinas Sosial Kota Malang adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas Peserta Magang
Camp Assesment tidak menyediakan meja khusus untuk mahasiswa yang
melakukan kegiatan magang. Sehingga pada pelaksanaan magang peserta
magang menduduki bangku yang kosong. Selain itu, Camp Assesment tidak
menyediakan fasilitas seperti wi-fi dan CCTV.
2. Ketepatan Waktu
Selama pelaksanaan kegiatan magang masih dijumpai adanya tidak jelasan
waktu jam istirahat dan waktu pulang. Oleh karena itu sering kali pada jam
istirahat peserta magang masih melakukan pekerjaan dan waktu pulang tidak
sesuai dengan jadwal. Hal tersebut disebabkan oleh adanya klien yang datang
sewaktu-waktu.
3. Aksesibilitas dan Kondisi Kerja
Peserta magang mengalami kesulitan untuk mencapai Camp Assesment,
dikarenakan lokasi yang jauh dari perkotaan serta adanya kegiatan
pembangunan jalan di sekitar Camp Assesment. Selain itu, kondisi kerja bagi
peserta magang kurang kondusif dikarenakan adanya pembangunan gedung
baru.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Temuan Gap Antara Teori Dan Praktik

1. Pemerintah Daerah

1.1. Pengertian pemerintah daerah


Menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar
Negara Nomor 59 dan Tambahan Lembar Negara Nomor 4844), yang disebut
dengan Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 dalam penjelasannya di Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah
daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah daerah meliputi
Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. Berkaitan dengan hal itu peran pemerintah
daerah adalah segala sesuatu yang dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam
rangka melaksanakan otonomi daerah sebagai suatu hak, wewenang, dan kewajiban
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.2. Peran pemerintah daerah


Peran pemerintah daerah terbagi atas peran yang lemah dan peran yang kuat.
Menurut Leach, Stewart dan Walsh dalam (Muluk, 2005:62-63), peran pemerintah
daerah yang lemah ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:
1. Rentang tanggung jawab, fungsi atau kewenangan yang sempit.
2. Cara penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat reaktif.
3. Derajat otonomi yang rendah terhadap fungsi-fungsi yang diemban dan
tingginya derajat kontrol eksternal.
Sementara itu, menurut Leach, Stewart dan Walsh dalam (Muluk, 2005:62-63)
untuk peran pemerintah daerah yang kuat dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai
berikut:
1. Rentang tanggung jawab, fungsi atau kewenangan yang luas.
2. Cara penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersifat positif.
3. Derajat otonomi yang tinggi atas fungsi-fungsi yang diemban dan derajat
kontrol eksternal yang terbatas.

1.3. Tugas dan fungsi dinas sosial kota malang

1) Dinas Sosial mempunyai tugas pelaksanaan pemerintahan di bidang sosial.


2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas
Sosial menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang sosial;
b. Pelaksanaan penanganan fakir miskin dan pemberdayaan sosial;
c. Pelaksanaan penanganan warga negara migran korban tindak
kekerasan;
d. Pelaksanaan rehabilitasi dan pelayanan sosial;
e. Pelaksanaan perlindungan dan jaminan sosial;
f. Pelaksanaan penanganan bencana;
g. Pemeliharaan taman makam pahlawan;
h. Pelaksanaan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial;
i. Pelaksanaan pemulangan orang terlantar ke daerah asal;
j. Pelaksanaan pemberian rekomendasi pengumpulan sumbangan dalam
daerah;
k. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Undian Gratis Berhadiah
(UGB) dan Pengumpulan Uang dan Barang (PUB);
l. Pemberian pertimbangan teknis perizinan bidang sosial;
m. Penyediaan kebutuhan dasar dan pemulihan trauma bagi korban
bencana alam dan bencana sosial;
n. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat terhadap kesiapsiagaan
bencana;
o. Koordinasi dan pelaksanaan program, monitoring, evaluasi dan
pelaporan dibidang sosial;
p. Pengendalian pelaksanaan program di bidang sosial;
q. Pengelolaan administrasi umum; dan
r. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional.

2. Pelayanan Publik/ Sosial

Organisasi-organisasi publik atau biasa dikenal dengan BLU merupakan


instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Pelayanan Publik merupakan seluruh bentuk layanan yang disediakan oleh


pemerintah pusat atau daerah, BUMN/BUMD, untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, dan atau perundang-undangan yang berlaku Kep Men Pan No. 81/93.
Pelayanan publik merupakan suatu kegiatan atau suatu rangkaian kegiatan yang
bertujuan memenuhi kebutuhan pelayanan berdasarkan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
layanan administratif oleh penyedia layanan publik. Penyelenggara layanan publik
disebut penyelenggara yaitu setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan publik, serta badan hukum lainnya yang dibentuk
semata-mata dalam rangka kegiatan pelayanan publik. (UU 25/2009).

Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan


kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara Negara. Negara didirikan oleh publik
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Dalam memberikan pelayanan publik, menurut Keputusan Menpan Nomor


81 tahun 1993 harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut: Pertama, Hak dan
kewajiban bagi pemerintah maupun penerima pelayanan umum harus jelas dan
diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak. Kedua, Pengaturan setiap bentuk
pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan
masyarakat untuk membayar, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan efektivitas.
Ketiga, Mutu, proses, dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar memberi
keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan. Keempat, Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan
oleh instansi pemerintah terpaksa harus mahal, maka instansi pemerintah yang
bersangkutan berkewajiban memberi peluang kepada masyarakat untuk ikut
menyelenggarakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tugas Pemerintah yang berkenaan dengan layanan umum yaitu menyediakan


pelayanan untuk masyarakat, memudahkan masyarakat mengakses layanan,
memberikan ijin masyarakat, membina serta membimbing masyarakat, mengawasi
dan mengatur masyarakat, mengayomi dan melindungi masyarakat. Pelayanan
umum yang baik adalah bentuk pelayanan oleh birokrasi yang mampu memberikan
kepuasan kepada masyarakat.

3. Rehabilitasi Sosial
3.1. Pengertian Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial adalah suatu proses dan atau rangkaian kegiatan terencana
untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan atau sosial dengan kriteria dan
sasaran jelas dan terfokus, dilaksanakan dengan pendekatan analitik, berdasarkan
suatu proses. Mencakup fungsi pencegahan, pengembangan kemampuan,
penyembuhan massal, pemulihan peran sosial, perlindungan dan keterpaduan
dengan sistem layanan lainnya.
Dalam istilah ilmuwan barat, rehabilitasi sosial secara umum dinamakan
Rehabilitation Psychologists, yang mana fungsi dan tujuannya adalah sama, yakni
pengembangan bidang psikologi yang memberikan pelayanan terhadap orang-
orang yang membutuhkan bantuan untuk kembali seperti sedia kala (pengembangan
sosial dan bantuan advokasi) di tengah-tengah masyarakat.
3.2. Tujuan Rehabilitasi Sosial
Sedangkan untuk tujuan pelaksanaan rehabilitasi sosial secara terperinci
tersedia dalam beberapa urutan di bawah ini:
1. Memulihkan kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung
jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau
lingkungan sosialnya.
2. Memulihkan kembali kemampuan untuk dapat melaksanakan fungsi
sosialnya secara wajar.
3. Selain penyembuhan secara fisik juga penyembuhan keadaan sosial secara
menyeluruh.
4. Penyandang cacat mencapai kemandirian mental, fisik, psikologis dan sosial,
dalam arti lain, adanya keseimbangan antara apa yang masih dapat
dilakukannya dan apa yang tidak dapat dilakukannya.

3.3. Sasaran Rehabilitasi Sosial


Pelaksanaan aktivitas ini kadang kala membutuhkan media klinis untuk
membantu penyembuhan, namun ada juga dengan media terapi dengan bercerita
dan aktivitas lain yang membantu pemulihan konseli. Adapun sasaran dari adanya
rehabilitasi sosial adalah:
a. Rehabilitasi Sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan
kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Pemulihan dan pengembangan
sebagaimana dimaksud pada ayat ke – 1 ditujukan untuk mengembalikan
fungsinya secara fisik, mental, dan sosial, serta memberikan dan
meningkatkan keterampilan.
b. Untuk mengurangi kerusakan syaraf atau hambatan secara psikologis oleh
penyakit atau oleh peristiwa yang menghantam jiwa.
c. Dugaan komprehensif. Maksudnya adalah melakukan penilaian atau
kewaspadaan terhadap peristiwa-peristiwa janggal yang terjadi pada
seseorang, misalnya permasalahan, kekebalan fisik/mental pasien, serta
sumber-sumber yang mendukung lainnya. Semuanya harus tercakup dalam
masa-masa assesment tersebut.
d. Goal setting atau disebut sebagai penataan target. Tujuan yang ke tiga ini
berdasarkan dengan keadaan pasien usia lanjut yang mengalami penurunan
fungsi perencanaan. Orang semacam ini sebenarnya mandiri, namun tidak
sepenuhnya dapat menunjukkan kemandiriannya di hadapan orang-orang di
sekitarnya. Kemungkinan hal ini disebabkan adanya suatu penyakit, luka,
atau faktor lingkungan. Masa penyembuhan/ pemulihannya dapat dilakukan
dari aktivitas yang dilaksanakan di panti rehabilitasi.
e. Pengawasan perkembangan intensif kepada pasien/klien.
f. Pencegahan dan pengamanan.
g. Terapi secara spesifik.
h. Kebutuhan perawatan disertai dengan pengamatan intensif.
i. Pengamatan sikap tanggap terhadap pasien/klien untuk memperkuat dan
mempertahankan sikap positifnya.
j. Diskusi. Pemberian pengarahan, edukasi terhadap keluarga, tentang
lingkungan atau yang lainnya.
k. Perencanaan pembebasan. Maksudnya adalah perencanaan bagaimana
caranya agar pasien dapat terebas dari apa yang selama ini dikhawatirkan.
Contohnya, apabila pasien adalah mantan pengguna narkotika, bagaimana
caranya agar orang ini dapat keluar dari segala hal yang berhubungan dengan
narkotika. Serta, keluarnya juga kegelisahan, rasa takut, minder, dan beberapa
perasaan lain yang mengganggu kejiwaannya pula.
l. Perencanaan rencana jangka panjang dan evaluasi.

Dengan adanya sasaran-sasaran tersebut dapat membantu proses


penyembuhan yang dilakukan di lokasi rehabilitasi sosial. Hal tersebut dikarenakan
manusia merupakan suatu komponen satu kesatuan yang terdiri dari mental, fisik,
lingkungan, sosial, budaya, dan berbagai hal lainnya. Sehingga melakukan
rehabilitasi sosial ini dapat dengan sungguh-sungguh mengembalikan jiwa yang
telah rusak, dengan sasaran-sasaran tertentu sesuai dengan keadaan fisik dan mental
pasien/klien. Selain itu, di dalam rehabilitasi menggunakan penyuluhan dan
bimbingan sosial (BPS) yang meliputi bimbingan mental, penanaman kedisiplinan,
pelajaran teori sesuai jurusan dan latihan keterampilan. Penyuluhan merupakan
kegiatan penyampaian informasi, penerangan, perubahan perilaku, proses
pendidikan, rekayasa sosial (social engineering), pemasaran sosial (social change),
fasilitas, pendampingan, pemberdayaan (empowerment), dan penguatan komunitas
(community strengthening). (Chambers, 1996 yang dikutip Ikawati:2011).

3.4. Tahapan Rehabilitasi Sosial


Berikut ini merupakan tahapan rehabilitasi sosial:
1. Pendekatan awal.
a) Melaksanakan orientasi dan konsultasi selambat-lambatnya dilakukan dua
bulan sebelum penerimaan.
b) Melakukan penyuluhan atau publikasi kepada masyarakat. LSM dan
instansi terkait tentang persyaratan dan tata cara penerimaan calon
penerima manfaat.
c) Mengumpulkan, menyusun dan mengelompokkan dan menganalisa
informasi/data serta mendiskusikannya untuk menentukan langkah
identifikasi selanjutnya.
d) Memberikan motivasi dengan cara penyuluhan dan bimbingan.
e) Mengadakan seleksi terhadap calon penerima manfaat dengan wawancara.
2. Penerimaan Melakukan kegiatan administrasi untuk menetapkan calon
penerima manfaat yang memenuhi persyaratan, yakni:
a) Pengisian formulir pendaftaran.
b) Pencatatan dalam buku referensi.
c) Membuat kesepakatan pelayanan dan rehabilitasi sosial antara petugas
dengan calon penerima manfaat.
3. Assesment
Suatu proses yang dilakukan untuk menggali kebutuhan manusia dan
memahami masalah anak secara mendalam melalui wawancara, observasi,
dan studi dokumentasi, untuk:
a) Merumuskan dan mendefinisikan masalah yang dihadapi penerima
manfaat.
b) Mengetahui potensi dan kemampuan serta keterampilan anak.
4. Penyusunan rencana pelayanan individual
Rencana pelayanan individual disusun bersama antara pekerja sosial dengan
penerima manfaat berdasarkan hasil assesment.
5. Pelaksanaan pelayanan
Tahapan ini merupakan suatu proses pelayanan untuk mengembalikan
peranan sosial penerima manfaat sehingga mereka dapat melakukan tugas-
tugas kehidupannya sesuai dengan perannya. Tahap ini meliputi:
a) Bimbingan fisik meliputi: pemakanan, kegiatan olahraga, perawatan
kesehatan.
b) Bimbingan lanjut meliputi:
 Pemenuhan kebutuhan akan privasi.
 Memberikan kesempatan menentukan pilihan sesuai dengan bakat dan
minat penerima manfaat.
 Pemberian pelayanan pendidikan kecerdasan.
c) Bimbingan sosial meliputi:
 Bermain, rekreasi serta pemanfaatan waktu luang.
 Menjaga martabat penerima manfaat.
 Membina relasi dan kedekatan.
 Memberikan peluang partisipasi penerima manfaat dalam
mengungkapkan ekspresi penerima manfaat.
d) Bimbingan keterampilan kerja
Dalam bimbingan keterampilan kerja, diberikan sesuai dengan minat dan
kemampuan penerima manfaat yang dilakukan dalam rangka pengenalan
dan persiapan memasuki dunia kerja.
6. Resosialisasi/reintegrasi
Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan kondisi psikis anak yang akan segera
kembali kepada keluarga dan masyarakat, meliputi:
a) Pembekalan penerima manfaat yang kembali ke lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.
b) Menghubungi keluarga penerima manfaat serta lingkungan masyarakat
tempat tinggalnya.
c) Menghubungi lembaga pendidikan bagi penerima manfaat yang akan
melanjutkan sekolahnya.
d) Menghubungi pengguna tenaga kerja dalam rangka penempatan kerja
penerima manfaat.
7. Penyaluran dan Bimbingan lanjut
Proses ini merupakan tahapan dimana penerima manfaat yang sudah
mendapat rehabilitasi sosial selama dalam panti kemudian disalurkan kepada
masyarakat, keluarga, sekolah dan lain-lain, selanjutnya diberikan bimbingan
lanjut.
a) Dalam bimbingan lanjut dilakukan pemulangan penerima manfaat kepada
orang tua/wali, disalurkan ke sekolah maupun ke perusahaan-perusahaan
dalam rangka penempatan kerja.
b) Pembinaan lanjut dilakukan secara berkala di tunjukan ke eks penerima
manfaat agar tidak mengulangi perbuatannya lagi kepada lingkungan
keluarga, sekolah dan tempat kerja eks penerima manfaat agar dapat
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi eks penerima manfaat.

4. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial


Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP)
Dinas Sosial Kota Malang Tahun 2017, Kegiatan dari Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial adalah sebagai berikut :
1) Pembinaan dan rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
2) Pendampingan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
3) Bimbingan Sosial/Pembinaan/Bantuan Sosial pemenuhan kebutuhan pokok
bagi Lanjut usia Terlantar/Tidak Potensial.
4) Pemenuhan kebutuhan dasar bagi Disabilitas.
5) Operasional kegiatan razia PMKS jalanan.
6) Pembinaan, Bimbingan Sosial PMKS melalui pelatihan ketrampilan musik.
7) Pentas seni untuk anak jalanan dan tuna netra.
8) Operasional Lingkungan Pondok Sosial (LIPONSOS).
9) Operasional penampungan Tuna Wisma Karya (TWK) Sukun.
10) Pemberdayaan Warga Binaan Sosial (WBS) di lokasi Desaku Menanti.
11) Pemberdayaan Pos Rehabilitasi Sosial.
12) Pemulangan klien ke daerah asal.
Dari program di atas, peserta magang hanya mengikuti beberapa kegiatan dari
program tersebut, antara lain:
1. Pendampingan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
2. Pengiriman PMKS ke RS Jiwa Dr. Radjiman Wediyodiningrat, Lawang.
3. Pemulangan orang terlantar ke daerah asal.
4. Operasional TWK Sukun.
5. Operasional kegiatan razia PMKS jalanan.

5. Kesejahteraan Sosial
5.1. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Arthur Dunham Mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai kegiatan-
kegiatan terorganisir dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial
melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di
dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan,
penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan-
hubungan sosial. Sedangkan Menurut PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa),
Kesejahteraan adalah suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik fisik, mental
maupun sosial, dan tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit sosial tertentu saja.
Kemudian pengertian ini disempurnakan menjadi suatu kegiatan terorganisir
dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan
lingkungan sosial mereka.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 pasal 1
tentang kesejahteraan sosial menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial dijelaskan pada pasal 3 bahwa
penyelenggaraan kesejahteraan sosial dapat diwujudkan dalam 4 hal, yaitu :
1) Rehabilitasi Sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan
kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat
melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
2) Jaminan Sosial dimaksudkan untuk menjamin fakir miskin, anak yatim piatu
terlantar, lanjut usia terlantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik
dan mental, eks penderita penyakit kronis yang mengalami masalah
ketidakmampuan sosial ekonomi agar kebutuhan dasarnya terpenuhi. Serta
diberikan dalam bentuk bantuan maupun tunjangan berkelanjutan berupa
asuransi.
3) Pemberdayaan Sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang,
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah Kesejahteraan
Sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
4) Perlindungan Sosial dimaksudkan untuk mencegah dan menangani risiko dari
guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau
masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan
kebutuhan dasar minimal.

6. Fungsi Kesejahteraan Sosial


Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi tekanan-tekanan yang diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan
sosio-ekonomi, menghindarkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial negatif
akibat pembangunan serta menciptakan kondisi-kondisi yang mampu mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurut Friedlander dan Apte, (1982)
dalam Fahrudin (2012:12) fungsi-fungsi kesejahteraan sosial tersebut adalah:
1) Fungsi Pencegahan (preventive). Kesejahteraan sosial ditujukan untuk
memperkuat individu, keluarga, dam masyarakat supaya terhindar dari
masalah-masalah sosial baru.
2) Fungsi Penyembuhan (curative). Kesejahteraan sosial ditujukan untuk
menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial
agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara
wajar dalam masyarakat.
3) Fungsi Pengembangan (development). Kesejahteraan sosial berfungsi untuk
memberikan sumbangan langsung ataupun tidak langsung dalam prosen
pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-sumber daya sosial
dalam masyarakat.
4) Fungsi Penunjang (supportive). Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk
membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan kesejahteraan
sosial.

7. Tujuan Kesejahteraan Sosial


Dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2009 pasal 3 bahwa tujuan
penyelenggara kesejahteraan sosial sebagai berikut :
1) Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan kelangsungan hidup.
2) Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.
3) Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani
masalah kesejahteraan sosial
4) Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial dunia
usaha dalam penyelenggara kesejahteraan sosial.
5) Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggara kesejahteraan.

8. Ukuran Kesejahteraan Sosial


Ukuran sebagai penentu tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau sosial
yang umum digunakan menurut Ritomo dan Sumardi dan Evers (1982:43) adalah
sebagai berikut :
1) Mempunyai pendapatan yang cukup
2) Terpenuhinya pangan
3) Keadaan rumah yang layak
4) Terpenuhinya sandang
5) Kesehatan
6) Pendidikan
Kesejahteraan sosial dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan, menurut
Kolle (1974) dalam Bintarto (1989), kesejahteraan hidup dapat diukur melalui :
1) Kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan, dsb.
2) Kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dsb.
3) Kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan, Lingkungan
budaya, dsb.
4) Kualitas hidup dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian
penyesuaian, dsb.

9. GAP Antara Teori dan Praktik


9.1. Realisasi Program
Berdasarkan LAKIP Dinas Sosial Kota Malang Tahun 2017 realisasi dari
program rehabilitasi dan pelayanan sosial adalah:
9.1.1 Pendampingan, pembinaan dan pengawasan bagi gelandangan dan
pengemis.
Pelaksanaan kegiatan pendampingan bagi gelandangan dan pengemis
yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Malang sudah memiliki tujuan jelas. Hal
ini tercantum dalam Pasal 14 dan 15 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 9
Tahun 2013 tentang Penanganan Anak Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis,
yaitu sebagai berikut;

“Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial Daerah berkewajiban melakukan


pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaran penanganan anak jalan,
gelandangan dan pengemis.” (Pasal 14)

“Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dalam


rangka mencegah dan menanggulangi meluasnya aktifitas anak jalanan,
gelandangan dan pengemis di wilayah Kota Malang.” (Pasal 15)

9.1.2 Pengiriman Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ke RS Jiwa Dr.


Radjiman Wediyodiningrat, Lawang.

Pelaksanaan kegiatan pengiriman bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa


(ODGJ) dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Malang yang bekerja sama dengan RS
Jiwa Dr. Radjiman Wediyodiningrat Lawang. Untuk memaksimalkan kegiatan
pengiriman ODGJ berupa rawat jalan dan rawat inap.
9.1.3 Pemulangan orang terlantar ke daerah asal.

Penanganan orang terlantar di wilayah Kota Malang menjadi salah satu


perhatian khusus, terutama penanganan orang terlantar bukan berasal dari Kota
Malang yang harus dipulangkan ke daerah asal. Hal itulah yang mendasari
dilaksanakannya koordinasi antara Dinas Sosial Kota Malang dengan Dinas
Sosial Provinsi Jawa Timur.

Pelaksanaan kegiatan pemulangan orang terlantar ke daerah asal


dilaksanakan oleh Dinas Sosial dalam rangka mengembalikan klien ke
keluarganya agar tidak kembali ke jalanan. Selain itu juga pemulangan untuk
mencegah dan mengantisipasi meningkatnya orang terlantar di jalanan. Untuk
mempermudah urusan pemulangan para orang terlantar tersebut, pihak Dinas
Sosial Kota Malang akan menerbitkan surat pengantar kepada Dinas Daerah
tujuan yang terdekat, sesuai rute pemulangan orang terlantar tersebut baik ke
dalam maupun ke luar kota.

Saat memulangkan orang terlantar tersebut, Dinas Sosial Kota Malang


memfasilitasi biaya transportasi dan akomodasi lainnya selama perjalanan menuju
ke daerah asal. Untuk pemulangan orang terlantar ke daerah Jawa Timur, mereka
akan diantarkan menggunakan mobil Dinas dengan didampingi petugas Dinas
Sosial dan pekerja sosial. Sedangkan untuk pemulangan orang terlantar ke daerah
luar Jawa Timur, mereka akan diantarkan ke Dinas Sosial Provinsi yang berada di
Surabaya.

9.1.4 Operasional Tuna Wisma Karya (TWK) Sukun.

Kegiatan Operasional TWK Sukun dilakukan dalam rangka


mensejahterakan Lanjut Usia sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan
Daerah Kota Malang No. 13 Tahun 2015 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Dengan menimbang bahwa keberadaan Lanjut Usia memerlukan peningkatan
kesejahteraan, perlindungan maupun pengembangan potensi dan produktivitas
dalam rangka mendukung terwujudnya kehidupan Lansia yang berguna,
berkualitas dan mandiri yang diharapkan dapat dikembangkan untuk memajukan
kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat.
Selain itu juga setiap Lansia perlu dihormati dan dibahagiakan dengan
menempatkan keluarga sebagai basis utama yang didukung dengan sistem
pelayanan dari masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah Daerah. Hal ini dilakukan
dengan adanya Tuna Wisma Karya (TWK) Sukun sebagai wadah untuk
mensejahterakan Lansia.

9.1.5 Operasional kegiatan razia PMKS jalanan.

Dinas Sosial Kota Malang melakukan penghalauan rutin untuk merazia


PMKS jalanan yang bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dari hasil razia tersebut mereka akan dibawa ke Camp Assesment untuk diberikan
pembinaan dan rehabilitasi supaya tidak lagi turun ke jalanan. Kegiatan razia
PMKS jalanan bertujuan untuk menertibkan PMKS agar Kota Malang bebas dari
gelandangan dan pengemis. Dinas Sosial Kota Malang beserta Satpol PP
melakukan razia gabungan dengan menyisir jalanan di Kota Malang untuk
mengamankan para pengemis, pengamen dan gelandangan agar tidak melakukan
aktifitas di jalanan lagi.

Beberapa anak jalanan yang terjaring razia selanjutnya akan dikembalikan


pada orang tua/wali sedangkan lainnya difasilitasi untuk melanjutkan sekolah.
Gelandangan dan pengemis yang terjaring razia akan dihubungi keluarganya agar
dilakukan penjemputan. Sedangkan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) akan
dibantu untuk mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit Jiwa.

a. Temuan GAP
Berdasarkan LAKIP Dinas Sosial Kota Malang Tahun 2017 terdapat satu
kegiatan dalam program rehabilitasi dan pelayanan sosial yang belum
terpenuhi, yaitu kegiatan pengawasan bagi gelandangan dan pengemis.
Temuan GAP tersebut adalah kurang efektifnya pengawasan bagi klien yang
berada di Camp Assesment. Selama ini banyak klien yang dapat melarikan diri
dari Camp Assesment, hal itu dikarenakan kurangnya pengaman seperti adanya
CCTV, pagar berduri, dan penerangan yang kurang memadai.
2. Rekomendasi Perbaikan

Berdasarkan temuan GAP di lapangan (Poin 1) yakni: kegiatan


pendampingan, pembinaan dan pengawasan bagi gelandangan dan pengemis.
Maka dalam hal ini penulis merekomendasikan perbaikan sebagai berikut:

1. Untuk mendukung pencapaian tujuan yang lebih efektif, maka kegiatan


pengawasan bagi gelandangan dan pengemis harus ada fasilitas yang
mendukung seperti, tersedianya CCTV untuk memonitor kegiatan klien dalam
Camp Assesment terutama di dalam mess klien. Kemudian dibutuhkan pagar
berduri yang berguna untuk mencegah klien untuk melarikan diri dengan
melompat pagar. Terakhir, perlu adanya penambahan penerangan seperti lampu
jalan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dinas Sosial merupakan instansi pemerintah yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas pemerintah dalam usaha kesejahteraan sosial. Dinas Sosial
Kota Malang sebagai unsur pelaksana otonomi daerah dibidang sosial mempunyai
andil besar dalam penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Rehabilitasi sosial merupakan salah satu upaya Dinas Sosial Kota Malang guna
memenuhi kebutuhan pelayanan sosial bagi para penyandang masalah
kesejahteraan sosial. Rehabilitasi sosial yang dimaksudkan adalah untuk
memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami
disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

Dalam penanganan PMKS di Kota Malang, program yang dilaksanakan


yaitu Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial. Dari program
tersebut, peserta magang hanya mengikuti beberapa kegiatan dari program, antara
lain: pendampingan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS);
pengiriman PMKS ke RS Jiwa Dr. Radjiman Wediyodiningrat, Lawang;
pemulangan orang terlantar ke daerah asal; operasional TWK Sukun; dan
operasional kegiatan razia PMKS jalanan. Dalam pelaksanaannya terdapat
hambatan pada kegiatan program rehabilitasi dan pelayanan sosial yang belum
terpenuhi, yaitu kegiatan pengawasan bagi gelandangan dan pengemis. Untuk
mendukung pencapaian tujuan yang lebih efektif, maka kegiatan pengawasan bagi
gelandangan dan pengemis harus terdapat fasilitas yang mendukung.

B. Saran

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial yang


dilaksanakan Dinas Sosial Kota Malang, masih memerlukan beberapa perbaikan
agar bisa menjadi lebih baik, berikut beberapa saran dari penulis:
1. Perlunya penambahan pengawasan dari petugas seperti penambahan CCTV di
Camp Assesment, perlunya pagar berduri supaya klien tidak berusaha
melarikan diri, dan penambahan lampu penerangan di sekitar Camp. Selain
itu, perlu meningkatkan kewaspadaan pada saat malam hari.
2. Peningkatan SDM yang bertugas di Camp Assesment sehingga dalam
menjalankan tugasnya dapat lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menpan Nomor 81 tahun 1993 tentang Tata Laksana Pelayanan Umum
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penanganan Anak
Jalanan, Gelandangan dan Pengemis
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia
Peraturan Walikota Malang Nomor 29 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Sosial
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai